sistem informasi keuangan berbasis desktop...
TRANSCRIPT
SISTEM INFORMASI KEUANGAN BERBASIS DESKTOP
DENGAN JAVA STANDARD EDITION & MySQL
DI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
Syaiful Huda (09011188)
Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Paiton Probolinggo
2012/2013
ABSTRAK
Pada Bagian Keuangan di lembaga Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid memiliki sistem
yang tidak terkomputerisasi. Komputer hanya dijadikan sebagai alat pengganti penulisan secara
manual. Dengan bertambahnya mahasiswa tiap tahunnya, kebutuhan akan sarana, prasarana, dan
hal-hal terkait dengan proses perkuliahan juga meningkat, hal ini berpengaruh pada kondisi
keuangan yang ada. Sistem yang ada sekarang di Bagian Keuangan kurang merespond dengan
keadaan itu.
Dari problematika di atas, ingin diterapkan sebuah sistem yang terkomputerisasi berbasis
desktop untuk proses pengelolahan data keuangan pada Bagian Keuangan di STT Nurul Jadid.
Sistem ini nantinya yang akan menyimpan, mengolah dan menampilkan semua informasi yang
berkaitan dengan keuangan di lembaga tersebut.
Di dalam proses penelitian untuk pengembangan sistem lama (manual) ke sistem baru
(terkomputerisasi) digunakan dua metode, yaitu: metode pengumpulan data dan metode
pengembangan sistem. Metode pengumpulan data dipilih untuk mengetahui data apa saja yang
nantinya akan dikelolah oleh sistem sehingga sistem yang dikembangkan akan benar-benar sesuai
dengan kebutuhan. Sedangkah untuk metode pengembangan sistem dipilih agar proses penelitian
menghasilkan sistem berupa perangkat lunak yang benar-benar berguna dan bermanfaat bagi
Bagian Keuangan.
Setelah kedua metode yang telah disebutkan diatas dilakukan akan dihasilkan sebuah sistem
yang terkomputerisasi berupa software yaitu Sistem Informasi Keuangan Berbasis Dekstop. Sistem
Informasi Keuangan Berbasis Dekstop adalah sebuah program komputer yang ditanamkan pada
komputer desktop dan dirancang bangun untuk mempermudah pekerjaan karyawan yang ada di
bagian Keuangan, serta akan menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada dari sistem
manual yang telah ada sebelumnya.
Dari pembuatan tugas akhir ini dapat disimpulkan bahwa, sistem informasi keuangan berbasis
desktop adalah sebuah sistem terkomputerisasi yang menggantikan sistem manual yang ada di
Bagian Keuangan di STT Nurul Jadid yang sangat bermanfaat bagi lembaga tersebut, khususnya
pada Bagian Keuangan. Hal ini dapat terjadi karena kesemua proses yang ada pada sistem baru
telah terkomputerisasi.
Kata Kunci: Keuangan dan Desktop
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komputer merupakan salah satu dari sekian
banyak teknologi yang dimanfaatkan manusia
dalam kehidupannya. Komputer adalah suatu alat
elektronik yang melakukan beberapa tugas yaitu
menerima input, memproses input sesuai dengan
intruksi yang diberikan menyimpan perintah-
perintah dan hasil pengolahannya serta menyedia-
kan output dalam bentuk informasi dengan tempo
waktu yang singkat. Bahkan untuk komputer
dengan teknologi terkini, mampu melakukannya
jauh lebih singkat lagi. Bahkan untuk beberapa
input sekaligus. Benar-benar memanjakan manu-
sia dalam melakukan aktivitasnya.
Di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid
jika pengolahan data keuangan telah didukung
dengan sistem yang terkomputerisasi akan meng-
hasilkan kinerja yang jauh lebih baik, sehingga
apa nantinya yang diperlukan terkait dengan
keuangan yang ada di lembaga tersebut akan
tersaji dengan cepat dan akurat. Pada kenyataanya
di lembaga tersebut sistem yang ada masih belum
sepenuhnya terkomputerisasi.
Dengan bertambahnya mahasiswa tiap tahun-
nya kebutuhan akan sarana-prasarana juga me-
ningkat, hal ini sangat berpengaruh pada kondisi
keuangan yang ada dan tentunya membutuhkan
sebuah sistem yang memang handal dalam
pengelolahan keuangannya. Sistem yang ada
sekarang kurang merespond dengan keaadaan itu.
Sehingga dibutuhkannya pengembangan sistem
yang kesemuanya telah terkomputerisasi agar
tecipta sebuah disiplin administrasi keuangan
sekaligus menjadi solusi alternatif dari perma-
salahan-permasalahan yang timbul sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dituturkan
sebelumnya, titik tekan permasalahan yang
muncul adalah:
“Bagaimana merancang dan membuat
Sistem Informasi Keuangan Berbasis Desktop
di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid?”
1.3 Batasan Masalah
Membuat sebuah Sistem Informasi Keuangan
Berbasis Desktop di Sekolah Tinggi Teknologi
Nurul Jadid menggunakan Java Standard Edition
(Java SE) dan MySQL dengan rincian batas
sebagai berikut:
1. Input Data Unit (Bagian-bagian yang Berada
di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid).
2. Input Data BANK.
3. Input RAPB (Rencana Anggaran dan Penda-
patan Belanja).
4. Input Ampra (Formulir Permohonan Pencai-
ran Dana).
5. Input Keuangan Data Bank.
6. Laporan RAPB.
7. Laporan Hasil Ampra.
8. Laporan Sirkulasi Keuangan BANK.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penilitan ini adalah mengha-
silkan sebuah Aplikasi Keuangan terkompute-
risasi yang menghasilkan sebuah disiplin admi-
nistrasi keuangan sekaligus menjadi solusi
alternatif dari permasalahan-permasalahan yang
timbul sebelumnya dari sistem yamg lama.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penulis
Menambah wawasan akan berbagai macam
contoh kasus pembuatan Sistem Informasi
khususnya Sistem Informasi Keuangan untuk
lebih mematangkan dan mengamalkan ilmu
yang dimiliki.
2. Objek
Mempermudah Karayawan Bagian
Keuangan dalam menjalankan tugasnya.
Menghemat waktu dan biaya.
3. Akademik
Mempercepat dalam memperoleh informasi
keuangan yang dibutuhkan.
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang
dilakukan adalah:
1. Observasi
Penelitian dengan cara mengadakan penga-
matan langsung terhadap objek yang dijadikan
tempat penelitian yaitu di bagian Keuangan
STT Nurul Jadid.
2. Inteview
Dimana pengumpulan informasi dilakukan
dengan cara wawancara secara langsung
dengan Kepala Bagian Keuangan STT Nurul
Jadid. Wawancara ini akan dapat langsung
menghasilkan data dan informasi yang dijamin
kevalidannya.
3. Studi Pustaka
Berdasarkan literature yang menuliskan
tentang teori-teori yang digunakan sebagai
pemikiran yang bersifat teoritis.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu meneliti dokumen yang
berkaitan dengan proses yang berkaitan
dengan sistem.
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digu-
nakan adalah waterfall, metode ini diarahkan
pada analisis kebutuhan dan proses pengem-
bangan sistem. Adapun tahapan dalam pengem-
bangan sistem tersebut sebagai berikut:
1. Analisis Sistem
Analisis terhadap permasalahan untuk menge-
tahui kebutuhan serangkaian dan teknik yang
diperlukan serta menentukan batasan-batasan
sistem. Sehingga dapat menentukan cara yang
paling efektif dalam menyelesaikan masalah,
dan akan memberikan solusi sistem informasi
yang diperlukan.
2. Perancangan Sistem
Merupakan tahap selanjutnya dari analisis sis-
tem dalam kaitan mencari atau merumuskan
alternatif-alternatif pemecahan masalah.
3. Implementasi Program
Dalam implementasi Sistem Informasi Keua-
ngan Berbasis Desktop di STT Nurul Jadid
menggunakan pemrograman Java SE dan My-
SQL.
4. Testing
Proses uji coba keberhasilan Sistem Informasi
Keuangan Berbasis Desktop STT Nurul Jadid
yang berupa software.
5. Dokumentasi
Yaitu membuat dokumentasi serta pengar-
sipan terhadap project dalam bentuk laporan
Tugas Akhir (TA).
II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Keuangan Berbasis
Desktop
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai
sistem, informasi, dan desktop sehingga menim-
bulkan pemahaman yang utuh mengenai pengerti-
an dari Sistem Informasi Keuangan Berbasis
Desktop.
2.1.1 Pengertian Sistem
Di dalam mendefinisikan sebuah sistem, di-
bagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan
prosedure dan pendekatan komponen. Dengan
pendekatan prosedure, sistem adalah “Kumpulan
dari prosedure-prosedure yang mempunyai tujuan
tertentu” (Jogiyanto H.M, 2009, hal 34). Prose-
dure adalah urutan-urutan yang tepat dari
tahapan-tahapan intruksi yang menerangkan apa
(what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang
mengerjakannya, kapan (when) dikerjakan dan
bagaimana (how) mengerjakannya.
Sedangkan untuk pendekatan komponen da-
pat diartikan “Kumpulan dari komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya
membentuk suatu kesatuan untuk mencapai
tujuan tertentu” (Jogiyanto H.M, 2009, hal 34).
Di dalam mengartikan sebuah sistem, perlu diper-
hatikan mengenai apa yang paling terlihat dari
sistem itu sendiri.
Jika pada suatu sistem prosesnya lebih ter-
lihat maka sistem yang didefinisikan dengan
pendekatan prosedure lebih tepat untuk mende-
finisikan sistem. Jika fisiknya yang lebih terlihat
dari suatu sistem maka pendekatan komponen
lebih tepat untuk mendefinisikan sistem. Dengan
begitu diperoleh pengertian bahwa sistem bersifat
kondisional, tergantung apa yang nampak dari
bagian-bagian yang membentuk sebuah sistem.
2.1.2 Pengertian Informasi
Informasi adalah “Data yang diolah menjadi
bentuk yang berguna bagi pemakainya” (Jogiyan-
to H.M, 2009, hal 6). Informasi bisa dikatakan
berguna jika memenuhi tiga aspek, yaitu:
1. Tepat kepada orangnya atau relevan (relevan-
ce).
2. Tepat waktu (timeliness).
3. Tepat nilainya atau akurat (accurate).
Pengertian lain tentang informasi adalah
“Hasil olahan data, dimana data tersebut sudah
diproses dan diinterpretasikan menjadi suatu yang
bermakna untuk pengambilan keputusan” (Kus-
rini, 2007, hal 4).
Dari kedua pengertian yang telah disebutkan,
informasi merupakan hasil dari pengelolahan data
yang berguna sehingga mendasari dari pengam-
bilan keputusan. Sedangkan data dapat diartikan
sebagai deskripsi kejadian-kejadian yang terjadi
di dalam kehidupan. Data bersifat mentah dalam
artian memerlukan pemrosesan agar berguna bagi
yang memerlukan.
2.1.3 Pengertian Keuangan
Keuangan berasal dari kata uang yang diberi
imbuhan ke– dan –an. Di dalam Kamus Besar
Indonesia dalam jaringan arti kata uang adalah
“Alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan
hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah
suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau
logam lain yang dicetak dengan bentuk dan
gambar tertentu”.
Sedangkan imbuhan ke– dan –an adalah
salah satu dari konfiks (imbuhan tunggal yang
terjadi dari dua unsur yang terpisah). Fungsi-
fungsi dari imbuhan ini yaitu membentuk kata
benda abstrak, konkret, pasif dan kata keadaan
atau kata sifat. Dari beberapa pengertian
mengenai pembentuk kata keuangan yang telah
disebutkan, dapat disimpulkan bahwa keuangan
adalah keadaan alat tukar yang sah.
2.1.4 Pengertian Desktop
Desktop sebenarnya sebutan yang biasa
digunakan sebagai pengganti dari komputer
desktop. Komputer desktop adalah komputer
pribadi yang ditujukan untuk penggunaan secara
umum disuatu lokasi yang berlawanan dengan
komputer portabel seperti NoteBook dan
NetBook.
Komponen-komponen penyusun komputer
desktop seperti monitor atau layar komputer,
CPU, dan keyboard terpisah satu sama lain dan
biasanya berukuran besar. Berbeda dengan kom-
puter portabel yang komponen-komponennya di-
satukan dan berukuran kecil sehingga memudah-
kan untuk dibawa ke mana saja.
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Keuangan
Berbasis Desktop
Setelah sebelumnya dibahas mengenai pe-
ngertian tentang sistem, informasi, dan desktop
maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa penger-
tian dari Sistem Informasi Keuangan Berbasis
Desktop adalah sebuah sistem yang dibuat untuk
keperluan pengelolahan data keuangan yang
bertujuan untuk memberikan informasi yang
diperlukan oleh manajer keuangan semisal dalam
pengambilan keputusan suatu urusan tertentu,
selanjutnya sistem tersebut ditanamkan pada
komputer desktop.
2.2 Keuangan Sekolah Tinggi Teknologi
Nurul Jadid
Keuangan yang berada di Sekolah Tinggi
Teknologi Nurul Jadid dikelola oleh Bagian
Keuangan. Jika dilihat dari strukturnya, Bagian
Keuangan adalah salah satu bagian staff dari
BAUK (Badan Administrasi Umum dan Keua-
ngan). Kebutuhan-kebutuhan terkait masalah
uang dipetakan dengan tujuan untuk mengetahui
jumlah keluar masuknya uang yang ada di
lembaga tersebut.
Pemetaan kebutuhan-kebutuhan dana yang
ada di lembaga tersebut secara garis besar dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Pengadaan Barang atau Jasa.
2. Pemeliharaan dan Perbaikan Barang.
Kedua pemetaan ini masing-masing memi-
liki prosedur sebagai stadarisasi operasional yang
mengacu pada Hasil Keputusan Rapat Sekolah
Tinggi Teknologi Nurul Jadid.
2.2.1 Standar Operasional Prosedur
Pengadaan Barang atau Jasa
Adapun isi dari standar operasional prosedur
pengadaan barang atau jasa adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan
Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa Sekolah
Tinggi Teknologi Nurul Jadid bertujuan untuk
menjelaskan tentang mekanisme pengadaan
Barang atau Jasa masing-masing bagian di
Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid sesuai
dengan kebutuhan dan berpedoman pada
Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja
(RAPB), serta untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas permintaan Barang atau Jasa.
2. Ruang Lingkup
Barang atau Jasa yang akan diadakan adalah
berbasis kebutuhan tiap-tiap bagian dan
berpedoman pada Rencana Anggaran dan
Pendapatan Belanja (RAPB); yang dimaksud
bagian dalam hal ini adalah:
a. Bagian Administrasi Umum dan Keuangan
b. Bagian Sarana dan Prasarana
c. Bagian Laboratorium
d. Bagian Administrasi Akademik
e. Bagian Perpustakaan
f. Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat
g. Program Studi Informatika dan Elektronika
3. Acuan atau Referensi
Hasil Keputusan Rapat Sekolah Tinggi Tekno-
logi Nurul Jadid.
4. Definisi
Pembelian atau Pengadaan adalah Proses pem-
belian atau penggadaan alat barang inventaris
dan keperluan jasa di masing-masing bagian
disesuaikan kebutuhan dan Rencana Anggaran
Belanja (RAB) yang telah disahkan oleh Pem-
bantu Ketua II dan Ketua Sekolah Tinggi
Teknologi Nurul Jadid.
5. Prosedur
Prosedur Pembelian atau Pengadaan Barang
atau Jasa prasarana ini meliputi kegiatan-
kegiatan :
a. Pengajuan Form Permohonan Pengadaan
Barang atau Jasa
Formulir permohonan pengadaan Barang
atau Jasa dibuat rangkap 2 oleh kepala
bagian dan diserahkan kepada BAUK untuk
dilakukan verifikasi.
b. Pengesahan Permohonan Pengadaan Ba-
rang atau Jasa
Formulir permohonan yang telah diveri-
fikasi oleh BAUK diajukan kepada Pem-
bantu Ketua II untuk mendapatkan penge-
sahan. Khusus untuk pengadaan buku, judul
yang akan dibeli harus mendapatkan
persetujuan dari Ketua Program Studi dan
Pembantu Ketua I.
c. Pengembalian Surat Permohonan
Formulir permohonan yang telah disahkan
oleh Pembantu Ketua II diserahkan kembali
kepada kepala bagian yang mengajukan
sebagai acuan pembelian barang atau jasa.
d. Inventarisasi Barang
Barang yang telah dibeli ditujukkan terlebih
dahulu kepada Bagian Sarana dan Prasarana
untuk di inventarisir.
e. Penggunaan Barang
Setelah dilakukan proses inventarisasi ba-
rang diserahkan kepada penanggung jawab
(bagian pemakai barang).
6. Flow Prosedur
Adapun flow/alir dari kegiatan-kegiatan
Pembelian atau Pengadaan Barang atau Jasa
adalah sebagai berikut:
Pemohon
pengadaan
Barang
BAUK
(Verifikasi
Pengadaan)
Puket II
(Pengesahan
Permohonan)
Pemohon
Pengadaan
Barang
Sarana &
Prasarana
(Inventarisir)
Pemakai Barang
Gambar 2.1 Flow Standar Operasional
Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa
2.2.2 Standar Operasional Prosedur
Pemeliharaan Dan Perbaikan Barang
Adapun isi dari standar operasional prosedur
pemeliharaan dan perbaikan barang adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk mengatur segala
sesuatu yang berkaitan dengan pemeliharaan
dan perbaikan peralatan, sarana dan prasarana
sesuai dengan kebutuhan untuk mununjang
semua kegiatan lembaga Sekolah Tinggi
Teknologi Nurul Jadid yang bertujuan untuk
menjaga ketertiban, keamanan dan tertib
administrasi.
2. Ruang Lingkup
Rung lingkup SOP Pemeliharaan dan Per-
baikan Barang mulai dari pengajuan kepada
Bagian Administrasi Umum dan Keuangan
hingga proses pemeliharaan dan perbaikan
dilakukan.
Adapun pihak yang terkait adalah:
a. Ketua STT Nurul Jadid
b. Pembantu Ketua II STT Nurul Jadid
c. Kepala Bagian Administrasi Umum dan
Keuangan
d. Bagian Sarana dan Prasarana
3. Acuan/Referensi
Hasil Keputusan Rapat Sekolah Tinggi
Teknologi Nurul Jadid
4. Definisi
a. Pemeliharaan adalah proses perawatan pe-
ralatan, sarana dan prasarana yang bertu-
juan untuk menjaga agar kondisi peralatan,
sarana dan prasarana tersebut dalam kondisi
baik.
b. Perbaikan adalah proses memperbaiki pera-
latan, sarana dan prasarana yang awalnya
dalam kondisi rusak hingga kondisi menjadi
baik.
5. Prosedur
Prosedur peminjaman alat atau barang atau
sarana dan prasarana ini meliputi kegiatan-
kegiatan:
a. Pengajuan Surat Permohonan Pemeliharaan
dan Perbaikan
Jika terdapat peralatan, sarana dan pra-
sarana dalam kondisi rusak atau perlu
dilakukan pemeliharaan, maka penanggung
jawab peralatan, sarana dan prasarana
tersebut mengajukan Surat Permohonan Pe-
meliharaan dan Perbaikan kepada Pembantu
Ketua II STT Nurul Jadid.
b. Pengesahan Permohonan Pemeliharaan dan
Perbaikan
Peralatan, Sarana dan Prasarana yang
akan membutuhkan pemeliharaan atau
perbaikan, setelah melalui tahap pertama
yaitu pengajuan surat permohonan
pemeliharaan atau perbaikan yang ditun-
jukkan kepada Pembantu Ketua II Se-
kolah Tinggi Teknologi akan segera di
tindak lanjuti.
Pembantu Ketua II Sekolah Tinggi Tek-
nologi Nurul Jadid akan memeriksa surat
permohonan pemeliharaan/perbaikan ter-
sebut dan memberikan pengesahan.
c. Proses Pemeliharaan atau Perbaikan
Setelah surat pemeliharaan atau perbaikan
disahkan oleh Pembantu Ketua II, Bagian
Administrasi Umum dan Keuangan dengan
Bagian Sarana dan Prasarana bertanggung
jawab untuk melakukan pemeliharaan atau
perbaikan barang yang dimaksud.
d. Penyerahan Barang
Barang yang telah dilakukan pemeliharaan
atau perbaikan akan dikembalikan kepada
penanggungjawab masing-masing.
6. Flow Prosedur
Adapun flow/alir dari kegiatan-kegiatan Pem-
belian atau Pengadaan Barang atau Jasa
ditunjukkan pada gambar 2.3.
Pengajuan Surat
Permohonan Pemeliharaan
dan Perbaikan
Pengesahan
Permohonan Pemeliharaan
dan Perbaikan
Surat
dikembalikan
Proses
pemeliharaan/
perbaikan
Penyerahan
Barang
DitolakDiterima
Gambar 2.3 Flow Standar Operasional
Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan
Barang
Dari kesemua proses yang ada di Bagian
Keuangan masih ditangani dengan cara manual,
komputer hanya dijadikan sebagai media
pencatatan saja. Hal ini dinilai kurang baik karena
pekerjaan yang dilakukan oleh manusia dalam hal
mengingat, menghitung, dan mencari data-data
keuangan yang dikelola tidak begitu baik
dibandingkan dengan komputer yang melaku-
kannya.
Alangkah lebih baik jika aplikasi yang ada di
bagian tersebut dikomputerisasikan sehingga
akan menimbulkan manfaat-manfaat seperti ke-
mudahan dalam melakukan tugas-tugas, kebu-
tuhan tenaga yang semakin sedikit, kecepatan
pelaporan, dan keakuratan data yang diperoleh.
Hal ini tidak lepas dari peran komputer yang telah
dimanfaatkan oleh sekian banyak manusia di
dunia karena terbukti benar-benar membantu
manusia dalam menyelesaikan tugasnya.
2.3 Analisis dan Perancangan Sistem
Analisis dan perancangan sistem merupakan
tahap selanjutnya setelah adanya kebijakan dan
perencanaan untuk membuat sistem yang baru
atau pengembangan sistem yang lama. Kebijakan
sistem (system policy) tersebut dikeluarkan oleh
manajemen puncak (top management) ketika
sistem yang lama dinilai tidak dapat memenuhi
kebutuhan atau sistem yang lama memiliki
kelemahan-kelemahan dan selayaknya untuk di-
perbaiki.
Setelah manajemen puncak mengeluarkan
kebijaksanaan untuk mengembangkan sistem,
langkah selanjutnya ialah perancanaan sistem.
Perencanaan sistem (system planning) meliputi
apa saja yang diperlukan untuk mendukung pe-
ngembangan sistem seperti kebutuhan-kebutuhan
fisik, tenaga kerja, dan dana yang dibutuhkan.
2.3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem adalah “Penguraian dari suatu
sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-
bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasa-
lahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan,
hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-
kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat di-
usulkan perbaikan-perbaikannya” (Jogiyanto H.
M, 2007, hal 129).
Pendefinisian lain dari analisis sistem adalah
“Pembelajaran sebuah sistem dan komponen-
komponennya sebagai persyaratan system de-
sign/desain sistem, spesifikasi sistem yang baru
dan diperbaiki” (Jeffery L. Whitten, Lonnie D.
Bentley, dan Kevin C. Dittman, 2004, hal 176).
Pengembangan sebuah sistem meliputi
beberapa tahap untuk terciptanya suatu sistem
yang baru. Analisis sistem merupakan tahap yang
sangat penting karena jika terjadi kesalahan pada
tahap ini akan terjadi kesalahan pula di tahap
selanjutnya, contohnya pada tahap perancangan
sistem.
2.3.2 Perancangan Sistem
Dari buku yang ditulis oleh Jogiyanto H. M,
perancangan sistem atau desain sistem dapat
didefinisikan sebagai berikut menurut:
1. Robert J. Versello/John Reuter III:
“Tahap setelah analisis dari siklus pengem-
bangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-
kebutuhan fungsional dan persiapan untuk
rancang bangun implementasi; menggambar-
kan bagaimana suatu sistem dibentuk”.
2. John Burch & Gary Grudnitski:
“Desain sistem dapat didefinisikan sebagai
penggambaran, perencanaan dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen
yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang
utuh dan berfungsi”.
Dari kedua pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa perancangan sistem meru-
pakan tahap lanjutan dari analisis sistem karena
pada tahap ini kebutuhan-kebutuhan fungsional
dan persiapan untuk mengimplementasikan sis-
tem didefinisikan dengan cara digambarkan da-
lam bentuk sketsa agar terlihat bagaimana suatu
sistem dibentuk dari elemen-elemen yang terpisah
selanjutnya disatukan menjadi satu kesatuan yang
utuh dan berfungsi.
Adapun beberapa alat yang digunakan untuk
merancang sistem adalah sebagai berikut:
1. Flowchart
Flowchart atau bagan alir adalah “Bagan
(chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam
program atau prosedure sistem secara logika.
Bagan alir digunakan terutama untuk alat
bantu komunikasi dan untuk dokumentasi”
(Jogiyanto H. M, 2007, hal 795).
Adapun hal-hal yang akan lebih memperinci
dari penjelasan mengenai pengertian flowchart
adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik Flowchart
Flowchart bersifat grafis atau menggu-
nakan gambar-gambar sebagai simbol
untuk suatu jenis pekerjaan atau fungsi
tertentu.
Perintah bersifat esensial, yaitu perintah
yang penting-penting saja yang ditulis
didalam flowchart.
b. Kegunaan Flowchart
Membantu programmer mendesain prog-
ram sebagai spesifikasi program, sebagai
alat verifikasi dan sekaligus untuk doku-
mentasi program.
Memecahkan persoalan yang cukup
kompleks ke dalam serangkaian intruksi.
Lebih mudah diperiksa oleh seorang
quality control (QC) program dari pada
langsung memeriksa semua kode prog-
ram.
Dapat digunakan sebagai dokumen spe-
sifikasi proses dalam pembuatan DFD.
c. Pedoman Membuat Flowchart
Bagan alir sebaiknya digambar dari atas
ke bawah dan dimulai dari bagian kiri
suatu halaman.
Kegiatan di dalam bagan alir sebaiknya
ditunjukkan dengan jelas.
Harus ditunjukkan dari mana kegiatan
dimulai dan di mana berakhirnya.
Masing-masing kegiatan di dalam bagan
alir sebaiknya digunakan suatu kata yang
mewakili suatu pekerjaan.
Masing-masing kegiatan di dalam bagan
alir harus di dalam urutan yang semes-
tinya.
Kegiatan yang terpotong dan akan
disambaung di tempat lain harus ditun-
jukkan dengan jelas menggunakan sim-
bol penghubung.
Gunakanlah simbol-simbol bagan alir
yang stadar.
d. Jenis-jenis Flowchart
Bagan alir sistem (system flowchart).
Bagan alir dokumen (document flow-
chart).
Bagan alir skematik (schematic flow-
chart).
Bagan alir program (program flowchart).
Bagan alir proses (process flowchart).
e. Simbol-simbol Flowchart
Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart Standar
Simbol Fungsi Keterangan
Dokumern
Menunjukkan dokumen input/output baik dalam bentuk manual maupun
mekanik.
Keyboard
Menunjukkan input
menggunakan online keyboard.
Display Menunjukkan output yang
ditampilakan monitor.
Proses
Menunjukkan proses dari program komputer.
Keputusan/
Decision
Digunakan untuk suatu penyelesaian kondisi didalam
program.
Multi Dokumentasi
Menunjukkan banyak
dokumen input /output .
Penghubung
Digunakan untuk menunjukkan sambungan
dari bagan alir yang terputus di halaman yang sama.
Penghubung
Digunakan untuk menunjukkan sambungan
dari bagan alir yang terputus di halaman yang berbeda.
Arsip Manual File non komputer yang diarsip secara manual.
Kegiatan Manual
Menunjukkan pekerjaan manual.
Titik Terminal Untuk menunjukkan awalan dan akhiran dari suatu bagan
alir.
Disket
Menunjukkan input /output dengan disket .
Storage/Disket
Magnetic
Menunjukkan input /output dengan storage/desket
magnetic.
Garis Alir
Digunakan untuk menunjukkan arus dari
proses.
Input/Output Digunakan untuk
menunjukkan input /output data atau informasi.
Persiapan Pemberian harga awal.
Pita Magnetik
Input/output yang mengguanakan pita magnetik
Drum Magnetik
Input/output yang menggunakan drum
magnetik.
Proses
Terdefinisi
Digunakan untuk menunjukkan suatu operasi
yang rinciannya ditunjukkan di tempat lain.
Hubungan
Komunikasi
Digunakan untuk menunjukkan proses
transmisi data melalui
channel komunikasi.
Penjelasan
Menunjukkan penejelasan
dari suatu proses.
Pita Kertas Berlubang
Input/output menggunakan pita kertas berlubang.
Pengrutan Offline
Menunjukan proses pengurutan data di luar
proses komputer.
2. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) atau Diagram Ali-
ran Data (DAD) adalah “Alat yang menggam-
barkan aliran data melalui sistem dan kerja
atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem
tersebut” (Jeffery L. Whitten, Lonnie D.
Bentley, dan Kevin C. Dittman, 2004, hal
326).
Adapun beberapa komponen DFD adalah:
a. Menurut Yourdan dan DeMarco:
Tabel 2.2 Komponen DFD (Yourdan dan
DeMarco)
Simbol Fungsi
Terminator
Proses
Data Store
Alur Data
b. Menurut Gene dan Serson:
Tabel 2.3 Komponen DFD (Gene dan
Serson)
Simbol Fungsi
Terminator
Proses
Data Store
Alur Data
Keterangan dari beberapa komponen DFD
pada tabel 2.3 adalah:
a. Komponen Terminator/Entitas Luar (exter-
nal entity) merupakan kesatuan (entity) di
lingkungan luar sistem yang dapat berupa
orang, organisasi atau sistem lainnya yang
berada di lingkungan luarnya yang akan
memberikan input atau menerima output
dari sistem.
b. Komponen Proses (process) adalah kegia-
tan atau kerja yang dilakukan mesin atau
komputer dari hasil suatu arus data yang
masuk ke dalam proses untuk dihasilkan
arus data yang akan keluar dari proses.
Setiap proses harus diberi penjelasan yang
lengkap, meliputi:
Identifikasi Proses
Identifikasi ini umumnya berupa suatu
angka yang menunjukkan nomor acuan
dari proses dan ditulis pada bagian atas
di dalam simbol proses.
Nama Proses
Adalah menunjukkan apa yang diker-
jakan oleh proses tersebut. Nama proses
biasanya berbentuk suatu kalimat diawa-
li dengan kata kerja transitif (kata kerja
yang membutuhkan obyek).
c. Komponen Data Store (Simpanan Data)
adalah berfungsi untuk membuat model
sekumpulan paket data dan diberi nama
dengan kata benda jamak, misalnya Maha-
siswa. Data store ini biasanya berkaitan
dengan penyimpanan-penyimpanan, seperti
file atau database yang berkaitan dengan
penyimpanan secara komputerisasi, missal-
nya file disket, file harddisk, dan file pita
magnetik. Data store juga berkaitan dengan
penyimpanan manual seperti buku alamat,
file folder, dan agenda.
d. Komponen Alur Data (Data Flow) berfung-
si untuk menerangkan perpindahan data
atau paket data/informasi dari satu bagian
sistem kebagian lainnya. Alur data perlu
diberi nama sesuai dengan data/informasi
yang dimaksud.
Adapun langkah-langkah pembuatan DFD
adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi terlebih dahulu semua entitas
luar yang terlibat di sistem.
b. Indentifikasi semua input dan output yang
terlibat dengan entitas luar.
c. Buat Diagram Konteks (Context Diag-ram)
Diagram ini adalah diagram level tertinggi
dari DFD yang menggambarkan hubungan
sistem dengan lingkungan luarnya.
Langkah-langkah:
Tentukan nama sistemnya.
Tentukan batasan sistemnya.
Tentukan terminator apa saja yang ada di
dalam sistem.
Tentukan apa yang diterima/diberikan
oleh terminator dari/ke sistem.
Gambarkan diagram konteksnya.
d. Buat Bagan Berjenjang
Bagan Berjenjang berfungsi untuk mendes-
kripsikan semua proses hingga sub-proses
yang ada di sistem.
e. Buat Diagran Level Satu
Diagram ini adalah dekomposisi dari diag-
ram konteks.
Langkah-langkah:
Tentukan semua proses utama yang ada
di dalam sistem.
Tentukan apa yang diterima masing-
masing proses ke/dari sistem sambil
memperhatikan konsep keseimbangan
(alur data yang keluar/masuk dari suatu
level harus sama dengan data yang
keluar/masuk pada level berikutnya).
Apabila diperlukan, munculkan data
store (master) sebagai tujuan maupun
sumber alur data.
Gambarkan diagram level zero dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Hindari perpotongan arus data.
2. Beri nomor pada proses utama (no-
mor tidak menunjukkan urutan pro-
ses).
f. Buat Diagram Level Satu
Diagaram ini adalah dekomposisi dari
diagram level zero.
Langkah-langkah:
Tentukan semua proses yang lebih kecil
(sub-proses) dari proses utama yang ada
di level zero.
Tentuk apa yang diberikan/ diterima
masing-masing sub-proses ke/dari sistem
dan perhatikan konsep kese-
imbangannya.
Apabila diperlukan, munculkan data
store (transaksi) sebagai sumber mau-
pun tujuan alur data.
Gambarkan DFD level satu dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Hindari perpotongan arus data.
2. Beri nomor pada masing-masing sub-
proses yang menunjukkan dekompo-
sisi dari proses sebelumnya. Contoh:
1.1, 1.2.
g. DFD Level Dua, Tiga, dan Seterusnya
Diagram ini merupakan dekomposisi
dari diagram sebelumnya. Proses de-
komposisi dilakukan hingga proses
siap ditungkan ke dalam program. Atu-
ran yang digunakan sama dengan level
satu.
2.4 Analisis dan Perancangan Basis Data
Basis data (bahasa inggris: Database) adalah
“Kumpulan file yang saling terkait” (Jeffery L.
Whitten, Lonnie D. Bentley, dan Kevin C.
Dittman, 2004, hal 518). Sedangkan pengertian
file adalah sekumpulan record yang dibentuk dari
field-field yang disimpan di dalam database. File
yang terdapat di dalam database relasional
disebut dengan tabel.
Di dalam mengelola sebuah database
diperlukan perangkat lunak yang disebut dengan
DBMS (Database Management System) atau bisa
disebut juga dengan database engine. Penge-
lolahan sebuah database dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
1. Data Definition Language (DDL)
Adalah sebuah perintah untuk membuat,
melihat, menghapus, dan mengelola struktur
dari database.
2. Data Manipulation Language (DML)
Adalah sebuah perintah untuk membuat,
membaca, memperbaharui, dan menghapus
record-record dari database.
2.4.1 Analisis Basis Data
Tahap analisis basis data bertujuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pengguna
dan mengembangkan model data konseptual
untuk menggambarkan kebutuhan pengguna
tersebut secara terstruktur. Salah satu pemodelan
data konseptual yang sering digunakan adalah
ERD (Entity Relationship Diagram) atau bisa
disebut juga dengan model E-R.
Konsep dasar model E-R adalah sebagai
berikut:
1. Entitas
Adalah “Sesuatu atau objek di dunia nyata
(real word) yang dapat dibedakan dengan
sesuatu atau objek lainnya” (Adi Nugroho,
2011, hal 55).
2. Relasi
Adalah “Hubungan antara suatu himpunan
entitas dengan himpunan entitas yang lainnya”
(Adi Nugroho, 2011, hal 56).
3. Atribut
Adalah “Properti deskriptif yang dimiliki oleh
setiap anggota dari himpunan entitas” (Adi
Nugroho, 2011, hal 55). Atribut membedakan
antara entitas satu dengan lainnya di dalam
suatu set entitas. Tidak jarang beberapa entitas
memiliki banyak atribut, namun untuk alasan
efisiensi tidak semua atributnya digunakan
dalam proses analisis basis data, namun hanya
satu atribut atau kombinasi beberapa atribut
yang sudah dianggap cukup untuk membeda-
kan satu entitas dengan entitas lainnya yang
akan digunakan atau bisa disebut dengan
superkey. Untuk atribut yang tidak digunakan
diletakkan di dalam kamus data.
Untuk menghubungkan antara entitas, relasi,
dan atribut biasanya digunakan tanda penghubung
(link). Adapun simbol-simbol yang umum digu-
nakan di dalam model E-R ditunjukkan pada tabel
2.4.
Tabel 2.4 Simbol-simbol ERD
Simbol Fungsi
Entitas
Relasi
Atribut
Penghubung
Jumlah suatu entitas yang berelasi dengan
entitas lainnya disebut dengan kardinalitas relasi
yang dibagi menjadi tiga fungsi relationship,
yaitu:
1. Satu ke satu (1-1)
Satu entitas dalam suatu set entitas hanya
berelasi dengan satu entitas yang berada di
dalam set entitas lainnya.
Karyawan Mengepalai Bagian1 1
Gambar 2.5 Fungsi Relationship satu ke satu
2. Satu ke banyak (1-n)
Satu entitas di dalam set entitas dapat berelasi
dengan banyak entitas yang berada di dalam
set entitas lainnya. Contoh:
Petugas Melayani Pembayaran1 n
Gambar 2.6 Fungsi Relationship satu ke
banyak
3. Banyak ke banyak (n-m)
Satu entitas di dalam set entitas dapat berelasi
dengan banyak entitas yang berada di dalam
set entitas lainnya, begitu juga sebaliknya.
Contoh:
Mahasiswa Membayar Biaya Perkuliahann m
Gambar 2.7 Fungsi Relationship banyak ke
banyak
2.4.2 Perancangan Basis Data
Secara eksplisit pemodelan data yang
dikembang selama proses analisis basis data
mengabaikan banyak permasalahan terkait tekno-
logi basis data yang akan digunakan. Pada tahap
perancangan ini berbagai permasalahan yang ada
terkait teknologi-teknologi basis data mulai diper-
timbangkan. Agar model data konseptual dapat
diimplementasikan, maka perlu kiranya melaku-
kan pemetaan ke model data yang kompatibel
(bersesuaian) dengan DBMS yang akan digu-
nakan.
Aktivitas perancangan basis data dibagi men-
jadi dua bentuk, yaitu:
1. Perancangan Basis Data Logika.
2. Perancangan Basis Data Fisik.
Pada tahap perancangan basis data secara
logika, data konseptual yang dihasilkan dari
model E-R akan ditransformasikan ke model data
logika dan dipilih untuk ditekankan pada model
relasional. Sebenarnya pada tahap ini basis data
sudah bisa diimplementasikan ke sistem basis
data yang dipilih, namun tidak dijelaskan bagai-
mana sebenarnya data akan diproses maupun
disimpan sehingga belum tentu tabel/relasi yang
ternormalisasi merupakan pengorganisasian data
yang terbaik jika ditinjau dari segi efisiensi akses.
Perancangan basis data secara fisik menje-
laskan bagaimana menerjemahkan deskripsi logis
data ke spesifikasi teknik menyimpan (store)
serta memanggil (retrieval) data. Tujuannya
adalah terciptanya proses penyimpanan data
dengan kinerja yang baik dan memastikan integ-
ritas, keamanan, serta kemampuan pemulihan jika
terjadi kerusakan pada basis data.
2.5 Java Standard Edition
Java Standar Edition (Java SE) adalah salah
satu dari tiga macam pemrograman java yang
terfokus pada pembuatan aplikasi desktop. Ada-
pun pembagian Java adalah sebagai berikut:
1. Java 2 Standard Edition (J2SE) untuk konsen-
trasi pada PC.
2. Java 2 Enterprise Edition (J2EE) untuk kon-
sentrasi pada aplikasi server besar.
3. Java 2 Micro Edition (J2ME) untuk kon-
sentrasi pada mobile.
Java adalah hasil kombinasi dari sejumlah
bahasa pemrograman yaitu C, C++, Object-C,
SmallTalk, dan Common LISP.
2.6 MySQL
MySQL (baca: mai-se-kyu-el) adalah sebuah
software yang tergolong DBMS (Database
Management System) yang open source dan
termasuk dari salah satu jenis database server
yang sangat terkenal. Pada awalnya MySQL
dibuat oleh sebuah perusahaan bernama TeX
yang berada di Swedia. Namun saat ini
pengembangannya berada di bawah naungan
sebuah perusahaan dengan nama MySQL AB.
Perintah SQL (Structured Query Language)
digunakan untuk mengakses MySQL. Lisensi
MySQL adalah FOSS License Excption dan ada
juga versi komersialnya. Tag MySQL adalah
“The World’s most popular open source data-
base”.
MySQL tersedia untuk beberapa platform, di
antaranya untuk versi Windows dan versi Linux.
Untuk melakukan administrasi secara lebih
mudah terhadap MySQL, bisa menggunakan
suatu software tertentu seperti Phpmyadmin dan
Mysql Yog.
III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Setelah melakukan observasi di Bagian
Keuangan Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Nurul
Jadid dan interview langsung kepada Kepala
Bagian Administrasi Umum dan Keuangan
(BAUK) STT Nurul Jadid, diperoleh beberapa
kelemahan dari sistem lama yang disebabkan oleh
meningkatnya mahasiswa di lembaga tersebut
yang hal ini berpengaruh pada hal-hal yang
berkaitan dengan proses perkuliahan, seperti:
1. Kebutuhan Sarana Prasarana Meningkat.
2. Kebutuhan Tenaga Pengajar (Dosen) Mening-
kat.
Dari kedua hal yang disebutkan sebelumnya,
sangat berpengaruh pada sistem yang ada di
lembaga tersebut, kususnya pada sistem yang ada
di Bagian Keuangan. Pada kenyataanya sistem
yang ada tidak sepenuhnya terkomputerisasi.
Bahkan komputer hanya cenderung dijadikan
sebagai alat pengganti menulis surat, laporan
keuangan, dan sebagainya.
Adapun kelemahan-kelemahan yang ada
pada sistem lama adalah sebagai berikut:
1. Lemahnya Pengarsipan Data Keuangan.
2. Sulitnya Pengelolahan Data Permohonan dan
Pencairan Dana Tidak Terduga (Sebelumnya
Tidak Tertulis Di Dalam RAPB).
3. Keterlambatan Laporan Keuangan.
Dari kelemahan-kelemahan yang telah dise-
butkan di atas, dikeluarkanlah kebijakan untuk
mengembangkan sistem pada Bagian Keuangan
yang ada oleh Kepala BAUK yang kesemuanya
telah terkomputerisasi agar tecipta sebuah disiplin
administrasi keuangan.
Perincian flowchart sistem keuangan yang
lama dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Flowchart Pengesahan RAPB (Sistem Lama)
2. Flowchart Pencairan Dana (Sistem Lama)
3. Flowchart Pertanggung Jawaban Keuangan
(Sistem Lama)
Flowchart Pengesahan RAPB (Sistem Lama)
Bagian Keuangan LembagaUnit
Membuat
RAPB
Kebutuhan
Perunit
2
Mulai
1
RAPB
2
RAPB
Merekap
RAPB
2
1
Rekapan
RAPB
2
Rekapan
RAPB
Pengesahan
RAPB
Berdasarkan
Rapat
STT
Nurul Jadid
?
RAPB
Disetujuiy
RAPB
Disetujui
t
RAPB
Disetujui
Selesai
Keterangan: Unit : Bagian yang ada di lembaga STT Nurul Jadid.
RAPB : Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja.
Gambar 3.1 Flowchart Pengesahan RAPB
(Sistem Lama)
Flowchart Pencairan Dana (Sistem Lama)
Bagian Keuangan BAUK Puket II KetuaUnit
Mulai
Kebutuh-
an Unit
Mengisi
Form
Ampra
Form Ampra
2
1
Ampra
2
Ampra
Memeriksa
Ampra
RAPB
Disetujui
?
Semua
Item Ampra Ada Di
Dalam
RAPB
y
Merekap
Ampra
PM1
t
2
1
Rekapan
Ampra
2
Rekapan
Ampra
Memeriksa
Ampra
?
Disetujui
Menanda-
tangani
Rekapan
Ampra
y
2
Rekapan
Ampra
y
2
Rekapan
Ampra
2
Rekapan
Ampra
?
Disetujui
Memeriksa
Ampra
y
Rekapan
Ampra
Disetujui
2
Rekapan
Ampra
?
Disetujui
Memeriksa
Ampra
Menanda-
tangani
Rekapan
Ampra
PM2
BANK Tempat
Dana Akan
Dicairkan
BANK Tempat
Dana Akan
Dicairkan
Mencairkan
Dana Di
Bank
21
Daftar Dana
Dicairkan
1
Daftar Dana
Dicairkan
Selesai
a
t
a
t
b
c
t
c
b
Keterangan: Ampra : Formulir permohonan pencairan dana.
PM1 : Memasukkan item ampra yang tidak ada di dalam
RAPB ke dana tidak terduga.
PM2 : Menandatangani rekapan ampra dan menentukan
BANK tempat dana akan dicairkan.
Unit : Bagian yang ada di lembaga STT Nurul Jadid.
RAPB : Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja.
Gambar 3.2 Flowchart Pencairan Dana
(Sistem Lama)
Flowchart Pertanggung Jawaban Keuangan (Sistem Lama)
Bagian KeuanganUnit
t
y
Memeriksa
Laporan
2
Nota
Membuat
Sirkulasi
Keuangan
Mulai
Laporan
Sirkulasi
Keuangan BANK
2
Pembelian/
Pemeliharaan
1
Laporan
Pembelian/
Pemeliharaan
Selesai
Daftar Dana
Dicairkan
Rekapan
Laporan
?
Laporan
Valid
Merekap
Laporan
Yang
dimiliki
Unit
Membuat
Laporan
2
2
Laporan
Pembelian/
Pemeliharaan
1
Nota
Rekapan
Ampra
Disetujui
Yang dimiliki
Bagian
Keuangan
Daftar Dana
Dicairkan
Keterangan: Unit : Bagian yang ada di lembaga STT Nurul Jadid.
Ampra : Formulir permohonan pencairan dana.
Gambar 3.3 Flowchart Pertanggung Jawaban
Keuangan (Sistem Lama)
3.2 Desain Sistem
Sesuai dengan hasil analisis pada sistem yang
lama, pada proses perancangan sistem baru akan
menggunakan beberapa alat perancangan yaitu
Flowchart dan DFD. Flowchart digunakan untuk
merancang prosedure sistem baru sedangkan
DFD digunakan untuk merancang alir data dan
kerja sistem baru. Peralihan dari sistem yang
lama ke sistem yang terkomputerisasi, sewajarnya
membutuhkan suatu media penyimpanan
komputer atau yang lebih dikenal dengan
DataBase. Alat yang digunakan untuk meneliti
dan merancang database yang akan digunakan
oleh sistem baru adalah ER-D (Entity
Relationship Diagram).
Pada proses analisis sistem lama, dapat
diketahui bahwa terdapat beberapa bagian yang
terlibat di dalam sistem keuangan, seperti Bagian
Keuangan, BAUK (Bagian Administrasi Umum
dan Keuangan) dan PUKET (Pembantu Ketua)
II. Beberapa kelemahan-kelemahan yang
diperoleh dari hasil analisis sistem lama bermuara
pada Bagian Keuangan yang proses pengelolahan
datanya masih manual. Komputer hanya
dijadikan sebagai media pengganti untuk menulis.
Untuk itu perancangan sistem keuangan
secara umum akan tetap melibatkan proses-proses
manual karena keterlibatan bagian-bagian lain
yang ada di luar Bagian Keuangan yang memang
sudah seharusnya dikerjakan oleh manusia
(manual), seperti suatu tindakan yang dilakukan
oleh Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid
dalam mengambil keputusan untuk menyetujui
pencairan dana yang diajukan oleh masing-
masing Unit (Bagian yang ada di lembaga STT
Nurul Jadid).
Perancangan sistem keuangan yang terkom-
puterisasi tetap mempertahankan rancangan sis-
tem yang lama, sehingga tidak diperlukan peran-
cangan sistem (dalam bentuk flowchart) ke-
uangan yang baru. Perancangan hanya akan
terfokus pada prosedure-prosedure, aliran data,
dan kerja sistem yang akan dikembangkan.
3.2.1 Flowchart Pengesahan RAPB (Sistem
Baru)
Flowchart Pengesahan RAPB (Sistem Baru)
Bagian Keuangan LembagaUnit
Membuat
RAPB
Kebutuhan
Perunit
2
Mulai
1
RAPB
2
RAPB
Rekapan
RAPB
Rekapan
RAPB
Pengesahan
RAPB
Berdasarkan
Rapat
STT
Nurul Jadid
?
RAPB
Disetujui
y
Selesai
Merekam
RAPB
Tabel
RAPB
Membuat
Rekapan
RAPB
RAPB
Disetujui
RAPB
Disetujui
Menghapus
RAPB
t
Input RAPB
Menghapus
RAPB yang
Tidak
Disetujui
Keterangan: Unit : Bagian yang ada di lembaga STT Nurul Jadid.
RAPB : Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja.
Gambar 3.4 Flowchart Pengesahan RAPB
(Sistem Baru)
3.2.2 Flowchart Pencairan Dana (Sistem Baru)
Flowchart Pencairan Dana (Sistem Baru)
Bagian Keuangan BAUK Puket II KetuaUnit
Mulai
Kebutuh-
an Unit
Mengisi
Form
Ampra
Form Ampra
2
1
Ampra
2
Ampra
K
y
t
Rekapan
Ampra
Rekapan
Ampra
Memeriksa
Ampra
?
Disetujui
Menanda-
tangani
Rekapan
Ampra
y
Rekapan
Ampra
y
Rekapan
Ampra
Rekapan
Ampra
?
Disetujui
Memeriksa
Ampra
y
Rekapan
Ampra
?
Disetujui
Memeriksa
Ampra
Menanda-
tangani
Rekapan
Ampra
PM
BANK Tempat
Dana Akan
Dicairkan
BANK Tempat
Dana Akan
Dicairkan
Mencair-
kan Dana
Di Bank
Bukti
Pengambilan
Uang di BANK
Selesai
a
t
a
t
b
c
t
c
b
Tabel
RAPB
Merekam
Ampra
Membuat
Rekapan
Ampra
Tabel
Ampra
Rekapan
Ampra
DisetujuiMenghapus
Ampra Tidak
Disetujui
Merekam
BANK Tempat
Dana Dicairkan
Tabel
Pen-
cairan
BANK
Daftar Dana
DicairkanMembuat
Daftar Dana
Dicairkan
Input Ampra
Disetujui
Meme-
riksa
Ampra
Membuat
Daftar
RAPB
Daftar
RAPB
PK
Keterangan: Ampra : Formulir permohonan pencairan dana.
K : Apakah semua item ampra ada di dalam RAPB?
PK : Memasukkan item ampra yang tidak ada di dalam
RAPB ke dana tidak terduga.
PM : Menandatangani rekapan ampra dan menentukan
BANK tempat dana akan dicairkan.
Unit : Bagian yang ada di lembaga STT Nurul Jadid.
RAPB : Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja.
Gambar 3.5 Flowchart Pencairan Dana
(Sistem Baru)
3.2.3 Flowchart Pertanggung Jawaban Keua-
ngan (Sistem Baru)
Flowchart Pertanggung Jawaban Keuangan (Sistem Baru)
Bagian KeuanganUnit
t
y
Memeriksa
Laporan
2
Nota
Mulai
Laporan
Sirkulasi
Keuangan BANK
2
Pembelian/
Pemeliharaan
1
Laporan
Pembelian/
Pemeliharaan
Selesai
Daftar Dana
Dicairkan
?
Laporan
Valid
Membuat
Laporan
2
2
Laporan
Pembelian/
Pemeliharaan
1
Nota
Tabel
Ampra
Membuat
Daftar
Ampra
Daftar
Ampra
Merekam
Laporan
Tabel
Lapo-
ran
Membuat
Sirkulasi
Keuangan
Tabel
Pen-
cairan
BANK
Input Laporan
Keterangan: Unit : Bagian yang ada di lembaga STT Nurul Jadid.
Ampra : Formulir permohonan pencairan dana.
Gambar 3.6 Flowchart Pertanggung Jawaban Keuangan (Sistem Baru)
3.2.4 Data Flow Diagram
Perancangan alir data dan kerja sistem dibagi
menjadi beberapa tahap, yaitu tahap pembuatan
diagram konteks yang dilanjutkan dengan tahap
berikutnya yaitu dekomposisi diagram konteks.
Pendekomposisian level akan terus dilakukan
sehingga proses yang ada pada sistem bisa
dituangkan di dalam program atau dapat
diimplementasikan.
3.2.4.1 Diagram Konteks
Unit
Bagian
Keuangan
Lembaga
Daftar Dana Dicairkan
RAPB Disetujui
Ampra Disetujui
BANK
Unit
0
Sistem Informasi Keuangan
Sekolah Tinggi Teknologi
Nurul Jadid
Paiton Probolinggo
Pertanggung Jawaban
Daftar Ampra
Laporan Sirkulasi Keuangan BANK
Rekapan RAPB &
Permohonan RAPB
Rekapan Ampra &
Permohonan Ampra
BANK Tempat Dana Akan Dicairkan
Ampra
RAPB
Daftar RAPB
Gambar 3.7 Diagram Konteks
3.2.4.2 Bagan Berjenjang
1
Pengelolahan
Data Unit
3
Pengelolahan
Data RAPB
2
Pengelolahan
Data BANK
5
Pengelolahan
Data Lapo-
ran
4
Pengelolahan
Data Ampra
0
Sistem Informasi
Keuangan Sekolah
Tinggi Teknologi Nurul
Jadid
Paiton Probolinggo
3.4
Menghapus
RAPB Tidak
DIsetujui
3.1
Merekam
RAPB
3.2
Membuat
Rekapan
RAPB
3.3
Membuat
Daftar
RAPB
4.1
Merekam
Ampra
4.2
Membuat
Rekapan
Ampra
4.3
Menghapus
Ampra Tidak
DIsetujui
4.4
Merekam
BANK Tempat
Dana Dicair-
kan
4.5
Mengurangi
Saldo BANK
4.6
Membuat
Daftar Dana
Dicairkan
4.7
Membuat
Daftar
Ampra
Gambar 3.8 Bagan Berjenjang
3.2.4.3 DFD Level Satu
1
Pengelolahan
Data Unit
3
Pengelolahan
Data RAPB
2
Pengelolahan
Data BANK
5
Pengelolahan
Data Lapo-
ran
4
Pengelolahan
Data Ampra
Unit
Bagian
Keuangan
Lembaga
Daftar Dana Dicairkan
RAPB Disetujui
Ampra Disetujui
BANK
Unit
Pertanggung Jawaban
Daftar Ampra
Laporan Sirkulasi Keuangan BANK
Rekapan RAPB &
Perinciannya
Rekapan Ampra &
Perinciannya
BANK Tempat Dana Akan Dicairkan
Ampra
RAPB
Daftar RAPB
Tabel Unit
Tabel BANK
Tabel LaporanLaporan
Gambar 3.9 DFD Level Satu
3.2.4.4 DFD Level 2 Proses No 3 (Pengelo-
lahan Data RAPB)
3.4
Menghapus
RAPB Tidak
DIsetujui
Unit
Bagian
KeuanganLembaga
RAPB
Disetujui
Rekapan RAPB
RAPB
Daftar RAPB
3.1
Merekam
RAPB
Tabel RAPBRAPB
3.2
Membuat
Rekapan
RAPB
RAPB
3.3
Membuat
Daftar
RAPB
Tabel UnitId Unit Unit
RAPB
Dihapus
RAPB
Unit
Gambar 3.10 DFD Level 1 Proses No 3 (Pengelolahan Data RAPB)
3.2.4.5 DFD Level 2 Proses No 4 (Pengelola-
han Data Ampra)
Bagian
Keuangan
Lembaga
Daftar Dana
Dicairkan
Ampra
Disetujui
Daftar Ampra
Rekapan
Ampra
BANK Tempat
Dana Akan Dicairkan
Ampra
4.1
Merekam
Ampra
Unit
Tabel Ampra
Ampra
Tabel Unit
Id Unit
Tabel RAPB
Id RAPB
4.2
Membuat
Rekapan
Ampra
Ampra
Unit
4.3
Menghapus
Ampra Tidak
DIsetujui
Ampra
Dihapus
4.4
Merekam
BANK Tempat
Dana Dicair-
kan
Tabel BANK
BANK
Id BANK
4.5
Mengurangi
Saldo BANK
Dana
Saldo
Awal
Saldo Akhir
4.6
Membuat
Daftar Dana
Dicairkan
4.7
Membuat
Daftar Ampra
Ampra
Unit
Ampra
Unit
Gambar 3.11 DFD Level 1 Proses No 4
(Pengelolahan Data Ampra)
3.2.5 Entity Relationship Diagram (ER-D)
Adapun keadaan dari beberapa tabel yang
memiliki hubungan satu dengan lainnya akan
digambarkan sebagai berikut:
Ampra
BANK
Pemeliharaan
Pengadaan
RAPB Detail RAPB Unit
Pencairan
Memiliki1 n Memuatn 1
Memuat 1
n
1n
1
n
1 n
n
1
Detail BANK n 1
Memiliki Memiliki
MemilikiMemiliki
Memiliki
Gambar 3.12 ER-Diagram
Kamus Data: RAPB :{ idRapb, idUnit, penanggungJawab,
totalAnggaran, thnAnggaran}
Detail RAPB :{ idRapb, uraian, jumlah, satuan, harga,
total}
Unit :{ idUnit, namaUnit, penanggungJawab}
Ampra :{ idAmpra, idUnit, penanggungJawab,
total, tglAmpra, thnAnggaran,
ketAmpra, ketLap}
Pengadaan :{ idAmpra, barangJasa, merkType, qty,
perkiraanHarga, jumlahHarga, ketStju,
ketTrdga}
Pemeliharaan :{ idAmpra, barangJasa, merkType,
lokasiBarang, jnsKerusakan,
perkiraanBiaya, ketStju, ketTrdga}
BANK :{ idBank, namaBank}
Detail BANK :{ idet, idBank, saldoAwal, masuk,
keluar, saldoAkhir, bulan, tahun}
Pencairan : { idBank, idAmpra, total, bulan, tahun}
3.2.6 Desain Database
Dalam database yang akan menampung
seluruh jenis data, maka harus ada pola struktur
database yang baik agar tidak terjadi redudansi
dan inkonsistensi data. Database dibuat dengan
menggunakan MySQL yang terdiri dari beberapa
tabel. Untuk lebih memudahkan pemetaan, maka
kami klasifikasikan table-tabel tersebut antara
lain:
1. Tabel Unit
Table 3.1 Tabel Unit
Nama Field Jenis Ukuran Keterangan
idUnit Tinyint 4 Primary Key,
Auto_increment
namaUnit Varchar 50 -
penanggungJawab Varchar 40 -
2. Tabel BANK
Table 3.2 Tabel BANK
Nama
Field Jenis Ukuran Keterangan
idBank Tinyint 4 Primary Key,
Auto_increment
namaBank Varchar 40 -
3. Tabel RAPB
Table 3.3 Tabel RAPB
Nama Field Jenis Ukuran Keterangan
idRapb Int 11 Primary Key,
Auto_increment
idUnit Tinyint 4 Foreign Key
penanggungJawab Varchar 40 -
totalAnggaran Varchar 13 -
thnAnggaran Varchar 19 -
4. Tabel Detail RAPB
Table 3.4 Tabel Detail RAPB
Nama
Field Jenis Ukuran Keterangan
idRapb Int 11 Foreign
Key
Uraian Varchar 50 -
Jumlah Varchar 5 -
Satuan Varchar 20 -
Harga Varchar 11 -
totalHarga Varchar 13 -
5. Tabel Ampra
Table 3.5 Tabel Ampra
Nama Field Jenis Ukuran Keterangan
idAmpra Int 11
Primary Key,
Auto_increme
nt
idUnit Varchar 4 Foreign Key
penanggungJawab Varchar 40 -
Total Varchar 13 -
tglAmpra Date - -
thnAnggaran Varchar 9 -
KetAmpra Char 1 -
ketLap Char 1 -
6. Table Pencairan
Table 3.6 Tabel Pencairan
Nama
Field Jenis Ukuran Keterangan
idBank Tinyint 4 Foreign Key
idAmpra Int 11 Foreign Key
Total Varchar 13 -
Bulan Varchar 4 -
Tahun Varchar 9 -
7. Tabel Pengadaan
Table 3.7 Tabel Pengadaan
Nama Field Jenis Ukuran Keterangan
idAmpra Int 11 Foreign
Key
barangJasa Varchar 50 -
merkType Varchar 15 -
Qty Varchar 10 -
perkiraanHarga Varchar 11 -
jumlahHarga Varchar 11 -
ketStju Varchar 5 -
ketTrdga Varchar 5 -
8. Tabel Pemeliharaan
Table 3.8 Tabel Pemeliharaan
Nama Field Jenis Ukuran Keterangan
idAmpra Int 11 Foreign
Key
barangJasa Varchar 50 -
merkType Varchar 15 -
lokasiBarang Varchar 20 -
jnsKerusakan Varchar 20 -
perkiraanBiaya Varchar 11 -
ketStju Varchar 5 -
ketTrdga Varchar 5 -
9. Table Detail BANK
Table 3.9 Tabel Detail Bank
Nama
Field Jenis Ukuran Keterangan
Idet Int 11 Primary Key,
Auto_increment
idBank Tinyint 4 Foreign Key
saldoAwal Varchar 17 -
Masuk Varchar 17 -
Keluar Varchar 17 -
saldoAkhir Varchar 17 -
Bulan Varchar 9 -
Tahun Varchar 4 -
3.2.7 Desain Input
3.2.7.1 Input Unit
Gambar 3.13 Input Unit
3.2.7.2 Input BANK
Gambar 3.14 Input BANK
3.2.7.3 Input RAPB
Gambar 3.15 Input RAPB
3.2.7.4 Input Ampra
Gambar 3.16 Input Ampra
3.2.7.5 Input Sirkulasi Keuangan BANK
Gambar 3.17 Input Sirkulasi Keuangan BANK
3.2.7.6 Input Ubah Password
Gambar 3.18 Input Password Baru
3.2.7.7 Input Laporan Pertanggung Jawaban
Gambar 3.19 Input Laporan Pertanggung
Jawaban
3.2.8 Desain Output
3.2.8.1 Laporan RAPB Per Unit
Gambar 3.20 Laporan RAPB Perunit
3.2.8.2 Laporan Ampra Per Unit
Gambar 3.21 Laporan Ampra Perunit
3.2.8.3 Rekap RAPB
Gambar 3.22 Rekap RAPB
3.2.8.4 Rekap Ampra
Gambar 3.23 Rekap Ampra
3.2.8.5 Laporan Sirkulasi Keuangan
Gambar 3.24 Laporan Sirkulasi Keuangan
3.2.9 Desain Menu
Menu
File Pengelolahan Laporan
Unit
BANK
RAPB
Ampra
Sirkulasi
Keuangan
BANK
RAPB
Ampra
Ubah
Password
Keluar
Laporan
Pertanggung
Jawaban
Sirkulasi
Keuangan
BANK
Kunci
Login
Log Out
Gambar 3.25 Desain Menu
IV IMPLEMENTASI
Dari hasil analisis dan perancangan,
dibuatlah sebuah program sistem informasi
keuangan berbasis desktop yang mengacu pada
hasil analisis dan perancangan dengan perincian
implementasi program yang dihasilkan sebagai
berikut:
4.1 Input Unit
Secara default, data Unit tidak ada di dalam
database, sehingga perlu diinputkan ke dalam
sistem melalui kotak dialog seperti dibawah ini.
Gambar 4.1 Input Unit
Data Unit ini sangat dibutuhkan karena
penginputan RAPB dan Ampra akan sesekali
memanggil data Unit ini. Sehingga diperlukan
ketelitian pada saat menginput datanya, karena
akan selalu digunakan baik untuk pengelolahan
RAPB ataupun pengelolahan Ampra.
4.2 Input BANK
Sama seperti data Unit, data BANK juga
tidak ada di dalam database, sehingga perlu
diinputkan terlebih dahulu sebelum melakukan
pengelolahan Ampra dan Sirkulasi Keuangan
BANK ke dalam sistem melalui kotak dialog
seperti pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Input BANK
Data BANK ini sangat dibutuhkan karena
proses pencairan ampra dan sirkulasi keuangan
BANK akan sesekali memanggil data BANK ini.
Sehingga diperlukan ketelitian pada saat
menginput datanya, karena akan selalu digunakan
baik untuk pengelolahan ampra ataupun
pengelolahan sirkulasi keuangan BANK.
4.3 Input RAPB
Perencanaan Anggaran dan Pendapatan
Belanja masing-masing unit diinput oleh petugas
melalui form serperti di bawah ini.
Gambar 4.3 Input RAPB
Seperti terlihat pada gambar 4.3, terdapat dua
panel, yaitu panel Unit dan panel Detail RAPB.
Untuk memilih Unit yang akan mengajuakan
RAPB, hanya dengan memilih item ComboBox
dan secara otomatis penanggung jawab akan
muncul. Selanjutnya tinggal menambahkan detail
RAPB yang dibuat oleh Unit yang bersangkutan.
4.4 Input Ampra
Proses pengelolahan Ampra tidak bias
dilakukan, terkecuali Unit yang bersangkutan
dengan pengampraan telah melakukan RAPB
sebelumnya. Ampra di sini dibagi menjadi dua
tabs, yaitu tab Pengadaan Barang dan Jasa serta
Pemeliharaan/Perbaikan, Barang, Sarana dan
Prasarana.
Gambar 4.4 Input Ampra
Jika ada Unit akan melakuka Pengampraan,
maka hal ini dapat dilakukan dengan syarat Unit
yang bersangkutan telah melakukan laporan pada
pencairan sebelumnya, atau tidak sedang
melakukan pengampraan yang masih belum
dicairkan.
4.5 Input Sirkulasi Keuangan BANK
Untuk pengelolahan sirkulasi keuangan
BANK, digunakanlah form seperti pada gambar
4.5.
Gambar 4.5 Input Sirkulasi Keuangan BANK
Setelah menentukan bulan dan tahun, lalu
menekan tombol pilih, maka pengelolahan
kesemua data yang ada bearada pada ruang
lingkup bulan dan tahun yang telah dipilih
tersebut.
4.6 Daftar RAPB
Untuk melihat RAPB secara keseluruhan,
dibuatlah form seperti gambar di bawah ini.
Gambar 4.6 Daftar RAPB
Terdapat dua panel yang ada di dalam form
tersebut. Panel pertama berfungsi menampilkan
RAPB, sedangkan panel yang kedua berfungsi
untuk menampilkan detail dari RAPB yang
sedang dipilih pada table yang terletak di panel
Daftar RAPB.
4.7 Pencairan Dana
Pola rancangan form ini mirip dengan daftar
RAPB, yaitu terbagi menjadi dua, utama dan
perincian Ampra. Adapun formnya adalah
sebagai berikut. Di dalam form ini disertakan
juga daftar Ampra agar dalam proses
pengelolahan pencairan dana masing-masing Unit
lebih mudah dilakukan.
Gambar 4.7 Daftar Ampra
Ketika ada ampra telah setujui, maka
perubahan pada detail Ampra harus dilakukan,
agar laporan untuk daftar Ampra yang telah
disetujui valid. perubahan bias dilakukan dengan
cara memilih Unit yang ada pada tabel Daftar
Ampra, setelah itu akan tampil di table Detail
Ampra, pada kolom Disetujui di cek, lalu teka
tombol simpan.
4.8 Laporan Pertanggung Jawaban
Setelah masing-masing Unit menerima dana
yang telah dicarikan, pada akhirnya akan
melakukan laporan. Untuk mengetahui unit apa
saja yang telah memiliki dana yang dicairkan
beserta untuk mengetahui apakah telah
melakukan laporan pertanggung jawaban Ampra
yang telah disetjui atau belum ditangani oleh
form pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Laporan Pertanggung Jawaban
V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan beberapa tahap proses
(analisis, perancangan, implementasi serta
pengujian), maka dapat disimpulkan bahwa
Sistem Informasi Keuangan Berbasis Dekstop
adalah sebuah program komputer yang
ditanamkan pada komputer desktop dan
dirancang bangun untuk mempermudah pekerjaan
karyawan yang ada di bagian Keuangan, serta
akan menjadi solusi dari permasalahan-
permasalahan yang ada dari sistem manual yang
telah ada sebelumnya. Sistem informasi ini dapat
membantu kinerja Bagian Keuangan seperti:
1. Memberikan Informasi yang Valid Sehingga
Dapat Dijadikan Bahan Evaluasi. Hal ini
karena sistem yang ada telah terkomputerisasi,
sehingga proses perhitungan akan jauh dari
kesalahan disebabkan karena mesin yang
melakukan perkerjaan itu.
2. Mempermudah Pengorganisiran Dana Terduga
dan Tidak Teduga. Karena telah disediakan
fitur khusus sehingga informasi mengenai
dana yang tidak terduga lebih jelas. seperti
pada lamporan Ampra dengan diberikan
kolom khusu untuk menerangkan bahwa item
ampra termasuk dari dana terduga atau tidak
terduga.
3. Mempercepat Laporan Keuangan. Sistem yang
telah terkomputerisasi tidak perlu melakukan
pengarsipan. Berbeda dengan manual,
sehingga karyawan Bagian Keuangan tidak
perlu membuang waktunya untuk hanya
sekerdar mencari berkas-berkas yang berkaitan
dengan keuangan, semisal Ampra masing-
masing Unit. Kesemuanya itu telah terekam di
dalam komputer sehingga ketika
membutuhkannya akan segera tersajikan dan
dijamin kevalidannya.
5.2. Saran
Sistem Informasi Keuangan ini berbasis
desktop yang dikhususkan hanya pada satu
komputer saja. Pengembangan program ke sisi
jaringan adalah merupakan tahap lanjutan yang
bisa dipilih, karena Sisitem Informasi ini akan
memiliki daerah jangkauan lebih besar (tidak
terbatas hanya pada satu komputer), yang pada
akhirnya dapat berjalan di beberapa komputer
sekaligus meningkatkan kualitas program serta
lebih bermanfaat bagi yang membutuhkan. Hal
ini juga tidak lepas dari pemilihan Database yang
memang dari awal menggunakan Database yang
bisa oleh diakses oleh multi-user atau client-
server, sehingga sangat cocok untuk
dikembangkah kearah sistem informasi berbasis
client-server.
DAFTAR PUSTAKA
Bunafit & Miftakhul, Huda, Membuat Aplikasi
Rental dengan Java dan MySQL, Penerbit
PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2009.
Cintra, Sparina, Morfofonemiks Kata Berafiks
Ke-, Ke-an, dan –Itas,
http://citraindonesiaku.blogspot.com/2012/
02/morfofonemiks-kata-berafiks-ke-ke-
dan.html, Diakses pada 04 Juni 2013 Pukul
21.00.
Jeffery L. Whitten, Lonnie D. Bentley, & Kevin
C. Dittman; Diterjemahkan oleh: Tim
Penerjemah ANDI, Metode Desain dan
Analisis Sistem, Penerbit ANDI,
Yogyakarta, 2004.
Jogiyanto H.M, Analisis & Desain Sistem
Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori
dan Praktik Aplikasi Bisnis, Penerbit
ANDI, Yogyakarta, Edisi ketiga, 2007.
Jogiyanto H.M, Sistem Teknologi Informasi
Pendekatan Terintegrasi: Konsep
Dasar,Teknologi, Aplikasi, Pengembangan,
dan Pengelolaan, Penerbit ANDI,
Yogyakarta, Edisi ketiga, 2009.
Kadir, Abdul, Dasar Pemrograman JAVATM 2,
Penerbit ANDI, Yogyakarta, Edisi kedua,
2007.
Kadir, Abdul, Tuntunan Praktis: Belajar
Database Menggunakan MySQL, Penerbit
ANDI, Yogyakarta, 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan,
http://bahasa.kemdiknas.go.id/
kbbi/index.php, Diakses pada 04 Juni 2013
Pukul 21.36.
Nugroho, Adi, Perancangan dan Implementasi
Sistem Basis Data, Penerbit ANDI,
Yogyakarta, 2011.
Sofwan, Akhmad, Belajar Mysql dengan
Phpmyadmin, Ilmu Komputer.com,
Copyright © 2003-2006.