skill lab lbm 3-4 komunikasi 2010

31
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung MODUL 2 KOMUNIKASI DAN EMPATI PANDUAN SKILLS LAB LBM 3 - 4 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Alamat: JL. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112 PO Box 1054/SM Telepon. (024) 6583584 Facsimile: (024) 6594366

Upload: dolly-jazmi

Post on 12-Aug-2015

116 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

skill lab

TRANSCRIPT

Page 1: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung

MODUL 2

KOMUNIKASI DAN EMPATI

PANDUAN SKILLS LAB

LBM 3 - 4

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung

Alamat: JL. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112 PO Box 1054/SM

Telepon. (024) 6583584

Facsimile: (024) 6594366

Page 2: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

1

LBM 3

Informed Consent

Skill lab 1

PANDUAN TUTOR :

Waktu skill lab2 x 2 jam.

a. Meminta mahasiswa untuk membaca teori mengenai informed consent dan refusal

consent (30 menit) dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk

bertanya apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti

b. Pada 1 jam I skill labmahasiswa diberi tugas untuk menganalisa suatu kasus dan

memutuskan akan meneruskan atau menolak tindakan medis bagi pasien

c. Pada jam ke-2 mahasiswa mendiskusikan hasil penulisan rujukan beserta

alasannya. Instrukstur menilai berdasarkan keaktifan mahasiswa (sesuai format

penilaian).

TUGAS MAHASISWA :

Tugas praktikum

Analisa kasus informed consent dan refusal consent, dan kemudian lakukan role

playing bersama rekan sejawat anda apakah anda akan meneruskan atau menolak

pasien yang datang kepada anda dalam kasus tersebut.

.

TEORI

Komunikasi dengan teman sejawat & inform consent

Arti “informed consent”?

Informed consent berarti suatu izin (consent) atau pernyataan setuju dari

pasien yang diberikan dengan bebas dan rasional, sesudah mendapatkan

informasi dari dokter yang dimengertinya. Istilah di Indonesia dinamakan

“Persetujuan Tindakan Medik”.

Beberapa bentuk informed consent?

a. Bentuk dinyatakan (express)

• secara lisan (oral)

• secara tertulis ( written)

b. Tersirat atau dianggap diberikan (implied or tacit consent)

• dalam keadaan biasa (normal or constructive consent)

• dalam keadaan gawat darurat (emergency)

Fungsi “informed consent” ?

Fungsinya adalah antara mana :

a. Promosi dari hak otonomi perorangan

b. Proteksi dari pasien dan subjek

c. Mencegah terjadinya penipuan atau paksaan

Page 3: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

2

d. Menimbulkan rangsangan kepada profesi medis untuk mengadakan

introspeksi terhadap diri sendiri (self-secrunity)

e. Promosi dari keputusan-keputusan yang rasional

f. Keterlibatan masyarakat (dalam memajukan prinsip otonomi sebagai

suatu nilai sosial dan mengadakan pengawasan dalam penyelidikan

bio-medik (Alexander Capron).

Ukuran yang telah dipegang pengadilan pada kasus-kasus yang menyangkut tentang

cara pemberian penjelasan ini

Bahwa penjelasan itu harus diberikan sedemikian rupa, sehingga pasien

dapat mengerti apa yang dijelaskan kepadanya. Adalah termasuk

kewajiban dokter untuk bertindak secara hati-hati dalam hal ini. Hal ini

berarti ia harus benar-benar yakin bahwa pasien itu dapat menangkap apa

yang telah diterangkan kepadanya.

Guna suatu tanda-tangan yang dibubuhi pada formulir Informed Consent ?

Suatu tanda-tangan yang dibubuhi pada formulir itu setidak-tidaknya

merupakan tanda bukti bahwa pasien itu sudah memberikan

persetujuannya, tetapi hanya belum berwujud dalam bukti yang sah (valid

consent).

Secara yuridis kewajiban yang dibebankan kepada dokter adalah:

• Kewajiban untuk memberikan informasi kepada pasien.

• Kewajiban untuk memperoleh persetujuan sebelum ia melakukan

tindakannya.

Secara yuridis hak yang terdapat pada pasien dalam doktrin informed consent ?

• Hak untuk memperoleh informasi mengenai penyakitnya dan tindakan

apa yang hendak dilakukan oleh dokter terhadap dirinya

• Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan yang diajukannya

• Hak untuk memilih alternative lain, jika ada

• Hak untuk menolak usul tindakan yang hendak dilakukan

Proses komunikasi tersebut adalah penting karena:

Karena di dalam proses komunikasi tersebut akan ditimbulkan factor

“kepercayaan” (trust) yang akan mempererat hubungan antara dokter dan

pasien. Lagipula hubungan antara dokter-pasien adalah berdasarkan

kepercayaan (fiduciary relationship)

Manfaat dari segi hukum:

Bahwa sewaktu terjadi pengungkapan dengan pemberian informasi tentang

resiko-resiko yang mungkin bisa timbul, maka beban komplikasi / resiko

yang mungkin timbul itu akan beralih dari dokter kepada pasien.

Manfaat lain untuk dokternya adalah:

Ya, jika hubungan dokter-pasien sudah erat, maka seorang pasien tidak

akan begitu mudah mau menuntut dokternya, jika timbul sesuatu negative

yang tidak diharapkan.

Proses informed consent terdiri atas berapa bagian :

Informed consent terdiri atas 3 bagian dimana terdapat pertukaran

informasi antara dokter dan pasien :

Page 4: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

3

a. Bagian pertama adalah pengungkapan dan penjelasan (disclosure and

explanation) kepada pasien dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh

pasiennya tentang :

i. Penegakan diagnosanya

ii. Sifat dan prosedur atau tindakan medik yang diusulkan

iii. Kemungkinan timbulnya resiko

iv. Manfaatnya

v. Alternatif yang (jika) ada

b. Bagian kedua menyangkut :

i. Memastikan bahwa pasien mengerti apa yang telah dijelaskan

kepadanya (harus diperhitungkan tingkat kapasitas

intelektualnya)

ii. Bahwa pasien telah menerima resiko-resiko tersebut

iii. Bahwa pasien mengizinkan dilakukan prosedur/tindakan medik

tersebut.

c. Proses itu kemudian harus didokumentasikan.

Informasi yang harus diberikan kepada pasien sewaktu terjadi proses komunikasi

tersebut adalah:

Sedapat mungkin diskusi tersebut terjadi dalam waktu yang cukup

sebelum prosedur atau tindakan medik dilakukan. Tidak dibenarkan jika

diberikan sewaktu mau dibawa ke kamar bedah. Hal ini untuk memberi

kesempatan kepada pasien untuk memikir-mikir dahulu dan

mempertimbangkannya serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Hendaknya penjelasan itu diberikan dalam bahasa yang dapat dimengerti

pasien dan dihindarkan untuk memakai istilah medik (medical jargon).

Dilihat dari segi hukum kedokteran, kaitan informasi dengan hubungan terapeutik

antara dokter dan pasien adalah:

Memperoleh informasi adalah suatu hak dari pasien, sebaliknya

merupakan kewajiban bagi dokter untuk memberikannya. Pasien berhak

tanpa harus diminta untuk memperoleh informasi mengenai penyakitnya

serta tindakan medik apa yang hendak dilakukan oleh dokter terhadap

dirinya

alasannya adalah:

a. Seorang dokter pada umumnya melihat pasien hanya dari segi medik

saja, sedangkan bagi pasien mungkin ada faktor-faktor lain yang tidak

kalah penting untuknya yang harus dipertimbangkan juga. Misalnya

segi : keuangan, rencana keluarga, agama, psikis, social, dan lain-

lainnya.

b. Adalah hak asasi pasien (HAM) untuk menentukan apa yang hendak

dilakukan terhadap dirinya (Hakim Benyamin Cordozo di dalam kasus

“Schloendorrf v. Society of New York Hospital,1914)

Kepada siapa dokter harus memberikan informasi:

Pada prinsipnya harus kepada pasien itu sendiri.

Jika pasien ditangani oleh beberapa orang dokter berbagai spesialisasi, dokter yang

harus memberikan informasi adalah

Page 5: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

4

Yang harus memberikan informasi adalah dokter yang akan melakukan

tindakan mediknya (treating physician), misalnya dokter ahli bedah yang

akan membedah, atau dokter radiolog yang akan memberikan suatu kuur

radioterapi, atau dokter ahli jantung yang akan melakukan katerisasi

jantung.

Syarat kapasitas dari pasien (decision-making capacity) untuk memberi informed

consent

pasien harus dapat mengerti prosedur atau tindakan medik yang hendak

dilakukan, dan dapat secara sukarela memberikan persetujuannya, ataupun

menolaknya.

Jika pasien dalam keadaan tidak sadar, kepada informasi itu harus diberikan

Informasi harus diberikan kepada anggota keluarga terdekat.

Pada seorang anak yang belum dewasa

Informasi diberikan kepada orang tuanya.

Pada seorang dewasa yang berada di bawah pengampuan (onder curatele)

Informasi diberikan kepada walinya (curator).

Pada pemberian obat-obat, juga harus diberikan informasi

Ya, harus. Teristimewa apabila ada efek sampingan yang dapat

ditimbulkan oleh obat-obat tersebut. Misalnya Diazepam (Valium) dan

lain-lain semacam ini yang bisa menimbulkan rasa mengantuk dan

berkurangnya reaksi. Dokter harus menjelaskan adanya efek sampingan

tersebut dan memberitahukan agar tidak mengendarai sendiri kendaraan

sesudah minum obat tersebut.

Hal lain yang harus diinformasikan kepada pasien mengenai obat yaitu:

Jika ada larangan untuk meminum suatu obat sekaligus dengan obat lain

yang bisa menimbulkan efek sampingan lainnya. Atau jika ada larangan

untuk meminum alkohol berbarengan dengan obat tersebut.

Dokter selalu berkewajiban untuk memberikan jawaban atas pertanyaan pasien

tentang penyakitnya sbb:

Pada umumnya “wajib”, kecuali :

• Pada pemberian placebo,

• Jika informasi diberikan, bahkan akan merugikan atau memperburuk

keadaan pasien itu sendiri,

• Apabila pasien belum dewasa, atau

• Pasien berada di bawah pengampuan. (Leenen)

Semua informed consent tidak harus dibuat secara tertulis karena tidak praktis dan

tidak mungkin untuk setiap kali membuatnya secara tertulis pada setiap tindakan

medik yang hendak dilakukan.

Jika menyangkut tindakan bedah, sebaiknya dipakai surat persetujuan tertulis.

Kewajiban dokter untuk memberikan informasi menjadi sangat penting:

• Apabila sifat dan resiko itu lebih serius,

Page 6: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

5

• Apabila kemungkinan timbulnya resiko itu lebih besar,

• Apabila tindakan yang hendak dilakukan tidak begitu mutlak,

• Apabila masih ada satu atau beberapa alternatif lain,

• Apabila resiko itu tidak begitu diketahui oleh masyarakat,

• Apabila dalam keadaan khusus itu timbulnya resiko lebih besar.

(Dekkers, 40)

Pada prinsipnya demikian. Namun jika dikehendaki, pasien dapat menunjuk seorang

lain untuk menerima informasi tersebut, biasanya salah satu anggota keluarganya

(suami/istri, anak, orang tua, saudara atau keluarga lainnya). Di Indonesia mengenai

persoalan ini mungkin ada sedikit berlainan jika dibandingkan dengan negara-negara

Barat, dimana paham individualisme sangat kuat. Di negara kita apabila ada orang

sakit, maka dianggap sebagai urusan dari seluruh anggota keluarga (besar) dan tidak

begitu dirasakan sebagai rahasia.

Pasien berhak untuk menolak dilakukannya suatu prosedur atau tindakan medik

tertentu

Bentuk penolakan tersebut harus dalam bentuk tertulis dan tidak bias dalam bentuk

“tersirat” (implied).

Informasi yang harus diberikan oleh dokter kepada pasien adalah segala sesuatu yang

menyangkut tindakan bedah yang hendak dilakukan.

Misalnya sebelum melakukan operasi, seorang dokter bedah harus

menjelaskan kepada pasien tentang :

o tindakan operasi apa yang hendak dilakukan, seperti misalnya : operasi

usus buntu, Caesar, amputasi, hernia atau lainnya,

o manfaat jika dilakukan operasi,

o resiko-resiko apa yang melekat pada operasinya,

o alternatif lain yang ada (bila mungkin ada),

o apa akibatnya jika tidak dilakukan operasi.

(the nature, purpose, risks, and benefits of any treatment they propose to

perform, as well as any alternative forms of treatment that may exist for

the patient’s condition).

Agar pasien dapat mengerti, memilih dan memutuskan apa yang hendak dilakukam

terhadap dirinya.Karena seorang dokter hanya melihat dari segi medis, sedangkan

masih ada segi-segi lain yang harus dipertimbangkan juga.

syarat-syarat suatu informed consent ?

Harus memenuhi syarat-syarat :

o Pengertian (understanding)

o Sukarela (voluntariness),

Harus dibedakan antara :

• Pemberian informasi yang diberikan oleh dokter, dan

• Penerimaan (pengertian) oleh pasien.

Hal ini mengandung pengertian bahwa bisa saja dokternya memberikan informasi,

tetapi pasien tidak mengerti apa yang diterangkan oleh dokternya. Bisa juga karena

terjadi miskomunikasi, salah pengertian karena halangan bahasa (language barrier)

sehingga sang dokter tidak mengerti apa yang dikehendaki pasiennya

selanjutnya harus dilakukan oleh dokter minta kepada pasien untuk menandatangani

Surat Persetujuan Operasi (dengan atau tanpa saksi).

Page 7: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

6

seorang dokter bedah harus memberikan informasi yang mencakup semua resiko yang

mungkin saja bisa timbul pada suatu pembedahan.Tidak usah, karena tidak mungkin

untuk memberikan informasi tentang segala resiko yang bisa saja timbul pada suatu

pembedahan, termasuk yang resikonya sangat kecil dan bersifat ringan-ringan saja.

Jika tidak usah, lantas apa saja yang dapat dibuat pegangan oleh seorang dokter bedah

Yang harus diperhatikan oleh dokter bedah adalah unsure-unsur resiko apa

yang umumnya melekat pada kasus tersebut (inherent risks).

Yang harus diperhatikan adalah unsure resiko yang mengenai :

a. Sifat (nature) dari resiko tersebut,

b. Tingkat keseriusan (magnitude) dari resiko itu,

c. Besar/kecilnya kemungkinan (probability) timbulnya resiko itu,

d. Cepat/lambatnya atau jarak-waktu kemungkinan terjadinya

(imminence),

e. Kemungkinan resiko itu timbul, apabila sampai timbul.

• Yang dimaksud dengan sifat (nature) dari resiko adalah misalnya

contoh-contoh di bawah ini. Pertama-tama harus dilihat resiko itu

berhubungan dengan suatu tindakan diagnostic atau terapeutik.

• Jika tindakannya bersifat diagnostic, maka terlebih-lebih diperlukan

penjelasan jika misalnya ada melekat suatu resiko pada tindakan

tersebut. Atau pada tindakan bedah : apabila misalnya ada

kemungkinan suatu prosedur bedah akan bisa melukai urat syaraf yang

mengontrol gerakan suatu anggota tubuh, sehingga kemungkinan tidak

bisa digerakkan lagi sesudahnya.

• Contoh lain : tindakan terapi electro-shock yang bisa menimbulkan

cedera serius.

Sifat resiko adalah penting dalam menentukan apakah pasiennya harus

diberikan informasi mengenai hal itu atau tidak.

• Tingkat keseriusan (magnitude) dari suatu resiko berkaitan erat dengan

sifat resiko. Misalnya : hilangnya kemampuan gerak anggota tubuh,

kebutaan, amputasi atau kematian. Namun tentunya segala sesuatu ini

masih harus dilihat secara kasuistis. Harus dilihat interaksi antara sifat

dari pasien tersebut secara individual. Sebagai contoh misalnya : suatu

kemungkinan kehilangan rasa (sense) kecil pada tangan seorang

pensiunan yang melewatkan waktunya hanya dengan menonton

televisi, mungkin tidak merupakan sesuatu yang begitu serius

dirasakan, jika dibandingkan dengan tangan seorang pensiunan yang

menjadi seorang pemahat amatir atau seorang pemain biola / piano.

Kemudian besar/kecilnya presentase kemungkinan resiko itu timbul

juga harus turut dipertimbangkan pula.

(Appelbaum, et al)

ada semacam pegangan lain yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk

mempertimbangkan resiko-resiko apa saja yang harus diinformasikan ?

yaitu dengan mengadakan perbedaan antara :

• Resiko yang melekat pada tindakan medik itu (inherent risks),

• Resiko yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya (unexpected risks).

Page 8: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

7

Di antara dua macam resiko itu, yang lebih penting dan harus diinformasikan ?

Tentunya yang termasuk golongan pertama, yaitu resiko yang inheren pada

tindakan operasi yang hendak dilakukan. Mengenai resiko semacam inilah

yang harus diberikan informasi lengkap.

Atas dasar yuridis apa seorang dokter bedah melakukan tindakan operasi, padahal

suatu tindakan operasi “melukai” tubuh pasiennya ?

• Berdasarkan Persetujuan Tindakan Medik yang diberikan oleh pasien,

• Tindakan dokter bedah itu tujuannya adalah untuk menyembuhkan

pasien dan bukan menganiaya (be-handling dan bukan mis-handling :

Leenen)

jika pasien tetap menolak, sedangkan hal ini akan membawa akibat fatal bagi

pasiennya pasien diminta menanda-tangani formulir Surat Penolakan

Tindakan Medik (Bedah).

Jika ternyata dokternya belum memberikan informasi

Perawat yang mengetahuinya harus segera menunda pelaksanaan

permintaan tanda-tangan pasien.

Jika pasien kemudian menanyakan kepada perawat mengenai tindakan bedah

dan resikonya ? Beri sedikit penjelasan !

Perawat itu harus menolak memberi jawaban dan mengatakan bahwa ia

tidak berwenang untuk memberi jawabannya dan akan meneruskan kepada

dokternya.

Hubungan terapeutik adalah hubungan pribadi antara dokter dan

pasiennya, di mana harus ada dialog terbuka dan temu pikiran antara

dokter dan pasiennya.

Ada alasan perbedaan antara : bidang pengobatan (medical care) dan bidang

perawatan (nursing care). Memberikan informasi mengenai suatu tindakan medik

(operasi) termasuk medical care yang hanya dapat dilakukan oleh dokternya

sendiri.

Jika ada perawat yang berpengalaman yang mampu memberi penjelasan tentang

tindakan operasi tersebut ?

Tetapi tidak boleh. Karena bukan wewenangnya dan di samping itu perawat itu bisa

terkena tuntutan jika ada kesalahan atau kekurangan dalam pemberian informasi dan

dipersalahkan karena mencampuri urusan di dalam hubungan dokter-pasien. Selain itu

dokternya sendiri pun tetap bertanggungjawab atas tindakan perawat tersebut

Pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi kepada pasien

ada dua pengecualian, yaitu :

• Di dalam keadaan gawat darurat (emergency) di mana sang dokter

harus segera bertindak untuk menyelamatkan jiwa. (Peraturan Menteri

Kesehatan No. 585/1992 pasal 11).

• Keadaan emosi pasien yang sangat labil, sehingga ia tidak

mengahadapi situasi dirinya.

Page 9: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

8

Pertemuan klinik adalah suatu pertemuan yang diikuti oleh mahasiswa yang sedang

belajar mengenai masalah klinik atau oleh dokter dengan tujuan membahas dan

menyelesaikan permasalahan-permasalahan klinik

metode pertemuan klinik yang dilakukan untuk pemecahan masalah (problem

solving)

Ada berbagai metode yaitu bed side teaching (BST), Clinical ward rounds, Small

group discussion away from the bedside, Discusssion of patient management problem

(PMP).

tujuan & manfaat dari bed side teaching (BST), Clinical ward rounds, small group

discussion away from bedsideside, discussion of patient management problem

(PMP)?

Tujuan dan manfaat dari :

a. Bedside teaching adalah pembelajaran ketrampilan pemecahan

problem pasien di bangsal tempat pasien di rawat sehingga

permasalahan yang berkaitan dengan gejala dan tanda bisa langsung

dilakukan. Pertemuan ini merupakan suatu cara pembelajaran pasien

yang disukai. Pasien secara individual bisa divisualisasikan tidak

sekedar pendekatan pada penyakitnya.

b. Clinical ward round : ada 2 tujuan, yaitu mengetahui secara pasti

proses perawatan pasien hingga tuntas dan keikut sertaan dalam

mengelola pasien sebagai pengalaman belajar

c. Small group discussion away from bed side: diskusi kasus yang telah

di ketahui bersama di dalam kelas dengan membahas gejala serta

tanda yang dijumpai dalam suatu laporan kasus. Manfaat dari SGD

adalah mengekplorasi penegakan diagnosis sampai pemecahan

masalah sesuai dengan prior knowledge, experience serta sumber

bacaan yang up to date

d. Discussion of patient management problem (PMP) : Mendiskusikan

ilustrasi kasus serta melakukan pemecahan masalah berdasarkan

sumber belajar. Manfaatnya adalah mengasah ketrampilan dalam

problem solving kasus-kasus yang menjadi kompetensi untuk dapat

ditangani

definisi dari rujukan medik

Definisi dari rujukan medik adalah upaya kesehatan yang berorientasi

kepada kepentingan penderita, bertujuan untuk memperoleh pemecahan

masalah baik untuk keperluan diagnostik, pengobatan maupun pengelolaan

penderita selanjutnya.

Rujukan medik dapat dilakukan terhadap :

a. Penderita

Penderita dikirim oleh perujuk kepada konsultan, atau apabila

penderita tidak dapat dikirim maka perujuk meminta kesediaan

konsultan untuk bersama-sama memeriksanya.

b. Bahan pemeriksaan

Page 10: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

9

Dapat berupa jaringan tubuh (hasil insisi, ekstirpasi, biopsi, maupun

reseksi), darah, serum, tinja, air seni, secret, serta cairan tubuh yang

lain.

Rujukan medik dapat berupa pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap

yang dapat dilaksanakan secara lisan maupun tertulis.

a. Rujukan medik lisan :

� Dokter perujuk dan konsultan melakukan pemeriksaan bersama

� Dokter perujuk memberi keterangan selengkapnya serta

mengemukakan apa yang akan diinginkannya (kesulitan / masalah)

� Kemudian keduanya mendiskusikan hasil pemeriksaan di tempat

tersendiri

� Bila ada perselisihan pendapat, jangan sampai menggoncangkan

kepercayaan penderita terhadap dokter perujuk

c. Rujukan medik tertulis

� Rujukan ditulis dalam amplop tertutup diajukan oleh dokter

perujuk kepada konsultan disertai keterangan yang cukup

� Dalam hal rujukan penderita, maka konsultan mengirim kembali

penderita tersebut disertai pendapat dan anjuran tertulis pula

� Bila dikehendaki oleh dokter perujuk, konsultan dapat melakukan

pengelolaan atau pengobatan penderita sampai sembuh

� Konsultan tidak dibenarkan memberitahukan kepada penderita

secara langsung maupun tidak langsung tentang kekeliruan yang

mungkin dibuat oleh dokter perujuk terhadap penderita

� Pendapat dan anjuran konsultan dapat berupa pendapat final atau

anjuran untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut (laboratorik,

EKG, radiologik, atau penunjang lain)

Arah rujukan medik yang benar yaitu :

a. Dari dokter umum kepada dokter spesialis

i. Permasalahan yang dihadapi oleh dokter umum diharapkan

untuk dapat dipecahkan oleh dokter spesialis sesuai dengan

bidangnya.

b. Dari dokter spesialis tertentu kepada dokter spesialis lain

i. Selain untuk keperluan diagnostik, rujukan demikian biasanya

bertujuan untuk memperoleh konfirmasi tentang kemungkinan

adanya komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi dalam ruang

lingkup bidang keahlian di luar spesialisasi dokter perujuk.

c. Dari dokter spesialis kepada dokter umum (di daerah tempat tinggal

penderita)

i. Rujukan medik ini paling jarang terjadi, biasanya dilakukan

oleh dokter spesialis atas permintan penderita dengan

pertimbangan kesulitan transportasi karena tempat tinggal

penderita sangat jauh dari dokter spesialis tersebut. Tentunya

tidak semua tindakan dapat dirujuk ke bawah mengingat

fasilitas, kemampuan, dan kewenangan yang ada pada dokter

umum tersebut.

Sikap yang tidak dibenarkan terjadi dalam rujukan medik yaitu :

a. Dari dokter perujuk :

Page 11: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

10

i. Tidak mencantumkan keterangan secara lengkap

ii. Melakukan rujukan karena malas menanganinya

iii. Melakukan rujukan untuk mengalihkan tanggung

ajawab atas resiko yang tidak menyenangkan

iv. Melakukan rujukan karena menginginkan imbalan

v. Melakukan rujukan setelah keadaan penderita cukup

parah

vi. Dalam hal merujuk bahan pemeriksaan, tidak

mempedulikan persiapan penderita dan prosedur

“sampling” secara luas (pengambilan, penampungan,

pengawetan dan pengiriman)

b. Dari konsultan :

i. Tidak memberikan jawaban konsul dengan sebenarnya

karena takut anjuran atau tindakannya ditiru oleh dokter

perujuk

ii. Bekerjasama dengan dokter lain di luar kepentingan

penderita (menganjurkan rujukan dengan janji imbalan)

iii. Walau tidak diminta, mengambil alih pengelolaan

penderita seterusnya (tidak mengirim kembali penderita

kepada dokter perujuk)

iv. Mencela tindakan dokter perujuk / terdahulu di hadapan

penderita

v. Mencela hasil pemeriksaan (yang mungkin tidak sesuai

dengan keadaan klinis) di hadapan penderita atau

keluarganya

manfaat konsultasi dan rujukan

� Pengetahuan dan ketrampilan dokter akan lebih meningkat

Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ini diperoleh sebagai hasil

adanya bantuan bantuan professional dari dokter lainnya yang lebih

berpengalaman dan atau yang lebih ahli pada pelayanan konsultasi.

Atau dapat pula mempelajari dengan pelbagai tindakan kedokteran

yang telah dilakukan oleh dokter lainnya pada pelayanan rujukan.

Tentu saja untuk yang terakhir ini hanya akan dapat dilakukan apabila

dokter tempat merujuk, setelah selesai melakukan tindakan kedokteran,

merujuk kembali pasien tersebut ke dokter yang melakukan rujukan.

� Kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan lebih terpengaruhi

Karena pada konsultasi dan rujukan dapat menghasilkan kerjasama

yang baik antar banyak dokter, maka pada konsultasi dan rujukan

tersebut telah terbentuk semacam tim kerja, yang peranannya jelas

lebih positif dalam upaya pemenuhan kebutuhan dan tuntutan

kesehatan pasien yang memang sangat bervariasi. Melalui konsultasi

dan rujukan, pelbagai keterbatasan pelayanan kedokteran yang

diselenggarakan oleh seorang dokter akan dapat lebih dilengkapi, yang

dampaknya jelas akan sangat besar terhadap pemenuhan kebutuhan

dan tuntutan kesehatan pasien.

Page 12: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

11

Contoh format surat persetujuan (informed consent)

Surat Persetujuan

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ........................................................................................................................

Umur / jenis kelamin : ................................................ . tahun, laki-laki / perempuan *)

No. KTP/SIM/Paspor *) : ...............................................................................................

Alamat : ........................................................................................................................

Untuk : H diri sendiri, H istri, H suami, H anak, H orang tua, H lainnya

Nama pasien : ..................................................................................................................

Umur / jenis kelamin : ................................................ . tahun, laki-laki / perempuan *)

Alamat : ........................................................................................................................

Ruangan : ........................................................................................................................

Rekam Medis No. : .........................................................................................................

dengan ini menyatakan seseungguhnya telah

MEMBERIKAN PERSETUJUAN

Untuk dilakukan

H Tindakan Operasi :

yang bersifat dan tujuannya operasi, serta kemungkinan bisa timbulnya akibat-akibatnya telah

dijelaskan sepenuhnya oleh dokter dan telah saya mengerti seluruhnya. Saya juga menyatakan telah

memberikan persetujuan saya untuk suatu perluasan tindakan operasi, apabila pada waktu

pembedahan ditemukan hal-hal yang membahayakan jiwa dan yang pada saat itu juga perlu

penanganan segera dan langsung untuk menyelamatkan jiwa.

Saya juga menyatakan telah memberikan persetujuan saya untuk tindakan anestesi umum/lokal

agar dapat dilaksanakan operasi tersebut dan penjelasan tentang segala resiko atau akibat yang

mungkin timbul telah dijelaskan dan telah saya memahami seluruhnya.

H Tindakan Medik/ICU :

Yang sifat, tujuan tindakan medik serta kemungkinan timbulnya akibat/resiko telah dijelaskan

sepenuhnya oleh dokter dan telah saya mengerti seluruhnya.

Saya juga menyatakan telah memberikan persetujuan saya untuk pemberian anestesi dan/atau

obat-obatan/bahan medik lain yang diperlukan untuk dapat terlaksananya prosedur medik dan juga

tindakan-tindakan lain yang harus dilakukan untuk penyelamatan jiwa.

........................, .................................

(Dr. ...........................................) (.........................................)

Nama dokter (**) Nama jelas

Penjelasan :

*) Coret yang tidak sesuai

Beri tanda X yang dipakai

(**) Yang menandatangani :

- Untuk tindakan medik : Dokter yang melakukan,

- ICU : Dokter yang bertugas

Page 13: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

12

Format surat penolakan (refusal consent)

SURAT PENOLAKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ........................................................................................................................

Umur / jenis kelamin : ................................................ . tahun, laki-laki / perempuan *)

No. KTP/SIM/Paspor *) : ...............................................................................................

Alamat : .......................................................................................................................

Denga ini menyatakan seseungguhnya :

Telah MENOLAK

Untuk diteruskan : Rawat Nginap / ICU

Untuk dilakukan : Operasi / Tindakan Medik

Terhadap : H diri sendiri H istri H suami,

H anak H orang tua H lainnya

Nama pasien : ........................................................................................................

Umur / jenis kelamin : ................................................ . tahun, laki-laki / perempuan *)

Alamat : ........................................................................................................................

Ruangan : ........................................................................................................................

Rekam Medis No. : .........................................................................................................

Saya juga telah menyatakan sesungguhnya bahwa saya :

a) Telah diberikan penjelasan serta peringatan akan bahaya, resiko, serta kemungkinan-

kemungkinan yang timbul, apabila :

- tidak dilakukan perawatan dan pengobatan rawat tinggal,

- dihentikan rawat nginap (pulang paksa) / ICU

- tidak dilakukan operasi/tindakan medik

b) Telah saya pahami sepenuhnya segala penjelasan yang diberikan oleh dokter,

c) Atas tanggungjawab dan resiko saya sendiri saya TETAP MENOLAK anjuran dari dokter

tersebut.

........................, .................................

(........................................................)

Nama jelas

Catatan :

*) Coret yang tidak sesuai

Beri tanda X yang dipakai

Page 14: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

13

Tugas Mahasiswa:

Analisa kasus dibawah ini dan kemudian lakukan komunikasi dengan rekan sejawat

dalam sebuah ward round apakah anda akan meneruskan atau menolak pasien yang

datang kepada anda (metode role playing).

Kasus Ny Agian, RS Telah Lakukan Euthanasia Pasif

Muhammad Atqa - detikNews

Jakarta - Masih ingat Ny Agian yang karena lama tidak sadarkan diri dari sakitnya membuat

sang suami minta agar RS menyuntik mati saja (euthanasia), tapi ditolak? Menurut dr Marius

Widjajarta, apa yang dilakukan RS terhadap Ny Agian sudah masuk kategori euthanasia pasif.

"Sebenarnya pihak RS sudah melaksanakan euthanasia pasif. Kalau orang yang tidak punya

uang dan membuat suatu pernyataan tidak mau dirawat, itu sudah merupakan euthanasia

pasif meskipun euthanasia dapat diancam hingga 12 tahun penjara," kata Marius dari

Yayasan Konsumen Kesehatan Indonesia menjawab pertanyaan wartawan. Seperti diketahui,

Ny Agian Isna Nauli (33) hingga kini dirawat di bagian stroke RSCM, Jakarta, setelah berbulan-

bulan tidak sadarkan diri pasca melahirkan. Karena ketiadaan ongkos, suaminya (Hassan

Kusuma) meminta RSCM menyuntik mati istrinya karena dirasa tidak ada harapan hidup

normal kembali. Tapi RSCM menolak menyuntik mati Agian karena secara kedokteran tidak

bisa dikatakan koma meskipun dia tidak bisa melakukan kontak. Dalam istilah kedokteran,

pasien mengalami gangguan komplikasi, digolongkan sebagai stroke, sehingga tidak ada

alasan untuk euthanasia. Selain itu, di Indonesia, euthanasia tidak dibenarkan dalam etika

dokter juga dalam hukum "Jadi saya rasa, kalau pembiayaan kesehatan sudah ditanggung

negara dengan disahkannya UU Sistem Jaminan Sosial, maka saya rasa kasus-kasus

euthanasia tidak terulang lagi," sambung dr Marius. Bagaimana dengan permintaan

euthanasia bukan alasan biaya, tapi karena tidak punya harapan hidup? "Karena itulah saya

sudah menganjurkan pada pemerintah, profesi, ahli hukum, dan agama, kalau euthaniasi

diatur lagi sesuai peraturan. Jangan seperti sekarang, boleh atau tidak boleh. Tetapi, harus

ada jalan keluarnya bahwa pasien mempunyai hak untuk memilih," demikian dr Marius.

(nrl/)

Page 15: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

14

Skill lab 2

Membuat Rujukan tertulis & interaksi pada teman sejawat

PANDUAN Skill lab:

Waktu skill lab2 x 2 jam.

Pada 2 jam 1 mahasiswa berlatih secara berpasangan sebagai dokter yang merujuk &

petugas/ dokter yang diberi rujukan melakukan interaksi.

Pada 2 jam ke 2 mahasiswa berpasangan., Instrukstur menilai berdasarkan keaktifan

mahasiswa (sesuai format penilaian).

.

Skill lab 1

Membuat surat Rujukan Tertulis

PANDUAN TUTOR :

Waktu skill lab2 x 2 jam.

d. Sebelumnya mahasiswa diingatkan untuk mencari sumber/bahan materi untuk

skill labbesok.

e. Pada 1 jam I skill labmahasiswa diberi tugas untuk membuat/menulis surat

rujukan berdasarkan skenario dengan jenis surat rujukan yang sesuai

f. Pada jam ke-2 mahasiswa meniskusikan hasil penulisan rujukan beserta

alasannya. Instrukstur menilai berdasarkan keaktifan mahasiswa (sesuai format

penilaian).

TUGAS MAHASISWA :

Tugas praktikum

Tugas (2 jam pertama) : Buatlah surat rujukan yang sesuai pada sekenario.

2 Jam kedua hasil penulisan rujukan didiskusikan.

SKENARIO

1. Bp. Karto umur 56 mengeluh sesak nafas berat datang ke praktek anda, telah

diberikan terapi inhalasi ventolin 3 cc sebanyak 2 kali tetapi belum ada perbaikan.

Hasil lab yang diperiksa HB: 14 mg/dL. Akan anda rujuk ke dr spesialis penyakit

dalam di RSI Sultan Agung

2. Ibu Susi 24 tahun dengan batuk darah, anda curigai menderita TB paru. Dikirim ke

Lab untuk pemeriksaan sputum BTA, dan RO thorax

3. Penderita bp Susanto 32 tahun dengan demam 3 hari timbul bintik dikulit dan

mimisan.

Page 16: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

15

TEORI

1. contoh bentuk format rujukan medik dari dokter umum kepada dokter

spesialis

2. contoh bentuk format rujukan medik untuk keperluan perawatan di rumah

sakit

Kepada Yth. Ts. Dr. Jaga

Laboratorium Pediatri

RS Dr. Kariadi

Semarang

Dh,

Mohon perawatan penderita anak ............, laki-laki .... tahun, dengan riwayat 2 hari berak-berak dan muntah. Keadaan sekarang dehidrasi berat.

Pengobatan yang telah kami berikan ................

Atas kesediaan Ts, kami ucapkan terima kasih.

Wassalam,

(Dr................)

Jln. ................

Semarang

Kepada

Yth. Ts. Dr. ..................

Spesialis .......................

Jln. ...............................

Semarang

Dh,

Mohon konsul dan pengobatan selanjutnya penderita Tn. ............, .... tahun,

anemi dengan hepatosplenomegali; hasil pemeriksaan laboratorium

terlampir.

Penderita telah kami beri terapi sementara ................ dengan dosis

................

Atas kesediaan Ts, kami ucapkan terima kasih.

Wassalam,

(Dr................)

Jln. ................

Semarang

Page 17: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

16

3. contoh bentuk format rujukan medik untuk keperluan pemeriksaan

laboratorium klinik;

Kepada

Yth. Ts. Dr. ..................

Laboratorium PK

Jln. ...............................

Semarang

Dh,

Mohon pemeriksaan pemantauan kadar obat atas Tn. ............, .... tahun, epilepsi

dengan kecurigaan ketidakpatuhan minum obat.

Telah kami beri fenobarbital dan fenitoin dengan dosis ................ selama 1 tahun.

Adakah dosis sub optimal ?

Atas kesediaan Ts, kami ucapkan terima kasih.

Wassalam,

(Dr................)

Jln. ................

Semarang

4. contoh bentuk format rujukan medik dari “atas” ke “bawah” (untuk

keperluan kelanjutan pengobatan) ?

Kepada

Yth. Ts. Dr. .........................

d/a Puskesmas .....................

Semarang

Dh,

Mohon kesediaan Ts untuk melanjutkan terapi penderita Ny. ............, .... tahun,

dengan KP duplek.

INH .................... x ...... sehari

Etambutol ................. x ...... sehari

Streptomisin inj. .......... gram ...... x seminggu

Mohon follow up X-foto paru serta pemeriksaan sputum dan darah rutin setelah

......... bulan pengobatan.

Atas kesediaan Ts, kami ucapkan terima kasih.

Wassalam,

(Dr................)

Internis

Jln. ................

Telp. Semarang

Page 18: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

17

Page 19: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

18

LBM 4

KOMUNIKASI DENGAN PROFESI LAIN

SKILL LAB 1

ANALISA TERHADAP DISKUSI KELOMPOK

PANDUAN Skill lab :

Waktu skill lab2 x 2 jam.

1. Waktu 1 jam I. mahasiswa 5 mahasiswa berlatih berdiskusi 1 orang berperan

sebagai dokter puskesmas yang memimpin diskusi. Yang lain sebagai petugas

lurah, kader posyandu, juru tulis dan perawat. Materi dikusi mengenai rencana

pelaksanaan Desa Siaga. Instruktur memberikan masukan cara diskusi antar

profesi yang benar.

2. Waktu 1 jam II masing-masing mahasiswa memeberi komentar mengenai peran

ketua dalam diskusi antar profesi tersebut..

3. Untuk 2 jam berikutnya, mahasiswa berdiskusi untuk menghasilkan suatu

kesepakatan kelompok tentang komentar, analisa dan evaluasi mereka tentang

jalannya diskusi di dalam diskusi tersebut.Instruktur dengan format penilaian dari

MEU mengenai verbal interaction dan physical interaction.

TEORI

Sebagai mahasiswa kedokteran, Anda diharapkan untuk dapat berkomunikasi

melalui sebuah diskusi kelompok & dengan antar profesi dalam tim kesehatan . Selain

itu, Anda diharapkan dapat menganalisa dan mengevaluasi suatu diskusi kelompok.

Kelompok kerja tim kesehatan tim kesehatan diartikan sebagai sekelompok orang

yang mempunyai suatu sasaran dan tujuan yang sama dalam hal kesehatan, yang

ditentukan oleh kebutuhan masyarakat, menuju kepada pencapaian dimana setiap

anggotanya ambil bagian, sesuai dengan kemampuan dan ketrampilannya. Cara dan

derajat kerjasama ini sangat bervariasi dan harus ditentukan oleh masing-masing

masyarakat bergantung pada keperluan dan sumber daya yang dimiliki. Tidak ada

komposisi tim kesehatan yang dapat diterapkan secara universal.

Komunikasi sangat penting dalam keberhasilan kerja kelompok (tim). Karena

keberhasilan kerja kelompok bergantung pada hubungan baik diantara anggota tim,

terutama antara pemimpin tim dan anggota tim yang lain. Hubungan pribadi dalam

suatu tim sering sulit dilakukan. Kesulitan sering disebabkan atau diperburuk oleh

komunikasi yang buruk di dalam tim dan antara pemimpin dan anggota tim. Dengan

cara yang sama, hubungan yang sulit dapat mengakibatkan atau memperburuk

komunikasi yang telah buruk. Dengan demikian, seorang pemimpin tim harus

memberi perhatian khusus atas mutu hubungan dalam tim, dan komunikasi sebagai

sarana untuk menjaga hubungan baik.

Page 20: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

19

Keberhasilan suatu pertemuan bergantung pada mutu komunikasi. Bila tujuannya

adalah menyampaikan informasi atau untuk menjelaskan sesuatu, pembicara harus

mencari tahu apakah penyampaiannya sudah berhasil dengan misalnya dengan

memberi kesempatan bertanya dan berdiskusi, yang akan menunjukkan apakah topik

tersebut telah dimengerti.Namun bila tujuannya adalah mengetahui pandangan dari

mereka yang hadir dalam pertemuan, ketua atau sekretaris harus merangkumkan

pandangan yang dikemukakan, atau dengan kata lain, mencari kesepakatan tentang

apa yang telah disampaikan.Berselisih dan berteriak dalam pertemuan tidaklah

membantu dan seringkali disebabkan oleh komunikasi yang buruk. Bila orang-orang

saling mengerti satu sama lain dengan baik, akan lebih jarang timbul perselisihan.

Yang harus dilakukan pemimpin tim untuk mendorong terjadinya komunikasi

yaitu :

1) Seluruh anggota tim harus bebas mengemukakan dan menjelaskan pandangan-

pandangan mereka dan harus didorong untuk bertindak seperti itu.

2) Sebuah pesan atau komunikasi, baik lisan maupun tertulis, harus dinyatakan

dengan jelas dan dalam bahasa dan ungkapan yang dapat dimengerti oleh

semua yang berkepentingan.

3) Komunikasi mempunyai dua unsur – mengirim dan menerima. Bila pesan

yang dikirim tidak diterima, komunikasi tidak berjalan. Dengan demikian

pemimpin tim (atau pelaku komunikasi yang lain) harus selalu menggunakan

suatu cara untuk memeriksa apakah efek yang diharapkan telah terjadi.

4) Perselisihan atau pertentangan adalah normal dalam hubungan antarmanusia;

hal ini harus diatur sedemikian sehingga dapat mencapai hal yang konstruktif.

Cara Pemimpin Mempersiapkan Pertemuan

Perlu memperhatikan hal-hal berikut :

1) Tujuan pertemuan

2) Permasalahan utama

3) Jenis pertemuan

4) Besarnya pertemuan

5) Tempat, waktu dan lama pertemuan

6) Siapa yang menyelenggarakan dan mengatur pertemuan

7) Pengumuman atau pemberitahuan mengenai pertemuan

Cara Membuat Tujuan Pertemuan

Tujuan pertemuan harus sangat jelas. Untuk komisi resmi, agenda harus menyatakan

tujuannya. Ringkasan tujuan dengan menyebutkan apa yang akan dicapai sangat

bermanfaat.

Pertemuan juga dapat diadakan untuk menyampaikan informasi, mengubah

pandangan dan ide, dan untuk membuat keputusan mengenai rencana atau kegiatan.

Cara Menyusun Permasalahan Utama Dalam Pertemuan

Agar pertemuan berguna, setiap orang yang hadir harus memeliki informasi

sebanyak mungkin mengenai permasalahan yang akan didiskusikan. Berbagai fakta,

prinsip, atau gagasan yang diperlukan sebagi landasan bagi diskusi juga harus

tersedia, sebelum pertemuan. Apabila topik diskusi merupakan bagi sebagian anggota

kelompok, dapat meminta kesediaan seorang narasumber yang mengetahui mengenai

hal ini untuk memberikan penjelasan singkat.

Page 21: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

20

Seseorang bisa memimpin pertemuan dengan baik perlu memperhatikan hal

berikut ini :

Bagaimana sebuah pertemuan dilaksanakan bergantung pada besar-kecilnya, resmi

atau tidak resminya pertemuan. Ketua haruslah seseorang yang dapat mendorong

terjadinya komunikasi yang baik.

Dalam memimpin pertemuan apapun, beberapa faktor harus selalu diingat :

1) Komunikasi

2) Peran ketua

3) Mengatur waktu pertemuan

Peran Ketua Pertemuan yang Baik dalam Menciptakan Komunikasi yang Baik

Ketua menjaga agar pertemuan tetap pada tujuan utamanya, memberi kesempatan

yang adil bagi semuanya untuk berperan serta, mengatur waktu, dan menjaga

ketertiban. Terdapat 3 aturan sederhana untuk pertemuan kelompok :

a. Jangan sampai ada kekasaran atau penghinaan perseorangan; tidak seorang

anggotapun boleh membuat yang lain tampak bodoh.

b. Ketua mempunyai hak penuh untuk mengatur diskusi, untuk menyingkirkan

komentar yang tidak relevan, dan menghentikan rapat bila perlu.

c. Ketua harus mampu membuat diskusi tetap berjalan bila diperlukan, misalnya

dengan mengajukan pertanyaan atau topik baru. Pada pertemuan kecil, semua

yang hadir harus dirangsang untuk ambil bagian. Mereka yang banyak bicara

harus dihambat supaya tidak bicara terlalu banyak, dan mereka yang segan ikut

serta harus didorong.

Peran Ketua Mengatur Waktu Pertemuan.

Mengatur waktu untuk diskusi dan pertanyaan adalah bagian penting dalam

memimpin pertemuan. Pertanyaan dan diskusi anggota harus diatur dalam batas

waktu tertentu untuk memberikan kesempatan berbicara kepada semua orang. Bila

topik memungkinkan akan memanjang, harus ditetapkan batas waktu untuk

pertemuan kelompok kecil, dengan penetapan waktu pencapaian sasaran. Pengunaan

waktu dengan cara ini membantu orang untuk memusatkan pendapat-pendapat

mereka.

Bila keputusan tidak dapat dicapai dalam batas waktu yang telah ditetapkan,

disarankan untuk menunda usaha, dengan demikian dapat memberi tambahan waktu

untuk pemikiran atau persiapan lebih lanjut.

Page 22: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

21

CHECK LIST PENILAIAN KOMENTAR MAHASISWA

No. Poin yang dievaluasi Nilai

1. Peran ketua dalam menyampaikan tujuan pertemuan

Komentar: (baik/cukup/kurang)

Analisa:

Evaluasi:

2. Peran ketua dalam mendorong komunikasi diantara peserta

Komentar : (baik/cukup/kurang)

Analisa:

Evaluasi:

3. Peran ketua dalam mengarahkan diskusi pada sasaran

Komentar: (baik/cukup/kurang)

Analisa:

Evaluasi:

4. Peran ketua dalam mengatur waktu diskusi secara efektif

Komentar: (baik/cukup/kurang)

Analisa:

Evaluasi:

Keterangan :

Tiap poin skor : 25 (penilaian oleh tim modul komunikasi dan empati)

Page 23: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

22

SKILL LAB 2

WAWANCARA DENGAN RESPONDEN

PANDUAN TUTOR :

Waktu skill lab2 x 2 jam.

1. Pada 1 jam I skill lab :

Mahasiswa dibagi menjadi kedalam 2 kelompok sesuai dengan tema kuesioner.

Masing-masing mahasiswa diberi tugas untuk membuat kuesioner (daftar

pertanyaan) terbuka sebanyak 10 pertanyaan secara tertulis yang akan diajukan

kepada responden mengenai Pemberian ASI eksklusif dan Pengetahuan

tentang Imunisasi dasar pada balita.

Kuesioner mengacu pada skenario yang telah ditetapkan.

2. Pada jam ke 2 mahasiswa berlatih berpasangan dengan temannya, satu sebagai

pewawancara sedangkan yang lainnya sebagai responden secara bergantian.

Wawancara berdasarkan daftar kuesioner yang telah dibuat masing-masing tadi.

Instruktur memandu jalannya latihan dan mensosialisasikan kriteria penilaian

berdasarkan cek list

3. Pada 2 jam berikutnya dapat dilakukan penilaian sesuai cek list yang tersedia oleh

instruktur.

4. Kuesioner dikumpulkan instruktur pada akhir skill lab

TUGAS MAHASISWA : 1. Buatlah kuesioner yang terdiri dari identitas dan 10 daftar pertanyaan terbuka

berkaitan dengan skenario (1 jam I).

2. Anda berlatih mengajukan pertanyaaan sesuai kuesioner yang anda buat dengan

teman secara bergantian dengan panduan instruktur.

3. Pada 2 jam berikutnya anda akan dievaluasi oleh instruktur dalam melakukan

wawancara dengan responden. Kriteria penilaian sesuai yang disampaikan oleh

instruktur.

4. Kuesioner beserta jawaban tertulis wawancara diserahkan pada instruktur.

TEORI Ketrampilan komunikasi merupakan ketrampilan yang sangat penting dimiliki

oleh dokter yang dalam tugasnya akan melakukan kegiatan mengumpulkan informasi

dari seorang atau sekelompok orang. Dengan komunikasi yang dapat dilakukan

dengan cepat, sederhana, murah, efektif, akan diperoleh informasi yang akurat.

Banyak kelemahan hasil wawancara (interview) disebabkan ketrampilan

komunikasi yang kurang memadai serta sikap sementara pewawancara (interviewer)

yang kurang memperhatikan aspek psikologi responden (kurang menempatkan

responden sebagai subjek tapi sebagai objek semata). Atas kenyataan tersebut di atas

maka ketrampilan komunikasi, jelas akan sangat membantu dalam melakukan tugas-

tugas sebagai dokter. Komunikasi secara garis besar adalah proses penyampaian

sinyal dan pesan.

Tahap-tahap untuk melakukan wawancara yang baik dengan responden yaitu :

A. Sambung Rasa

Page 24: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

23

Sambung rasa merupakan suatu tahap komunikasi yang harus diciptakan

dahulu, agar hal-hal yang menghambat kelancaran proses komunikasi dapat

dihindari. Dengan terciptanya sambung rasa antara pewawancara dan responden,

maka responden akan dengan senang serta rasa bebas menjawab-pertanyaan yang

akan diajukan pewawancara. Dalam keadaan seperti tersebut responden akan

memberikan jawaban dengan lancar serta akurat, sehingga diperoleh data

informasi yang sebenarnya. Agar tercipta adanya sambung rasa antara

pewawancara dan responden, maka pewawancara haruslah membina sikap serta

pandangan tertentu terhadap responden agar :

1) Responden mempercayai pewawancara, bahwa pewawancara tidak akan

membuka rahasia responden kepada siapapun.

2) Responden maklum bahwa hasil wawancara akan digunakan demi

kepentingan serta kebaikan responden.

3) Responden merasakan bahwa pewawancara memberikan empati kepadanya

(bukan merasa iba atas penderitaan responden).

4) Responden merasa pewawancara memberi kesempatan kepadanya untuk

mengemukakan pendapat/keterangan dengan leluasa.

5) Responden merasa bahwa wawancara ini merupakan percakapan yang

dilakukan oleh individu yang sederajat (bukan merupakan interogasi).

Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pewawancara adalah :

1) Berpenampilan yang sederhana, rapi serta bersih.

2) Pada perjumpaan pertama, pewawancara memberikan salam dan memakai

bahasa yang sesuai antara keadaan pewawancara dan responden.

3) Memperlihatkan wajah yang ramah serta sikap sopan santun.

4) Menciptakan suasana wawancara yang santai dan menyenangkan.

5) Membuat catatan hasil wawancara, namun jangan terlalu mencolok, karena

dapat mirip interogasi.

6) Pada akhir percakapan jangan lupa menyatakan terima kasih atas wawancara

ini serta mengucapkan salam perpisahan.

B. Wawancara

Setelah terciptanya sambung rasa antar pewawancara dan responden, maka

kemudian dilakukan wawancara. Wawancara dapat terhadap seseorang atau

sekelompok orang (group interview). Agar tercapai maksud tersebut, maka

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Mempelajari tentang kegiatan dan topik wawancara yang akan dilakukan.

2) Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti blanko isian, alat tulis dan

sebagainya.

3) Bila sebelumnya telah dilakukan kesepakatan tantang tempat dan waktu

pertemuan, maka tepatilah janji tersebut.

4) Mengajukan pertanyaan yang jelas, singkat dan lugas untuk menghindari salah

paham.

5) Menanyakan informasi yang dibutuhkan secara lengkap dan mencatatnya

dengan cermat (jangan membuat interpretasi sendiri).

6) Pada hasil jawaban yang diragukan kebenarannya, dilakukan cross-check

untuk meyakinkan akan kebenaran jawaban. Selain itu cross-check dilakukan

untuk menyamakan persepsi antara pewawancara dan responden. Cross-check

adalah suatu kegiatan komunikasi yang berupa menghadapi pertanyaan yang

diragukan jawabannya/hasilnya, dengan mengajukan pertanyaan dari sisi lain.

Contoh : Saudara lahir tahun berapa? Jawab: Tahun 1950. Kita ragu akan

kebenaran jawaban tadi.

Page 25: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

24

Lalu : Cross check : Apakah Saudara mengalami peristiwa G-30-S PKI yang

notabene terjadi pada th 1965 ?

7) Usahakan agar lamanya wawancara maksimal 1 jam agar responden tidak

bosan serta responden tidak terganggu/terhalang melakukan tugas-tugasnya.

8) Pertahankan suasana wawancara yang santai dan menyenangkan.

9) Sebelum mengakhiri wawancara, periksa sekali lagi agar tidak ada data yang

tercecer.

10) Akhiri wawancara dengan ucapan terima kasih dan salam perpisahan.

Etika Berwawancara

1) Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa, sehingga responden

ada di rumah pada waktu wawancara. Jangan melakukan wawancara pada saat

ada kesibukan rumah tangga, misalnya keramaian, kesusahan dan sebagainya.

2) Sebelum memasuki rumah untuk melakukan wawancara, pewawancara harus

meminta ijin dengan mengucapkan salam atau mengetuk pintu.

3) Pada waktu melaksanakan wawancara, mulailah setiap wawancara dengan

memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan pewawancara. Bila

perlu tunjukkan Surat Tugas/ Tanda Pengenal.

4) Mintalah waktu pada responden, dan berilah prakiraan jangka waktu yang

diperlukan untuk mengadakan satu kali wawancara. Bila responden menolak

diwawancara saat itu tanyakanlah kepada responden waktu luang responden.

Bila menolak juga atau keberatan untuk diwawancara, jangan memaksa.

Carilah arternatif (responden pengganti).

5) Sebelum melakukan wawancara beri penjelasan tentang pentingnya survei ini

diadakan dan yakinkan kepada mereka mengenai kerahasiaan data yang

diperoleh dari mereka.

6) Tegaskan bahwa keterangan-keterangan yang dikumpulkan akan dipergunakan

untuk keperluan perencanaan pembangunan (kesehatan).

7) Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani tugas wawancara kecuali

supervisor atau atasannya atau pendamping yang memang diperlukan

(misalnya penterjemah). Jawaban yang dicatat hanya jawaban dari responden.

Bila tidak dapat dihindarkan kehadiran orang lain, orang tersebut diminta tidak

ikut memberikan jawaban atau mempengaruhi pada jawaban responden. Beri

keterangan apabila ada orang lain dan bagaimana situasinya apakah ikut

mempengaruhi.

8) Kerjasama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga ia tidak segan-

segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat

9) Tunjukkan selalu sikap ramah, sopan santun dan sabar kepada mereka.

10) Dalam melaksanakan wawancara, pewawancara akan menemui berbagai sikap

responden. Sebagian besar diantaranya terus terang (jujur) dan senang

membantu. Beberapa orang ragu-ragu dan tidak tegas. Sebagian kecil curiga

dan bersikap menentang. Gunakan kecakapan, kesabaran dan sikap agar

wawancara berhasil.

11) Kadang-kadang pewancara menemui responden yang menolak untuk

memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Usahakanlah

dengan bijaksana untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan dengan

terlebih dahulu menjelaskan tujuan dan kegunaan survei, sifat kerahasiaan

keterangan yang dikumpulkan dan arti jawaban yang diperoleh dari responden

untuk keperluan perencanaan pembangunan.

Page 26: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

25

12) Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang

dari pelaksanaan wawancara, kembalikanlah pembicaraan secara bijaksana ke

arah tujuan wawancara dan usahakan untuk mendapatkan keterangan yang

diperlukan.

13) Jangan memberikan tanggapan dan kornentar yang tidak baik terhadap

jawaban yang diberikan atau kehilangan kesabaran. Demikian pula bila

jawaban sesuai dengan harapan Anda, jangan memberikan tanggapan yang

terlampau mendukung. Bersikaplah netral terhadap sernua jawaban yang

diberikan oleh responden. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana

yang tidak diinginkan.

14) Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu mereka dan jawablah pertanyaan mereka

dengan tepat dan jelas. Jangan memberikan jawaban yang salah ataupun

jawaban yang menjanjikan (memberi sesuatu). Bila betul-betul tidak tahu

jawaban atas pertanyaan responden, tundalah untuk menjawab dan jujurlah

bahwa pewawancara tidak tahu dan akan berusaha mencarikan jawabannya.

15) Perlu diingat bahwa pewawancara melakukan wawancara, dan bukan

penyuluhan. Hindarilah memberi nasehat, memberikan penyuluhan, sekalipun

jawaban responden memberi rangsangan untuk memberi nasehat. Sekali lagi,

pewawancara harus bersikap netral..

16) Catatlah saat mulai dan mengakhiri wawancara, siapa yang diwawancara,

siapa saja yang ada di rumah responden pada saat itu dan nama informan. Pada

saat mulai wawancara perkirakanlah waktu yang diberikan responden. Bila

responden tampak tak sabar dan tidak ingin mengakhiri wawancara sampai

pertanyaan terakhir, berhentilah dan mintalah waktu lain hari.

17) Sebelum memohon diri, periksalah kembali, barangkali ada pertanyaan yang

tertinggal. Jangan lupa ucapkanlah terima kasih pada responden atas bantuan

dan keterangan yang diberikan dan mintalah ijin untuk datang kembali,

sewaktu-waktu ada yang kurang dan perlu ditanyakan kembali pada

responden. Tanyakanlah waktu yang tepat untuk berkunjung.

Sikap Wawancara

1) Netral

Tugas pewawancara untuk merekapitulasi informasi tanpa menghiraukan

keterangan itu baik, tidak baik, menjemukan atau menyenangkan. Jangan

menentang atau bereaksi dengan jawaban responden, baik dengan kata-kata

maupun dengan gerakan, misalnya tidak setuju (menggerakkan bahu,

mengernyitkan dahi dan alis dan gerakan tanda tidak setuju lainnya), heran,

merendahkan dan sebagainya.

2) Adil dan tidak memihak

Sopan dan hormat kepada responden. Semua responden harap diperlakukan

sama baik, siapapun dia. Penting untuk dapat memberikan perasaan aman bagi

responden untuk menyatakan pendapatnya.

3) Hindarkan ketegangan

Wawancarailah secara santai (dengan cara mengobrol). Hindarilah kesan

seolah-olah responden sedang diuji dan diinterogasi. Namun demikian, harus

waspada jangan sampai responden bercerita kesana kemari, menyimpang dari

pertanyaan atau informasi yang diperlukan. Timbulkan suasana yang bebas,

sehingga responden tidak merasa tertekan baik oleh pertanyaan-pertanyaan

pewawancara maupun suasana di sekitarnya.

4) Ramah dan sabar

Page 27: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

26

Sikap ramah sangat penting, usahakan bermuka cerah, segar dan tidak malas.

Usahakan juga berpakaian yang rapi dan bersih. Kesan yang diberikan oleh

pewawancara akan berpengaruh pada responden.

5) Jujur dalam pengisian kuesioner

Usahakanlah menulis apa adanya, seperrti yang dikatakan oleh responden,

jangan menambahi atau mengurangi. Tuliskanlah keterangan tambahan bila

responden menjawab sesuatu tetapi dengan bahasa tubuh kebalikan dari yang

diucapkannya.

6) Cermat dan teliti

Telitilah daftar pertanyaan sebelum mengajukan pertanyaan. Jangan sampai

ada yang terlewat. Selain itu juga cermat dan teliti dalam menuliskan jawaban

responden. Tulislah jawaban responden selengkap-lengkapnya (jangan sampai

ada yang terlewat) tulisan harus jelas, terbaca oleh siapapun. Jangan

menggunakan singkatan. Kalau ada yang salah tulis, dihapus dan dibetulkan,

jangan berupa coret-coretan dan kotor.

7) Menaruh perhatian dan pengertian terhadap responden, dapat menjadi

pendengar yang baik

Dengarkanlah jawaban responden baik-baik. Jangan sampai mengulang-ulang

pertanyaan. Usahakanlah mengerti bila responden menghendaki wawancara

tidak hanya satu hari (karena waktu responden yang terbatas). Jangan

memaksakan kehendak. Jangan memperlihatkan sikap yang tergesa-gesa,

kurang menghargai responden maupun sikap kurang percaya.

8) Sanggup membuat responden tenang dan berminat untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan. Usahakanlah wawancara berlangsung dengan

santai. Wawancara dapat disela dengan obrolan ringan,asal jangan lupa waktu

dan tidak terlalu keluar dari arah wawancara.

9) Hargailah responden

Apapun tanggapan Anda tentang dia lipakanlah itu. Responden sangat penting

bagi penelitian ini.

10) Mengetahui/menguasai bahasa/komunikasi non verbal

Pembicaraan secara verbal akan lebih efektif bila disertai dengan perilaku non

verbal. Fungsi perilaku non verbal ini adalah untuk :

- Memberi kualitas, sikap dan identitas pada si pelaku

- Mendukung komunikasi verbal

- Menggantikan komunikasi verbal

- Menjembatani komunikasi verbal

Selain itu, penguasaan bahasa non verbal juga memperkuat empati, bahasa non

verbal sering lebih jujur sehingga pewawancara dapat mengetahui keadaan

(sikap) responden yang sebenarnya.

Aspek-aspek perilaku non verbal :

� Cara berbicara

Ada beberapa hal yang mempengaruhi cara berbicara :

- Kejelasan dan artikulasi berbicara

Agar berbicara dengan baik, seseorang harus bernafas dengan baik.

Latihlah dengan menghitung angka dari 1 sampai dengan 30 tanpa

mengambil nafas. Bila dapat bernafas dengan baik, seseorang akan

dapat mengucapkan kata dengan jelas. Latihlah lidah untuk

mengucapkan huruf dengan jelas. Tidak usah kuatir dengan logat, yang

utama dilakukan adalah harus jelas mengucapkan huruf-hurufnya.

Cobalah untuk latihan mengucapkan :

Page 28: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

27

PAH KAH FAH RAH DAH

WWW BBB WBW WBW

LLD LLL DDD LDL

HI LI GIGI BIBIR

Untuk huruf hidup yang lain coba dilatih dengan mengucapkan :

GIGI TITI SISI

PARUPARU SUSU BUTUH BUKU

TOKO RUKO

SESAL SESUATU

Selain pengucapan, di dalam praktek sebagai dokter penggunaan

bahasa yang baik diperlukan agar pasien dapat memahami isi

pembicaraan. Tak kalah pentingnya seorang dokter harus benar-benar

memahami hal yang akan diterangkan pada pasiennya agar dapat

menerangkannya dengan jelas.

- Volume suara

Sebaiknya tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan. Bila menekankan

sesuatu, volume boleh dinaikkan sedikit.

- Kecepatan

Kurangi kecepatan di antara kata dan di antara tahap informasi.

Istirahatlah sejenak bila pindah dari satu pokok ke pokok lainnya.

- Nada

Dalam hal ini seseorang harus pandai mengubah-ubah nada seseorang.

Nada yang keluar harus terdengar bagaikan irama musik klasik. Jangan

terlalu ekstrim, sesudah tinggi kemudian rendah. Nada suara harus

mengalun. Latihan dapat meningkatan kemampuan berbicara.

Penggunaan bahasa dan kekayaan kosa kata. Meskipun mempunyai

logat tertentu, usahakanlah mengguanakan bahasa Indonesia yang baik

dan benar, tetapi tidak kaku. Seringlah membaca agar kosa kata

bertambah dan tidak ketinggalan dengan istilah-istilah yang mungkin

nanti akan muncul dalam tugas sebagai seorang dokter.

� Penampilan

Penampilan di sini meliputi karakteristik fisik dan penampilan fisik.

Karakteristik fisik meliputi :

- Badan yang tinggi, pendek, sedang

- Rambut yang lebat, keriting, lurus atau botak

- Tubuh yang gemuk, kurus, atau atletis

- Amati dan pahamilah tubuh, sehingga dapat menyesuaikan penampilan

fisik. Banyak buku atau majalah yang memberikan tips untuk menutupi

kekurangan ataupun menonjolkan kelebihan karakteristik fisik.

Penampilan fisik meliputi :

- Penggunaan rias muka

- Pakaian

- Perhiasan.

Sesuaikan penampilan fisik dengan tugas sebagai seorang dokter. Yang

diperlukan seorang dokter adalah :

- Berbusana yang tidak menyolok, sederhana dan sopan.

- Rapi dan bersih, temasuk tidak berbau.

- Untuk pria rambut disisir rapi, untuk wanita rambut panjang sebaiknya

diikat/jepit/digelung. Jangan dibiarkan tergerai, karena akan membuat

Page 29: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

28

gerakan-gerakan yang berlebihan dan mengganggu konsentrasi. Bagi

yang berbusana muslim, penutup kepala disetrika rapi.

- Pakailah busana yang enak dipakai sehingga menimbulkan keyakinan

dalam memakainya. Jangan memakai busana yang terlalu sempit,

belahan terlalu tinggi, ataupun pakaian yang kedodoran, sehingga

menyebabkan salah tingkah.

� Sikap tubuh dan gerakan badan

Perhatikan sikap tubuh dan gerakan badan Anda, perhatikan pula

kebiasaan buruk (menggigit bibit / kuku, menggaruk-garuk kepala,

memainkan ball point / kertas / saputangan, mencengkeram catatan, dan

sebagainya). Mintalah teman untuk mengingatkan bila kebiasaan tersebut

muncul. Gerakan badan haru.s disesuaikan dengan komunikasi verbal yang

dilakukan. Jangan sampai terjadi bila menyatakan setuju pada pendapat

pasien, bahu naik atau menggeleng-gelengkan secara tak sengaja.

Perhatikan pula sikap tubuh :

- Berjalan, berdiri atau duduk dengan tegak.

- Jangan menahan dagu dengan tangan pada saat mendengarkan

seseorang berbicara.

� Ekspresi muka

Kontak mata sangat diperlukan bila melakukan pembicaraan. Bila masih

belum berani melakukan kontak mata, pandanglah tengah-tengah alis mata

lawan bicara, namun jangan sampai memandang ke atas atau ke bawah,

atau bahkan kemana-mana. Bila setuju terhadap sesuatu, hindarilah dahi

yang berkerut-kerut. Ekspresi harus juga menunjukkan kesetujuan.

� Taktik wawancara

1) Reaksi/jawaban pertama terhadap suatu pertanyaan itulah pendapat

responden yang sesungguhnya. Oleh karenanya kalau responden

berubah pendapat setelah pindah ke pertanyaan lain, jangan dihapus

pertanyaan tadi.

2) Jangan tergesa-gesa menuliskan jawaban tidak tahu. Sering responden

menjawab tidak tahu yang sebenarnya dia sedang berpikir, karena itu

tunggulah sejenak. Kesabaran pewawancara diperlukan.

3) Tulislah semua jawaban dan komentar responden tulislah lengkap.

Kata-kata yang diucapkan untuk melukiskan perasaan yang merupakan

informasi yang sangat penting bagi penelitian ini.

4) Jawaban responden sebelum dicatat harus dimengerti dahulu

maksudnya. Kalau belum jelas, tanyakan kembali. Jawaban harus

spesifik, jangan terlalu umum ataupun mempunyai arti ganda. “Saya

suka karena baik”, “saya tidak suka” atau “karena menarik”.

5) Usahakan sambil menulis tetap berbicara. Berilah pertanyaan yang

mengajak untuk berpikir. Jangan dibiarkan responden menanti terlalu

lama, dapat menimbulkan kebosanan.

6) Gunakanlah bahasa yang dipahami oleh responden (perhatikan jenjang

pendidikan responden). Bila harus mengucapkan kata-kata yang agak

asing (misalnya “diare”), terangkanlah dengan singkat, jelas dan

bahasa yang sederhana mengenai artinya, baru ajukan pertanyaan

selanjutnya.

7) Perlu melakukan cross-check, cross-check adalah suatu kegiatan

komunikasi yang berupa menghadapi pertanyaan yang diragukan

jawabannya/hasilnya dengan mengajukan pertanyaan dari sisi lain

Page 30: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

29

misalnya : Saudara lahir tahun berapa : jawab tahun 1950, kita ragu-

ragu kebenaran jawaban tadi lalu melakukan cross-check misal, apakah

Saudara mengalami peristiwa G-30S PKI (yang nota bene terjadi pada

tahun 1965).

8) Selesai wawancara periksalah kuesioner dengan teliti untuk menjaga

agar tidak ada nomor-nomor pertanyaan yang terlewati.

SKENARIO

Saudara adalah seorang petugas kesehatan yang betugas mendatangi rumah

penduduk untuk mendapatkan informasi tentang Pemberian ASI eksklusif dan

Pengetahuan tentang Imunisasi dasar pada balita.

Pertanyaan meliputi antara lain hal-hal:

a. Nama, umur, alamat, pekerjaan responden dan anggota keluarga

b. Informasi yang dibutuhkan meliputi pengetahuan penduduk dalam pemberian ASI

eksklusif (contoh: apakah ibu melakukan inisiasi menyusu dini, apakah ibu lebih

menggunakan sufor, dll), dan pengetahuan penduduk mengenai pemberian

imunisasi dasar pada balita contoh apakah ibu/bapak mengetahui imunisasi apa

saja yang penting diberikan pada bayi.

Page 31: Skill Lab Lbm 3-4 Komunikasi 2010

30

CHECK LIST KETRAMPILAN WAWANCARA SURVEI

No. Aspek yang Dinilai Skor

0 1 2

Aspek ketrampilan

Ketrampilan dalam membina sambung rasa :

1. Mengucapkan salam pada awal wawancara

2. Memohon duduk berhadapan

3. Memperkenalkan diri

4. Mengemukakan maksud kedatangan

5. Menanyakan identitas

6. Meminta kerelaan untuk wawancara

7. Menggunakan bahasa non verbal

Ketrampilan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan :

8. Menggunakan bahasa yang disepakati

9. Wawancara tidak terkesan menyelidiki atau interogasi

10. Membuat daftar pertanyaan yang akan ditanyakan

11. Melakukan cross-check untuk meyakinkan jawaban

responden

12. Memberi kesempatan responden mengutarakan keterangan

13. Bersikap netral terhadap responden

14. Mampu mencatat dengan jelas

Ketrampilan menjaga suasana proses wawancara tetap baik :

15. Menjadi pendengar yang baik dan meng-cut bila keterangan

keluar dari alur

16. Menatap responden penuh perhatian

17. Ramah dan menghindari suasana tegang

18. Sopan, berpenampilan sederhana tapi rapih

19. Menutup wawancara dengan mengucapkan terima kasih dan

salam

Aspek medis

20. Identitas : nama, umur, alamat, pekerjaan, dicatat / diucapkan

dengan jelas

21. Menanyakan masalah kesehatan 10 pertanyaan

Jumlah

Keterangan :

0 = tidak dilakukan sama sekali/tidak baik

1 = dilakukan kurang benar/kurang baik

2 = dilakukan dengan benar/baik