skizoprenia
DESCRIPTION
Skizoprenia merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana.TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam kehidupan ini setiap orang pasti mengalami masalah maupun
tekanan yang pada akhirnya saat koping individu tidak efektif lebih sering
mengakibatkan terganggunya kesehatan mental atau jiwa seseorang.
Terganggunya kesehatan mental atau jiwa seseorang mengakibatkan penyakit
jiwa. Salah satu penyakit jiwa yang sering terjadi adalah Skizoprenia, yaitu
merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana.
( Maramis, 2004 : 215 ). Skizoprenia adalah gangguan psikotik yang
kronis, mengalami kekambuhan dengan manifestasi banyak dan tidak khas.
Berdasarkan data yang penulis peroleh dari RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang periode tahun 2002/2003 jumlah pasien rawat inap
sebanyak 3604 pasien dan jumlah pasien dengan Skizoprenia adalah 2721
pasien. Angka kejadian Skizoprenia diseluruh dunia diperkirakan 0,2 – 0,8 %
setahun ( Maramis, 1980 : 218 ). Sedangkan di Amerika Serikat angka
kejadiannya adalah 1 per 1000 orang penduduk ( Widjaja Kusuma, 1997 :
575). Gejala umum dari pasien dengan Skizoprenia adalah halusinasi, yaitu
persepsi sensori yang palsu yang terjadi tanpa rangsang eksternal yang nyata.
(Barbara, 1997 : 575 ).
Asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi adalah agar klien
mampu mengontrol halusinasinya, sehingga klien tidak terbawa dalam
halusinasinya terus-menerus. Tindakan yang sering dilakukan untuk
mengontrol halusinasi adalah dengan mengusir atau menolak halusinasi jika
halusinasi itu muncul, melaporkan pada perawat atau seseorang yang biasa
diajak ngobrol, malakukan kegiatan yang bermanfaat dan mengkonsumsi obat
secara teratur.
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang
melibatkan hubungan kerja sama antara perawat, keluarga dan masyarakat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien halusinasi, perawat
melakukan intervensi keperawatan dengan pendekatan komunikasi terapeutik,
dan membimbing klien untuk kembali ke realita. Dari uraian di atas penulis
akan mencoba memahami dan menjelaskan tentang penatalaksanaan
keperawatan pasien dengan halusinasi pendengaran.
B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan kotrak belajar ini saya mampu memahami dan
menjelaskan penatalaksananaan keperawatan pasien dengan halusinasi
pendengaran dan penglihatan.
b. Tujuan khusus
Setelah tersusunnya laporan kontrak belajar ini, diharapkan saya dapat:
1. Menjelaskan tentang pengertian halusinasi
2. Menyebutkan jenis-jenis halusinasi
3. Menyebutkan etiologi dengan halusinasi
4. Menyebutkan penyebab halusinasi pendengaran
5. Menyebutkan tahapan intensitas halusinasi
6. Strategi dalam melakukan asuhan keperawatan dengan pasien
halusinasi pendengaran
7. Penatalaksanaan pada pasien halusinasi pendengaran
C. MANFAAT
Manfaat dari asuhan keperawatan dengan Gangguan persepsi sensori :
Halusinasi pendengaran
1. Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberikan informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
sehingga dapat membantu meningkatkan pelayanan rumah sakit.
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat menambah masukan dan merupakan sumber informasi nyata
tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Gangguan
persepsi sensori : Halusinasi pendengaran di lahan praktek, sehingga
dapat mendorong kearah peningkatan kualitas ahli madya keperawatan
yang akan dihasilkan.
3. Bagi institusi keperawatan
Diharapkan dapat memberikan masukan bagi profesi keperawatan
tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Gangguan
persepsi sensori : Halusinasi pendengaran dan pendokumentasiannya,
sehingga pada gilirannya mampu meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN
a. Persepsi
Halusinasi adalah proses diterimanya rangsang sampai rangsang itu
disadari dan dimengerti penginderaan/sensori proses penerimaan
rangsang. Jadi gangguan sensori adalah ketidakmampuan manusia dalam
membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal dan
stimulus eksternal. Persepsi melibatkan kognitif dan pengertian
emotional akan objek yang dirasakan. Gangguan persepsi dapat terjadi
pada proses sensori dari pendengaran,penciuman,perabaan dan
pengecapan. Gangguan ini dapat bersifat ringan, berat, sementara, atau
lama. (Harber, Judith.1987, hal 725)
b. Halusinasi
Merupakan salah satu gangguan persepsi dimana terjadi pengalaman
panca indra tanpa adanya rangsangan sensorik (persepsi indra yang
salah). Menurut Look dan Totaine (1987), Halusinasi adalah proses
sensori tentang suatu objek. Gambaran dan pikiran yang sering terjadi
tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system.
Sedangkan menurut Wilson (1983) , Halusinasi adalah gangguan
penyerapan /persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar yang
dapat terjadi pada system penginderaan.
2. JENIS-JENIS HALUSINASI
Struat dan Laria, 1998 membaginya sebagai berikut :
a. Halusinasi pendengaran : mendengar suara-suara atau bisikan, paling
sering suara orang.
b. Halusinasi penglihatan : Stimulasi visual dalam bentuk kilatan cahaya.
Gambar geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit/kompleks,
bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.
c. Halusinasi penciuman : Membau bau-bauan tertentu seperti bau darah,
urine, feses. Umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan.
d. Halusinasi pengecapan : merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urine,
atau feses.
e. Hakusinasi perabaan : mengalami nyeri/ketidaknyamanan tanpa stimulus
yang jelas, rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
3. PENYEBAB
Menurut Struat (2007), factor penyebab halusinasi adalah:
a. Faktor Predisposisi
1. Biologis
Abnormalitas perkembangan system saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologist yang maladaptive baru mulai di pahami. Yang
ditujukan oleh penelitian:
a. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia.
b. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamine neurotransmitter
yang berlebihan dan masalah-masalah pada sistem reseptor
dopamine dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
2. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan pasien sangat mempengaruhi
respondan kondisi psikologis pasien. Salah satu sikap/keadaan yang
dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan
atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup pasien.
3. Faktor sosial budaya
Kondisi social budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti : Kemiskinan, konflik social budaya dan kehidupan yang
terisolasi di sertai stress.
b. Faktor Predisposisi
1. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur
proses inflamasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara aktif
menanggapi stimulus yang di terima oleh otak untuk di
interpretasikan.
2. Stes Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap sresor
lingkungan terjadinya gangguan perilaku.
3. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam
mempengaruhi stresor.
4. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Hamid (2000), perilaku pasien yang terkait dengan halusinasi adalah
sebagai berikut:
a. Bicara sendiri
b. Senyum sendiri
c. Menggeraka bibir tanpa suara
d. Gerakan mata yang cepat
e. Respon verbal yang lambat
f. Menarik diri dari orang lain
g. Tidak dapat membedakan yang nyata atau tidak
h. Perhatian terhadap lingkungan yang kurang
i. Sulit berhubungan dengan orang lain
j. Ekspresi muka tegang
k. Mudah tersinggung, jengkel, marah
5. PENATALAKSANAAN
Gejala halusinasi sebagai salah satu gejala psikotik atau skizofrenia biasanya
diatasi dengan menggunakan obat-obatan anti psikotik antara lain:
a. Golongan butirofenon : Haloperidol, serenence, pada kondisi akut
biasanya di berikan dalam bentuk injeksi 3x5 mg,IM. Pemberian injeksi
biasanya cukupn3x24 jam. Setelahnya biasanya di berikan per oral 3x1,5
mg/ 3x5 mg.
b. Golongan Fenotiazine : Cholpromazine/largactile/promactile. Biasanya
diberikan peroral, kondisi akut biasanya di berikan 3x100 mg pada
malam hari saja.
6. RENTANG RESPON HALUSINASI
Rentang respon berdasarkan Struart and Larie (2001)
Respon adaptif Respon Maladaptif
- Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikir
- Persepsi kuat Ilusi Halusinasi
- Emosi konsisten dgn Reaksi emosi Sulit berespon emosi
Pengalaman
- Perilaku sesuai Perilaku aneh Perilaku disorganisasi
- Berhubungan social Menarik diri Isolasi sosial
7. POHON MASALAH
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan Akibat
Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran Core problem
Isolasi social : menarik diri Penyebab
8. PSIKOPATOLOGI
Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi,
bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung
tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat
yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan
pasien sendiri atau yang dialamatkan pada pasien itu, akibatnya pasien bisa
bertengkar/bicara dengan suara halusinasi itu.
Bisa pula pasien melihat seperti bersikap mendengar atau bicara-bicara
sendiri atau bibirnya bergerak-gerak.
Psikologi dan halusinasi yang pasti belum diketahui banyak. Teori yang
diajukan yang menekankan pentingnya faktor-faktor psikologik, fisiologik.
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah yang dapat dirumuskan umumnya bersumber pada apa yang klien
perlihatkan sampai dengan adanya halusinasi dan perubahan yang penting
dari respon klien terhadap halusinasi.
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien halusinasi:
a. Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain
b. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
c. Isolasi social : menarik diri
10. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Tujuan umum : Tidak terjadi perilaku kekerasan pada diri sendiri dan
orang lain
Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengenal halusinasi
3. Klien dapat mengontrol halusinasi
4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol
halusinasi
Kriteria Evaluasi :
1. Klien dapat menjabat tangan
2. Klien dapat menjelaskan penyebab menarik diri
3. Klien dapat berhubungan dengan orang lain
4. Setelah dilakukan kunjungan rumah,klien dapat berhubungan secara
bertahap dengan keluarga.
Intervensi
SP I :
a) Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
b) Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
c) Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
d) Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
e) Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f) Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
g) Menganjurkan pasien untuk menghardik halusinasi
h) Menganjurkan pasien memasukan cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian.
SPII :
a) Mengidentifikasi efektifitas cara kontrol yang telah dilakukan
b) Menganjurkan pasien memilih salah satu cara control halusinasi
yang sesuai
c) Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
dirumah sakit
SP III :
a) Mengevaluasi pelaksanaan jadwal kegiatan harian dirumah sakit
b) Menganjurkan pasien untuk melanjutkan pelaksanaan cara control
halusinasi dirumah, jika halusinasi muncul
c) Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
SP IV :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b) Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur
c) Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian dilakukan di ruang Perkasa RSJD SOEJARWADI, 28 Juli
2013, dengan sumber data di dapatakan dari klien dan catatan medis.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Pasien
Nama : Tuan I
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa –Indonesia
Alamat : Klaten
Tanggal Masuk : 2 JULI 2013
No. RM : XXXX85
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 35 Tahun
Alamat : Klaten
Pekerjaan : Tani
Hub.dengan Pasien : Kakak Kandung
2. Alasan Masuk Rumah Sakit
Kurang lebih tiga hari sebelum masuk rumah sakit pasien sulit tidur,sudah
control poli jiwa tetap tidak berkurang masih sulit tidur. Kurang lebih dua
hari pasien marah-marah, mengamuk, pasien sering mendengar suara-
suara.
3. Faktor Predisposisi
Pasien berkali-kali dibawa ke RSJ, Di rawat terakhir pada tanggal 16
April 2013 sampai 20 mei 2013, pasien kontrol rutin, minum obat kadang
tidak teratur dirumah, pernah ditolak saat menyatakan perasaanya kepada
seorang wanita, dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan : Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif
4. Faktor Presipitasi
Pasien sulit tidur karena mendengar suara-suara yang berbisik-bisik yang
menyuruhnya untuk melakukan sesuatu dan keluarga kurang
memperdulikan dirinya, sehingga pasien marah-marah.
5. Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran umum composmentis.
Tingkat kesadaran baik, Tanda-tanda vital :TD: 140/80mmHg, N: 88x/m,
S: 37 C, RR: 20x/m, BB: 57 kg, TB: 170cm. Pasien mengatakan baik-
baik saja dan tidak memiliki keluhan fisik selama menjalani perawatan
dirumah sakit jiwa.
6. Psikososial
a. Genogram
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa. Klien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Klien mempunyai satu kakak perempuan dan dua kakak laki-laki.
Klien tinggal bersama ibu dan kakak perempuannya dalam satu
rumah. Ayah klien sudah meninggal dunia.
b. Konsep diri
1) Citra diri : Klien menyukai seluruh bagian tubuhnya, tidak ada
bagian tubuhnya yang tidak disukainya.
2) Identitas diri : Klien berjenis kelamin laki-laki, klien belum
menikah
3) Peran diri : Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit jiwa
sebelumnya aktif dalam anggota organisasi dimasyarakatnya,
dirumah klien juga menjadi anak dan mempunyai 3 saudara,
namun sekarang klien tidak bisa bertemu dengan ibu dan
saudaranya.
4) Ideal diri : Klien mengatakan ingin menjadi anak yang baik dan
bisa membantu ibunya, klien ingin cepat sembuh dan kembali
kerumah dan melakukan aktivitas seperti biasa.
5) Harga diri : Klien mengatakan dirinya suka ngobrol-ngobrol
dengan temannya, tidak merasa malu, dan tetangga/orang lain
tidak pernah mempermasalahkan dirinya, dank lien dapat
bersosialisasi dengan orang lain.
c. Hubungan Social
1) Di rumah : Klien mengatakan tinggal satu rumah dengan ibunya,
hubungan klien dengan keluarganya baik-baik saja. Orang terdekat
di rumah adalah ibunya, apabila ada masalah klien bercerita kepada
teman dekatnya.
2) Di rumah sakit : Klien mengatakan dirumah sakit senang karena
mempunyai banyak teman, hubungan dengan perawat juga baik,
dengan mahasiswa juga baik dan enak diajak mengobrol, tetapi
terkadang klien merasa jenuh dan ingin cepat pulang.
3) Observasi perilaku terkait yang berhubungan dengan orang lain
Klien tampak mondar-mandir mendekati temannya, sering
bercakap-cakap dengan orang lain, dan klien senang berbaur
dengan teman-temannya.
d. Spiritual dan Religi
Klien mengatakan beragama islam, pasien sholat dan selalu berdoa,
tapi jarang puasa.
7. Status Mental
a. Penampilan Fisik
Klien terlihat rapi, menggunakan pakaian dari rumah sakit jiwa,
namun rambutnya kurang bersih.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri: personal hygiene
b. Pembicaraan
Klien berbicara lambat dengan suara keras, kadang pembicaraan
berhenti dan klien mulai bicara lagi, pandangan mudah beralih.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal
c. Aktivitas Motorik
Berdasarkan observasi terhadap pergerakan motorik klien, klien
tampak terlihat gelisah.
Masalah keperawatan : Resiko menciderai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
d. Alam Perasaan
Klien mengatakan merasa bingung dan terkadang sedih kenapa di
bawa ke rumah sakit dan tidak dapat bertemu dengan ibu dan
saudaranya.
Masalah keperawatan : Resiko menciderai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
e. Afek
Klien tampak labil, bila halusinasi itu muncul klien langsung
melakukan yang disuruh suara halusinasi tersebut. Namun apabila
halusinasi itu pergi klien tampak tenang.
Masalah keperawatan : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
f. Interaksi Selama Wawancara
Klien berbicara dan menjawab pertanyaan perawat saat diberi
pertanyaan. Kontak mata mudah beralih keorang lain dan
pembicaraan kadang terhenti, sikap klien baik dapat memahami dan
mengerti maksud pertanyaan yang diberikan oleh perawat.
g. Persepsi
Klien mengatakan saat sedang sendiri dikamar, dan disuatu tempat
mendengar suara-suara yang memanggil dirinya dan berbisik-bisik
padanya, tapi suara itu tidak jelas.
Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
h. Proses Pikir
Saat berbicara pasien tiba-tiba diam tanpa gangguan eksternal
kemudian dilanjutkan kembali (blocking)
i. Isi Pikir
Klien merasa bingung saat halusinasi/suara-suara itu sering muncul,
apakah suara tersebut nyata atau tidak.
j. Tingkat Kesadaran
Klien dapat mengenali orang disekitarnya, waktu saat wawancara
dan tempat dimana dia berada.
k. Memori
Pasien mempunyai pengalaman masa lalu yang kurang baik,yaitu
pernah marah pada orang tua (ibu), lalu kabur dari rumah dan klien
mengalami gangguan daya ingat jangka panjang.
l. Tingkat kesadaran dan konsentrasi berhitung
Tingkat kesadaran klien masih baik, klien tampak dapat berhitung
dengan menyebut hari, tanggal dan umur yang ditanyakan oleh
perawat.
m. Kemampuan Penilaian
Klien mampu merasakan cuaca yang begitu panas pada siang hari
dan dingin saat menjelang pagi hari.
n. Daya tilik diri
Klien mengatakan tidak tahu kenapa dia dibawa ke rumah sakit jiwa,
klien tidak menyadari perubahan emosi pada dirinya dan merasa
tidak perlu pertolongan.
8. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan minum
Klien makan secara mandiri, klien makan 3x sehari dengan nasi,
lauk dan sayur, klien mampu dalam menyiapkan dan membersihkan
alat makan.
b. BAB/BAK
Klien dapat BAB/BAK secara mandiri dan pada tempatnya.
c. Mandi
Klien mandi 2x sehari menggunakan sabun, tetapi kadang tidak
menggosok gigi, dan klien juga tidak bau badan.
d. Berpakaian/berdandan
Klien mampu memilih dan mengambil pakaian dan tiada hari ganti
pakaian. Klien juga mampu mengenakan pakaian sendiri.
e. Istirahat dan tidur
Klien dapat istirahat dengan baik. Kebutuhan istirahatnya terpenuhi
tanpa gangguan-gangguan.
f. Penggunaan obat
Klien mau minum obat secara teratur 2x sehari reaksi obat klien
adalah klien menjadi tenang dan ngantuk.
g. Pemeliharaan Kesehatan
Saat klien sakit, keluarga tidak mampu memberikan perawatan,
keluarga membawa ke RSJ untuk pemeliharaan kesehatan.
h. Kegiatan di dalam rumah
Klien mengatakan sebelum sakit dan dirawat di RSJ klien membantu
ibunya seperti mencuci piring, menyapu, dan mengepel.
i. Kegiatan di luar rumah
Sebelum sakit pasien mengatakan aktif dalam organisasi di
masyarakat dan lingkungannya.
j. Kesiapan lingkungan (keluarga, tetangga, masyarakat)
Klien mengatakan semua pihak dapat menerima dirinya untuk
kembali dalam lingkungannya. Keluarga dapat menerima dengan
baik tanpa membedakan dirinya dengan yang lain.
9. Mekanisme Koping
Jika klien mempunyai masalah atau sedang merasa gelisah saat
halusinasinya muncul pasien akan berdoa kepada tuhannya agar
halusinasinya pergi dan ia akan menjadi lebih tenang kembali.
10. Masalah psikososial dan lingkungan
Klien mengatakan dan berharap semua pihak dapat menerimannya
kembali tanpa adanya perbedaan. Pasien juga tidak merasa malu atau
minder dengan kondisi yang dialaminya sekarang. Pasien mengatakan
menerima dirinya sendiri dengan keadaan seperti sekarang.
11. Pengetahuan kurang tentang
a) Penyakit jiwa
Klien mengatakan merasa bingung mengapa dirawat diRSJ, pasien
beranggapan bahwa dirinya tidak memiliki gangguan jiwa dan hanya
tidak bisa tidur dibawa ke rumah sakit jiwa.
b) Faktor penyebab kekambuhan
Klien mengatakan ia tidak tahu, klien hanya merasa tidak bisa tidur
selama beberapa hari dan ingin marah-marah.
c) Sumber koping
d) Management hidup sehat
Saat klien sakit, keluarga tidak mampu memberikan perawatan.
Keluarga membawa klien ke RSJ untuk pemeliharaan kesehatannya.
e) Sumber koping
f) Obat-obatan yang diminum
Resperidone 2x2 mg
Trihexsipenidil 2x2 mg
Trifluoperazine 2x5 mg
CPZ 1x100 mg
g) Sumber sosial
12. Aspek Medik
a) Diagnosa medik
Axis I = Skizofrenia Paranoid
Axis II= Kepribadian Premorbid Skizoid
b) Terapi medis
Resperidone : 2x2 mg
Trihexsilpenidile : 2x2 mg
Trifluoperazine : 2x5 mg
CPZ : 1x100 mg
13. Daftar masalah keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
Kerusakan komunikasi verbal
Defisit perawatan diri
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
B. Analisa Data
No. Tanggal Data Masalah
1. 28 Juli 2013 DS : Klien mengatakan sering
mendengar suara-suara yang
berbisik-bisik tetapi suara itu tidak
jelas.
DO : - Tampak klien berbicara
sendiri
-Klien tampak berhubungan
dengan orang lain
Gangguan persepsi
sensori Halusinasi
pendengaran
2. 28 Juli 2013 DS : Klien mengatakan sering
marah-marah dan mengamuk jika
ada orang yang mengganggunya.
DO : Tampak klien bicara dengan
nada keras dan tampak tegang dan
kontak mata mudah beralih.
Resiko menciderai
diri sediri orang lain
dan lingkungan
C. Pohon Masalah
Resiko menciderai diri sendiri,orang lain dan lingkungan (Akibat)
Halusinasi pendengaran (Masalah utama)
Koping individu tidak efektif (Penyebab)
D. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan Persepsi sensori :Halusinasi Pendengaran
2. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain,dan lingkungan
E. INTERVENSI
No
Hari/
tanggal
Jam
Dx
KepTujuan Intervensi TTD
1 Senin,
29 Juli
2013
1 Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3x pertemuan
diharapkan pasien
dapat mengontrol
halusinasi dengan
criteria:
a. Dapat membina
hubungan saling
percaya
b. Klien dapat
menyebutkan isi,
waktu, frekuensi,
situasi, pencetus,
perasaan.
c. Mampu
memperagakan
cara dalam
mengontrol
halusinasi.
SP 1
a. Bantu pasien mengenal
halusinasi (isi, waktu
terjadinya, frekuensi,
situasi pencetus,
perasaan saat terjadi
halusinasi)
b. Latih mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik
Tahapan tindakannya
meliputi:
1) Jelaskan cara
menghardik
2) Peragakan cara
menghardik
3) Minta pasien
memperagakan ulang
4) Pantau penetapan cara
ini
5) Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3x pertemuan, klien
mampu:
SP 2
a. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP1)
b. Latih berbicara /
bercakap-cakap dengan
a. Menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
b. Memperagakan
cara bercakap-
cakap dengan
orang lain.
orang lain saat
halusinasi muncul
c. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3x pertemuan, klien
mampu:
a. Menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
b. Membuat jadwal
kegiatan sehari-
hari
SP3
a. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1 dan 2)
b. Latih kegiatan agar
halusinasi tidak
muncul
Tahapannya:
1) Jelaskan pentingnya
aktivitas yang teratur
untuk mengatasi
halusinasi
2) Diskusikan aktivitas
yang biasa dilakukan
oleh klien
3) Latih klien melalui
aktivitas
4) Susun jadwal aktivitas
sehari-hari sesuai
dengan aktivitas yang
telah dilatih (dari
bangun pagi sampai
tidur malam).
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3x pertemuan, klien
mampu:
a. Menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
b. Menyebutkan
manfaat dari
program
pengobatan
SP 4
a. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1, 2, &3)
b. Tanyakan program
pengobatan
c. Jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
gangguan jiwa.
d. Jelaskan akibat bila
putus obat
e. Jelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat
f. Latih klien minum obat
secara teratur.
g. Masukan dalam jadwal
harian pasien.
2 Senin,
29 Juli
2013
2 Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3x pertemuan pasien
dapat mengontrol
perilaku kekerasan
dengan criteria:
a. Wajah cerah,
tersenyum
b. Mau berkenalan
dan ada kontak
mata
c. Bersedia
mencerikan
perasaan
a. Membina hubungan
saling percaya
b. Mengidentivikasi
penyebab perilaku
kekerasan
c. Mengidentivikasi
bentuk perilaku
kekerasan yang pernah
dilakukan
d. Mengidentivikasi
tanda dan gejala PK
e. Mengidentivikasi
akibat perilaku
kekerasan
F. IMPLEMENTASI
NoDx
Kep
Hari/
tanggal
Jam
Implementasi Evaluasi respon TTD
1 1 Senin,
29 Juli 2013
10.00
1. Membantu pasien
mengenal halusinasi
(isi, waktu
terjadinya, frekuensi,
situasi pencetus,
perasaan saat
terjadinya
halusinasi)
DS: Klien mengatakan
sekarang tahu apa itu
halusinasi
pendengaran,
halusinasi itu berisi
suara yang berbisik-
bisik tidak jelas yang
menyuruhnya untuk
tidur, halusinasi itu
muncul di saat klien
sendiri dan waktu
bisikan suara itu
terdengar.
DO : Klien tampak
memahami tentang
mengidentivikasi
halusinasi
2. Senin,
29 Juli 2013
Melatih cara
mengontrol
halusinasi dengan
cara menghardik
DS : Klien
mengatakan suara-
suara tidak muncul
lagi, dan klien bisa
melakukannya.
DO : Tampak klien
dapat memahami cara
menghardik yang
benar.
2. 1. Selasa,
30 Juli 2013
1. Menginggatkan
kembali nama
perawat apakah
masih ingat atau
tidak
2. Mengevaluasi
kegiatan yang lalu
(SP 1)
3. Melatih bercakap-
cakap dengan orang
lain.
DS : Klien
mengatakan masih
ingat dengan nama
perawat, klien masih
ingat cara menghardik
dan klien bisa
bercakap-cakap
dengan orang lain
(teman dekatnya).
DO : Klien berjabat
tangan, klien mencoba
mengulang kembali
yang tadi diucapkan.
Klien tampak
bercakap-cakap
dengan teman-
temannya.
G. EVALUASI
Hari/
Tanggal/
jam
Dx Kep Evaluasi (SOAP) TTD
Senin,
29 Juli 2013
13.00
1. S : Klien mengatakan mengerti
soal halusinasi, klien juga
mengatakan merasa tenang
jiwanya ketika suara itu muncul
lagi.
O : Klien tampak mengerti apa
yang sudah dijelaskan dan pasien
tampak lebih tenang.
A : SP 1 Belum selesai
P : Lanjutkan SP 1 cara
mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik.
S : Klien mengatakan suara tidak
muncul lagi setelah melakukan
menghardik, dan klien bisa
mengulangi kembali jika suara-
suara itu muncul dengan cara
menghardik.
O : Tampak klien memahami cara
mengahrdik yang benar
A : Masalah SP 1 teratasi
P : Lanjutkan SP2
Selasa,
30 Juli 2013
12.40
S : Klien mengatakan masih ingat
dengan nama perawat, klien juga
masih bisa mengingat cara
menghardik dan mempraktekanya
dan klien dapat bercakap-cakap
dengan teman-temannya dan
orang lain.
O : Klien tampak bercakap-cakap
dengan teman-temannya.
A : Masalah SP 11 teratasi
P : Hentikan pelaksanaan karena
pasien pulang jam 13.30
BAB IV
PENUTUP
A. KEKUATAN DAN KELEMAHAN SELAMA PENGELOLAAN KASUS
1. KEKUATAN
1) Selama pengelolaan kasus pasien kooperatif saat ditanyakan terkait
dengan apa yang dirasakanya
2) Data-data dari rekam medis pasien cukup mendukung data-data yang
digunakan untuk melakukan asuhan keperawatan
2. KELEMAHAN
1) Kurangnya pendalaman penulis mengenai gangguan jiwa
2) Buku-buku yang digunakan untuk penulis masih kurang
3) Pasien terkadang memberikan jawaban yang berubah-ubah
4) Sikap pasien yang mudah beralih pada pasien lainnya.
B. SARAN
1. Kepada rumah sakit
a. Untuk lebih meningkatkan kualitas baik dari sarana dan prasarana
untuk menunjang pengobatan pasien
b. Untuk lebih bisa memperhatikan kedisiplinan bagi para pegawai
terkait dengan proses penyembuhan pasien
2. Kepada perawat
a. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai
asuhan keperawatan pada pasien pada gangguan jiwa
b. Untuk dapat lebih dekat dengan pasien dalam arti untuk menggali
masalah yang diderita pasien
c. Untuk lebih tanggap dan cepat merespon keadaan pasien
3. Kepada teman sejawat dan profesi
a. Untuk lebih memperhatikan data-data yang ada untuk memperkuat
diagnosa dan proses asuhan keperawatan yang berkualitas
b. Untuk lebih banyak belajar dan menambah wawasan mengenai
pasien dengan gangguan jiwa.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG PERKASA RSJ DR. SOEDJARWADI KLATEN
Disusun Oleh :
SITI WAHYUNI
NIM. 11.117
AKADEMI KEPERAWATAN SERULINGMAS CILACAPJAWA TENGAH
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini, yang
berjudul :
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN GANGGUAN
PERSEPSI : HALUSINASI DI RUANG PERKASA RSJD Dr.
SOEDJARWADI KLATEN”
Penulisan Asuhan Keperawatan ini tidak terwujud tanpa adanya dorongan
dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Bapak Karyono, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Direktur Akademi (AKPER)
Serulingmas Cilacap.
2. Bapak Karyono, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku penguji
3. Bapak M. Sudio Aji,S.Kep
Semua pihak yang dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Asuhan Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa penulisan Asuhan Keperawatan ini mempunyai
kekurangan oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan dari semua pihak
demi penyempurnaan Asuhan Keperawatan ini, besar harapan penulis semoga
Asuhan Keperawatan ini dapat bermanmaat bagi semua.
Cilacap, 20 Agustus 2013
Penulis,
SITI WAHYUNI
Nim : 11.117
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Asuhan
Keperawatan yang berjudul :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN GANGGUAN PERSEPSI : HALUSINASI DI RUANG PERKASA RSJD Dr.
SOEDJARWADI KLATEN
Di susun oleh
NAMA : SITI WAHYUNI
NIM : 11.117
Telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat oleh :
Penguji I
Kartono, S.Kep., Ns.,M.,Kes
NIK.
Penguji II
M.Sudio Aji, S.Kep.,
NIK.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah ...........................................................
b. Tujuan Penulisan ......................................................................
c. Metode Penulisan .....................................................................
d. Sistematika Penulisan ...............................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Pengertian .................................................................................
2. Etiologi .....................................................................................
3. Jenis-jenis Halusinasi ...............................................................
4. Faktor Presdisposisi .................................................................
5. Faktor Presipitasi ......................................................................
6. Manifestasi Klinik ....................................................................
7. Penatalaksanaan .......................................................................
8. Psikopatologi ............................................................................
9. Diagnosa Keperawatan .............................................................
10. Fokus Intervensi Keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ................................................................................
B. Analisi data ...............................................................................
C. Pohon Masalah .........................................................................
D. Diagnosa Keperawatan .............................................................
E. Intervensi .................................................................................
F. Implementasi ............................................................................
G. Evaluasi ....................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito.1998.Buku saku diagnosa keperawatan.Edisi 8.EGC: Jakarta.
Keliat .1997.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.Edisi 1. EGC : Jakarta.
Maramis .1998.Catatan Ilmu Kesehatan Jiwa.Airlangga Universitas Press: Surabaya.
Stuart & Sudden.1998.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3 , EGC : Jakarta.
Tawsend.1998.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri.Edisi 3, EGC : Jakarta.