skenario 2

65
KEJADIAN PENYAKIT DAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT Pada Tahun 2011, ditetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) Demam Berdarah Dengue di Kota Pekanbaru. Pernyataan resmi ini disampaikan Pejabat Walikota Pekanbaru setelah mendengar laporan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dalam rapat koordinasi. Pada bulan Februari 2010 terdapat sebanyak 202 kasus dan bulan Februari 2011 mencapai 450 kasus. Hal ini menunjukan peningkatan sebesar kurang lebih dua kali lipat dari periode tahun sebelumnya. IR (Incidence Rate) DBD menurut WHO di Indonesia adalah sebesar < 50 per 100.000 penduduk dengan CFR (Case Fatality Rate) 0,2. Kematian yang terjadi pada kasus DBD disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap gejala DBD. Sering kali pasien dating ke Puskesmas dalam stadium lanjut, dimana terdapat perdarahan spontan dan syok. Pada stadium demam terdapat kebiasaan masyarakat yang cenderung untuk mengobati diri sendiri dengan cara membaluri badan dengan bawang merah yang dicampur minyak goring terlenih dahulu kemudian membeli obat penurun panas di warung atau toko obat. Masyarakat tidak mengerti kalau pada saat mulai demam harus segera dibawa ke Puskesmas. Karena adanya KLB tersebut, Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke lapangan untuk mengetahui penyebab terjadinya KLB. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi tersebut, Puskesmas melakukan tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi KLB. Banyaknya penderita DBD di Puskesmas membutuhkan obat-obatan dan cairan infuse bagi pasien yang jumlahnya sangat banyak, sementara persediaan di Puskesmas juga terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut Puskesmas melakukan rujukan kesehatan masyarakat ke Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.

Upload: winy-chamhada-ttaruda

Post on 09-Nov-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok kedkom

TRANSCRIPT

KEJADIAN PENYAKIT DAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

Pada Tahun 2011, ditetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) Demam Berdarah Dengue di Kota Pekanbaru. Pernyataan resmi ini disampaikan Pejabat Walikota Pekanbaru setelah mendengar laporan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dalam rapat koordinasi. Pada bulan Februari 2010 terdapat sebanyak 202 kasus dan bulan Februari 2011 mencapai 450 kasus. Hal ini menunjukan peningkatan sebesar kurang lebih dua kali lipat dari periode tahun sebelumnya. IR (Incidence Rate) DBD menurut WHO di Indonesia adalah sebesar < 50 per 100.000 penduduk dengan CFR (Case Fatality Rate) 0,2. Kematian yang terjadi pada kasus DBD disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap gejala DBD. Sering kali pasien dating ke Puskesmas dalam stadium lanjut, dimana terdapat perdarahan spontan dan syok. Pada stadium demam terdapat kebiasaan masyarakat yang cenderung untuk mengobati diri sendiri dengan cara membaluri badan dengan bawang merah yang dicampur minyak goring terlenih dahulu kemudian membeli obat penurun panas di warung atau toko obat. Masyarakat tidak mengerti kalau pada saat mulai demam harus segera dibawa ke Puskesmas.

Karena adanya KLB tersebut, Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke lapangan untuk mengetahui penyebab terjadinya KLB. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi tersebut, Puskesmas melakukan tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi KLB.

Banyaknya penderita DBD di Puskesmas membutuhkan obat-obatan dan cairan infuse bagi pasien yang jumlahnya sangat banyak, sementara persediaan di Puskesmas juga terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut Puskesmas melakukan rujukan kesehatan masyarakat ke Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.

Program penanggulangan DBD yang berjalan seharusnya bukan hanya dikerjakan oleh Puskesmas sendiri secara Lintas Program, tetapi juga dikerjakan secara Lintas Sektoral demi untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pada saat bersamaan, terjadi ledakan kasus Campak di Puskesmas setempat. Ternyata cakupan imunisasi campak dalam 3 tahun terakhir selalu berada dalam kisaran