sistem urinaria
DESCRIPTION
AnfismanTRANSCRIPT
![Page 1: Sistem Urinaria](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083005/563db7fc550346aa9a8f7c04/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan suatu sistem yang dapat berubah-ubah kinerjanya.
Kemampuan berbagai organ didalam tubuh serta pengendalian setiap organ secara
terkoordinasi dalam suatu sistem, salah satu misalnya sistem urinaria yang sangat
penting untuk kelangsungan hidup manusia.
Kelangsungan hidup secara normal tergantung pada pemeliharaan konsentrasi
garam,asam dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal dan pengeluaran zat sisa
metabolisme tubuh. Untuk mempertahankan homeostatis ekskresi air dan elektrolit
sesuai dengan asupan. Melebihi ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan mengikat. Jika
asupan kurang dari ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan berkurang. Kapasitas ginjal
untuk mengubah ekskresi natrium sebagai respons terhadap perubahan asupan natrium
sangat besar. Ini menunjukkan bahwa pada manusia normal natrium dapat ditingkatkan.
Hal ini sesuai untuk air dan kebanyakan elektrolit lainnya, seperti klorida, kalium,
kalsium, hidrogen, magnesium dan fosfat.
Secara anatomi, ginjal berbentuk seperti kacang, berjumlah sepasang dengan warna
merah kecoklatan. Kedua ginjal terlitak diposterior dari rongga abdomen, disebelah
lateral kolumna vertebralis, retroperitoneal, diselubungi oleh jaringan lemak dan
jaringan ikat kendor. Ginjal kiri terletak lebih tinggi dari ginjal sebelah kanan.
Perbedaan ini disebabkan karena hepar diatas ginjal kanan sehingga ginjal dekstra lebih
![Page 2: Sistem Urinaria](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083005/563db7fc550346aa9a8f7c04/html5/thumbnails/2.jpg)
rendah. Bagian bagian permukaan ginjal antara lain yaitu fascies anteriir, fascies
posterior, margo lateralis, margo medialis, polus kranialis dan polus kandialis.
Secara fisiologis ginjal berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan asam basa
didalam darah dengan jalan membuang metabolit dan bahan bahan yang tidak berguna
lagi dalam darah. Mula-mula penyaringan dari darah dilakukan pada glomerulus
kemudian diulangi di Tubulus Proksimalis sehinggga terdapat keseimbangan garam-
garam dalam darah. Hasil ahkir penyaringan tersebut adalah urine yang keluar dari
ureter.
1.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini apakah ada pengaruh minum terhadap
pembentukan urin, perubahan warna dan pH urine manusia.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mempelajari anatomi system urinaria pada manusia.
2. Untuk mempelajari pengaruh minum terhadap penbentukan urine (diuresis) dan
perubahan warna dan pH urine manusia.
1.3 Manfaat Penelitian
Untuk memberikan informasi kepada para praktikan dan pembaca laporan ini
bahwa sistem urinaria merupakan juga sistem paling penting bagi manusia karena
system urinaria ini yang membuang zat metabolit yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh.
![Page 3: Sistem Urinaria](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083005/563db7fc550346aa9a8f7c04/html5/thumbnails/3.jpg)
1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh minum terhadap
pembentukan urine (diuresis) dan perubahan warna dan pH urine manusia.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mengkaji bidang anatomi dan fisiologi manusia
khususnya sistem urinaria pada manusia.
1.6 Definisi Istilah
a. Urinaria adalah zat metabolit yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh yang akan
dikeluarkan dari tubuh manusia.
![Page 4: Sistem Urinaria](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083005/563db7fc550346aa9a8f7c04/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b)
dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu
vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan
dari vesika urinaria (Scanlon, 2006: 64).
Urin yang keluar dari kandungan kemih mempunyai komposisi utama yang sama
dengan cairan yang keluar dari duktus koligentes; tidak ada perubahan yang berarti pada
komposisi urin tersebut sejak mengalir melalui kaliks renalis dan ureter sampai kandung
kemih. Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke kaliks renalis, meregangkan
kaliks renalis dan meningkatkan aktivitas pacemakernya, yang kemudian mencetuskan
kontraksi peristaltik yang menyebar ke pelvis renalis dan kemudian turun sepanjang
ureter dangan demikian mendorong urin dari pelvis renalis ke arah kandung kemih.
Dinding ureter terdiri dari otot polos dan dipersafari oleh saraf simpatis dan parasimpatis
seperti juga neuron-neuron pada pleksus intramular dan serat-saraf yang meluas
diseluruh panjang ureter. Seperti hanya otot polos pada organ viscera yang lain,
kontraksi perislaltik pada ureter ditingkatkan oleh perangsangan parasimpatis dan
dihambat oleh perangsangan simpatis (Sander, 2004: 81).
![Page 5: Sistem Urinaria](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083005/563db7fc550346aa9a8f7c04/html5/thumbnails/5.jpg)
Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, diantaranya
sebagai penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah) yang
merupakan sisa metabolisme tubuh. Setiap harinya ginjal akan memproses sekitar 200
liter darah untuk menyaring atau menghasilkan sekitar 2 liter ‘sampah’ dan ekstra
(kelebihan) air. Sampah dan esktra air ini akan menjadi urin, yang mengalir ke kandung
kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin akan disimpan di dalam
kandung kemih ini sebelum dikeluarkan pada saat berkemih. Zat-zat yang sudah tidak
terpakai lagi atau sampah tersebut diperoleh dari proses normal pemecahan otot dan dari
makanan yang dikonsumsi. Tubuh akan memakai makanan tersebut sebagai energi dan
untuk perbaikan jaringan. Setelah tubuh mengambil secukupnya dari makanan, sisanya
akan dikirim ke dalam darah untuk kemudian disaring di ginjal. Jika fungsi ginjal
terganggu maka kemampuan menyaring zat sisa ini dapat terganggu pula dan terjadi
penumpukan dalam darah sehingga dapat menimbulkan berbagai manifestasi gangguan
terhadap tubuh (Budiyono, 2011: 15).
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-
zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Fungsi ginjal memegang peranan yang sangat
penting. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urine (air kemih). Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan
mengempis seperti balon karet (Gibson, 2003: 41).
![Page 6: Sistem Urinaria](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083005/563db7fc550346aa9a8f7c04/html5/thumbnails/6.jpg)
Ginjal terbungkus oleh kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna
ungu tua, lapisan luar terdapat lapisan korteks, dan lapisan sebelah dalam bagian
medulal berbentuk kerucut yang disebut renal piramid, yang terdiri dari lubang-lubang
kecil disebut papila renalis. Garis-garis yang terlihat pada piramid disebut tubulus.
Nefron yang terdiri dari; Glomerulus, Tubulus proksimal, Gelung handle, Tubulus distal
dan Tubulus urinarius (Pearce, 2011: 53).
![Page 7: Sistem Urinaria](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083005/563db7fc550346aa9a8f7c04/html5/thumbnails/7.jpg)
BAB III METODE PENELITIAN
2.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif yang dituntut
banyak sekali menggunakan angka-angka dan rumus statistic. Sedangkan jenis
penelitian merupakan jenis penelitian eksperimen.
2.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah melakukan percobaan dan kemudian
selanjutnya data dianalisis menggunakna rumus.
2.3 Peralatan dan Bahan Penelitian
2.3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah manusia percobaan dan gelas
beker.
2.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air dan NaCl.
2.4 Pelaksanaan Penelitian
1. Mahasiswa memperhatikan torso atau gambar system urinaria manusia, dan
menggambarkan pada tabel pengamatan disertai keterangan dan fungsinya.
2. Mahasiswa dibagi 2 kelompok
![Page 8: Sistem Urinaria](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083005/563db7fc550346aa9a8f7c04/html5/thumbnails/8.jpg)
Sebelum percobaan dimulai, mahasiswa mengeluarjkan urine sampai kandung kemih
kosong. Urine ditampung dan diukur pH dan dicatan warna urine. Cara mengukur
pH urine: dicelupkan indicator universal (kertas lakmus) kedalam masing-masing
gelas kimia yang berisi irune, ditunggu ± 5 menit. Dicocokkan perubahan warna
indicator universal (kertas lakmus) dengan warna standar pH.
3. Kemudian setiap kelompok mahasiswa minum
- Kelompok 1 : 500cc air
- Kelompok 2 : 500cc air + 5 gram NaCl Kristal.
4. Selanjutnya urin dikumpulkan tiap 15 menit sampai jangka waktu 45 menit.
5. Setiap sampel ditentukan pH dan warna urine.
6. Digambarkan grafik hasil pengamatan.
7. Dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t.
2.5 Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul ditabulasikan dalam bentuk tabel, hal ini dilakukan
untuk memudahkan dalam pembacaan tabel dan proses analisis data.
Data yang sudah terkumpul, kemudian dioalah untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan dengan menggunakan analisis uji t.
![Page 9: Sistem Urinaria](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083005/563db7fc550346aa9a8f7c04/html5/thumbnails/9.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, S . 2011. Anatomi Tubuh Manusia. Jawa Barat: Laskar Aksara
Scanlon,V. C . 2006. Buku Ajar Anatomi & Fisiologi. Jakarta: EGC.
Sander , M. A . 2004. Patologi Anatomi. Jakarta: Rajawali Pers.
Gibson J. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC.
Pearce, E. C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.