sistem integumen ikan

22
I. PENDAHULUAN A. Pengertian Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari tentang ikan. Pengertian dari ikhtiologi itu sendiri adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya. Salah satu sub pokok bahasan ikhtiologi adalah Sistem Integumen pada ikan. Adapun pengertian dari integumen ikan adalah suatu sistem pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya. Secara umum sistem integumen pada seluruh mahluk hidup merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat mahluk hidup tersebut berada. Pada sistem integumen tersebut terdapat sejumlah organ atau struktur dengan fungsi yang beraneka pada bermacam-macam jenis mahluk hidup. B. Tujuan 1

Upload: muhamad-yusup

Post on 29-Jun-2015

1.560 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Sistem pelindung tubuh ikan, sisik dan derivat-derivatnya

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Integumen Ikan

I. PENDAHULUAN

A. Pengertian

Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari

tentang ikan. Pengertian dari ikhtiologi itu sendiri adalah suatu ilmu pengetahuan

yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya. Salah satu sub pokok

bahasan ikhtiologi adalah Sistem Integumen pada ikan. Adapun pengertian dari

integumen ikan adalah suatu sistem pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivat-

derivatnya. Secara umum sistem integumen pada seluruh mahluk hidup merupakan

bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat mahluk

hidup tersebut berada. Pada sistem integumen tersebut terdapat sejumlah organ atau

struktur dengan fungsi yang beraneka pada bermacam-macam jenis mahluk hidup.

B. Tujuan

Ikhtiologi merupakan dasar beberapa ilmu seperti fisiologi dan reproduksi

hewan air, pengelolaan sumberdaya perikanan, budidaya ikan, pemanfaatan

sumberdaya perairan atau teknik penangkapan ikan. Dengan mempelajari ikhtiologi

diharapkan mahasiswa akan lebih mudah memahami tentang ikan dengan segala

aspek kehidupannya dan kaitannya dengan bidang ilmu-ilmu yang lain seperti tersebut

diatas.

1

Page 2: Sistem Integumen Ikan

II. SISTEM INTEGUMEN

A. Kulit

Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu

lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis atau

corium (Gambar 1). Derivat integumen merupakan suatu struktur yang secara

embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya.

Lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan

oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya.

Epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan

dan sistem somatis, mempunyai sejarah evolusi yang kompleks. Integumen sekalian

hewan merupakan lapisan protektif yang menjaga lalulintas air dan zat-zat yang

terlarut di dalamnya secara bebas. Epidermis tidak dilengkapi dengan pembuluh-

pembuluh darah, keperluan metabolisme diperoleh secara difusi, karena itu

kecenderungan dari sel-sel yang paling di luar untuk menjadi mati dan lepas sangat

besar sekali. Epidermis bagian dalam terdapat lapisan sel yang disebut stratum

germinativum (lapisan malphigi). Lapisan ini sangat giat dalam melakukan

pembelahan untuk menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan untuk persediaan

pengembangan tubuh.

Dermis yang didalamnya terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan

pengikat memiliki struktur yang lebih tebal dan sel-sel yang susunannya lebih

kompak dari pada epidermis. Derivat-derivat kulit juga juga dibentuk dalam lapisan

ini. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik, dan

2

Page 3: Sistem Integumen Ikan

derivat-derivat kulit lainnya. Asal mula terbentuknya dermis ini belum banyak

diketahui; diperkirakan bahwa jaringan ikat di bawah epidermis dulunya berubah,

terutama sekali menjadi tulang pada hewan nenek moyang vertebrata, seperti yang

terlihat pada fosil-fosil Ostracodermi yang mempunyai perisai-perisai tulang pada

kulitnya yang pertumbuhannya sangat baik.

Keterangan : 1. epidermis 5. chromatophore

2. dermis 6. subcutis

3. kelenjar lendir 7. otot

4. sisik

Kulit selain sebagai pembalut tubuh juga berfungsi sebagai :

1. Alat pertahanan pertama terhadap penyakit.

2. Perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor lingkungan yang

mempengaruhi kehidupan ikan dengan cara memasukkan dan mengeluarkan panas

secara bergantian melalui aliran darah pada kulit (thermoregulasi), dimana dalam

kulit terdapat penerima rangsang (sensory receptor).

3

Page 4: Sistem Integumen Ikan

3. Menjaga keseimbangan cairan (air) dalam tubuh (kelompok amphibian).

4. Alat ekskresi dan osmoregulasi.

5. Alat pernafasan tambahan dan respirasi pada beberapa jenis ikan terutama pada

kelompok amphibian.

2. Lendir

Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi lendir yang lebih banyak dan

tebal dibanding dengan ikan yang bersisik. Ketebalan lendir yang meliputi kulit ikan

dipengaruhi oleh kegiatan sel kelenjar yang berbentuk piala yang terletak di dalam

epidermis. Kelenjar ini akan memproduksi lendir lebih banyak pada saat tertentu,

misalnya pada saat ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya/ genting dibanding

pada saat atau keadaan normal.

Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ia dapat berenang

dengan lebih cepat, mencegah infeksi dan menutup luka, berperan dalam

osmoregulasi sebagai lapisan semi-permiable yang mencegah keluar masuknya air

melalui kulit. Pada beberapa ikan tertentu menggunakan lendir sebagai alat

perlindungan pada saat terjadi kekeringan, misalnya ikan paru-paru (Protopterus)di

Afrika yang menanamkan diri pada lumpur selama musim panas dengan membungkus

tubuhnya dengan lendir hingga musim penghujan tiba. Beberapa ikan yang

menggunakan lendirnya untuk melindungi telur dari gangguan luar, misalnya anggota

dari genus Trichogaster.

3. Sisik

4

Page 5: Sistem Integumen Ikan

Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan primitive,

sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal tersebut sangat

dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di dalam dermis

sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis.

Di samping ikan bersisik terdapat pula ikan yang sama sekali tidak bersisik, di

temukan pada ikan lajur (Trichiurus, Lepturancanthus, Demissolinea), ikan sub-ordo

Siluroidea (Pegasius, Clarias, Fluta alba). Sebagai suatu kompensasi dari tidak

terdapatnya lendir pada tubuhnya, mereka memiliki lendir yang lebih tebal sehingga

badannya menjadi lebih licin.

Ada beberapa jenis ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu

saja. Seperti “paddle fish”, ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian operculum

dan ekor. Dan adapula yang hanya ditemukan sepanjang linea lateralis. Ikan sidat

(Anguilla) yang terlihat seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil

dan dilapisi lendir yang tebal.

Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat

dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, ganoid, Cycloid dan

Ctenoid.

a. Sisik Placoid

Jenis sisik ini karakteristik hanya bagi golongan ikan-ikan bertulang rawan

(Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang

bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya

terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar

dari permukaan epidermis (Gambar 2). Sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton

5

Page 6: Sistem Integumen Ikan

yang primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang

biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral dan

duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan saraf yang

berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut

dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik

placoid menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan

dari sel-sel dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk

papila dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan

hiu merupakan derivate dari sisik.

Keterangan : 1. dentine 2. enamel 3. canaliculi

4. pulp 5. epidermis 6. dermis

b. Sisik Cosmoid

Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah

dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan,

yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel,

kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir

isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya

6

Page 7: Sistem Integumen Ikan

pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang

menutup permukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria chalumnae.

c. Sisik Ganoid

Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan

Scaphyrynchus (Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan

terluar disebut ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian

lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine.

Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik type ini adalah

antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae.

d. Sisik Cycloid dan Ctenoid

Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat

pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-

jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya

meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian

posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak

mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih

tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah

kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi

gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah

bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan

(anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir pigmen

(chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak

berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian

7

Page 8: Sistem Integumen Ikan

posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan

titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik

(Gambar 3).

Gambar 3. Tipe sisik (A) cycloid, (B) ctenoid, dan

(C) sisik Linea lateralis (L.l)

Keterangan : 1. focus 2. circuli 3. annulus

4. radius 5. chromatophore 6. ctenii

7. lubang L.L 8. saluran L.L

Di daerah yang bermusim empat, sisik dapat digunakan untuk menentukan

umur ikan. Circulus selalu bertambah selama ikan hidup. Pada musim dingin

pertumbuhan ikan lambat, dan jarak antara circulus yang satu dengan yang lainnya

menjadi sempit sekali, bahkan kadang-kadang berhimpitan. Circuli yang berhimpitan

ini disebut annulus yang terjadi setahun sekali. Annulus ini digunakan untuk

menghitung umur ikan. Bagian yang jelas menunjukkan umur ikan ialah bagian

anteriornya.

4. Pewarnaan

8

Page 9: Sistem Integumen Ikan

Ikan-ikan yang hidup di perairan bebas seperti tenggiri (Scomberomorus

commersoni) mempunyai warna tubuh yang sederhana, bertingkat dari keputih-

putihan pada bagian perut, keperak-perakan pada sisi tubuh bagian bawah sampai

warna kebiru-biruan atau kehijau-hijauan pada sisi atas dan kehitam-hitaman pada

bagian punggungnya. Ikan yang hidup di daerah dasar perutnya berwarna pucat dan

bagian punggungnya berwarna gelap. Umumnya ikan laut yang hidup di lapisan atas

berwarna keperak-perakan, di bagian tengah kemerah-merahan dan di bagian bawah

(dasar) ungu atau hitam.

Warna ikan tersebut disebabkan oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik)

dan biochrome (pigmen pembawa warna). schemachrome putih terdapat pada

rangka, gelembung renang, sisik dan testes, biru dan ungu pada iris mata, warna-

warna pelangi pada sisik, mata dan membrane usus. Adapun yang termasuk

biochrome ialah :

(1). Carotenoid berwarna kuning, merah dan corak lainnya.

(2). Chromolipod berwarna kuning sampai coklat.

(3). Indigoid berwana biru, merah dan hijau.

(4). Melanin kebanyakan berwarna hitam atau cokat.

(5). Porphyrin atau pigmen empedu berwarna merah, kuning, hijau dan coklat.

(6). Flavin berwarna kuning tetapi sering dengan fluorisensi kehijau-hijauan.

(7). Purin berwarna putih atau keperak-perakanSel khusus.

(8). Pterin berwarna putih, kuning, merah dan jingga.

Sel khusus yang memberikan warna ikan ada 2 macam yaitu iridocyte

(leocophore dan guanophore) dan chromathopore.

9

Page 10: Sistem Integumen Ikan

Iridocyte dinamakan juga sel cermin karena mengandung bahan yang dapat

memantulkan warna di luar tubuh ikan. Bahan yang terkandung di dalam sel cermin

antara lain guanin crystal (warna keputih-putihan) sebagai hasil buangan

metabolisme.

Sel chromathopre terdapat dalam dermis. Sel ini mempunyai butir-butir

pigmen yang merupakan sumber warna sesungguhnya. Butir pigmen ini dapat

menyebar keseluruh sel atau mengumpul pada suatu titik. Gerakan inilah yang

menyebabkan perubahan warna pada ikan. Chromathopre dasar ada 4 jenis yaitu

erythrophore (merah dan jingga), xanthopore (kuning), melanophore (hitam) dan

leucophore (putih).

Fungsi warna pada tubuh ikan dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu :

1. Sebagai persembunyian

Jenis warna persembunyian dibedakan menjadi 5 kelompok yang meliputi :

1. Pemiripan warna secara umum, yaitu antara ikan dengan latar belakangnya

merupakan karakteristik dasar ikan untuk memiripi bayangan dan corak habitat

dimana mereka tinggal.

2. Pemiripan warna secara berubah yaitu merupakan kemampuan ikan untuk

mengubah warna tubuhnya secara berlahan-lahan atau cepat seakan-akan untuk

dapat menyamai latar belakangnya dengan lebih sempurna.

3. Pemudaran warna yaitu merupakan kemampuan ikan untuk mengurangi

kejelasan ikan tersebut dari sekelilingnya sehingga kabur. Salah satu bentuk

pemudaran warna ini ialah “counter shading” dimana ikan mempunyai bagian

10

Page 11: Sistem Integumen Ikan

dorsal yang berwarna lebih gelap daripada bagian ventralnya, sehingga tampak

seperti bidang datar bagaikan bayangan.

4. Pewarnaan terpecah yaitu merupakan suatu upaya untuk mengaburkan

pandangan terhadap tubuh ikan.

5. Pewarnaan terpecah koinsiden yaitu merupakan suatu kamuflase khusus,

dengan cara membentuk suatu corak yang menyerupai suatu organ tubuh.

2. Sebagai Penyamaran

Penyamaran merupakan suatu upaya untuk menyerupai suatu benda tertentu,

bukan saja terhadap warna, tetapi juga bentuk dan tingkah laku. Ikan Monacanthus

polycanthus dan Oligoplites saurus tampak menyerupai daun. Bentuk ikan lepu

tembaga (Synanoeja horrida) mirip batu.

3. Sebagai Pemberitahuan

Pada beberapa ikan bentuk pewarnaannya justru cenderung sebagai

pemberitahuan terhadap ikan sejenisnya. Biasanya pada saat musim pemijahan, ikan-

ikan cenderung mengeluarkan warna cemerlang yang bermakna untuk pengenalan

seksual.

5. Organ Cahaya

Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens, yang

umumnya berwarna biru atau biru kehijau-hijauan. Terdapat dua sumber cahaya yang

dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit, yaitu cahaya yang

dikeluarkan oleh bakteri yang hidup bersimbiose dengan ikan dan cahaya yang

dikeluarkan oleh ikan itu sendiri. Ikan-ikan yang dapat mengeluarkan cahaya

11

Page 12: Sistem Integumen Ikan

umumnya tinggal di bagian laut dalam dan hanya sedikit yang hidup di perairan

dangkal. Habitat di laut yang didiami kelompok ikan ini berkisar antara 300 - 1000

meter.

Sel pada kulit ikan yang dapat mengeluarkan cahaya disebut sel cahaya atau

photophore (photocyte). Sel ini terdapat pada golongan ikan Elasmobranchii (Spinax,

Etmopterus, Benthobathis moresbyi ) dan Teleostei (Stomiatidae, Myctophiformes,

Batrachoididae).

Ikan-ikan family Macroridae, Gadidae, Monocentridae, Anomalopidae,

Leiongnathidae, Serranidae dan Saccopharyngidae mempunyai cahaya yang

dikeluarkan oleh bakteri yang hidup bersimbiose dengan ikan. Ikan leweri batu

(photoblepharon palpebratus) dan leweri air (Anomalops katoptron), yang keduanya

termasuk family Anomalopidae, mempunyai bakteri cahaya yang terletak di bawah

matanya. Kedua ikan tersebut hidup di perairan yang dangkal.

Adapun fungsi organ cahaya pada ikan adalah :

1. Sebagai tanda pengenal individu ikan sejenis

2. Untuk memikat mangsa

3. Menerangi lingkungan sekitarnya

4. Mengejutkan musuh dan melarikan diri

5. Penyesuaian terhadap ketiadaan sinar di laut yang merupakan sebagai ciri-ciri ikan

beracun.

6. Kelenjar Beracun

12

Page 13: Sistem Integumen Ikan

Kelenjar beracun merupakan modifikasi kelenjar yang mengeluarkan

lendir. Kelenjar beracun berfungsi sebagai mempertahankan diri, untuk

menyerang dan mencari makanan. Bahkan kelenjar beracun pada ikan dapat

mematikan manusia seperti racun ikan lepu tembaga (Synanceja horrida).

Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung kelenjar racun antara

lain ikan-ikan yang hidup di sekitar karang. Kelenjar racun umumnya dikeluarkan

melalui jari-jari keras sirip punggung (dorsal fin) dan dada (fectoral fin) atau

sering disebut patil seperti pada ikan sembilang (Plotosus canius), ikan lele

(Clarias batrachus). Pada sirip ekor ikan pari (Dasyatis) terdapat duri tersusun

dari bahan yang disebut yasodentine dan sepanjang kedua sisi duri tersebut

terdapat gerigi yang bengkok ke dalam.

Beberapa jenis ikan buntal (Tetraodontidae) juga mempunyai kelenjar

racun, tetapi racunnya bukan berasal dari sistem integumennya, melainkan dari

kelenjar empedu (hepar) dan empedu.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: Sistem Integumen Ikan

Djadja Subardjo Sjafei, dkk. 1989. Iktiologi. Fakultas Perikanan. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. IPB Bogor.

Website : http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik_ikan.

Website : http://seabass86.wordpress.com/2009/05/23/Sistem Integumen pada Ikan Secara Umum.

14

TUGAS TERSTRUKTURMATA KULIAH IKTIOLOGI

DOSEN PENGAMPUH :EKA INDAH RAHARJO, S.Pi, M.Si

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD YUSUP

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2010

Page 15: Sistem Integumen Ikan

15