skrip si

73
ANALISIS USAHATANI BUAH SEMANGKA DI LAHAN PANTAI (Studi Kasus di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul) SKRIPSI Oleh : Yohanes Baptista S.W 131040044 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta 2011

Upload: amin-udin

Post on 23-Oct-2015

68 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skrip Si

ANALISIS USAHATANI BUAH SEMANGKA DI LAHAN PANTAI (Studi Kasus di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul)

SKRIPSI

Oleh : Yohanes Baptista S.W

131040044

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta 2011

Page 2: Skrip Si

ANALISIS USAHATANI BUAH SEMANGKA DI LAHAN PANTAI (Studi Kasus di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul)

SKRIPSI

Oleh : Yohanes Baptista S.W

131040044

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta 2011

Page 3: Skrip Si

ABSTRACT

YOHANES BAPTISTA SENDA WULLA, Analysis Of Water Melon Farming At Coastal

Land Case Study at Sanden District In the Regency of Bantul. Supervised by NANIK DARA.S

and SITI HAMIDAH

He objectives of this research are to analysis : 1) the profit and 2) the efIciency of the water

melon farming at the coastal land of sanden district of Bantul regency.

The methodes of this research is to census and case studies in the field of operations. Sanden

locations in the district that has a coastal farm in the number 30 hektar.with number respnden 31

people

Based on the analysis of results of research and discussion on a watermelon farm in the growing

season of 2010 at Sanden Bantul district can be drawn some conclusions, namely:

1. The total cost of Rp commercialize farming watermelons 163,723,800, the revenue received

by growers of watermelon, Rp 962,000,000

2. Farming efficiency of 6.2 means water melon farm efficiently.

Keywords : coastal land, water melon, proft, efficiency

Page 4: Skrip Si

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas berkat

dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“ANALISIS USAHATANI BUAH SEMANGKA DI LAHAN PANTAI : Studi Kasus di Kecamatan

Sanden Kabupaten Bantul dengan baik

Penulis menyadari sejak pelaksanaan sampai tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari

bantuan,nasehat dan saran yang sangat berharga dari berbagai pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

Dr.Ir.Nanik Dara S.,MP, selaku dosen pembimbing pertama dan Dr.Ir.Hj.Siti Hamidah,MP, selaku

pembimbing ke dua yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan

bimbingan kepada penulis. Agus Santosa, SP,MSi selaku dosen penelaah pertama dan Ir. Vandrias

Dewantoro, M.Si selaku dosen penelaah kedua yang telah bersedia memberikan bimbingan dan

saran guna perbaikan dalam skrpsi ini. Terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian yang telah membagi ilmunya kepada penulis sehingga penulis mampu menyusun skripsi.

Terima kasih kepada Petani di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul yang telah member ijin

penelitian, dan telah memberikan informasi dalam pencarian data. Penulis juga mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya kepada Orang Tua yang tidak pernah bosan untuk memberikan dukungan

baik moril maupun materiil dan doa yang tak pernah putus. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada teman-teman yang selama ini membantu penulis dalam suka maupun duka selama

menempuh pendidikan di UPN “Veteran” Yogyakarta

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya

Skripsi ini. Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca umumnya.

Yogyakarta,Agustus 2011

Penulis

Page 5: Skrip Si

RIWAYAT HIDUP 

 

Penulis lahir di Kupang 26 maret 1986 dengan Ayah Petrus D Wulla dan Ibu Maria Goreti Sita.

Penulis menghabiskan masa SD di SD Wolowona 1 Ende, tamat pada tahun 1998 dan

melanjutkan pada jenjang SMP di SMPN 1 Ndona Ende tamat pada tahun 2001, sedangkan

tamat SMA pada tahun 2004 di SMA St. Petrus Ende. Pada tahun yang sama penulis lulus

seleksi masuk UPN “Veteran” Yogyakarta Penulis memilih Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian (Agribisnis)Fakultas Pertanian

Page 6: Skrip Si

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………… ii

ABSTRACT ……………………………………………………………………………… iii

RIWAYAT HIDUP..………………………………………………….………………….. iv

KATA PENGANTAR…...……………………………………………………………….. v

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………………………... vii

DAFTAR LAMPIRA…………………………………………………………………….. ix

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1 A. Latar Belakang……………………………………………………………… 1 B. Identifikasi Masalah………………………………………………………… 3 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………. 3 D. Kegunaan penelitian………………………………………………………… 3 E. Penelitian Terdahulu………………………………………………………… 4 F. Dasar Teori………………………………………………………………….. 5

1. Lahan Pantai………………………………………………………… 5 2. Usaha Tani…………………………………………………………... 7 3. Keuntungan…………………………………………………………. 8 4. Efisiensi……………………………………………………………... 9

G. Kerangka Pemikiran………………………………………………………… 10 H. Hipotesis…………………………………………………………………….. 11 I. Pembatasan Penelitian………………………………………………………. 11 J. Definisi Operasioal dan Pengukuran Variabel ……………………………… 11 K. Metode Penelitian…………………………………………………………… 12

1. Metode Dasar Penelitian……………………………………………. 12 2. Metode Pelaksanaan………………………………………………… 12 3. Metode Pengambilan Responden…………………………………… 13 4. Macam dan Sumber Data…………………………………………… 14 5. Metode Pengumpulan Data…………………………………………. 15

L. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis…………………………………… 15 BAB II KEADAAN UMUM KECAMATAN SANDEN

KABUPATEN BANTUL……………………………………………………….. 18 A. Letak, Luas Dan Batas Geografis…………………………………………... 18 B. Pantai…………………………….…………………………………………. 19

Page 7: Skrip Si

BAB III USAHATANI LAHAN PANTAI………………………………………….. 21 A. Usaha Tani di Lahan Pantai…………………………………………………. 21 B. Budidaya Semangka di Lahan Pantai………………………………….……. 23

1. Pencangkulan dan Pembuatan Nedeng…………...…………………. 24 2. Pemberian Pupuk Dasar atau Pemupukan Awal…………………….. 25 3. Pemasangan Mulsa…………………………………………………... 25 4. Pembibitan…………………………………………………………… 25 5. Penanaman…………………………………………………………… 26 6. Pemeliharaan Tanaman………………………………………………. 27 7. Panen dan Paska Panen……………………………………………… 33

C. Gambaran Peluang Bisnis……………………………………………………. 36

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN

A. Identitas Rumah Tangga Tani.......................................................................... 40 B. Analisis Hasil Penelitian................................................................................. 44

1. Penerimaan Usahatani Lahan Pantai................................................. 44 2. Rata-rata Penerimaan Usahatani Semangka....................................... 44 3. Keuntungan........................................................................................ 45 4. Efisiensi Usahatani............................................................................. 46

C. Pengujian Hipotesis......................................................................................... 46

BAB V PEMBAHASAN............................................................................................. 49 A. Pembahasan....................................................................................................... 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 57 A. Kesimpulan...................................................................................................... 57 B. Saran................................................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 59

LAMPIRAN

Page 8: Skrip Si

DAFTAR TABEL

Tabel.1.1. Luas lahan kering menurut kemiringannya (ribu ha)......................................................6

Tabel.1.2. Luas Tanam Semangka Lahan Pantai di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul

Tahun 2008………………………….……………………………………......………………….13

Tabel.4.1. Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Umur....................40

Tabel.4.2. Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Pendidikan............41

Tabel.4.3. Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Pekerjaan Lain......41

Tabel.4.4. Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Luas Lahan...........42

Tabel.4.5. Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Jumlah Anak Laki-laki dan Perempuan……………………….……………………………….…………42

Tabel.4.6. Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Berdasarkan Usia……………………….………………….………………43

Tabel.4.7. Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Yang Berdasarkan Pendidikan…………………………………….………43

Tabel.5.1. Rata-rata Biaya Usaha Tani Semangka........................................................................44

Tabel. 5.4. Keuntungan Usaha Tani Semangka di Lahan Pantai...................................................45

Tabel. 5.5. Rata-Rata Efisiensi Usahatani Semangka Pada Petani Semangka Per Usahatani di Sanden Kabupaten Bantul............................................................................................46 

 

Page 9: Skrip Si

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris oleh karenanya pendapatan dari mengolah

hasil bumi adalah sumber pendapatan yang diandalkan. Salah satu hasil bumi

yang diandalkan itu adalah hasil pertanian. Hasil – hasil pertanian yang masih

memberikan kontribusi yang signifikan pada masyarakat di antaranya adalah :

padi, jagung, kentang, lombok, bawang merah, bawang putih, kedelai, kacang

hijau dan kacang tanah. Di samping itu ada hasil perikanan, peternakan,

perkebunan dan budidaya perairan laut.

Industri pertanian di Indonesia masih dapat diandalkan karena iklim

tropisnya yang mendukung, sumber daya lahannya yang luas dan subur, serta

sumberdaya manusianya yang rajin dan tekun. Sumberdaya lahan yang selama

ini masih sedikit dimanfaatkan adalah lahan pantai. Indonesia adalah negara

dengan pantai terpanjang di dunia. Oleh karenanya potensi lahan pantai ini

sangat mendesak untuk diekplorasi dan dikembangkan untuk menciptakan

kemakmuran rakyatnya.

Bantul adalah salah satu kabupaten di antara ratusan kabupaten di

Indonesia yang memiliki sumberdaya lahan pantai yang sangat panjang dan

luas. Pantai di Sanden Kabupaten Bantul ini berbatasan langsung dengan

samudera hindia. Selama ini lahan pantai di kabupaten tersebut hanya

dimanfaatkan sebagai lokasi wisata, pemukiman transmigrasi lokal,

Page 10: Skrip Si

2

perkebunan kelapa untuk diambil niranya, dan sebagian lagi sudah

dimanfaatkan untuk budidaya pertanian.

Beberapa jenis tanaman yang sudah dibudidayakan di lahan pantai Sanden

Kabupaten Bantul ini diantaranya adalah tanaman semangka, melon, lombok,

jagung, dan tanaman sayuran. Budidaya tanaman di lahan pantai ini memiliki

risiko dan masalah tersendiri. Beberapa masalah yang sering muncul itu

adalah kecepatan angin yang tinggi, tanah pasir yang miskin unsur hara dan

cepat meloloskan air, dan sumber air yang terbatas.

Lahan pantai biasanya jauh dari perkampungan, maka masalah lain yang

juga penting adalah ketersediaan tenaga kerjanya. Juga angin pantai yang

membawa uap air yang bergaram, maka menyebabkan peralatan yang

digunakan mudah berkarat dan cepat rusak, khususnya peralatan yang

mengandung unsur logam. Uap air laut yang mengembun di sekitar tanaman

juga burang baik dampaknya terhadap tanaman.

Beberapa hal yang diuraikan sebelumnya memberikan gambaran bahwa

pengembangan lahan pantai memiliki potensi yang besar. Akan tetapi dalam

pengembangan itu ada beberapa karakter alam dan lingkungan yang cukup

serius untuk diketahui dan dicari pemecahan masalahnya. Dalam pandangan

usaha tani, usaha untuk mengatasi masalah itu berarti membutuhkan biaya

yang harus disediakan di samping potensi besar yang menguntungkan.

Page 11: Skrip Si

3

B. Identifikasi Masalah

Dari pemaparan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalahnya

adalah: “Apakah usahatani semangka yang dibudidayakan di lahan pantai di

Sanden Kabupaten Bantul menguntungkan dan efisien?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Menganalisis keuntungan usahatani tanaman semangka di lahan pantai di

Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul.

2. Menganalisis efisiensi usahatani tanaman semangka di lahan pantai di

Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian perlu untuk dilakukan karena akan memberi manfaat pada :

1. Penulis, karena penulis akan bertambah wawasan tentang potensi dan

hambatan dalam pengembangan lahan pantai Samas – di Sanden

Kabupaten Bantul pada khususnya, dan lahan pantai di Indonesia pada

umumnya.

2. Almamater, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,

karena lembaga pendidikan ini adalah salah satu lembaga yang

bertanggung jawab untuk melakukan penelitian.

Page 12: Skrip Si

4

3. Masyarakat umum dan Pemdah Kabupaten Bantul, karena penelitian ini

akan memberikan tambahan informasi tentang pertimbangan –

pertimbangan dalam usaha pengembangan pertanian di lahan pantai.

E. Penelitian terdahulu

Manurung (2002) yang melakukan penelitian di kawasan pesisir

Kabupaten Deli Serdang menyatakan bahwa perubahan penggunaan kawasan

pesisir berpengaruh positif terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi

masyarakat, namun perlu terus dikembangkan karena prosentase warga miskin

di wilayah itu masih lebih dominan (60%). Hal lain yang perlu diperhatikan

lagi adalah bahwa pengembangan penataan kawasan pesisir harus juga

berwawasan ekologi karena ekosistem pantai dan biota laut juga harus

terselamatkan dari pengembangan pengelolaan wilayah pantai ini.

Widodo (2008) melakukan penelitian di Bantul Jogjakarta, menyatakan

bahwa : 1) usaha tani lahan pantai di Kabupaten Bantul merupakan usahatani

yang terintegrasi antara tanaman dan ternak; 2)keuntungan yang bisa diraih

dari usahatani itu mencapai 61 juta rupiah per hektar per tahun; dan 3) pola

tanam yang diterapkan adalah padi (musim tanam 1), bawang merah (musim

tanam 2 dan 3). Setiap dua atau tiga tahun sekali musim tanam sampai 4 dan

yang ditanam adalah tumpangsari bawang merah dengan cabe merah.

Budiyanto (2009) mengadakan penelitian penggunaan bahan organik rasio

C/N tinggi untuk memperbaiki produktivitas lahan pasir pantai. Penelitian ini

dilakukan pada lahan pasir pantai selatan Kulonprogo Yogyakarta. Dari

Page 13: Skrip Si

5

penelitian ini diketahui bahwa bahwa produktivitas lahan pasir pantai dapat

ditingkatkan menggunakan bahan organic yang berasal dari campuran kotoran

sapi-jerami (1:1) dengan rasio C/N sebesar 42,5. Penelitian ini juga

menunjukkan bahwa bahan organik yang digunakan dapat menyediakan hara

nitrogen selama daur hidup tanaman (jagung).

F. Dasar Teori

1. Lahan Pantai

Lahan yang perlu ditingkatkan pemanfaatannya adalah lahan

kering (pantai). Lahan kering adalah lahan yang pengairannya atau

irigasinya berasal dari air hujan atau air permukaan lainnya. Menurut

Adjid (1991), lahan kering yang potensial untuk usaha pertanian adalah

lahan-lahan dengan kemiringan 0 – 15%. Pada empat pulau besar di

Indonesia lahan kering itu mencapai 38 juta hektar (Tabel 1).

Salah satu potensi alam yang termasuk dalam lahan kering ini

adalah lahan pantai. Karena Indonesia adalah negara kepulauan maka

lahan pantai ini memiliki nilai yang besar sekali. Pantai adalah hamparan

lahan yang terbentang di sepanjang laut. Wilayah pantai atau pesisir ini

adalah pantai dan daratan didekatnya yang masih terpengaruh oleh

aktivitas marines (Hartono et al.2004).

Page 14: Skrip Si

6

Tabel 1.1. Luas lahan kering menurut kemiringannya (ribu ha)

Pulau Kemiringan Jumlah 0-3 (%) 4-8 % 9-15 %

Sumatra1

6.679 4.056 2.015 12.750

Kalimantan1

4.445 5.944 4.035 1.424

Sulawesi1

746 551 705 2.001

Papua1 4.825 3.026 969 8.820 Jumlah (%)

16.695 (43,94)

13.577 (35.73)

7.724 (20.33)

37.995 (100)

Jawa* - - - 5.636 Keterangan :

1Adjid (1991) *BPS (1990)

Lahan pantai memiliki ciri-ciri agroklimat yang berbeda

dibandingkan denga lahan pertanian lainnya. Secara agroklimat lahan

pantai memiliki tanah yang sangat pasiran, porositasnya tinggi,

kelengasannya rendah sehingga ketersediaan airnya (lengas) juga rendah.

Angin di sekitar pantai juga memiliki kecepatan rata-rata yang tinggi.

Kelembaban udaranya tinggi sehingga evapotranspirasi tanamannya sangat

tinggi. Hal ini berarti tanaman memerlukan pasokan air yang banyak

(Widodo, 2008).

Page 15: Skrip Si

7

2. Usaha tani

Usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang

terdapat ditempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti

tumbuhan, tanah, air, perlakuan-perlakuan atas tanah, bangunan-bangunan

dan sebagainya. Hadisapoetro (1982) menjelaskan bahwa usaha tani

adalah usaha yang kompleks. Mubyarto (1989) menjelaskan bahwa yang

termasuk dalam usaha tani adalah bercocok tanam dan memelihara ternak.

Sistem pertanian sekarang ini tidak hanya cukup mencatat

penerimaan dan total biaya tetapi harus dimulai memaksimalkan

pendapatan berdasarkan keadaan penguasaaan sumberdaya yang terbatas.

Pertanian seperti ini selalu diarahkan untuk memaksimalkan keuntungan

pada setiap usahanya. Ciri-ciri pertanian yang menguntungkan adalah :

a. Cepat mengadopsi hal – hal baru atau berinovasi yang cepat sehingga

pertaniannya lebih maju dan nilai ekonominya lebih baik,

b. Derajat kosmopolitannya tinggi, yaitu mobilitas yang tinggi untuk

memperoleh informasi,

c. Berani menanggung resiko dalam melakukan usahanya,

d. Mampu dan mau menerapkan teknologi dan cara-cara baru untuk

berkembang kearah sistem pertanian yang maju dan komersial.

Page 16: Skrip Si

8

3. Keuntungan

Dalam konsep usaha tani, biaya yang dibutuhkan adalah biaya

total. Sedangkan biaya ini meliputi dua jenis yaitu :

a. Biaya eksplisit, yaitu biaya yang sungguh-sungguh dikeluarkan selama

proses produksi berlangsung, diantaranya untuk pembelian pupuk dan

benih, membayar upah orang dan lain-lain.

b. Biaya implisit, yaitu biaya yang tidak sungguh-sungguh dikeluarkan

secara nyata seperti tenaga keluarga, sewa tanah sendiri, dan bunga

modal sendiri.

Pada hakikatnya keuntungan atau kerugian adalah selisih hasil

antara penerimaan dengan biaya menghasilkan. Seringkali dalam

menghitung keuntungan terdapat kesalahan yang disebabkan luputnya

teramati biaya-biaya yang tidak diperhitungkan, misalnya tenaga kerja

keluarga, bunga modal sendiri, dan sewa lahan sendiri (Dewantoro, 1997).

Dalam menerapkan konsep keuntungan maka aspek biaya yang digunakan

adalah biaya menghasilkan yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit.

Secara formula matematik keuntungan ditulis sebagai :

TCTR−=π

dengan π adalah keuntungan TR adalah total revenue TC adalah total cost (explicit cost + implicit cost)

4. Efisiensi

Page 17: Skrip Si

9

Efisiensi (R/C) atau produktivitas modal dalam usaha pertanian

akan dapat dicapai apabila total penerimaan (TR) yang diperoleh lebih

besar dari total biaya (TC) yang dikeluarkan oleh petani di dalam

menjalankan usahanya atau dapat ditulis dengan formula

Pengukuran efisiensi ini digunakan untuk mengukur seberapa besar

suatu usaha pertanian mengeluarkan atau menggunakan biaya untuk

mendapatkan penerimaan pada waktu tertentu. Penanaman semangka di

lahan pantai di kecamatan Galur diharapkan efisien sehingga petani dapat

mengembangkan usaha dan kesejahteraannya.

Suatu kegiatan ekonomi akan dinyatakan efisien atau berpotensi

mendapat keuntungan jika nilai R/C lebih besar dari satu. (R/C > 1).

Perhitungan R/C harus dilakukan pada kurun waktu yang sama

(Soekartawi, 1996).

Untuk perhitungan efisiensi ini, variabel harga bisa

mempergunakan harga riil, bila analisisnya finansial, atau menggunakan

harga bayangan (shadow price) bila analisinya ekonomi (Soekartawi,

1996). Perbedaan analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan

yang ada dan keadaan yang sebenarnya berlaku. Nilai efisiensi pada

analisis ekonomi seringkali lebih rendah bila dibandingkan dengan

efisiensi pada analisis finansial. Hal ini dapat terjadi karena fenomena

variabel ekonomi di negara berkembang biasanya dicirikan dengan

besarnya pengaruh inflasi (Soekartawi, 1996).

Page 18: Skrip Si

10

G. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dimulai dengan mengamati semua variabel yang menentukan

dalam perhitungan keuntungan dan efisiensi usaha tani semangka. Dari

perhitungan yang dilakukan akan diperoleh hasil apakah budidaya semangka di

lahan pantai ini menguntungkan dan efisien. Apapun hasil yang didapat dari

perhitungan itu harus dijelaskan dalam pembahasan. Sekalipun hasil dari

perhitungan ini menunjukkan bahwa budidaya semangka ini, misalnya tidak

menguntungkan dan tidak efisien. Kesimpulan disarikan dari pembahasan yang

telah dilakukan (gambar 1.1).

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

Total cost Total revenue

Efisiensi Keuntungan

Budidaya semangka menguntungkan dan efisien ?

ya

tidak

Budidaya Semangka di Lahan pantai

Pembahasan

Kesimpulan

Page 19: Skrip Si

11

H. Hipotesis

1. Diduga Usahatani semangka di lahan pantai Kecamatan Sanden

Kabupaten Bantul menguntungkan.

2. Diduga Usahatani semangka di lahan pantai Kecamatan Sanden

Kabupaten Bantul efisien.

I. Pembatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap petani semangka di lahan pantai

Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Yogyakarta musim tanam tahun

2010.

J. Definisi Operasioal dan Pengukuran Variabel

1. Usahatani adalah usaha mengolah lahan di permukaan bumi yang

dilakukan oleh petani dan atau keluarganya, atau badan usaha lainnya

untuk bercocok tanam dan atau memelihara ternak dan mengambil

hasilnya,

2. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan biaya

eksplisit, dinyatakan dalam rupiah;

3. Penerimaan usahatani total penerimaan usahatani, yaitu hasil buah, hasil

penjualan buah.

4. Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan selama proses

produksi, dinyatakan dalam rupiah.

Page 20: Skrip Si

12

5. Biaya implisit adalah biaya yang dikeluarkan secara tidak nyata,

dinyatakan dalam rupiah.

6. Biaya total (total cost) disebut juga biaya menghasilkan, adalah total biaya

yang diperlukan untuk menghasilkan, merupakan penjumlahan biaya

eksplisit dan biaya implisit, dinyatakan dalam rupiah.

7. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya menghasilkan

yang dinyatakan dalam rupiah.

8. Efisiensi adalah penerimaan total yang dibagi dengan biaya total,

dinyatakan dalam persen atau tanpa satuan.

K. Metode Penelitian

1. Metode Dasar Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Survei,

yaitu metode penelitian yang dilaksanakan untuk memperoleh fakta-fakta

dan gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual, baik tentang

institusi sosial atau ekonomi dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.

Metode ini digunakan untuk mengetahui dan mendapatkan kebenaran

terhadap keadaan dan praktek – praktek yang sedang berlangsung (Nazir,

1988).

2. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan adalah Studi Kasus yaitu penelitian

tentang suatu subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik

atau khas dari keseluruhan personalitas (Nazir, 1988). Pada penelitian ini,

Page 21: Skrip Si

13

kasus yang diteliti adalah usaha tani semangka di lahan pantai, sehingga

penelitian ini akan dilaksanakan terhadap petani-petani di Desa Srigading,

Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul, hanya di Desa Srigading,

Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul ini yang memiliki lahan pantai dan

salah satu komoditas yang sering dibudidayakan adalah buah semangka. di

Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul terdapat dua dusun yang

memanfaatkan lahan pantai untuk membudidayakan semangka seperti

ditunjukkan Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Luas Tanam Semangka Lahan Pantai di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Tahun 2008 Nama Dusun Luas (Ha) % Ngepet 7 20,80 Tegalsari 30 79,20 Jumlah 37 100,00

Sumber : Monografi di Bantul, 2008. Dari Tabel 1.1 nampak bahwa ada dua dusun yang dapat dipilih secara

sengaja untuk lokasi penelitian. Dari dua desa yang memanfaatkan lahan pantai

untuk membudidayakan tanaman semangka, ditentukan Dusun Tegalsari sebagai

lokasi penelitian, karena usaha tani semangka di lahan pantainya cukup luas (30

hektar).

3. Metode pengambilan responden

Pengambilan responden menggunakan metode sensus, yaitu keseluruhan

populasi diambil sebagai responden. Pengambilan sampel ini biasanya

dilakukan jika anggota populasinya sedikit atau relatif kecil (Nazir, 1988)).

Page 22: Skrip Si

14

Populasi adalah semua petani yang membudidayakan semangka di lahan pasir

pantai Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul pada musim tanam III tahun

2010. Dengan jumlah responden sebanyak 31

4. Macam dan Sumber Data

a. Macam data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer dan

data sekunder.

1). Data primer adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara langsung

dengan responden yang bersangkutan. Data-data ini meliputi : luas tanam,

biaya benih, biaya tanam, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, biaya sewa

lahan, biaya sewa alat, dan lain-lain.

2). Data sekunder adalah data yang diperoleh dari suatu lembaga atau instansi

dengan mencatat data baik yang berhubungan langsung maupun tidak

langsung dengan penelitian yang dilakukan. Data – data ini adalah yang

dibutuhkan dalam penelitian ini tetapi pada tahun-tahun yang telah lalu

sebagai pembanding.

b. Sumber data

1). Lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian

2). Studi kepustakaan

3). Kelompok tani atau petani perorangan yang membudidayakan tanaman

semangka pada musim tanam III tahun 2010.

Page 23: Skrip Si

15

5. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi adalah pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan

secara langsung terhadap objek yang berhubungan dengan penilitian.

2. Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara menjawab keterangan

melalui sesi Tanya jawab antara peneliti dengan responden.

3. Pencatatan adalah pengumpulan data dengan mengutip data dari lembaga

atau instansi yang terkait dengan penelitian.

L. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Teknik analisis

Untuk menganalisis keuntungan usahatani semangka, digunakan rumus ;

TCTR −=π keterangan:

π = keuntungan TR = total revenue (penerimaan total) TC = total cost (biaya total)

Untuk menganalisis efisiensi usahatani semangka, digunakan rumus ;

TCTR

CR==η

keterangan: η

= efisiensi

R = Revenue (penerimaan) C = Cost (biaya) TR = total revenue (penerimaan total) TC = total cost (biaya total)

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis satu dan dua diuji dengan Uji t (t Test), sebagai berikut:

Page 24: Skrip Si

16

nsthitung

1−=π ttabel : α = 5%, n-1.

keterangan

π = keuntungan usahatani π = rata-rata keuntungan dari seluruh petani s = standar deviasi i = sampel ke-i n = jumlah sampel

Kriteria pengujiannya adalah ;

a. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti usahatani

semangka di lahan pantai menguntungkan.

b. Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti usahatani

semangka di lahan pantai tidak menguntungkan.

Hipotesis nol (Ho) dalam uji efisiensi adalah bahwa usaha tani semangka

di lahan pantai Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul tidak efisien ( 1≤η )

sedangkan hipotesis alternatifnya (Ha) adalah bahwa usaha tani semangka di

lahan pantai di Sanden Kabupaten Bantul efisien ( 1>η ).

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa usahatani semangka

efisien digunakan uji-t, yang dirumuskan sebagai berikut :

Page 25: Skrip Si

17

nsthitung

1−=η ; ttabel : α = 5%, n-1.

n

n

ii∑

== 1η

η

keterangan

η = efisiensi usahatani η = rata-rata efisiensi dari seluruh petani s = standar deviasi i = sampel ke-i n = jumlah sampel Kriteria pengujiannya adalah ;

c. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti usahatani

semangka di lahan pantai efisien.

d. Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti usahatani

semangka di lahan pantai tidak efisien.

Page 26: Skrip Si

18

BAB II KEADAAN UMUM KECAMATAN SANDEN

KABUPATEN BANTUL A. Letak, Luas dan Batas Geografis

Sanden adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini berada pada bagian selatan

Kabupaten Bantul, berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah

selatan, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kretek, sebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan Srandakan dan sebelah utara berbatasan dengan

Kecamatan Pandak. Di kecamatan ini terdapat wisata Pantai Samas dan

Pandansari atau Patihan.

Kondisi alamnya pada umumnya berupa dataran rendah dengan tinggi dari

permukaan laut 4 - 20 meter. Sebagian besar arealnya berupa sawah, kebun dan

bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera Hindia berupa pasir. Kecamatan

Sanden terdiri dari 4 desa yaitu: Gadingsari, Murtigading, Gadingharjo dan

Srigading.

Luas 23,16 km² Jumlah penduduk 33.968 jiwa Kepadatan 1.441 jiwa/km²

Page 27: Skrip Si

19

B. PANTAI

Sama seperti kebanyakan pantai di laut selatan Pulau Jawa, Pantai Samas juga

terkenal dengan angin dan ombaknya yang besar. Di pantai ini juga terdapat delta-

delta sungai dan danau air tawar yang membentuk sebuah telaga yang oleh sub

Dinas Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta digunakan untuk

pengembangan perikanan (ikan air tawar, penyu, udang galah) dan lokasi

pemancingan.

Pada waktu-waktu tertentu Pantai Samas juga digunakan sebagai lokasi bertelur

sejumlah penyu langka seperti: penyu hijau, penyu sisik, penyu blimbing, dan

penyu lekang. Oleh Forum Konservasi Penyu Bantul yang dibentuk atas prakarsa

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta, beberapa Lembaga Swadaya

Masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan, dan para nelayan Pantai Samas,

telur-telur penyu tersebut diambil dan ditempatkan pada kolam pemeliharaan semi

alami untuk ditetaskan. Setelah anak penyu berhasil menetas dan telah berumur

sekitar 3 bulan, mereka akan dilepaskan ke laut yang penglepasannya dilakukan

oleh murid-murid sekolah sebagai bagian dari pendidikan mengenal lingkungan

sekitar.

Selain itu, daya tarik lain dari Pantai Samas yang cukup menjanjikan sebagai

kawasan tujuan wisata adalah adanya upacara Kirab Tumuruning Maheso Suro

dan Labuhan Sedekah Laut yang diadakan setiap satu tahun sekali oleh Keraton

Kasultanan Yogyakarta untuk memperingati tanggal satu Suro.

Di pesisir selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sekitar 13 obyek

Page 28: Skrip Si

20

wisata pantai yang sering dikunjungi wisatawan. Salah satu dari ke-13 obyek

wisata itu adalah Pantai Samas yang terletak di Desa Srigading, Kecamatan

Sanden, Kabupaten Bantul. Untuk menuju lokasi pantai yang jaraknya sekitar 24

kilometer dari Kota Yogyakarta ini relatif mudah, baik dengan menggunakan

kendaraan umum maupun pribadi, karena kondisi jalannya cukup baik. Perjalanan

menuju pantai ini banyak menawarkan pemandangan yang indah berupa

hamparan persawahan yang menghijau yang merupakan salah satu sektor andalan

bagi pendapatan daerah Kabupaten Bantul.

Page 29: Skrip Si

21

BAB III USAHA TANI SEMANGKA DI LAHAN PANTAI KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL

A. Usahatani di Lahan Pantai

Di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul beberapa desa telah

mengembangkan pertanian lahan pantai ini. Desa-desa itu adalah Banaran

Ngepet 7 hektar dan Tegalsari 30 hektar. Petani di desa-desa itu

kebanyakan menanam tanaman pangan non padi. Salah satu yang menjadi

komoditas andalan adalah tanaman buah Semangka.

Buah semangka adalah produk pertanian yang sangat digemari

masyarakat. Semangka adalah jenis tanaman yang dapat dibudidayakan di

daerah tropis, sub tropis, maupun daerah kering (humid tropic). Tanaman

semangka membutuhkan perakaran yang dangkal, yaitu 20 – 25 cm. Tanah

di sekitar perakaran tanaman semangka harus lembab tetapi tidak boleh

terendam air dalam waktu yang lama. Jika akar tanaman terendam air

maka akar tanaman akan membusuk dan mati.

Lahan pantai adalah lahan yang berpotensi untuk dikembangkan

menjadi lahan penanaman buah semangka. Lahan pantai cenderung sangat

berpasir sehingga mudah meloloskan air keluar daerah perakaran dan tidak

akan terjadi genangan – genangan di sekitar perakaran tanaman. Untuk

menjaga kelembaban daerah perakaran maka cara irigasi yang dilakukan

Page 30: Skrip Si

22

adalah dengan menyirami tanaman 2 – 3 kali sehari dengan irigasi curah

(disiram dengan gembor).

Tetapi lahan pantai (pasir) memiliki kekurangan bahkan miskin

akan unsur haranya, sehingga membutuhkan input pupuk yang lebih

banyak. Pupuk hijau atau pupuk kandang paling banyak digunakan di

lahan pantai ini. Disamping menambah kesuburan tanah,pupuk hijau

menambah kandungan unsure organic dalam tanah dan dapat mengikat

partikel – partikel tanah sehingga mampu mempertahankan lengas dalam

tanah lebih lama. Pupuk pabrikan (kimiawi) juga dibutuhkan untuk

meningkatkan efektivitas dalam penyerapan pupuk yang diberikan pada

tanaman semangka.

Kendala yang dihadapi petani lahan pantai adalah hama dan

penyakit serta kondisi iklim spesifik kawasan pantai (Widodo, 2008).

Hama yang paling sering menyerang tanaman di kawasan pantai adalah

ulat, kutu bulu putih, tikus, dan burung. Untuk mengendalikan hama-hama

tersebut dibutuhkan pestisida preventive maupun curative.

Beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman di lahan pantai

antara lain : daun keriting, buah keriting, bercak-bercak daun dan batang,

dan tanaman layu. Kebanyakan dari penyakit-penyakit itu tidak bisa

diobati dan harus ditangani dengan memusnakan tanaman.

Kendala alam yang harus diantisipasi oleh petani pantai adalah

adanya angin yang berkecepatan tinggi dan frekuensinya sering. Untuk

mengantisipasi masalah ini, maka petani perlu menambah tenaga dan

Page 31: Skrip Si

23

biaya untuk membangun “tanggul-angin” atau tanaman penghalau angin

(wind breaker). Tanggul angin biasanya bersifat sementara dibuat dari

anyaman daun kelapa yang dipasang di sekeliling lahan. Sedangkan

tanaman penghalau angin bersifat tetap ditanam berbaris tegak lurus arah

angin.

B. Budidaya Semangka di Lahan Pantai

Usahatani semangka merupakan usahatani yang diusahakan oleh petani

di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul dengan harapan usahatani ini dapat

meningkatkan pendapatan petani, walaupun banyak kendala yang harus

dihadapi. Kendala yang sering muncul antara lain biaya saprodi yang mahal,

serangan hama dan penyakit tanaman serta harga yang fluktuatif terutama pada

saat panen tiba dimana harga menurun.

Pengembangan budidaya semangka diperlukan, ketersediaaan teknologi

budidaya dan teknologi pasca panen yang memadai berfungsi sebagai

informasi dari kelayakan apek teknis, ekonomi, sosial budaya dari komoditas

ini. Masa tanam hingga panen yang waktunya relatif singkat, hanya perlu

ketelitian dan kecermatan dalam pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman harus

diperhatikan dengan baik sesuai dengan tahap-tahap didalam budidaya

semangka. Syarat pertumbuhan (Kantor Deputi Mennegristek, 2000)

a. Iklim

Curah hujan yang ideal untuk lahan semangka adalah 40 – 50

mm/bulan, memperoleh sinar matahari penuh dari terbit hingga terbenam, suhu

Page 32: Skrip Si

24

optimal 25oC (20 – 30 oC), kelembaban udara rendah (sesuai untuk padang

pasir).

b. Media tanam :

Kondisi tanah gembur (bersarang) , kaya bahan organik, pH 6- 6,7

c. Ketinggian tempat

Semangka dapat ditanam di ketinggian 100 – 300 m dpl. Tetapi

dapat pula ditanam di ketinggian kurang dari 100 m dan di atas 300 m dpl.

Tahap-tahap di dalam budidaya semangka adalah sebagai berikut :

1. Pencangkulan dan Pembuatan Bedengan

Pengolahan tanah pada tempat yang akan ditanami selebar ± 1m

hingga kedalaman sekitar 30 cm. Pada saat mencangkul tanah di

bolakbalik dapat dilakukan hingga pada bagian bawah berada di

permukaan atas dan terkena sinar matahari. Selesai dicangkul oleh petani

kemudian lahan dibiarkan sekitar satu minggu. Setelah itu petani baru

membuat bedengan yang bermanfaat untuk memaksimalkan hasil panen

dan mengurangi serangan hama serta penyakit, terutama penularan

penyakit antar tanaman. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm dan

panjang sesuai ketersediaan lahan yang ada atau maksimum sekitar 12 m.

Jarak antar bedengan 60 cm. Untuk tanah yang tidak berpasir harus diolah

sampai menjadi remah (gembur), kemudian dibentuk bedengan

penanaman. Antar bedengan dibuat got untuk saluran drainase.

Page 33: Skrip Si

25

2. Pemberian Pupuk Dasar atau Pemupukan Awal

Pemberian pupuk dasar dilakukan sebelum bibit semangka ditanam

di bedengan. Hal ini dilakukan karena pada awal pertumbuhannya,

tanaman semangka membutuhkan unsur hara lengkap. Pupuk awal yang

diberikan berupa pupuk kandang dari kotoran ternak. Pemupukan

sebaiknya dilakukan dua minggu sebelum penanaman.

3. Pemasangan Mulsa

Pemasangan mulsa dilakukan untuk meningkatkan hasil dalam

usahatani semangka secara intensif. Mulsa yang biasa digunakan oleh

petani adalah mulsa plastik. Salah satu keuntungan dari pemakaian mulsa

plastik adalah berkurangnya serangan hama dan penyakit.

4. Pembibitan

Persyaratan benih : jenis benih semangk yang disewmaikan aalah

hibirida import, terutam jenis triploid (non biji) yang mempunyai kulit biji

yang sangat keras dan jenis haploid (berbiji).

Bibit semangka yang digunakan petani adalah bibit yang dibeli dari

toko saprodi. Hal ini dikarenakan hanya turunan pertama yang bisa

ditanam, sedangkan turunan berikutnya sudah berubah sifat. Pembibitan

semangka dapat dilakukan di dalam polibag ataupun plastik bening dengan

diameter 4 – 5 cm.

Media tanam dapat berupa campuran tanah gembur atau humus dan pupuk

kandang dengan perbandingan 1: 1. Pengolahan media tanam

Page 34: Skrip Si

26

Persiapan : lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah untuk

menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang merata.

Pembentukan bedengan : panjang bedengan 7 – 8 meter dan tinggi

bedengan 20 cm.

Pengapuran : dilakukan dengan pemberian kapur pertanian yang

mengandung unsure kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat

menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang

terdapat di dalam tanah. Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-

5 diperlukan 150-200 kg dolomite, untuk pH 5-6 dibutuhkan 75 – 150 kg

dolomite, dan pH > 6 dibutuhkan dolomite sebanyak 50 kg.

Pemupukan : pupuk yang dipakai adalah pupuk organic dan pupuk buatan.

Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang berasal dar hewan

sapi/kerbau dan dipilih pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk

kandang berguna untuk membentu memulihkan kondisi tanah yang kurang

subur, dengan dosis 2 kg/bedengan.

5. Penanaman

Setelah lahan penanaman dan bibit semangka siap untuk ditanam

kemudian bibit tersebut dipindahkan. Waktu yang tepat untuk

memindahkan bibit semangka ke lahan adalah memindahkan bibit

semangka ke lahan adalah pada waktu pagi hari sebelum p Teknik

penanaman

Pola tanam : tanaman semangka merupakan tanaman semusim

dengan pola tanam monokultur.

Page 35: Skrip Si

27

Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara masal

supaya tanah siap menerima penanaman bibit samnpai menggenangi areal

sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Bibit

ditanam dilubang yang telah disiapkan bersama tanah dri media

pembibitannya. ukul 10 atau pada waktu sore hari setelah pukul 14.30. Hal

ini dimaksudkan untuk menghindari sinar matahari terik yang dapat

membuat biji semangka stress.

6. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman yang harus dilakukan adalah penyiraman,

pembentukan cabang, pengendalian hama, pemupukan susulan, dan

penyeleksian buah. Kebutuhan penyiraman tanaman semangka relative

tergantung pada kondisi lingkungan dan cuaca setempat. Penyiraman

berperan penting untuk pertumbuhan tanaman semangka. Pembentukan

cabang ini dilakukan untuk memilih dua cabang utama yang sehat dan

akan menghasilkan buah. Pengendalian hama dilakukan dengan cara

manual atau dengan cara buatan yaitu menyemprotkan pestisida kimia.

Tujuan dari pemupukan susulan adalah untuk memacu pertumbuhan

tanaman sehingga dapat tumbuh secara optimal. Pupuk yang digunakan

adalah pupuk TSP, NPK, dan kandang. Penyeleksian terhadap buah yang

bentuknya tidak sempurna atau terkena serangan hama dan penyakit. Di

dalam satu cabang sebaiknya hanya disisakan satu buah.

Page 36: Skrip Si

28

1) Pemeliharaan tanaman

Penjarangan dan penyulaman : tanaman yang terlalu rapt

harus dilakukan penjarngan dan tanaman yang mati harus segera

diganti.

Penyiangan : tanaman semangka cukup mempunyai dua

buah saja per pohon, dengan pengaturan cabang primer yang

cenderung banyak. Dipelihara 2 – 3 cabang tanpa memotong

ranting sekundernya.

Pembumbunan : lahan penanaman semangka dilakukan

pembumbunan tanah agar akar menyerap makanan secara

maksimal dan dilakukan setelah hari penanaman.

Perempelan : dilakukan melalui penyortiran dan

pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena

mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang

berkembang. Perempelan dilakukan untuk mengurangi tanaman

yang terlalu lebat akibat banyak tunas-tunas muda yang kurang

bermanfaat.

Pemupukan : pemberian pupuk organik pada saat sebelum

tanam tidak akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan

susulan yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada

pertumbuhan vegetative diperlkan pupuk daun (Topsil D), pada

fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan pemupukan

topsil B untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan. Pupuk

Page 37: Skrip Si

29

daun diberikan pada tanaman yang berumur 7, 14, 21, 28, dan 35

hari setelah tanam. Pupuk buah diberikan pada saat 45 dan 55 hari

setelah tanam; ZA dan NPK (1:1) dilakukan 21 har setelah tanam

sebanyak 300 ml,25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml, dan 55

hari setelah tanam 400 ml.

2) Hama dan Penyakit

Hama tanaman semangka terdiri dari : thrips (binatang

kecil berbuku-buku), ulat perusak daun, tungau, ulat tanah, kutu

putih dan lalat buah. Penyakit tanaman terdiri dari : layu fusarium

(jamur), bercak daun (bakteri), antraknosa, busuk semai, busuk

buah, dan karat daun.

Jenis Hama:

a) Thrips

Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman,

mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara

mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang

biak.Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai

tanaman basah dan merata.

b) Ulat perusak daun

Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris

kuning, tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan

lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang.Pengendalian:

dilakukan secara non kimiawi dan secara kimiawi.

Page 38: Skrip Si

30

c) Tungau

Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan

berukuran kecil mengisap cairan tanaman, membela diri

dengan menggigit dan menyengat. Tandanya, tampak jaring-

jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna

dedaunan akan pucat.Pe ngendalian: dilakukan secara non-

kimiawi dan dengan pestisida.

d) Ulat tanah

Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang

tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari.

Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa

memangsa pangkal tanaman.Pengendalian: (1) penanaman

secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus

siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat

disekitarnya; (2) pengendalian secara kimiawi, dengan obat-

obatan sesuai dengan aturan penanaman buah semangka.

e) Kutu putih dan Lalat buah

Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna

kuning dengan bercak- bercak dan mempunyai belalai. Tanda-

tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti

tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan

terlihat memar. Pengendalian : dilakukan secara non kimiawi

(membersihkan lingkungan terutama pada kulit buah, tanah

Page 39: Skrip Si

31

bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul). Secara

kimiawi : dengan obat-obatan.

Jenis Penyakit:

a) LayuFusarium

Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh

jamur (hawa yang terlalu lembab).Ge ja la: timbul kebusukan

pada tanaman yang tadinya lebat dan subur, lambat laun

akan.Pe ngendalian: (1) secara non kimiawi dengan pergiliran

masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada

areal baru yang belum ditanami, atau menanam benih yang

sudah direndam obat; (2) secara kimiawi dilakukan

penyemprotan bahan fungisida secara periodik.

b) Bercak daun

Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman

lain yang terserang.

Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan

selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau

terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu.Pe

ngendalian: (1) secara non kimiawi seperti pada penyakit layu

fusarium; (2) tanaman disemprot dengan fungisida yang terdiri

dari Dithane M 45 dosis 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200

dengan dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp dosis 2-3

gram/liter dan Daconil 75 Wp dosis 1-1,5 gram/liter.

Page 40: Skrip Si

32

c) Antraknosa

Penyebab: seperti penyakit layufu sa riu m. Gejala: daun

terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna

kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah,

tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan

semakin meluas.Pengendalian: (1) dilakukan secara non kimia

sepeti pengendalian penyakit layufusarium; (2) menggunakan

fungisida Velimex 80 WP dosis 2-2,5 gram/liter air.

d) Busuk semai

Menyerang pada benih yang sedang disemaikan.Gejala:

batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian

mati.Pengendalian: benih direndam di dalam obat Benlate 20

WP dosis 1-2 gram/liter air dan Difolathan 44 FF dosis 1-2

cc/liter air.

e) Busuk buah

Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah

menjelang masak dan aktif setelah buah mulai

dipetik.Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan

kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan,

pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak

berawan/hujan.

f) Karat daun

Page 41: Skrip Si

33

Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang

berkembang pada daun tanaman.Gejala: daun melepuh, belang-

belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul

rekahan membujur pada batang.Pengendalian: sama seperti

penyakit layufusarium. Belum ditemukan obat yang tepat,

sehingga tanaman yang terlanjur terkena harus, supaya tidak

menular pada tanaman sehat.

g. Gulma

Selain gangguan oleh hama dan penyakit, gangguan juga

disebabkan kekurangan/kelebihan unsur hara yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pohon semangka yang

kekurangan dan kelebihan unsur hara tersebut, menderita akibat adanya

gulma (tanaman pengganggu).

7. Panen dan Pasca Panen

Ciri dan umur panen : tanaman dapat dipanen setelahberumur 70 –

100 hari ditanam. Ciri-cirinya terjadi perubahan warna buah dan batang

buah mulai mengecil. Cara panen : pemetikan buah yang akan dipanen

sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan tdak berawan sehingga

buah dalam kondisi kering permukan kulitnya, dan tahan selama dalam

penyimpanan.

Prakiraan produksi : hasil produksi dari masing-masing pohon

semangka perlu diadakan pembatasan hasil buahnya, sehingga dapat

Page 42: Skrip Si

34

diperkirakan jumlah produksinya. Secara wajar jumlah buah berkisar

antara 2 – 3 buah setiap pohon, dengan berat buah 6 – 8 kg per pohon.

Pada umumnya buah semangka dapat dipanen pada umur 75-100

hari sejak ditanam. Buah yang sudah tua ketika dipetik warna daging

buahnya masih berwarna muda. Setelah dua hari, daging buah akan

bertambah tua warnanya, tetapi berat buah akan mengalami penyusutan.

Biasanya petani menjual langsung setelah buah dipetik kepada tengkulak

di tempat panenan berlangsung, sehingga tidak ada perlakuan buah

semangka setelah panen.

3) Penyortiran dan Penggolongan

Penggolongan ini biasanya tergantung pada pemantauan dan

permintaan pasaran. Penyortiran dan penggolongan buah semangka

dilakukan dalam beberapa klas antara lain:

a) Kelas A: berat≥ 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu

masak.

b) Kelas B: berat± 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu

masak.

c) Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu

masak.

4) Penyimpanan

a) Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar

(sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut:

Page 43: Skrip Si

35

b) Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4,4 derajat C, dan

kelembaban udara antara 80-85%;

c) Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara

pengaturan kadar O2 dan kadar CO2 dengan asumsi oksigen

atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), dapat mengurangi

proses respirasi;

d) Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu: merupakan

penyimpanan jangka pendek dengan cara memberi alas dari

jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun sebanyak 4-5

lapis dan setiap lapisnya diberi jerami kering.

5) Pengemasan dan Pengangkutan

Di dalam mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu

baik sampai pada tujuan akhir dilakukan pengemasan dengan

proses pengepakan yang secara benar dan hati-hati.

a) Menggunakan tempat buah yang standar untuk mempermudah

pengangkutan.

b) Melindungi buah saat pengangkutan dari kerusakan mekanik

dapat dihindari.

c) Dibubuhi label pada peti kemas terutama tentang mutu dan

berat buah.

6) Penanganan Lain

Pemasaran merupakan salah satu faktor penting, maka perlu

diperhatikan nilai harga dan jalur-jalur pemasaran mulai dari

Page 44: Skrip Si

36

produsen (petani) sampai konsumen. Semakin cepat dikonsumsi

semakin tinggi harga jualnya. Pemasaran biasa dilakukan melalui

sistem borongan dengan harga yang lebih rendah, atau melalui

beberapa tahapan (seperti produsen, pengumpul, pengecer).

C. Gambaran Peluang Agribisnis

Teknik budidaya semangka secara konvensional telah dipahami.

Akan lebih sempurna bila diketahui pula nilai ekonominya. Hal ini penting

untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha yang menyangkut biaya

produksi dan pendapatan dalam setiap hektarnya. Selain petani dapat

memperkirakan luas areal penanaman semangka yang dikehendaki, juga

akan diusahakan sesuai modal yang dimiliki.

Untuk mendukung perhitungan analisis usaha tani semangka

konvensional ada beberapa hal yang perlu dikemukakan antara lain:

a. Tanaman semangka dibudidayakan secara monokultur dengan jarak

tanam 5.0 m x 0,8 m sehingga populasi tanaman setiap hektar

mencapai 3.500 tanaman.

b. Varietas tanaman semangka yang dibudidayakan merupakan jenis

unggul (F1 hibrid), yakni varietas mindful.

c. Di lokasi penanaman terdapat diesel air sebagai sumber air apabila

diperlukan.

Page 45: Skrip Si

37

d. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yakni tenaga kerja pria (HKP)

dan tenaga kerja wanita (HKW), dengan ongkos tenaga kerja pria lebih

tinggi dari pada tenaga kerja wanita, dengan jam kerja/hari : 8 jam.

e. Budidaya semangka dilakukan pada musim kemarau (Maret-

September).

f. Analisis biaya dan pendapatan ini tidak bersifat tetap, tergantung pada

besarnya sewa lahan, upah pekerja, fluktuasi harga saprodi,dan harga

produksi buah yang didapatkan.

1. Standar Produksi

a. Ruang Lingkup

Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya,

khususnya petani semangka, Pemerintah menetapkan kebijaksanaan

dalam memilih urutan jenis tanaman pertanian/hortikultura. Dalam

ruang lingkup berikut telah disusun beberapa pedoman sebagai berikut:

1) Mengutamakan jenis tanaman semangka yang bernilai ekonomi

tinggi, untuk meningkatkan pendapatan petani semangka, baik

untuk konsumsi dalam maupun luar negeri.

2) Mengutamakan jenis tanaman yang dapat memberi kesempatan

tenaga kerja lebih banyak.

3) Mengutamakan jenis tanaman semangka yang mempunyai prospek

pasar dan pemasaran yang baik.

4) Mengutamakan jenis tanaman semangka yang dapat mempertinggi

nilai gizi masyarkat.

Page 46: Skrip Si

38

b. Diskripsi

Berdasarkan uraian diatas, tanaman semangka merupakan salah

satu tanaman prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian

diantara tanaman-tanaman hortikultura. Buah semangka mempunyai

harga yang relatif lebih tinggi dibanding tanaman hortikultura pada

umumnya. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani atau

pengusaha pertanian tanaman semangka. Dan ini memungkinkan

adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang

pertanian.

c. Klasifikasi dan Standar Mutu

Untuk klasifikasi standar mutu dan syarat produk yang berlaku

dipasaran maka kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Semangka yang diproduksi harus diberi merek, yaitu dengan

menempelkan stiker pada buah;

2) Kepercayaan yang telah diberikan oleh pelanggan harus dijaga

3) Pangsa pasar harus diperkuat, dan kontinuitas (keberlanjutan)

produksi semangka harus dijaga;

4) Buah semangka yang berkualitas (kelas M1) harus dikemas

sedemikian rupa untuk memberikan kepuasan pelanggan.

d. Pengambilan Contoh

Dalam pengambilan contoh untuk penanganan produksi

selanjutnya, umur semangka kurang lebih 56–65 HST, buah semangka

Page 47: Skrip Si

39

yang berukuran besar mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang

1,0–2,5 kg, dan ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram.

e. Pengemasan

Untuk pengemasan yang standar dapat menggunakan kotak kayu

atau dapat juga menggunakan rajutan benang yang mirip dengan jala.

Dengan kemasan rajutan benang akan lebih terjamin dibanding dengan

menggunakan kotak kayu.

Page 48: Skrip Si

40

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

A. Identitas Rumah Tangga Tani

Analisis Deskripftif dalam penelitian ini menyajikan gambaran

karakteristik rumah tangga tani yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan dan

biaya hidup. Adapun karakteristik rumah tangga tani dikelompokkan berdasarkan

jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan dan penghasilan seperti yang tertera

dibawah ini :

1. Karakteristik Rumah Tangga Tani

Hasil penelitian terhadap tiga kelompok usia, yang seluruhnya berjumlah

31 responden disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Umur

Umur (Tahun)

Jumlah (Orang)

Persen %

20-35 7 22,5

36-50 16 51,6

lebih 51 8 25,8

Jumlah 31 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2011

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kepala keluarga didominasi oleh petani

berumur 36 sampai 50 tahun (51,6%), umur 20 sampai 35 tahun 22,5%, dan

umur lebih dari 51 tahun sebanyak 25,8%.

Page 49: Skrip Si

41

Tabel 4.2.Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah(Orang) Persen

tdk sekolah 0 0

SD 0 0

SMP 11 35,4

SMA 16 51,6

S1 4 12,9

Jumlah 31 100,0

Sumber: Data Primer yang diolah 2011

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa dari 31 responden didominasi oleh

responden yang berpendidikan SMA 51,6%, berpendidikan SMP 35,4%,

berpendidikan S1 12,9%.

Tabel 4.3.Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Pekerjaan Lain

Pekerjaan lain Jumlah (Orang) Persen

peternak 22 70,9

Swasta 7 22,5

Dagang 2 6,4

Jumlah 31 100,0

Sumber: Data Primer yang diolah 2011

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa dari 31 responden didominasi oleh

responden yang bepekerjaan sebagai ternak 70,9%, bepekerjaan swasta 22,5%,

bepekerjaan dagang 6,4%. Perbedaan jenis pekerjaan tersebut tergantung pada

kesempatan dan waktu luang yang dimiliki petani dan juga dipengaruhi oleh

faktor tingkat pendidikan yang dimiliki petani. Pekerjaan sebagai pegawai negeri

sipil (PNS) menjadi alternatif pilihan bagi petani untuk menambah pendapatan

Page 50: Skrip Si

42

rumah tangganya. Tingkat pendidikan juga mendorong petani semangka untuk

memanfaatkan ijazahnya untuk mencari pekerjaan di luar sector pertanian.

Tabel 4.4.Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Luas Lahan

Luas lahan Jumlah(Orang) Persen

500-1000 meter 12 39

1001-2000 meter 3 31

> 2001 meter 16 52

Jumlah 31 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2011

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa dari 31 kepala keluarga rumah tangga tani

didominasi oleh rumah tangga tani dengan luas lahan > 2001 meter 52%, luas

lahan 500-1000 meter 39%, luas lahan 1001-2000 meter 31%.

Tabel 4.5.Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Jumlah

Anak Laki-laki dan Perempuan Jumlah Anak Jumlah Persen

Laki-laki 1,2 50

Perempuan 1,2 50

Jumlah 2,4 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2011

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa dari kepala keluarga rumah tangga tani responden

jumlah anak laki-laki dan perempuan petani seimbang yaitu sebanyak 42 orang

atau 50%.

Page 51: Skrip Si

43

Tabel 4.6.Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Berdasarkan Usia

Jumlah anggota keluarga Jumlah Persen

< 15 tahun 0,055 20

15 sampai 55 tahun 2,13 79

> 55 tahun 0,03 1

Jumlah 2,71 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2011

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa dari 24 responden didominasi oleh

responden yang berumur 15 sampai 55 tahun sebanyak 66 orang atau 79%,

kurang dari 15 tahun sebanyak 20%, sisanya lebih dari 55 tahun sebanyak 1%.

Tabel 4.7. Karakteristik Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Yang Berdasarkan Pendidikan

Jumlah anggota keluarga Jumlah Persen

Tidak sekolah 0,13 5

SD 0,26 11

SMP 0,64 23

SMA 0,64 23

Perguruan Tinggi 1,13 38

Jumlah 2,7 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2011

Dari tabel 4.7 diketahui bahwa dari 15 responden didominasi oleh

responden jumlah anggota keluarga yang berpendidikan perguruan tinggi

sebanyak 38%, tidak sekolah sebanyak 5%, SD sebanyak 11%, SMP sebanyak

23%, dan SMA sebanyak 23%.

Page 52: Skrip Si

44

B. ANALISIS HASIL PENELITIAN

1) Penerimaan Usahatani Lahan Pantai

Penerimaan paling besar adalah semangka dengan produksi sebesar

15.516,13dengan harga per Kg 2000 sehingga penerimaan sebesar 31.032.250,06,

karena usaha semangka memiliki kendala sehingga dapat menarik minat seluruh

petani semangka di Kab.Bantul.Sehingga harga jual mengalami Kenaikan pada

saat panen tiba (harga stabil), sehingga petani dapat menutupi harga sarana

produksi yang mahal. Timbulnya penyakit dapat di tangani dengan cepat sehingga

Harga jual dari semangka cenderung stabil saat panen.

Dari table di atas menunjukkan produksi rata-rata sebesar 15516,13 kg

dengan harga per kg Rp. 2000. Jadi penerimaan untuk 31 petani adalah

Rp.31.032.258,06.

2) Rata-rata Biaya Usahatani Semangka Tabel 5.1. Rata-rata Biaya Usahatani Semangka Unit Nilai (Rp) Persentase %

Implisit (implisit tidak dari biaya yang berkaitan dengan jenis tanaman seperti :

Biaya pupuk

Biaya tenaga kerja

Biaya pengairan

Biaya produksi (Biaya benih)

2.904.777,097

720.500

820.250

602.540

761.487

55%

Explisit (explisit terdiri dari biaya:

Biaya penyiangan

2.376.635,806

45%

Page 53: Skrip Si

45

Biaya penyemprotan pestisida

Biaya penjarangan

Penyusutan alat

Biaya penggunaan imulsa

505.400

490.580

485.260

475.300

420.150

Jumlah 5281412,903 100%

Dari table di atas biaya Implisit dari 31 petani Rp.2.904.777,097 atau 55%

sedangkan nilai explisit sebesar 2.376.635,806 atau 55% sehingga total Biaya

Usaha Tani semangka di Sanden Bantul sebesar Rp.5.281.412,903.

3) Keuntungan

Tabel 5.4. Keuntungan Usahatani Semangka di Lahan Pantai Uraian Nilai (Rp)

Penerimaan Rp962.000.000

Biaya Rp163.723.800

Keuntungan Rp798.276.200

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai penerimaan sebesar Rp

962.000.000, biaya sebesar Rp 163.723.800, Keuntungan yang di peroleh petani

adalah sebesar Rp.798.276.200 dengan rata-rata keuntungan satu petani adalah

Rp.25.750.845,16

Page 54: Skrip Si

46

4) Efisiensi Usahatani

Untuk mengetahui usahatani semangka ini efisien atau tidak, maka

dihitung R/C rasionya. R/C rasio adalah perbandingan penerimaan total dan biaya

total.

Tabel 5.5. Rata-Rata Efisiensi Usahatani Semangka Pada Petani Semangka Per Usahatani di Sanden Kabupaten Bantul No Uraian Besarannya(Rp) Rata-rata

1. Biaya Total 163.723.800/ 31 5281412,9

2. Penerimaan Total 962.000.000/ 31 31032258

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa penerimaan total usahatani

semangka adalah Rp 962.000.000 dengan biaya total Rp 163.723.800 didapat nilai

efisiensinya adalah 6,2 (lebih dari satu), sehingga dapat dinyatakan bahwa

usahatani semangka telah efisien untuk diusahakan. Efisien yang dimaksud bahwa

setiap penerimaan usahatani yang diterima oleh petani semangka sudah mampu

menutup besarnya biaya yang dikeluarkan dalam mengerjakan usahatani tersebut

atau dapat pula diartikan bahwa satu rupiah biaya yang dikeluarkan oleh petani

semangka mampu menghasilkan penerimaan sebesar 6,2

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis nol (Ho) dalam uji keuntungan ini adalah bahwa usahatani

semangka di lahan pantai Samas tidak menguntungkan ( 0≤π ) sedangkan

hipotesis alternatifnya (Ha) adalah bahwa usaha tani semangka di lahan pantai di

Sanden Kabupaten Bantul menguntungkan ( 0≥π ).

Page 55: Skrip Si

47

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa usahatani semangka

menguntungkan digunakan uji- t, yang dirumuskan sebagai berikut :

nsthitung

1−=π ttabel : α = 5%, n-1.

keterangan

π = keuntungan usahatani π = rata-rata keuntungan dari seluruh petani s = standar deviasi i = sampel ke-i n = jumlah sampel

Kriteria pengujiannya adalah ;

e. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti usahatani

semangka di lahan pantai menguntungkan.

f. Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti usahatani

semangka di lahan pantai tidak menguntungkan.

Ho : Usahatani tidak menguntungkan

Ha : Usahatani menguntungkan

Hipotesis nol (Ho) dalam uji efisiensi adalah bahwa usahatani semangka di

lahan pantai Karangsewu-Galur tidak efisien ( 1≤η ) sedangkan hipotesis

alternatifnya (Ha) adalah bahwa usaha tani semangka di lahan pantai di Sanden

Kabupaten Bantul efisien ( 1>η ).

Page 56: Skrip Si

48

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa usahatani semangka

efisien digunakan uji-t, yang dirumuskan sebagai berikut :

nsthitung

1−=η ; ttabel : α = 5%, n-1.

n

n

ii∑

== 1η

η

keterangan

η = efisiensi usahatani η = rata-rata efisiensi dari seluruh petani s = standar deviasi i = sampel ke-i n = jumlah sampel Kriteria pengujiannya adalah ;

g. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti usahatani

semangka di lahan pantai efisien.

h. Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti usahatani

semangka di lahan pantai tidak efisien.

t hitung : 5,2322

t tabel : 2,042 (31: 5%)

terdapat pada lampiran

Page 57: Skrip Si

49

BAB V PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Kegiatan usahatani semangka di Sanden Kabupaten Bantul merupakan

salah satu sumber pendapatan petani selain dari usahatani lahan pekarangan

dan dari luar usahatani. Usahatani semangka ini dilaksanakan di lahan sawah.

Para petani mengetahui usahatani ini dari tetangga terdekat, tetapi adapula

usahatani ini merupakan usahatani yang turun temurun dari anggota keluarga

sebelumnya. Setiap petani ini ingin memperoleh pendapatan yang besar dalam

berusahatani agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi dengan baik. Unsur

pendapatan dalam usahatani adalah penerimaan dan biaya. Perhitungan biaya

yang dikeluarkan oleh petani dalam usahatani semangka menggunakan konsep

biaya mengusahakan yang meliputi biaya untuk pembelian sarana produksi,

pembayaran tenaga kerja, pajak tanah, iuran irigasi dan biaya lain-lain. Rata-

rata biaya mengusahakan usahatani semangka yang dikeluarkan oleh petani

sebesar Rp 2.405.520,53/UT/MT atau Rp 7.820.931,01/Ha/MT.

Biaya sarana produksi dalam penelitian ini antara lain biaya untuk

pembelian benih, pupuk, pestisida, polybag dan mulsa. Sarana produksi yang

digunakan pada usahatani semangka ini dibeli dari toko sarana produksi

pertanian terdekat sedangkan untuk pupuk TSP mendapatkan subsidi dari

pemerintah sehingga harga yang diterima oleh petani menjadi lebih rendah atau

separuh dari harga yang sebenarnya. Dalam usahatani semangka jenis pupuk

yang dibutuhkan diantaranya adalah pupuk organik dan pupuk anorganik.

Page 58: Skrip Si

50

Pupuk organik yang digunakan yaitu pupuk kandang yang berasal dari kotoran

ternak. Rata-rata biaya untuk pembelian pupuk kandang sebesar Rp

201.833,33/UT/MT atau Rp 626.518,81/Ha/MT. Pupuk kandang mempunyai

kemampuan mengubah berbagai faktor dalam tanah, sehingga dapat menjadi

faktor-faktor yang menjamin kesuburan tanah seperti dapat menambah zat

makanan, mempertinggi kadar humus, memperbaiki struktur tanah, serta dapat

mendorong kehidupan jasad renik. Pupuk anorganik yang digunakan adalah

TSP, NPK, ZA, KCL, dan pupuk daun atonik. Pupuk daun yang dipakai oleh

petani biasanya yang berbentuk cair yang pengaplikasiannya dengan cara

disemprotkan. Tujuan pengaplikasian dengan cara disempotkan ini adalah agar

unsur-unsur yang terkandung didalam larutan pupuk dapat diisap oleh daun

atau batang tanaman. Dalam pemberian pupuk petani tidak menggunakan

aturan khusus, kadang petani hanya berdasarkan pada pengalaman masa lalu.

Polybag yang dipergunakan oleh petani semangka adalah polybag berupa

plastik. Apabila bibit semangka sudah berumur 14 minggu kemudian bibit

tersebut dipindah ke lahan yang sudah disiapkan oleh petani.

Petani semangka memerlukan pestisida untuk pemberantasan hama dan

penyakit. Pestisida yang dipakai oleh petani adalah pestisida agrimex, desis,

dan indropul. Pestisida agrimex dan desis bermanfaat untuk memberantas

hama seperti hama ulat dan hama embing-embing/kaper sejenis serangga,

sedangkan indropul untuk memberantas jamur atau penyakit yang berupa

penyakit akar busuk yang banyak menyerang tanaman semangka. Pemakaian

pestisida ini dilakukan dengan cara disemprot dengan sprayer. Biaya terbesar

Page 59: Skrip Si

51

yang dikeluarkan oleh petani pada penggunaan saprodi adalah untuk pembelian

pupuk terutama pupuk anorganik. Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani

semangka, petani sebagian besar menggunakan tenaga kerja luar karena tenaga

kerja keluarga tidak cukup untuk menyelesaikan kegiatan usahatani. Beberapa

kegiatan usahatani tersebut antara lain pencangkulan dan pembuatan bedengan,

pembuatan got, pemberian lxxvi pupuk dasar, pemasangan mulsa, pembibitan,

pengairan, penanaman, pembentukan cabang, penyeleksian buah, pemupukan

I, pemupukan II pemupukan III, dan kegiatan pengendalian hama tanaman.

Didalam kegiatan semangka ini untuk pengangkutan sekaligus pemanenan

tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh petani. Hal ini dikarenakan oleh semua

hasil panen ditebas atau dijual semua kepada tengkulak dengan kesepakatan

harga yang telah ditentukan diantara petani dan penebasnya, sehingga biaya

untuk pengangkutan dan pemanenan ini ditanggung oleh penebas. Biaya tenaga

kerja usahatani semangka ini mencapai Rp 1.072.544,44/UT/MT atau Rp

3.634.616,13/Ha/MT.

Adapun biaya lain-lain yang dikeluarkan dalam penelitian ini meliputi

pajak, iuran irigasi, dan penyusutan peralatan. Besarnya pajak lahan ditentukan

oleh pemerintah dan tergantung pada lokasi dan luas lahan. Lahan yang dekat

dengan jalur transportasi pajaknya lebih tinggi jika dibandingkan lahan yang

jauh dari jalur transportasi. Demikian juga dengan iuran irigasi yang harus

dikeluarkan oleh petani setiap panennya. Kegiatan irigasi ini dilaksanakan

selama beberapa kali diantara 2-8 kali. Hal ini dikarenakan supaya hasil panen

semangka yang diperoleh menjadi lebih baik. Iuran irigasi juga dipengaruhi

Page 60: Skrip Si

52

oleh letak lahan karena besarnya iuran irigasi ini ditentukan dalam rapat desa

antarpetani dengan pamong desa setempat sehingga akan berbeda antara desa

yang satu dengan desa yang lain. Biaya penyusutan peralatan meliputi biaya

penyusutan cangkul, sosrok, gunting, dan alat semprot yang diperlukan dalam

usahatani semangka. Rata-rata biaya lain-lain untuk usahatani semangka yang

terbesar yaitu biaya untuk iuran irigasi sebesar Rp 117.000,00/UT/MT atau Rp

356.029,39/Ha/MT, kemudian diikuti oleh biaya untuk penyusutan alat sebesar

Rp 24.026,07/UT/MT atau Rp 70.336,88/Ha/MT. Petani semangka di Sanden

Kabupaten Bantul kebanyakan ikut kelompok tani yang bernama “Marsudi

Tani”. Kelompok tani ini dibuat sebagai tempat berkumpulnya para petani

untuk membahas semua kegiatan yang berhubungan dengan usahatani

semangka yang berupa lxxvii penyuluhan dari dinas pertanian setempat yang

memberikan penyuluhan tentang bagaimana caranya untuk meningkatkan hasil

usahatani semangka. Penerimaan usahatani semangka dalam penelitian ini

merupakan nilai uang yang diterima petani dari hasil produksi usahatani

semangka yang diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi dengan

harga jual produk per kilogram. Berdasarkan hasil penelitian produksi rata-rata

yang dihasilkan dari usahatani semangka sebesar Rp 5.535,00 Kg/UT/MT atau

Rp 17.241,72 Kg/Ha/MT. Rata-rata harga jual per kilogram yang diterima oleh

petani adalah Rp 900,00/Kg, sehingga rata-rata total penerimaan petani sebesar

Rp 4.981.000,00/UT/MT atau Rp 15.517.543,50/Ha/MT. Rata-rata pendapatan

petani semangka dapat dihitung dengan cara mengurangi rata-rata penerimaan

dengan rata-rata biaya usahatani.

Page 61: Skrip Si

53

Dari hasil penelitian dapat diperoleh rata-rata pendapatan total

usahatani semangka sebesar Rp 2.575.979,47/UT/MT atau Rp

7.696.612,49/Ha/MT. Disamping mengusahakan usahatani semangka sebagian

besar petani mempunyai usaha lain diluar usahatani semangka seperti usahatani

pekarangan dan usaha lain diluar sektor pertanian. Usaha-usaha diluar

usahatani ini merupakan mata pencaharian sampingan dan adapula yang

merupakan mata pencaharian tetap bagi petani. Meskipun pendapatan yang

diperoleh dari luar usahatani semangka tidak cukup besar apabila dibandingkan

dengan pendapatan dari usahatani semangka, tetapi petani tetap menekuni

pekerjaan sampingan tersebut, sebab mereka masih memerlukan sebagai

masukan imbalan dan mereka bisa mengerjakan pekerjaan sampingan tersebut

tanpa mengganggu waktu dari kegiatan usahatani semangka, sehingga mereka

berusaha memanfaatkan waktu yang mereka miliki agar tidak sia-sia.

Pendapatan total rumah tangga dapat berasal dari satu atau lebih macam

sumber pendapatan, dimana masing-masing sumber pendapatan tersebut

memberikan kontribusi yang berbeda-beda terhadap total pendapatan keluarga.

Selain pendapatan yang diperoleh dari usahatani semangka, para anggota

keluarga atau petani itu sendiri juga mempunyai sumber pendapatan lain yang

turut memberikan sumbangan pendapatannya terhadap total lxxviii pendapatan

keluarga. Mata pencaharian diluar usahatani semangka yang ditekuni oleh

petani semangka maupun oleh anggota keluarga petani bervariasi seperti

Pegawai Negeri Sipil (PNS), buruh tani, garu luku, subak, pegawai kalurahan,

pedagang dan pensiunan. Rata-rata pendapatan total keluarga petani secara

Page 62: Skrip Si

54

keseluruhan yaitu sebesar Rp 3.900.201,69/UT/MT atau Rp

9.761.945,82/Ha/MT., namun ratarata pendapatan tiap jenis pekerjaan diluar

usahatani dari semangka yang menunjukkan jumlah kecil. Hal ini dikarenakan

jumlah tersebut merupakan pendapatan rata-rata tiap jenis pekerjaan dari 30

petani responden didalampenelitian ini. Rata-rata pendapatan dari luar

usahatani semangka yaitu Rp2.401.190,48/MT, sedangkan rata-rata pendapatan

yang terendah berasal dari usahatani lahan pekarangan yaitu sebesar Rp

487.916,67/UT/MT atau Rp 2.361.944,45/Ha/MT.

Usahatani semangka selain mampu memberikan pendapatan yang besar

terhadap pendapatan total rumah tangga petani semangka, ternyata usahatani

semangka telah mencapai efisien. Efisiensi usahatani semangka sebesar 2,07,

hal tersebut dapat diartikan bahwa 1 rupiah biaya yang dikeluarkan oleh petani

semangka mampu menghasilkan penerimaan sebesar 2,07 rupiah. Dari hasil

penelitian ini, besarnya kontribusi pendapatan yang diperoleh dari usahatani

semangka terhadap pendapatan total rumah tangga petani sebesar 78,27 persen,

berarti bahwa kontribusi pendapatan yang diperoleh dari usahatani semangka

lebih tinggi dari pada sumber pendapatan yang lain terhadap pendapatan total

rumah tangga petani di Sanden Kabupaten Bantul. Dengan kontribusi sebesar

78,27 persen, usahatani semangka ini menjadi suatu usaha yang menjanjikan

dan mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi bagi petani.

Usahatani semangka masih memiliki beberapa kendala sehingga belum

dapat menarik minat seluruh petani semangka di Bantul khususnya di Sanden

Kabupaten Bantul. Kendala tersebut antara lain hama dan penyakit yang

Page 63: Skrip Si

55

menyerang tanaman semangka, harga jual turun pada saat panen tiba (harga

tidak stabil), serta harga sarana produksi yang mahal (tidak stabil). Timbulnya

hama dan penyakit yang menyerang tanaman semangka yang berupa ulat,

embing-embing sejenis serangga, jamur atau penyakit busuk akar pada

usahatani semangka membutuhkan penanganan yang cukup serius.

Penanggulangan terhadap hama dan penyakit yang menyerang tanaman

semangka dilakukan dengan cara manual menggunakan tangan dan

menggunakan obat-obatan kimia dengan cara disemprot dengan pestisida.

Harga jual dari semangka yang turun atau tidak stabil saat panen terutama pada

saat musim penghujan tiba, karena dalam kondisi cuaca yang tidak mendukung

kualitas dari buah semangka juga ikut turun sehingga harga jual juga menjadi

turun. Pada musim tanam tahun 2007 harga jual semangka sebesar Rp

1.000,00/Kg, sedangkan pada musim tanam tahun 2008 sekarang turun

menjadi Rp 900,00/Kg. Hal tersebut tidak dapat dicegah oleh petani semangka,

karena yang menentukan harga bukanlah petani melainkan tengkulak atau

penebas.

Harga sarana produksi yang terus menerus mengalami peningkatan

mengakibatkan petani semangka juga harus mengeluarkan biaya yang lebih

tinggi, sehingga pendapatan yang diperoleh petani menjadi menurun. Oleh

sebab itu petani mengharapkan harga pupuk organik (pupuk kandang) maupun

harga pupuk anorganik (pupuk NPK, TSP, Za, KCL serta pupuk daun atonik)

dapat stabil di tingkat petani. Minimal dengan harga pupuk yang stabil, petani

Page 64: Skrip Si

56

dapat memperkirakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam setiap

musim tanamnya.

Page 65: Skrip Si

57

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan mengenai

usahatani semangka pada musim tanam tahun 2010 di Sanden Kabupaten

Bantul dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Total biaya mengusahakan usahatani semangka sebesar Rp 163.723.800,

penerimaan yang diterima oleh petani semangka yaitu Rp 962.000.000,

dan keuntungan yang di terima oleh petani semangka sebesar

Rp 798276200

2. Efisiensi usahatani semangka sebesar 6,2 berarti usahatani semangka

efisien.

B. Saran

1. Petani sebaiknya dapat memaksimalkan usahatani semangka selain dari

usaha yang lainnya karena dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi dan

memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan total rumah

tangga petani.

2. Pemerintah hendaknya memberikan perhatian yang lebih pada usahatani

semangka mengingat potensi yang dimiliki diwilayahnya dan hasil dari

usahatani semangka dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga petani.

Perhatian pemerintah dapat diwujudkan dengan memberikan penyuluhan

Page 66: Skrip Si

58

mengenai usahatani semangka atau memberikan bantuan yang berupa

modal untuk berusahatani semangka dan lebih meningkatkan peran dari

kelompok tani dengan membentuk atau mendirikan koperasi pedagang

semangka yang diantara anggotanya adalah kelompok tani tersebut.

Page 67: Skrip Si

59

DAFTAR PUSTAKA

Adjid, D. Abdul,1991,Konsep Alih Teknologi Pertanian Lahan kering : makalah disampaikan pada symposium nasional penelitian dan pengembangan sistem usaha tani lahan kering yang berkelanjutan yang diselenggarakan oleh UNIBRAW 29 – 31 Agustus 1991.

Budiyanto, Gunawan., 2009, Bahan Organik Rasio C/N Tinggi Dapat

memperbaiki Produktivitas Lahan Pasir Pantai (Disetasi S3), Sekolah Pasca Sarjana- UGM, Yogykarta.

Dewantoro; Puspaningrum, dan Suwardi, 1997, Diklat Pengantar Praktikum Ilmu

Usahatani, Laboratorium EP dan Usahatani, Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta.

Hadisapoetro, S., 1982, Biaya Dan Pendapatan Di Dalam Usahatani, UGM,

Yogyakarta. Hartono, Sri. et.al. 2004. Pengembangan Teknik Rehabilitasi Lahan Pantai

Berpasir untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat (Makalah seminar). BP2TPDAS-IBB. Surakarta.

Kantor Deputi Mennegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

dan Teknologi, 2000, Teknologi Tepat Guna : Semangka, BPPT, Jakarta. Manurung, Hotman (2002), Perubahan Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir dan

Pengaruhnya Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatra Utara, Program Pascasarjana - USU, Medan, Sumatra Utara

Mubyarto, 1989, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta. Nasir, M., 1988, Metode Penelitian, Ghalia Indoensia, Jakarta Soekartawi, 1993, Prinsip Dasar Eonomi Pertanian, Raja Gratindo Persada,

Jakarta. Soekartawi, 1996, Panduan Membuat Usulan Proyek Pertanian Dan Pedesaan,

Penerbit ANDI. Yogyakarta. Soekartawi, 1996, Pembangunan Pertanian Untuk Mengentaskan Kemiskinan,

Penerbit Universitas Indonesia (UIP), Jakarta.

Page 68: Skrip Si

60

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis, penerbit ALFABETA, Bandung. Widodo,A.S. 2008, Kajian Usahatani Lahan Pantai Di Kabupaten Bantul (naskah

seminar), Pusat Analisi Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.

Page 69: Skrip Si

61

Lampiran 1. Rata-rata Penerimaan Usaha Tani Semangka

produksi per kg harga per kg penerimaan 17000 Rp2.000 Rp34.000.000 10000 Rp2.000 Rp20.000.000 25000 Rp2.000 Rp50.000.000 21000 Rp2.000 Rp42.000.000 20000 Rp2.000 Rp40.000.000 10000 Rp2.000 Rp20.000.000 20000 Rp2.000 Rp40.000.000 22000 Rp2.000 Rp44.000.000 10000 Rp2.000 Rp20.000.000 10000 Rp2.000 Rp20.000.000 16000 Rp2.000 Rp32.000.000 17000 Rp2.000 Rp34.000.000 19000 Rp2.000 Rp38.000.000 17000 Rp2.000 Rp34.000.000 19000 Rp2.000 Rp38.000.000 10000 Rp2.000 Rp20.000.000 15000 Rp2.000 Rp30.000.000 12000 Rp2.000 Rp24.000.000 19000 Rp2.000 Rp38.000.000 20000 Rp2.000 Rp40.000.000 10000 Rp2.000 Rp20.000.000 4000 Rp2.000 Rp8.000.000 22000 Rp2.000 Rp44.000.000 20000 Rp2.000 Rp40.000.000 12000 Rp2.000 Rp24.000.000 4000 Rp2.000 Rp8.000.000 10000 Rp2.000 Rp20.000.000 18000 Rp2.000 Rp36.000.000 30000 Rp2.000 Rp60.000.000 2000 Rp2.000 Rp4.000.000 20000 Rp2.000 Rp40.000.000 481000 62000 962000000

15516,129 2000 31032258,06

Page 70: Skrip Si

DAFTAR PUSTAKA

Adjid, D. Abdul,1991,Konsep Alih Teknologi Pertanian Lahan kering : makalah disampaikan pada symposium nasional penelitian dan pengembangan sistem usaha tani lahan kering yang berkelanjutan yang diselenggarakan oleh UNIBRAW 29 – 31 Agustus 1991.

Budiyanto, Gunawan., 2009, Bahan Organik Rasio C/N Tinggi Dapat memperbaiki

Produktivitas Lahan Pasir Pantai (Disetasi S3), Sekolah Pasca Sarjana- UGM, Yogykarta.

Dewantoro; Puspaningrum, dan Suwardi, 1997, Diklat Pengantar Praktikum Ilmu

Usahatani, Laboratorium EP dan Usahatani, Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta.

Hadisapoetro, S., 1982, Biaya Dan Pendapatan Di Dalam Usahatani, UGM,

Yogyakarta. Hartono, Sri. et.al. 2004. Pengembangan Teknik Rehabilitasi Lahan Pantai Berpasir

untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat (Makalah seminar). BP2TPDAS-IBB. Surakarta.

Kantor Deputi Mennegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu dan

Teknologi, 2000, Teknologi Tepat Guna : Semangka, BPPT, Jakarta. Manurung, Hotman (2002), Perubahan Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir dan

Pengaruhnya Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatra Utara, Program Pascasarjana - USU, Medan, Sumatra Utara

Mubyarto, 1989, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta. Nasir, M., 1988, Metode Penelitian, Ghalia Indoensia, Jakarta Soekartawi, 1993, Prinsip Dasar Eonomi Pertanian, Raja Gratindo Persada, Jakarta. Soekartawi, 1996, Panduan Membuat Usulan Proyek Pertanian Dan Pedesaan,

Penerbit ANDI. Yogyakarta. Soekartawi, 1996, Pembangunan Pertanian Untuk Mengentaskan Kemiskinan,

Penerbit Universitas Indonesia (UIP), Jakarta.

Page 71: Skrip Si

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis, penerbit ALFABETA, Bandung. Widodo,A.S. 2008, Kajian Usahatani Lahan Pantai Di Kabupaten Bantul (naskah

seminar), Pusat Analisi Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.

Page 72: Skrip Si

Kuesioner

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Pendidikan :

Pekerjaan lain :

Luas lahan : hektar

Pola

ta

nam

MT I, komoditas : mulai bulan sampai bulan

MT II, komoditas : mulai bulan sampai bulan

MT III, komoditas : mulai bulan sampai bulan

Ket. MT : Musim Tanam

Anggota Keluarga Nama Hubungan

Keluarga Jenis

kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan

Pendapatan Budidaya Semangka Berat (ton) Harga (Rp) / kg Hasil (Rp) Keterangan

Panen 1 Panen 2 Panen 3 Panen 4

dll.

Page 73: Skrip Si

Biaya budidaya semangka T

enag

a ke

rja

Jenis Kegiatan Keluarga (HKO)

Non keluarga (HKO)

Upah/HKO (Rp)

Total upah (Rp)

Pengolahan tanah

Pembibitan

Penanaman

Penyiraman

Pemupukan

Penyiangan

Pembasmian hama

Pemilihan buah

Panen

Lain-lain

Keterangan : HKO : hari kerja orang

Sara

na

Prod

uksi

Jenis saprotan Jumlah kg, liter

Harga satuan (Rp)

Umur ekonomis

Biaya

Pupuk urea

Pupuk KCL

Pupuk TSP

Pupuk kandang

Pestisida

dan lain-lain

Pera

lata

n Jenis Jumlah Harga

(Rp) Umur ekonomis

(tahun) Biaya

Cangkul

Sabit

Gembor

Tangki semprot

Lain – lain