siti nur halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/skripsi tanpa bab...

67
PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT (Skripsi) Oleh Siti Nur Halimah FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016

Upload: dangngoc

Post on 16-Aug-2019

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKANMOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA

MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

(Skripsi)

Oleh

Siti Nur Halimah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2016

Page 2: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKANMOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA

MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

Oleh

Siti Nur Halimah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas model inkuiri terbimbing dalam

meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa. Penelitian ini

menggunakan metode pre-eksperimen dengan One Group Pretest-Posttest Design.

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak dengan menggunakan

teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA

Negeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri

terbimbing ditentukan dengan uji-t dan uji effect size terhadap perbedaan rerata nilai

pretes dan postes, baik n-Gain motivasi belajar maupun n-Gain penguasaan konsep.

Berdasarkan pengujian menggunakan uji-t dan uji effect size diperoleh kesimpulan

bahwa model inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan

penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

Kata kunci: motivasi belajar, pembelajaran inkuiri terbimbing, penguasaan konsep.

Page 3: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

Penerapan Model Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan MotivasiBelajar dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi

Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

Oleh

Siti Nur Halimah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 4: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing
Page 5: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing
Page 6: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing
Page 7: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gedung Sari, Kecamatan Anak Ratu Aji Kabupaten

Lampung Tengah pada tanggal 7 Juli 1995, sebagai anak ketiga dari tiga

bersaudara buah hati Bapak Suprapdan, dan Ibu Mistiyah.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2001 di Sekolah Dasar Negeri 1

Gedung Sari, Kecamatan Anak Ratu Aji, Kabupaten Lampung Tengah dan tamat

pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP N 1

Gedung Sari hingga tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan

pendidikanya di SMA Negeri 4 Metro dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun

yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa regular program

studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada tahun 2015, penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang

terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMP Negeri 2

Sekincau, Pekon Waspada, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat.

Page 8: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

MOTTO

“Barang siapa yang ingin doanya terkabul dan terlepas dari

kesulitannya, maka hendaklah ia mengatasi (meringankan)

kesulitan/kesusahan orang lain”.

(HR. Ahmad)

“Tidak akan ada suatu hal yang sulit jika kita terus berusaha

untuk mencobanya. Karena tidak ada yang tidak mungkin

jika Allah sudah berkehendak”.

(Siti Nur Halimah)

Page 9: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin, rasa syukur atas kehadirat

Allah SWT, ku persembahkan skripsi ini sebagai

tanda cinta dan kasihku yang tulus kepada:

Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan segala-galanya

untuk membesarkanku, mendidikku, mendoakanku, dan tak

henti-hentinya memberi semangat demi kesuksesanku, yang tak

pernah mengenal lelah bekerja keras hanya demi keberhasilanku

dalam mewujudkan cita-citaku.

Kakak-kakakku tersayang, yang membuatku bersemangat

untuk mewujudkan cita-citaku yang selalu memberikan kasih

sayang dan motivasi kepadaku.

Keluarga Besar Pendidikan Kimia 2012

Sahabat, rekan dan almamater tercinta.

Page 10: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

x

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih sayang dan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Penerapan Model Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-

Elektrolit” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Kimia di Universitas Lampung.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah pada Rasullulah Muhammad SAW,

keluarga, sahabat, serta umatnya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya. Ucapan

terima kasih pun tak lupa disampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.

4. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, kritik dan motivasi yang

diberikan selama penyusunan skripsi dalam proses penyelesaian kuliah ini.

Page 11: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

xi

5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku Pembimbing Akademik dan selaku

Pembimbing II atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan,

arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., Selaku Pembahas yang selalu memberikan

bimbingan dan saran atas perbaikan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Kimia dan Jurusan

Pendidikan MIPA UNILA.

8. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan doa dan dukungannya Bapak,

Ibu, dan kedua kakakku yang tidak lupa memberikan semangat, perhatian dan

kasih sayangnya. Terutama Bapak dan Ibu yang selalu memperjuangkan

segalanya demi keberhasilan anaknya.

9. Sahabat seperjuangan selama perkuliahan: Indah, Arum, Tisa, dan Rahma.

Terimakasih atas kenangan indah dan kebersamaannya. Keluarga Pondok

Arita Kost: Mba Cen-cen, Mba Mila, Nova, Maya, Putri, Indah, Aini, Zaskia,

Yuli. Terimakasih atas kebersamaan, kenangan, dan bantuannya.

10. Rekan-rekan Pendidikan Kimia 2012 dan KKN-KT SMP N 2 Sekincau.

Terimakasih atas persaudaraan dan kebersamaannya.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 14 Juli 2016

Penulis

Siti Nur Halimah

Page 12: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

xii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL LUAR ........................................................................................... iABSTRAK ................................................................................................. iiJUDUL DALAM ....................................................................................... iiiLEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... ivLEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... vSURAT PERNYATAAN .......................................................................... viRIWAYAT HIDUP ................................................................................... viiMOTTO ..................................................................................................... viiiPERSEMBAHAN...................................................................................... ixSANWACANA .......................................................................................... xDAFTAR ISI.............................................................................................. xiiDAFTAR TABEL .................................................................................... xvDAFTAR GAMBAR ................................................................................ xviDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

E. Ruang Lingkup..................................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar Kontruktivisme .............................................................. 11

B. Inkuiri Terbimbing............................................................................... 13

C. Motivasi Belajar................................................................................... 17

D. Penguasaan Konsep ............................................................................ 23

E. Kerangka Berpikir ............................................................................... 24

Page 13: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

xiii

F. Anggapan Dasar .................................................................................. 27

G. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 27

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 28

B. Jenis dan Sumber Data......................................................................... 28

C. Metode Penelitian ............................................................................... 29

D. Variabel Penelitian............................................................................... 30

E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 30

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian.......................................................... 32

G. Definisi Operasional ............................................................................ 34

H. Teknik Analisis Data............................................................................ 36

1. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes ......................... 362. Analisis Data Motivasi Belajar ...................................................... 373. Analisis Data Penguasaan Konsep................................................. 394. Analisis Data Keefektivan Model Inkuiri Terbimbing .................. 40

a. Analisis Data Kemampuan Guru ............................................ 40b. Analisis Data Aktivitas Siswa.................................................. 41

5. Analisis Ukuran Pengaruh (Effect Size) ......................................... 42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data....................................................... 44

1. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes ........................ 44a. Motivasi Belajar Siswa ............................................................ 44b. Penguasaan Konsep Siswa ...................................................... 45

2. Analisis Data Motivasi Belajar Siswa .......................................... 473. Analisis Data Penguasaan Konsep................................................ 504. Analisis Data Keefektivan Model Inkuiri Terbimbing ................. 51

a. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran................ 51b. Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Berlangsung................ 54

5. Analisis Data Ukuran Pengaruh (Effect Size) ............................... 56B. Pembahasan.......................................................................................... 57

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 64

B. Saran .................................................................................................... 65

Page 14: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

xiv

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67

LAMPIRAN..................................................................................................... 70

Page 15: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ....................................... 16

3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 29

3.2 Skoring Angket Motivasi Belajar Model ARCS ........................... 37

3.3 Kategori Motivasi Belajar Siswa .................................................... 38

3.4 Kriteria Ketercapaian...................................................................... 41

4.1 Analisis Lembar Observasi Kemampuan Guru.............................. 51

4.2 Analisis Data Lembar Observasi Aktivitas Siswa ......................... 54

Page 16: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................................... 34

4.1 Skor motivasi belajar siswa sebelum dan setelah perlakuan ......... 47

4.2 Nilai angket motivasi belajar sebelum dan sesudah perlakuan. .... 48

4.3 Persentase n-Gain motivasi belajar siswa..................................... 49

4.4 Rerata pretes, postes, dan n-Gain penguasaan konsep .................. 50

Page 17: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ...................................................................................................71

2. Analisis KI dan KD ...............................................................................80

3. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran..................................................86

4. Lembar Kerja Siswa 1 .........................................................................103

5. Lembar Kerja Siswa 2 .........................................................................113

6. Kisi-Kisi Soal Penguasaan Konsep .....................................................118

7. Soal Penguasaan Konsep.....................................................................127

8. Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran dengan

Inkuiri Terbimbing ..............................................................................132

9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing ..........................................................................................134

10. Angket Motivasi Belajar Siswa...........................................................136

11. Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar..139

12. Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Penguasaan Konsep ..142

13. Perhitungan Data Kemampuan Guru .................................................146

14. Perhitungan Data Aktivitas Siswa ......................................................150

15. Skor Pretes Motivasi Belajar Siswa ....................................................154

16. Perhitungan Skor Pretes Motivasi Belajar Siswa............................... 156

Page 18: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

xviii

17. Nilai Pretes Motivasi Belajar Siswa....................................................160

18. Skor Postes Motivasi Belajar Siswa................................................... 162

19. Perhitungan Skor Postes Motivasi Belajar Siswa .............................. 164

20. Nilai Postes Motivasi Belajar Siswa ...................................................168

21. Perhitungan n-Gain Motivasi Belajar Siswa ...................................... 170

22. Perhitungan n-Gain Penguasaan Konsep Siswa................................. 171

23. Analisis Ukuran Pengaruh (Effect Size) ..............................................172

Page 19: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia adalah salah satu cabang IPA. Kimia adalah ilmu yang mencari

jawaban atas apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan

dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat

(Mulyasa, 2006).

Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu

tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan

energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang

berkaitan dengan kimia yang tidak bisa dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk

(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan

kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah (Mulyasa, 2006). Pada kenyataanya

pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya menghadirkan konsep, hukum,

dan teori saja tanpa menyuguhkan bagaimana proses ditemukannya konsep,

hukum, dan teori tersebut sehingga tidak tumbuh sikap ilmiah dalam diri, siswa

cenderung pasif dan kurang termotivasi untuk belajar kimia, sehingga

berpengaruh terhadap penguasaan konsep siswa.

Page 20: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

2

Motivasi belajar erat kaitannya dengan penguasaan konsep siswa. Motivasi

belajar dapat menentukan baik atau tidaknya siswa dalam mencapai tujuan yang

akan mempengaruhi ketercapaian hasil belajar siswa. Menurut John Keller

(dalam Reliyana, 2014) motivasi belajar dapat diukur melalui perhatian siswa,

relevansi, percaya diri, dan kepuasan. Keberhasilan seorang siswa dalam belajar

juga ditentukan oleh adanya motivasi dari dalam diri siswa tersebut.

Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar, sebab seseorang yang tidak

mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas

belajar. Motivasi yang menjadi dasar penggerak yang mendorong seseorang

untuk belajar. Motivasi merupakan pendorong yang dapat melahirkan kegiatan

bagi seseorang. Tanpa adanya motivasi, seseorang tidak akan melakukan kegiatan

belajar (Djamarah, 2002).

Motivasi belajar yang dimiliki sangat diperlukan baik motivasi dalam diri

(motivasi intrinsik) dan motivasi dari luar (motivasi ekstrinsik). Menurut Mc.

Donald (dalam Djamarah, 2011: 148) seseorang yang melakukan aktivitas belajar

secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi

intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Seseorang yang tidak

mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan

motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik

diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek

belajar, misalnya saja berupa dorongan motivasi dari orang tua, teman dan

lainnya.

Page 21: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

3

Peranan guru juga sangat penting dalam memberikan motivasi belajar kepada

siswa dengan cara menggunakan suatu model pembelajaran yang menjadikan

siswa aktif dalam proses belajar. Pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya

menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika me-

nemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang

dimiliki. Akibatnya, pembelajaran kimia menjadi kehilangan daya tariknya dan

lepas relevansinya dengan dunia nyata yang seharusnya menjadi obyek ilmu

pengetahuan tersebut (Depdiknas, 2003).

Adapun indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) adanya peng-

hargaan dalam belajar; 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6) adanya

lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat

belajar dengan baik (Uno, 2006).

Berdasarkan pendapat Sardiman (dalam Sihaloho, 2013: 14) dapat dijelaskan

bahwa motivasi belajar besar pengaruhnya terhadap penguasaan konsep siswa,

karena bila materi yang dipelajari tidak sesuai dengan motivasi siswa, maka siswa

tidak akan belajar dengan optimal. Jika motivasi belajar siswa tinggi maka

seharusnya penguasaan konsep yang dimiliki juga akan tinggi, dan sebaliknya jika

motivasi belajarnya rendah maka penguasaan konsep yang dimiliki juga akan

rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa ber-

pengaruh pada penguasaan konsep siswa begitu pula sebaliknya.

Page 22: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

4

Piaget dalam (Dimyati dan Mudjiono, 2002) menyatakan bahwa penguasaan

konsep merupakan suatu kemampuan yang didapat dari kegiatan belajar yang

merupakan kegiatan kompleks. Setelah proses belajar dilakukan maka keberhasil-

an proses itu akan dapat dilihat dalam suatu tes penguasaan konsep. Dengan

demikian siswa dikatakan menguasai konsep jika standar kompetensi dan

kompetensi dasar materi pembelajaran telah tercapai.

Materi larutan elektrolit dan non-elektrolit merupakan suatu materi yang

konsepnya berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari. Materi larutan

elektrolit dan non-elektrolit termasuk salah satu kompetensi dasar kimia pada

kelas X IPA, yaitu KD 3.8 menganalisis sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit

berdasarkan daya hantar listriknya, dan KD 4.8 Merancang, melakukan, dan

menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan

elektrolit dan larutan non-elektrolit. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa

dapat diajak berpikir melalui fakta atau fenomena yang biasa ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang melibatkan siswa aktif di dalamnya

dengan pengetahuan awal yang dimilikinya, dapat membantu siswa menyelesai-

kan masalah-masalah tersebut dengan mudah sehingga dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa dan pengetahuan konsep siswa mengenai materi larutan

elektrolit dan non-elektrolit.

Berdasarkan hasil observasi di SMAN 1 Natar, menunjukan bahwa kurangnya

motivasi siswa dalam belajar. Pada saat pembelajaran siswa cenderung hanya

bertindak sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh guru, tanpa berusaha sendiri

untuk memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencapai tujuan

Page 23: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

5

belajarnya. Mereka tidak dapat menjadi seorang pelajar mandiri yang dapat

membangun konsep dan pemahamannya sendiri. Hendaknya guru memilih suatu

model yang perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan,

tujuan pembelajaran, jumlah siswa, mata pelajaran, fasilitas dan kondisi siswa

dalam pembelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan keberhasilan siswa dalam

proses pembelajaran (Suryabrata, 1993). Berdasarkan penjelasan diatas maka

perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep

siswa dengan cara mencari model pembelajaran yang tepat untuk membuat siswa

lebih aktif dalam kegiatan belajar dikelas sehingga siswa dapat membangun

konsep, dan diharapkan dapat lebih baik dari sebelumnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novita (2013) pada materi sistem koloid,

menyatakan bahwa pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat

meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa. Kemudian hasil

penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2014) menyimpulkan bahwa

pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa dan keterampilan proses sains siswa. Selain itu hasil penelitian yang

dilakukan oleh Reliyana (2014) pada materi hukum-hukum dasar kimia,

menunjukkan bahwa model inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan

motivasi belajar dan penguasaan konsep hukum-hukum dasar kimia siswa.

Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama

model pembelajaran inkuiri. Pertama, model inkuiri menekankan kepada

aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pen-

dekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Pada proses pem-

Page 24: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

6

belajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui pen-

jelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti

dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa

diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanya-

kan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).

Artinya dalam model inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,

akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan bagian dari kegiatan pem-

belajaran dengan pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh siswa diharapkan bukan hanya dari hasil mengingat fakta-fakta, me-

lainkan juga dari menemukan sendiri (Sagala, 2010). Pada prosesnya, siswa tidak

hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran dari guru, melainkan mereka

berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran tersebut (Sanjaya,

2010). Menurut Gulo (dalam Trianto, 2010) proses model pembelajaran inkuiri

terbimbing meliputi lima langkah yaitu: mengajukan pertanyaan/ permasalahan,

membuat hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data , dan membuat

kesimpulan. Dengan demikian, diharapkan model pembelajaran inkuiri

terbimbing juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan penguasaan

konsep pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

Pengaruh peningkatan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat diukur melalui uji

effect size (ukuran pengaruh), berkenaan dengan tingkat keberhasilan suatu

perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran (Abu Jahjouh, 2014). Effect size

Page 25: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

7

(ukuran pengaruh) yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu memiliki kriteria

yang “besar” terhadap perlakuan yang telah diberikan.

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang berjudul

“Penerapan Model Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Larutan Elektrolit dan

Non-Elektrolit”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa?

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa siswa pada materi larutan elektrolit

dan non-elektrolit?

3. Bagaimanakah keefektivan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa dan penguasaan konsep siswa pada

materi larutan elektrolit dan non-elektrolit?

4. Bagaimanakah ukuran pengaruh (Effect Size) pembelajaran dengan model

inkuiri terbimbing terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dan

penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit?

Page 26: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan:

1. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa.

2. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan

penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

3. Keefektivan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa dan penguasaan konsep siswa pada materi larutan

elektrolit dan non-elektrolit.

4. Ukuran pengaruh (Effect Size) pembelajaran dengan model pembelajaran

inkuiri terbimbing terhadap peningkatan motivasi belajar dan penguasaan

konsep siswa pada larutan elektrolit dan non-elektrolit.

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan motivasi belajar siswa meningkat sehingga

siswa mudah dalam memahami materi yang sedang dipelajari dan dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa sehingga hasil belajarnya akan lebih

baik.

Page 27: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

9

b. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pengetahuan bagi guru

dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk melatih

keterampilan prediksi dan merumuskan hipotesis pada materi larutan

elektrolit dan non-elektrolit.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi sekolah

tersebut tentang pentingnya penggunaan model pembelajaran inkuiri ter-

bimbing yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah dan

dapat memotivasi kreatifitas guru dalam mendidik siswa sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Menurut Gulo (Trianto, 2010) model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah

pembelajaran yang mengutamakan siswa sebagai peran utama dalam

pembelajaran dengan cara membimbing siswa dalam menemukan konsep

kimia dengan langkah-langkah mengajukan permasalahan, membuat

hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

2. Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan

mengarahkan siswa dalam belajar (Endang Sri Astuti, 2010:67). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk

melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk

memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun datang dari luar yang

Page 28: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

10

dilakukan dalam rangka mencapai tujuan. Motivasi belajar dapat diukur

melalui perhatian siswa, relevansi, percaya diri, dan kepuasan dengan

menggunakan angket motivasi belajar siswa.

3. Pengusaan konsep siswa berupa nilai materi pokok larutan elektrolit dan non-

elektrolit yang diperoleh melalui pretes dan postes. Peningkatan penguasaan

konsep ditunjukkan melalui perolehan skor n-Gain, yaitu selisih antara skor

postes dan skor pretes (Sunyono, 2012: 55). Dihitung berdasarkan persamaan

Hake, sehingga diperoleh nilai n-Gain.

4. Materi pelajaran kimia dalam penelitian ini adalah materi kelas X semester

genap mengenai materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

5. Keefektivan terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Model pembel-

ajaran dikatakan efektif bila siswa dilibatkan secara aktif dalam meng-

organisasi dan menemukan hubungan dalam informasi-informasi yang

diberikan, tidak hanya pasif menerima pengetahuan dari guru (Nieveen dalam

Sunyono, 2012). Keefektivan dapat ditentukan melalui data aktivitas siswa

selama pembelajaran berlangsung, dan kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing

untuk mengingkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa.

6. Ukuran pengaruh (effect size) berkenaan dengan tingkat keberhasilan suatu

perlakuan yang diterapkan dalam suatu pembelajaran (Abu Jahjouh, 2014).

Ukuran pengaruh dapat ditentukan dengan uji-t dan uji effect size terhadap

model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam peningkatan motivasi belajar

dan penguasaan konsep siswa.

Page 29: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar Kontruktivisme

Menurut (Trianto, 2010) konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekat-

an kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi

sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan

tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang

siap untuk diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi

makna melalui pengalaman nyata.

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekan-

kan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri”.

Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld (dalam Pannen, dkk., 2001):

Konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh

adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer

pengetahuan dari seseorang kepada yang lain.

Menurut Von Glaserved (dalam Pannen, dkk., 2001), agar siswa mampu

mengkonstruksi pengetahuan, maka diperlukan:

1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali peng-

alaman, sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi

individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut.

Page 30: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

12

2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil keputusan me-

ngenai persamaan dan perbedaan suatu hal. Kemampuan membandingkan

sangat penting agar siswa mampu menarik sifat yang lebih umum dari peng-

alaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaannya untuk

selanjutnya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi pengetahuannya.

Menurut teori konstruktivis, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pen-

didikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa,

tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru

dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan

mengajak siswa menjadi cerdas dan secara sadar menggunakan strategi mereka

sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa

siswa kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus

memanjat anak tangga tersebut (Nur dalam Trianto, 2009).

Menurut Purnomo (dalam Reliyana, 2014) kondisi belajar yang sesuai dengan

filosofi konstruktivisme antara lain:

1. Diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau

mengungkapkan gagasan

2. Pengujian dan penelitian sederhana

3. Demonstrasi dan peragaan prosedur ilmiah

Page 31: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

13

B. Inkuiri Terbimbing

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang berarti pertanyaan, pemeriksaan,

atau penyelidikan. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan

mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk

mencari tahu jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau

rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu (Suyanti, 2010; 43).

Pembelajaran berbasis inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Tujuan utama model pembelajaran inkuiri adalah mendorong siswa untuk dapat

mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan berpikir dengan memberi-

kan pertanyaan-pertanyaan. Model pembelajaran inkuiri menekan kepada proses

mencari dan menemukan. Materi pelajaran diberikan secara tidak langsung. Peran

siswa dalam model pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri

materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing

siswa untuk belajar (Suyanti, 2010).

Menurut Suryani (2012), ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi

pembelajaran inkuiri: Pertama, model pembelajaran inkuiri menekankan kepada

aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model

pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses

pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran

melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan

sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang

dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu

yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri

Page 32: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

14

(self-belief). Artinya dalam model pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan

sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara

pendidik dan peserta didik, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan

teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan

dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan

intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran

inkuiri siswa tidak hannya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi

bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Menurut Roestiyah (1998), inquiry memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Dapat membentuk dan mengembangkan ”Self-Concept” pada diri siswa,

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih

baik.

2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru.

3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

4. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

5. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

6. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

7. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Page 33: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

15

Kelemahan dari model pembelajaran inkuiri antara lain:

1. Guru harus tepat memilih masalah yang akan dikemukan untuk membantu

siswa menemukan konsep.

2. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajar siswa-siswanya.

3. Guru sebagai fasilitator diharapkan kreatif dalam mengembangkan

pertanyaan-pertanyaan.

Kelemahan inkuiri dapat diatasi dengan cara:

1. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa

terdorong mengajukan dugaan awal.

2. Menggunakan bahan atau permainan yang bervariasi.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa mengajukan gagasan-gagasan

meskipun gagasan tersebut belum tepat.

Menurut Sanjaya (2008) pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model

pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan

atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh

guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Pada model pembelajaran

inkuiri terbimbing, guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada

siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang tidak terlalu cepat

responnya tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan

dan siswa mempunyai kemampuan merespon lebih cepat dari siswa lain tidak

memonopoli kegiatan. Oleh sebab itu, guru harus memiiki kemampuan

mengelola kelas yang baik.

Page 34: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

16

Tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) mengadaptasi

dari tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan oleh Gulo

(Trianto, 2010). Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut dapat

dijelaskan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

No Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa1. Mengajukan

pertanyaan ataupermasalahan

Guru membimbing siswamengidentifikasimasalah. Gurumembagikan LKS kepadasiswa

Siswa mengidentifikasimasalah yang terdapatdalam LKS

2. MembuatHipotesis

Guru memberikankesempatan pada siswauntuk curah pendapatdalam membuathipotesis. Gurumembimbing siswadalam menentukanhipotesis yang relevandengan permasalahan danmemprioritaskanhipotesis mana yangmenjadi prioritaspenyelidikan

Siswa memberikanpendapat danmenentukan hipotesisyang relevan denganpermasalahan

3. Mengumpulkandata

Guru membimbing siswamendapatkan informasiatau data-data melaluipercobaan maupun telaahliteratur

Siswa melakukanpercobaan maupuntelaah literatur untukmendapatkan data-dataatau informasi

4. Menganalisis data Guru memberikesempatan pada tiapsiswa untukmenyampaikan hasilpengolahan data yangterkumpul

Siswa mengumpulkandan menganalisi dataserta menyampaikanhasil pengolahan datayang terkumpul

5. Membuatkesimpulan

Guru membimbing siswadalam membuatkesimpulan

Siswa membuatkesimpulan

Page 35: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

17

C. Motivasi Belajar

Koeswara, dkk., (dalam Dimyati & Mudjiono, 2009) mengemukakan, motivasi

adalah tenaga pendorong yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas

seseorang. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan

mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental

tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang

menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai

motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,

menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Banyak penulis kontemporer juga telah mendefinisikan konsep motivasi.

Motivasi telah didefinisikan sebagai: proses psikologis yang memberikan tujuan

dan arah perilaku menurut Kreitner (dalam Lindner, 1998); predisposisi untuk

berperilaku dengan cara purposive untuk mencapai tujuan tertentu, kebutuhan

yang tak terpenuhi (Buford, dkk., 1995); dan kemauan untuk mencapai suatu

tujuan menurut Bedeian (dalam Lindner (1998). Artinya motivasi secara

operasional didefinisikan sebagai kekuatan batin yang mendorong individu untuk

mencapai tujuan pribadi dan organisasi (Lindner, 1998).

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan

(iii) tujuan (Dimyati & Mudjiono, 2009). Kebutuhan terjadi bila individu merasa

ada ketidakseimbangan antara apa yang siswa miliki dan yang siswa harapkan.

Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal siswa

Page 36: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

18

tersebut memiliki buku pelajaran yang lengkap. Siswa merasa memiliki cukup

waktu, tetapi kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang diguna-

kannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Siswa mem-

butuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara

belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan

dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang

berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang

berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi, sedangkan tujuan

adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarah-

kan perilaku dalam hal ini perilaku belajar (Dimyati & Mudjiono, 2009).

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi

belajar adalah sebagai berikut : (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar,

proses, dan hasil akhir, (2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar,

yang dibandingkan dengan teman sebaya, (3) mengarahkan kegiatan belajar, (4)

membesarkan semangat belajar, (5) menyadarkan tentang adanya perjalanan

belajar dan kemudian bekerja. Kelima hal tersebut menunjukkan betapa penting-

nya motivasi tersebut disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh

pelaku, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselsaikan

dengan baik (Dimyati & Mudjiono, 2009).

Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan

pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat

itu sebagai berikut: (1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat

siswa untuk belajar sampai berhasil. (2) Mengetahui dan memahami motivasi

Page 37: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

19

belajar siswa di kelas bermacam-ragam. (3) Meningkatkan dan menyadarkan guru

untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat,

fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.

(4) Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis. (Dimyati &

Mudjiono, 2009).

Mc. Donald (dalam Djamarah, 2011: 148) mengatakan bahwa, motivasi adalah

suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbul-

nya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Pada proses belajar,

motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi

dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan

pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya.

Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang

tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Seseorang

yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar

dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar.

Seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar

dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan (Djamarah, 2011). Oleh

karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam

diri seseorang sebagai subjek belajar.

Motivasi intrinsik adalah dorongan agar siswa melakukan kegiatan belajar dengan

maksud mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan itu sendiri. Motivasi

ini berkenaan dengan kebutuhan belajar siswa sendiri. Siswa harus menyadari

Page 38: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

20

pentingnya melakukan kegiatan belajar untuk kepuasan dan kebutuhan dirinya

(Suryani, 2012)

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang timbul yang timbul untuk mencapai

tujuan yang datang dari luar dirinya. Misalnya guru memberikan pujian atau

hadiah bagi siswa yang mencapai atau menunjukkan usaha yang baik, tidak meng-

hukum siswa di depan kelas, menciptakan suasana belajar yang memberi ke-

puasan dan kesenangan pada siswa dan usaha lain yang dipandang pantas di-

lakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa (Suryani, 2012).

Menurut Djamarah (2011), motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam

aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi.

Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi

lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar

diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada

beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut.

1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar

2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar

3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman

4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar

5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar

6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar

Hubungan positif antara orientasi dan kesadaran belajar dengan motivasi belajar

menonjol sebagai kontribusi paling penting. Peserta didik yang memiliki tingkat

variabel kepribadian tinggi menunjukkan tingkat motivasi yang lebih tinggi, baik

Page 39: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

21

pada awalnya dan di bangun dari umpan balik selama proses pembelajaran.

Individu-individu yang handal, disiplin, dan tekun lebih mungkin untuk me-

mahami hubungan antara usaha dan kinerja dan lebih mungkin untuk memperoleh

nilai tingkat kinerja yang tinggi (Colquitt & Simmering, 1998).

Menurut Skinner (1993) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul motivasi

belajar menyatakan bahwa, studi ini membuat kasus yang menarik untuk efek

timbal balik dari perilaku guru dan keterlibatan siswa, banyak penelitian masih

diperlukan. Gambaran yang lebih lengkap dari efek timbal balik siswa pada guru

dapat dicapai dengan indikator dari kedua keterlibatan emosional dan perilaku

siswa serta mengingat kedua efek timbal balik kompensasi dan pembesaran. Hasil

penelitian menunjukkan saling melengkapi satu dari informasi yang dikumpulkan

mengenai siswa dan guru, perspektif interaksi guru-siswa dan keterlibatan siswa.

Hasil penelitian memiliki beberapa implikasi untuk praktek pendidikan. Pertama,

menyoroti urgensi intervensi ke dalam pola normal interaksi siswa-guru. Jika

dibiarkan untuk menjalankan pola interaksi siswa-guru, guru cenderung

memperbesar tingkat awal anak-anak dari keterlibatan. Hal ini bagus untuk siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi; mereka akan mendapatkan hasil yang lebih

baik dari sebelumnya.

Siswa yang memiliki motivasi awal rendah, pengalaman kelas dengan interaksi

siswa-guru dapat mengakibatkan kerusakan lebih lanjut dari motivasi mereka,

artinya hal itu akan menyebabkan siswa mendapatkan hasil yang lebih buruk dari

sebelumnya. Hal yang paling penting adalah penyelidikan empiris ke sumber

perbedaan antara guru dalam ketentuan keterlibatan mereka, struktur, dan

Page 40: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

22

dukungan otonomi. Jika salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mendorong

guru untuk mendukung motivasi anak-anak dalam belajar, serta dapat memahami

dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar (Skiner, 1993).

John Keller (dalam Reliyana, 2014) mendeskripsikan motivasi belajar siswa

melalui empat komponen utama, sesuai dengan model yang disuguhkan, yaitu

ARCS: Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (percaya diri),

Satisfaction (kepuasan).

1. Perhatian (Attention)

Keller menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajara, perhatian tidak hanya

dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

2. Relevansi (Relevance)

Berhubungan dengan kehidupan siswa, baik berupa pengalaman sekarang

atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan yang

akan datang. Siswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti

memiliki nilai bermanfaat dan berguna bagi kehidupan siswa. Siswa akan

mendorong mempelajari sesuatu jika apa yang akan dipelajari ada

relevansinya dengan kehidupan siswa dan memiliki tujuan yang jelas.

3. Percaya diri (Confidence)

Berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang ber-

hubungan dengan harapan untuk berhasil. Seseorang memiliki sikap percaya

diri tinggi cenderung akan berhasil bagaimanapun kemampuan siswa miliki.

Page 41: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

23

4. Kepuasan (Satisfaction)

Rasa puas dapat timbul dari dalam diri individu sendiri dan dari luar individu.

Seseorang merasa bangga dan puas karena apa yang dikerjakan dan

dihasilkan mendapat penghargaan baik dari orang lain.

D. Penguasaan Konsep

Adapun yang dimaksud dengan penguasaan konsep menurut Dahar (2003:24),

penguasaan konsep sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna secara

ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan

konsep akan mempengaruhi ketercapaian hasil belajar siswa. Suatu proses dikata-

kan berhasil apabila hasil belajar yang didapatkan meningkat atau mengalami per-

ubahan positif setelah siswa melakukan aktivitas belajar, pendapat ini didukung

oleh Djamarah (2000) yang mengatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah

perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan

aktivitas belajar. Proses belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor,

antara lain pembelajaran yang digunakan guru dalam kelas dan kondisi ruangan

kelas. Pada kegiatan belajar ditutut juga adanya suatu aktivitas yang harus

dilakukan siswa sebagai usaha untuk meningkatkan penguasaan materi.

Penguasaan terhadap suatu konsep tidak mungkin baik jika siswa tidak melakukan

belajar karena siswa tidak akan tahu banyak tentang materi pelajaran.

Penguasaan konsep yang dimiliki siswa dapat digunakan untuk menyelesaikan

suatu permasalahan yang ada kaitannya dengan konsep yang dimiliki. Penguasaan

konsep siswa tidak terbatas hanya mengenal, tetapi siswa harus dapat

Page 42: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

24

menghubungkan antara satu konsep dengan konsep lainnya. Sebagian materi

pembelajaran yang dipelajari di sekolah terdiri dari konsep-konsep. Konsep

sangat penting dalam proses belajar. Suatu konsep tidak dapat berdiri sendiri,

artinya suatu konsep berhubungan dengan konsep lain. Untuk menguasai konsep

baru, maka diperlukan konsep awal yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman

keseharian pada berbagai aspek pengetahuan (Djamarah dan Zain, 2006).

Setelah memahami suatu konsep, siswa akan menguasai konsep tersebut. Konsep

merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan sebagai hasil berpikir

abstrak manusia terhadap benda, peristiwa, fakta yang menerangkan banyak

pengalaman. Pemahaman dan penguasaan konsep akan memberikan suatu

aplikasi dari konsep tersebut, yaitu membebaskan suatu stimulus yang spesifik

sehingga dapat digunakan dalam segala situasi dan stimulus yang mengandung

konsep tersebut. Jika belajar tanpa konsep, proses belajar mengajar tidak akan

berhasil. Hanya dengan bantuan konsep, proses belajar mengajar dapat

ditingkatkan lebih maksimal (Djamarah dan Zain, 2006).

E. Kerangka Pemikiran

Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran erat hubungannya dengan peranan

guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran dalam suatu proses

pembelajaran. Hal ini juga dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran yang berpengaruh pada penguasaan konsep

siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari.

Page 43: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

25

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran inkuiri

terbimbing dapat meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep pada

materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Data pengamatan diperoleh dari satu

kelas ekperimen yaitu kelas X-8 SMAN 1 Natar. Pembelajaran pada kelas

perlakuan diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing. Proses pembelajaran inkuiri meliputi lima langkah yaitu:

merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji

hipotesis, dan menarik kesimpulan.

Langkah pertama dalam proses pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu menentukan

masalah yang ingin didalami atau dipecahkan dengan model inkuiri. Persoalan

dapat disiapkan atau diajukan oleh guru. Persoalan sendiri harus jelas sehingga

dapat dipikirkan, didalami, dan dipecahkan oleh siswa yang dibimbing oleh guru.

Langkah kedua adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara

tentang masalah itu. Inilah yang disebut hipotesis. Hipotesis siswa perlu dikaji

apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru mencoba membantu

memperjelas maksudnya lebih dahulu. Langkah ketiga adalah siswa mencari dan

mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis

mereka benar atau tidak. Langkah keempat yaitu data dari hasil percobaan yang

sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan hipotesis apakah

benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis data, data sebaiknya di-

kelompokkan, diatur sehingga dapat dibaca dan dianalisis dengan mudah.

Biasanya disusun dalam suatu tabel. Selanjutnya langkah yang terakhir data hasil

percobaan yang telah dikelompokkan dan dianalisis, kemudian diambil ke-

simpulan dengan generalisasi.

Page 44: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

26

Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing ini siswa diharapkan dapat terlibat

aktif dalam proses pembelajaran seperti mencari, menemukan, memahami

konsep-konsep dalam pemecahan masalah yang dibimbing oleh guru.

Keterlibatan siswa aktif dalam proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh

motivasi belajar dari diri siswa, karena seseorang yang tidak mempunyai motivasi

dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Siswa yang selalu

memperhatikan materi pelajaran yang diberikan artinya dari dalam diri siswa

tersebut memiliki motivasi belajar tinggi yang merupakan suatu dorongan

motivasi intrinsik yang muncul dari dalam diri siswa. Siswa yang demikian

biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin

tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan, sedangkan siswa

yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan artinya siwa tersebut

memiliki motivasi belajar yang rendah sehingga perlu adanya dorongan dari luar

dirinya yaitu motivasi ekstrinsik misalnya saja berupa dorongan dari guru.

Berdasarkan uraian diatas, maka diharapkan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dapat meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa

pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit jika dibandingkan pembelajaran

konvensional.

Page 45: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

27

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa kelas X semester genap SMAN 1 Natar Lampung Selatan tahun

pelajaran 2015/2016 yang menjadi subjek penelitian mempunyai kemampuan

dasar yang sama dalam motivasi belajar dan penguasaan konsep kimia.

2. Siswa memperoleh materi yang sama oleh guru yang sama.

3. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan motivasi belajar dan

penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit tahun

pelajaran 2015/2016 diabaikan.

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing

dapat meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa SMAN 1

Natar pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

Page 46: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

28

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 1 Natar tahun

pelajaran 2015/2016 yang berjumlah ± 440 siswa dan tersebar dalam sebelas

kelas yaitu mulai dari kelas X1 sampai kelas X11. Dari seluruh populasi yang ada

pada kelas X diambil satu kelas untuk dijadikan sampel penelitian. Pengambilan

sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak dengan menggunakan teknik

cluster random sampling. Berdasarkan pengambilan sampel didapatkan satu kelas

sebagai sampel yang akan diteliti dari kesebelas kelas X yang ada di SMAN 1

Natar yaitu kelas X-8 yang terdiri dari 40 siswa.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari data hasil tes penguasaan

konsep. Data kualitatif diperoleh dari data angket motivasi belajar siswa.

Sumber data dibagi menjadi dua yaitu :

a. Data primer yang meliputi :

1) Data hasil pretes dan postes penguasaan konsep kelas perlakuan.

Page 47: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

29

2) Data hasil angket motivasi awal dan akhir dalam pembelajaran kimia pada

kelas perlakuan.

b. Data sekunder yang meliputi :

Lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam mengelola

pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan aktivitas

siswa selama pembelajaran berlangsung.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimen

dengan One Group Pretest-Posttest Design (Fraenkel, 2012). Pada desain

penelitian ini melihat perbedaan pretes maupun postes pada kelas yang diteliti.

Penelitian ini dilakukan dengan memberi suatu perlakuan pada subyek penelitian

dari satu kelas kemudian diobservasi.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretes Perlakuan PostesX8 O1 X O2

Keterangan:

O1: Kelas perlakuan diberi pretes

X: Pembelajaran kimia dengan menggunakan model inkuiri terbimbing

O2: Kelas perlakuan diberi postes

Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif.

Menurut Sugiyono (2011), analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan

untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

Page 48: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

30

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

D. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

variabel terikat.Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel

penyebab berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran inkuiri

terbimbing, sedangkan variabel terikat adalah variabel akibat atau variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

motivasi belajar dan penguasaan konsep pada materi pokok larutan elektrolit dan

larutan non-elektrolit siswa SMAN 1 Natar.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi mempermudah pelaksanaan sesuatu.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, dan LKS dengan materi larutan

elektrolit dan larutan non-elektrolit dengan model inkuiri terbimbing.

2. Soal pretes dan postes dengan materi larutan elektrolit dan non-elektrolit yang

masing-masing terdiri dari 16 butir soal pilihan jamak untuk membangun

pemahaman konsep kimia siswa.

3. Instrumen penilaian motivasi belajar siswa pada awal dan akhir pertemuan

dibuat dalam bentuk angket yang terdiri dari 25 pertanyaan mengenai

Page 49: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

31

motivasi belajar. Angket motivasi ini digunakan berdasarkan dari model

ARCS karya John Keller (Keller, 2004).

4. Lembar penilaian yang digunakan antara lain:

Lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam mengelola

pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan aktivitas

siswa selama pembelajaran berlangsung.

Validitas instrumen tes angket motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa

pada penelitian ini menggunakan uji ahli untuk instrumen tes angket motivasi

belajar siswa dan uji validitas terbatas untuk instrumen tes penguasaan konsep

siswa. Untuk uji ahli pada instrumen tes angket motivasi belajar siswa dilakukan

dengan responden ahli produk. Proses validasi ini disebut dengan judgment.

Kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan dan

perbaikan. Pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian

antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan butir-butir

pertanyaannya. Apabila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat

dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk digunakan dalam mengumpulkan

data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan. Karena dalam melakukan

judgement diperlukan suatu ketelitian dan keahlian penilai, maka perlu meminta

ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini dilakukan oleh ahli psikologi Ibu Diah

Utaminingsih, S. Psi., M.A., Psi, selaku Dosen FKIP Universitas Lampung. Untuk

uji validitas terbatas untuk instrumen tes penguasaan konsep dilakukan terhadap

kelompok kecil sebagai pengguna produk. Kemudian analisis data dilakukan

dengan menggunakan software Microsoft Office Exel 2013.

Page 50: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

32

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Observasi pendahuluan

a. Membuat surat izin pendahuluan penelitian ke sekolah.

b. Meminta izin kepada wakil kepala SMAN 1 Natar untuk melakukan

penelitian, dan menyampaikan surat izin penelitian yang telah dibuat

c. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan siswa, jadwal, karakteristik siswa

dan tata tertib sekolah, serta sarana-prasarana yang ada di sekolah yang

dapat digunakan sebagai pendukung pelaksanaan penelitian.

d. Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu kelas X,

dan dalam penelitian ini menggunakan satu kelas X-8 sebagai sampel.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Tahap Persiapan

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

materi yang akan diteliti, yaitu materi larutan elektrolit dan larutan

non-elektrolit.

2. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disesuaikan dengan

tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa.

3. Membuat soal-soal pretes dan postes berdasarkan kisi-kisi soal dan

membuat angket motivasi belajar berdasarkan kisi-kisi angket.

4. Pengujian validitas instrumen dengan dosen pembimbing.

Page 51: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

33

b. Tahap Pelaksanaan

1. Pembagian angket motivasi belajar pada seluruh siswa kelas

ekperimen sebelum pembelajaran.

2. Melakukan pretes di kelas ekperimen.

3. Implementasi pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing pada

kelas ekperimen.

4. Memberikan postes di kelas perlakuan.

5. Pembagian angket motivasi belajar pada seluruh siswa kelas

perlakuan.

c. Tahap akhir.

Tahap akhir dalam peneitian ini adalah mengumpulkan data,

menganalisis data, dan menarik kesimpulan.

Page 52: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

34

Secara umum alur penelitian dapat digambarkan melalui bagan berikut:

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

G. Definisi Operasional

1. Inkuiri Terbimbing

Inkuiri terbimbing adalah kegiatan belajar yang melibatkan seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sehingga mereka dapat

Observasi Pendahuluan

Menentukan Subjek Penelitian

Mempersiapkan Mempersiapkan Instrumen

Validasi Instrumen

Kesimpulan

Data hasil observasi: Kemampuan guru

Aktivitas siswa

n-Gain dan Effect size: Model mental Penguasaan konsep

Pretes Postes

Angket sebelum pembelajaran

Pembelajaran menggunakanmodel inkuiri terbimibng

Pembahasan

TahapPersiapan

TahapPelaksanaan

Tahap Akhir

Analisis Data

Page 53: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

35

merumuskan sendiri penemuannya, dimana kegiatan inkuiri terbimbing terdiri

dari pernyataan masalah, hipotesis, pengumpulan data, dan analisis data.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang

akan menimbulkan dan memberikan arah pada kegiatan belajar siswa yang

memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan menunjukkan keinginan dalam

mendalami materi, ketekunan dalam mengerjakan tugas, keinginan untuk

berprestasi dan keinginan untuk maju.

3. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep siswa merupakan kemampuan siswa dalam memahami

konsep sebelum dan setelah pembelajaran selesai dilakukan. Peningkatan

penguasaan konsep pada siswa dilihat dari gain nilai yang diperoleh siswa

setelah menjawab 16 soal tes objektif berupa soal tes pilihan jamak yang

memiliki lima opsi dengan jenjang kognitif C1 sampai dengan C4 pada tes

awal (pretes) dan tes akhir (postes).

4. Keefektivan

Keefektivan merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan ukuran

pengaruh suatu perlakuan terhadap ketercapaian suatu tujuan. Keefektivan

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa diukur

melalui lembar observasi penilaian kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dan lembar observasi aktivitas siswa.

Page 54: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

36

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis validitas dan reliabilitas instrumen tes

Teknik analisis data validitas dan reliabilitas instrumen tes digunakan untuk

mengetahui kualitas instrumen tes yang digunakan dalam penelitian mengenai

instrumen tes angket motivasi belajar siswa dan penguasaan konsep siswa. Uji

coba instrumen dilakukan untuk mengetahui dan mengukur apakah instrument

dianggap valid dan sudah memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai

pengumpul data sesuai kepentingan penelitian. Instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2004).

Berdasarkan hasil uji coba tersebut maka akan diketahui validitas dan reliabilitas

instrument tes yang akan digunakan.

a. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen tes (Arikunto, 2004). Suatu instrumen tes

dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

memenuhi syarat. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus

product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, dalam

hal ini analisis dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Office

Exel 2007.

b. Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan

instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu alat

evaluasi disebut reliabel jika alat tersebut mampu memberikan hasil yang

dapat dipercaya dan konsisten. Uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach yang kemudian diinterpretasikan

Page 55: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

37

dengan menggunakan derajat reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford

(Suherman, 2003), dalam hal ini analisis uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan software Microsoft Office Exel 2007.

Kriteria derajat reliabilitas (r11) alat evaluasi menurut Guilford:

0,80 < r11 ≤ 1,00; derajat reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 ≤ 0,80; derajat reliabilitas tinggi

0,40< r11≤ 0,60; derajat reliabilitas sedang

0,20< r11≤ 0,40; derajat reliabilitas rendah

0,00 < r11 ≤ 0,20; tidak reliable

2. Analisis Data Motivasi Belajar

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti

yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah,

tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Data yang diperoleh dari

hasil penelitian adalah data skor motivasi belajar sebelum dan sesudah siswa kelas

penelitian. Langkah-langkah analisis data dan kuesioner:

Motivasi belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan angket motivasi belajar

ARCS. Pengolahan angket ARCS ini dilakukan dengan cara penskoran semua

pilihan pada setiap pernyataan yang ada di dalam angket. Setiap pilihan pada

pernyataan memiliki skor yang berbeda seperti yang tertera pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Skoring Angket Motivasi Belajar Model ARCS

KriteriaSkor

Pernyataan Positif Pernyataan NegatifSetuju (S) 3 2Kurang Setuju (KS) 2 3

Page 56: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

38

KriteriaSkor

Pernyataan Positif Pernyataan NegatifTidak Setuju (TS) 1 4

John Keller (dalam Reliyana, 2014).

Setelah diperoleh skor motivasi belajar masing-masing siswa kemudian untuk

mengetahui kategori motivasi belajar dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3 Kategori Motivasi Belajar Siswa

Skor Kategori Motivasi Belajar

x ≥ 76 Tinggi56 ≤ x ≤ 75 Sedang

x ≤ 55 Rendah(Arikunto, 2004)

a. Setelah diperoleh skor dari tiap nomor pernyataan dari masing-masing siswa

langkah selanjutnya dilakukan pengubahan data ordinal menjadi data interval

dengan menggunakan MSI (Method Successive Interval) untuk mendapatkan

data yang bersifat kuantitatif dan memenuhi persyaratan uji statistika dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung frekuensi masing-masing skor

2. Menghitung proporsi yaitu dengan cara membagi frekuensi dengan

jumlah responden

3. Menghitung proporsi kumulatif, yaitu dengan cara menjumlahkan

proporsi secara berurutan untuk setiap nilai.

4. Menghitung nilai z

5. Menghitung nilai densitas fungsi z

Nilai densitas F(z) = √ Exp (- z2)

6. Menghitung scale value

Page 57: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

39

SV =

7. Mentransformasikan ke dalam bentuk skala interval

y = SV + [SV min] = 1 – SV1

b. Setelah mendapatkan nilai interval tiap nomor soal. Kemudian mencari nilai

maksimum tiap nomor dan menjumlahkannya. Selanjutnya mengkonversi

jumlah nilai interval menjadi nilai akhir dengan cara membagi nilai tersebut

dengan nilai maksimum, dan dikalikan 100.

Nilai akhir = x 100

c. Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan n-Gain (g) untuk

mengetahui efektivitasnya.

n-Gain =( )( )

(Hake, 2002)

3. Analisis Data Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep kimia merupakan kemampuan siswa dalam menggunakan

konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum kimia ke dalam situasi yang konkrit

pada pemecahan masalah dan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh siswa dalam

tes penguasaan konsep (pretes dan postes). Selanjutnya peningkatan penguasaan

konsep ditunjukkan melalui perolehan skor gain, yaitu selisih antara skor postes

dan skor pretes (Sunyono, 2012: 55). Namun untuk menghindari pembiasan pada

skor gain, maka dilakukan normalisasi skor gain tersebut dengan mengacu pada

rumus Hake, sehingga diperoleh nilai n-Gain.

− = % postes − % pretes100 −% pretes

Page 58: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

40

(Hake, 2002)

Kriterianya adalah (1) pembelajaran dengan skor n-Gain “tinggi”, jika n-Gain >

0,7 ; (2) pembelajaran dengan skor n-Gain “sedang”, jika n-Gain terletak antara

0,3 < n-Gain ≤ 0,7 ; dan (3) pembelajaran dengan skor n-Gain “rendah”, jika n-

Gain ≤ 0,3 (Hake, 2002).

4. Analisis Data Keefektivan Model Inkuiri Terbimbing

Ukuran keefektivan model pembelajaran dalam penelitian ini ditentukan dari

aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran, serta ketercapaian dalam meningkatan motivasi belajar

dan penguasaan konsep.

a. Analisis Data Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Untuk analisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap aspek

pengamatan, kemudian dihitung persentase kemampuan guru dengan rumus:

% Ji = (∑Ji / N) x 100% (Sudjana, 2005)

Keterangan :

%Ji = Persentase dari skor ideal untuk setiap aspek pengamatan pada

pertemuan ke-i

∑Ji = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh pengamat

pada pertemuan ke-i

Page 59: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

41

N = Skor maksimal (skor ideal)

2. Menghitung rata-rata persentase kemampuan guru untuk setiap aspek

pengamatan dari dua orang pengamat.

3. Menafsirkan data dengan tafsiran harga persentase kemampuan guru

sebagaimana Tabel 3.5

Tabel 3.4 Kriteria Ketercapaian

Persentase Kriteria80,1% - 100,0%60,1% - 80,0%40,1% - 60,0%20,1% - 40,0%

0,0% - 20,0%

Sangat tinggiTinggiSedangRendahSangat rendah

(Ratumanan dalam Sunyono, 2012)

b. Analisis Data Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Berlangsung

Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung diukur dengan menggunakan

lembar observasi oleh dua orang observer. Analisis deskriptif terhadap

aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menghitung persentase aktivitas siswa untuk setiap pertemuan dengan

rumus:

% Pa = x100%

Keterangan: Pa = Persentase aktivitas siswa dalam belajar di kelas.

Fa = Frekuensi rata-rata aktivitas siswa yang muncul.

Fb = Frekuensi rata-rata aktivitas siswa yang diamati.

Page 60: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

42

2. Menghitung jumlah persentase aktivitas siswa yang relevan dan yang tidak

relevan dengan pembelajaran untuk setiap pertemuan dan menghitung rata-

ratanya, kemudian menafsirkan data dengan menggunakan tafsiran harga

persentase sebagaimana Tabel 3.4

3. Mengurutkan aktivitas siswa yang dominan dalam pembelajaran

berdasarkan persentase setiap aspek aktivitas yang diamati.

5. Analisis Ukuran Pengaruh (Effect Size)

Analisis terhadap ukuran pengaruh pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing

terhadap peningkatan motivasi belajar dan penguasaan konsep dilakukan dengan

menggunakan uji-t dan uji effect size. Uji-t dilakukan terhadap perbedaan rerata

n-Gain antara postes dan pretes, baik n-Gain motivasi maupun n-Gain

penguasaan konsep. Tarap kepercayaan yang digunakan adalah α = 0,05. Rumus

yang digunakan dalam uji-t adalah:

= ̅ − ̅( ) + ( )+ − 2 1 + 1Keterangan:

t = nilai uji-t̅ = nilai rerata hasil pretes̅ = nilai rerata hasil postes

= varians pretes

= varians postes

= jumlah sampel pretes

= jumlah sampel postes (Sudjana, 2005)

Page 61: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

43

Berdasarkan uji-t terhadap, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan

ukuran pengaruh dengan rumus:

= +Keterangan:

µ = effect size

t = t hitung dari uji-t

df = derajat kebebasan

(Abu Jahjouh, 2014)

Kriteria:

µ ≤ 0,15; efek diabaikan (sangat kecil)

0,15 < µ ≤ 0,40; efek kecil

0,40 < µ ≤ 0,75; efek sedang

0,75 < µ ≤ 1,10; efek besar

µ > 1,10; efek sangat besar

(Dincer, 2015)

Page 62: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

64

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai

berikut:

1. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai motivasi

belajar siswa antara sebelum dan setelah diperlakukan dengan pembelajaran

inkuiri terbimbing. Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing mampu

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan kategori n-Gain “sedang”.

2. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan

penguasaan konsep siswa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai

penguasaan konsep siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

model inkuiri terbimbing. Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing

mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit

dan non-elektrolit dengan kategori n-Gain “sedang”.

3. Model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan motivasi

dan penguasaan konsep siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya

penilaian observer terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

dengan rerata berkategori “tinggi” dan aktivitas siswa yang relevan dalam

pembelajaran dengan rerata berkategori “sangat tinggi”.

Page 63: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

65

4. Model pembelajaran inkuiri terbimbing berefek terhadap peningkatan

motivasi dan penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non-

elektrolit. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji effect size yang menunjukkan

efek yang “besar”.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dijadikan pengetahuan bagi guru

dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi atau mata

pelajaran sains.

2. Penelitian mengenai peningkatan motivasi belajar dan penguasaan konsep

siswa sebaiknya menggunakan dua kelas sebagai sampel yang akan diteliti.

Satu sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

inkuiri terbimbing dan satu kelas sebagai kelas kontrol misalnya

menggunakan pembelajaran konvensional, agar dapat digunakan sebagai

perbandingan untuk mengetahui apakah model pembelajaran inkuiri

terbimbing lebih baik dalam meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan

kosep siswa.

3. Penelitian dalam meningkatkan motivasi belajar perlu dilakukan suatu usaha

agar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan sedang dapat

meningkat menjadi tinggi. Salah satu usaha yang dilakukan misalnya sebelum

dilakukan kegiatan pembelajaran dikelas guru membuat suatu wacana yang

menarik mengenai materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya

kemudian ditempelkan di mading sekolah, kemudian guru memberitahukan

Page 64: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

66

kepada siswa agar dapat membacanya di hari sebelum kegiatan pembelajaran

akan dilaksanakan, sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti

pelajaran berikutnya.

4. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing sebaiknya disertai dengan

kemampuan mengelola pembelajaran yang baik, seperti pengelolaan suasana

kelas, pengelolaan waktu pembelajaran, pengelolaan diskusi kelompok,

maupun pengelolaan dalam presentasi dan diskusi/tanya jawab di kelas.

Page 65: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

67

DAFTAR PUSTAKA

Abu Jahjouh, Y. M. 2014. The Effectiveness of Blended E-Learning Forum inPlanning for Science Instruction. Journal of Turkish Science Education, 11(4): 3-16.

Ali, M. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa: Bandung.

Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanJenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar NasionalPendidikan: Jakarta.

Buford, J. A., Jr., Bedeian, A. G., & Lindner, J. R. (1995). Management inExtension (3rd ed.). Ohio State University Extension: Columbus, Ohio.

Colquitt, J. A., & Simmering, M. J. (1998). Conscientiousness, goal orientation,and motivation to learn during the learning process: A longitudinal study.Journal of applied psychology, 83(4), 654.

Dahar, R.W. 2003. Teori-Teori Belajar. Gelora Aksara Prima: Jakarta.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran KimiaSMA dan MA. Departemen Pendidikan Nasional :Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Dincer, S. 2015. Effect of Computer Assisted Learning on Students’Achievement in Turkey: a Meta-Analysis. Journal of Turkish ScienceEducation, 12 (1): 99-118.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Banjarmasin.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Teori Motivasi Edisi 2 (ed-2). PT. Bumi Aksara:Jakarta.

Djamarah ,Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta: Jakarta.

Djamarah, Syaiiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Page 66: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

68

E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Remaja Rosda Karya:Bandung

Endang Sri Astuti, Resminingsih. 2010. Bahan Dasar Untuk Pelayanan KonselingPada Satuan Pendidikan Menengah Jilid I. PT Grasindo: Jakarta.

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. 2012. How to Design and EvaluateResearch in Education (Eigth Edition). McGrow-Hill. New York.

Hake, R. R. 2002. Reliatonship of Individual Student Normalized Learning Gainsin Mechanis with Gender, High School Physics, dand Pretest Score onMathematics and Spatial Visualization. Physics Education ResearchConference. Tersedia pada: http://www.physics.indiana.edu/-hake.diaksespada tanggal: 21 Januari 2016

Keller, J., & Suzuki, K. (2004). Learner motivation and e-learning design: Amultinationally validated process. Journal of educational Media, 29(3), 229-239.

Lindner, J. R. 1998. Understanding employee motivation. Journal of extension,36(3), Page: 1-8.

Novita, A. M., Diawati, C., & Fadiawati, N. 2013. The Guided DiscoveryLearning To Improve Students Learning Motivation And Concept MasteriesOf Colloid System. Jurnal Pendidikan Kimia, 2012(3). FKIP. UniversitasLampung

Pannen, P. D. Mustafa, dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme dalamPembelajaran. Dikti: Jakarta.

Panpan Achmad Fadjri. 2000. Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia menurutKota di Indonesia. Warta Demografi, 30 No. 3: 34-39.

Rahmawati, R. S. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadapMotivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 10 Malang.Skripsi. Jurusan Biologi-Fakultas MIPA UM.

Reliyana, R., Rudibyani, R. B., & Efkar, T. 2014. Efektivitas PembelajaranInkuiri Terbimbing Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Dan PenguasaanKonsep Siswa. Jurnal Pendidikan Kimia. FKIP. Universitas Lampung

Reliyana, R., 2014. Efektivitas Pembelajaran Inkuiri Terbimbing DalamMeningkatkan Motivasi Belajar Dan Penguasaan Konsep Siswa. Skripsi.FKIP. Universitas Lampung

Roestiyah. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Sagala , Syaiful. 2010. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Alvabeta: Bandung.

Sanjaya, Wina. Dr. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Page 67: Siti Nur Halimah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/23242/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfNegeri 1 Natar kelas X-8 sebagai kelas eksperimen. Efektivitas model inkuiri terbimbing

69

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana: Jakarta.

Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja GrafindoPersada: Jakarta

Sihaloho, L. M., Rudibyani, R. B., & Efkar, T. 2013. Peningkatan Motivasi DanPenguasaan Konsep Melalui Model Learning Cycle 5E. Jurnal PendidikanKimia. FKIP. Universitas Lampung.

Skinner, E. A., & Belmont, M. J. 1993. Motivation in the classroom: Reciprocaleffects of teacher behavior and student engagement across the school year.Journal of educational psychology, 85(4), 571.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito: Bandung.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Pusat Bahasa Depdiknas: Bandung.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICAUniversitas Pendidikan Indonesia.

Sunyono. 2012. Buku Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi(Model SiMaYang). Aura Printing & Publishing. Bandar Lampung.

Suryabrata, Sumadi. (1993). Metode Penelitian. Jakarta: CV Rajawali

Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. PenerbitOmbak: Yogyakarta.

Suyanti, Retno Dwi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia Edisi Pertama. GrahaIlmu: Yogyakarta.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Prestasi. Pustaka Raya: Jakarta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. KencanaPrenada Media Group: Surabaya.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada MediaGroup: Jakarta.

Uno, H.B. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara: Jakarta.

Utami, Neng Resqi Sri. 2016. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Efikasi Diridengan Model Mental Siswa dalam Pembelajaran Larutan Elektrolit danNon-elektrolit Menggunakan Model Simayang. Skripsi. FKIP. UniversitasLampung.