sistem peradilan pidana di indonesia

10
Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia Sumber: Bintek Pengendalian Tata Ruang 1. Penyidikan a. Lidik b. Tindak c. Riksa d. Sairahkara e. Limpah bp jpu 2. Penuntuan a. Pra penuntutan b. Surat dakwaan c. Tahap penuntutan d. Perlawanan e. Banding (7 hari) f. Kasasi (14 hari) g. Reflik h. Eksekutor 3. Pengadilan a. Acara riksa biasa b. Acara riksa singkat c. Acara riksa cepat d. Vonis e. Wasmat

Upload: eka-sukma-aditya

Post on 05-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

rangkuman sistem peradilan pidana

TRANSCRIPT

Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia

Sumber: Bintek Pengendalian Tata Ruang

1. Penyidikana. Lidikb. Tindakc. Riksad. Sairahkarae. Limpah bp jpu2. Penuntuana. Pra penuntutanb. Surat dakwaanc. Tahap penuntutand. Perlawanane. Banding (7 hari)f. Kasasi (14 hari)g. Reflikh. Eksekutor3. Pengadilana. Acara riksa biasab. Acara riksa singkatc. Acara riksa cepatd. Vonise. Wasmat4. Advokata. Dampingi tskb. Bela terdakwa (pledoi)c. Ajukan pra peradiland. Ajukan ganti rugi/ rehabilitasie. Upaya hukum5. Lembaga Permasyarakatana. Hukum pokokb. Hukum tambahani. Kapan;ii. Jenis pidana apaiii. Berapa lamaiv. Cara yang bagamimana di laksanakan

Sumber: LBH Mawar saron1. PenyelidikanMerupakan suatu rangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya penyidikan lebih lanjut.2. PenyidikanSuatu rangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan barang bukti, dengan bukti tersebut membuat terang tentang kejahatan atau pelanggaran yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.3. PenuntutanTindakan JPU untuk melimpahkan perkara pidana ke PN yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam hukum acara pidana dengan permintaan supaya diperiksa oleh hakim di sidang pengadilan.4. Sidang di Pengadilana. DakwaanSurat dari Penuntut Umum yang menunjuk atau membawa suatu perkara pidana ke pengadilan apabila cukup alas an untuk mengadakan penuntutan terhadap tersangka yang memuat peristiwaperistiwa dan keterangan-keterangan mengenai Locus serta Tempus dimana perbuatan tersebut dilakukan, dan keadaan-keadaan terdakwa melakukan perbuatan tersebut, terutama keadaan yang meringankan dan memberatkan kesalahan terdakwa.b. Eksepsi/Tangkisan/KeberatanAlat pembelaan dengan tujuan utama untuk menghindarkan diadakannya putusan tentang pokok perkara, karena apabila eksepsi ini diterima oleh PN, maka pokok perkara tidak perlu diperiksa dan diputus.c. Pemeriksaan alat bukti1) Berdasarkan Pasal 184 KUHAP Alat bukti yang sah antara lain: Keterangan saksi dan keterangan ahli Surat Petunjuk Keterangan terdakwa2) Keterangan saksi adalah keterangan yang diberikan di muka persidangan mengenai apa yang saksi lihat dan dengar sendiri3) Saksi ada dua macam: a charge (memberatkan) dan a de charge (meringankan)4) Keterangan (saksi) ahli / Espertise adalah keterangan pihak ketiga yang objektif untuk memperjelas dan member kejernihan dari perkara yang disidangkan serta untuk menambah pengetahuan hakim dalam penyeesaian perkara. Keterangan ahli diberikan sesuai dengan keahlian dari ahli tersebut5) Seluruh keterangan saksi dan keterangan ahli di muka persidangan berada di bawah sumpah (alat bukti yang sah)6) Keterangan terdakwa adalah apa yang terdakwa nyatakan dalam persidangan tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia alami dan ia ketahui sendirid. Requisitor/Tuntutan jaksaTuntutan JPU sebagai kesimpulan pemeriksaan dimuka persidangan yang diajukan setelah smua saksi dan ahli-ahli didengar serta surat-surat yang berguna sebagai alat bukti dibacakan dan dijelaskan kepada terdakwa.e. Pledoi/PembelaanSetelah JPU membacakan requisitoirnya maka terdakwa / penasehat hukumnya mengajukan pledoinya.Pledoii adalah pembelaan dari terdakwa/penasehat hukumnya terhadap tuntutan yang diajukan oleh JPU, berdasarkan semua keterangan dalam proses pembuktian yang menguntungkan pihak terdakwa.f. Replik JPUSetelah pembelaan/pledoi penasehat hukum dibacakan, maka JPU diberikan kesempatan oleh hakim untuk mengajukan replik secara tertulisReplik tersebut diserahkan kepada Hakim Ketua sidang dan turunannya kepada pihak-pihak yang berkepntingang. Duplik Terdakwa/Penasehat HukumDuplik ini diajukan secara tertulis dan dibacakan oleh pansehat hukum dipersidanganterhadap replik JPUDuplik tersebut diserahkan kepada Hakim Ketua sidang dan turunannya kepada pihak-pihak yang berkepentinganh. Putusan Majelis HakimMenurut KUHAP ada 3 (tiga) macam putusan pengadilan, yaitu : Putusan yang mengandung pembebasan terdakwa (vrijspraak) Putusan yang mengandung pelepasan terdakwa dari segala tuntutan hukum (onstlag van rechtvervolging) Putusan yang mengandung penghukuman terdakwa5. Upaya Hukum Terhadap Putusan Pengadilan Negeria. Upaya hukum biasai. Naik banding (revisi) ke Pengadilan Tinggi (PT)Upaya hukum terhadap Pengadilan Tingkat ke 2 9dua)/Pengadilan Tinggi (PT) yang mengulangi pemeriksaan baik mengenai fakta-faktanya maupun mengenai penerapan hukum atau undangundangnya.ii. Kasasi (pembatalan) ke Mahkamah Agung (MA)Upaya hukum yang dilakukan ke Mahkamah Agung sebagai pengawas tertinggi atas putusan-putusan pengadilan lain.b. Upaya hukum luar biasai. Kasasi demi kepentingan hukumTerhadap semua putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan selain MA, dapat diajukan Kasasi oleh Jaksa Agung.ii. Peninjauan kembali (PK) putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetapTerhadap putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan PK ke MA

Sumber: Visi media pustaka1. Laporan/pengaduan/tertangkap tanganSetiap orang yang mengalami/melihat/menyaksikan/menjadi korban peristiwa tindak pidana bisa melaporkan atau membuat pengaduan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum.2. PenyelidikanPenyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyelidikan menurut cara yang diatur dalam KUHAP. Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang karena diberi wewenang tertentu dapat melakukan tugas penyidikan yang diatur dalam KUHAP.3. PenyidikanSetelah menerima laporan, pejabat polisi Republik Indonesia atau pegawai negeri sipil (PNS) tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti untuk membuat jelas tindak pidana yang terjadi dan dimaksudkan untuk mencari tersangka dari tindak pidana tersebut.4. PenangkapanUntuk kepentingan penyidikan, penyelidik atas perintah penyidik berwenang melakukan penangkapan berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Tertangkap tangan adalah tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa dia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.5. PenahananUntuk kepentingan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan hakim, perintah penahanan atau penahanan lanjutan dapat dilakukan terhadap seseorang yang diduga kuat melakukan tindak pidana dan/atau percobaan maupun pemberian bantuan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup, jika menimbulkan kekhawatiran tersangka atau terdakwa melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti, atau mengulangi tindak pidana.6. PenggeledahanUntuk kepentingan penyidikan, penyidik dapat melakukan penggeledahan rumah atau pakaian atau badan menurut tata cara yang ditentukan dalam undangundang. Surat penggeledahan dikeluarkan oleh ketua pengadilan negeri setempat.7. PenyitaanPenyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan/atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan, dan peradilan.8. Bantuan HukumGuna kepentingan pembelaan, seorang tersangka atau terdakwa berhak menerima bantuanhukum, walaupun dia benar sebagai pelaku tindak pidana.9. Prapenuntutan dan penuntutanPenuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim. Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undangundang ini dengan permintaan supaya diperiksa atau diputus oleh hakim di sidang pengadilan.10. PraperadilanPraperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam undangundang. Sidang ini hanya dipimpin oleh seorang hakim. Jika pada tahap praperadilan tersangka dinyatakan tidak bersalah, tuntutan akan batal demi hukum. Namun, jika praperadilan hanya memutuskan sesuai atau tidaknya tahap penangkapan dan penahanan, kasus akan tetap diproses.11. Sidang pengadilanSetelah pelimpahan dokumen oleh jaksa penuntut umum, perkara akan masuk ke tahap sidang pengadilan. Mengadili berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam KUHAP. Selama proses peradilan, terdakwa masih dianggap tidak bersalah (presumption of innocence atau asas praduga tak bersalah) hingga jatuh putusan pengadilan.

Sumber: http://www.negarahukum.com/hukum/proses-peradilan-pidana.html1. Tahap penyidikan oleh kepolisian2. Tahap penuntutan oleh kejaksaan3. Tahap pemeriksaan di pengadilan oleh hakim4. Tahap pelaksanaan putusan (eksekusi) oleh kejaksaan dan lembaga pemasyarakatan

Tahapan-tahapan peradilan pidana1. Adanya tindak pidanaAgar penyidik (polisi) bisa melakukan tindakan (melakukan penyidikan) tentang tindak pidana maka ada 3 sumber untuk mengetahuinya yaitu : Laporanpemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang tentang sedang atau telah atau diduga terjadi tindak pidana (Pasal 1 KUHAP) Pengaduanpemberitahuan disertai permintaan dari pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang (dalam hal ini polisi) untuk menindak secara hukum seseorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikan Tertangkap tangantertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya, atau sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu. Benda tersebut menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya, turut melakukan, atau membantu melakukan tindak pidana itu.

2. Tindakan penyelidikanSetelah menerima laporan, pengaduan atau tertangkap tangannya pelaku tindak pidana maka penyelidik (pejabat kepolisian) menyelidiki tentang ada atau tidak terjadinya tindak pidana dalam hal ini disebut tindakan Penyelidikan. Dalam KUHAP pasal 1 penyelidikan adalah tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan Penyidikan menurut ketentuan KUHAP. Apabila penyelidik berkeyakinan bahwa telah terjadi tindak pidana maka dilanjutkan dengan penyidikan.

3. Tindakan penyidikanApabila tindakan penyelidikan yang dilakukan penyelidik telah dilakukan maka proses selanjutnya adalah melakukan tindakan Penyidikan. Dalam KUHAP pasal 1 Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Penyidik dalam hal ini adalah Pejabat kepolisian atau pegawai negeri sipil yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang melakukan penyidikan.

Penyidik dalam setiap tindakan penyidikan harus membuat berita acara terhadap semua tindakan-tindakan penyidikan seperti :1. Pemeriksaan tersangka2. Penangkapan3. Penahanan4. Penggeledahan5. Pemeriksaan rumah6. Penyitaan benda7. Pemeriksaan surat8. Pemeriksaan saksi9. Pemeriksaan di tempat kejadian10. Pelaksanaan penetapan dan putusan pengadilan (setelah ada penetapan dan putusan)11. Dll.Berita-berita acara tersebut dibuat selengkap mungkin karena akan dijadikan Berkas Perkara. Berkas tersebut akan diserahkan kepada penuntut umum (kejaksaan). Apabila oleh penyidik dianggap tindakan penyidikan telah selesai maka penyidik menyerahkan berkas perkara (beserta barang bukti) dan tersangka kepada penuntut umum.

Penyidik dapat memberikan status kepada seseorang sebagai tersangka, kalau terdapat bukti permulaan yang cukup dan memberikan petunjuk bahwa orang tersebut patut disangkakan sebagai orang yang melakukan tindak pidana itu. Bukti Permulaan yang dimaksud adalah benda-benda, keterangan saksi, petunjuk surat dan lainnya yang dapat memberikan petunjuk pelaku tindak pidana.

Dalam upaya mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan yang cukup oleh penyidik maka dia berwenang untuk melakukan pengangkapan, dan penahanan terhadap seseorang.

Penangkapan adalah pengekangan sementara waktu tersangka guna kepentingan penyidikan. Penangkapan ini dilakukan bila ada bukti permulaan yang cukup sehingga patut disangkakan seseorang melakukan tindak pidana. Hal ini untuk menghindari pihak penyidik melakukan penangkapan secara membabi buta tanpa alasan yang jelas.

Penyidik berwenang pula melakukan penahanan kepada tersangka jika penyidik merasa masih membutuhkan keterangan dari tersangka.

Namun demikian tersangka atau terdakwa tidak dapat ditahan kalau tidak memenuhi syarat obyektif seperti yang disebutkan dalam pasal 21 ayat (4) KUHAP yaitu :1. Tersangka atau terdakwa melakukan tindak pidana yang diancam pidana atau hukuman penjara lima tahun atau lebih.2. Tindak pidana yang tercantum dalam pasal 21 ayat (4) point B yaitu: Pasal 28 ayat (3) KUHP tentang tindak pidana kesusilaan atau pornografi Pasal 296 KUHP tentang tindak pidana persundalan/prostitusi Pasal 355 ayat (1) KUHP tentang tindak pidana paksaan Pasal 351 ayat (1) KHUP tentang tindak pidana penganiayaan Pasal 353 ayat (1) KHUP tentang tindak pidana yang direncanakan lebih dahulu Pasal 372 KUHP tentang tindak pidana penggelapan Pasal 378 KUHP tentang tindak pidana penipuan Pasal 379 a KHUP tentang penipuan dalam jual beli Pasal 453 KUHP tentang penghentian pekerjaan sebelum habis tempo perjanjian Pasal 454 KUHP tentang tindak pidana desersi Pasal 455 KUHP tentang melarikan diri dari pekerjaan berlayar Pasal 459 KUHP tentang insubordinasi Pasal 480 KUHP tentang tindak pidana penadahan Pasal 506 KUHP tentang tindak pidana germo Tindak pidana terhadap bea cukai Tindak pidana imigrasi Tindak pidana narkotika