skizotipal

Upload: nurul-hidayah

Post on 15-Jul-2015

149 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOTIPAL Penderita gangguan kepribadian skizotipal bersikap sangat aneh, bahkan terhadap orang yang tidak dikenal. Pikiran magis, emosi yang aneh, ide-ide referensi, ilusi, dan derealisasi merupakan bagian dari dunia seorang skizotipal.

EPIDEMIOLOGI Ganguan ini terdapat pada kira-kira 3 persen populasi. Rasio jenis kelamin tidak diketahui. Terdapat hubungan erat pada kasus-kasus antar-kerabat biologis pasien dengan skizofrenia insiden yang tinggi antar-kembar monozigot daripada kembar dizigot (33 banding 4 persen dalam satu studi.

GEJALA KLINIS komunikasi dan pikiran terganggu. pembicaraan mereka mungkin bersifat khas atau aneh,hanya memiliki makna antar-mereka, dan sering memerlukan interpretasi. tidak mengetahui perasaan mereka sendiri dan sangat sensitif terhadap dan sadar akan perasaan orang lain, terutama efek negatif seperti marah. meyakini kekuatan paramal dan mungkin percaya bahwa mereka memiliki kekuatan khusus lain berupa pikiran dan tilikan. memiliki hubungan interpersonal yang buruk dapat bertindak tidak sesuai,terisolasi Pada pasien dengan kasus gangguan berat, anhedonia dan depresi berat dapat timbul.

KRITERIA DIAGNOSTIK

DIAGNOSIS BANDING Dibedakan dengan penderita gangguan kepribadian skizoid dan gangguan kepribadian menghindar melalui adanya keanehan prilaku, berpikir, persepsi, dan komunikasi, dan mungkin adanya riwayat keluarga skizofrenia yang jelas. Dapat dibedakan dengan penderita skizofrenia karena tidak adanya psikosis.Jika gejala psikotik tetap ada, sifatnya terpotong-potong dan singkat. Pasien dengan gangguan kepribadian paranooid memiliki ciri khas adanya kecurigaan tetapi tanpa perilaku aneh seperti pasien gangguan kepribadian skizotipal.

PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS Thomas McGlashan : 10 persen pasien gangguan kepribadian skizotipal akhirnya melakukan bunuh diri. Beberapa orang tetap mempertahankan kepribadian skizotipal yang stabil disepanjang hidup mereka, menikah dan bekerja di luar dari keanehan mereka.

TERAPI Psikoterapi. klinisi harus secara sensitif menghadapi pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal. Pasien ini memiliki pola berpikir yang aneh,dan beberapa dari mereka terlibat dalam pemujaan, praktik religius yang aneh, dan ilmu gaib. Terapis tidak boleh menganggap konyol aktivitas tersebut atau menjadi bersikap menghakimi keyakinan atau aktivitas ini. Farmakoterapi Obat antipsikotik : untuk menghadapi ide-ide referensi, ilusi, dan gejala laain gangguan serta dapat digunakan bersama dengan psikoterapi. Antidepresan berguna jika ada komponen depresif pada kepribadian ini.

GANGGUAN KEPRIBADIAN NARSISSISTIK Orang dengan ganguan kepribadian narsisistik dicirikan dengan adanya rasa pentingnya diri yang meningkat serta perasaan unik yang berlebihan.

EPIDEMIOLOGI Prevalensi berkisar dari 2 hingga 16 persen di dalam populasi klinis dan kurang dari 1 persen pada populasi umum. keturunan pasien tersebut dapat memiliki resiko yang lebih besar dari biasanya untuk juga memiliki gangguan tersebut. Jumlah kasus gangguan kepribadian narsisistik dilaporkan secara stabil meningkat.

GEJALA KLINIS memiliki rasa kebesaran akan pentingnya diri menganggap diri mereka spesial dan mengharapkan perlakuan khusus. Mereka tidak dapat menghadapi kritik dan dapat menjadi marah jika seseorang berani mengkritiknya, menginginkan cara mereka sendiri dan sering ambisius untuk mencapai kebenaran dan kekayaan. Eksploitasi interpersonal sering muncul (tidak dapat menunjukkan empati dan pura-pura simpati rentan terhadap depresi. Kesulitan interpersonal, masalah pekerjaan, penolakan, dan kehilangan merupakan stres yang lazim

PEDOMAN DIAGNOSTIK

DIAGNOSIS BANDING Gangguan kepribadian ambang, histrionik, dan antisosial sering menyertai gangguan kepribadian narsisistik Pasien dengan gangguan kepribadian narsisistik lebih sedikit memiliki ansietas dibandingkan pasien dengan gangguan kepribadian ambang; kehidupan mereka cenderung kurang kacau-balau, dan lebih kecil kemungkinannya melakukan percobaan bunuh diri. Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial memiliki riwayat prilaku impulsif, sering disertai dengan penyalahgunaan alkohol atau zat lainnya, Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan ciri eksibisionisme dan pemanfaatan interpersonal yang serupa dengan pasien gangguan kepribadian narsisistik.

PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS Gangguan kepribadian narsisistik bersifat kronis dan sulit diterapi. Pasien dengan gangguan ini secara konstan harus menghadapi pukulan dari perilaku narsisismenya akibat prilaku mereka sendiri atau dari pengalaman hidup. Proses penuaan dihadapi dengan buruk; pasien menghargai kecantikan, kekuatan dan perangkat kemudahan, yang sanagat mereka pegang erat dengan tidak tepat

TERAPI Psikoterapi. Karena untuk memperoleh perbaikan pasien harus meninggalkan narsisismenya, terapi gangguan kepribadian narsisistik menjadi sulit. pendekatan psikoanalitik untuk memengaruhi perubahan, tetapi banyak riset diperlukan untuk mensahkan diagnosis dan untuk menentukan terapi terbaik. Sejumlah klinisi mengajukan terapi kelompok untuk pasien mereka yang belajar mengenai cara berbagi dengan orang lain dan dibawah keadaan yang ideal dapat mengembangkan respons empati bagi orang lain. Farmakoterapi Lithium (Eskalith) : mood swing. Karena pasien dengan gangguan kepribadian narsisistik tidak dapat menoleransi penolakan dan rentan terhadap depresi, anti depresan terutama obat serotonergik, mungkin diperlukan juga.

GANGGUAN KEPRIBADIAN TAK TERGOLONGKAN(add text here)

Gangguan Kepribadian Pasif-Agresif

ditandai dengan perintangan secara tertutup, penundaan, keras kepala, dan ketidakefisienan.Perilaku seperti ini merupakan manifestasi agresi yang mendasari dan secara pasif diekspresikan. Di dalam DSM-IV-TR, gangguan ini juga disebut gangguan kepribadian negativistik.

EPIDEMIOLOGI Tak ada data yang tersedia mengenai epidemiologi gangguan ini.Rasio jenis kelamin, pola familial, dan prevalensi belum dipelajari dengan adekuat.

GEJALA KLINIS menunda-nunda, menolak keinginan untuk penampilan yang adekuat, mencari alasan penundaan, dan mencari kesalahan pada orang tempat mereka bergantung; tetapi mereka menolak melepaskan diri mereka dari hubungan yang bergantung. tidak punya ketegasan dan tidak berterus terang mengenai kebutuhan dan keinginan mereka sendiri. Di dalam hubungan interpersonal, orang-orang ini berusaha memanipulasi diri mereka ke dalam posisi ketergantungan, tetapi yang lainnya sering merasakan perilaku pasif dan merusak diri ini sebagai suatu hukuman serta bersifat manipulatif. mengharapkan orang lain melakukan perintah mereka dan melaksanakan tanggungjawab rutin mereka. terikat dengan kemarahan lebih erat daripada dengan kepuasan, mereka bahkan dapat tidak pernah membuat tujuan untuk menemukan kesenanagan di dalam hidup tidak memiliki percaya diri dan secara khas pesimis mengenai masa depan.

KRITERIA DIAGNOSTIK (add text here)

DIAGNOSIS BANDING Ganggguan kepribadian pasif-agresif harus dibedakan dengan gaanggguan kepribadian histrionik dan ambang. pasien dengan gangguan kepribadian pasif-agresif tidak terlalu flamboyan,dramatik, afektif, dan agresif secara terbuka daripada penderita ganggguan kepribadian histrionik dan ambang.

PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS Di dalam satu studi pemantauan lanjutan selama rata-rata 11 tahun pada 100 orang pasien rawat inap dengan gangguan kepribadian pasif-gresif, Ivor Small menemukan bahwa gangguan ini disertai dengan penyalahgunaan alkohol dan depresi pada kira-kira 50 persen pasien. Yang lainya iritabel, cemas, dan memiliki keluhan somatik.Tanpa terapi,prognosisnya terbatas.

TERAPI psikoterapi suportif memiliki hasil yang baik, tetapi psikoterapi untuk pasien ini memiliki banyak tantangan. Memenuhi tuntutan mereka, sering menyokong patologinya, tetapi menolak tuntutannya, sering diartikan menolak mereka. Terapis harus menunjukkan akibat yang paling mungkin dari perilakupasif-agresif ketika perilaku itu timbul.Konfrontasi seperti itu dapat lebih membantu daripada interpretasi yang benar di dalam mengubah prilaku pasien. Antidepresan harus diresapkan hanya jika indikasi klinis depresi dan kemungkinan bunuh diri ada. Bergantung pada gambaran klinis, beberapa pasien memberikan respons terhadap benzodiazepine dan sikostimulan.

Gangguan kepribadian depresif ditandai dengan ciri seumur hidup yang berada di dalam sektrum depresif. bersikap pesimistik, anhedonik, terikat tugas, meragukan diri sendiri, dan terus menerus tidak bahagia.

Gangguan kepribadian sadomaksokistik Sadisme : keinginan untuk menimbulkan rasa sakit pada orang lain baik dengan cara menyiksa secara seksual atau menyiksa fisik dan psikologis secara umum. Masokisme : mendapatkan kepuasan seksual dengan menimbulkan nyeri pada diri sendiri.

Gangguan kepribadian sadistik menunjukkan pola pervasif perilaku kejam,meremehkan, dan agresif yang diarahkan pada orang lain.Kekejaman atau kekerasan fisik digunakan untuk menimbulkan nyeri pada orang lain dan bukan untuk mendapatkan tujuan lain, seperti membegal seseorang untuk mencuri