skrining tumbuhan anti malaria (cempedak, pepaya, pandan) - for merge

7
Skrining tumbuhan anti malaria: Kulit Batang Cempedak Ekstraksi dan Isolasi Serbuk kulit batang A. champeden diekstraksi dengan n-heksana untuk menghilangkan lemak. Residu dikeringkan kemudian diekstraksi kembali dengan diklorometana menghasilkan ekstrak diklorometana. Ekstrak diklorometana dipisahkan secara kromatografi kolom vakum dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak berturut-turut n-heksana, diklorometana dan metanol (penurunan gradien konsentrasi 5%) menghasilkan fraski-fraksi. Berdasarkan hasil uji aktivitas antimalaria fraksi-fraksi, dipilih fraksi yang paling aktif untuk diisolasi lebih lanjut sehingga akhirnya dihasilkan isolat yang aktif sebagai antimalaria. Uji Aktivitas Antimalaria Parasit malaria yang digunakan untuk uji, dibiakkan. Pembiakan dilakukan pada cawan petri dan dikerjakan secara aseptik. Pada uji kali ini digunakan P. falciparum strain 3D7 yang sensitif terhadap kloroquin. Untuk pengujian antimalaria, digunakan cara tes mikro. Bahan uji dilarutkan dalam DMSO, diencerkan sampai kadar tertentu dalam medium RPMI 1640 yang mengandung 10% serum manusia, 25 mM HEPES dan 25 mM NaHCO3. Larutan disterilkan dengan saringan berdiameter 0,45 μm dan diencerkan secara seri. Masing-masing lempeng sumur

Upload: m-abdul-aziz-p

Post on 06-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Skrining Tumbuhan Anti Malaria (Cempedak, Pepaya, Pandan) - For Merge

Skrining tumbuhan anti malaria:

Kulit Batang Cempedak

Ekstraksi dan Isolasi

Serbuk kulit batang A. champeden diekstraksi dengan n-heksana untuk

menghilangkan lemak. Residu dikeringkan kemudian diekstraksi kembali dengan

diklorometana menghasilkan ekstrak diklorometana. Ekstrak diklorometana

dipisahkan secara kromatografi kolom vakum dengan fase diam silika gel GF254

dan fase gerak berturut-turut n-heksana, diklorometana dan metanol (penurunan

gradien konsentrasi 5%) menghasilkan fraski-fraksi. Berdasarkan hasil uji

aktivitas antimalaria fraksi-fraksi, dipilih fraksi yang paling aktif untuk diisolasi

lebih lanjut sehingga akhirnya dihasilkan isolat yang aktif sebagai antimalaria.

Uji Aktivitas Antimalaria

Parasit malaria yang digunakan untuk uji, dibiakkan. Pembiakan dilakukan

pada cawan petri dan dikerjakan secara aseptik. Pada uji kali ini digunakan P.

falciparum strain 3D7 yang sensitif terhadap kloroquin. Untuk pengujian

antimalaria, digunakan cara tes mikro. Bahan uji dilarutkan dalam DMSO,

diencerkan sampai kadar tertentu dalam medium RPMI 1640 yang mengandung

10% serum manusia, 25 mM HEPES dan 25 mM NaHCO3. Larutan disterilkan

dengan saringan berdiameter 0,45 μm dan diencerkan secara seri. Masing-masing

lempeng sumur mikro diisi dengan larutan bahan uji dan ditambahkan suspensi

5% eritrosit dengan parasitemia 1% sehingga masing-masing sumur berisi 1000

μL medium yang mengandung bahan uji dengan konsentrasi 0,0001 ; 0,001 ;

0,01 ; 0,1 ; 1 ; dan 10 μg/ml. Kemudian diinkubasikan dalam inkubator pada suhu

37o C selama 48 jam, dan dilakukan evaluasi hasil. Setelah diinkubasi selama 48

jam, lempeng sumur mikro dikeluarkan, sediaan uji dicampur sampai homogen

dan disentrifus, filtratnya dibuang dan bagian yang pekat dibuat sediaan lapisan

darah tipis. Sediaan dikeringkan pada suhu kamar, difiksasi dengan metanol,

kemudian setelah kering diwarnai dengan larutan giemsa 20% dalam aqua selama

10 menit. Evaluasi dilakukan dengan cara menghitung jumlah eritrosit terinfeksi

pada setiap 5.000 eritrosit di bawah mikroskop. Kemudian dihitung persen

hambatan terhadap pertumbuhan P. falciparum.

Page 2: Skrining Tumbuhan Anti Malaria (Cempedak, Pepaya, Pandan) - For Merge

Kulit Buah Pepaya Mentah

Pepaya merupakan tanaman obat yang sering dimanfaatkan masyarakat India

dan sebagian masyarakat Indonesia dalam pengobatan tradisional. Daun, akar,

dan buah pepaya mengandung beberapa senyawa, antara lain: papain, damar,

papayatin, dan tannin yang mempunyai potensi sebagai antibiotik. Beberapa

penelitian terdahulu membuktikan bahwa kulit dan daging buah papaya muda

berpotensi sebagai antimalaria.

METODE PENELITIAN

1. Preparasi sampel

Sampel kulit buah pepaya mentah yang telah diperoleh kemudian

dikeringkan di bawah sinar matahari secara tidak langsung dengan menutup kain

hitam diatas sampel tersebut. Setelah sampel kering kemudian dihancurkan

dengan blender.

2. Ekstraksi sampel dan Pembuatan variasi dosis

Serbuk kulit buah pepaya mentah (70 g) diekstraksi secara maserasi

menggunakan pelarut petroleum ether selama 2x24 jam. Lalu adonan terpisah

sehingga dihasilkan filtrat dan residu. Filtrat kemudian dievaporasi sampai

menjadi ekstrak kering. Beberapa variasi dosis (100, 200, 400, 800, 1600 mg/kg

BB) dibuat dengan melarutkan ekstrak ke dalam pelarut Tween 80 5%.

3. Pengelompokan hewan uji

Hewan uji dibagi menjadi 7 kelompok (tiap kelompok terdiri atas 5 ekor

mencit), yaitu 5 kelompok perlakuan ekstrak kulit buah pepaya mentah dengan

variasi dosis, 1 kelompok pembanding (klorokuin 5 mg/kg BB) dan 1 kelompok

kontrol negatif.

4. Pengembangan Plasmodium berghei & cara infeksi

Plasmodium berghei diinokulasikan ke mencit strain Balb/ c. Untuk

memelihara kelangsungan Plasmodium berghei dilakukan pasase (transfer) dari

mencit yang telah terinfeksi berat ke mencit yang masih sehat. Infeksi dilakukan

dengan cara suntikan intraperitonial 0,2 mL darah yang mengandung 1x107

parasit

Page 3: Skrining Tumbuhan Anti Malaria (Cempedak, Pepaya, Pandan) - For Merge

5. Uji potensi antiplasmodial ekstrak kulit buah pepaya mentah

Uji potensi dilakukan terhadap mencit yang terinfeksi Plasmodium berghei

dengan cara suntikan subkutan sebanyak 20 µL ekstrak. Pemberian ekstrak

dilakukan selama 4 hari sejak hari diinokulasi dengan Plasmodium berghei.

6. Pemeriksaan parasitemia

Pemeriksaan parasitemia dilakukan setiap hari dari hari pertama setelah infeksi

sampai hari keempat. Darah diambil dari ujung ekor mencit kemudian dibuat

apusan darah tipis, Sediaan darah diperiksa dibawah mikroskop cahaya,

Persentase eritrosit yang terinfeksi Plasmodium berghei dihitung pada masing-

masing sediaan.

Akar Pandan

METODE PENELITIAN

Ekstraksi dan Fraksinasi

Sampel akar pandan sebanyak 11 kg dibersihkan lalu dikeringkan pada suhu

kamar selama beberapa hari (dengan indikator kadar air <10%) sehingga

diperoleh sampel kering sebanyak 2,5 kg. Selanjutnya sampel kering sebanyak 2

kg dimaserasi dengan metanol 80% pada suhu kamar selama 3 x 24 jam. Ekstrak

disaring dan filtratnya dikumpulkan, dimaserasi kembali dengan cara

menambahkan metanol yang baru (sampai jernih). Seluruh filtrat dikumpulkan

lalu diuji fitokimia dan dipekatkan dengan evaporator, kemudian ditimbang untuk

mengetahui rendemennya. Ekstrak kasar metanol kemudian difraksinasi/dipartisi

dengan n-heksana, diklorometan dan etil asetat. selanjutnya dipekatkan dengan

evaporator. Kemudian masing-masing ekstrak kental metanol dan hasil partisi

dilakukan uji aktivitas antimalaria terhadap Plasmodium falciparum strain 3D7.

Uji Aktivitas Antimalaria secara in vitro

Ekstrak/fraksi hasil pemisahan dilakukan uji antimalaria terhadap Plasmodium

falciparum strain 3D7 (galur yang sensitif terhadap klorokuin) yang telah

dibiakkan. Uji antimalaria dilakukan dengan 5 variasi konsentrasi dengan dua kali

replikasi memakai plate mikro 96 lubang. Setiap lubang berisi 100 μL medium

lengkap dengan eritrosit 5.% dan parasitemia 3.%. Sediaan uji dengan konsentrasi

Page 4: Skrining Tumbuhan Anti Malaria (Cempedak, Pepaya, Pandan) - For Merge

100; 10; 1; 0,1; dan 0,01 μg/mL dimasukkan 100 μL pada setiap lubang. Setelah

diinkubasi selama 48 jam, hasil dipanen, dihitung jumlah yang hidup dan

dibandingkan dengan kontrol negatif.

SUMBER:

Abdullah, Mawardi.2006. SKRINING DAN POTENSI KULIT BUAH PEPAYA

MENTAH SEBAGAI OBAT ANTIMALARIA ALAMI. Tersedia online

di http://directory.umm.ac.id%2Fpenelitian%2FPKMI%2Fpdf

%2FSKRINING%2520DAN%2520POTENSI%2520KULIT

%2520BUAH%2520PEPAYA%2520MENTAH%2520SEBAGAI

%2520OBAT%2520ANTIMALARIA

%2520ALAMI.pdf&usg=AFQjCNHor6aebj3HaGY6fm1b-sI-

9wtQhA&sig2=MHxDgXodhUGg1lOWlB46-

w&bvm=bv.103073922,d.c2E [diakses pada tanggal 18 September 2015].

Nuri. 2007. Profil Kromatogram dan Spektrogram Isolat Antimalaria dari Ekstrak

Diklorometana Kulit Batang Artocarpus champeden Spreng. Tersedia

online di http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID/article/viewFile/181/147

[diakses pada tanggal 19 September 2015].

Susilawati, dkk. 2014. SKRINING FITOKIMIA DAN AKTIVITAS

ANTIMALARIA FRAKSI POLAR (Pandanus amaryllifolius). Tersedia

online di http://dppm.uii.ac.id/dokumen/DPPM-UII_pros62_Hal_823-

830_Sikring_Fitokimia.pdf [diakses pada tanggal 19 September 2015].