sistem jual beli kredit rumah perspektif hukum bisnis …

92
SISTEM JUAL BELI KREDIT RUMAH PERSPEKTIF HUKUM BISNIS SYARIAH (Studi Kasus di PT 7 Benua Properti, Perumahan Bumi Sungai Duren, Desa Simpang Sungai Duren, Kec. Jambi Luar Kota, Kab. Muaro Jambi) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Pada Fakultas Syariah Oleh: RAHMAT ILHAM 104170322 PEMBIMBING: Fauzi Muhammad, S.Ag., M.Ag Neni Triana, S.E.,M.Si PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021

Upload: others

Post on 03-Feb-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SISTEM JUAL BELI KREDIT RUMAH PERSPEKTIF

HUKUM BISNIS SYARIAH

(Studi Kasus di PT 7 Benua Properti, Perumahan Bumi Sungai Duren,

Desa Simpang Sungai Duren, Kec. Jambi Luar Kota, Kab. Muaro Jambi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Program

Studi Hukum Ekonomi Syariah

Pada Fakultas Syariah

Oleh:

RAHMAT ILHAM

104170322

PEMBIMBING:

Fauzi Muhammad, S.Ag., M.Ag

Neni Triana, S.E.,M.Si

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2021

ii

PERNYATAAN KEASLIAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Fakultas Syari‟ah

UIN STS Jambi.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN STS Jambi.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN STS Jambi.

Jambi, September 2021

Rahmat Ilham

NIM. 104170322

iii

Pembimbing I : Fauzi Muhammad, S.Ag., M.Ag

Pembimbing II : Neni Triana, S.E., M.Si

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

Jl. Jambi-Muaro Bulian KM 16, Simp Sungai Duren, Kab

Muaro Jambi, 31346. Telp (0741)582021

Kepada Yth

Bapak Dekan Fakultas Syariah

Di

Jambi

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Assalamualaikum Wr Wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi

saudara Rahmat Ilham yang berjudul “Sistem Jual Beli Kredit Rumah

Perspektif Hukum Bisnis Syari’ah (Studi Kasus di PT 7 Benua Properti,

Perumahan Bumi Sungai Duren, Desa Simpang Sungai Duren, Kec. Jambi

Luar Kota, Kab. Muaro Jambi)”. Telah di setujui dan dapat diajukan untuk

dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh Gelar Sarjana Strata

Satu (S1) dalam Hukum Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah UIN Sulthan

Thaha Syaifuddin Jambi.

Demikianlah kami ucapkan terimakasih, semoga bermanfaat bagi

kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalamualaikum Wr Wb

iv

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufiq dan

hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

sang suri h membawa umat-tauladan umat, yang telah membawa ke alam yang

terang benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.

Perjalanan panjang disertai perjuangan yang melelahkan terasa begitu indah

untuk dikenang suka dukanya dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem

Jual Beli Kredit Rumah Perspektif Hukum Bisnis Syari‟ah (Studi Kasus Di PT

7Benua Properti, Perumahan Bumi Sungai Duren, Desa Simpang Sungai Duren,

Kec. Jambi Luar Kota, Kab. Muaro Jambi)”. Untuk mendapat gelar Strata Satu

(S1)

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data

maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas

penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut

membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:

1. Bapak Prof Dr. Suad‟aidi Asy‟ari, MA, Ph. D selaku Rektor UIN STS Jambi

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag. M.H selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

vi

3.

vii

PERSEMBAHAN

Dengan keridhoan Allah SWT dan sholawat serta salam kepada

Rasulullah SAW skripsi ini saya persembahkan kepada:

Ayahanda tercinta (Munizar) dan Ibunda Tercinta (Siti Maryah)

Sebagai tanda baktiku, hormatku, dan rasa terima kasihku yang tiada

terhingga, kupersembahkan karya kecilku ini, kepada ayah dan ibu tercinta, yang

telah memberikanku kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada

terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang

bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah untuk

membuat ayah dan ibu bahagia karena ananda sadar, selama ini anakmu belum

bisa berbuat yang lebih untuk bisa membanggakan ayah dan ibu.

Kakak-kakak ku (Suci & Riri)

Terimakasih, selama ini tidak pernah lelah dan tidak pernah bosan

berdoa untuk meminta kepada Allah SWT untuk selalu memberikan kemudahan

dan kekuatan dalam setiap langkah kakiku menghadapi kehidupan ini, membantu

materi maupun non materi, saya bangga memmpunyai saudara seperti kalian.

Dosen pembimbing I Dan II

Terimakasih atas segala bimbingan dan masukannya, yang telah rela

membimbing skripsi ini hingga akhir. Semoga segala kebaikanmu dibalas oleh

Allah SWT.

Teman-teman Seperjuangan

Terimakasih atas segala dukungan, semangat, motivasi yang kalian

berikan. yang telah mengenalkanku arti sebuah keluarga ketika jauh dari keluarga,

arti persahabatan bahkan persaudaraan. semoga kita semua menjadi orang yang

bermanfaat, sukses dan yang penting selalu dalam lindungan Allah SWT

viii

MOTTO

ه وَأحََل ... مَ ٱلۡبيَۡعَ ٱللّ وَحَر بوَٰا ... ٱلرِّ

Artinya; “Allah telah menghalalkan jual beli dan megharamkan riba”.

Al-Baqarah (2):275

ix

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Sistem Jual Beli Kredit Rumah

Perspektif Hukum Bisnis Syari‟ah (Studi Kasus di PT 7 Benua Properti,

Perumahan Bumi Sungai Duren Desa Simpang Sungai Duren, Kec. Jambi Luar

Kota, Kab. Muaro Jambi).

Dalam kehidupan kita tidak dapat lepas dari bantuan orang lain, adapun usaha

manusia untuk memenuhi kebutuhannya di antaranya yaitu dikenal dengan jual

beli. Pada transaksi perumahan syariah di PT 7Benua Properti biasanya terdapat

akad yang digunakan dalam sistem kepemilikan rumah, apabila konsumen yang

tidak mampu bertahan dalam pesatnya perkembangan perekonomian maka

konsumen akan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan tidak mampu

membayar angsuran kepada developer sehingga harus menjual rumahnya yang

masih berstatus angsuran, oleh karena itu maka penulis tertarik untuk meneliti

permasalahan tersebut. Fokus permasalahan pertama adalah bagaimana sistem jual

beli kredit rumah di PT 7Benua Properti dan bagaimana sistem jual beli kredit

rumah di PT 7Benua Properti perspektif hukum bisnis syariah tersebut. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan

(field research) yaitu penelitian dengan mencari sumber data secara langsung

ketempat yang menjadi objek penelitian. Data primer diperoleh melalui metode

wawancara antara peneliti dengan Direkturbeserta jajaran PT 7Benua Properti dan

konsumen, dan data sekunder diambil dari rujukan pustaka yang berupa buku

buku, jurnal, hasil penelitian serta bahan lainnya yang terkait dengan

permasalahan yang diteliti. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode

kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi,

dokumentasi, dan wawancara. Adapun hasil penelitian ini yaitu pelaksanaan

akadnya menggunakan salah satu dari dua akad yaitu jual beli, karena dalam

praktiknya pemilik rumah menjual rumahnya sendiri tanpa bantuan developer.

Sedangkan menggunakan akad wakalah bil bay„ apabila pemilik rumah meminta

bantuan developer untuk menjualkan rumahnya. Sistem kepemilikan di PT

7Benua Properti diperbolehkan, karena rukun dan syarat jual beli sudah terpenuhi.

Pertama, pelaku akad telah memenuhi syarat yaitu antara penjual (pemilik

rumah/developer) dan pembeli baligh, kemudian ijab dan qabul dilakukan secara

sukarela tanpa paksaan, mengenai objek jual beli atau rumah yang dijual sudah

ada.

Kata Kunci: Jual Beli, Kredit Rumah, Perspektif Hukum Bisnis Syariah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

MOTTO .......................................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Batasan Masalah ............................................................................ 7

D. Tujuan dan Kegunaan Peneliti ...................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 9

F. Metode Penelitian .......................................................................... 10

1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 10

2. Pendekatan Penelitian ............................................................... 11

3. Jenis Penelitian ......................................................................... 11

4. Jenis Data dan Sumber Data ..................................................... 12

5. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 14

6. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................. 15

G. Sistematika Penulisan .................................................................... 16

BAB II KERANGKA TEORI

A. Jual beli Kredit Perspektif Hukum Bisnis Syari‟ah ...................... 18

B. Dasar Hukum Jual Beli Kredit ...................................................... 22

C. Rukun dan Syarat Jual Beli Kredit ................................................ 26

D. Macam-Macam Jual Beli Kredit ................................................... 28

xi

E. Prinsip-Prinsip Jual Beli Kredit..................................................... 33

F. Unsur-Unsur Kredit ....................................................................... 35

G. Penggolongan Kredit ..................................................................... 36

H. Tujuan dan Manfaat Jual Beli Kredit ............................................ 38

I. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga dan Cara

Pembayarannya ............................................................................. 38

J. Prinsip-prinsip Umum Muamalah yang Melandasi Jual Beli

Kredit Rumah ................................................................................ 42

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah PT 7Benua Properti .......................................................... 48

B. Visi dan Misi PT 7Benua Properti ................................................ 49

C. Kegiatan dan Produk PT 7Benua Properti .................................... 49

D. Struktur Organisasi PT 7Benua Properti ....................................... 52

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Sistem Jual Beli Kredit Rumah Bumi Sungai Duren di PT 7

Benua Properti, Desa Simpang Sungai Duren, Kec Jambi Luar

Kota, Kab Muaro Jambi ................................................................ 53

B. Sistem Jual Beli Kredit Rumah di PT 7Benua Properti, Desa

Simpang Sungai Duren, Kec Jambi Luar Kota, Kab Muaro

Jambi, Perspektif Hukum Bisnis Syariah ...................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 72

B. Saran ............................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 77

CURRICULUM VITAE ................................................................................ 80

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fikih muamalah terdiri dari dua kata, yakni fikih dan muamalah. Adapun

kata muamalah berasal dari kata „amala, yu'amalu, mu'amalatan yang artinya:

(melakukan interaksi dengan orang lain dalam jual beli dan seumpamanya). Kata

muamalah semakna dengan kata mufa'alah (saling berbuat). Kata ini

menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan seseorang

atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Dari pengertian

menurut bahasa tersebut dapat dirumuskan pengertian menurut istilah bahwa fikih

muamalah adalah ilmu tentang hukum-hukum syara' yang mengatur hubungan

atau interaksi antara manusia dan manusia yang lain dalam bidang kegiatan

ekonomi. Dalam redaksi yang lain fikih muamalah didefinisikan sebagai hukum

yang berkaitan dengan tindakan hukum manusia dalam persoalan-persoalan

keduniaan1 Misalnya, dalam persoalan jual beli, sewa-menyewa, utang piutang,

kerja sama dagang, perkongsian/syirkah, dan lain sebagainya.1

Dalam Perumahan Islami, biasanya mempunyai karakteristik yang

disesuaikan dengan nilai-nilai keindahan dalam Islam. Pengembangan Perumahan

juga merupakan kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk dapat memenuhi

1 Fauzi Muhammad & Baharuddin Ahmad, Fikih Bisnis Syariah Kontemporer,(Jakarta:

Kencana, 2021), hlm 31.

2

kebutuhan masyarakat akan fasilitas perumahan sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang jumlahnya semakin banyak.2

Di samping itu, perumahan itu sendiri juga merupakan salah satu kebutuhan

pokok dalam kehidupan masyarakat yang sangat menentukan tingkat kemakmuran

dan kesejahteraaan sosial.3

Islam sebagai konsep ataupun sistem hidup merupakan panduan pokok bagi

manusia untuk hidup dan kehidupannya, yang menjanjikan sebuah Ekonomi

Wilayah dan Perkotaan, keteraturan, keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan

kehidupan dunia dan akhirat. Sebagai panduan pokok, Islam memiliki kosekuensi-

konsekuensi bagi manusia yang meyakininya, yaitu berupa aturan yang harus

dipatuhi atau bisa juga berupa tindakan-tindakan yang sepatuhnya dilakukan oleh

penganutnya dengan menjaga kefitrahannya sebagai individu dan keharmonisan

interaksinya dengan individu lain.4

KPR atau Kredit Pemilikan Rumah, merupakan transaksi muamalah

mengunakan skema kredit atau cicilan. Dalam Islam, jual beli dengan pelunasan

pembayaran secara angsuran diperbolehkan dan tidak sama dengan transaksi riba

yang terlarang untuk dilakukan. Termasuk pada kredit rumah tanpa riba karena

ada kesepakatan mengenai sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pembeli

sejak awal transaksi hal ini menyebabkan adanya kepastian harga selama periode

kredit. Berbeda dengan cara kredit rumah dengan KPR konvensional, yang tidak

2 Sjafrijal, Ekonomi Wilayah Dan Perkotaan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm

238. 3 Ibid, hlm 239.

4 Ali Sakti, Analisis Teoritis Ekonomi Islam,(Jakarta:Paradigma dan AQSAPublishing,2007),

Cet Ke-1, hlm 45.

3

ada kepastian harga selama periode kredit akan tetapi lebih mudah tergiur dengan

janji-janji yaitu dengan pemberian Down Payment (DP) 0% misalnya.5

Jual beli dalam arti umum adalah suatu perikatan tukar-menukar sesuatu

yang bukan kemanfaatan dan kenikmatan, sedangkan jual beli dalam arti khusus

adalah tukar-menukar sesuatu yang bukan kemanfaatan dan bukan pula kelezatan

yang mempunyai daya tarik, penukaranya bukan emas dan bukan perak, bendanya

dapat di realisir dan ada seketika (tidak di tangguhkan), tidak merupakan utang

baik barang itu ada di hadapan si pemilik maupun tidak, barang yang sudah

diketahui sifat-sifatnya atau sudah diketahui terlebih dahulu.6

Islam mengatur secara jelas dan detail terkait dalam hal berekonomi untuk

memenuhi semua kebutuhan manusia. Kebutuhan pokok manusia (kebutuhan

primer) dibagi menjadi tiga kebutuhan, yaitu kebutuhan sandang (pakaian),

kebutuhan pangan (makanan), dan kebutuhan papan (tempat tinggal). Dalam

pemenuhan kebutuhan primer yang telah disebutkan, pemenuhan kebutuhan papan

masih banyak penduduk Indonesia yang mengalami kesulitan untuk memiliki

tempat tinggal atau rumah, dikarenakan untuk mendirikan atau membeli sebuah

rumah membutuhkan dana yang lumayan besar. Sejalan dengan jumlah penduduk

Indonesia yang semakin pesat, tuntutan akan tersedianya berbagai fasilitas yang

mendukung kehidupan masyarakat juga mengalami peningkatan. Hal tersebut

5Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam, Syariah Bulughul Maram, Terj.Thahirin Supart,dkk,

(Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), hlm 361. 6 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 69-70.

4

mendorong pihak pemerintahan maupun swasta untuk melaksanakan

pembangunan, terutama di bidang perumahan.7

Belakangan ini lembaga-lembaga bisnis yang berdasarkan prinsip syariah

telah banyak berkembang di Indonesia, baik itu lembaga bisnis bank maupun

lembaga bisnis bukan bank. Sudah banyak juga para pengembang yang

menyediakan rumah dalam lingkungan perumahan yang sistemnya berdasarkan

prinsip syariah. Dalam perkembangan perekonomian dan pertumbuhan jumlah

penduduk, mengakibatkan meningkatnya permintaan rumah sebagai tempat

tinggal. Untuk mendapatkan rumah pembeli dapat memperolehnya melalui

pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) agar masyarakat dapat memiliki

rumah secara mudah. Skema KPR berbeda dengan menggunakan perbankan yang

lazim dilakukan di Indonesia. KPR syariah tanpa bank muncul sebagai alternative

yang relatif baru untuk para calon pembeli rumah.8

Jual beli rumah syariah menggunakan KPR tanpa bank transaksinya hanya

melibatkan dua pihak saja, yaitu pihak developer (pengembang) dan pembeli.

Dalam sistem jual belinya juga menggunakan akad jual beli yang sah secara

syariat dan sistem penjualanya baik secara tunai maupun kredit. Konsep

pembayaranya langsung ke developer. Namun, dalam hal ini bagi pembeli yang

tidak mampu bertahan dalam pesatnya perkembangan perekonomian maka

7 Muhammad Rizal Satria dan Tia Setiani, “Analisis Perbandingan Pemberian Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank Konvensional Dengan Pembiayaan Murabahah (KPR) Pada

Bank Syariah”, Jurnal Ekonomi dan Keuangaan Syariah, Vol. 2, no.1, 2018,

https://ejournal.unisba.ac.id, diakses 10 April 2021, hlm. 107-108. 8 Egi Arfian Firamansyah dan Deru R Andika, “Kredit Pemilikan Rumah Syariah Tanpa

Bank: Studi di Jawa Barat”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Vol. 10, no. 3, 2017,

https://ejournal.

unair.ac.id, diakses 20 Juli 2021, hlm. 224.

5

pembeli tersebut akan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan mengalami

kepailitan dan tidak mampu membayar angsuran sehingga harus mengalihkan

rumahnya yang masih berstatus KPR kepada orang lain. Pengalihan rumah yang

berstatus KPR juga dapat disebabkan oleh pembeli yang telah membeli rumah

secara kredit harus berpindah karena pekerjaannya ke tempat lain dengan waktu

yang cukup lama atau untuk selamanya menetap ditempat yang baru.

Dalam hal pembayaran, jika ditengah perjalanan pembeli tidak mampu

melanjutkan angsuran, maka diberikan waktu diskusi dan pertemuan serta

membantu mencarikan solusi yang menguntungkan keduabelah pihak. Apabila

ternyata sudah dibantu dan tidak ada perkembangan, maka developer memberikan

kebebasan kepada pembeli untuk menjual rumahnya, namun apabila pembeli tidak

mampu menjualnya sendiri maka pembeli boleh meminta bantuan developer

untuk menjualkan rumahnya.9

Seperti perumahan dengan model pembiayaan syariah saat ini yang banyak

ditawarkan oleh pengembang properti syariah di Indonesia, khususnya wilayah

Jambi, yang ditawarkan oleh pengembang (developer) dari PT 7Benua Properti.

Perumahan yang mempersembahkan hunian yang berkonsep syariah dan sistem

pembayaranya menggunakan sistem syariah, dimana sistem penjualannya baik

secara tunai maupun kredit. Pada jual-beli rumah syariah antara developer dan

pembeli di PT 7Benua Properti, ketika pembayaran angsuran sudah jatuh tempo,

tetapi pada saat itu pembeli belum mampu untuk membayar, maka dari pihak

developer tidak akan menambah denda, tetapi mencarikan jalan keluar yang

9 R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cetakan x, ( Bandung, Citra Aditya Bakti, 1995 ), hlm. 2.

6

menguntungkan kedua belah pihak (win-win solution). Mengingat bahwa

ekonomi setiap orang berbeda-beda pada setiap bulannya. Contohnya adanya

keperluan mendesak yang harus mengeluarkan uang pada bulan itu, kemudian

menjadi tidak bisa mengangsur.10

Dalam menyelesaikan apa yang sedang dialami oleh beberapa pembeli, PT

7Benua Properti mempunyai solusi yang memudahkan pembeli agar tidak ada

keterpaksaan yang dilakukan pembeli, yaitu dengan solusi developer tidak

mematok besaran angsuran perbulan, tetapi tenor harus sesuai dengan kesepakatan

di awal akad, dan si pembeli memberitahu developer sebelum tanggal jatuh tempo

dengan memberikan alasan yang logis. Kalaupun pembeli tersebut belum bisa

membayar lagi setelah adanya keringanan, maka pihak developer menurunkan SP

(surat peringatan) dengan tiga kali jenjang waktu.11

Disarankan setelahnya ada kesepakatan apabila masih belum bisa membayar

setelah diberikan surat peringatan, maka pembeli beserta pihak PT 7Benua

Properti akan bermusyawarah untuk menjual bersama-sama rumah tersebut

dengan keuntungan dibagi menjadi dua dengan ketentuan yang ada. Untuk

praktinya, karena pembeli sudah tidak mampu membayar angsuran kepada

developer, maka pembeli sendiri yang akan menjual rumah yang dimilikinya,

tetapi apabila pembeli tidak mampu menjual rumahnya dalam tempo yang telah

ditetapkan developer, maka pembeli boleh meminta pada developer untuk

membantu menjualkan rumahnya. Dengan melihat dari tinjauan hukum Islam

10 Wawancara dengan Ibu Harki, Staf Mrketing pada tanggal 22 April 2021. 11

Wawancara dengan Bapak Rifki Mubarak, Direktur Utama pada tanggal 22 April 2021.

7

terhadap pengalihan kepemilikan perumahan syariah, yang mana akan adanya

akad baru dalam penjualan rumah tersebut.

Dari latar belakang tersebut dan hasil pengamatan penulis, penjualan rumah

yang akan dilakukan developer dan pembeli itu tampak sebagai akad jual beli,

hanya saja masih perlu diteliti apakah pelaksanaan akadnya sudah sesuai dengan

akad jual beli, Oleh karena itu, maka berdasarkan pernyataanpernyataan

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

Skripsi yang berjudul: “Sistem Jual Beli Kredit Rumah Perspektif Hukum

Bisnis Syari’ah (Studi Kasus di PT 7Benua Properti, Perumahan Bumi

Sungai Duren Desa Simpang Sungai Duren. Kec. Jambi Luar Kota. Kab.

Muaro Jambi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan

sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana Sistem Jual Beli Kredit Rumah di PT 7Benua Properti, Perumahan

Bumi Sungai Duren, Desa Simpang Sungai Duren, kec Jambi Luar Kota, kab

Muaro Jambi?

2. Bagaimana Sistem Jual Beli Kredit Rumah di PT 7Benua Properti, Perumahan

Bumi Sungai Duren, Desa Simpang Sungai Duren, kec Jambi Luar Kota, kab

Muaro Jambi, Perspektif Hukum Bisnis Syariah?

8

C. Batasan Masalah

Dikarenakan ruang lingkup tema yang cukup luas maka peneliti akan

memberikan batasan masalah, ialah hanya membahas tentang sistem jual beli

kredit rumah perspektif hukum bisnis syari‟ah (Studi Kasus di PT 7Benua

Properti, Perumahan Bumi Sungai Duren, Desa Simpang Sungai Duren. Kec.

Jambi Luar Kota. Kab. Muaro Jambi).

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu

kejelasan yang dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang ingin

dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana sistem jual beli kredit rumah di PT 7Benua

Properti, Perumahan Bumi Sungai Duren. Desa Simpang Sungai Duren. Kec.

Jambi Luar Kota. Kab. Muaro Jambi!

b. Untuk mengetahui bagaimana sistem jual beli kredit rumah di PT 7Benua

Properti, Desa Simpang Sungai Duren, Kec. Jambi Luar Kota. Kab. Muaro

Jambi, Perspesktif Hukum Bisnis Syari‟ah!

2. Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan

kepada pembaca pada umumnya, dalam hal ini berkenaan dengan Sistem Jual

Beli Kredit Rumah Perspektif Hukum Bisnis Syari‟ah di PT 7Benua Properti.

9

b. Bagi penulis, penelitian ini dapat melengkapi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada jurusan Hukum Ekonomi

Syari‟ah fakultas Syari‟ah UIN STS JAMBI.

c. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai

bahan pertimbangan dalam mengambil keputuasan terkait topik penelitian.

d. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan

praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan

bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan pengetahuan penulis, belum ada yang secara spesifik

membahas mengenai KPR Syari'ah yang secara spesifik meninjau tentang akad

pembelian jual beli perumahan serta penyelesaian angsuran macet. Namun ada

beberapa skripsi yang membahas tentang KPR Syariah, Antara lain yaitu:

Pertama, karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul "Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Jual Beli Properti Di PT Cahaya Indah Mulia Desa Tajug Kecamatan

Siman Kabupaten Ponorogo", yang dikaji oleh Ari Salvia Herdiana, Insitut Agama

Islam Negeri Ponorogo tahun 2017. Adapun rumusan masalah dalam karya tulis

ilmiah tersebut antarn lain: Penelitian ini menbahas tentang bagaimana tinjauan

hukum lslam terhadap akad jual beli Properti di PT Cahaya Inah Mulia Desa

Tajug Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo dan bagaimana tinjauan hukum

10

Islam terhadap realisasi kontrak perjanjan pembelian jenis rumah di PT Cahaya

Indah Mulia Desa Tajug Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo.12

Kedua, karya tulis ilmiah berupa skripsi yang berjudul "Tinjauan Ekonomi

Islam Terhadap Kredit Pemilikan Rumah Syariah Di Pt. Hiba Mitra Devinda Kota

Bengkulu". Yang dikaji oleh Elesmi Dikha Sari, Institut Agama Islam Negeri

Bengkulu tahun 2017. Adapun rumusan masalah dari skripsi tersebut antara lain:

Dalam penelitian ini pemulis fokus untuk melakukan penelitian Terhadap Kredit

Pemilikan Rumah Syariah Di Pt. Hiba Mitra Devinda Kota Bengkulu. Rumusan

masalah yang menjadi fokus pembahasan penulis untuk melakukan penelitian

tersebut yaitu Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap Kredit Pemilikan

Rumah Syariah di PT Hiba Mitra Devinda kota Bengkulu.13

Ketiga, karya tulis ilmiah berupa skripsi yang berjudul "Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Perjanjian Sewa Beli Perumahan Barcelona Kenten Palembang".

Yang dikaji oleh Wasaluwa. Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

2019. Adapun rumusan masalah dari skripsi tersebut antara lain: Dalam penelitian

ini pemulis fokus untuk melakukan penelitian Terhadap Perjanjian Sewa Beli

Perumahan Barcelona Kenten Palembang. Rumusan masalah yang menjadi fokus

pembahasan penulis untuk melakukan penelitian tersebut yaitu Bagaimana

12

Ari Salvia Herdiana Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Properti Di PT Cahaya

Indah Mulia Desa Tajug Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo, (Ponorogo, Insitut Agama Islam

Negeri Ponorogo). 13

Elesmi Dikha Sari Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Kredit Pemilikan Rumah Syariah Di

Pt. Hiba Mitra Devinda Kota Bengkulu, (Bengkulu, Insitut Agama Islam Negeri Bengkulu).

11

tinjauan hukum Islam terhadap perjanjian sewa beli perumahan Barcelona Kenten

Palembang.14

F. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tenpat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi

Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu pada bulan April 2021 sampai

Juni 2021.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif. Data kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas dan

berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi

dalam lingkungan setempat. Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan

memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dalam lingkup

pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan

bermanfaat.15

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian hukum empiris. Penelitian

hukum empiris adalah metode penelitian hukum empiris adalah suatu metode

14

Wasaluwa, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perjanjian Sewa Beli Perumahan Barcelona

Kenten Palembang (Palembang, Insitut Agama Islam Negeri Palembang). 15

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,

(Bandung: Alfabet,2010), hlm 98.

12

penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan

meneliti bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Dikarenakan

dalam penelitian ini meneliti orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka

metode penelitian hukum empiris dapat dikatakan sebagai penelitian hukum

sosiologis. Dapat dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta

yang ada di dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan pemerintah.16

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan studi empiris. Studi

empiris adalah cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia,

sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.17

Oleh karena itu penggunaan penelitian hukum empiris dalam penelitian ini adalah

dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan

bersifat deskriptif.18

Pada penelitian ini, peneliti meneliti terkait dengan jual beli

yang dilakukan oleh developer dalam menentukan harga tersebut. Penelitian ini

dilakukan dengan melihat realita yang terjadi di Desa Sei Sungai Duren Simpang

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.

4. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan berasal dari sumber

eksternal, yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari penelitian. Sedangkan

data yang digunakan dalam analisis data adalah:

a. Data Primer

16

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, , (Jakarta: Universitas Indonesia, 2014),

hlm.12. 17

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,

hlm. 2. 18

Ibid, hlm. 9.

13

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama data

primer tidak diperoleh melalui sumber perantara atau pihak kedua. Dalam

penelitian ini sumber data di peroleh melalui hasil wawancara yang di lakukan

peneliti dari direktur, staf dan warga, perumahan Bumi Sungai Duren PT. 7Benua

Properti.

Sumber data primer disini merupakan data pokok yang diperoleh melalui

hasil wawancara dan observasi di lapangan. Data Primer biasanya disebut dengan

data asli atau data baru yang diperoleh, data primer peneliti harus didapatkan

secara langsung atau tidak bisa diperoleh sumber data perantara atau pihak kedua

dan seterusnya.19

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara

tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini diperoleh dengan cara

mengutip dari sumber lain atau dari penelitian sebelumnya, sehingga tidak

bersifat authentic, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan

seterusnya.20

Sumber data sekunder diperoleh dari data yang biasanya telah tersusun

dalam bentuk dokumen-dokumen. Sumber yang diperoleh di dapat dari referensi-

referensi buku, jurnal, internet dan hasil penelitian yang telah di susun menjadi

dokumen.

1) Bahan Hukum Primer

19

Ibid, hlm 16 20

Sofyan A.P.Kau, Metode Penelitian Hukum Islam, (Yogyakarta: Mitra Pustaka 2013),

hlm.3

14

Bahan primer merupakan bahan yang utama, yaitu Permen (peraturan menteri)

Negara perumahan rakyat no 13 tahun 2010, Kaidah Fiqih, Fatwa DSN, Ushul

Fiqh.

2) Bahan Sekunder

Bahan sekunder yaitu seperti RUU, buku-buku, artikel, jurnal, hasil penelitian,

dan makalah.

3) Bahan Tersier

Data tersier merupakan data penunjangan dari kedua data diatas yakni data

primer dan data sekunder. Data ini diperoleh melalui kamus, ensiklopedia, situs

web, wawancara, dokumentasi dan lain sebagainya yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti oleh penulis.21

5. Instrumen Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan peneliti dalam teknik pengumpulan datanya

sebagai berikut:22

a. Observasi dalam penelitian ini adalah instrument untuk mendapatkan data

utama dalam menilai hubungan birokrasi dan politik. Teknik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik observasi non-partisipasi. Kedudukan

peneliti hanya sebagai pengamat dan selama proses observasi akan dibuat

catatan-catatan untuk keperluan analisis dan pengecekan data kembali.

b. Wawancara Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mentah dari

informan, sehingga dapat ditemukan data baru yang tidak tedapat dalam

21

Soerjono soekanto, “penelitian hukum normatif” ( Jakarta:1985), hlm 14. 22

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, 2014, hlm. 38-39.

15

dokumen. Data mentah ini adalah data utama dalam penelitian ini yang

diperoleh oleh peneliti secara langsung dari informan yang bermanfaat untuk

menjawab persoalan penelitian di atas. Dalam penelitian ini data primer

diperoleh dari wawancara dengan warga perumahan sebagai pembeli, dan staf

kantor pemasaran Bumi Sungai Duren

c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan

pada subyek peneliti, namun melalui dokumen. Dokumentasi diperoleh selama

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti di desa Sungai Duren

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

6. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian menjelaskan tentang alat-alat analisis dan

persfektif yang dipakai dalam menguraikan dan menafsirkan data.23

Untuk

menganalisis data yang diperoleh dari lapangan maka hasil penelitian akan penulis

analisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Metode analisis yang digunakan

adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu dengan cara

menguraikan informasi-informasi berdasarkan kenyataan yang diperoleh dari

warga desa sebagai pembeli rumah di desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar

Kota Kabupaten Muaro Jambi, dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang

diteliti Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik

23

Ibid, hlm 51.

16

analisis menurut Miles dan Huberman. Analisis ini penulis lakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:24

a. Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan

observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi atau gabungan ketiganya

(triangulasi).

b. Analisis Data Analisis dilakukan dengan memeriksa semua data dari instumen

penelitian, seperti dokumen, catatan, rekaman, hasil tes, dan lain sebagainya.

c. Reduksi Data Data yang diperoleh akan diringkas dan dibuat catatan-catatan

secara objektif, dan kemudian membuat ringkasan sementara hasil dari data

yang telah diperoleh.

d. Penyajian Data Data yang telah direduksi disajikan dengan cara dipisahkan dan

dipetakan data-data yang serupa kedalam bagian-bagian tertentu yang telah

diberi tanda. Langkah selanjutnya adalah membuat rangkuman inti dari setiap

aspek yang diteliti.

e. Penarikan Kesimpulan Membuat kesimpulan sementara dari data-data yang

terkumpul, sehingga dapat diambil langkah-langkah awal untuk penelitian

lanjutan dan mengecek kembali data-data asli yang telah diperoleh.

G. Sistematika Penulisan

Penyusuan skripsi ini terbagi dalam lima bab, dan setiap bab terdiri dari

beberapa sub-bab yang membahas permasalahan-permasalahan tersendiri tetapi

tetap saling berkaitan. Hasil penelitian yang diperoleh setelah dilakukan analisis,

24

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, hlm 97.

17

kemudian disusun dalam bentuk laporan mengenai tinjauan hukum islam dalam

jual beli karet mentah, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab Pertama, berisi tentang pendahuluan yang membahas mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, metode penelitian berisi tentang, lokasi dan jadwal penelitian, jenis dan

pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrument pengumpulan data,

analisis data, teknik analisis data, sistematika penulisan dan tinjauan pustaka.

Bab Kedua, berisi tentang kerangka teori yang membahas mengenai jual

beli kredit perspektif hukum bisnis syari‟ah, dasar hukum jual beli kredit, rukun

dan syarat jual beli kredit, macam-macam jual beli kredit, prinsip-prinsip jual beli,

unsur-unsur jual beli kredit, penggolongan kredit, tujuan dan manfaat jual beli

kredit dan factor-faktor yang mempengaruhi harga dan cara pembayarannya.

Bab Ketiga, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian yang

membahas mengenai sejarah perumahan Bumi Sungai Duren di Desa Simpang

Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, produk,

kegiatan pt.

Bab Keempat, berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian yang

membahas mengenai tentang sistem jual beli kredit rumah perspektif hukum

bisnis syari‟ah (Studi Kasus di Desa. Simpang Sungai Duren Kec. Jambi Luar

Kota Kab. Muaro Jambi)

Bab Kelima, berisi tentang penutup yang memuat kesimpulan dan juga

disertai dengan saran.

18

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Jual beli Kredit Perspektif Hukum Bisnis Syari’ah

(Bai‟al-taqsith) Secara bahasa, al-taqsith ialah membagi-bagi sesuatu dan

memisah misahkannya menjadi beberapa bagian yang terpisah.25

Sedangkan secara istilah bai‟al-taqsith adalah transaksi jual beli dengan

sistem bayar cicilan (kredit) dalam batas waktu tertentu dengan tsaman yang

relatif lebih tinggi dibanding tsaman dengan sistem bayar tunai atau cash.

Lonjakan tsaman dalam sistem naqs (kredit), tidak dikatagorikan sebagai praktik

riba. Sebab disamping tidak melibatkan barang ribawi, lonjakan harga juga dalam

hal ini lebih sebagai bentuk toleransi untuk memberikan kelonggaran

melangsungkan transaksi.Jual beli kredit adalah menjual barang dengan

pembayaran tempo. Barang dibayar kepada pihak penjual dengan cara diangsur

atau kredit. Menurut jumhur Ulama, jual beli dengan sistem kredit diperbolehkan

dan sah secara hukum syariat.26

Dalam jual beli kredit memang ada kemiripan antara riba dan penambahan

harga. Namun, adanya penambahan harga dalam jual beli kredit adalah sebagai

ganti penundaan pembayaran barang. Ada perbedaan yang mendasar antara jual

beli kredit dengan riba.Allah menghalalkan jual beli termasuk jual beli kredit

karena

25

Ahmad Wason Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Idonesia Terlengkap(Surabaya:Pustaka

Penerbit Progresif, 1997), hlm 370. 26

Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah (Kediri: Lirboyo Press,2013), hlm 16.

19

adanya kebutuhan.Sementara mengharamkan riba karena adanya

penambahan pembayaran murni karena penundaan.27

Selain itu, tambahan yang diberikan merupakan barang yang sejenis dari

yang diberikan salah satu pihak, misalnya emas dengan emas, beras dengan beras

dan sebagainya. Sementara jual beli kredit, pembeli mendapatkan uang dan

penjual menerima bayaran dalam bentuk uang, artinya dari barter ini dari jenis

barang yang berbeda. Tambahan yang diberikan oleh pembeli kredit terjadi

pengganti untuk penjual yang telah mengorbankan sejumlah uangnya untuk

berhenti pada si pembeli untuk beberapa waktu, padahal apabila uang tersebut

berada di tangan penjual, bisa jadi dikembangkan atau berbagai tambahan modal

usaha.28

Islam membolehkan pihak yang membeli barang, kemudian menjualnya,

baik secara tunai maupun kredit melebihi harga karena penundaan pembayaran

(ta‟ajal) diperolehkan. Demikian jika sesorang menjual rumah seharga Rp.

150.000.000,- kemudian harga kredit Rp.175.000.000,- maka itu diperbolehkan,

selama tida ada unsur kecurangan maupun penipuan. Artinya, pembayaran

dilakukan dengan cara angsuran, dengan waktu tertentu yang sudah ditetapkan

kedua belah pihak yang terkait.

Selain mengatakan bahwa taqsith berarti menunda pembayaran utang

dengan membagi-bagi ke dalam waktu tertentu. Hingga pembayaran yang

diangsur adalah harga pembayarannya pembayaran disayaratkan terbagibagi

27

Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm

45. 28

Ibid, hlm 45.

20

secara jelas dalam waktu tertentu. Kaitan antara Ta‟ajal (penundaan hingga jatuh

tempo waktu tertentu) dan taqsith (pengangsuran pembayaran tiap waktu

tertentu), memang sudah jelas pengertian terminologi taqsith. Maka dari itu faktor

tempo waktu merupakan unsur mendasar dalam jual beli secara kredit sehingga

sudah sepantasnya untuk menjelaskan hubungan antara Ta‟ajal (penundaan

hingga jatuh tempo waktu tertentu) dan taqsith (pengangsuran pembayaran tiap

waktu tertentu).

Ta‟ajal merupakan menunda pembayaran harga barang sampai waktu ke

depan baik waktunya sebulan ataupun bertahap. Sedang taqsith, menunda

pembayaran barang bagi penjual untuk menerima pembayaran secara bertahap.

Berdasarkan perbedaan ini bisa dikatakan bahwaada hubungan umum, khusus

dan mutlak antara ta‟ajal dan taqsith. Setiap taqsith mengadung unsur ta‟ajal lebih

umum dan lebih mutlak sehingga terdapat taqsith pada sistem ta‟ajal dan

terkadang tidak ada. Dengan demikian taqsith lebih khusus dari pada ta‟ajal.29

Sedangkan Dimyaudin Duwaini mengatakan “jual beli kredit merupakan

mekanisme jual beli dimana harga barang dibayarkan secara berkala dalam jangka

waktu yang disepakati”. Dimana penjual harus menyerahkan barang secara cicilan

dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.30

Jadi, inti jual beli kredit adalah bahwa

jual beli kerdit adalah suatu pembelian yang dilakukan terhadap suatu barang,

yang pembayaran harga barang tersebut dilakukan secara berangsur-angsur sesuai

29

Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan kontemporer (Yogyakarta: Ghalia Indonesia,

2012), hlm 99. 30

Ibid, hlm,100.

21

dengantahapan pembayaran yang telah disepakati kedua belah pihak (pembeli dan

penjual).31

Ulama telah membahas persoalan ini, sehingga terdapat perbedaan pedapat

ada yang membolehkan dan ada yang melarang. Pertama, hukumnya boleh.

Pendapat ini dikemukakan oleh jumhur ulama yang terdiri dari ulama Hanafi,

Malikiyah, Syafi‟iyah, Hambaliah dan para sahabat, tabi‟in dan Zaid bin Ali.

Keridhaan dalam transaksi adalah merupakan prinsip. Oleh karena itu, transaksi

barulah sah apabila didasarkan kepada keridhaan kedua belah pihak. Artinya,

tidak sah suatu akad apabila salah satu pihak dalam keadaan terpaksa atau dipaksa

atau juga merasa ditipu.

Menurut jumhur ulama, sistem kredit ini masih masuk dalam lingkup

prinsip berkeadilan artinya meskipun dalam sistem jual beli kredit ada tambahan

harga namun sisi pihak tidak menerima uang pembayaran secara kontan dan tidak

bisa memutar hasil penjualannya secara langsung, sehingga sebuah kewajaran jika

ia menutupi penundaan pembayaran dengan cara menaikan harga.32

Kaitannya dengan jual beli kredit atau bertempo, Allah menganjurkan untuk

dilakukan pencatatan, akan tetapi ini hanya bersifat bimbingan bukan kewajiban.

Hal ini senada dengan pendapat M. Quraish Shihab dalam buku tafsir al-Misbah,

bahwa pencatatan dalam muamalah terutama yang tidak tunai itu sebagai anjuran,

bukan kewajiban”.33

Jual beli kredit ini dikenal dengan istilah memberi utang hukumnya sunnah,

bahkan ada yang wajib, seperti menghutangi orang terlantar atau orang yang

31

Suhawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta:Sinar Grafika, 2000), hlm 142. 32

Endang Hidayat, Fikih Jual Beli (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), hlm 227 33

M. Quraish Shihab, Tafsir al Misbah Vol 1 (Ciputat: Lentera Hati, 2000), hlm 564.

22

sangat membutuhkan, memang tidak salah lagi bahwa ini adalah sauatu pekerjaan

yang sangat amat besar faedahnya terhadap masyarakat, karena tiap-tiap orang

dalam masyarakat berhajat ke pada pertolongan.

B. Dasar Hukum Jual Beli Kredit

Jual beli memiliki dasar hukum yang sangat kuat, baik dari Alqur‟an, hadits,

maupun ijma‟ ulama.

1. Al-Qur’an

... بوَٰا مَ ٱلرِّ ه ٱلۡبيَۡعَ وَحَر ... وَأحََل ٱللّ

Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan megharamkan riba.”34

2. Hadits

Artinya: Dari Rif‟ah Ibnu Rafi sesungguhnya Rasulullah pernah ditanya “usaha

apa yang paling baik? Rasulullah SAW menjawab “Usaha seseorang

dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (jujur)”.35

3. Ijma’

Ijma adalah kesepakatan, dan yang sepakat di sini adalah semua mujtahid

muslim, berlaku dalam suatu masa tertentu sesudah wafatnya Nabi. Di sini

ditekankan sesudah masa Nabi, karena selama Nabi masih hidup, Al-Qur‟an lah

yang menjawab persoalan hokum karena ayat Al-Qur‟an kemungkinan masih

turun dari Nabi sendiri sebagai tempat bertanya tentang hukum syara‟, sehingga

tidak diperlukan adanya ijma‟. Ijma‟ itu berlaku dalam setiap masa oleh seluruh

34

Al-Baqarah (2): 275. 35

Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, Terjemah (Solo: At-Tibyan, 2015), hlm 4.

23

mujtahid yang ada pada masa itu, dan bukan berarti kesepakatan mujtahid semua

masa sampai hari kiamat.36

Ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa

manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain.

Namun bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkan tersebut harus

diganti dengan barang lainnya yang sesuai. Dengan demikian, dasar

diperbolehkannya akad jual beli yaitu Alqur‟an, hadits dan ijma‟ ulama. Dengan

tiga dasar hukum tersebut maka status hukum jual-beli sangat kuat, karena

ketiganya merupakan sumber utama penggalian hukum Islam.37

Dalil dari ijma‟ bahwa umat Islam sepakat bila jual beli itu hukumnya boleh

dan terdapat hikmah di dalamnya. Pasalnya, manusia bergantung pada barang

yang ada di orang lain dan tentu orang tersebut tidak akan memberinya tanpa ada

timbal balik. Oleh karena itu, dengan diperbolehkannya jual beli maka dapat

membantu terpenuhinya kebutuhan setiap orang dan membayar atas kebutuhannya

itu. Manusia itu sendiri adalah makhluk sosial, sehingga tidak bisa hidup tanpa

adanya kerja sama dengan yang lain.38

4. Qiyas

Qiyas merupakan hukum satu perkara atau perbuatan atas sesuatu yang

serupa atau sama dengannya. Qiyas adalah sumber melimpah yang selalu menjadi

36

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid I, Cetakan Ke-5, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.131-

132. 37

Muhammad Fethullah Gulen, Membangun Peradaban Kita,(Jakarta:RepublikaPress,2013),

hlm. 80. 38

Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam (Hukum Transaksi Keuangan, Transaksi Jual Beli,

Asuransi, Khiyar, Macam-macam Akad Jual Beli, Akad Ijarah) Jilid 5,(Jakarta: Gema Insani,

2011) hlm. 27.

24

tempat rujukan umat dalam kerangka al-kitab dan sunnah untuk memeenuhi

kebutuhan yang selalu muncul mengikuti waktu dan tempat.39

Hal-hal atau kasus yang ditetapkan Allah hukumnya sering mempunyai

kesamaan dengan kasus lain yang tidak ditetapkan hukumnya. Meskipun kasus

lain itu tidak dijelaskan hukumnya oleh Allah, namun karena ada kesamaan dalam

hal sifatnya dengan kasus yang ditetapkan hukumnya, maka hukum yang sudah

ditetapkan itu dapat diberlakukan kepada kasus lain tersebut. Atas dasar

keyakinan bahwa tidak ada yang luput dari hukum Allah, maka setiap muslim

meyakini bahwa setiap kasus atau peristiwa yang terjadi pasti ada hukumnya.

Sebagian hukumnya itu dapat dilihat secara jelas dalam nash syara‟, namun

sebagian yang lain tidak jelas.

Di antara yang tidak jelas hukumnya itu mempunyai kesamaan sifat dengan

kasus yang sudah dijelaskan hukumnya. Dengan konsep mumatsalah, peristiwa

yang tidak dijelaskan hukumnya itu dapat disamakan hukumnya dengan yang ada

hukumnya dalam nash. Meskipun secara jelas tidak menggunakan nash, namun

karena disamakan hukumnya dengan yang ada nash-nya, maka cara penetapan

hukum seperti ini dapat dikatakan menggunakan nash syara‟ secara tidak

langsung. Usaha meng-istinbath dan penetapan hukum yang menggunakan

metode penyamaan ini disebut ulama ushul dengan qiyas (analogy).40

Dalam menentukan hukum jual beli kredit menggunakan qiyas ini,

misalnya, kita hendak mengetahui hukum wajib jual beli kredit rumah yang tidak

disebutkan dalam nash, maka kita harus mencari dalil nash yang akan dijadikan

39

Harun, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratam, 2007) hlm. 82. 40

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid I, hlm. 170-171.

25

sebagai tempat atau sandaran qiyas. Ternyata ada hadits nabi yang menyebutkan

bahwa rasulullah pernah melakukan jual beli kredit. Telah mengabarkan kepada

kami Ahmad bin Harb, ia berkata:

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Mu‟awiyah dari Al A‟masy dari

Ibrahim dari Aisyah, ia berkata; Raulullah membeli makanan dengan

kredit dari seorang yahudi, dan beliau sebagai gadaian”.

5. Urf

Urf disebut juga dengan adat, yaitu suatu keadaan, ucapan perbuatan dan

ketentuan yang sudah dikenal oleh masyarakat dan telah menjadi tradisi dan

hukum bagi masyarakat.41

Secara etimologis `uruf adalah sesuatu yang telah diketahui. `Uruf sama

dengan adat yang bermakna tradisi, kebiasaan atau praktek. Secara terminologis

`uruf merupakan praktek yang dilakukan berulang-ulang yang dapat diterima oleh

seseorang atau masyarakat yang memiliki akal sehat. Biasanya `uruf dibagi dua,

Uruf Sahih yakni kebiasaan yang dilakukan dan tidak bertentangan dengan syara‟.

Kedua, Uruf Fasid, kebiasaan yang tidak dapat diterima oleh seseorang atau

masyarakat yang memiliki akal sehat. Uruf yang dapat berfungsi sebagai dalil

hukum adalah Uruf yang Sahih.

41

Adiwarman Azwar Karim, Islamic Corporate Social Responsibility Pada Lembaga

Keuangan Syariah, (Jakarta:Kencana, 2017), hlm. 33.

26

Adapun kaedah yang digunakan adalah al-„adatu muhakkamah (adat itu

dapat dijadikan dasar untuk menetapkan sesuatu). Sebagai contoh, dalam Fiqih

Syafi‟i salah satu rukun jual beli adalah ijab dan kabul dimana sipembeli

mengatakan “saya beli” dan penjual menjawab “saya jual”. Rukun ini digunakan

untuk mengukur sah tidaknya suatu peraktek jual beli. Namun di Indonesia, hal ini

tidak begitu lazim dilakukan. Praktek jual beli masyarakat sejak dahulu tidak

melalui ijab dan kabul dan ternyata tidak ada keburukan yang ditimbulkannya.

Karena sudah merupakan tradisi, maka jual beli tanpa ijab kabul tetap dipandang

sah.42

C. Rukun dan Syarat Jual Beli Kredit

Jual-beli itu halal karena perkara muamalat yang hukumnya bisa berbeda-

beda, tergantung dari sejauh mana terjadinya pelanggaran syariah. Secara

asalnya, jual-beli itu merupakan hal yang hukumnya mubah atau dibolehkan. Al-

Imam Asy-Syafi'i menegaskan bahwa dasarnya hukum jual-beli itu seluruhnya

adalah mubah, yaitu apabila dengan keridhaan dari kedua-belah pihak. Namun

kehalalan ini akan berubah menjadi haram bila terjadi hal-hal tertentu, misalnya

apabila jual-beli itu dilarang oleh Rasulullah SAW atau yang maknanya

termasuk yang dilarang beliau SAW.

Namun di luar jual-beli yang hukumnya halal, maka ada juga jual-beli

yang hukumnya haram atau terlarang. Para ulama mengelompokkan keharaman

jual-beli dengan cara mengurutkan sebab-sebab keharamannya. Di antara

penyebab haramnya suatu akad jual-beli yaitu pertama haram terkait dengan

42

Azhari Akmal Tarigan, Dasar-dasar Etika Bisnis Islam, (Jakarta: FEBI Pers, 2016), hlm.

21.

27

akad baik karena barang melanggar syariah, ataupun akad melanggar syariah,

kedua haram terkait dengan hal-hal di luar akad yaitu dharah mutlak dan

melanggar larangan agama.43

Rukun merupakan hal yang harus dipenuhi agar suatu perbuatan sah secara

hukum Islam. Rukun adalah suatu unsur yang merupakan bagian tak terpisahkan

dari suatu perbuatan atau lembaga, yang menentukan sah atau tidaknya

perbuatan tersebut dan ada atau tidaknya sesuatu itu.44

Dalam jual beli berdasarkan pendapat ulama Hanafiah yang terdapat dalam

bukunya Abdul Rahman Ghozali rukun jual beli ialah ijab dan qabul yang

menunjukan sikap saling tukar, atau saling memberi. Rukun dalam jual beli

berdasarkan pendapat ulama Hanfiah ada dua yakni ijab dan qobul.45

Adapun syarat dan rukun jual beli sebagaimana berdasarkan pendapat

jumhur ulama, sebagai berikut:

1. Syarat orang yang sedang berakad (Akidain, yaitu penjual dan pembeli)

antara lain berakal maksudnya orang gila atau belum orang yang belum

mumayiz tidak sah dan yang mengerjakan akad tersebut harus orang yang

berbeda.

2. Syarat yang berhubungan Sighat (lafad ijab dan qabul), semua ulama sepakat

unsur utama dalam jual beli yakni kerelaan kedua belah pihak. Kerelaan

kedua belah pihak dapat dilihat dari ijab dan qabul. Para ulama‟ fiqih

berpendapat syarat-syarat dalam ijab qabul di antaranya: orang yang

43

Ahmad Sarwat, Fiqih Jual-beli, (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2018), hlm. 8-10. 44

Mahmudatus Sa'diyah, Fiqih Muamalah II: Teori dan Praktik, (UIN Nu Jepara, 2019),

hlm. 5. 45

Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga Kontemporer (Teori dan

Praktek), (UIN-Maliki Press, 2018), hlm. 33.

28

mengucapkan telah balig dan berakal, qabul yang dilaksanakan harus sesuai

ijab, ijab dan qabul harus dilaksanakan dalam satu majlis.

3. Syarat barang yang diperjual belikan (ma‟qud alaih), antara lain: barang ada

atau tidak ada di tempat tapi penjual menyatakan kesanggupannya untuk

mengadakan barang tersebut, dapat berfungsi atau difungsikan, barang sudah

ada pemiliknya, boleh diserahkan pada saat akad berlangsung atau waktu

yang ditentukan ketika transaksi berlangsung.

4. Syarat ada nilai tukar pengganti barang, tergolong unsur yang mendasar

dalam jual beli ialah nilai tukar, dan kebanyakan manusia memakai uang.

Terkait dengan nilai tukar Para ulama fiqih membedakan al-staman dengan al-

si‟r. staman ialah harga pasar yang berlaku di tengah-tengah masyarakat, al-

sir ialah modal barang yang seharusnya diterima semua pedagang sebelum

dijual ke konsumen.

Syarat-syarat staman sebagai berikut: harga yang disepakati harus jelas

jumlahnya, boleh diberikan pada waktu akad, jika jual beli almuqoyadah (saling

mempertukarkan barang) maka barang yang dijadikan nilai tukar bukan barang

yang diharamkan syara‟.46

D. Macam-macam Jual Beli Kredit

Jual beli ditinjau dari segi benda yang dijadikan objek jual beli, menurut

Imām Taqiyuddīn Abū Bakar Al-Ḥusaīnī terbagi menjadi tiga bentuk, yakni:

1. Jual beli benda kelihatan adalah pada waktu melakukan akad jual beli benda

atau barang yang diperjual belikan ada di depan penjual dan pembeli. Hal ini

46

Ibid, hlm. 33.

29

lazim (biasa) dilakukan masyarakat banyak dan boleh dilakukan, seperti

membei beras di Pasar.

2. Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjanjian ialah jual beli salam

(pesanan). Menurut kebiasaan para pedagang, salam jual dilakukan untuk jual

beli yang tunai (kontan), salam pada awalnya berarti meminjamkan barang atau

sesuatu, maksudnya ialah perjanjian yang penyerahan barang-barangnya yang

ditangguhkan hingga masa tertentu, sebagai imbalan harga yang telah

ditetapkan ketika akad.

3. Jual beli benda yang tidak ada serta tidak dapat dilihat ialah jual beli yang

dilarang oleh agama Islam, karena barangnya tidak tentu atau masih gelap,

sehingga dikhawatirkan barang tersebut iperoleh dari curian atau barang titipan

yang akibatnya dapat menimbulkan kecurigaan salah satu pihak. Sementara itu,

merugikan dan menghancurkan harta benda seseorang yang diperbolehkan.47

Ditinjau dari segi pelaku akad (subjek), jual beli terbagi menjadi tiga bagian,

dengan lisan, dengan perantara, dan dengan perbuatan. Akad jual beli yang

dilakukan dengan lisan adalah akad yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Bagi

orang bisu diganti dengan isyarat karena iyarat merupakan pembawaan alami

dalam menempakkan kehendak. Hal ini dipandnag dalam akad adalah maksud

atau kehendak dan pengertian, bukan pembicaraan dan pernyataan.

Penyampaian akad jual beli memlaui utusan, perantara, tulisan, atau surat

menyurat sama hal-Nya dengan ijab kabul dengan ucapan, misalnya via pos atau

giro. Jual beli ini dilakukan antara penjual dan pembeli tidak berhadapan dalam

47

Imām Taqiyuddīn Abū Bakar Al-Ḥusaīnī, Khifayah al-Akhyar fi Halil Ghyah a-Akhtisar,

Terjemah. Ahmad Zaidan, dkk, Cet. Ke-III, Jilid 2, (Surabaya: Bina Ilmu Offset, 2011), hlm. 1-4.

30

satu majelis akad, tetapi melalui pos dan giro, jual beli seperti ini dibolehkan

syari‟at. Dalam pemahaman sebagian ulama, bentuk ini hampir sama dengan

bentuk jual beli salam, hanya saja jual bei salam antar penjual dan pembeli saling

berhadapan dalam satu majelis akad. Jual beli perbuatan (saling memberikan) tau

dikenal dengan istilah mu‟āṭah yaitu mengambil dan memberikan barang tanpa

ijab kabu, seperti seorang mengmbil rokok yang sudah bertuliskan label harganya

yang dibandrol oleh penjual dan kemudian diberikan uang pembayarannya kepada

penjual. Jual beli dengan cara demikian dilakukan tanpa sighat ijab kabul antara

penjual dan pembeli. Menurut sebagian Syāfi‟iyyah tentu hal ini dilarang sebab

ijab dan kabul sebagai rukun jual beli. Tetapi, sebagaian Syāfi‟iyyah lainnya,

seperti Imām Nawāwī membolehkan jual beli barang kebutuhan sehari-hari

dengan cara demikian, yakni tanpa ijab dan kabul terlebih dahulu.

Kemudian jual beli berdasarkan pertukaran secara umum dibagi menjadi

empat (4) macam, yaitu:

1. Jual beli saham (pesanan), yaitu jual melalui pesanan, yakni jual beli dengan

cara menyerahkan terlebih dahulu uang muka kemudian barangnya diantar

belakangan.

2. Jual beli muqayyadah (barter), yaitu jual beli dengan cara menukar barang

dengan barang, seperti menukar baju dengan baju.

3. Jual beli muṭlaq, yaitu jual beli barang dengan sesuatu yang telah disepakati

sebagai alat pertukaran, seperti uang.

31

4. Jual beli alat tukar dengan alat penukar, yaitu jual beli barang yang biasa

dipakai sebagai alat penukar dengan alat penukar lainnya, seperti uang perak

dengan uang emas.

Selain jual beli di atas, jual beli juga ada yang diperbolehkan dan ada pula

yang terlarang tetapi sah. Jual beli yang dilarang dan batal hukumnya adalah

sebagai berikut:

1. Barang yang hukumnya najis oleh agama, seperti anjing, babi, berhala,

bangkai, dan khamr.

2. Jual beli sperma hewan, seperti mengawinkan seekor domba jantan dengan

betina agar dapat memperoleh keturunan.

3. Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut induknya. Jual beli

seperti ini dilarang, karena barangnya belum ada dan tidak tampak.

4. Jual beli dengan muhaqallah. Baqalah berarti tanah, sawah, dan kebun. Maksud

muhaqallah disini ialah menjual tanam-tanaman yang masih diladang atau di

sawah.

5. Jual beli dengan mukhāḍarah, yaitu menjual buah-buahan yang beum pantas

untuk dipanen, seperti menjual rambutan yang masih hijau, mangga yang

masih kecil, dan lain sebagainya.

6. Jual beli muammasah, yaitu jual beli secara sentuh menyentuh, misalkan

seseorang menyentuh sehelai kain dengan menyentuh tangannya diwaktu

malam atau siang hari, maka orang yang menyentuh berarti telah membeli kain

tersebut.

32

7. Jual beli dengan munabażah, yaitu jual beli secara lempar melempar, seperti

seorang berkata “Lemparkan kepadaku apa yang ada padamu, nanti ku

lemparkan pula kepadamu apa yang ada padaku”.

8. Jual beli dengan muzabanah, yaitu menjual buah yang basah dengan buah yang

kering, seperti menjual padi kering dengan bayaran padi basah.

9. Menentukan dua harga untuk satu barang yang diperjual belikan. Menurut

Imām al-Syafi‟i penjualan seperti ini mengandung dua arti, pertama seperti

seseorang berkata “kujual buku ini seharga “dua puluh ribu rupiah dengan

tunai atau dua puluh lima ribu rupiah dengan cara utang”; kedua seperti

seseorang berkata “Aku jual buku ini kepadamu degan syarat kamu harus

menjual tasmu kepadaku.

10. Jual beli dengan syarat, jual seperti ini hampir sama dengan jual beli dengan

menentukan dua harga, hanya saja di sini dianggap sebagai syarat, seperti

seseorang berkata “Aku jual rumahku yang butut ini kepadamu dengan syarat

kamu mau menjual mobilmu kepadaku ”.

11. Jual beli gharar, yaitu jual beli yang samar sehingga ada kemungkinan terjadi

penipuan, seperti penjualan ikan yang masih dikolam atau menjual kacang

tanah yang atasnya kelihatan bagus tetapi dibawahnya jelek. Jual beli dengan

mengecualikan sebagian benda yang dijual, seperti sesorang manjual sesuatu

dari benda itu ada yang dikecualikan salah satunya baginya, misalnya “Fulan

menjual pohon-pohann yang ada dikebunnya, kecuali pohon pisang. Jual beli

33

ini sah, sebab yang dikecualikan jelas. Namun, jika yang dikecualikan tidak

jelas (majhūl), jual beli tersebut batal.48

E. Prinsip-prinsip Jual Beli Kredit

Prinsip Prinsip Jual beli di antaranya ialah:

1. Prinsip keadilan

Berdasarkan pendapat Islam adil merupakan aturan paling utama dalam semua

aspek perekonomian”.Salah satu ciri keadilan ialah tidak memaksa manusia

membeli barang dengan harga tertentu, jangan ada monopoli, jangan ada

permainan harga, serta jangan ada cengkeraman orang yang bermodal kuat

terhadap orang kecil yang lemah.49

2. Suka sama suka

Prinsip ini merupakan kelanjutan dari asas pemerataan, asas ini mengakui

bahwa setiap format muamalah antar pribadi atau antar pihak harus

berdasarkan kerelaan masing-masing, kerelaan disini dapat berarti kerelaan

mengerjakan suatu format muamalat, maupun kerelaan dalam menerima atau

memberikan harta yang dijadikan objek dalam format muamalat lainnya”.50

3. Bersikap benar, amanah, dan jujur.

a) Benar: Benar ialah merupakan ciri utama orang mukmin, bahkan ciri pada

Nabi. Tanpa kebenaran, agama tidak bakal tegak dan tidak bakal stabil.

Bencana terbesar di dalam pasar saat ini ialah meluasnya tindakan dusta dan

bathil, misalnya berdusta dalam mempromosikan barang dan menetapkan

48

Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 101. 49

Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga Kontemporer (Teori dan

Praktek), (UIN Maliki Press, 2018), hlm. 34-35. 50

Ibid, hlm, 36.

34

harga, oleh sebab itu salah satu karakter pedagang yang urgen dan diridhai

oleh Allah ialah kebenaran. Karena kebenaran menyebabkan berkah bagi

penjual maupun pembeli, andai keduanya bersikap benar dan mau

menjelaskan kelemehan barang yang diperdagangkan maka dua-duanya

mendapatkan berkah dari jual belinya. Namun andai keduanya saling

menutupi aib barang dagangan itu dan berbohong, maka andai mereka

mendapat laba, hilanglah berkah jual beli itu”.

b) Amanah: Maksud amanat ialah mengembalikan hak apa saja kepada

pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak

meminimalisir hak orang lain, baik berupa harga atau upah Dalam berniaga

dikenal dengan istilah” memasarkan dengan “amanat” seperti menjual

murabaha“ maksudnya, penjual menjelaskan ciri-ciri, kualitas,dan harga

barang dagangan kepada pembeli tanpa melehi-lebihkannya. Di dalam

hadits Qutdsi, Allah berfirman: “Aku ialah yang ketiga dari dua orang

berserikat, selama salah satu dari keduanya tidak menghianati temannya.

Apabila salah satu dari keduanya berkhianat, aku keluar dari mereka”.

c) Jujur (setia): disamping benar dan amanat, seorang pedagang harus berlaku

jujur, dilandasi suapaya orang lain mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan

sebagaimana ia menginginkannya dengan menjelaskan cacat barang

dagangnya yang dia ketahui dan yang tidak terlihat oleh pembeli. Salah satu

sifat curang ialah melipatkan gandakan hargaterhadap orang yang tidak

mengetahui harga pasaran. Pedagang mengelabui pembeli dengan

memutuskan harga diatas harga pasaran.

35

d) Tidak mubazir (boros)

Islam mengharuskan setiap orang membelanjakan harta miliknya untuk

memenuhi keperluan diri pribadinya dan keluarganya serta menafkahkannya

dijalan Allah dengan kata lain, Islam ialah agama yang memerangi

kekikiran dan kebatilan. Islam tidak mengizinkan tindakan mubazir sebab

Islam mengajarkan agar konsumen bersikap sederhana.

e) Kasih sayang

Kasih sayang dijadikan lambang dari risalah Muhammad SAW, dan Nabi

sendiri menyikapi dirinya dengan kasih sayang beliau bersabda “Saya ialah

seorang yang pengasih dan mendapat petunjuk”. Islam mewajibkan

mengasih sayangi manusia dan seorang pedagang jangan hendaknya

perhatian umatnya dan tujuan usahanya untuk mengeruk keuntungan

sebesar-besarnya Islam ingin mengatakan dibawah naungan norma pasar,

kemanusiaan yang besar menghormati yang kecil, yang kuat membantu

yang lemah, yang bodoh belajar dari yang pintar, dan manusia menentang

kezaliman.

F. Unsur-Unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit adalah

sebagai berikut:51

1. Kepercayaan

51

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet 15,

2014, hlm. 87-88

36

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang

telah diberikan berupa, uang atau jasa akan benar-benar dikembali dimasa yang

akan datang.

2. Kesepakatan

Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, dalam jangka

waktu tersebut mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, dan

jangka panjang.

4. Resiko

Resiko yaitu adanya suatu tenggang waktu pengembalian yang menyebabkan

tidak tertagihnya angsuran pada pemberian kredit.

5. Balas jasa

Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa

tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Bunga merupakan keuntungan

bank. Berdasarkan prinsip syari‟ah balas jasa ditentukan dengan bagi hasil.

Dengan demikian bahwa dalam kredit terdapat beberapa unsur-unsur yang

mengandung makna kewajiban antara dua belah pihak. Kepercaan, kesepakatan,

jangka waktu, risiko, dan balas jasa pada hakikatnya adalah unsurunsur kredit

yang merupakan rancangan oleh dua belah pihak untuk menjalankan kredit

dengan baik sesuai dengan persetujuan yang telah dijanjikan.

37

G. Penggolongan Kredit

Dalam penyaluran dana berupa kredit yang diberikan kepada nasabah

terdapat adanya risiko yang mungkin timbul. Risiko tersebut adalah keterlambatan

dalam mengangsur, baik pokok pinjaman yang telah diberikan, maupun bunga

yang telah ditentukan. Menurut Ismail penggolongan kredit ada lima (5) antara

lain:

1. Kredit lancar

Kredit lancar merupakan kredit yang pengambalian pokok pinjaman dan

pembayaran bunganya tepat waktu, perkembangan rekening baik sesuai dengan

perjanjian.

2. Kredit dalam perhatian khusus

Kredit dalam perhatian khusus merupakan kredit yang masih digolongkan

lancar, akan tetapi mulai terdapat tunggakan. Yang tergolong pada kredit dalam

perhatian khusus apabila terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga sampai

dengan 90 hari.

3. Kredit kurang lancar

Kredit kurang lancar merupakan kredit yang pengembalian pokok pinjaman

dan bunga terdapat tunggakan telah melampaui 90 hari sampai 180 pada waktu

yang telah disepakati.

4. Kredit diragukan

Kredit diragukan merupakan kredit yang mengalami penundaan pembayaran

pokok dan pembayaran bungayang melampaui 180 hingga 270 hari.

5. Kredit macet

38

Kredit macet merupakan kredit tunggakannya melampaui 270 hari atau lebih.

Adanya kredit macet mengalami kerugian atas kredit macet tersebut.52

H. Tujuan dan Manfaat Jual Beli Kredit

Hadirnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bertujuan untuk

membantu masyarakat yang ingin mempunyai rumah dan dapat meringankan

masyarakat dengan membayar rumah secara mencicil. Beberapa manfaat yang

akan didapatkan dari fasilitas KPR diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Tidak perlu dana besar untuk mendapatkan rumah yang diinginkan, hanya

memerlukan dana untuk uang muka saja.

2. Dapat memilih jumlah dan lama cicilan disesuaikan dengan harga rumah

3. Rumah dapat langsung ditempati meski belum dilunasi pembayaran atau

cicilanya.

4. Memiliki nilai yang terus meningkat, karna investasi properti seperti rumah

memiliki nilai yang terus naik.

5. Rumah yang dicicil dapat kembali disewakan, sehingga uang sewa dapat

dibayarkan untuk cicilan rumah.

6. Biaya cicilan semakin lama akan terasa semakin ringan, karena nilai uang yang

terus meningkat.

7. Surat kepemilikan dan legalitas lainya akan lebih terjamin.53

I. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga dan Cara Pembayarannya

Beberapa sebab atau kondisi yang memengaruhi harga, antara lain:

1. Keadaan yang paling umum dalam bisnis, yaitu kondisi yang

52

Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana Prenada

media Group, 2013), hlm. 124-125. 53

Http://boenesaja.blogspot.com di akses pada 9 juli 2021 pukul 23.30

39

menggambarkan hubungan antara ketersediaan barang atau komoditi yang

diperjualbelikan dengan permintaan.

2. Keadaan di mana calon penjual segan (sangat hormat) kepada calon pembeli.

3. Kondisi calon penjual yang memerlukan dana tunai karena berbagai alasan.

Pada prinsipnya, terdapat dua macam jual beli dari segi pembayaran harga

(tsaman), yaitu:

1. Jual beli yang pembayarannya dilakukan secara tunai (naqdan).

2. Jual beli yang pembayarannya dilakukan secara tangguh (ta‟jil).54

Dalam perkembangan berikutnya, pembayaran harga tangguh dapat

dibedakan menjadi dua; pembayaran harga secara tangguh yang dilakukan secara

sekaligus pada tanggal tertentu (ba‟i al-ta‟jil) dan jual beli tangguh (ta‟jil) yang

pembayarannya dilakukan secara angsur (taqsit). Atas dasar itu, jual beli dari segi

pembayaran harga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Jual beli yang pembayarannya dilakukan secara tunai (naqdan).

2. Jual beli yang pembayarannya dilakukan secara tangguh (ta‟jil).

3. Jual beli tangguh yang pembayaran harganya dilakukan secara angsur (ba‟i

bi al-taqsit).55

Untuk lebih memperjelas pembahsan jual beli sebagaimana penulis sebutkan

di atas, berikut penjelasan lengkapnya:

1. Jual Beli Tunai (naqd)

Jual beli tunai mencakup dua macam jual beli, yaitu jual beli barter

54

Jaih Mubarok, dkk, Fikih Mu‟amalah Maliyyah; AkadJual-Beli, (Bandung:Simbiosa

Rekatama Media, 2017), hlm. 101-102. 55

Ibid, hlm, 114.

40

(muqayyadah) dan jual beli yang merupakan pertukaran barang dengan uang

(mutlaqah). Serah terima barang dan harga dilakukan berdasarkan kesepakatan

sesuai dengan pilihan majelis akad dan waktu serah-terima sesuai dengan „urf

tijari (kebiasaan masyarakat) dan atau peraturan Perundang-undangan yang

berlaku.56

2. Jual Beli Tangguh (ba’i al-nasi’ah; mu’ajjal)

Jual beli tangguh yang dimaksud adalah penyerahan barang atau aset

(mutsman) dilakukan pada saat akad, sedangkan pembayaran harganya dilakukan

pada masa yang akan datang. Term yang digunakan adalah ba‟i almu‟ajil atau

ba‟i al-nasi‟ah. Sehubungan dengan jual beli tersebut tidak ada perbedaan

pendapat mengenai bolehnya jual beli yang pembayarannya dilakukan di

kemudian hari. Lebih lanjut, jual beli tangguh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu;

a) Pembayaran harga secara sekaligus pada waktu yang dijanjikan; dan

b) Pembayaran harga secara angsur sesuai dengan jangka waktu yang

disepakati.57

3. Jual Beli Angsur (al-ba’i bi al-taqsit)

Jual beli angsur merupakan pengembangan dari jual beli tangguh (ba‟I

al‟nasi‟ah atau ba‟i mu‟ajal). Dari segi praktik, jual beli ini dalam Lembaga

Keuangan Syari‟ah dikenal dengan jual beli murābaḥaḥ atau pembiayaan

murābaḥaḥ. terkait dengan jual beli angsur terdapat beberapa syarat, di mana

syarat-syarat tersebut dibedakan menjadi tiga, yaitu;

a) Syarat terkait harga (tsaman);

56

Ibid, hlm, 115. 57

Ibid, hlm, 118.

41

b) Cara angsuran (taqsit);

c) Tujuan akad (muqtaḍā al-„aqd).24

Syarat-syarat terkait harga (tsaman) dalam jual beli angsur adalah

sebagai berikut:

a) Jual beli angsuran harus bukan pertukaran benda ribawi (ba‟i almuqayyadah;

barter); harus jelas jumlah utangnya dan harus jelas pula uang yang harus

dibayarnya setiap angsuran (setiap bulannya).

b) Jumlah angsuran yang dibayar setiap periodik harus merupakan utang dalam

bentuk uang (bukan barang).

c) Mutsman (barang yang diperjualbelikan) harus diserahterimakan pada saat

akad (tidak boleh diserahkan secara tangguh), karena apabila mutsman

diserahkan secara tangguh, ada resiko terjadinya jual beli utang dengan utang

(ba‟i al-daīn bi al-daīn; ba‟i al-kali‟ bi al-kali‟).58

Kemudian sehubungan dengan syarat-syarat mengenai cara mengangsur

(taqsit) adalah:

a) Jangka waktu pembayaran utang harus jelas, baik jangka waktu totalitasnya

(misalnya 36 bulan) dan waktu pembayarannya (misalnya setiap tanggal 15

bulan bulan berjalan).

b) Jual beli angsuran (taqsit) harus termasuk akad munjīz. Oleh karena itu, jual

beli angsur harus terhindar dari hal atau syarat yang sifat mu‟allaq dan

dicirikan dengan:

58

Ibid, hlm, 119.

42

(1) Setiap pertambahan nilai atau pertambahan alamiah atas barang

diperjualbelikan termasuk milik pembeli.

(2) Pembeli berhak mendayagunakan dan memanfaatkannya selama tidak

menyalahi perjanjian.

Selanjutnya, syarat-syarat mengenai karakter akad (muqtaḍā al-„aqd) dalam

jual beli angsuran, yaitu:

a) Pemindahan kepemilikan mutsman (barang yang diperjualbelikan, yakni

berpindah dari milik penjual menjadi milik pembeli) terjadi sejak akad

diakukan.

b) Barang yang diperjualbelikan harus diserahterimakan dari penjual kepada

pembeli pada saat akad dilakukan.

c) Dokumen atau akta perjanjian jual beli angsuran sekurang-kurangnya harus

memuat pernyataan (tertulis), bahwa jual beli yang pembayaran tsaman-nya

dilakukan secara angsur, adanya jaminan dan agunan, baik jaminan pribadi

(kafalah) maupun harta (ḍaman; rahn).59

J. Prinsip-prinsip Umum Muamalah yang Melandasi Jual Beli Kredit

Rumah

1. Tauhid/keimanan

Tauhid berasal dari kata "wahhada/yuwahhidu/tauhidan”, yang berarti

mengesakan Allah Swt.. Fuad Iframi al-Bustani mengungkapkan bahwa tauhid

adalah keyakinan bahwa Allah itu bersifat "Esa". Tauhid juga dapat diartikan

sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hans Visser,

59

Ibid, hlm,120.

43

mengungkapkan, "Tawheed is the oneness of God. It has also been interpreted as

the unity of God and his creation, implying equality' of all men." Manusia dengan

atribut yang melekat pada dirinya adalah fenomena sendiri yang realitanya tidak

dapat dipisahkan dari penciptanya (Sang Khalik).

Untuk itu dalam tingkat tertentu dapat dipahami bahwa semua gerak yang

ada di alam semesta merupakan gerak dan asma dari Allah Swt. Tauhid atau

keimanan kepada Allah Swt. merupakan prinsip asal/ prinsip dominan dari bisnis

dalam Islam.60

2. Prinsip Kemaslahatan

Kemaslahatan adalah tujuan pembentukan hukum Islam yaitu mendapatkan

kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan cara mengambil manfaat dan menolak

kemadharatan. Salah satu bentuk bisnis syariah adalah perbankan syariah. UU

Perbankan Syariah berorientasi pada pengembangan ekonomi berdasarkan nilai-

nilai Islam yaitu keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan keuniversalitasan

sehingga masyarakat Indonesia di masa depan akan mengalami peningkatan

kesejahteraan ekonomi di atas landasan prinsip syariah. Hal ini dapat dilihat

dalam tujuan perbankan syariah adalah: perbankan syariah bertujuan menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,

kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

3. Prinsip Keadilan

Allah adalah Sang pencipta seluruh yang ada di muka bumi ini, dan 'adl

(keadilan) merupakan salah satu sifat-Nya. Allah menganggap semua manusia itu

60

Fauzi Muhammad & Baharuddin Ahmad, Fikih Bisnis Syariah Kontemporer, hlm, 246

44

sama (egalitarianism) di hadapan-Nya dan memiliki potensi yang sama untuk

berbuat baik, karena yang menjadi pembeda bagi-Nya hanya tingkat ketakwaan

setiap individunya. Prinsip ini mengajarkan manusia agar dapat berlaku adil dalam

segala hal, terutama dalam kontel bisnis.

4. Prinsip Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Prinsip Amar Ma'ruf dalam bisnis syariah, yaitu keharusan menggunakan

prinsip hukum Islam dalam kegiatan usaha bisnis syariah, sedangkan prinsip nahi

munkar direalisasikan dalam bentuk larangan dalam kegiatan usaha yang

mengandung unsur riba, gharar, maisyir, dan monopoli. Amar ma'ruf nahi munkar

merupakan kewajiban bagi setiap individu Muslim dalam menjalani kehidupan di

dunia, yaitu kewajiban untuk mendorong orang lain berbuat kebaikan dan

mencegah manusia dari berbuat keburukan. Dengan konsep ini, manusia secara

individu atau kelompok akan berusaha untuk mewujudkan kehidupan yang baik

dan menjauhkan hal-hal yang dilarang Allah dari kehidupannya. Suatu

perekonomian Islam harus menjamin adanya peluang setiap individu untuk amar

ma'ruf nahi munkar, sehingga masyarakat harmoni bisa terwujud.61

5. Tolong-Menolong (Ta‟awun)

Ta'awun secara sederhana berarti saling membantu dan saling manusia

untuk berbuat saling tolong-menolong dalam berbuat kebaikan dan takwa.

Sebaliknya, Allah Swt. melarang manusia untuk tolongmenolong dalam hal

perbuatan dosa dan pelanggaran, sebagaimanaerkerja sama.

6. Prinsip Khilafah

61

Ibid, hlm 253.

45

Nilai khilafah secara umum berarti tanggungjawab sebagai pengganti atau

utusan Allah di alam semesta. Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah

di muka bumi (QS. al-Baqarah [2]: 30), yaitu menjadi wakil Allah untuk

memakmurkan bumi dan alam semesta. Manusia telah dibekali dengan semua

karakteristik mental spiritual dan materiel untuk memungkinkannya hidup dan

mengemban misi-Nya secara efektif, manusia juga telah disediakan segala sumber

daya memadai "bagi pemenuhan kebutuhan kebahagiaan bagi manusia seluruhnya

seandainya digunakan secara efisien dan adil (QS. an-Nur [24]: 55; al An'am [6]:

165; al-A'raf [7]: 74). Konsep khilafah dapat dijabarkan lebih lanjut dalam

berbagai pengertian, namun pengertian umumnya adalah amanah dan tanggung

jawab manusia terhadap apa-apa yang telah diusahakan dan dikuasakan

kepadanya dalam bentuk sikap dan perilaku manusia terhadap Allah, sesama dan

alam semesta. Dalam makna sempit, khilafah berarti tanggung jawab manusia

untuk mengelola sumber daya yang dikuasakan Allah kepadanya untuk

mewujudkan mashlahah yang maksimum dan mencegah kerusakan di muka

bumi.62

7. Prinsip Kejujuran

Prinsip kejujuran dan kebenaran merupakan sendi akhlakul karimah. Prinsip

ini dapat berupa:

a) Prinsip transaksi yang meragukan dilarang, akad transaksi harus tegas, jelas

dan pasti. Baik benda yang menjadi objek akad, maupun harga barang yang

diakadkan tersebut.

62

Ibid, hlm 255.

46

b) . Prinsip transaksi yang merugikan dilarang. Setiap transaksi yang merugikan

diri sendiri maupun pihak kedua dan pihak ketiga dilarang. Sebagaimana sabda

Rasulullah saw. yang berbunyi: "tidak boleh membahayakan (merugikan) diri

sendiri dan tidak boleh membahayakan (merugikan) pihak lain." (HR. Ibn

Majah).

c) . Prinsip mengutamakan kepentingan sosial. Prinsip ini menekankan

pentingnya kepentingan bersama yang harus didahulukan tanpa menyebabkan

kerugian individu. Sebagaimana kaidah fiqhiyah: "Bila bertentangan antara

kemaslahatan sosial dan kemaslahatan individu, maka diutamakan kepentingan

kemaslahatan sosial."

d) Prinsip manfaat. Objek transaksi harus memiliki manfaat, transaksi terhadap

objek yang tidak bermanfaat menurut syariat dilarang.

e) Prinsip transaksi yang mengandung riba dilarang.

f) Prinsip suka sama suka (saling rela, 'an taradhin). Prinsip ini berlandaskan pada

firman Allah Swt., yang berbunyi:Wahai orang-orang yang berimanl Janganlah

kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),

kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara

kamu. Prinsip ini juga berlandaskan Hadis Nabi saw. yang berbunyi:

"Sesungguhnya transaksi jual beli itu harus atas dasar kerelaan". (HR. Ibnu

Hibban, Ibnu Majah, dan al-Baihagi).

g) Prinsip Milkiah, kepemilikan yang jelas.

47

h) Prinsip tiada paksaan. Setiap orang memiliki kehendak yang bebas dalam

menetapkan akad, tanpa tunduk kepada paksaan transaksi apa pun, kecuali hal

yang diharuskan oleh norma keadilan dan kemaslahatan masyarakat.

8. Prinsip Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Amanah bisa juga

bermakna keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Amanah

juga merupakan salah satu moral keimanan. Seorang pebisnis haruslah memiliki

sifat amanah, karena Allah menyebutkan sifat orang-orang mukmin yang

beruntung adalah yang dapat memelihara amanat yang diberikan kepadanya.

9. Prinsip Pelayanan (Khitmah)

Menurut Kotler pelayanan adalah sesuatu yang tidak berwujud yang

merupakan tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke

pihak lain dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apa pun. Menurut

Valarie A. Zethmal dan Mary Jo Bitner mendefinisikan pelayanan merupakan

semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau

kontruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta

memberikan nilai tambah. Adapun Lovelock mendefinisikan pelayanan sebagai

proses dari produk, di mana suatu proses melibatkan input dan

mentransformasikannya sebagai output. Pelayanan merupakan rasa yang

menyenangkan yang diberikan kepada konsumen yang diikuti dangan sikap

keramahan dan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan.63

63

Ibid, hlm 260.

48

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah PT 7Benua Properti

PT. 7Benua Properti yang berdiri sejak 11 September 2017 adalah sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang Properti pengembang perumahan, pada saat

ini masih berfokus pada pengembangan perumahan bersubsidi dengan cita rasa

rumah komersil. Dengan didukung oleh Profesionally Skilled & Highly Motivated

Developing Team, kami berusaha memberikan yang terbaik untuk komitmen kami

memberikan hasil terbaik kepada konsumen, vendor dan semua pihak yang

bersinergi dengan kami. Keyakinan kami yang sangat besar akan pertumbuhan

perusahaan ini menjadi salah satu pilar dalam perkembangan pembangunan dan

penyediaan perumahan bagi seluruh masyarakat. Perumahan Bumi Sungai Duren

yang berlokasi di Desa Simpang Sungai Duren.

Nama Perusahaan : PT. TUJUH BENUA PROPERTI

Alamat : Jl. TP. Sriwijaya Lrg. Hamba No. 33 Kel. Beliung Kec. Alam Barajo

Kota Jambi No. Telp : 0741 - 3602031

Email : [email protected] Instagram : @benuaProperti

Facebook : Benua Properti

49

B. Visi Dan Misi PT 7Benua Properti

1. Visi

Menjadikan Perusahaan terbaik dan terdepan dalam pengembangan

perumahan dan menjadikan perumahan yang paling unggul, handal, dan memiliki

fasilitas yang dapat memanjakan penghuni serta memasarkan secara profesional

untuk daerah palembang.

2. Misi

a. Menciptakan karya arsitektur yang bernilai tinggi dengan memperhatikan

aspek- aspek kualitas, keindahan, dan kenyamanan untuk masa depan;

b. Menjalankan kegiatan perumahan dengan standar etika yang tinggi dengan

kejujuran dan integrasi;

c. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk menciptakan produk terbaik

yang memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan;

d. Memberi kepuasan untuk konsumen.64

C. Kegiatan dan Produk PT 7Benua Properti

1. Kegiatan

Perusahaan membidik pasar dari segala kalangan, baik individu,

pemerintahan, BUMN serta perusahaan swasta. Pada prinsipnya perusahaan PT

7Benua Properti sangat mengedepankan kekeluargaan dan pelayanan yang baik

dalam berbisnis, sehingga membuat mitra merasa puas dengan pelayanan kami

dan senantiasa memberikan kami kepercayaan kembali untuk menjadi mitra.

64

Wawancara dengan Bapak Rifki Mubarak, Direktur Utama pada tanggal 22 April 2021.

50

Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang dijalankan PT 7Benua Properti

adalah sebagai berikut :

a. Menjalankan segala usaha yang berhubungan dengan pembangunan

b. Menjalankan usaha dalam bidang pengadaan umum

c. Menjalankan usaha dalam bidang jasa professional

d. Menjalankan usaha dalam bidang industry

e. Menjalankan perusahaan percetakan.

f. Menjalankan usaha dalam bidang transportasi Usaha ini kami buat dengan

sebaik mungkin karena semua itu bisa berpengaruh terhadap taraf hidup orang

banyak untuk maju mundurnya perusahaan kami, oleh karena itu kami

berusaha memberikan sesuatu yang terbaik untuk mitra kami.65

2. Produk

PT 7Benua Properti memiliki produk dan jasa yang ditawarkan kepada

mitra, yaitu :

a. Pembangunan rumah berbasis syariah Perumahan Sistem syariah adalah sebuah

konsep penjualan rumah kredit dengan memakai syariah 100% murni dalam

setiap detail transaksinya. Artinya adalah proses yang dilakukaan secara kredit

tanpa bank, tanpa denda, bebas riba, tanpa sita. Harga lebih murah dengan

verifikasi lebih sederhana. Berikut ini adalah 5 konsep syariah properti yang pt

7benua Properti terapkan :

65

Wawancara dengan Bapak Rifki Mubarak, Direktur Utama pada tanggal 22 April 2021.

51

1) Tanpa bank, yaitu tidak mengajak pihak bank untuk terlibat dalam akad jual

beli, akad hanya antara anda sebagai pembeli dan developer, kelebihannya

tidak akan ada BI Checking, proses cendrung lebih simple dan mudah.

2) Tanpa bunga, biasanya cicilan rumah bersifat flat setiap bulanya, tanpa ada

penambahan ataupun pengurangan. Obsi harga yaitu cash atau kredit, itupun

sudah disampaikan nominalnya sebelum akad dan tidak akan berubah

walaupun suku bunga naik turun, jadi pilihan harga tergantung anda yang

menentukan.

3) Tanpa denda. Jika anda telat membayar ketika mencicilan didalam KPR

konvensional tentu anda akan terkena denda. Tidak dengan KPR Syariah,

anda hanya akan dikenakan surat peringatan sebagai pengingat komitmen

bayar hutang atau resechedule pembayaran jika dirasa anda tidak bisa

menepati cicilan di tanggal tertentu.

4) Tanpa sita. Jikapun anda di tengah jalan tak sanggup lunasi cicilan, padahal

di sisi lain anda sudah menempati rumah beberapa lama, maka developer

akan mendorong anda untuk menjual rumahnya atau dibantu dijualkan,

hasilnya sebagian untuk bayar sisa hutang ke developer sisanya akan

dikembalikan pada pemilik rumah. Tidak akan disita, karena anada sudah

memiliki hak rumah. Anda pun bisa menjual aset lain untuk melunasi cicilan

tersebut.

5) Tanpa akad bermasalah. Akad antara pembeli dan developer adalah akad

jual beli istishna (pesan bangun bersifat indent) jika unit rumah belum

52

D. Struktur Organisasi PT 7Benua Properti

66

66

Wawancara dengan Ibu Harki, Staf Marketing pada tanggal 22 April 2021.

Direktur

Rifki Mubarak

Man. Keuangan & Akutan

Jamal

Man. Marketing

Harki

Customer Services

Dwi

Man. Operasional

Dedi

Sekretaris

Evi

53

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Sistem Jual Beli Kredit Rumah Bumi Sungai Duren di PT 7Benua

Properti, Desa Simpang Sungai Duren, Kec Jambi Luar Kota, Kab Muaro

Jambi

Rumah merupakan kebutuhan pokok manusia, sebagaimana halnya makanan

dan pakaian. Rumah memiliki arti penting bagi sebuah keluarga, karena rumah

merupakan tempat untuk istirahat dan mencurahkan kasih sayang setelah sibuk

bekerja atau beraktivitas di luar. Maka tidak heran apabila permintaan masyarakat

akan rumah tiap tahun terus bertambah.67

Sistem jual beli rumah yang telah ditetapkan di PT 7Benua Properti dari

mulai awal proses transaksi telah menggunakan akad berdasarkan prinsip syariah.

Selain prinsip-prinsip syariah yang diterapkan, PT 7Benua Properti juga

mempunyai slogan yaitu “Tanpa Riba, Tanpa Denda, Tanpa Sita”, dan proses

transaksinya hanya melibatkan dua pihak saja yaitu antara pembeli dan developer

(pengembang). Dalam sistem pembayaranya, baik secara tunai (cash) maupun

kredit (angsuran) dengan penetapan harga diawal beserta keuntungan-keuntungan

yang ada dan sesuai kesepakatan antara pembeli dan developer diawal.

67

Handri Rahardjo, Cara Pintar Memilih Dan Mengajukan Kredit, (Yogyakarta :

Pustaka Yustisia, 2003),hlm 90.

54

Skema Jual Beli PT 7Benua Properti

Pembelian rumah syariah di PT 7Benua Properti tidak bekerja sama dengan

bank sama sekali dan tanpa adanya denda yang akan ditanggungkan oleh si

pembeli jika angsuran mulai tidak normal. Untuk pembayaran sendiri dengan

membayar langsung kepada developer dan tanpa campur tangan dari pihak bank.

Kemudian untuk pembayaran angsuran setiap bulannya dilakukan secara tunai

atau bisa juga melalui via transfer pada Bank BNI Syariah. Seperti yang

dijelaskan bapak Rifki Mubarak:

“Konsep jual beli rumah yang telah ditetapkan di PT 7Benua Properti dari

mulai awal proses transaksi yaitu menggunakan akad istisna, karena harus

dipesan dahulu untuk pembuatan rumahnya. Keuntungan membeli

perumahan syariah di PT 7Benua Properti yaitu pembeli dapat mendesign

sendiri rumah yang akan di pesan, mulai dari posisi penempatannya,

spesifikasi teknis bangunannya. Transaksi pembayaranya baik secara cash

(tunai) dan kredit (angsuran) Dalam transaksi pembayaran cash, ada

ketetapan untuk pembayaran di muka (DP) dengan perolehan sementara

sesuai dengan 10% dari harga cash yang sudah ditetapkan dengan booking

fee Rp.14.000.000,- dalam pemesanan lokasi, itupun bisa dengan cara

angsuran sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak, dengan

catatan sesuai dengan harga yang ditentukan di awal dan tentunya dalam

jangka yang cukup pendek, dalam waktu pengangsuran berkisar antara 3

bulanan dan juga tidak adanya biaya tambahan kecuali dari beberapa aspek

yang sudah disetujui di awal. Mengenai teknis dalam proses pembayaran

jika pembayara dilakukan melalui transfer, pihak pembeli harus

memberitahu kepada developer dengan mengirim bukti transfer melalui

email.”68

68

Wawancara dengan Bapak Rifki Mubarak, Direktur Utama pada tanggal 22 April 2021.

Rumah

Pembeli Developer

55

Sistem pembayaran cash (tunai), mensyaratkan konsumen membayar

sejumlah uang sekaligus sesuai harga rumah yang telah disepakati. Dalam proses

jual beli perumahan di PT 7Benua Properti dengan metode pembayaran cash

(tunai) dari nasabah ke developer akan mendapatkan beberapa fasilitas atau bonus.

Seperti yang dijelaskan bapak Rifki Mubarak.

“Harga cash tentu lebih murah. Misalnya rumah denga type 36 seharga

Rp.140.000.000,- juta ya kita sepakat Rp.140.000.000,- juta. Perkara ada

bonus dan tidak itu tergantung kebijakan, tapi tidak mempengaruhi

perjanjian. Kadang ada yang kita kasih bonus ac, kadang bonus diskon, ada

juga kita kasih bonus pembayaran pajak. Yaa sepanjang kita ada kita

kasih”.69

Sedangkan sistem pembayaran angsuran, mewajibkan konsumen membayar

uang muka (DP) sebesar 10% dan untuk pembayaran pertamanaya yaitu uang

muka (DP) bisa dibayar secara langsung atau bisa diangsur maksimal tiga bulan

dari perjanjian awal. Sebagai contoh yang dijelaskan oleh Ibu Harki selaku staf

marketing menjelaskan

“perhitungan salah satu pembayaran kredit. Dalam perumahan Bumi Sungai

Duren menawarkan type rumah yaitu type 36. Jadi kalo konsumen ingin

mengambil ke kita maksimal tenor 10 tahun. Contoh type 36 luas tanah 100

m2 dengan harga cash Rp.140.000.000,- tapi kalau konsumen mengambil

tenor 10 tahun otomatis harganya beda dengan harga cash, menjadi Rp.

201.200.000 - DP% : 120 bulan. Misalnya nih mbak sebagai konsumen akan

mengambil rumah ke saya dengan tenor 10 tahun maka dikalkulasikan harga

Rp.201.200.000 -Rp.14.000.000 = Rp.187.200.000 : 120 bulan = Rp.

1.560.000/bulan.”70

Dalam hal pembayaran tentunya ada perihal sebagian pembeli yang

terlambat atau bahkan macet selama berbulan-bulanan Misalnya, si A membeli

rumah kepada developer dengan tenor 5 tahun, namun pada saat di tengah

perjalanan si A belum mampu membayar angsuran bulanan, maka tidak akan

69

Wawancara dengan Bapak Rifki Mubarak, Direktur Utama pada tanggal 22 April 2021. 70

Wawancara dengan Ibu Harki, Staf Marketing pada tanggal 22 April 2021.

56

dikenakan denda atau sita. Dalam menyelesaikan apa yang sedang dialami oleh si

A, developer mempunyai solusi yaitu dengan tidak mematok besaran angsuran

perbulan, tetapi tenor harus sesuai dengan kesepakatan di awal akad.71

Berdasarkan isi Pengikat Perjanjian Jual Beli (PPJB) istisna„ dalam hal

keterlambatan pembayaran angsuran oleh pembeli terhitung dari tanggal jatuh

tempo tiap bulannya. Kemudian pembeli berkewajiban menyampaikan kepada

penjual dengan alasan yang jelas. Jikalau developer telah memberikan jangka

waktu tambahan tapi ternyata pembeli belum mampu membayarnya secara 3

bulan berturut-turut maka developer berhak mengeksekusi agunan.72

Selanjutnya bapak Rifki Mubarak menjelaskan apabila pembeli tidak

mampu menyelesaikan kewajiban angsuran bulanan kepada developer secara 6

bulan berturut-turut, maka pembeli atas inisiatif sendiri menjual rumah yang

dimiliknya, tetapi apabila pembeli tidak mampu menjual rumahnya dalam tempo

yang sudah ditentukan developer maka pembeli boleh meminta kepada developer

untu membantu menjualkannya, yang penjualanya itu menggunakan akad yang

sesuai syariah.73

Hal yang melatar belakangi sistem kepemilikan rumah di PT 7Benua

Properti ini terjadi karena pembeli tidak mampu menyelesaikan kewajiban

bulanan kepada developer atau bisa juga disebabkan pembeli yang sudah

mengambil rumah ke developer harus berpindah pekerjaanya ke tempat lain

dengan waktu yang cukup lama atau untuk selamanya, maka akan dilakukan

71

Wawancara dengan Bapak Rifki Mubarak, Direktur Utama pada tanggal 22 April 2021. 72

Dokumen Pengikat Perjanjian Jual Beli (PPJB) antara Developer dan Pembeli Pertama. 73

Wawancara dengan Bapak Rifki Mubarak, Direktur Utama pada tanggal 22 April 2021.

57

penjualan rumah yang sudah dibeli oleh konsumen. Sebagaimana yang dijelaskan

bapak Rifki Mubarak dan ibu Harki dalam wawancara:

“Rumah dijual itu biasanya karena pembeli tidak mampu lagi melanjutkan

angsuran, atau ada beberapa hal lain. biasanya kita musyawarahkan dulu

sebelum diadakannya penjualan, kita carikan solusi yang menguntungkan

kedua belah pihak (win-win solution). Kalau pembeli mau menjual sendiri

boleh atau minta bantuan dari developer untuk menjualkannya juga bisa.”74

Dalam penjualan rumah di PT 7Benua Properti biasanya dijual secara wajar

mengikuti pasar dalam transaksi yang memberikan manfaat paling besar kepada

pembeli. Hasil penjualan tersebut digunakan untuk membayar utang yang menjadi

kewajiban pembeli kepada developer. Apabila terdapat kelebihan dari hasil

penjualan rumah setelah pembayaran utang, kelebihan tersebut dikembalikan

kepada pembeli. Dalam hal terjadi ketidakcukupan hasil penjualan rumah untuk

pembayaran utang, kekurangan tersebut tetap menjadi tanggungan pembeli.

Sebagai contoh yang dijelaskan oleh Ibu Harki:

“Katakanlah ada suami istri membeli rumah type 36 seharga

Rp.140.000.000,- dengan mengambil tenor 10 tahun dan sudah mengangsur

selama satu tahun. Misalnya nih suaminya meninggal, dan istrinya tidak

kerja dan tidak sanggup melanjutkan angsuran. ya kita ngga sita rumahnya

tapi mengambil jalan pintas yaitu kita musyawarahkan, kita diskusi. Secara

perjanjian diawal adalah bila tidak ada kesanggupan lagi yaa dijual bersama.

Misalnya harga awal RP.140.000.000,- dan sudah bayar ke developer

Rp.60.000.000, Logikanya penjualan itu lebih tinggi dari harga awal, lalu

rumah dijual laku Rp.150.000.000,-, uang yang developer ambil hanya

kekurangannya saja, selebihnya akan dikembalikan ke konsumen.”75

Ibu Harki menjelaskan bahwa adanya pengalihan kepemilikan rumah setelah

adanya kesepakatan antara pemilik rumah dan developer untuk menjual bersama-

sama rumahnya dengan mencarikan pembeli yang membeli secara angsuran atau

74

Wawancara dengan Bapak Rifki Mubarak dan Ibu Harki, pada tanggal 22 April 2021. 75

Wawancara dengan Ibu Harki, Staf Marketing pada tanggal 22 April 2021.

58

cash. Dalam pengalihan rumah di PT 7Benua Properti mulai dari awal hingga

akhir menggunakan akad dan transaksi berdasarkan prinsip syariah.76

Adapun hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian dalam

pengalihan kepemilikan di PT 7Benua Properti adalah sebagai berikut:

1. Pelaku Akad (Penjual dan Pembeli)

Orang yang berakad dalam pengalihan kepemilikan di perumahan syariah

ini yaitu developer dan pembeli. Developer disini adalah orang yang akan

menjualkan rumah milik pembeli pertama kepada orang lain. Seperti yang

dijelaskan oleh Bapak Fendi, bahwa kebanyakan rumah dijual itu karena si

pemilik rumah butuh uang, jadi dari pihak developer lebih mengutamakan

pembeli yang membeli secara cash (tunai), selanjutnya ketika sudah

mendapatkan calon pembeli, dari pihak developer akan segera menghubungi

pemilik rumah.77

2. Sigat (Ijab dan Qabul)

Setelah terjadi kesepakatan antara developer dan pembeli maka tahap

selanjutnya yaitu terdapat akad yang disampaikan melalui ijab dan qabul yang

terjadi saat berlangsungnya jual beli oleh masing-masing pihak yang dilakukan

secara lisan. Bagian ini merupakan tahap terjadinya penyesuaian pernyataan

kehendak (kata sepakat) antara pihak developer dengan pembeli. Adapun kata-

kata yang digunakan yaitu dengan menggunakan kata-kata yang terang dan

jelas, serta dapat dimengerti oleh masing-masing pihak untuk menunjukan

bahwa adanya kemauan secara sukarela dari masing-masing pihak.

76

Wawancara dengan Ibu Harki, Staf Marketing pada tanggal 22 April 2021 77

Wawancara dengan Bapak Fendi, Staff Legal Akad pada tanggal 22 April 2021.

59

Sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Harki dalam wawancara: contohnya

developer mengatakan “Saya jual rumah fulan dengan harga Rp. 150.000.000,-

” lalu pembeli menjawab “iya, saya akan membelinya”, namun ada juga contoh

lain ketika developer mengatakan “Saya jual rumah ini dengan harga Rp.

150.000.000,-“,lalu pembeli menjawab dengan mengajukan penawaran “boleh

kurang tidak pak”. Dalam hal tawar-menawar sebelumnya akan di

musyawarahkan dahulu dengan pemilik rumah.

Berdasarkan hasil wawancara, penulis menyimpulkan bahwa kebiasaan

yang berlaku dalam transaksi penjualan rumah di PT 7Benua Properti, sigat

akad dilakukan secara lisan karena ini merupakan tradisi yang biasa dilakukan

dalam melakukan suatu akad.

3. Adanya Barang (objek akad)

Barang itu ada, yang dimaksudkan ada disini adalah barang tersebut tersedia

untuk diperjual belikan. Bapak Fendi menjelaskan bahwa rumah yang dijual itu

masih berstatus kredit dan sudah dalam keadaan jadi/tersedia, karena pemilik

rumah sudah pernah menempati untuk beberapa lama, maka disyaratkan agar

pembeli melihat dulu kondisi rumah itu baik dari dalam maupun luar, jika

pembeli menerima keadaan rumahnya maka akan dilanjutkan perjanjian.78

4. Adanya Harga yang disepakati

Harga adalah senilai uang yang harus dibayarkan konsumen kepada penjual

untuk mendapatkan barang atau jasa yang ingin dibelinya. Mengenai penetapan

harga, harus disepakati keduabelah pihak, dari harga yang ditentukan, dan juga

78

Wawancara dengan Bapak Fendi, Staff Legal Akad pada tanggal 22 April 2021.

60

menjelaskan tentang harga lain yang harus dibayarkan yang tidak termasuk

didalam harga yang sudah tercantum semisal kepengurusan surat-surat seperti

AJB (Akta Jual Beli), PPN (Pajak Pertambahan Nilai), BPHTB (Bea Perolehan

Hak atas Tanah dan Bangunan), Balik Nama. dan harus jelas nominalnya.

Sebagaimana yang dijelaskan bapak Rifki Mubarak dan ibu Harki dalam

wawancara:

“Rata-rata kenaikan property nasional itu 20%, misalnya saja di Muaro

Jambi kenaikan property 10%, diawal pembelian pemilik rumah membeli ke

developer Rp.140.000.000,-, karena harga rumah setiap tahunnya naik maka

atas kesepakatan pemilik rumah dan developer akan menjual dengan harga

Rp.150.000.000,- jika si pembeli sepakat dengan harga tersebut maka

developer langsung mengurus legal formal dengan notaris untuk pengurusan

balik nama.”

Pembayaran tersebut dilakukan setelah terjadinya kata sepakat antara

penjual dan pembeli. Selanjutnya pemilik rumah wajib membayar sisa

hutangnya kepada developer, dan jika ada kelebihan dari uang sisa penjualan

maka akan dikembalikan kepada pemilik rumah.79

5. Verifikasi Konsumen

Proses verifikasi ini biasanya diperlukan untuk pemeriksaan kebenaran data-

data dari pembeli. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Harki bahwa dari pihak

developer akan meminta kepada calon pembeli utuk menyetorkan kelengkapan

data yang selanjutnya akan diverifikasi oleh pihak developer. Tahapan

verifikasi ini untuk memudahkan pengurusan AJB oleh notaris.80

6. Serah Terima Unit

79

Wawancara dengan Bapak Rifki Mubarak dan Ibu Harki, pada tanggal 22 April 2021. 80

Wawancara dengan Ibu Harki, Staf Marketing pada tanggal 22 April 2021.

61

Sebagaimana yang dijelaskan bapak Rifki Mubarak dan ibu Harki: Setelah

perjanjian tersebut, kepemilikan rumah akan berpindah kepada pembeli,

sehingga pemilik rumah sudah tidak berhak atas rumah atau tanah lagi.

Selanjutnya untuk penyerahan kunci atau rumah dilakukan pada saat yang

bersamaan dan ketika akad itu dilaksanakan. Jadi, sebelum rumah itu

diserahkan, pemilik rumah harus membereskan dulu barang-barang miliknya.81

B. Sistem Jual Beli Kredit Rumah di PT. 7Benua Properti, Desa Simpang

Sungai Duren, Kec Jambi Luar Kota, Kab Muaro Jambi, Perspektif

Hukum Bisnis Syari’ah

Fikih bisnis merupakan bagian dari fikih muamalah/fikih ekonomi syariah,

hukum muamalah bagian dari hukum Islam Hukum Islam atau syariah meliputi

semua aspek ajaran Islam: yakni akidah, syariah (hukum), dan akhlak. Mahmud

Syaltut dalam bukunya al-Tslam Aqidah wa Syari'ah mendefinisikan syariah

adalah peraturan yang diturunkan Allah kepada manusia agar dipedomani dalam

berhubungan dengan Tuhan-nya, dengan sesama manusia, dengan lingkungannya,

dan dengan kehidupan.82

Di dalam Islam dilarang melakukan tadlis, yaitu penipuan. Dalam bisnis,

penipuan itu banyak macamnya, baik yang menyangkut kualitas kuantitas dan

waktu penyerahan barang serta harga. Pada Bumi Sungai Duren kualitas kuantitas

81

Wawancara dengan Bapak Rifki Mubarak dan Ibu Harki, pada tanggal 22 April 2021. 82

Fauzi Muhammad & Baharuddin Ahmad, Fikih Bisnis Syariah Kontemporer, hlm 7.

62

dan waktu penyerahan barang serta harga sesuai dengan apa yang telah disepakati

pada saat akad.83

Islam memandang kegiatan jual beli sebagai perbuatan yang mulia, sebab

dapat dijadikan sebagai salah satu sarana beribadah atau sarana untuk

mendekatkan diri pada Allah selama jual beli tersebut tidak bertentangan dengan

dasar hukum Islam, jual beli juga sebagai sarana tolong-menolong sesama

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya saja dalam memenuhi

kebutuhan tempat tinggal. Perumahan syariah adalah perumahan yang mengusung

konsep syariah dan transaksinya dijalankan sesuai dengan syariat Islam. Sehingga

dalam penjualanya juga berpatokan dengan kaidah akad jual beli yang sah secara

syariat.84

Pembiayaan perumahan syariah semakin mendapat perhatian masyarakat,

karena menjadi alternatif bagi kalangan masyarakat terutama masyarakat Islam.

Dalam Islam ketika kita ingin melakukan transaksi terdapat kebebasan dalam

melakukan akad, asalkan akad yang dilaksanakan berdasarkan syariat. Praktik

pengalihan kepemilikan perumahan syariah di PT 7Benua Properti pada dasarnya

tidak dibahas secara rinci dalam al-Quran maupun hadits. Akad merupakan

pertemuan antara ijab dan qabul sesuai dengan kehendak syariat yang menetapkan

adanya pengaruh (akibat) hukum pada objek perikatan. Ijab adalah penawaran

yang diajukan oleh salah satu pihak, dan qabul adalah jawaban persetujuan yang

diberikan mitra akad sebagai tanggapan terhadap penawaran pihak yang pertama.

Akad yang dilaksanakan dalam pengalihan kepemilikan di PT 7Benua Properti

83

Hardjono, ”Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR”,), hlm 99. 84

Ahmad Sarwat, Fiqih Jual Beli, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019), hlm. 8.

63

menggunakan akad jual beli karena pada hakikatnya adalah jual beli rumah. Jual

beli merupakan pemindahan hak milik suatu benda atau barang kepada pihak lain

dan menggunakan uang sebagai salah satu alat tukarnya. Pada prinsipnya dasar

hukum jual beli adalah boleh. Imam Syafi‟I menegaskan bahwa semua jenis jual

beli hukumnya boleh kalau dilakukan dua pihak yang masing-masing mempunyai

kelayakan untuk melakukan transaksi, kecuali jual beli yang dilarang atau

diharamkan dengan izin-Nya maka termasuk dalam kategori yang dilarang.85

Adapun selain itu maka jual beli boleh hukumnya selama berada dalam

bentuk yang ditetapkan oleh Allah dalam kitab-Nya, seperti dalam firman Allah

SWT:

ه وَأحََل ... مَ ٱلۡبيَۡعَ ٱللّ وَحَر بوَٰا ... ٱلرِّ

Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba.”86

Ayat di atas sebagai dasar diperbolehkannya kegiatan jual beli karena ayat

di atas menyebutkan bahwasanya Allah telah menghalalkan jual beli dan

memberikan penjelasan kepada kita bahwa apabila kita melakukan jual beli

dengan jalan yang diperbolehkan dan tidak bertentangan dengan hukum Islam

seperti garar, riba, paksaan dan lain-lain. Kemudian jual beli harus dilakukan atas

dasar keridhoan antara para pihak dalam jual beli, sehingga tidak adanya diantara

kita yang memakan harta sesama dengan jalan yang batil. Seperti dalam firman

Allah SWT:

85

Ibid, hlm 83. 86

Al-Baqaraah (2):275

64

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam

perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha

Penyayang kepadamu.”87

Menurut ijma‟, ulama telah sepakat kebolehan akad jual beli. Ijma‟ ini

memberikan hikmah bahwa kebutuhan manusia berhubungan dengan sesuatu

yang ada dalam kepemilikan orang lain, dan kepemilikan sesuatu itu tidak akan

diberikan dengan begitu saja, namun terdapat kompensasi yang harus diberikan.

Dengan disyariatkannya, jual beli merupakan salah satu cara untuk merealisasikan

keinginan dan kebutuhan manusia, karena pada dasarnya, manusia tidak bisa

hidup tanpa berhubungan dan bantuan orang lain. Dari beberapa ayat-ayat al-

Quran, sabda Rasul serta ijma‟ ulama di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

hukum jual beli itu mubah (boleh). Akan tetapi hukum jual beli bisa berubah

dalam situasi tertentu.88

Dari hasil wawancara antara penulis dan pihak PT 7Benua Properti, jika

dilihat dari karakteristik secara umum, transaksi yang dilakukan dalam pengalihan

kepemilikan rumah di PT 7Benua Properti dalam pelaksanaannya menggunakan

salah satu dari dua akad yaitu jual beli dan waka lah bil bay„. Apabila pemilik

rumah menjual rumahnya sendiri tanpa bantuan developer menggunakan akad jual

beli. Akan tetapi jika pemilik rumah meminta bantuan kepada developer maka

87

An-Nisa (4):29 88

Dimayuddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),

hlm. 73.

65

menggunakan akad waka lah bil bay„, yang mana developer sebagai wakil dalam

penjualan rumah tersebut. Waka lah bil bay„ adalah gabungan dari dua akad yaitu

akad waka lah dan akad jual beli, dimana muwakkil meminta bantuan kepada

wakil untuk melakukan sesuatu.

Menurut para ulama mazhab Hanafi dan Maliki, waka lah bil bay„ adalah

sah, karena boleh di berlakukan pada semua tindakan yang kewenangannya

dimiliki oleh muwakkil dan dalam semua hal yang bisa diwakilkan, seperti

pembelanjaan harta dan sebagainya. Fuqaha sepakat bahwa boleh mewakilkan

pada sesuatu yang boleh digantikan dalam hal ibadah, seperti zakat, dan boleh

juga pada semua transaksi, seperti jual beli. Berkenaan dengan akad waka lah bil

bay„ ini para ulama sudah sepakat mengenai bolehnya akad waka lah bil bay„

karena dalam praktinya akad ini dipergunakan untuk kegiatan tolong menolong.

Jika dilihat dari uraian diatas, maka sudah selayaknya manusia membutuhkan

orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bermuamalah. Salah satu

cara yang dapat dilakukan yakni dengan cara melakukan kerjasama yang

bertujuan untuk meringankan kedua belah pihak serta dalam salah satu bentuk

tolong menolong antar manusia, sesuai dengan firman Allah:

Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan. Bertakwlah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat

berat siksa-Nya.”89

89

Al-Maidah (5):2

66

Ayat diatas menjelaskan bahwa hubungan masyarakat dengan masyarakat

hendaknya tercermin dalam sikap saling membantu dan bekerjasama dalam hal

kebajikan dan ketakwaan, sehingga akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat

bagi manusia lainnya. Ayat tersebut juga menjelaskan tentang kewajiban orang-

orang mukmin untuk tolongmenolong sesama mereka dalam berbuat kebaikan dan

bertakwa. Orang mukmin dilarang tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan yang mendatangkan mud}ara>t dan dosa, serta memerintahkan

supaya tetap bertakwa kepada Allah agar terhindar dari siksaan-Nya yang sangat

berat. Praktik pengalihan kepemilikan perumahan syariah di PT 7Benua Properti

dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, yang dilakukan oleh

developer (wakil) dan pembeli, kesepakatan yang dilakukan secara lisan serta

berdasarkan kepercayaan, dimana ketika ada konsumen yang tidak mampu lagi

membayar angsuran bulanan, akan diadakan penjualan rumah. Hal ini dilakukan

karena pemilik rumah (muwakkil) konsumen tidak mampu menjual rumahnya

sendiri dengan tempo yang telah ditetapkan developer (wakil), maka pemilik

rumah (muwakkil) boleh meminta bantuan developer (wakil) untuk menjualkan

rumahnya.

Mengenai harga rumah yang akan dijual, wakil harus mengikuti kesepakatan

harga dari muwakkil. Jumhur ulama berpendapat, tidak membolehkan wakil

menjual sesuatu yang diwakilkan dengan harga yang kurang dari harga umum

tanpa izin dari muwakkilnya. Karena wakil dilarang merugikan muwakkilnya, dan

dia diperintahkan untuk berusaha memberikan kebaikan kepadanya.90

90

Wahbah Az-Zuh}ayli, Fiqh Islam, hlm. 621.

67

Di PT 7Benua Properti, mengenai penetapan harga sudah disepakati oleh

developer (wakil) dan pemilik rumah (muwakkil), namun apabila pembeli

melakukan negosiasi, maka harus ada persetujuan dari pemilik rumah (muwakkil).

Selanjutnya terkait objek barang yang akan dijual adalah milik muwakkil. Tidak

terbayangkan orang yang tidak memiliki kewenangan terhadap suatu perkara

melimpahkan suatu tindakan hukum terhadap perkara tersebut terhadap orang

lain. Yang menjadi objek dalam penjualan rumah ini yaitu rumah milik pembeli

pertama, yang mana rumah itu sudah pernah ditempati. Menurut mazhab Syafi‟i

membolehkan pewakilan dalam hal jual beli karena memiliki sesuatu yang

awalnya milik umum merupakan salah satu sebab terjadinya kepemilikan,

sehingga ia seperti jual beli, maka sah pewakilan di dalamnya.91

Hal yang melatar belakangi praktik pengalihan kepemilikan rumah di PT

7Benua Properti ini terjadi pada pihak pemilik rumah yang sudah tidak mampu

lagi membayar angsuran bulanan, yang mana pemilik rumah akan menjual rumah

tersebut kepada orang lain, atau meminta bantuan kepada developer untuk

membantu menjualkan rumahnya. Untuk hukum jual beli itu sendiri akan

dianalisis berdasarkan rukun dan syarat jual beli. Untuk sahnya pelaksanaan akad

jual beli harus memenuhi beberapa rukun, yaitu:

1. Al-muta‟aqidayn (developer/pemilik rumah dan pembeli)

Adanya dua orang yang melakukan transaksi jual beli. Keduanya

mempunyai beberapa syarat, adapun syarat-syaratnya adalah baligh, berakal,

dengan kehendaknya sendiri, dan keduanya tidak mubazir. Menurut ulama

91

Wahbah Az-Zuh}ayli, Fiqh Islam, hlm. 598

68

Hanafiyah, apabila akad yang dilakukan membawa keuntugan bagi dirinya, seperti

menerima hibah, wasiat dan sedekah, maka akadnya sah. Sebaliknya apabila akad

itu membawa kerugian bagi dirinya seperti meminjamkan hartanya kepada orang

lain, mewakafkan, atau menghibahkannya, maka tindakan hukumnya ini tidak

boleh dilaksanakan, tetapi jika transaksi itu sudah mendapat izin dari walinya,

maka transaksi tersebut hukumnya sah.

Jumhur ulama berpendirian bahwa orang yang melakukan akad jual beli itu

harus telah baligh dan berakal. Apabila orang yang berakad itu masih mumayyiz,

maka jual belinya tidak sah, meskipun mendapat izin dari walinya. Menurut

pengamatan peneliti pembuatan perjanjian penjualan rumah di PT 7Benua

Properti dalam akadnya pihak-pihak yang melakukan transaksi jual beli adalah

pemilik rumah sebagai penjual dan konsumen kedua sebagai pembeli yang sudah

cakap untuk melakukan perbuatan hukum, dan tidak ada unsur yang mengganggu

kecakapan, seperti gila, sakit dan lain-lain.92

2. Sigat (lafal ijab dan qabul)

Pernyataan ijab dan qabul dari kedua belah pihak. Sigat adalah lafadz atau

sesuatu yang menyatakan keridhoan atas akad atau kesepakatan antara penjual dan

pembeli. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

92

Al-Imam al-Hafid Abi Abdillah Muhammad Ibnu Yazid al-Quzwaini, Sunan Ibnu Majjah,

(Beirut: Darl al-Fikr, 1995), hlm. 687.

69

Artinya: “Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Bahwasanya jual

beli berlaku dengan saling ridha.”93

Hadis di atas menjelaskan kepada kita bahwa diperbolehkanya jual beli atas

dasar kerelaan antara kedua belah pihak. Dalam trasaksi jual beli apabila ijab dan

qabul telah diucapkan, maka pemilikan barang atau uang telah berpindah tangan

dari pemilik semula. Barang yang diperjualbelikan berpindah tangan menjadi

milik pembeli dan nilai tukar/uang menjadi milik penjual.

Ijab qabul yang dilakukan di PT 7Benua Properti ini dilakukan secara lisan

serta menggunakan kata-kata yang mudah dipahami kedua belah pihak pada saat

musyawarah, maka ini dikatakan ijab qabul karena telah ada persetujuan dari

kedua belah pihak yang mana pemilik rumah akan menjual rumahnya kepada

pembeli. Akad jual beli yang terjadi di PT 7 Benua Properti antara pihak

developer dan konsumen sudah sesuai karena terdapat keridhoan antara kedua

belah pihak dan tidak ada unsur paksaan.

3. Ma„qud „alayh (adanya barang)

Barang yang dibeli harus sudah ada, yang dimaksudkan ada di sini adalah

barang yang diperjualbelikan sudah tersedia. Menurut Ibu Harki dalam sistem

kepemilikan di PT 7Benua Properti ini barang yang akan jual yaitu rumah milik

konsumen pertama (pemilik rumah), di mana rumah yang dijual tersebut

dikarenakan hal-hal yang menyebabkan konsumen itu tidak bisa meneruskan

93

Abdullah Shonhaji, dkk, Tarjamah Sunan Ibnu Majah Jilid III (Semarang: CV Asy Syifa,

1993), hlm. 38-39.

70

angsuranya lagi, jadi konsumen pertama (pemilik rumah) sudah menyediakan

rumah yang akan dijual kepada si pembeli.94

Adapun syarat yang berkaitan dengan ma„qud „alayh yaitu:

a) Bersih barangnya,

b) Bermanfaat, artinya rumah yang dijual hendaklah dapat dimanfaatkan

dan bermanfaat bagi pembeli.

c) Barang itu ada atau harus diketahui keadaannya, maksudnya adalah barang

yang dijual harus barang yang telah dimilikinya. Dan kepimilikan sebuah

barang dari hasil pembelian sebuah barang menjadi sempurna dengan

terjadinya transaksi dan serah terima. Dan tidak boleh hukumnya menjual

barang yang telah dibeli namun belum terjadi serah terima barang.

d) Milik orang yang melakukan akad, artinya orang yang melakukan transaksi

jual beli atas suatu barang adalah pemilik sah dari barang tersebut atau orang

yang telah mendapat izin dari pemilik sah barang. Dengan demikian, jual beli

barang oleh seseorang yang bukan pemilik sah atau tidak berhak berdasarkan

kuasa si pemilik sah, dipandang sebagai jual beli yang batal.

e) Barang bisa diserah terimakan, maksudya adalah karena keadaan rumah sudah

dalam kondisi bisa langsung ditempati maka bisa diserahkan saat akad jual beli

itu berlangsung atau pada waktu yang telah disepakati keduabelah pihak.

Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa syarat mengenai objek barang

sudah sah, untuk barang/rumah yang diperjualbelikan sudah jelas ada, dan sudah

94

Wawancara dengan Ibu Harki, Staf Marketing pada tanggal 22 April 2021.

71

sah milik pembeli pertama (pemilik rumah), karena pada saat akad awal, rumah

sudah diserahkan oleh developer setelah rumah itu selesai pengerjaannnya. 95

4. Nilai tukar pengganti barang (harga barang)

Dalam jual beli nilai tukar atas barang merupakan unsur terpenting, harga

barang di zaman sekarang adalah uang. Yang dimaksud nilai tukar pengganti

barang yaitu sejumlah uang yang telah disepakati dalam jual beli senilai dengan

harga tukar dari barang yang dijual. Harga yang diberikan kepada pembeli atas

rumah yang dijual yaitu dengan harga yang sudah disepakati dan jelas

nominalnya. Selanjutnya pemilikan barang atau uang telah berpindah tangan dari

pemilik semula.

Menurut hukum Islam pelaksanaan akad jual beli dan akad bay wakalah

dalam pengalihan kepemilikan rumah di PT 7Benua Properti diperbolehkan,

karena rukun dan syarat jual beli sudah terpenuhi. Pertama, pelaku akad telah

memenuhi syarat yaitu antara penjual (developer) dan pembeli baligh, kemudian

ijab dan qabul dilakukan secara sukarela tanpa paksaan, mengenai objek jual beli

atau rumah yang dijual sudah ada.96

Para ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan, dan dianggap jual

beli yang sah dalam hukum Islam, dengan alasan bahwa manusia tidak akan

mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan hal

tersebut maka jual beli diperbolehkan karena dapat menolong antar sesama

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, selama jual beli yang dilakukan

atas dasar suka sama suka antara pihak yang terkait didalamnya.

95

Hardjono, ”Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR”,), hlm 115. 96

Ibid, hlm 17.

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Sistem jual beli kredit rumah syariah di PT 7Benua Properti pada

pelaksanaannya yang mana dalam penjualan rumah dilaksanan dengan cara

lisan antara developer/pemilik rumah dan pembeli. Dalam praktiknya ketika

pembeli belum mampu mencicil angsuran bulanan, tidak diadakan sita dan

tidak ada denda tapi lebih kepada mencari solusi dengan cara developer tidak

mematok besaran angsuran perbulan. Namun, apabila konsumen sudah tidak

mampu membayar angsuran maka pembeli sendiri yang akan menjual rumah

yang dimilikinya, tetapi apabila pembeli tidak mampu menjual rumahnya

dalam tempo yang telah ditetapkan developer, maka pembeli boleh

mewakilkan pada developer untuk membantu menjualkan rumahnya dengan

mencarikan pembeli yang membeli secara cash.

2. Menurut hukum bisnis syariah untuk praktik kepemilikan perumahan syariah di

PT 7Benua Properti yang mana dalam penjualan rumahnya menggunakan salah

satu dari dua akad, yaitu jual beli jika pemilik rumah menjual rumahnya sendiri

dan akad waka>lah bil bay„ jika pemilik rumah meminta bantuan kepada

developer untuk menjualkan rumahnya. Praktik pengalihan kepemilikan di PT

7Benua Properti diperbolehkan, karena rukun dan syarat jual beli sudah

terpenuhi. Pertama, pelaku akad telah memenuhi syarat yaitu antara penjual

73

(pemilik rumah/developer) dan pembeli baligh, kemudian ijab dan qabul

dilakukan secara sukarela tanpa paksaan, mengenai objek jual beli atau rumah

yang dijual sudah ada.

B. Saran

1. Untuk pihak developer agar selalu menjalankan amanah dengan penuh rasa

jujur, tanggung jawab, dan tetap istiqomah dalam melakukan bisnis penjualan

property syariah dengan sistem yang diterapkan, karena pada prinsipnya jual

beli tidak hanya untuk mencari keuntungan semata, tetapi mencari keridhoan

Allah SWT.

2. Untuk calon pembeli di Di PT 7Benua Properti, harus tetap mematuhi syarat

dan ketentuan dari jual beli yang telah ditetapkan di PT 7Benua Properti.

74

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Al-Qur‟an dan terjemahan, Jakarta CV. Atlas, 1998.

Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam, Syariah Bulughul Maram, Terj.Thahirin

Suparta dkk, Jakarta: Pustaka Azzam, 2006

Abdullah Shonhaji, dkk, Tarjamah Sunan Ibnu Majah Jilid III. Semarang: CV Asy

Syifa, 1993

Adiwarman Azwar Karim, Islamic Corporate Social Responsibility Pada Lembaga

Keuangan Syariah, Jakarta:Kencana, 2017

Ahmad Sarwat, Fiqih Jual-beli, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019

Ahmad Wason Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Idonesia Terlengkap

Surabaya: Pustaka Penerbit Progresif, 1997

Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga Kontemporer (Teori

dan Praktek), UIN-Maliki Press, 2018

Ali Sakti, Analisis Teoritis Ekonomi Islam, Jakarta: Paradigma dan AQSA

Publishing,2007

Al-Imam al-Hafid Abi Abdillah Muhammad Ibnu Yazid al-Quzwaini, Sunan Ibnu

Majjah, Beirut: Darl al-Fikr, 1995.

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid I, Cetakan Ke-5, Jakarta: Kencana, 2011

Azhari Akmal Tarigan, Dasar-dasar Etika Bisnis Islam, Jakarta: FEBI Pers, 2016

Dimayuddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008

Endang Hidayat, Fikih Jual Beli. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015

Fauzi Muhammad & Baharuddin Ahmad, Fikih Bisnis Syariah, Jakarta: Kencana,

2021

Hardjono, Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR. Jakarta: PT.Pustaka Grahatama,

2008

Harun, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratam, 2007

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008

75

Imām Taqiyuddīn Abū Bakar Al-Ḥusaīnī, Kifāyah al-Akhyār fi Ḥalli Ghāyah al

Akhtiṣār, Terj.

Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta: Kencana

Prenada media Group, Cet 3, 2013

Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan kontemporer Yogyakarta: Ghalia

Indonesia, 2012

Jaih Mubarok, dkk, Fikih Mu‟amalah Maliyyah; Akad Jual-Beli Laskar Pelangi,

Metodologi Fiqih Muamalah Kediri: Lirboyo Press,2013

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Cet 15, 2014,

Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah (Kediri: Lirboyo Press,2013

M. Quraish Shihab, Tafsir al Misbah Vol 1 Ciputat: Lentera Hati, 2000

Muhammad Fethullah Gulen, Membangun Peradaban Kita, Jakarta: Republika

Press, 2013

Mahmudatus Sa'diyah, Fiqih Muamalah II: Teori dan Praktik, UIN Nu Jepara,

2019

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Jakarta: Kencana Predana Media Group,

2009

R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cetakan X, Bandung, Citra Adiyta Bakti, 1995

Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah Untuk UIN, STAIN, PTAIS, dan Umum,

Bandung:Pustaka Setia

Sjafrijal, Ekonomi Wilayah Dan Perkotaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2012

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia,

2014

Sofyan A.P.Kau, Metode Penelitian Hukum Islam, Yogyakarta: Mitra Pustaka

2013

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R & D, Bandung: Alfabet, 2010

76

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2019

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta

Renika Cipta Cetakan XIV, 2010

Suhawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta:Sinar Grafika, 2000

Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam (Hukum Transaksi Keuangan, Transaksi Jual

Beli, Asuransi, Khiyar, Macam-macam Akad Jual Beli, Akad Ijarah Jilid

5, Jakarta: Kencana, 2011

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, 2014

B. Skripsi dan Jurnal

Ari Salvia Herdiana Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Properti Di PT

Cahaya Indah Mulia Desa Tajug Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo,

(Ponorogo, Insitut Agama Islam Negeri Ponorogo).

Elesmi Dikha Sari Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Kredit Pemilikan Rumah

Syariah Di Pt. Hiba Mitra Devinda Kota Bengkulu (Bengkulu, Institut

Agama Islam Negeri Bengkulu)

Wasaluwa Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perjanjian Sewa Beli Perumahan

Barcelona Kenten Palembang Palembang Universitas Islam Negeri

Raden Fatah

Firmansyah, & Arvian. Non-Bank Pendekatan dalam Hipotek Islam, Studi Di

Jawa Barat, Jurnal Akutansi Terapan indonesia,2020

Muhammad Rizal Satria dan Tia Setiani, “Analisis Perbandingan Pemberian

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank Konvensional Dengan

Pembiayaan Murabahah (KPR) Pada Bank Syariah”, Jurnal Ekonomi dan

Keuangaan Syariah, Vol. 2, no.1, 2018

C. Wawancara

Wawancara dengan bapak Rifki Mubarak, Direktur

Wawancara dengan ibu Harki, Staf Marketing

D. Website

77

Http://boenesaja.blogspot.com di akses pada 9 juli 2021 pukul 23.30

http://pengusahamuslim.com/kpr-danperan-1811.html , diakses pada 26 Juni

2021.

LAMPIRAN

(Wawancara dengan Bapak Rifki Mubarak Sebagai Direktur PT 7Benua Properti)

78

(Wawancara dengan Ibu Harki Sebagai Staf Marketing PT 7Benua Properti)

(Spanduk Perumahan Bumi Sungai Duren PT 7Benua Properti)

(Observasi di Perumahan Bumi Sungai Duren)

79

(Dokumen Perjanjian di PT 7Benua Properti)

80

CURRICULUM VITAE

A. Identitas

Nama : Rahmat Ilham

Tempat tanggal Lahir : Sarolangun, 06-Desember-1997

Email : [email protected]

Nomor Kontak/HP : 082246366345

Alamat :Desa Bukit Murau, Kecamatan Singkut,Kabupaten

Sarolangun

B. Riwayat Pendidikan

1. SDN 70 Bukit Murau Tahun 2004-2010

2. SMPN 5 Sarolangun Tahun 2010-2013

3. SMKN 9 Sarolangun Tahun 2013-2016

4. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2017-2021

Jambi September 2021

Rahmat Ilham

104170322