sistem integumen 2 furunkel

24
Sistem Integumen 2 “FURUNKEL” S1 Keperawatan Tingkat 3 Kelompok 3 Firli Damayanti Helda Aida Permata Ilma Chantika Putri Juita M. Topan Wijaya Hasibuan

Upload: heldaaidaa

Post on 12-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Furunkel

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Integumen 2 Furunkel

Sistem Integumen 2“FURUNKEL”

S1 Keperawatan Tingkat 3

Kelompok 3Firli DamayantiHelda Aida PermataIlma Chantika PutriJuitaM. Topan Wijaya Hasibuan

Page 2: Sistem Integumen 2 Furunkel

A. Konsep Penyakit

DefinisiFurunkel adalah Infeksi akut dari satu folikel rambut yang

biasanya mengalami nekrosis disebabkan oleh Staphylococcus aureus. (Kliegman, ann M. Arvin )

Furunkel merupakan tonjolan yang nyeri dan berisi nanah yang terbentuk dibawah kulit ketika bakteri menginfeksi dan menyebabkan inflamasi pada satu atau lebih folikel rambut. Furunkel juga merupakan infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus disekitarnya. (Richard E. Behrman)

Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan yang disekitarnya, yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. (Wilson M. Lorraine)

Page 3: Sistem Integumen 2 Furunkel

Etiologi

a) Bakteri : stafilokokus aureus, berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm, susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.

b) Bakteri lain atau jamurPaling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial,

paha dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari tangan.

Page 4: Sistem Integumen 2 Furunkel

Anatomi Dan Fisiologi

Page 5: Sistem Integumen 2 Furunkel

FisiologiKulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar

dan merupakan proteksi terhadap organ-organ yang terdapat dibawahnya dan membangun semua barrier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar dan turut berpartisipasi dalam banyak fungsi tubuh yang vital.

Fungsi Kulit:1. Perlindungan (Proteksi)2. Sensibilitas (Fungsi Sensori)3. Keseimbangan air4. Pengaturan Suhu (Thermoregulator)

Page 6: Sistem Integumen 2 Furunkel

PatofisiologiBakteri stafilokokus aureus umumnya masuk melalui

luka, goresan atau robekan pada kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).

Page 7: Sistem Integumen 2 Furunkel

Furunkel dapat berawal sebagai “jerawat” yang kecil, merah, menonjol, dan terasa sakit. Sering kali infeksi ini berlanjut dan melibatkan jaringan kulit serta lemak subkutan dengan menimbulkan nyeri tekan, rasa sakit, dan selulitis di daerah sekitarnya. Daerah kemerahan dan indurasi menggambarkan upaya tubuh untuk menjaga agar infeksi tetap terlokalisasi. Bakteri (biasanya stafilococcus) menimbulkan nekrosis pada jaringan tubuh yang diserangnya. Terbentuknya bagian tengah bisul yang khas terjadi beberapa hari kemudian. Kalau hal ini terjadi, bagian tengah tersebut menjadi berwarna kuning atau hitam, dan bisul semacam ini dikatakan oleh orang awam sebagai bisul “yang sudah matang”.

Page 8: Sistem Integumen 2 Furunkel
Page 9: Sistem Integumen 2 Furunkel
Page 10: Sistem Integumen 2 Furunkel

Pathway

Page 11: Sistem Integumen 2 Furunkel
Page 12: Sistem Integumen 2 Furunkel

Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala

1. Mula-mula modul kecil yang mengalami keradangan pada folikel rambut, kemudian menjadi pustula dan mengalami nekrose dan menyembuh setelah pus keluar dan meninggal sikatrik. Proses nekrosis dalam 2 hari – 3 minggu.

2. Nyeri, terutama pada yang akut, besar, di hidung, lubang telinga luar.

3. Gejala konstitusional yang sedang (panas badan, malaise, mual).

4. Dapat satu atau banyak dan dapat kambuh-kambuh.5. Tempat predileksi : muka, leher, lengan, pergelangan

tangan dan jari-jari tangan, pantat dan daerah anogenital.

Page 13: Sistem Integumen 2 Furunkel

Gambaran Klinis1. Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk

kubah dan bewarna merah disekitarnya2. Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat

mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih3. Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit

berat4. Jika pecah spontan atau disengaja, akan mongering dan

membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi

5. Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg6. Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan

jelas.

Page 14: Sistem Integumen 2 Furunkel
Page 15: Sistem Integumen 2 Furunkel
Page 16: Sistem Integumen 2 Furunkel
Page 17: Sistem Integumen 2 Furunkel

Penatalaksanaan1. Bila furunkel disertai demam berikan antibiotic sistemik.2. Jika infeksi berat atau pada area berbahaya dosis antibiotik

maximal harus diberikan dalam bentuk parenteral.3. Bila lesi besar, nyeri dan fluktuasi, insisi dan drainase sangat

diperlukan.4. Jika infeksi berulang atau ada komplikasi, periksa kultur perlu

dilakukan.5. Terapi antimicrobial harus dilanjutkan sampai semua bukti

inflamasi berkurang dan berubah.

Page 18: Sistem Integumen 2 Furunkel

PenatalaksanaanAdapun penatalaksanaan untuk furunkel atau furunkolosisi

adalah sebagai berikut:1. Topikal

Topical diberikan salep yang mengandung basitrasin dan neomisin, asam fusidat , natrium fusidat atau yang mengandung mupirosin. Bila terjadi ulkus atau lesi masih eksudatif dilakukan kompres terbuka dengan larutan permanganas kalikus 1/ 5000, larutan rivanol 0,1% atau povidin iodine 5%-10%.

2. SistemikSistemik diberikan antibiotic, seperti :Koksasilin 3 x 500 mg per oral/ hari selama 5-7 hari atauSefadroksil 2 x 500 mg peroral/ hari selama 10-14 hariBila alergi terhadap penisilin diberikan eritromisinPada furunkel maligna diberikan sefotaksim 1 gram intramuskuler per 8 jam selama 10 hari.

Page 19: Sistem Integumen 2 Furunkel

B. Asuhan Keperawatan

Pengkajiana) Data subyektif :

Pasien mengeluh nyeri, badan terasa panas, mual muntah, gatal-gatal pada kulit, terdapat luka pada kulit, tidak bisa tidur/kurang tidur, malu dengan kondisi sakitnya, dan mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya.

b) Data obyektif :Suhu tubuh meningkat melebihi 38 derajat celcius,

ekspresi wajah meeringis, menggaruk-garuk di kulit, gelisah tidak bias tidur, menutup diri/menarik diri, porsi makan tidak dihabiskan, kulit tampak lecet/luka, mual-muntah, pasien bertanya tentang penyakitnya

Page 20: Sistem Integumen 2 Furunkel

Diagnosa Keperawatana) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan

fungsi barier kulitb) Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulitc) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakitd) Gangguan pola tidur berhubungan dengan prurituse) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan

kulit yang tidak baikf) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

informasi tentang perawatan kulit dan cara menangani kelainan kulit

g) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Page 21: Sistem Integumen 2 Furunkel

Intervensia) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi

barier kulitHasil yang diharapkan : pasien dapat mempertahankan integritas kulitRencana tindakan keperawatan

a. Kaji/catat ukuran atau warna, kedalaman luka dan kondisi sekitar lukaRasional : Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan dan

petunjuk tentang sirkulasi. b. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi

sehari 2 kaliRasional :Menjaga kebersihan kulit dan mencegah komplikasi

c. Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasiRasional : Maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan

pecahnya kulit dan perluasan kelainan primerd. Kolaborasi dalam pemberian obat topical

Rasional : Mencegah atau mengontrol infeksi

Page 22: Sistem Integumen 2 Furunkel

Intervensib) Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit

Hasil yang diharapkan : nyeri terkontrol/teratasiRencana tindakan keperawatan :

a. Kaji skala nyeriRasional : Perubahan karakter, lokasi, intensitas nyeri dapt

mengindikasikan komplikasib. Dorong ekspresi, perasaan tentang nyeri

Rasional : Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat meningkatkan mekanisme koping

c. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, massage, guiding imajeneryRasional : Memfokuskan kembali pehatian, meningkatkan relaksasi dan

meningkatkan rasa control yang dapat menurunkan ketergantungan farmakologis

d. Berikan aktivitas terapeutik tepat sesuai dengan kondisi dan usia pasienRasional : Membantu mengurangi konsentrasi nyeri yang dialami dan

memfokuskan kembali perhatiane. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi

Rasional : Perubahan metode untuk penghilangan nyeri

Page 23: Sistem Integumen 2 Furunkel

Intervensia) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

Hasil yang diharapkan : peningkatan suhu tubuh diatas rentang dermalRencana tindakan keperawatan :

a. Pantau suhu pasien ( derajat dan pola )Rasional : Suhu 38,9-41oC menunjukkan proses infeksius

b. Berikan kompres hangatRasional : Membantu mengurangi demam

c. Anjurkan pasien untuk banyak minumRasional : Membantu mengurangi demam

d. Berikan antipiretikRasional : Digunakan untuk mengurangi demam

dengan aksi sentralnya pada hipotalamus

Page 24: Sistem Integumen 2 Furunkel

Terimakasih