sk gub ukl-upl
DESCRIPTION
SK Gub UKL-UPLTRANSCRIPT
-
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR .............................
TENTANG
JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP (UPL) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 34 ayat (1) Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), wajib memiliki dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL);
b. bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 34 ayat (2) Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Gubernur menetapkan daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup(UPL);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Daerah Istimewa Yogyakarta;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827); jo ( UNDANG UNDANG NO 13 TAHUN 2012 ttg KEISTIMEWAAN Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
SALINAN
-
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (Lembaran.........
8. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 Nomor 7);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta 3. Gubernur adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta 4. Badan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut BLH adalah Badan Lingkungan Hidup Daerah
Istimewa Yogyakarta. 5. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang pengelolaan lingkungan, sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan; 6. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan;
-
7. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;
8. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum;
9. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan;
10. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) adalah Pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegitannya di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL.
11. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan;
12. Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan;
13. Izin usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh instansi teknis untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan
BAB II FUNGSI DAN TUJUAN
Pasal 2
Fungsi dan tujuan penyusunan dokumen UKL-UPL atau SPPL adalah: Fungsi :
a. Memberikan informasi tentang komponen lingkungan yang akan terkena dampak; dan b. Merupakan dokumen yang mengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan. Tujuan :
a. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan dating
b. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
BAB III KLASIFIKASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Pasal 3
(1) Klasifikasi usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak lingkungan hidup dibagi dalam 3 (tiga) kategori: a. Usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan wajib menyusun
dokumen Amdal;
-
b. Usaha dan/atau kegiatan yang dampaknya tidak penting terhadap lingkungan dan tidak termasuk dalam daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal seperti dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012, wajib menyusun dokumen UKL-UPL; dan
c. Usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup di luar klasifikasi tersebut pada butir a dan b wajib membuat Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL);
(2) Jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut ayat (1) huruf b di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana dalam lampiran I Peraturan Gubernur ini.
(3) Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana tersebut dalam Lampiran I Peraturan Gubernur ini merupakan jenis usaha/atau kegiatan yang kewenangannya di tingkat Provinsi.
Pasal 4 (1) Penyusunan dokumen UKL-UPL yang diajukan oleh pemrakarsa dan/atau
penanggungjawab rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan/atau rencana tata ruang kawasan setempat.
(2) Apabila dokumen UKL-UPL yang diajukan oleh pemrakarsa lokasinya tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan/atau rencana tata ruang kawasan maka dokumen UKL-UPL yang diajukan tidak ditanggapi dan dikembalikan kepada pemrakarsa dan/atau penanggungjawab rencana usaha dan/atau kegiatan
Pasal 5 (1) Usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di kawasan industri yang telah dilengkapi dengan
studi Amdal wajib menyusun UKL-UPL mendasarkan RKL-RPL Amdal Kawasan.
(2) Untuk kegiatan berdampak penting terhadap lingkungan hidup dikecualikan dari kewajiban menyusun dokumen Amdal, dan diwajibkan menyusun dokumen UKL-UPL apabila: a. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatannya berada di kawasan yang telah memiliki
Amdal kawasan; b. Rencana usaha dan/atau kegiatannya berada pada kabupaten/kota yang telah
memiliki rencana detil tata ruang kabupaten/kota dan/atau rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota setelah diketahui kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan berdasarkan hasil kajian lingkungan hidup strategis; atau
c. Usaha dan/atau kegiatannya dilakukan dalam rangka tanggap darurat bencana.
Pasal 6 (1) Pemrakarsa mengajukan dokumen UKL-UPL atau SPPL kepada Kepala BLH DIY, apabila
usaha dan/atau kegiatannya berlokasi: a. lebih dari 1 (satu) wilayah kabupaten/kota; b. di lintas kabupaten/kota; dan/atau c. di wilayah laut paling jauh 12 (dua belas) mil dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau
ke arah perairan kepulauan. (2) Perubahan jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 3 Peraturan Gubernur
ini, pengaturannya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.
BAB IV PENYUSUNAN, PENGAJUAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN
Pasal 7
Tata cara penyusunan dokumen UKL-UPL atau SPPL sebagai berikut:
-
a. Dokumen UKL-UPL atau SPPL wajib disusun oleh pemrakarsa setelah izin lokasi sebelum pra-konstruksi , dengan menggunakan formulir isian sebagaimana dalam lampiran II dan III dalam Peraturan Gubernur ini;
b. Penyusunan dokumen UKL-UPL atau SPPL baik yang dikerjakan sendiri oleh pemrakarsa ataupun dengan memakai jasa pihak ketiga yang mempunyai komitmen terhadap lingkungan menjadi tanggung jawab pemrakarsa;
Pasal 8 Tata cara pengajuan dan pengesahan dokumen UKL-UPL atau SPPL sebagai berikut:
a. Pengajuan dokumen UKL-UPL dilakukan bersamaan dengan pengajuan permohonan izin lingkungan oleh pemrakarsa dan diserahkan kepada BLH DIY sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar;
b. Pemeriksaan dokumen UKL-UPL dilaksanakan oleh Tim Pemeriksa UKL-UPL di BLH DIY ;
c. Pengajuan SPPL diserahkan kepada BLH DIY sebanyak 3 (tiga) eksemplar; d. Pemeriksanaan SPPL dilaksanakan oleh sub Bidang Kajian Lingkungan BLH DIY
Pasal 9 (1) Pemeriksaan dokumen UKL-UPL selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dokumen
diterima, dan tanggapan tertulis harus sudah diberikan kepada pemrakarsa apabila terdapat kekuranglengkapan persyaratan untuk dilakukan perbaikan;
(2) dokumen UKL-UPL yang telah direvisi/diperbaiki berdasarkan tanggapan tertulis, diajukan lagi ke BLH DIY untuk mendapatkan pengesahan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja;
(3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah perbaikan formulir isian UKL-UPL diterima, Kepala BLH DIY harus menerbitkan rekomendasi tentang UKL-UPL kepada pemrakarsa;
(4) Dalam hal dokumen UKL-UPL tidak memerlukan perbaikan, Kepala BLH DIY wajib memberikan rekomendasi tentang UKL-UPL kepada pemrakarsa paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya formulir isian tentang UKL-UPL
(5) Pemeriksaan SPPL selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah dokumen diterima (6) Apabila ada perbaikan dokumen SPPL hasil perbaikan dapat diselesaikan dalam waktu 2 (dua)
hari kerja
Pasal 10 (1) Rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) dan ayat (4)
digunakan sebagai dasar untuk: a. memperoleh izin lingkungan; dan b. melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
(2) Pejabat pemberi izin wajib mencantumkan persyaratan dan kewajiban dalam rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ke dalam izin lingkungan.
BAB V PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN UKL-UPL
Pasal 11 (1) Pengawasan pelaksanaan UKL-UPL dilakukan oleh BLH DIY dan BLH/KLH Kabupaten/Kota;
-
(2) Pemrakarsa harus melaporkan hasil pengelolaan dan pemantauan lingkungan setiap 6 (enam) bulan kepada BLH DIY dengan tembusan BLH/KLH kabupaten/kota seperti yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL yang telah disetujui dan/atau disahkan;
BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 12 (1) Biaya penyusunan dan pemeriksaan UKL-UPL atau SPPL dibebankan kepada penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan. (2) Biaya administrasi dan persuratan, pengadaaan peralatan kantor untuk menunjang proses
pelaksanaan pemeriksaan UKL-UPL atau SPPL, penerbitan rekomendasi UKL-UPL atau persetujuan SPPL, pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Badan Lingkungan Hidup DIY.
(3) Apabila terdapat perubahan akibat perkembangan usaha dan/atau kegiatan maka pemrakarsa diwajibkan menyusun Revisi UKL-UPL;
Pasal 13 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
HAMENGKU BUWONO X Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
ICHSANURI
ttd
ttd