plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · refleksi penulis dari sekolah menengah...
TRANSCRIPT
JENIS KESALAHAN BERBAHASA
DALAM PENGGUNAAN IMBUHAN BAHASA INDONESIA
PADA TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
LULUSAN TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemeroleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Nikolaus Subandi
091224029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
JENIS KESALAHAN BERBAHASA
DALAM PENGGUNAAN IMBUHAN BAHASA INDONESIA
PADA TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
LULUSAN TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemeroleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Nikolaus Subandi
091224029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati, penelitian ini peneliti atau Si Bungsu atau Dimas
Nikolaus Subandi atau Mr. B persembahakan kepada:
Tri Tunggal Maha Kudus: Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus
Keluarga Besar Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Si Bungsu kepada Keluarga:
Yth. Bapak Hubertus Yohanes Suparja dan Yth. Ibu Yosepha Calasantia Susanti;
Yts. Kangmas Antonius Susanto, Yts. Kangmas Suryana, dan Yts. Mbakayu
LidwinaWindaryani;
serta keluarga besar Mbah Kakung Frederikus Yusmin (Alm.) dan Mbah Kakung
Petrus Yatimin (Alm.) serta Mbah Putri Alfonsa Alfatekah dan Mbah Putri Supini
Ytc. Kekasihku, Temanku, Sahabatku, Pelabuhan Hatiku, yang akan
menemaniku hingga akhir hayat: Martha Sovia Rosalina
Bapak dan/atau Ibu Kos:
Suradji (kos 1), Sulis (kos 2), Kos Wisma Al-Barokah, dan Kos Pelangi
Para Sahabat Karib di Yogyakarta:
Rm. Eduardus Sateng Tanis, Fernando Juliawan, Agustinus Datu Linggi’,
Rinaldus Beatus Jo, Andreas Frengki Wijayanto, dan Marthina Omega Sriasa;
juga Sr. Maria Fatima Kontesa, Ade Supiyanto, serta rekan-rekan CANA
Community, Wisma Al-Barokah dan Kos Pelangi.
Teman-teman dan Sahabat dari Taman Kanak-kanak Hingga SMA:
Faisal, teman-teman HVC, teman-teman Tim ‘Comet’, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Dari Alkitab
Karena Dia yang melalui umatnya, memberiku petunjuk melalui tugas pertama untuk menjadi ‘Lektor’ saat Misa Hari Raya Natal Keluarga Kudus (Ketapang: Misa Kanak-kanak Tuhan Yesus Kristus)
Matius 5:13-16, Jadilah “Garam Dunia dan Terang Dunia”
Dari Catatan Peneliti
Refleksi penulis dari Sekolah Menengah Pertama,
“Hari Ini Harus Lebih Baik dari pada Hari Kemarin, Hari Esok Harus Lebih Baik dari pada Hari Ini”
Refleksi penulis usai mengikuti bedah buku “Menjadi Guru yang Cerdas dan Humanis” oleh pengarang Ignatia Esti Sumarah dan Eny Winarti pada tanggal 26 Mei 2015,
“Selalu Belajar dan Bersyukur serta Melayani”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 September 2015
Penulis
Nikolaus Subandi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Nikolaus Subandi
Nomor Induk Mahasiswa : 091224029
Demi membangun ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjududul:
JENIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PENGGUNAAN IMBUHAN BAHASA INDONESIA PADA
TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SANATA DHARMA
LULUSAN TAHUN 2013
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal: 1 September 2015
Yang menyatakan
Nikolaus Subandi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Subandi, Nikolaus. 2015. Jenis Kesalahan Berbahasa dalam Penggunaan Imbuhan Bahasa Indonesia pada Tugas Akhir Mahasiswa Program StudiTeknik Elektro Universitas Sanata Dharma Lulusan Tahun 2013. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan berbahasa dalam penggunaan imbuhan bahasa Indonesia yang terdapat pada tugas akhir mahasiswa Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2013. Sebelum mendeskripsikan temuan, peneliti melakukan pengumpulan data dengan teknik dokumentasi. Kemudian peneliti menganalisis data yang terkumpul dengan teknik pengodean terbuka.
Melalui penelitian ini dan sesuai dengan rumusan masalah, peneliti menghasilkan temuan sebagai berikut. Jenis kesalahan penggunaan imbuhanbahasa Indonesia meliputi (1) kesalahan penggunaan prefiks, (2) kesalahan penggunaan sufiks, (3) kesalahan penggunaan simulfiks, dan (4) kesalahan penggunaan konfiks. Kesalahan-kesalahan tersebut ditandai oleh penambahan imbuhan, penghilangan imbuhan, salah susun imbuhan, dan salah formasi imbuhan. Prefiks memiliki jumlah kesalahan penggunaan terbanyak dibandingkan jumlah kesalahan penggunaan sufiks, jumlah kesalahan penggunaan konfiks, dan jumlah kesalahan penggunaan simulfiks. Kesalahan penggunaan prefiks meliputi (1) meng- ,(2) di-, (3) ke-, (4) peng-, dan (5) ter-. Kesalahan penggunaan sufiks –an; kesalahan penggunaan simulfiks meliputi (1) di-+-an, (2) di-+-kan, (3) peng-+-kan, (4) meng-+-kan, (5) meng-+-an, dan (6) meng-+-i; dan kesalahan penggunaan konfiks meliputi (1) per-…-an, (2) peng-…-an dan (3) ke-…-an.
Adapun saran bagi dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia agar dapat lebih memperhatikan penggunaan imbuhan bahasa Indonesia mahasiswanya. Dengan memberikan latihan-latihan yang disertakan contoh-contoh kesalahan dalam penggunaan imbuhan bahasa Indonesia untuk menghidari kesalahan-kesalahan yang akan terjadi. Dosen pembimbing penelitian disarankan agar lebih cermat dalam memberikan masukan dan koreksi kepada mahasiswa terutama dalam penggunaan imbuhan bahasa Indonesia pada karya tulis ilmiahmahasiswa. Hal ini sangat bermanfaat karena mahasiswa yang merupakan kaum akademisi yang juga diharapkan dan selalu berkarya di bidangnya dan membagikan karyanya yang salah satunya dalam bentuk tulisan yang akan dibaca oleh banyak orang. Peneliti menyarankan pula bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang imbuhan-imbuhan yang jarang digunakan seperti penggabungan imbuhan prefiks dengan konfiks; prefiks dengan infiks; konfiks dengan infiks; dll.Akan menjadi menarik dan juga semakin berkembanglah teori penggunaan imbuhan bahasa Indonesia, jika ada penelitian tentang hal ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Subandi, Nikolaus. 2015. Types of Language Errors in the use of Indonesian Affixes in Electrical Engineering Student Final Project Sanata Dharma University in Yogyakarta, Graduated in 2013. Thesis. Yogyakarta: Study Program of Language Education and Indonesian Literature, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This qualitative descriptive study aimed to describe the types of Language Errors in the use of Indonesian Affixes contained in Electrical Engineering Students’ Final Assignment of Sanata Dharma University in Yogyakarta, Graduated in 2013. Before describing the findings, researchers collected data with documentation techniques. Then the researchers analyzed data collected with open coding techniques.
Through this research and in accordance with the formulation of the problem, researchers produced the findings as follows. Indoneisan affixes error types covers (1) misuse prefixs, (2) misuse suffixes, (3) misuse simulfixes, and (4)misuse konfix. The misuses marked by the addition of affixes, removal of affixes, stacking fault of affixes, and miss formation of affixes. Prefix is the highest number of errors compared to the number of errors the use of suffixes, the number of errors the use of konfiks, and the number of errors the use of simulfixes. Misuse of prefixes covers (1) meng- ,(2) di-, (3) ke-, (4) peng-, and (5) ter-. Misuse of suffixes covers -an, misuse of simulfixes covers (1) di-+-an, (2) di-+-kan, (3) peng-+-kan, (4) meng-+-kan, (5) meng-+-an, and (6) meng-+-i, misuse ofkonfiks covers (1) per-…-an, (2) peng-…-an dan (3) ke-…-an.
As for advice for lecturers Indonesian subjects in order to pay more attention to the use of affixes Indonesian students. By providing exercises that included examples of errors in the use of Indonesian affixes to avoid errors that will occur. Supervisor research suggested that more careful in providing input and corrections to the students, especially in the use of Indonesian affixes the student scientific papers. This is very useful because students who are academics who are also expected and always worked in their field and share their work is one of them in the form of a paper to be read by many people. Besides it is also for researchers suggest further research to also examine the additive that is rarely used or considered unusual in the Indonesian language. The suffix is rarely used as a merger prefix with konfiks; prefix with infix; konfiks with infix; etc. Will become increasingly attractive and also developed the theory of Indonesian affixes use, if any research on this.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena telah
memberikan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dan
skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memeroleh
gelar sarjana.
Perolehan gelar yang harus dicapai sebagai tanda perjuangan yang luar biasa,
salah satu cita-cita, rasa syukur, tanggung jawab, bentuk kasih dari orangtua
kepada anaknya. Tidak sedikit tenaga, pikiran, biaya, motivasi, dan lain-lain yang
mereka curahkan kepada penulis. Tentu karya ini bukan satu-satunya yang ada
demikian, namun pengantar ini hanya sebatas ungkapan yang dapat peneliti
sampaikan pada bagian awal dari penulisan skripsi ini.
Penelitian yang peneliti lakukan merupakan seiota dari seluruh ilmu
pengetahuan dan cabang ilmu pengetahuan yang dapat disumbangkan melalui
penulisan skripsi ini. Berawal dari rasa keingintahuan peneliti serta pemenuhan
syarat untuk memeroleh gelar sarjana, peneliti sadar dan semakin terbuka
wawasan yang dimiliki. Namun ada hal yang lebih penting dan mendasar bahwa
pada hakikatnya, manusia diciptakan Tuhan, Allah, adalah untuk selalu berkarya
dalam hidupnya. Dengan penuh perjuangan pula, peneliti akhirnya dapat
menyelesaikan tugas pokok saat ini.
Bahasa Indonesia memberikan banyak peluang, kesempatan, dan harapan bagi
para pengguna dan pemelajarnya. Hal-hal tersebut menunjukan bahwa sebagai
pengguna dan pemelajar harus lebih aktif dan proaktif dalam berbahasa Indonesia.
Salah satu bentuk usaha yang berupa seiota inilah hasil persembahan peneliti
kepada pengguna dan pemelajar bahasa Indonesia.
Seberapa jauh yang peneliti buat harus ada masukan, pendapat, debat dan
diskusi, serta penelitian lain untuk melengkapi dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang ada. Dalam penelitian ini pula, peneliti masih memiliki rasa
ingin tahu bahwa seberapa jauh lagi peneliti sanggup untuk menyumbangkan
pendapat dan pikiran melalui penelitian selanjutnya yang tentunya masih
berkaitan dengan penelitian ini. Peneliti juga ingin berbagi pendapat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
peneliti lain—tidak menutup kemungkinan pengguna dan pemelajar bahasa
Indonesia—untuk berdiskusi demi kelanjutan pembahasan dan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
Melalui kata pengantar ini pula peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
sekaligus sebagai dosen pembimbing penelitian dan penyusunan skripsi yang
dengan ketulusan hati telah mendidik, mendampingi, membimbing,
mendukung, dan memotivasi, memberi perhatian, kritik yang membangun,
dan masukan serta mendoakan peneliti selama studi dan penulisan hingga
penyelesaian skripsi.
2. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, sekaligus sebagai dosen pembimbing penelitian
dan penyusunan skripsi yang dengan ketulusan hati telah mendidik,
mendampingi, membimbing, mendukung, dan memotivasi, memberi
perhatian, kritik yang membangun, dan masukan serta mendoakan peneliti
selama studi dan penulisan hingga penyelesaian skripsi.
3. Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., sekalu Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, sekaligus sebagai dosen triangulasi
data penelitian yang dengan ketulusan hati telah mendidik, mendampingi,
membimbing, mendukung, dan memotivasi, memberi perhatian, kritik yang
membangun, dan masukan serta mendoakan peneliti selama studi dan
penulisan hingga penyelesaian skripsi.
4. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing
penelitian dan penyusunan skripsi yang dengan ketulusan hati telah mendidik,
mendampingi, membimbing, mendukung, dan memotivasi, memberi
perhatian, kritik yang membangun, dan masukan serta mendoakan peneliti
selama studi dan penulisan hingga penyelesaian skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5. Para dosen yang dengan ketulusan hati telah mendidik, mendampingi,
membimbing, mendukung, dan memotivasi, memberi perhatian, kritik yang
membangun, dan masukan serta mendoakan peneliti selama studi di Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia.
6. Bapak R. Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, atas bantuan dan pelayanan kepada mahasiswa
dalam menyelesaikan berbagai urusan administrasi.
7. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Hubertus Yohanes Suparja dan Ibu
Yosepha Calasantia Susanti, yang tiada hentinya mendukung dalam bentuk
apa pun serta doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus; Juga
kepada saudari-saudaraku yang selalu mendukung dan mendoakanku;
Kepada kekasihku beserta keluarga, Martha Sovia Rosalina yang dengan setia
mendukung, mendoakan peneliti sepenuh hati, dan bersedia menantiku hingga
selesai studi.
8. Rekan penelitian payung, Renaldus Beatus Joe, Sr. Maria Felis Contesa, Ade
Supianto, Devi Pusawati, yang dengan luar biasa mendukung dan
memotivasiku serta kerja sama yang baik dalam penyelesaian penelitian dan
skripsi.
9. Teman/sahabat kost Agustinus Datu Linggi’ dan Fernando Juliawan, serta
teman gendheng Andreas Frengky Wijayanto dalam memotivasi, mengkritik,
mengingatkan, diskusi, dan memberi pendapat, serta canda tawa dan bergila
bersama yang membuat bergairah dan kembali bergairah peneliti dalam
melakukan penelitian dan penyelesaian skripsi.
10. Teman-teman seangkatan 2009 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, teman-teman seangkatan dari TK, SD, SMP, dan SMA di Ketapang
Kalimantan Barat yang walaupun jarang bertemu lagi yang dalam tegur sapa
melalui media elektronik selalu mendukung dan memotivasi.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua dukungan
yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Sekali lagi penulis/peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini
masih mengalami kesulitan serta tidak lepas dari kekurangan dan/atau kesalahan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang
membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik; serta diskusi yang lebih
mendalam berkaitan dengan tema dan topik skripsi ini, besar harapan dan cita-cita
peneliti untuk membahas lebih jauh dan mendalam mengenai tema dan topik
penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya
serta sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 1 September 2015
Penulis
Nikolaus Subandi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
HALAMAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
1.5 Batasan Istilah ....................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penyajian ............................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
2.1 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 7
2.2 Kajian Teori .......................................................................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2.2.1 Jenis-jenis Kesalahan Berbahasa ...................................................... 10
2.2.2 Imbuhan .......................................................................................... 13
2.2.2.1 Prefiks ............................................................................................. 15
2.2.2.2 Infiks ............................................................................................... 28
2.2.2.3 Sufiks .............................................................................................. 29
2.2.2.4 Konfiks ............................................................................................ 36
2.2.2.5 Simulfiks ......................................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 42
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 42
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian .......................................................... 43
3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................... 43
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 44
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 44
3.6 Triangulasi Data ..................................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 50
4.1 Deskripsi Data ....................................................................................... 50
4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan ..................................................... 51
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 78
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 78
5.2 Saran ...................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 81
LAMPIRAN ............................................................................................... 83
BIODATA PENULIS ................................................................................. 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini kegiatan menulis merupakan sesuatu yang sering dilakukan
oleh banyak orang terutama kaum terpelajar. Tulisan-tulisan yang dihasilkan
beragam, dari ragam tidak ilmiah sampai ragam ilmiah. Syair, lirik lagu, pantun,
surat pribadi, surat kabar, dan artikel bebas dapat diketegorikan ke tulisan yang
tidak ilmiah. Disertasi, tesis, skripsi dan tugas akhir adalah contoh dari hasil
kegiatan menulis melalui penelitian yang merupakan ragam ilmiah.
Pada kegiatan menulis, baik ragam ilmiah maupun tidak ilmiah, tidak
jarang ditemui terjadinya kesalahan. Kesalahan yang terjadi bentuknya pun
beragam. Kesalahan yang dilakukan ini merupakan bagian dari kesalahan
berbahasa. Menurut Pateda (1989:50), “kesalahan dalam berbahasa terjadi pada
(1) daerah fonologi, (2) daerah morfologi, (3) daerah sintaksis, dan (4) daerah
semantis”. Selain hal tersebut, Pateda (1989:50) mengemukakan penyebab
terjadinya kesalahan yang terjadi menjadi 6 faktor, yaitu (1) bahasa populer, (2)
bahasa ibu, (3) lingkungan, (4) kebiasaan, (5) interlingual, dan (6) interferansi.
Berdasarkan pendapat Pateda mengenai kemungkinan terjadinya kesalahan
berbahasa, peneliti menentukan untuk meneliti kesalahan berbahasa yang terjadi
di daerah morfologi bahasa dengan fokus penelitian pada kesalahan penggunaan
imbuhan bahasa Indonesia. Sebelumnya penelitian tentang penggunaan imbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bahasa Indonesia juga mendapat perhatian dari ketiga peneliti terdahulu yang
peneliti temukan hasil penelitiannya.
Ketiga penelitian tersebut dilakukan oleh Donatus Doweng Kumanireng
(2005) meneliti tentang kesalahan berbahasa siswa kelas II SMA Frater
Disamakan, Makasar, tahun ajaran 2004/2005 dalam menggunakan kata
berimbuhan me-, Enung Marlina (1989) meneliti tentang kata kerja berimbuhan
bahasa Sunda dan kata kerja berimbuhan bahasa Indonesia, dan Donata Simu
(1985) meneliti tentang kemampuan melekatnya akhiran -kan pada basis kata
kerja intransitif dalam bahasa Indonesia.
Peneliti akan meneliti jenis kesalahan berbahasa dalam penggunaan
imbuhan bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah yang berupa tugas akhir
mahasiswa program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
lulusan tahun 2013. Peneliti akan mendeskripsikan jenis kesalahan berbahasa
dalam penggunaan imbuhan bahasa Indonesia yang berupa awalan (prefiks),
sisipan (infiks), akhiran (sufiks), imbuhan gabung (simulfiks), dan imbuhan
terbelah (konfiks).
Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Jenis Kesalahan Berbahasa
dalam Penggunaan Imbuhan pada Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik
Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Lulusan Tahun 2013” dengan 2
dasar pemikiran. Kedua dasar pemikiran tersebut adalah (1) penggunaan imbuhan
bahasa Indonesia sangat penting dalam barbahasa Indonesia baik dalam bahasa
tertulis maupun lisan; (2) pentingnya penggunaan imbuhan bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dalam penulisan karya ilmiah khususnya bagi mahasiswa Teknik Elektro dalam
menyusun tugas akhir.
Peneliti menentukan tugas akhir mahasiswa Teknik Elektro sebagai subjek
penelitian karena tugas akhir tersebut dapat dijadikan indikator keterampilan
berbahasa mahasiswa teknik elektro. Di samping hal tersebut tugas akhir
merupakan wadah bagi para peneliti—mahasiswa Teknik Elektro—untuk
menunjukkan ide atau gagasan yang mereka miliki kepada orang lain.
Ketersampaian ide atau gagasan yang mereka miliki tergantung ketepatan
pemakaian bahasa yang digunakan. Mahasiswa Teknik Elektro fokus studinya
adalah ilmu yang berkaitan dengan keelektronikan bukan kebahasaan—bahasa
Indonesia. Istilah-istilah dalam bahasa keelektronikan yang terkadang sulit
dilekatkan ke imbuhan bahasa Indonesia yang mengakibatkan mereka cenderung
salah dalam menuliskannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah penelitian
ini adalah apa saja jenis kesalahan penggunaan imbuhan yang terdapat pada tugas
akhir mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta lulusan tahun 2013?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan jenis kesalahan penggunaan imbuhan yang terdapat di tugas
akhir mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta lulusan tahun 2013.
1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, peneliti berharap adanya manfaat bagi para pihak
yang memerlukan.
1. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam
penyusunan karya ilmiah seperti tugas akhir, terutama dalam penggunaan
imbuhan bahasa Indonesia.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan, inspirasi dan
wawasan kepada mahasiswa dan dosen pembimbing akan pentingnya imbuhan
bahasa Indonesia saat membimbing mahasiswa menyusun karya ilmiah seperti
tugas akhir.
3. Bagi pembaca pada umumnya, penelitian ini diharapkan dapat memberi
pengetahuan serta wawasan dalam berbahasa Indonesia terutama dalam
menggunakan imbuhan bahasa Indonesia.
1.5 Batasan Istilah
Pada penelitian ini peneliti akan menganalisis tugas akhir mahasiswa
Program Studi Teknik Elektro lulusan tahun 2013 Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan fokus penelitian berupa jenis kesalahan berbahasa dalam penggunaan
imbuhan bahasa Indonesia. Adapun istilah-istilah yang menjadi pokok dalam
penelitian ini.
a. Jenis kesalahan penggunaan imbuhan bahasa Indonesia pada penelitian ini
bermaksud mendeskripsikan sebab kesalahan, penanda kesalahan, dan bentuk
kesalahan yang terjadi dalam proses menggunakan—dari penentuan imbuhan
pada sebuah dasar hingga akhirnya menuliskannya dalam bentuk kata
jadiannya—berdasarkan jenis imbuhan bahasa Indonesia yaitu prefiks
(awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), konfiks (imbuhan terbelah), dan
simulfiks (imbuhan gabung). Kesalahan penggunaan imbuhan tersebut akan
dideskripsikan dari kesalahan yang terdapat pada tugas akhir-tugas akhir
mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta lulusan tahun 2013.
b. Jenis dapat diartikan sebagai kalisifikasi kesalahan penggunaan imbuhan
berdasarkan ciri-ciri atau kriteria tertentu.
c. Kesalahan berbahasa adalah tidak tepatnya pengguanaan kaidah-kaidah
berbahasa dalam bahasa lisan maupun tertulis. Dalam penelitian ini adalah
kesalahan berbahasa dalam tulisan.
d. Imbuhan merupakan bubuhan pada kata dasar yang membentuk kata baru;
afiks. Suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan
unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan
melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Imbuhan terbagi menjadi empat jenis imbuhan dan dari setiap jenis itu
memiliki bentuk, arti dan fungsi masing-masing.
1.6 Sistematika Penyajian
Sistematika pembahasan penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab I berisi
pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II landasan teori berisi
penelitian yang relevan dan kajian teori. Bab III adalah metodologi penelitian
berisi jenis penelitian, sumber data dan data penelitian, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, triangulasi.
Pada bab IV dipaparkan hasil penelitian data, analisis data, dan
pembahasan. Hasil penelitian data ini diperoleh dari data penelitian, yaitu tugas
akhir-tugas akhir mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata
Dharma lulusan tahun 2013. Hasil penelitian yang diperoleh dianalisis. Hasil
analisis data tersebut kemudian dibahas untuk memecahkan masalah yang
terdapat di bab 1, yaitu di dalam rumusan masalah.
Bab V berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang peneliti buat
berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan inilah yang menjadi
hasil dari penelitian ini. Selain itu, peneliti juga memaparkan beberapa saran yang
diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Donatus Doweng Kumanireng (2005) meneliti tentang kesalahan
berbahasa siswa kelas II SMA Frater Disamakan, Makasar, tahun ajaran
2004/2005 dalam menggunakan kata berimbuhan me-. Donatus Doweng
Kumanireng menemukan ada tiga jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas
II SMA Frater Disamakan, Makasar. Ketiga jenis kesalahan itu meliputi
(1)kesalahan penggunaan variasi bentuk afiks me- ada 50 kesalahan, (2) kesalahan
penggunaan fungsi dan makna afiks me- ada 69 kesalahan, dan (3) pemenggalan
kata berimbuhan me- ada 30 kesalahan.
Enung Marlina (1989), tentang kata kerja berimbuhan bahasa Sunda dan
kata kerja berimbuhan bahasa Indonesia. Dalam penelitiannya Enung Marlina
membandingkan kata kerja berimbuhan pada bahasa Sunda dengan kata kerja
berimbuhan bahasa Indonesia. Enung Marlina menemukan adanya kemiripan kata
kerja berimbuhan bahasa Sunda dengan kata kerja berimbuhan bahasa Indonesia
yang menghasilkan ramalan kesukaran atau ramalan kesalahan bagi siswa Sunda
dalam belajar Bahasa Indonesia. Kesukaran yang terjadi karena siswa Sunda
cenderung untuk membentuk kata kerja berimbuhan bahasa Indonesia dengan
memakai afiks pembentuk kata kerja bahasa Sunda.
Donata Simu (1985), meneliti tentang kemampuan melekatnya akhiran -
kan pada basis kata kerja intransitif dalam bahasa Indonesia. Dalam penelitiannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Donata Simu menemukan keanehan atau kejanggalan dalam proses pelekatan
akhiran -kan dengan kata kerja intransitif yang terjadi pada, (1) terjadinya
peristiwa yang penyebabnya ada di luar kehendak atau kontrol subjek. (2)
terjadinya peristiwa pada diri subjek, ditujukan pada sekelilingnya baik pada
benda atau orang tertentu maupun umum, disebabkan oleh hal atau keadaan
tertentu, (3) terjadinya peristiwa karena dikehendaki subjek dan tidak dapat
diwakilkan pada orang lain. Dalam penelitiannya, Donata Simu juga menemukan
kata kerja-kata kerja intransitif yang dapat dilekati akhiran -kan yang
dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan arti yang timbul dalam konteksnya: (1)
kelompok data yang objeknya dikenai tidakan atau kegiatan yang tertera di
dalamnya, (2) kelompok data yang objeknya tertera dalam keadaan tertentu
(statif), (3) kelompok data yang objeknya aktif melakukan tindakan atau kegiatan
yang tertera di dalamnya.
Donata Simu menyimpulkan bahwa pelekatan akhiran -kan pada kata kerja
intransitif yang membutuhkan objek merupakan kebiasaan para pengguna asli
bahasa Indonesia. Kebiasaan ini sudah menjadi kaidah sehingga jika pelekatan itu
tidak diikuti akan dianggap salah atau janggal.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Donatus Doweng Kumanireng
(2005), Enung Marlina (1989), dan Donata Simu (1985), menujukkan penggunaan
imbuhan bahasa Indonesia dari tahun yang berbeda terdapat adanya kesalahan.
Kesalahan terjadi karena pengguna memiliki konvensi berbahasa tersendiri yang
dianggap tidak sesuai dengan perkembangan teori yang ada, seperti yang
dilakukan oleh Donata Simu; Berasal dari pengguna bahasa yang memiliki bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
yang lebih dari satu (dwibahasawan), seperti penelitian yang dilakukan oleh
Enung Marlina; dan tidak pahamnya pengguna bahasa akan aturan berbahasanya
sehingga terjadi kesalahan berbahasa seperti penelitian yang dilakukan oleh
Donatus Doweng Kumanireng.
Dari ketiga penelitian tersebut, peneliti melihat bahwa setiap pengguna
memiliki latar belakang dan/atau pengalaman berbahasa yang berbeda-beda. Dari
ketiga penelitian terdahulu yang diperoleh peneliti, hal tersebut menunjukkan
bahwa kegiatan berbahasa yang dilakukan pengguna bahasa ternyata tidak lepas
dari kesalahan berbahasa karena tidak sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia.
Demikianlah ketiga penelitian terdahulu yang peneliti jadikan landasan
dalam penelitian ini. Ketiga penelitian ini juga mendukung dan berkaitan
penelitian ini karena topik utama yang dibahas berkaitan dengan kesalahan
berbahasa dengan fokus penelitian imbuhan bahasa Indonesia. Dari kesamaan
topik dan fokus penelitian tersebut ada aspek yang belum dibahas dan menjadi
perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian ini yaitu kesalahan berbahasa
dalam menggunakan imbuhan bahasa Indonesia yang meliputi prefiks, infiks,
akhiran, dan gabungan imbuhan serta imbuhan terbelah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui jenis-jenis dan penyebab kesalahan berbahasa khususnya
penggunaan imbuhan bahasa Indonesia pada subjek penelitian yaitu tugas akhir
mahasiswa teknik elektro Universitas Sanata Dharma lulusan tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.2 Kajian Teori
Pada subbab ini, peneliti memaparkan teori-teori yang membahas variabel-
variabel yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Dari judul “Jenis-jenis
Kesalahan Berbahasa dalam Penggunaan Imbuhan pada Tugas Akhir Mahasiswa
Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Lulusan
Tahun 2013”, peneliti akan memaparkan variabel jenis-jenis kesalahan berbahasa,
variabel imbuhan serta jenis-jenisnya sebagai berikut.
2.2.1 Jenis-jenis Kesalahan Berbahasa
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan teori-teori yang berkaitan
dengan jenis-jenis kesalahan berbahasa. Hal tersebut meliputi pengertian dan
jenis-jenis kesalahan berbahasa itu sendiri.
Berkaitan dengan kesalahan berbahasa, Setyawati (2010:13-14)
berpendapat bahwa kesalahan memiliki nuansa kata dengan penyimpangan,
pelanggaran, dan kekhilafan. Setyawati (2010:13) menyatakan bahwa kata ‘salah’
dapat diantonimkan dengan kata ‘betul’, sehingga ‘salah’ dapat diartikan tidak
betul atau tidak menurut norma, tidak menurut aturan yang ditentukan. Setyawati
(2010:13) melanjutkan bahwa penyimpangan adalah menyimpang dari norma
yang telah ditetapkan. Pemakai bahasa tahu norma yang benar, namun
menyimpang karena alasan tertentu sehingga tidak menggunakan norma yang ada.
Pelanggaran dalam hal berbahasa, Setyawati (2010:14) menyatakan bahwa
pengguna bahasa tahu akan adanya norma namun dengan penuh kesadaran tidak
mengikuti norma yang ada. Selanjutnya Setyawati (2010:14) menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kehilafan dalam hal berbahasa bahwa terjadinya proses psikologis pengguna
bahasa yang mengakibatkan kekhilafan menerapkan teori atau norma bahasa yang
ada pada dirinya. Akibatnya adalah kekhilafan tersebut memunculkan sikap
keliru.
Setyawati (2010:15) menyimpulkan “kesalahan berbahasa adalah
penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari
faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma
kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.” Selain
Setyawati, Ekowardono (1989:1) berpendapat, “sebab mendasar (fundamental)
terjadinya kesalahan berbahasa ialah kurangnya penguasaan bahasa pada pemakai
bahasa. Penguasaan yang kurang itu dapat terjadi dalam aspek fonologis,
morfologis, sintaktis, leksikal (semantis) atau pun dalam aspek situasi
sosiolinguistis dan psikolingusistis yang mendukung penggunaan aspek-aspek
itu”.
Ekowardono (1989:1) melajutkan gagasannya sebagai berikut.
Bagi pemakai bahasa yang monolingual keadaan itu kerap terjadi pada masa awal usaha penguasaan bahasa ibunya, yakni pada masa kanak-kanak. Dalam masa perkembangannya secara berangsur-angsur kekurangan penguasaan aspek-aspek itu teratasi berkat bimbingan alamiah dari lingkungan bahasanya. Bagi pemakai bahasa dwilingual atau multilingual kurangnya penguasaan bahasa kedua menimbulkan gejala yang disebut interferansi, yakni gejala tercampurkannya fenomena bahasa pertama di dalam pemakaian bahasa kedua.
Pendapat-pendapat tersebut didukung oleh pendapat Pateda (1989:50)
bahwa kesalahan dalam berbahasa terjadi pada (1) daerah fonologi, (2) daerah
morfologi, (3) daerah sintaksis, dan (4) daerah semantis. Kemudian Pateda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
(1989:50) mengemukakan penyebab terjadinya kesalahan yang terjadi menjadi
enam faktor, yaitu (1) bahasa populer, (2) bahasa ibu, (3) lingkungan, (4)
kebiasaan, (5) interlingual, dan (6) interferansi.
Seturut dari penyebab terjadinya kesalahan berbahasa dan seturut pendapat
Pateda, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa di
daerah morfologi, yaitu kesalahan berbahasa dalam penggunaan imbuhan/afiks.
Menurut Tarigan (1988:198), “kesalahan morfologi adalah kesalahan memakai
bahasa disebabkan salah memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah
menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata”.
Tarigan (1988) melanjutkan bahwa salah satu cara untuk meneliti
terjadinya kesalahan berbahasa adalah menggunakan perspektif taksonomi siasat
permukaan. Tarigan (1988:148) berpendapat bahwa taksonomi siasat permukaan
adalah suatu cara untuk menyoroti bagaimana cara-caranya struktur-struktur
permukaan berubah. Tarigan (1988:149) menambahkan bahwa secara garis besar
kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam taksonomi siasat permukaan adalah
penghilangan, penambahan, salah formasi, dan salah susun.
Tarigan (1988:149) berpendapat bahwa kesalahan-kesalahan yang bersifat
penghilangan yang dimaksud taksonomi siasat permukaan adalah ketidakhadiran
suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan/tulisan yang baik dan benar.
Selanjutnya kesalahan bersifat penambahan. Menurut Tarigan (1988:151),
“kesalahan penambahan ini ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur yang
seharusnya tidak muncul dalam ucapan yang baik dan benar”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Kemudian kesalahan yang berupa salah formasi, menurut Tarigan
(1988:154), “kesalahan yang berupa misformaton atau salah-formasi ini ditandai
oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah”. Kesalahan yang
keempat adalah salah susun; Tarigan (1988:157) menyatakan bahwa kesalahan
tersebut ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau
kelompok morfem dalam suatu ucapan atau tuturan—dalam penelitian ini berupa
tulisan.
2.2.2 Imbuhan
Di dalam morfologi bahasa, Arifin dan Junaiyah (2009) berpendapat
bahwa terdapat suatu proses yang disebut proses morfologis. Di dalam proses
morfologis terdapat suatu proses yang disebut afiksasi atau pengimbuhan.
Menurut Arifin dan Junaiyah (2009:10), “afiksasi adalah proses morfologis yang
mengubah sebuah leksem menjadi kata setelah mendapat afiks”. Menurut Arifin
dan Junaiyah (2009:2-3), afiks atau imbuhan adalah morfem terikat yang tidak
dan/atau memiliki alomorf .
Ramlan (2009:55) memberikan penjelasan bahwa imbuhan (afiks) ialah
suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang
bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada
satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Chaer (2011:197)
berpendapat, “dalam penggunaan imbuhan acapkali sebuah kata dasar atau bentuk
dasar perlu diberi imbuhan dahulu untuk dapat digunakan di dalam pertuturan”.
Chaer (2011:197) melanjutkan bahwa imbuhan dapat mengubah makna, jenis, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya
berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya. Chaer (2011:197)
menambahkan bahwa imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada
keperluan penggunaannya di dalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu
malah sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan
dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paparan teori Arifin dan
Junaiyah mengenai imbuhan yang digunakan sebagai acuan dalam analisis data
penelitian. Arifin dan Junaiyah (2009:5) berpendapat, “afiks atau imbuhan di
dalam bahasa Indonesia mempunyai peran yang sangat penting sebab kehadiran
imbuhan pada sebuah dasar (kata) dapat mengubah bentuk, fungsi, kategori, dan
makna dasar atau kata yang dilekatinya itu.” Peneliti mencontohkan sebuah dasar
yang dibubuhi konfiks peng-…-an sebagai berikut.
a. Bentuk hijau (kata dasar)penghijauan (kata jadian)
b. Kategori hijau (kata sifat)penghijauan (nomina)
c. Fungsi hijau (keterangan)penghijauan (bisa subjek)
d. Makna hijaupenghijauan (proses, perbuatan, atau cara menghijaukan)
Dari contoh tersebut sangat jelas bahwa imbuhan memiliki peran yang
sangat penting dalam kegiatan berbahasa. Kata ‘hijau’ dapat merupakan kata
dasar yang berkategori kata sifat, selain itu kata ‘hijau’ memiliki fungsi sebagai
keterangan. Ketika kata ‘hijau’ dibubuhi konfiks peng-…-an akan menjadi kata
‘penghijauan’, yang terjadi adalah kata ‘penghijauan’ merupakan kata jadian, kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tersebut berkategori nomina yang memiliki fungsi tertentu dalam kalimat bisa saja
sebagai subjek, dan makna yang muncul adalah proses, perbuatan, atau cara
menghijaukan.
“Bahasa Indonesia memiliki empat jenis imbuhan, yaitu prefiks (prefiks),
infiks (infiks), akhiran (sufiks), dan imbuhan terbelah (konfiks)” (Arifin dan
Junaiyah, 2009:4). Keempat jenis imbuhan tersebut dijabarkan sebagai berikut.
2.2.2.1 Prefiks
“Prefiks (prefiks) adalah imbuhan yang dilekatkan di depan dasar (mungkin
kata dasar, mungkin pula kata jadian). Bahasa Indonesia memiliki 8 prefiks
(prefiks), yaitu ber- dan per-, meng- dan di-, ter-, ke, dan se-”(Arifin dan
Junaiyah, 2009:6). Kedelapan prefiks tersebut dijabarkan dan dijelaskan oleh
Arifin dan Junaiyah (2009:22-57) dan diringkas oleh peneliti sebagai berikut.
a. Prefiks ber-
“Prefiks atau prefiks ber- memiliki variasi bentuk ber-, be-, bel- (dan mer-
yang sudah merupakan bentuk arkais)” (Arifin dan Junaiyah, 2009:22). Adapun
contohnya sebagai berikut.
1) ber- + suku awal mengandung -er- be-, seperti bekerja, beternak; dandasar yang berfonem awal /r/ seperti berawa dan berencana.
2) ber- + ajar belajarunjur belunjur
3) ber- + ber-, seperti bergaul dan berteman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
“Prefiks ber- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja. Kalimat yang
predikatnya berupa kata kerja berprefiks ber- tidak memiliki objek, tetapi dapat
memiliki pelengkap atau keterangan” (Arifin dan Junaiyah, 2009:23).
Kata kerja berprefiks ber- memiliki makna seperti berikut:
1) ‘memiliki’ atau ‘mempunyai’, seperti
Kakak membeli televisi berwarna. ‘kakak membeli televisi yang memiliki warna’; televisi yang ada warna’Adik latihan menulis di buku bergaris. ‘adik latihan menulis di buku yang ada garisnya’; ‘ buku yang ada garis’
2) ‘menyatakan’ atau ‘mengakui’, seperti
Saya berkakak kepadanya. ‘saya menyatakan kakak kepadanya’; ‘saya menyapanya kakak’Andre bersaudara dengan Tina. ‘Andre menyatakan saudara dengan Tina’; ‘Andre menyapa Tina saudara/i’
3) ‘menghasilkan’ atau ‘mengeluarkan’, seperti
Pohon itu berbuah mangga. ‘pohon itu menghasilkan mangga’gunung berapi (arkais: gunung merapi) ‘gunung yang mengeluarkan api’
4) ‘biasa melakukan’, ‘bertindak sebagai’, ‘bekerja sebagai’, seperti
Paman bertani. ‘paman melakukan pekerjaan tani’Kakekku bertukang di rumah tetangga. ‘kakek bekerja sebagai tukang di rumah tetangga’
5) ‘melakukan pekerjaan mengenai diri sendiri (resiprokal)’, seperti
Ia sedang bercukur. ‘ia sedang mencukur dirinya sendiri’Agus sedang bersikat gigi. ‘Agus sedang menyikat giginya sendiri’
6) ‘mendapat’, ‘dapat di-…’, atau ‘dikenai’, seperti
Kalimat itu berterima. ‘kalimat yang dapat diterima’Dona berhujan saat ke kantor. ‘Dona dikenai hujan saat ke kantor’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
7) ‘memakai’ atau ‘mengenakan’, ‘menggunakan’; ‘mengendarai’ atau ‘naik’,
seperti
Didi bersepeda ke rumahku. ‘Didi mengendarai sepeda ke rumahku’Dono berjam tangan Rolex. ‘Dono mengenakan jam tangan Rolex’
8) ‘menjadi kelompok’, seperti
Agar dapat menang kalian harus bersatu. ‘Agar dapat menang kalian harus menjadi satu (bekerja sama dalam satu kelompok)’Mereka bertujuh adalah anggota Cherrybelle. ‘mereka tujuh orang yang menjadi satu kelompok adalah anggota Cherrybelle’
b. Prefiks meng-
Arifin dan Junaiyah (2009:29-34) memilih prefiks meng- sebagai salah satu
prefiks dalam bahasa Indonesia dan tidak memilih me- atau meN-. Menurut Arifin
dan Junaiyah variasi bentuk meng- (dibandingkan variasi bentuk lain, yaitu: mem-,
men-, meny-, me-, dan menge-) lebih banyak memberikan distribusi ketika
dilekatkan ke bentuk dasar.
Prefiks meng- mengalami proses morfologis yang menentukan penggunaan
variasi bentuk meng-. Penggunaan variasi bentuk tersebut berdasarkan kepada
fonem awal bentuk dasar yang akan dilekatinya. Proses morfologis dapat
digambarkan sebagai berikut.
meng- menjadi: meng- + vokal, g, k, h, kh, x mem- + b, f, p, v men- + t, d, sy, z meny- + s,c, jme- + l, r, y, w, nasal menge- + kata ekasuku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Prefiks meng- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif (transitif dan
taktransitif). Makna yang timbul dari prefiks meng- adalah sebagai berikut.
1) ‘melakukan’, ‘mengerjakan’, seperti
Anak itu rajin membaca buku. ‘anak itu rajin melakukan baca buku’Penjahit itu sedang memotong kain. ‘penjahit itu sedang melakukan potong kain’
2) ‘menjadi’, seperti
Otot lengannya membesar. ‘otot lengannya menjadi besar’Jangan berpikir mendua. ‘jangan berpikir menjadi dua cabang’
3) ‘melakukan peringatan’, seperti
Misa meniga hari kakek. ‘misa memperingati tiga hari kakek meninggal’Kenduri menujuh bulan. ‘kenduri memperingati tujuh bulan kehamilan’
4) ‘menggunakan’ atau ‘memakai’, seperti
menggunting baju ‘memotong baju menggunakan gunting’mengapak pohon ‘memotong/menebang pohon menggunakan kapak’
5) ‘membuat’ atau ‘menghasilkan’, seperti
menggambar pemandangan ‘membuat gambar pemandangan’orang itu sering membual ‘orang itu sering membuat bualan’
6) ‘mengeluarkan (suara)’, seperti
kambing mengembik ‘kambing mengeluarkan suara (bunyi) embik’harimau mengaum ‘harimau mengeluarkan suara (bunyi) aum’
7) ‘memberi’ atau ‘melengkapi dengan’, seperti
mengecat mobil ‘melengkapi mobil dengan cat’memagari rumah ‘memberi atau melengkapi rumah dengan pagar’
8) ‘menuju’, seperti
Air Asia mengudara 10.000 kaki. ‘Air Asia menuju udara yang tingginya 10.000 kaki’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
George Lorenso menepi karena motornya bermasalah. ‘George Lorenso menuju tepi lintasan balapan karena motornya bermasalah’Awu melaut dengan selamat sampai Surabaya. ‘Awu menuju laut dengan selamat sampai Surabaya’
9) ‘mencari’, seperti
Ia mendamar ke hutan. ‘ia mencari damat ke hutan’Darmana pergi merotan. ‘Darmana pergi mencari rotan’
10) Dalam ragam lisan terdapat beberapa kata yang sering diucapkan dengan
salah, seperti berikut.
(a) meng- + traktir “menraktir”(b) meng- + transfer “menransfer”(c) meng- + kritik “mengritik”(d) meng- + praktik(kan) “memraktikkan”
Keempat kata tersebut dalam ragam lisan diucapkan salah, seharusnya adalah
sebagai berikut.
(a) meng- + traktir mentraktir(b) meng- + transfer mentransfer(c) meng- + kritik mengkritik(d) meng- + praktik(kan) mempraktikkan
Jika prefiks meng- dilekatkan pada dasar yang dimulai dengan gugus
konsonan, seperti dr, gr, kl, pr, str, tr, gugus tersebut tidak luluh.
c. Prefiks di-
Prefiks di- memiliki bentuk yang tetap atau tidak berubah (Arifin dan
Junaiyah, 2009:39). Arifin dan Junaiyah (2009:40) menyatakan bahwa prefiks di-
berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif; prefiks di- berkaitan dengan prefiks
meng-, seperti dibawa >< membawa, diukur >< mengukur, dipuji >< memuji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Prefiks di- memiliki makna sebagai berikut:
1) ‘dikenai laku’ atau ‘dikenai tindakan’, seperti
Ia dihukum karena korupsi. ‘ia dikenai hukuman/tindakan hukum karena korupsi’Ayam itu dipotong menjadi beberapa bagian. ‘Ayam itu dikenai tindakan potong menjadi beberapa bagian’
2) ‘dikenai dengan’, seperti
Pohon itu diparang. ‘pohon itu dipotong /dikenai dengan parang’Kain itu disiletnya. ‘kain itu dipotong nya dengan silet’
3) ‘dibuat atau ‘dijadikan’, seperti
Nangka itu digulai. ‘nangka itu itu dibuat/dijadikan gulai’Daging sapi itu direndang. ‘daging sapi itu dibuat/dijadikan rendang’
4) ‘diberi’ atau ‘dilengkapi dengan’, seperti
Dinding kamarnya dicat biru langit. ‘dinding kamarnya diberi cat biru langit’Cristiano Ronaldo disanksi tiga kali tidak bertanding. ‘Christiano Ronaldo diberi sanksi tiga kali tidak bertanding’
d. Prefiks ke-
“Prefiks ke- tidak mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada
dasar, seperti kepada dan ketua” (Arifin dan Junaiyah, 2009:40). Bahasa
Indonesia memiliki dua buah prefiks ke-, yaitu prefiks ke- yang berfungsi
sebagai pembentuk kata kerja (prefiks verbal dan bertalian dengan prefiks
ter-) dan prefiks ke- yang berfungsi sebagai pembentuk kata benda (Arifin dan
Junaiyah, 2009:41).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Prefiks ke- memiliki makna sebagai berikut.
1) Prefiks ke- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna seperti berikut:
(a) (dalam ragam cakapan), prefiks ke- semakna dengan prefiks ter-, yang berarti
‘telah mengalami’, ‘menderita keadaan’, atau ‘menderita kejadian’, seperti
Yang dicari sudah ketemu. ‘yang dicari sudah tertemu’Ita ketawa terbahak-bahak. ‘ia tertawa terbahak-bahak’Bajumu kebawa saya. Bajumu terbawa saya’Dia mati kelindas truk. ‘dia mati terlindas truk’
(b) ‘di urutan’ atau “pada urutan’, seperti
Ia menjadi juara ketiga. ‘ia menjadi juara di/pada urutan tiga’Rusman menikahi anak ketiga Pak Bagong. ‘Rusman menikahi anak di/pada urutan tiga Pak Bagong’
2) Prefiks ke- pembentuk kata benda yang memiliki makna sebagai berikut:
(a) ‘yang memiliki sifat atau ciri’, seperti
ketua ‘yang memiliki sifat/ciri tua’kekasih ‘yang memiliki sifat kasih’kehendak ‘yang berciri hendak’ketahu ‘yang memiliki ciri tahu’
(b) ‘kelompok kesatuan atau kelompok bilangan yang dianggap satu’ atau
‘kumpulan’, seperti
Ketiga orang itu bekerja sama dengan baik. ‘kumpulan tiga orang itu bekerja sama dengan baik’Kedua produk itu kami beri diskon 25%. ‘kumpulan dua produk itu kami beri diskon 25%’
Bahasa Indonesia memiliki kata hendak dan tahu, disamping kata
kehendak dan ketahu. Hal itu juga sejalan ketika pengguna bahasa
menggunakan ragam cakap, seperti kemiri (miri), kemenyan (menyan),
ketimun (timun), kecambah (cambah), dan ketumbar (tumbar). Nama-nama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
itu, sering diucapkan tanpa prefiks ke-, tetapi maknanya tidak berubah (Arifin
dan Junaiyah, 2009:42).
e. Prefiks per-
Arifin dan Junaiyah (2009:42) berpendapat bahwa prefiks per- mengalami
perubahan bentuk ketika dilekatkan pada dasar karena bentuk dan maknanya
berkaitan dengan imbuhan ber-. Perubahan bentuk prefiks per- seperti imbuhan
ber-.
1) per- pe- jika berarti ‘yang ber-…’, seperti pedagang,perenang, peserta.
2) per- + ajar pelajar
+ unjur pelunjur
3) per- + per-, seperti perpanjang dan personal
“Bahasa Indonesia memiliki dua buah prefiks per-, yaitu prefiks per- pembentuk
kata kerja (perfiks verbal) dan per- (pe-, pel-) sebagai pembentuk kata benda
(prefiks nominal)” (Arifin dan Junaiyah, 2009:43).
Menurut Arifin dan Junaiyah (2009:43), prefiks per- memiliki makna sebagai
berikut.
1) Prefiks per- yang membentuk kata kerja
(a) ‘(men)jadikan lebih’ (biasanya prefiks per- dilekatkan pada dasar yang berupa
kata sifat), seperti
Perindah rumahmu. ‘jadikan lebih indah rumahmu’Perbesar gambar itu. ‘jadikan lebih besar gambar itu’Persingkat waktunya. ‘jadikan lebih singkat waktunya’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(b) ‘membagi menjadi’, seperti
Perdua roti itu. ‘bagi dua roti itu’Seperdua gajinya utuh. ‘satu bagian dari du bagian gajinya utuh’
2) Menurut Arifin dan Junaiyah (2009:45), prefiks per- (pe-, pel-) yang
membentuk kata benda adalah sebagai berikut.
(a) ‘yang memiliki’ atau ‘yang ber-…’, seperti
meja persegi ‘meja yang memiliki segi’; ‘meja yang bersegi’anak pemalu ‘anak yang memiliki rasa malu’
(b) ‘yang menghasilkan’ atau ‘yang mengeluarkan’, seperti
kambing pesusu ‘kambing yang menghasilkan susu’sapi peanak ‘sapi yang menghasilkan anak’ayam pedaging ‘ayam yang menghasilkan daging’
(c) ‘yang biasa melakukan’ (sebagai profesi, kebiasaan, kegemaran) atau ‘yang
ber-…’, seperti
pertapa ‘(orang) yang bertapa’peladang ‘(orang) bekerja di ladang’; ‘(orang) yang berladang’
(d) ‘yang melakukan pekerjaan mengenai diri sendiri’, seperti
peuji ‘yang beruji’lelaki pedandan ‘lelaki yang (suka) berdandan’
(e) ‘yang dikenai laku’ atau ‘yang ber-…’, seperti
pesuruh ‘yang bersuruh’; ‘yang disuruh’petatar ‘yang bertatar’; ‘yang ditatar’
f. Prefiks peng-
“Prefiks peng- mengalami perubahan bentuk. Karena bentuk dan maknanya
berkaitan dengan bentuk dan makna prefiks meng-, perubahan bentuk prefiks
peng- pun sejalan dengan perubahan prefiks meng-” (Arifin dan Junaiyah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2009:47-48). Menurut Arifin dan Junaiyah (2009:48), prefiks peng- berfungsi
untuk membentuk kata benda; dan bertalian bentuk dan maknanya dengan prefiks
meng-. Artinya, artinya setiap kata benda yang berprefiks peng- bertalian bentuk
dan maknanya dengan kata kerja berprefiks meng-.
Menurut Arifin dan Junaiyah (2009:48-49), prefiks peng- memiliki makna
sebagai berikut.
1) ‘yang melakukan’, seperti
Atlet pelempar lembing. ‘atlet yang melakukan lembar lembing’Jonny adalah penghias ruangan yang dapat diandalkan. ‘Jonny adalah orang yang menghias (melakukan hias) ruangan yang dapat diandalkan’
2) ‘yang menjadi’ atau ‘yang menjadikan’, seperti
Ia memang amat peragu. ‘ia memang (orang) yang amat menjadi ragu’Sabun mandi adalah cairan pembersih tubuh. ‘sabun mandi adalah cairan yang menjadikan bersih tubuh.penghapus pensil. ‘yang menjadikan pensil hilang (di atas kertas) atau terhapus di atas kertas’pemberat ‘yang menjadikan berat’
3) ‘yang menggunakan’ atau ‘yang memakai’, seperti
penyabit ‘yang menggunakan sabit (untuk menyabit)’penggergaji ‘yang menggunakan gergaji (untuk menggergaji)’
4) ‘yang menghasilkan’ atau ‘yang membuat’, seperti
penenun kain songket ‘yang membuat kain songket’penyambal teri ‘yang membuat sambal teri’
5) ‘yang mengeluarkan (suara)’, seperti
pengembik ‘yang mengeluarkan suara embik’pengaum ‘yang mengeluarkan suara aum(an)’
6) ‘yang memberi’ atau ‘yang melengkapi dengan’, seperti
pengecat gedung ‘yang melengkapi gedung dengan cat’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dollar Amerika menjadi pematok harga barang elektronik ‘dollar Amerika menjadi (nilai) yang member patok(an) harga barang elektronik’
7) ‘yang menuju’, seperti
pendarat ‘yang menuju darat’; ‘yang mendarat’penyelam ‘yang menuju air untuk menyelam’
8) ‘yang mencari’ atau ‘yang mengumpulkan’, seperti
perotan ‘yang mencari/mengumpulkan rotan’pendata ‘yang mengumpulkan data’
g. Prefiks se-
Menurut Arifin dan Junaiyah (2009:52), bahasa Indonesia mempunyai dua
jenis se- sebagai prefiks, yaitu se- yang merupakan bentuk klitik (dari kata esa)
dan se- yang membentuk adverbia (keterangan/tambahan). Keduanya tidak
mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan dengan kata yang lain.
Prefiks se- berfungsi untuk membentuk klitik dan membentuk adverbia (Arifin
dan Junaiyah, 2009:52). Fungsi prefiks se- dapat dijelaskan dengan contoh:
seirama (satu irama), sesekolah (satu sekolah), sekamar (satu kamar) yang
merupakan prefiks se- yang merupakan klitik. Prefiks se- yang merupakan
adverbia dapat dicontohkan dengan seenaknya, selambatnya, segirangnya, dan
semampunya.
Makna yang timbul dari prefiks se- antara lain sebagai berikut (Arifin dan
Junaiyah, 2009:53).
1) Se- yang berupa bentuk klitik
(a) ‘satu’, seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sedesa ‘satu desa’sekota ‘satu kota’seiman ‘satu iman’
(b) ‘seluruh’, seperti
se-Indonesia ‘seluruh Indonesia’seisi kamar ‘seluruh isi kamar’
(c) ‘sama’ atau ‘sampai’, seperti
sepandai ‘sama pandai’dalamnya selutut ‘dalamnya sampai lutut (misal masuk kolam)’tingginya sepinggang ‘tingginya sampai pinggang’
2) Prefiks se- sebagai pembentuk adverbia (prefiks adverbial)
(a) ‘dengan’, seperti
seizinku ‘dengan izinku’serestu orang tuanya ‘degan restu orang tuanya’
(b) ‘seturut’ atau ‘menurut’, seperti
setahuku ‘menurut yang aku tahu’seingatku ‘menurut yang aku ingat’seenaknya ‘dengan enaknya’
(c) ‘setelah’, seperti
setibanya ‘setelah tibanya’sedatangnya ‘setelah datangnya’
h. Prefiks ter-
Arifin dan Junaiyah (2009:54) menyatakan bahwa imbuhan ter- dibagi
menjadi dua. Kedua prefiks tersebut adalah prefiks ter- yang membentuk kata
kerja (prefiks verbal yang bertalian dengan prefiks ber-); dan prefiks ter- yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
membentuk kata sifat (prefiks adjektival). Makna kedua prefiks ter- dijabarkan
sebagai berikut.
1) Prefiks ter- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai berikut
(Arifin dan Junaiyah, 2009:54).
(a) ‘telah dilakukan’ atau ‘dalam keadaan’, seperti
Kami datang ketika pintu sudah terbuka. ‘kami datang ketika pintu sudah/dalam keadaan terbuka’Ahli kamera mengambil gambar pesepak bola yang terjatuh di tepi lapangan.‘ahli kamera mengambil gambar pesepak bola yang dalam keadaan jatuh di tepai lapangan’
(b) ‘telah mengalami’, ‘menderita keadaan atau kejadian (dengan tidak sengaja
atau tiba-tiba’, seperti
Ia berlari terkencing-kencing karena ketakutan. ‘Ia berlari sampai tiba-tiba kencing karena ketakutan’Pintu mobil Mercedes itu tergores karena diparkir sembarangan. ‘pintu mobil Mercedes itu telah mengalami goresan karena diparkir sembarangan’Udara kotor yang terhirup akan mengakibatkan bersin. ‘udara yang kotor yang dengan tidak sengaja dihirup akan mengakibatkan bersin’
(c) ‘dapat’ (biasanya didahului oleh kata tidak atau dilengkapi dengan akhiran -
kan)
Alam yang indah tidak terperikan. ‘alam yang indah tidak dapat diperikan’ Harga mainan itu terjangkau oleh orang tuanya. ‘harga mainan itu dapat dijangkau oleh orang tuanya’
Imbuhan ter- yang bermakna ‘telah selesai dilakukan’ atau ‘sudah selesai
dikerjakan’ baik dengan sengaja (sadar) atau tidak sengaja (tidak sadar), seperti
pintu mobil Mercedes itu tergores karena diparkir sembarangan, merupakan kata
kerja yang mengandung aspek perfektif (aspek selesai sudah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Di bidang hukum, khususnya hukum peradilan ada istilah seperti tersangka,
terdakwa, dan terpidana. Prefiks ter- yang digunakan pada istilah tersebut
memberikan arti ‘yang di…’. Istilah-istilah tersebut biasanya digunakan sebagai
padanan istilah bahasa Inggris yang menggunakan bentuk past participle
adjective, seperti ‘sun burned’ ‘terbakar matahari’ dan ‘related problem’ ‘masalah
yang terkait’.
2) Prefiks ter- yang membentuk kata sifat memiliki arti ‘paling’, seperti
Aku adalah pemuda terganteng di kampung. ‘aku adalah pemuda paling ganteng di kampung’Olahraga termurah adalah olahraga lari. ‘olahraga paling murah adalah olahraga lari’
2.2.2.2 Infiks
“Infiks (sisipan) adalah imbuhan yang dilekatkan di tengah dasar. Bahasa
Indonesia memiliki 4 infiks, yaitu -el, -em, -er, dan -in” (Arifin dan Junaiyah,
2009:6). Arifin dan Junaiyah (2009:57-58) menambahkan bahwa kata dengan
infiks dianggap sebuah kata bukan kata berimbuhan. Namun Arifin dan Junaiyah
(2009:11) memberi penjelasan bahwa infiks -el- mengandung makna ‘kumpulan’,
‘aneka’; infiks -em- bermakna ‘sifat’; infiks -er- mengandung makna
‘mengandung’; dan infiks -in- digunakan sebagai padanan akhiran asing -end, -
ent, dan -and yang berarti ‘yang di-…-kan’ atau -ence.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Keempat infiks tersebut jika dibubuhkan ke dalam kata dapat dicontohkan
sebagai berikut.
a. Infiks -el, seperti telunjuk, telapak, pelatuk, gelembung, dan geligi.b. Infiks -em, seperti kemuning, kemelut, kemilau, gemerlap, dan temali.c. Infiks -er, seperti serabut, seruling, gerigi, d. Infiks -in, seperti kinerja, sinambung, tinambah
2.2.2.3 Sufiks
“Akhiran adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhir dasar” (Arifin dan
Junaiyah, 2009:6). Bahasa Indonesia memiliki setidaknya enam sufiks atau
akhiran dan beberapa sufiks atau akhiran bahasa asing yang juga digunakan
dalam bahasa Indonesia. Akhiran-akhiran tersebut dijabarkan dan dijelaskan
oleh Arifin dan Junaiyah (2009:58-75) dan diringkas oleh peneliti sebagai
berikut.
a. Sufiks -an
Sufiks -an tidak mengalami perubahan bentuk ketika dibubuhkan pada sebuah
dasar. Menurut Arifin dan Junaiyah (2009:58) akhiran -an memiliki fungsi
sebagai berikut.
1) sebagai pembentuk kata benda, yang memiliki hubungan dengan verba meng-;
2) dalam ragam cakapan, sufiks –an berfungsi sebagai pembentuk kata sifat dan
pembentuk kata kerja.
Makna yang hadir ketika suatu kata atau dasar dibubuhi oleh sufiks –an,
menurut Arifin dan Junaiyah (2009:58-59) adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1) sebagai pembentuk kata benda, sufiks -an berarti, ‘hasil’, ‘perolehan’,
‘akibat’, atau ‘yang dikenai laku’, seperti
manisan buah ‘hasil memaniskan buah’pukulan ‘hasil menggerakkan telapak tangan dalam keadaan tertutup’benjolan ‘akibat yang timbul karena terkena benda tumpul (dengan tenaga yang besar)’uang taruhan ‘uang yang dipertatuhkan’liburan ‘yang dilakukan saat libur’buaian ‘yang di buai’sisipan ‘yang disisipkan’
2) sufiks –an yang berarti ‘kumpulan’, ‘gugus’, seperti
lautan ‘kumpulan laut’daratan ‘kumpulan darat’puluhan ‘kumpulan puluh’
3) sufiks -an yang berarti ‘yang mempunyai atau yang mengandung’, seperti
buah durian ‘buah yang mempunyai duri’anak jalanan ‘anak yang (ada) di jalan’; ‘anak jalan’tepian sungai ‘bagian/sisi tepi sungai’
4) sebagai pembentuk kata sifat, sufiks -an (dalam ragam cakapan) berarti
‘terlampau’ atau ‘terlalu’, seperti
gedean ‘terlalu gede’panasan ‘terlalu panas’, ‘lebih panas’banyakan ‘terlalu/terlampau banyak’gantengan ‘lebih/terlalu ganteng’
5) sufiks -an yang berarti ‘terlampau’ atau ‘terlalu’ tampaknya berasal dari
konfiks ke-…-an tetapi ke- pada konfiks itu tidak diucapkan, seperti
kekecilan ‘terlalu/terlampau kecil’kebesaran ‘terlalu/terlampau besar’kegendutan ‘terlalu/terlampau gendut’kepanasan ‘terlalu/terlampau panas’kedinginan ‘terlalu/terlampau dingin’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
6) dalam ragam cakapan, sufiks -an (berasal dari konfiks pembentuk kata kerja:
ber-…-an), arti yang timbul ‘melakukan dengan pelaku atau laku yang
banyak’ atau ‘saling’, seperti
Dona dan Dono tabrakan di depan kelas. ‘Dona dan Dono saling tabrak di depan kelas’Sudah banyak orang yang berjualan. ‘sudah banyak orang yang berjual’
b. Sufiks –anda
Sufiks -anda (-nda, atau -da) merupakan sufiks penghormat atau (sufiks
honorifik) pada sejumlah istilah kekerabatan, seperti anakanda, ananda, anaknda,
dan ibunda (Arifin dan Junaiyah, 2009:60).
c. Sufiks–i
Menurut Arifin dan Junaiyah (2009:60) sufiks -i ada dua, yaitu sufiks -i
sebagai pembentuk kata kerja dan sufiks -i (-iah, -wi, -wiah) sebagai pembentuk
kata sifat.
Sebagai pembentuk kata kerja, sufiks -i memiliki makna sebagai berikut.
1) ‘… di’, seperti
Aku turuni tangga itu lambat-lamabat. ‘aku turun di tangga itu dengan lambat’Dono menaiki pohon mangga. ‘Dono naik di pohon mangga’
‘… kepada’, seperti
Kami kunjungi dia di rumah sakit. ‘Kami berkunjung kepada dia di rumah sakit’Dia lempari aku dengan batu. ‘Dia lempar kepada aku dengan batu’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
‘… ke’, seperti
Hadapi dia dengan tenang. ‘Hadap ke dia dengan tenang’memasuki ‘masuk ke’Burung itu menghinggapi dahan pohon mangga. ‘Burung itu hinggap kedahan pohon mangga’
‘… dari’, seperti
hindari bahaya ‘menghindar dari bahaya’saya memiliki tiga buku. ‘saya pemilik dari tiga buku’
2) ‘membuang dari’, seperti
menguliti sapi ‘membuang kulit ayam (membuang kulit dari badan ayam)’menyisiki ikan ‘membuang sisik (dari badan) ikan’
3) ‘berulang-ulang’ atau ‘berkali-kali’, seperti
Adik melempari mangga. ‘Adik melempar mangga berkali-kali’Kakek memolesi tembok dengan cat. ‘kakek memoles tembok berkali-kali dengan cat’
4) ‘memberikan … kepada’, seperti
menugasi saya ‘memberikan tugas kepada saya’memanasi nasi ‘memberikan panas kepada nasi’‘memasangi … dengan’ atau ‘memasangkan … pada’, sepertimemagari taman ‘ memasangi taman dengan pagar’menghitami kuku ‘memasangkan hitam pada kuku’
‘… untuk’, seperti
menagisinya ‘menangis untuknya’Nike menghadiahi Adidas sepeda baru ‘Nike memberi hadiah untuk Adidas sepeda baru’
Sufiks -i (-wi, -iah, -wiah) sebagai pembentuk kata sifat memiliki arti
‘bersifat’ atau ‘berkenaan dengan’, seperti berikut.
1) alami ‘bersifat alam’; ‘berkenaan dengan alam’2) Badani ‘bersifat badan’; ‘berkenaan dengan badan’3) Jasmaniah ‘bersifat jasmani’; ‘berkenaan dengan jasmani’4) Akharwi ‘bersifat akhirat’; ‘berkenaan dengan akhirat’5) Kesalahan manusiawi ‘ kesalahan bersifat/berkenaan dengan manusia’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Arifin dan Junaiyah (2009:61) menambahkan bahwa akhiran -i, -wi, -iah, -
wiah diserap dari bahasa Arab. Akhiran-akhiran tersebut digunakan untuk
penentuan penggunaan imbuhan berdasarkan jenis kelamin. Akhiran -i atau -wi
termasuk kelompok maskulin dan akhiran -iah atau -wiah termasuk kelompok
feminim.
d. Sufiks -kan
Menurut Arifin dan Junaiyah (2009:65) sufiks -kan berfungsi sebagai
pembentuk kata kerja; sufiks -kan memiliki arti sebagai berikut.
1) ‘menyebabkan’ atau ‘menjadikan’, seperti
Kisah sedih itu menangiskan kami. ‘Kisah sedih itu menjadikan kami menangis’Gerakan itu selamatkan kami dari bertabrakan. ‘gerakan itu menyebabkan kami selamat dari bertabrakan’
2) ‘melakukan untuk/bagi orang lain’ (benefaktif), seperti
Aku membukakan ayah pintu. ‘aku membuka pintu untuk ayah’Adik membelikan ibu oleh-oleh dari Bandung. ‘adik membeli oleh-oleh dari Bandung untuk ibu’
3) ‘sungguh-sungguh’, seperti
Dengarkan keterangan saya. ‘dengar sungguh-sungguh keterangan saya’Kenangkan semua kebaikan dari orang tua. ‘kenang sungguh-sungguh kebaikan dari orang tua’
4) ‘dengan’, seperti
Pukulkan sapu pada kucing belang itu. ‘pukul dengan sapu kucing belang itu’Jangan lepaskan tali itu. ‘jangan lepas dengan tali itu’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
e. Sufiks -wan
Menurut Arifin dan Junaiyah (2009:70-71) sufiks -wan (-wati, -man) adalah
bentuk terikat yang memiliki arti ‘yang memiliki’ dan ‘yang bergerak di’; dan
sufiks ini hanya dapat dibubuhkan ke kata benda. Hal tersebut dalap kita lihat dari
contoh sebagai berikut.
1) ‘yang memiliki’, seperti
sukarelawan ‘yang bersukarela’jutawan ‘yang berjuta kekayaan (uang)’budiman ‘yang berbudi’
2) ‘yang bergerak di’, seperti
olahragawan ‘yang bergerak di bidang olahraga’wartawan ‘yang bergerak di bidang warta’
f. Sufiks -in dan -at
Arifin dan Junaiyah (2009:72) mengatakan bahwa, sufiks -in dan -at diserap
dari bahasa Arab. Kedua sufiks tersebut digunakan berkaitan dengan jenis
kelamin. Sufiks -in untuk lelaki dan -at untuk perempuan. Adapun contoh sufiks -
in dan -at sebagai berikut: hadirin ‘lelaki yang hadir’; hadirat ‘perempuan yang
hadir’; muslimin ‘lelaki muslim’; muslimat ‘perempuan muslim’. Namun kata
akhirat adalah kata yang diserap secara utuh yang berarti ‘alam baka’, ‘alam
setelah kehidupan di dunia’ bukan kata akhir yang mendapat sufiks -at.
Arifin dan Junaiyah (2009:73) melanjutkan bahwa pembedaan jenis kelamin
juga ada dalam bahasa Indonesia. Fonem /a/ digunakan untuk makna ‘laki-laki’
dan fonem /i/ untuk makna ‘perempuan’. Penggunaan fonem /a/ dan fonem /i/ di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
akhir kata yang akan digunakan. Adapun contoh dari penggunaan fonem tersebut
sebagai berikut: siswa ‘murid laki-laki’; siswi ‘murid perempuan’; dewa ‘dewa
yang laki-laki’; dewi ‘dewa yang perempuan’.
Kemudian Arifin dan Junaiyah (2009:73) melanjutkan bahwa kata-kata
seperti: sekretariat, rektorat, bukanlah kata yang memperoleh imbuhan
berdasarkan jenis kelamin. Kedua kata tersebut diserap secara utuh dari bahasa
Belanda yaitu: secretariat ‘bagian organisasi yang menangani pekerjaan tugas
sekretaris’ dan rectorat ‘bagian universitas yang menangani pekerjaan tugas
rektor’.
g. Sufiks Lain dari Bahasa Asing
Menurut Arifin dan Junaiyah (2009:73) banyak sekali istilah dari bahasa asing
digunakan dalam bahasa Indonesia. Istilah-istilah bahasa asing tersebut juga tidak
jarang memiliki akhiran. Hal tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut:
nomination, nominator, dan nomine. Ketiga istilah tersebut biasa kita dengar
dalam suatu perlombaan yang diucapkan pembawa acara. Untuk pemeran utama
pria terbaik nominasinya adalah … . Dikesempatan lain pembawa acara
mengatakan Untuk pemeran utama wanita terbaik Nominatornya adalah … .
Dari kedua kata dicontoh tersebut manakah yang benar? Kata nominasi adalah
hasil penyesuaian istilah dari bahasa Inggris yaitu nomination yang memiliki arti
‘the act, process, or an instant of nominating’ yang dalam bahasa Indonesia berarti
‘proses, perbuatan, atau cara mengusulkan’. Kata nominator adalah kata dari
bahasa Inggris yaitu nominator yang berarti ‘a person who nominates’ yakni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
‘orang yang mengusulkan kandidat pemenang’ atau ‘pengusul kandidat
pemenang’.
Kalimat yang sebenarnya yang ingin diucapkan oleh pembawa acara ialah
mengungkapkan konsep orang (pemeran utama pria/wanita terbaik) yang
diusulkan untuk menjadi kandidat pemenang. Untuk itu seharusnya pembawa
memilih kata nomine (Inggris: nominee berarti ‘a person who has been
nominated’ yakni ’orang yang dicalonkan’ atau ‘orang yang diunggulkan’).
Berdasarkan ilustrasi tersebut, Arifin dan Junaiyah (2009:74) mengajak orang
Indonesia untuk menggunakan istilah-istilah bahasa Indonesia daripada
menggunakan istilah asing tetapi tidak mengerti maknanya. Hal tersebut, menurut
Arifin dan Junaiyah (2009:74) terdapat kemungkinan terjadinya kesalahpahaman
antara perbicara dan pendengar jika dalam berbahasa lisan dan antara penulis dan
pembaca jika dalam berbahasa tertulis.
2.2.2.4 Konfiks
“Konfiks, lazim juga desebut imbuhan terbelah, adalah imbuhan yang
dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar” (Arifin dan Junaiyah, 2009:7).
Arifin dan Junaiyah (2009:7) melanjutkan bahwa konfiks harus dilekatkan
sekaligus pada dasar dengan mengapit dasar karena konfiks adalah imbuhan
tunggal yang memiliki satu kesatuan bentuk dan satu kesatuan makna. Menurut
Arifin dan Junaiyah (2009:7) konfiks atau imbuhan terbelah dalam bahasa
Indonesia ada 5, yaitu ke-…-an, ber-…an, per-…-an, peng-…-an, dan se-…-nya.
Penjelasan mengenai konfiks atau imbuhan terbelah dijelaskan oleh Arifin dan
Junaiyah (2009:75-91) dan diringkas oleh peneliti sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
a. Konfiks ke-…-an
Bahasa Indonesia memiliki tiga jenis konfliks ke-…-an, yaitu sebagai
pembentuk kata kerja, sebagai pembentuk kata sifat dan sebagai pembentuk kata
benda (Arifin dan Junaiyah, 2009:75).
1) Sebagai pembentuk kata kerja, konfiks ke-…-an berarti ‘menderita atau
mengalami kejadian’; ‘menderita atau mengalami keadaan’, seperti
Tadi malam aku kedinginan, ‘tadi malam aku menderita dingin’Kemarin sore aku kehujanan, ‘kemaren sore aku mengalami hujan’
2) Sebagai pembentuk kata sifat, konfiks ke-…-an berarti ‘terlalu atau
terlampau’, seperti
Bajunya kebesaran, ‘bajunya terlampau besar’Karena dicium pipinya menjadi kemerahan, ‘karena dicium pipinya menjadi terlalu merah’
3) Sebagai pembentuk kata benda, konfiks ke-…-an berarti sebagai berikut.
(a) ‘mempunyai ciri atau sifat’, seperti
Keadilan, ‘bersifat atau berciri adil’Kemakmuran,’bersifat atau berciri makmur’
(b) ‘tempat’, seperti
Kami datang ke rumah kediamannya, ‘kami datang ke rumah tempatnya diam/tinggal’Paman saya bekerja di kantor kedutaan Indonesia, ‘paman saya bekerja di kantor duta Indonesia’
Konfiks ke-…-an yang merupakan predikat dari sebuah kalimat dan berupa
kata kerja seiring arti dengan imbuhan ter-, di-, di-+-kan dan -nya. Secara umum,
konfiks ke-…-an yang memiliki arti ‘mengalami kejadian’ atau ‘mengalami
keadaan’ menunjukkan makna malafektif atau adversatif yakni makna yang
mengandung sisi negatif yang muncul sehubungan arti dengan imbuhan di-,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
namun tidak selalu, (Arifin dan Junaiyah, 2009:76-77). Konfiks ke-…-an, jika
dibubuhkan ke sebuah kata yang mengalami pengulangan yang membentuk kata
sifat justru memiliki arti ‘agak’, ‘mirip’ atau ‘seperti’, (Arifin dan Junaiyah,
2009:78).
b. Konfiks ber-…an
Konfiks ber-…-an berfungsi sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna
seperti berikut.
1) ‘melakukan sesuatu dengan laku atau pelaku banyak’, ‘tidak beraturan’,
seperti
Orang berhamburan keluar. ‘banyak orang berhambur keluar’Di kantor itu kertas berserakan. ‘di kantor itu banyak kertas tidak beraturan’
2) ‘saling’ atau ‘berbalasan’, seperti
Anak-anak itu berkelahi berpukulan. ‘anak-anak itu berkelahi slaing pukul’Setelah sekian lama romeo tidak berjumpa dengan Juliet, mereka melepas rindu dengan berpelukan. ‘setelah sekian lama romeo tidak berjumpa dengan Juliet, mereka melepas rindu dengan saling peluk’
c. Konfiks per-…-an
Konfiks per-…-an memiliki variasi bentuk per-…-an, pel-…-an, dan pe-…-an.
Konfiks tersebut berfungsi sebagai pembentuk kata benda dan bertalian dengan
prefiks pembentuk kata kerja ber-.
Makna-makna yang timbul dari konfiks per-…-an adalah sebagai berikut.
1) ‘Perihal’ atau ‘yang berhubungan dengan’
Perolehan angka.’perihal beroleh angka’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pelajaran bahasa. ‘perihal bahan ajar bahasa’
2) ‘hasil memper-…’ atau ‘perihal memper-…’
Perpanjangan masa berlaku KTP. ‘hasil memperpanjang masa berlaku KTP’Indonesia adalah Negara persatuan. ‘Indonesia adalah Negara hasil mempersatukan wilayah-wilahnya (atau wilayah-wilayah yang dipersatukan).
3) ‘tempat ber-…’
Peristirahatan terakhir. ‘tempat beristirahat yang terakhir’Perusahaan sawit. ‘tempat berusaha sawit’
d. Konfiks peng-…-an
Konfiks peng-…-an mempunyai variasi bentuk (pe-…-an, pem-…-an, pen-…-
an, peny-…-an dan penge-…-an). Konfiks itu amat bertalian bentuk dan
maknanya dengan prefiks meng- dengan variasi bentuk seperti: (me-…, mem-…,
men-…, meny-…, menge-…)
Konfiks peng-…-an, memiliki makna sebagai berikut.
1) ‘proses, perbuatan, atau cara meng-…’, seperti
Penulisan. ‘proses perbuatan atau cara menulis’Pengaturan. ‘proses perbuatan atau cara mengatur’Pengucilan. ‘proses perbuatan atau cara mengucil’
2) ‘tempat meng-…’, seperti
Pelabuhan hati. ‘tempat melabuhkan hati’Penitipan sepeda. ‘tempat menitipka sepeda’Penyimpanan beras. ‘tempat menyimpan beras’
e. Konfiks se-…-nya
Konfiks se-…-nya digunakan untuk kata membentuk keterangan. Konfiks
tersebut dapat dilekatkan pada dasar yang berupa kata sifat yang mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
perulangan ataupun tidak. Makna yang timbul dari se-…-nya yang dilekatkan
pada dasar yang mengalami reduplikasi adalah ‘paling’ atau tingkat elatif yang
tinggi, (Arifin dan Junaiyah, 2009:90). Contohnya sebagai berikut.
sebaiknya ‘sepatutnya’ sebaik-baiknya ‘paling baik’setingginya ‘sama tingginya’ setinggi-tingginya ‘paling tinggi’sejujurnya ‘dengan jujur’ sejujur-jujurnya ‘paling jujur’sepintarnya ‘sama pintarnya’ sepintar-pintarnya ‘paling pintar’
Konfiks se-+R(eduplikasi)-nya memiliki kesamaan makna dengan prefiks ter-
(pembentuk kata sifat), yaitu paling, namun dalam penggunaannya dalam kalimat
tidak dapat dipertukarkan, (Arifin dan Junaiyah, 2009:91). Contohnya sebagai
berikut.
Dia adalah anak yang paling pintar di sekolah itu. Kalimat tersebut dapat diubah menjadi ‘Dia adalah anak yang terpintar di sekolah itu.’
Dia adalah anak yang paling pintar di sekolah itu. Kalimat tersebut tidak dapat diubah menjadi ‘Dia adalah anak yang *sepintar-pintarnya di sekolah itu.’
2.2.2.5 Simulfiks
Simulfiks atau imbuhan gabung adalah dua imbuhan atau lebih yang
ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap (Arifin dan
Junaiyah, 2009:7). Contohnya adalah kata memberdayakan. Dalam proses
afiksasi, afiks yang pertama kali melekat pada kata dasar daya adalah ber-
menjadi berdaya, setelah itu sufiks -kan menjadi berdayakan. Akhirnya prefiks
meng- dilekatkan pada kata tersebut sehingga menjadi memberdayakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Berdasarkan pendapat Arifin dan Junaiyah, peneliti menangkap dan
menyimpulkan bahwa simulfiks pada sebuah kata jadian tetap mempertahankan
variasi bentuk, makna, dan fungsi dari masing-masing afiks yang digabungkan.
Simulfiks terbentuk ketika pengguna bahasa akan mempersingkat makna yang
akan disampaikan ke dalam satu kata jadian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab metodologi penelitian ini akan diuraikan mengenai: (1) jenis
penelitian, (2) sumber data, (3) instrumen penelitian, (4) teknik pengumpulan
data, (5) teknik analisis data, dan (6) triangulasi.
3.1 Jenis Penelitian
Peneliti berusaha mencapai tujuan penelitian dengan meneliti kesalahan
penggunaan imbuhan bahasa Indonesia. Imbuhan bahasa Indonesia berupa
awalan, akhiran, sisipan, konfiks, dan gabungan. Peneliti mendeskripsikan
bagaimana bentuk kesalahan-kesalahan penggunaan imbuhan yang terdapat pada
subjek penelitian. Kesalahan-kesalahan yang diteliti berasal dari tugas akhir-tugas
akhir mahasiswa program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta lulusan tahun 2013.
Penelitan ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Moleong
(2008:6) penelitian kualitatif adalah “penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah”. “Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala
yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan” (Arikunto, 2009:234).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian
“Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”
(Arikunto, 2006: 129). Berdasarkan teori tersebut, data penelitian ini bersumber
dari tugas akhir mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2013. Dalam penelitian ini, data yang
dibutuhkan adalah kesalahan penggunaan imbuhan bahasa Indonesia di dalam
kalimat yang terdapat pada dokumen-dokumen tugas akhir mahasiswa program
studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2013.
3.3 Instrumen Penelitian
Arikunto (2009:101) menyatakan bahwa instrumen pengumpulan data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan agar lebih sistematis dan
mempermudah peneliti dalam pengumpulan data. Berdasarkan pendapat Arikunto
(2009:101) instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.
Peneliti layak sebagai instrumen penelitian karena merupakan mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang pernah mempelajari
imbuhan-imbuhan bahasa Indonesia dalam Matakuliah Morfologi Bahasa
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Arikunto (2009:100) menyatakan “metode pengumpulan data adalah cara-
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Berdasarkan
pernyataan Arikunto, teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
dengan cara mengambil dokumen tersebut yang merupakan hasil dokumentasi
pihak perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama, peneliti melakukan kunjungan ke perpustakaan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta untuk men-download semua tugas akhir mahasiswa program
studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2013.
Kedua, peneliti memilih secara acak tugas akhir yang akan diteliti. Ketiga, peneliti
peneliti membaca dan menandai data-data kesalahan penggunaan imbuhan dari
setiap tugas akhir tersebut. Keempat, peneliti mencatat data-data kesalahan dalam
penggunaan imbuhan ke dalam tabel dan memberi kode pada masing-masing data.
3.5 Teknik Analisis Data
Pada subbab ini berisi pemaparan bagaimana cara peneliti menganalisis
data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh berupa hasil penulisan tugas akhir
mahasiswa program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
lulusan tahun 2013. Adapun metode yang peneliti gunakan untuk menganalisis
data yang menurut Moleong (2008:220) adalah teknik content analysis atau kajian
isi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Menurut Holsti (1969 yang dipaparkan Guba dan Lincoln, 1981:240 yang
peneliti peroleh dari Moleong, 2008:220), “kajian isi adalah teknik apa pun yang
digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik
pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis”. Adapun beberapa hal yang
menjadi dasar kajian isi yang peneliti jadikan dasar secara langsung
berkenaan/bersinggungan dengan data penelitian. Dasar-dasar tersebut peneliti
gunakan sebagai langkah-langkah untuk menganalisis data. Guba dan Lincoln
(1981:247 yang peneliti peroleh dari Moleong, 2008:220) bahwa terdapat
beberapa hal yang menjadi prinsip dasar dalam kajian isi. Hal-hal tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Proses mengikuti aturan. Setiap langkah dilakukan atas dasar aturan dan
prosedur yang disusun secara eksplisit. Aturan itu harus berasal dari kriteria
yang ditentukan dan prosedur yang ditetapkan.
2. Proses analisis data dilakukan dengan sistematis. Hal ini bertujuan
pembentukan kategori.
3. Proses generalisasi.
4. Proses yang terjadi dilakukan dengan mempersoalkan isi yang
termanifestasikan.
5. Proses dalam kajian isi menekankan analisis secara kuantitatif, namun dapat
pula dilakukan bersama kualitatif. Peneliti tidak menekankan analisis secara
kuantitatif, namun peneliti menekankan pada analisis secara kualitaitf. Data
yang peneliti butuhkan adalah data yang melanggar aturan atau tidak sesuai
dengan aturan yang ada seperti paparan teori yang peneliti gunakan. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
hal ini sudah tersampaikan dengan jelas, jika data sesuai aturan/teori peneliti
abaikan dan jika tidak sesuai aturan/teori peneliti ambil/gunakan analisis dan
dijadikan bukti.
Adapun langkah-langkah peneliti dalam proses analisis data dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Langkah pertama adalah penentuan aturan dalam meneliti. Aturan yang
peneliti tetapkan dan dibimbing oleh dosen pembimbing adalah dengan
memeroleh minimal 150 data yang mengalami kesalahan dalam penulisan
penggunaan imbuhan dan menggunakan teori mutahir sebagai dasar untuk
menganalisis data. Data-data yang dibutuhkan peneliti sebut dengan data
target dalam hal ini untuk membedakan terhadap data secara keseluruhan.
2. Langkah kedua, peneliti memilih teori yang dijadikan dasar untuk
mengupas data hingga memeroleh data yang dibutuhkan. Peneliti
menggunakan teori dan /atau buku sebagai berikut. “Pengajaran Analisis
Kesalahan Berbahasa” karya Henry Guntur Tarigan yang peneliti gunakan
untuk mengidentifikasi adanya kesalahan. Imbuhan bahasa Indonesia yang
dikemukaan oleh Zaenal Arifin dan Junaiyah yang berujudul “Morfologi:
Bentuk, Makna, dan Fungsi; Edisi Kedua”.
3. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi kesalahan penggunaan imbuhan
bahasa Indonesia dengan membaca data secara keseluruhan hingga target
minimal data tercapai. Tahap ini peneliti menggunakan teori dan/buku
karya Henry Guntur Tarigan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
4. Dalam pembacaan data, jika teridentifikasi terdapat data yang dibutuhkan
peneliti memberikan tanda agar sumbernya dapat ditemukan kembali.
Penandaan diberikan kepada data target dengan formasi sebagai berikut.
Nama pengarang; (Urutan Judul TA,TE, 2013, nomor halaman, urutan
paragraf, urutan kalimat dalam paragraf).
5. Langkah ini peneliti menganalisis setiap data target yang sudah terkumpul
menggunakan teori dan/atau buku yang berkaitan dengan imbuhan bahasa
Indonesia karya Zaenal Arifin dan Junaiyah.
6. Langkah keenam adalah proses generalisasi. Proses mengeneralkan yang
dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara memilah data yang pada
dasarnya tidak sesuai/tidak mengikuti atau melanggar aturan dari teori
yang peneliti gunakan. Klasifikasi yang dibuat peneliti berdasarkan pada
data target dan akan digunakan untuk menjawab masalah dan tujuan
penelitian.
7. Data-data target peneliti manifestasi/tampilkan dalam bentuk tabel yang
berisi hasil analisis yang beserta penjelasan letak kesalahan dan bentuk
perbaikan dari setiap data target. Data-data target yang termanifestasikan
inilah yang menjadi modal bagi peneliti untuk membuat kesimpulan.
8. Sebelum menarik kesimpulan dari data yang diperoleh, peneliti
menyerahkan hasil analisis kepada triangulator untuk diuji keabsahannya.
9. Melakukan perbaikan berdasarkan saran triangulator.
10. Menarik beberapa kesimpulan umum dari data yang telah ditriangulasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3.6 Triangulasi Data
Moleong (2008:330) berpendapat bahwa triangulasi merupakan teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan tujuan
untuk menyatakan validitas dan tingkat kepercayaan dari hasil temuan.
Pertama, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Patton (1987:331;
dalam Moleong 2008:330) menyatakan bahwa triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan data/informasi yang
diperoleh melalui waktu dan/atau alat yang berbeda. Peneliti melakukannya
dengan menyertakan penandaan/kode sumber data pada setiap data target. Kedua,
peneliti menggunakan triangulasi metode. Hal ini peneliti lakukan dengan
menggunakan metode dan teknik yang terdapat dalam “teknik mempelajari
dokumen melalui analisis konten” yang dinyatakan oleh Moleong (2008:219-223)
untuk proses analisis data.
Ketiga, peneliti menggunakan triangulasi teori. Dalam hal ini peneliti
menggunakan teori Zaenal Arifin dan Junaiyah dalam buku yang berjudul
“Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi; Edisi Kedua” dan teori Henry Guntur
Tarigan dalam buku yang berjudul “Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa”.
Peneliti melakukannya dengan strategi yang menurut Guba dan Lincoln
(1981:245-246 dalam Moleong, 2008:221) yaitu strategi pulang-pergi (teori-
data-teori-data dan seterusnya). Keempat, peneliti menggunakan triangulasi logis.
Hal ini peneliti lakukan dengan melakukan bimbingan dengan Bapak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., sebagai dosen triangulator data penelitian dan
sekaligus dosen mata kuliah menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu hasil penelitian dan
pembahasan. Pada subbab pertama dijelaskan tentang deskripsi data dan hasil
penemuan, pada subbab kedua dijelaskan hasil analisis data dan pembahasan.
4.1 Deskripsi Data
Data penelitian ini berupa kesalahan dalam penggunaan imbuhan dalam
tugas akhir mahasiswa teknik elektro Universitas Sanata Dharma lulusan tahun
2013. Peneliti menggunakan tujuh tugas akhir sebagai sumber data penelitian
karena dengan ketujuh tugas akhir tersebut peneliti sudah memenuhi syarat
jumlah minimal data yang dibutuhkan. Data yang peneliti peroleh berjumlah 155
data.
Tugas akhir- tugas akhir tersebut sebagai berikut; (1) Prayadi Sulistyanto:
Syringe Pump Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno, (2) Zefni
Reinhard Sopacua: Wet Sterilisator Using ATMega8535, (3) Metodius Danny
Christian Manalu: Produksi Obat Asma Seduh Berbasis Mikrokontroler
ATmega8535, (4) Bernadus Juk: Robot Penerima Tamu, (5) Sturminus Theofanus
Lering: Penentuan Jenis Golongan Darah Manusia Berbasis Mikrokontroler At-
Mega 8535, (6) Oktovianus Ferryandi: Alat Ukur Kadar Kurkumin Menggunakan
Monokromator Prisma, (7) Yonathan Abi Putra Ariyanto: Mesin Pencuci Piring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dari ketujuh tugas akhir tersebut ditemukan beberapa jenis kesalahan
penggunaan imbuhan. Secara umum jenis-jenis kesalahan penggunaan imbuhan
meliputi (1) prefiks, (2) sufiks, (3) simulfiks, dan (4) konfiks. Kesalahan
penggunaan prefiks meliputi (1) prefiks meng- ,(2) prefiks di-, (3) prefiks ke-,
(4) prefiks peng-, dan (5) prefiks ter-. Kesalahan penggunaan sufiks adalah
sufiks -an. Kesalahan penggunaan simulfiks meliputi (1) simulfiks di- + -an, (2)
simulfiks di- + -kan, (3) simulfiks peng-+-kan, (4) simulfiks meng- + -kan, (5)
simulfiks meng- + -an, dan (6) simulfiks meng- + -i. Kesalahan penggunaan
konfiks meliputi (1) konfiks per-…-an, (2) konfiks peng-…-an dan (3) konfiks
ke-…-an. Kesalahan-kesalahan tersebut ditandai oleh penambahan imbuhan,
penghilangan imbuhan, salah susun imbuhan, dan salah formasi imbuhan.
4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan
Berdasarkan data yang peneliti temukan, peneliti menganalisis terhadap
data tersebut. Tidak semua data peneliti tampilkan, hanya beberapa data yang
peneliti gunakan untuk mewakili setiap jenis kesalahan penggunaan imbuhan yang
peneliti temukan. Data-data kesalahan dalam penelitian ini peneliti klasifikasikan
menjadi, (1) kesalahan dalam penggunaan prefiks, (2) kesalahan dalam
penggunaan sufiks, (3) kesalahan dalam penggunaan simulfiks, dan (4) kesalahan
dalam penggunaan konfiks. Data-data kesalahan yang peneliti temukan dari setiap
jenis imbuhan, masing-masing data tersebut ditandai oleh penambahan imbuhan,
penghilangan imbuhan, salah susun imbuhan, dan salah formasi imbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(1) Prefiks
“Awalan (prefiks) adalah imbuhan yang dilekatkan di depan dasar
(mungkin kata dasar, mungkin pula kata jadian). Bahasa Indonesia memiliki
delapan awalan (prefiks), yaitu ber- dan per-, meng- dan di-, ter-, ke, dan se-
”(Arifin, 2009:6). Berdasarkan hasil penelitian, data yang peneliti peroleh adalah
sebagai berikut.
(a) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Prefiks Meng-
Arifin (2009) menyatakan bahwa meng- adalah prefiks yang memiliki
variasi bentuk, yaitu mem-, men-, meny-, me-, dan menge-. Variasi bentuk tersebut
berdasarkan kepada fonem awal bentuk dasar yang dilekatinya. Prefiks meng-
berfungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif (transitif dan taktransitif). Makna
yang timbul dari prefiks meng- adalah ‘melakukan’, ‘mengerjakan’; ‘menjadi’;
‘melakukan peringatan’; ‘menggunakan’ atau ‘memakai’; ‘membuat’ atau
‘menghasilkan’; ‘mengeluarkan (suara)’; ‘memberi’ atau ‘melengkapi dengan’;
‘menuju’; ‘mencari’. Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti temukan 11
kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut diwakili oleh beberapa contoh berikut.
Contoh 1:
Pada tabel 4.10 dapat dilihat nilai error yang terjadi pada nilai laju aliran diatas400 ml/jam masih besar, untuk meminimalisir nilai error pada laju aliran diatas400 ml/jam dilakukan kreksi error dengan mengambil nilai error rata-rata setiap kenaikan 100 ml/jam.
(1, TE, 2013, 48, 1, 1)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
penghilangan sufiks -kan pada kata meminimalisir. Jika menggunakan imbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
bahasa Indonesia yang benar menjadi meminimalkan dengan simulfiks meng- + -
kan dan imbuhan -isir yang bukan imbuhan bahasa Indonesia pada kata tersebut
tidak dipakai atau ditiadakan. Penggunaan imbuhan yang benar dalam kalimat
tersebut adalah sebagai berikut.
Pada tabel 4.10 dapat dilihat nilai error yang terjadi pada nilai laju aliran di atas400 ml/jam masih besar, untuk meminimalkan nilai error pada laju aliran di atas400 ml/jam dilakukan kreksi error dengan mengambil nilai error rata-rata setiap kenaikan 100 ml/jam.
Contoh 2:
Di mana noisecanceler akan memfilter triger yang masuk ke pin ICP1akan disaring selama 4 siklus clock, jika selama 4 siklus clock tersebut trigernyaberubah maka akan diabaikan.
(2, TE, 2013, 12, 1, 2)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah susun prefiks meng- pada kata memfilter. Penggunaan imbuhan kepada
istilah atau kata dalam bahasa asing penulisannya harus disertakan tanda hubung
/‘-’, sehingga penggunaannya tepat. Penggunaan imbuhan yang benar dalam
kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Di mana noisecanceler akan mem-filter triger yang masuk ke pin ICP1akan disaring selama 4 siklus clock, jika selama 4 siklus clock tersebut triger-nyaberubah maka akan diabaikan.
Contoh 3:
Apabila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang membuka pada bungkus transistor, maka timbul aliran arus kontrol yang menghidupkan transistor ON.
(5, TE, 2013, 20, 5, 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi pada kata membuka. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah prefiks
ter-. Penggunaan prefiks meng- dalam kalimat tersebut memiliki arti yang tidak
mendukung konteks kalimat. Oleh karena itu, penggunaan imbuhan yang tepat
untuk mendukung konteks kalimat tersebut yang memiliki arti dalam keadaan
yaitu prefiks ter-. Dengan demikian kata ‘membuka’ diganti dengan kata
‘terbuka’. Penggunaan imbuhan yang benar dalam kalimat tersebut adalah sebagai
berikut.
Apabila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang terbuka pada bungkus transistor, timbul aliran arus kontrol yang menghidupkan transistor ON.
(b) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Prefiks Di-
Arifin (2009) menyatakan bahwa di- adalah prefiks yang memiliki bentuk
tetap atau tidak berubah. Prefiks di- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif;
awalan di- berkaitan dengan awalan meng-, seperti dibawa >< membawa, diukur
>< mengukur, dipuji >< memuji. Makna yang timbul jika dilekati oleh prefiks di-,
yakni ‘dikenai laku’ atau ‘dikenai tindakan’; ‘dikenai dengan’; ‘dibuat atau
‘dijadikan’; ‘diberi’ atau ‘dilengkapi dengan’. Berdasarkan deskripsi tersebut,
peneliti temukan 45 kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut diwakili oleh
beberapa contoh berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Contoh 1:
Pada pengaturan laju aliran diatas 10 ml/jam, digunakan gelas ukur berukuran 1000 ml sebagai tempat penampungan hasil laju aliran apabila gelas ukur berukuran 10 ml sudah penuh.
(1, TE, 2013, 38, 1, 3)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
penambahan prefiks di- pada kata diatas. Penggunaan imbuhan di- seharusnya
ditiadakan. Di pada kata diatas merupakan kata depan di, sehingga kata tersebut
itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-. Penggunaan imbuhan yang benar
dalam kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Pada pengaturan laju aliran di atas 10 ml/jam, digunakan gelas ukur berukuran 1000 ml sebagai tempat penampungan hasil laju aliran apabila gelas ukur berukuran 10 ml sudah penuh.
Contoh 2:
Ketika bit ini di-clear maka akan mengakhiri mode free running dan masuk ke mode konversi tunggal (singleconversion)
(2, TE, 2013, 17, 1, 4)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
penghilangan sufiks –kan pada kata di-clear. Penggunaan imbuhan yang tepat
adalah simulfiks di- + -kan.Untuk memeroleh arti kausatif menyebabkan
terjadinya suatu proses—dalam hal ini proses menambahkan sesuatu—imbuhan
yang tepat dalah simulfiks di- + -kan. Penggunaan imbuhan yang benar dalam
kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Ketika bit ini di-clear-kan, maka akan mengakhiri mode free running dan masuk ke mode konversi tunggal (singleconversion)
(c) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Prefiks Ke-
Arifin (2009) menyatakan bahwa ke- adalah prefiks yang memiliki bentuk
tetap atau tidak berubah jika dilekatkan pada dasar. Bahasa Indonesia memiliki
dua buah awalan ke-, yaitu awalan ke- yang berfungsi sebagai pembentuk kata
kerja (prefiks verbal dan bertalian dengan awalan ter-) dan awalan ke- yang
berfungsi sebagai pembentuk kata benda (Arifin, 2009:41).
Menurut Arifin (2009) ke- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna
seperti (dalam ragam cakapan), awalan ke- semakna dengan awalan ter-, yang
berarti ‘telah mengalami’, ‘menderita keadaan’, atau ‘menderita kejadian’; ‘di
urutan’ atau “pada urutan’. Sedangkan ke- pembentuk kata benda yang memiliki
makna seperti ‘yang memiliki sifat atau ciri’; ‘kelompok kesatuan atau kelompok
bilangan yang dianggap satu’ atau ‘kumpulan’. Berdasarkan deskripsi tersebut,
peneliti temukan 11 kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut diwakili oleh
beberapa contoh berikut.
Contoh 1:
Syring pump merupakan salah satu peralatan elektromedis yang berfungsi untuk memasukan cairan obat kedalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur [5].
(1,TE, 2013, 4, 2, 1)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
penambahan prefiks ke- pada kata kedalam. Penggunaan imbuhan ke- seharusnya
ditiadakan. Ke pada kata kedalam merupakan kata depan ke, sehingga kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan ke-. Penggunaan imbuhan
yang benar dalam kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Syring pump merupakan salah satu peralatan elektromedis yang (digunakan) untuk memasukkan cairan obat ke dalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur [5].
Contoh 2:
Pertama-tama dilakukan pengujian terhadap kestabilitas sistem yang bertujuan untuk mengetahui alat ukur hasil perancangan ini dapat menghasilkan hasil pengukuran yang sama atau tidak, jika dilakukan pengukuran menggunakan etanol dan larutan kunyit dengan keadaan yang sama secara terus menerus.
(6, TE, 2013, 69, 2, 1)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi prefiks ke- pada kata kestabilitas. Penggunaan imbuhan ke-
seharusnya ditiadakan karena arti imbuhan tersebut tidak mendukung fungsi dan
makna kata tersebut di dalam kalimat. Dengan menggunakan konfiks ke-…-an
yang berarti sesuatu hal atau peristiwa yang telah terjadi, akan mendukung
pembentukan kata dan arti kata yang tepat untuk kalimat tersebut. Penggunaan
imbuhan yang benar dalam kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama-tama dilakukan pengujian terhadap kestabilan sistem yang bertujuan untuk mengetahui alat ukur hasil perancangan ini dapat menghasilkan hasil pengukuran yang sama atau tidak, jika dilakukan pengukuran menggunakan etanol dan larutan kunyit dengan keadaan yang sama secara terus menerus.
(d) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Prefiks Peng-
Arifin (2009) menyatakan bahwa peng- adalah prefiks yang memiliki
variasi bentuk dan makna yang yang timbul sejalan dengan prefiks meng-.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Menurut Arifin (2009:48) awalan peng- berfungsi untuk membentuk kata benda;
dan bertalian bentuk dan maknanya dengan awalan meng-. Artinya, artinya setiap
kata benda yang berawalan peng- bertalian bentuk dan maknanya dengan kata
kerja berawalan meng-.
Makna yang timbul jika suatu dasar dilekati prefiks peng-, yaitu ‘yang
melakukan’; ‘yang menjadi’ atau ‘yang menjadikan’; ‘yang menggunakan’ atau
‘yang memakai’; ‘yang menghasilkan’ atau ‘yang membuat’; ‘yang mengeluarkan
(suara)’; ‘yang memberi’ atau ‘yang melengkapi dengan’; ‘yang menuju’; ‘yang
mencari’ atau ‘yang mengumpulkan’, (Arifin, 2009:48-49). Berdasarkan deskripsi
tersebut, peneliti temukan tiga kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut diwakili
oleh beberapa contoh berikut.
Contoh 1:
Dalam register TIMSK timer/conter0 memiliki bit TOIE0 sebagai bitpeng-aktif interupsi timer/counter0 (TOIE0=1 enable, TOIE0=0 disable).
(4, TE, 2013, 12, 1, 3)
Kalimat tersebut mengalami kesalahan yang berupa salah susun ditandai
dengan prefiks peng- pada kata peng-aktif dalam penulisannya salah. Penggunaan
imbuhan pada kata tersebut tidak memerlukan tanda hubung/‘-’. Penggunaan
imbuhan yang benar dalam kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Dalam register TIMSK timer/conter0 memiliki bit TOIE0 sebagai bitpengaktif interupsi timer/counter0 (TOIE0=1 enable, TOIE0=0 disable).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Contoh 2:
Besarnya tegangan keluaran berbeda-beda, tergantung dari terjadi penggumpaldarah jenis golongan darahnya.
(5, TE, 2013, 30, 1, 2)
Kalimat tersebut mengalami kesalahan yang berupa salah formasi ditandai
oleh arti imbuhan peng- pada kata ‘penggumpal’ dalam kalimat tersebut tidak
tepat. Penggunaan imbuhan yang tepat untuk memperoleh arti proses, cara meng-
atau perbuatan adalah menggunakan imbuhan peng-...-an. Penggunaan imbuhan
yang benar dalam kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Besarnya tegangan keluaran berbeda-beda, tergantung dari penggumpalansampel darah yang terjadi.
(e) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Prefiks Ter-
Arifin (2009:54) menyatakan bahwa imbuhan ter- dibagi menjadi dua.
Kedua awalan tersebut adalah awalan ter- yang membentuk kata kerja (prefiks
verbal yang bertalian dengan awalan ber-); dan awalan ter- yang membentuk kata
sifat (prefiks adjektival).
Menurut Arifin (2009) prefiks ter- sebagai pembentuk kata kerja memiliki
makna ‘telah dilakukan’ atau ‘dalam keadaan’; ‘telah mengalami’, ‘menderita
keadaan atau kejadian (dengan tidak sengaja atau tiba-tiba’; ‘dapat’ (biasanya
didahului oleh kata tidak atau dilengkapi dengan akhiran -kan); ‘telah selesai
dilakukan’ atau ‘sudah selesai dikerjakan’ baik dengan sengaja (sadar) atau tidak
sengaja (tidak sadar); di bidang hukum memberikan arti ‘yang di…’. Sedangkan
prefiks ter- yang membentuk kata sifat memiliki arti ‘paling’. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
deskripsi tersebut, peneliti temukan satu kesalahan. Kesalahan tersebut peneliti
tampilkan sebagai berikut.
Limitswitch memiliki 2 kontak yaitu NO (NormallyOpen) dan kontak NC(Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan.
(3, TE, 2013, 24, 1, 9)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi pada kata tertekan. Penggunaan imbuhan ter- pada kata tertekan
dalam kalimat tersebut tidak tepat jika dikaitkan dengan konteks kalimat. Konteks
kalimat tersebut menyatakan harus adanya pelaku (agens) yang melakukan suatu
tindakan, sehingga kalimat tersebut lebih tepatnya menggunakan imbuhan di-
yang menyatakan terdapat pelaku (agens) yang dengan sengaja (secara sadar)
melakukan suatu tindakan. Peneliti menggunakan prefiks di- agar tidak terlalu
mengubah sturktur kalimat. Penggunaan imbuhan yang benar dalam kalimat
tersebut adalah sebagai berikut.
Limitswitch memiliki 2 kontak yaitu NO (NormallyOpen) dan kontak NC(Normally Close). Salah satu kontak akan aktif jika tombolnya ditekan(oleh pengguna alat).
(2) Sufiks
Arifin (2009:6) menyatakan, “akhiran adalah imbuhan yang dilekatkan
pada akhir dasar”. Bahasa Indonesia memiliki setidaknya enam sufiks atau
akhiran dan beberapa sufiks atau akhiran bahasa asing yang juga digunakan dalam
bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, data yang peneliti peroleh adalah
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
(a) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Sufiks -an
Sufiks -an tidak mengalami perubahan bentuk ketika dibubuhkan pada
sebuah dasar. Menurut Arifin (2009:58) akhiran -an memiliki fungsi sebagai
pembentuk kata benda, yang memiliki hubungan dengan verba meng- dan dalam
ragam cakapan, sufiks –an berfungsi sebagai pembentuk kata sifat dan pembentuk
kata kerja.
Makna yang hadir ketika suatu kata atau dasar dibubuhi oleh sufiks –an,
menurut Arifin (2009:58-59) adalah sebagai pembentuk kata benda, sufiks -an
berarti, ‘hasil’, ‘perolehan’, ‘akibat’, atau ‘yang dikenai laku’; ‘kumpulan’,
‘gugus’; ‘yang mempunyai atau yang mengandung’; sebagai pembentuk kata sifat,
sufiks -an (dalam ragam cakapan) berarti ‘terlampau’ atau ‘terlalu’; ‘terlampau’
atau ‘terlalu’ tampaknya berasal dari konfiks ke-…-an tetapi ke- pada konfiks itu
tidak diucapkan; dalam ragam cakapan, sufiks -an (berasal dari konfiks
pembentuk kata kerja: ber-…-an), arti yang timbul ‘melakukan dengan pelaku
atau laku yang banyak’ atau ‘saling’. Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti
temukan satu kesalahan. Kesalahan tersebut peneliti tampilkan sebagai berikut.
Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang dimasukan ke dalam tubuh dengan satuan ml/jam yang berarti menyatakan jumlah cairan dalam milliliter dalam satuan jam.
(1,TE, 2013, 4, 2, 2)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
penambahan sufiks -an pada kata satuan. Penggunaan sufiks -an seharusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
ditiadakan. Penggunaan sufiks -an pada kata “satuan” dengan blok kuning tidak
tepat untuk menjelaskan frase yang berada di depan kata satuan, yaitu ‘…jumlah
cairan dalam milliliter dalam…’dan kata sesudahnya, yaitu ‘jam’. Kata satuan
memiliki arti/makna ‘kumpulan’ ataupun ‘gugus’ namun dalam ilmu pasti—
misalnya matematika—menyatakan hal tersebut merupakan takaran tertentu,
misalnya satuan dalam matematika adalah ml/jam, km/jam, mil/jam, m/s, kg, ton,
dll. Pada tulisan “ml/jam” sesungguhnya berarti banyaknya ml (mililiter) dalam
setiap jam atau banyaknya ml (mililiter) dalam satu jam. Penggunaan imbuhan
yang benar dalam kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang masuk ke dalam tubuh dengan satuan ml/jam; ml/jam berarti banyaknya jumlah cairan dalam milliliter dalam satu jam.
Atau dengan bentuk di bawah ini.
Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang masuk ke dalam tubuh dengan satuan ml/jam; ml/jam berarti banyaknya jumlah cairan dalam milliliter dalam setiap jam.
(3) Simulfiks
Simulfiks atau imbuhan gabung adalah dua imbuhan atau lebih yang
ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap (Arifin,
2009:7). Contohnya adalah kata memberdayakan. Dalam proses afiksasi, afiks
yang pertama kali melekat pada kata dasar daya adalah ber- menjadi berdaya,
setelah itu sufiks -kan menjadi berdayakan. Akhirnya prefiks meng- dilekatkan
pada kata tersebut sehingga menjadi memberdayakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Seperti yang telah peneliti sampaikan pada bab II, berdasarkan pendapat
Arifin, peneliti menangkap dan menyimpulkan bahwa simulfiks pada sebuah kata
jadian tetap mempertahankan variasi bentuk, makna, dan fungsi dari masing-
masing afiks yang digabungkan. Simulfiks terbentuk ketika pengguna bahasa akan
mempersingkat makna yang akan disampaikan ke dalam satu kata jadian.
Berdasarkan hasil penelitian, data yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut.
(a) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Simulfiks Di-+-an
Berdasarkan data yang peneliti peroleh, terdapat lima kesalahan
penggabungan imbuhan di-+-an. Penggabungan imbuhan tersebut salah menurut
peneliti karena makna yang timbul sangat sulit diterka. Hal tersebut oleh peneliti
ujikan ke kata dasar lain seperti, dimajuan, ditepian, dikerasan, dibotolan, tidak
masuk akal dan berdasarkan pendapat Arifin yang telah dijelaskan pada bab II
arti/makna yang ditimbulkan oleh masing-masing afiks, yaitu di- dan –an tidak
dapat selaras atau diselaraskan. Dan hal tersebut oleh peneliti, penggabungan
kedua imbuhan/afiks tersebut tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan
deskripsi tersebut, peneliti tampilkan kesalahan-kesalahan penggunaan simulfiks
di-+-an yang diwakili oleh beberapa contoh berikut.
Contoh 1:
Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang dimasukan ke dalam tubuh dengan satuan ml/jam.
(1,TE, 2013, viii, 1, 2)Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
penambahan simulfiks di-+-an pada kata dimasukan yang sebenarnya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
terdapat dalam bahasa Indonesia. Kata ‘masuk’ tidak perlu diberi imbuhan.
Penggunaan imbuhan yang benar pada kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang masuk ke dalam tubuh dengan satuan ml/jam.
Contoh 2:
Pada influsion pump jenis larutan obat yang dimasukan ke dalam tubuh pasien maksimal sebesar 500 cc.
(1,TE, 2013, 4, 3, 3)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut berupa salah
formasi simulfiks di- + -an pada kata dimasukan. Simulfiks tersebut tidak ada
dalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi
tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut. Dengan demikian
penggunaan afiks yang tepat adalah simulfiks di-+-kan. Penggunaan imbuhan
yang benar pada kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Pada influsion pump, jenis larutan obat yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien maksimal sebesar 500 cc.
(b) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Simulfiks Di-+-kan
Berdasarkan data yang peneliti peroleh, terdapat 9 kesalahan
penggabungan imbuhan di-+-kan. Penggabungan imbuhan tersebut dapat
diterima. Berdasarkan pendapat Arifin yang telah dijelaskan pada bab II,
arti/makna yang ditimbulkan dari penggabungan masing-masing afiks di- dan –
kan dapat selaras. Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti tampilkan kesalahan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kesalahan penggunaan simulfiks di-+-kan yang diwakili oleh beberapa contoh
berikut.
Contoh 1:
Perancangan rangkaian osilator digunakan kristal dengan frekuensi 12Mhz dan menggunakan kapasitor 22pF (datasheet) pada pin XTAL1 dan XTAL2 di mikrokontroler.
(2, TE, 2013, 41, 2, 2)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi simulfiks di-+ -kan pada kata digunakan. Pada kalimat tersebut, kata
digunakan berkedudukan sebagai predikat. Dilihat dari struktur kalimat predikat
yang dibutuhkan adalah predikat aktif, sehingga penggunaan simulfiks di- + -kan
pada kalimat tersebut tidak tepat. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah meng- +
-kan. Penggunaan imbuhan yang benar pada kalimat tersebut adalah sebagai
berikut.
Rancangan rangkaian osilator menggunakan kristal dengan frekuensi 12 Mhz dan menggunakan kapasitor 22 pF (datasheet) pada pin XTAL1 dan XTAL2 di mikrokontroler.
Contoh 2:
Timer di-nolkan saat proses pembanding tercapai (compare match).
(4, TE, 2013, 13, 2, nomor b)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah susun simulfiks di-+-kan karena tanda hubung ‘-’ disertakan pada kata di-
nolkan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata di-nolkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
ditulis menjadi dinolkan. Penggunaan imbuhan yang benar pada kalimat tersebut
adalah sebagai berikut.
Timer dinolkan saat proses pembanding tercapai (compare match).
(c) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Simulfiks Peng-+-kan
Berdasarkan data yang peneliti peroleh, terdapat satu kesalahan
penggabungan imbuhan peng-+-kan. Penggabungan imbuhan tersebut dapat
diterima. Berdasarkan pendapat Arifin yang telah dijelaskan pada bab II,
arti/makna yang ditimbulkan dari penggabungan masing-masing afiks peng- dan –
kan dapat selaras.
Simulfiks peng-+-kan menurut peneliti memiliki makna/arti ‘pelaku/…
yang meng-…-kan’. Peneliti mencontohkan, penggunakan 50% kecerahan hand
phone agar matanya tidak sakit. Arti yang terdapat pada kata penggunakan pada
contoh kalimat tersebut adalah pengguna (sebagai pelaku atau … yang meng-…-
kan) menggunakan 50% kecerahan hand phone agar matanya tidak sakit. Hal ini
menurut peneliti adalah bentuk yang jarang digunakan dalam berbahasa
Indonesia, namun bentuk ini tidak menutup kemungkinan penggabungan kedua
imbuhan tersebut untuk mempersingkat makna yang ingin disampaikan.
Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti tampilkan kesalahan penggunaan
simulfiks peng-+-kan sebagai berikut.
Keypad matrik 4x3 hanya pemanfaatkan satu pin mikrokontroler Arduino Uno yaitu pada pin A.4.
(1,TE, 2013, 28, 1, 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi simulfiks peng- + -kan pada kata “pemanfaatkan”. Penggabungan
kedua imbuhan tersebut tidak dapat menimbulkan arti atau makna tertentu.
Imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng- + -kan. Penggunaan imbuhan yang
benar pada kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Keypad matrik 4x3 hanya memanfaatkan satu pin mikrokontroler Arduino Uno yaitu pada pin A.4.
(d) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Simulfiks Meng-+-kan
Penggunaan simulfiks meng-+-kan sudah lazim bagi pengguna bahasa
Indonesia. Penggabungan imbuhan tersebut dapat dengan mudah diterima.
Berdasarkan pendapat Arifin yang telah dijelaskan pada bab II, arti/makna yang
ditimbulkan dari penggabungan masing-masing afiks meng- dan –kan dapat
selaras. Berdasarkan data yang peneliti peroleh, terdapat 11 kesalahan
penggabungan imbuhan meng-+-kan. Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti
tampilkan kesalahan-kesalahan penggunaan simulfiks meng-+-kan yang diwakili
oleh beberapa contoh berikut.
Contoh 1:
Bit ini berguna untuk meng-aktif-kan interupsi inputcapture (penangkap kejadian pada pin ICP1/PB0) ketika bit di-set [6].
(2, TE, 2013, 13, 3, 1)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah susun simulfiks meng-+-kan karena tanda hubung ‘-’ disertakan pada kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
meng-aktif-kan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata
meng-aktif-kan dapat ditulis dengan benar menjadi mengaktifkan. Penggunaan
imbuhan yang benar pada kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Bit ini berguna untuk mengaktifkan interupsi inputcapture (penangkap kejadian pada pin ICP1/PB0) ketika bit di-set [6].
Contoh 2:
FOCn tidak akan memicu terjadinya interupsi atau menolkan timer pada mode CTC.
(7, TE, 2013, 7, 1, 2)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi simulfiks meng-+-kan pada kata menolkan. Penulisan simulfiks
pada kalimat tersebut salah karena salah menggunakan alomorf dari meng-,
sehingga kata menolkan dapat ditulis dengan benar menjadi mengaktifkan.
Penggunaan imbuhan yang benar pada kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
FOCn tidak akan memicu terjadinya interupsi atau mengenolkan timer pada modeCTC.
(e) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Simulfiks Meng-+-an
Penggabungan kedua imbuhan ini berkaitan dengan kesalahan penggunaan
simulfiks di-+-an. Berdasarkan data yang peneliti peroleh, terdapat delapan
kesalahan penggabungan imbuhan meng-+-an. Penggabungan imbuhan tersebut
salah menurut peneliti karena makna yang timbul sangat sulit diterka. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
oleh peneliti ujikan ke kata dasar lain seperti, memajuan, menepian, mengerasan,
membotolan, tidak masuk akal dan berdasarkan pendapat Arifin yang telah
dijelaskan pada bab II arti/makna yang ditimbulkan oleh masing-masing afiks,
yaitu meng- dan –an tidak dapat selaras atau diselaraskan. Dan hal tersebut oleh
peneliti, penggabungan kedua imbuhan/afiks tersebut tidak terdapat dalam bahasa
Indonesia. Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti tampilkan kesalahan-kesalahan
penggunaan simulfiks meng-+-an yang diwakili oleh beberapa contoh berikut.
Contoh 1:
Syring pump merupakan salah satu peralatan elektromedis yang berfungsi untuk memasukan cairan obat kedalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur [5].
(1,TE, 2013, 4, 2, 1)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi simulfiks meng- + -an pada kata memasukan. Simulfiks tersebut
tidak ada dalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan
fungsi tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut. Penggunaan
imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng-+-kan. Penggunaan imbuhan yang
benar pada kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Syring pump merupakan salah satu peralatan elektromedis yang (digunakan) untuk memasukkan cairan obat ke dalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur [5].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Contoh 2:
Digunakan untuk tiga piring, memasukan dan mengeluarkan piring secara manual.
(7, TE, 2013, 2, 2, nomor 5)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi simulfiks meng- + -an pada kata memasukan. Simulfiks tersebut
tidak ada dalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan
fungsi tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut.. Penggunaan
imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng-+-kan. Penggunaan imbuhan yang
benar pada kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Digunakan untuk tiga piring, memasukkan dan mengeluarkan piring secara manual.
(f) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Simulfiks Meng-+-i
Penggunaan simulfiks meng-+-i sudah lazim bagi pengguna bahasa
Indonesia. Penggabungan imbuhan tersebut dapat dengan mudah diterima.
Berdasarkan pendapat Arifin yang telah dijelaskan pada bab II, arti/makna yang
ditimbulkan dari penggabungan masing-masing afiks meng- dan -i dapat selaras.
Berdasarkan data yang peneliti peroleh, terdapat satu kesalahan
penggabungan imbuhan meng-+-i. Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti
tampilkan kesalahan penggunaan simulfiks meng-+-i sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Contoh:
Cara kerja rangkaian yaitu ketika pencucian sudah berahir maka mikrokontroler memberi logika 1 pada salah satu pin I/O pada port B.4 tersebut.
(7, TE, 2013, 23,1, 3)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi simulfiks meng- + -i pada kata memberi. Jika menggunakan
simulfiks meng-+-i objek harus diletakkan langsung di belakan kata ‘memberi’,
yaitu salah satu pin I/O pada port B.4 tersebut. Ketika simulfiks meng-+-i diganti
dengan meng-+-kan, maka objek tidak langsung diletakkan di belakang kelompok
kata, yaitu logika 1 yang berkedudukan sebagai pelengkap di dalam kalimat.
Penggunaan imbuhan yang benar pada kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
Cara kerja rangkaian, yaitu ketika pencucian sudah berakhir maka mikrokontroler memberikan logika 1 pada salah satu pin I/O pada port B.4.
(4) Konfiks
“Konfiks, lazim juga desebut imbuhan terbelah, adalah imbuhan yang
dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar” (Arifin, 2009:7). Arifin (2009:7)
melanjutkan bahwa konfiks harus dilekatkan sekaligus pada dasar dengan
mengapit dasar karena konfiks adalah imbuhan tunggal yang memiliki satu
kesatuan bentuk dan satu kesatuan makna.
Menurut Arifin (2009:7) konfiks atau imbuhan terbelah dalam bahasa
Indonesia ada 5, yaitu ke-…-an, ber-…an, per-…-an, peng-…-an, dan se-…-nya.
Berdasarkan hasil penelitian, data yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
(a) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Konfiks Per-…-an
Konfiks per-…-an memiliki variasi bentuk per-…-an, pel-…-an, dan pe-
…-an. Konfiks tersebut berfungsi sebagai pembentuk kata benda dan bertalian
dengan awalan pembentuk kata kerja ber- (Arifin, 2009). Makna yang timbul jika
dasar dibubuhi konfiks per-…-an adalah ‘Perihal’ atau ‘yang berhubungan
dengan’; ‘hasil memper-…’ atau ‘perihal memper-…’; ‘tempat ber-…’.
Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti temukan 35 kesalahan. Kesalahan-
kesalahan tersebut diwakili oleh beberapa contoh berikut.
Contoh 1 dan contoh 2:
Pada perancangan tersebut, untuk mendapat satu putaran penuh motor stepper memerlukan 20 pulsa, sedangkan motor stepper yang diimplementasikan membutuhkan 200 pulsa sehingga perhitungan laju aliran dilakukanperubahansebagai berikut:
(1,TE, 2013, 37, 1, 3)
Contoh 1) kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai
dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata
perhitungan memiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti
yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang
berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses,
perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitungan yang
menggunakan konfiks peng-…-an.
Contoh 2) kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai
dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perubahan. Imbuhan pada kata
perubahan memiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang
berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses,
perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata pengubahan yang menggunakan
konfiks peng-…-an. Penggunaan imbuhan yang benar pada kalimat tersebut
adalah sebagai berikut.
Pada perancangan tersebut, untuk mendapat satu putaran penuh motor stepper memerlukan 20 pulsa, sedangkan motor stepper yang diimplementasikan membutuhkan 200 pulsa sehingga penghitungan laju aliran dilakukan pengubahan sebagai berikut.
(b) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Konfiks Peng-…-an
Konfiks peng-…-an mempunyai variasi bentuk (pe-…-an, pem-…-an, pen-
…-an, peny-…-an dan penge-…-an). Konfiks itu amat bertalian bentuk dan
maknanya dengan awalan meng- dengan variasi bentuk seperti: (me-…, mem-…,
men-…, meny-…, menge-…) (Arifin, 2009). Makna yang timbul jika dasar
dibubuhi konfiks peng-…-an adalah ‘proses, perbuatan, atau cara meng-…’;
‘tempat meng-…’. Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti temukan 12 kesalahan.
Kesalahan-kesalahan tersebut diwakili oleh beberapa contoh berikut.
Contoh 1:
Menggunakan bahasa pemrograman C (CodeVision AVR) untuk memprogram mikrokontroler.
(4, TE, 2013, 2, 3, nomor e)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi imbuhan peng-…-an pada kata pemrograman. Konteks yang
diharapakan dalam kalimat tersebut adalah adanya pelaku (agens) yaitu peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
penelitian tersebut menggunakan bahasa C (CodeVision AVR) yang berhubungan
dengan atau berupa suatu hal/perihal yaitu bahasa program untuk memprogram
mikrokontroler. Berdasarkan konteks itu untuk memeroleh makna yang
berhubungan dengan atau perihal, penggunaan imbuhan yang tepat adalah per-
…-an. Penggunaan imbuhan yang benar pada kalimat tersebut adalah sebagai
berikut.
Peneliti menggunakan bahasa perprograman C (CodeVision AVR) untuk memprogram mikrokontroler.
Contoh 2:
Alat ini sudah bekerja sesuai dengan perancangan.
(7, TE, 2013, 37, 1, poin 3)
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi penggunaan imbuhan peng-…-an pada kata perancangan.Imbuhan
peng-…-an pada kata perancangan memiliki arti proses, perbuatan, atau cara
meng-, sedangkan konteks yang diharapkan oleh penulis adalah ‘hasil
merancang’ atau ‘sesuatu yang di-…’. Kalimat tersebut akan tepat jika
menggunakan sufiks -an. Penggunaan imbuhan yang benar pada kalimat tersebut
adalah sebagai berikut.
Alat ini sudah bekerja sesuai dengan rancangan.
(c) Bentuk Data yang Salah dalam Penggunaan Konfiks Ke-…-an
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Bahasa Indonesia memiliki tiga jenis konfliks ke-…-an, yaitu sebagai
pembentuk kata kerja, sebagai pembentuk kata sifat dan sebagai pembentuk kata
benda (Arifin, 2009:75). Bentuk dari konfiks ini tetap atau tidak berubah.
Makna yang timbul ketika dasar dibubuhi oleh konfliks ke-…-an adalah
sebagai berikut. Sebagai pembentuk kata kerja, konfiks ke-…-an berarti
‘menderita atau mengalami kejadian’. Sebagai pembentuk kata sifat, konfiks ke-
…-an berarti ‘terlalu atau terlampau’. Sebagai pembentuk kata benda, konfiks ke-
…-an berarti ‘mempunyai ciri atau sifat’; ‘tempat’.
Konfiks ke-…-an yang merupakan predikat dari sebuah kalimat dan berupa
kata kerja seiring arti dengan imbuhan ter-, di-, di-+-kan dan -nya. Secara umum,
konfiks ke-…-an yang memiliki arti ‘mengalami kejadian’ atau ‘mengalami
keadaan’ menunjukkan makna malafektif atau adversatif yakni makna yang
mengandung sisi negatif yang muncul sehubungan arti dengan imbuhan di-,
namun tidak selalu, (Arifin, 2009:76-77).
Konfiks ke-…-an, jika dibubuhkan ke sebuah kata yang mengalami
pengulangan yang membentuk kata sifat justru memiliki arti ‘agak’, ‘mirip’ atau
‘seperti’, (Arifin, 2009:78). Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti temukan satu
kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut peneliti tampilkan sebagai berikut.
Contoh:
Pertama-tama dilakukan pengujian terhadap kestabilitas sistem yang bertujuan untuk mengetahui alat ukur hasil perancangan ini dapat menghasilkan hasil pengukuran yang sama atau tidak, jika dilakukan pengukuran menggunakan etanol dan larutan kunyit dengan keadaan yang sama secara terus menerus.
(6, TE, 2013, 69, 2, 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan
salah formasi penggunaan imbuhan ke- yang digabung dengan imbuhan asing -
itas pada kata kestabilitas. Makna dari penggabungan kedua arti imbuhan tersebut
tidak mendukung pembentukan dan fungsi kata tersebut di dalam kalimat.
Konteks yang diharapkan pada kalimat tersebut, yaitu suatu keadaan yang berarti
‘mengalami kejadian’ atau ‘mengalami keadaan’. Dengan demikian imbuhan yang
tepat untuk kata mendukung pembentukan kata dan arti kata yang tepat untuk
kalimat tersebut adalah ke-…-an. Penggunaan imbuhan yang benar pada kalimat
tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama-tama dilakukan pengujian terhadap kestabilan sistem yang bertujuan untuk mengetahui alat ukur hasil perancangan ini dapat menghasilkan hasil pengukuran yang sama atau tidak, jika dilakukan pengukuran menggunakan etanol dan larutan kunyit dengan keadaan yang sama secara terus menerus.
Akhirnya peneliti tegaskan kembali bahwa penyebab kesalahan yang
terjadi bukan karena bahasa yang digunakan melainkan pengguna bahasa itu
sendiri. Setyawati (2009:15-16) menyatakan bahwa ada tiga kemungkinan
penyebab seseorang dapat salah dalam berbahasa, yakni (1) terpengaruh bahasa
yang lebih dahulu dikuasainya, (2) kekurangpahaman pemakai terhadap bahasa
yang dipakainya, dan (3) pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang
sempurna. Pada penelitian ini, kesalahan penggunaan imbuhan yang yang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
ditandai oleh penambahan imbuhan, penghilangan imbuhan, salah susun imbuhan,
dan salah formasi imbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian analisis data di bab IV dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut. Secara umum jenis-jenis kesalahan penggunaan imbuhan yang
peneliti temukan meliputi (1) kesalahan penggunaan prefiks, (2) kesalahan
penggunaan sufiks, (3) kesalahan penggunaan simulfiks, dan (4) kesalahan
penggunaan konfiks. Kesalahan-kesalahan tersebut ditandai oleh penambahan
imbuhan, penghilangan imbuhan, salah susun imbuhan, dan salah formasi
imbuhan. Dari keempat kesalahan penggunaan afiks yang ditemukan, prefiks
memiliki jumlah kesalahan penggunaan terbanyak dibandingkan jumlah kesalahan
penggunaan sufiks, jumlah kesalahan penggunaan konfiks, dan jumlah kesalahan
penggunaan simulfiks. Berdasarkan data kesalahan yang peneliti temukan,
kesalahan penggunaan prefiks meliputi (1) meng- ,(2) di-, (3) ke-, (4) peng-, dan
(5) ter-. Kesalahan penggunaan sufiks -an, kesalahan penggunaan simulfiks
meliputi (1) di- + -an, (2) di- + -kan, (3) peng-+-kan, (4) meng- + -kan, (5) meng-
+ -an, dan (6) meng- + -i; dan kesalahan penggunaan konfiks meliputi (1) per-…-
an, (2) peng-…-an dan (3) ke-…-an.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
5.2 Saran
Pada bagian akhir penelitian ini peneliti memberikan beberapa saran yang
perlu diperhatikan bersama.
(1) Dosen Pengampu Matakuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu Matakuliah Bahasa Indonesia disarankan agar dapat
lebih memperhatikan penggunaan imbuhan bahasa Indonesia mahasiswanya.
Dengan memberikan latihan-latihan yang disertakan contoh-contoh kesalahan
dalam penggunaan imbuhan bahasa Indonesia untuk menghidari kesalahan-
kesalahan yang akan terjadi.
(2) Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing penelitian disarankan agar lebih cermat dalam
memberikan masukan dan koreksi kepada mahasiswa terutama dalam penggunaan
imbuhan bahasa Indonesia pada karya tulis ilmiah mahasiswa. Hal ini sangat
bermanfaat karena mahasiswa yang merupakan kaum akademisi yang juga
diharapkan dan selalu berkarya di bidangnya dan membagikan karyanya yang
salahsatunya dalam bentuk tulisan yang akan dibaca oleh banyak orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
(3) Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain yang merupakan kaum akademisi dan sebagai pelopor
penggunaan bahasa Indoneisa yang baik dan benar, peneliti memberikan saran
untuk tetap melakukan penelitian yang berkaitan dengan analisis kesalahan
berbahasa dalam penggunaan imbuhan pada karya ilmiah, karena keterpahaman
suatu karya tulis yang berupa karya ilmiah juga difaktori oleh ketepatan
penggunaan bahasa yang salah satunya penggunaan imbuhan bahasa Indonesia.
Di samping hal tersebut peneliti menyarankan pula untuk juga meneliti
tentang imbuhan yang jarang digunakan atau yang dianggap tidak lazim dalam
berbahasa Indonesia. Imbuhan yang jarang digunakan seperti penggabungan
imbuhan prefiks dengan konfiks; prefiks dengan infiks; konfiks dengan infiks; dll.
Akan menjadi menarik dan juga semakin berkembanglah teori penggunaan
imbuhan bahasa Indonesia, jika ada penelitian tentang hal ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2009. Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi.Jakarta: Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ekowardono, B. Karno. 1989. Media Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni; Edisi: No.1 Th. XIII Jan: 1989.
Keraf, Gorys. 1980. Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas. Ende-Flores: Nusa Indah.
Kumanireng, Donatus Doweng. 2005. Analisis Kesalahan Berbahasa Siswa Kelas II SMA Frater Disamakan Makassar, Tahun Ajaran 2004/2005 dalam Menggunakan Kata Berimbuhan Me-. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Marlina, Enung. 1989. Kata Kerja Berimbuhan Bahasa Sunda dan Kata Kerja Berimbuhan Bahasa Indoneisa: Suatu Tinjauan Kontrastif. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.
Moleong, Lexy J. 2008 (Edisi Revisi). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mukhadis, Amat. 2006. Tata Tulis Artikel Ilmiah. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah, Edisi 5: Juli 2006: 49-62.
Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Ende: Amoldus Nusa Indah.
Ramlan, M. 2009. Morfologi suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.
Simu, Donata. 1985. Kemampuan Melekatnya Akhiran –kan pada Basis Kata Kerja Intransitif Bahasa Indonesia (Tesis). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.
. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Djago. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Berikut ini adalah tringaulasi data-data penelitian beserta analisis data penelitian yang berjudul “Jenis Kesalahan Berbahasa Dalam Penggunaan
Imbuhan Bahasa Indonesia Pada Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Lulusan Tahun 2013”. Triangulator
dimohon untuk mengkoreksi data-data tersebut dan memberi tanda (√) pada kolom persetujuan “Ya” jika data beserta analisis data tersebut benar, dan memberi
tanda (√) pada kolom persetujuan “Tidak” jika data beserta analisis data tersebut belum benar.
Data-data tersebut peneliti peroleh dari tugas akhir-tugas akhir dengan urutan sebagai berikut.
1) Prayadi Sulistyanto. 2013. Syringe Pump Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
2) Zefni Reinhard Sopacua. 2013. Sterilisator Basah Menggunakan Atmega8535. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
3) Metodius Danny Christian Manalu. 2013. Produksi Obat Asma Seduh Berbasis Mikrokontroler Atmega8535. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
4) Bernadus Juk. 2013. Robot Penerima Tamu. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
5) Sturmius Theofanus Lering. 2013. Penentuan Jenis Golongan Darah Manusia Berbasis Mikrokontroler At-Mega 8535. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
6) Oktovianus Ferryandi. 2013. Alat Ukur Kadar Kurkumin Menggunakan Monokromator Prisma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
7) Yonathan Abi Putra Ariyanto. 2013. Mesin Pencuci Piring. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Pada setiap data, peneliti memberi keterangan sumber data sebagai berikut: nomor urut judul tugas akhir, program studi, tahun, halaman, paragraf, kalimat; contoh: (1, TE, 2013, 100, 1, 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel Data Kesalahan Berbahasa dalam Penggunaan Imbuhan Bahasa Indonesia pada Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Lulusan Tahun 2013
1. Kategori Prefiks meng-
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Pada tabel 4.10 dapat dilihat nilai error yang terjadi pada nilai laju aliran diatas 400 ml/jam masih besar, untuk meminimalisir nilai errorpada laju aliran diatas 400 ml/jam dilakukan kreksi error dengan mengambil nilai error rata-rata setiap kenaikan 100 ml/jam.(1, TE, 2013, 48, 1, 1)
2) Prefiks meng- seharusnya meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan sufiks -kan pada kata meminimalisir. Jika menggunakan imbuhan bahasa Indonesia yang benar menjadi meminimalkan dengan simulfiksmeng- + -kan dan imbuhan -isiryang bukan imbuhan bahasa Indonesia pada kata tersebut tidak dipakai atau ditiadakan.
Pada tabel 4.10 dapat dilihat nilai error yang terjadi pada nilai laju aliran di atas 400 ml/jam masih besar, untuk meminimalkan nilai error pada laju aliran di atas 400 ml/jam dilakukan kreksi error dengan mengambil nilai error rata-rata setiap kenaikan 100 ml/jam.
2 Di mana noisecanceler akan memfilter triger yang masuk ke pin ICP1akan disaring selama 4 siklus clock, jika selama 4 siklus clock
Prefiks meng- Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun prefiks meng- pada kata memfilter. Penggunaan imbuhan kepada
Di mana noisecanceler akan mem-filter triger yang masuk ke pin ICP1akan disaring selama 4 siklus clock, jika selama 4 siklus clock tersebut triger-nya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
tersebut trigernya berubah maka akan diabaikan.(2, TE, 2013, 12, 1, 2)
istilah atau kata dalam bahasa asing penulisannya harus disertakan tanda hubung /‘-’, sehingga penggunaannya tepat.
berubah maka akan diabaikan.
3 Untuk meng-clear secara manual bit ini maka bit harus di-set.(2, TE, 2013, 14, 2, 3)
Prefiks seharusnya simulfiks
Meng- seharusnya meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan sufiks -kanpada kata meng-clear.Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng- + -kan.Adanya objek bit pada kalimat tersebut yang mengharuskan hadirnya sufiks -kan.
Untuk meng-clear-kan bitsecara manual, bit harus di-set.
4 Untuk meng-clear secara manual bit ini maka bit harus di-set.(2, TE, 2013, 14, 3, 3)
Prefiks seharusnya simulfiks
Meng- seharusnya meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan sufiks -kan pada kata meng-clear.Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng- + -kan. Adanya objek bit pada kalimat tersebut yang mengharuskan hadirnya sufiks -kan.
Untuk meng-clear-kan bitsecara manual, bit harus di-set.
5 Untuk meng-clear secara manual bit ini maka bit harus di-set.(2, TE, 2013, 14, 4, 3)
Prefiks seharusnya simulfiks
Meng- seharusnya meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan sufiks -kan pada kata meng-clear.Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng- + -kan.
Untuk meng-clear-kan bitsecara manual, bit harus di-set.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Adanya objek bit pada kalimat tersebut yang mengharuskan hadirnya sufiks -kan.
6 Untuk meng-clear secara manual bit ini maka bit harus di-set.(2, TE, 2013, 14, 5, 3)
Prefiks seharusnya simulfiks
Meng- seharusnya meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan sufiks -kan pada kata meng-clear.Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng- + -kan. Adanya objek bit pada kalimat tersebut yang mengharuskan hadirnya sufiks -kan.
Untuk meng-clear-kan bitsecara manual, bit harus di-set.
7 Untuk meng-clear secara manualbit ini maka bit ini harus di-set.(4, TE, 2013, 18, 1, 3)
Prefiksseharusnya simulfiks
Meng- seharusnya meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan sufiks -kan pada kata meng-clear.Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng- + -kan. Adanya objek bit pada kalimat tersebut yang mengharuskan hadirnya sufiks -kan.
Untuk meng-clear-kan bitsecara manual, bit harus di-set.
8 Apabila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang membuka pada bungkus transistor, maka timbul aliran arus kontrol yang menghidupkan transistor ON.
Prefiks Meng- seharusnya ter-
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi pada kata membuka. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah prefiks ter-. Penggunaan prefiks meng-
dalam kalimat tersebut memiliki
Apabila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang terbuka pada bungkus transistor, timbul aliran arus kontrol yang menghidupkan transistor ON.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
(5, TE, 2013, 20, 5, 3) arti yang tidak mendukung konteks kalimat. Oleh karena itu, penggunaan imbuhan yang tepat untuk mendukung konteks kalimat tersebut yang memiliki arti dalam keadaan yaitu prefikster-. Dengan demikian kata ‘membuka’ diganti dengan kata ‘terbuka’.
9 Pada rangkaian 3.11 terdapat tombol push-button yang berfungsi untuk meresetkeadaan mikrokontroler.(6, TE, 2013, 33, 2, 1)
Prefiks Meng- Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi prefiks meng- pada kata mereset.Jika menggunakan prefiks meng-yang dibubuhkan ke kata bahasa asing maka penulisan yang benar adalah me-reset.
Pada rangkaian 3.11 terdapat tombol push-button yang berfungsi untuk me-resetkeadaan mikrokontroler.
10 Sistem pada mikrokontroler akan mereset bila pin reset mendapat logika 0.(6, TE, 2013, 33, 2, 2)
Prefiks Meng- . Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi prefiks meng- pada kata mereset.Jika menggunakan prefiks meng-yang dibubuhkan ke kata bahasa asing maka penulisan yang benar adalah me-reset.
Sistem pada mikrokontroler akan me-reset bila pin reset mendapat logika 0.
11 Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
Prefiks Meng- Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan simulfiks
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya [9].(7, TE, 2013, 9, 4, 1)
meng-+-kan pada kata stabilisasi. Penggunaan imbuhan pada kalimat tersebut akan lebih baik jika menggunakan imbuhan bahasa Indonesia yaitu simulfiks meng-+-kan.
pemutus dan penyambung (switching), menstabilkantegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya [9].
2. Kategori Prefiks di-
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Pada pengaturan laju aliran diatas 10 ml/jam, digunakan gelas ukur berukuran 1000 ml sebagai tempat penampungan hasil laju aliran apabila gelas ukur berukuran 10 ml sudah penuh.(1, TE, 2013, 38, 1, 3)
Prefiks seharusnya kata depan
di-seharusnya di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata diatas. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata diatasmerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Pada pengaturan laju aliran diatas 10 ml/jam, digunakan gelas ukur berukuran 1000 ml sebagai tempat penampungan hasil laju aliran apabila gelas ukur berukuran 10 ml sudah penuh.
2 Laju aliran yang dihasilkan oleh alat syringepumpotomatis berbasis
prefiks seharusnya kata depan
di-seharusnya di
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-
Laju aliran yang dihasilkan oleh alat syringepump otomatis berbasis mikrokontroler Arduino
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
mikrokontroler Arduino Uno sesuai dengan yang dimasukkan oleh pengguna untuk pengaturan laju aliran dibawah 200ml/jam.(1, TE, 2013, 40, 1, 1)
pada kata diatas. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata diatasmerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Uno sesuai dengan yang dimasukkan oleh pengguna untuk pengaturan laju aliran dibawah 200ml/jam.
3 Penyimpangan laju aliran mulai terjadi pada laju aliran diatas 200ml/jam.(1, TE, 2013, 40, 1, 2)
prefiks seharusnya kata depan
di-seharusnya di
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata diatas. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata diatasmerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Penyimpangan laju aliran mulai terjadi pada laju aliran di atas200ml/jam.
4 Mengacu pada tabel 4.1, error terjadi pada saat laju cairan diatur diatas 200 ml/jam.(1, TE, 2013, 46, 1, 1)
prefiks seharusnya kata depan
di-seharusnya di
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata diatas. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata diatasmerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Mengacu pada tabel 4.1, error terjadi pada saat laju cairan diatur di atas 200 ml/jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
5 dan 6
Pada tabel 4.10 dapat dilihat nilai error yang terjadi pada nilai laju aliran diatas 400 ml/jam masih besar, untuk meminimalisir nilai error pada laju aliran diatas 400 ml/jam dilakukan kreksi error dengan mengambil nilai error rata-rata setiap kenaikan 100 ml/jam.(1, TE, 2013, 48, 1, 1)
5 dan 6) Prefiksseharusnya kata depan
5 dan 6) imbuhan di-seharusnya kata depan di.
5 dan 6) Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di- pada kata diatas. Penggunaan imbuhan di-seharusnya ditiadakan. Di pada kata diatas merupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Pada tabel 4.10 dapat dilihat nilai error yang terjadi pada nilai laju aliran di atas 400 ml/jam masih besar, untuk meminimalkan nilai error pada laju aliran di atas 400 ml/jam dilakukan kreksi errordengan mengambil nilai errorrata-rata setiap kenaikan 100 ml/jam.
7 Pada tabel 4.12 dapat dilihat koreksi error sudah dibawahbatas toleransi kesalahan 5% [31].(1, TE, 2013, 51, 1, 1)
Prefiksseharusnya kata depan
Imbuhan di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dibawah. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dibawahmerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Pada tabel 4.12 dapat dilihat koreksi error sudah di bawahbatas toleransi kesalahan 5% [31].
8 Ketika bit ini di-clear maka akan mengakhiri mode free running dan masuk ke modekonversi tunggal (singleconversion)(2, TE, 2013, 17, 1, 4)
Prefiksseharusnya simulfiks
di-seharusnya di- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan sufiks –kanpada kata di-clear. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks di- + -kan.Untuk memeroleh arti kausatif
Ketika bit ini di-clear-kan, maka akan mengakhiri mode free running dan masuk ke modekonversi tunggal (singleconversion)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
menyebabkan terjadinya suatu proses—dalam hal ini proses menambahkan sesuatu—imbuhan yang tepat dalah simulfiks di- + -kan.
9 IC LM 35 merupakan sensor suhu dimana tegangan keluarannya proposional lincar untuk suhu dalam °C, mempunyai perubahan keluaran secara linear dan juga dapat dikalibrasi dalam K [8].(2, TE, 2013, 19, 1, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
Prefiks di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dimana. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
IC LM 35 merupakan sensor suhu di mana tegangan keluarannya proposional lincar untuk suhu dalam °C, mempunyai perubahan keluaran secara linear dan juga dapat dikalibrasi dalam K [8].
10 Rangkaian relay ini berfungsi untuk mengaktifkan heaterdimana heater ini berfungsi untuk memanaskan air pada boks sterilisator.(2, TE, 2013, 37, 4, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
Prefiks di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dimana. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Rangkaian relay ini berfungsi untuk mengaktifkan heater dimana heater ini berfungsi untuk memanaskan air pada boks sterilisator.
11 Rangkaian system minimum berfungsi sebadai I/O untuk mengolah data dari sensor
Prefiks Kata depan diseharusnya
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan prefiks di-
Rangkaian system minimum berfungsi sebagai I/O untuk mengolah data dari sensor suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
suhu LM35 dan mengontrolrelay yang telah di program.(2, TE, 2013, 41, 1, 1)
prefiks di- pada kata program. Penggunaan kata di pada frase di programditiadakan.
LM35 dan mengontrol relayyang telah diprogram.
12 Resolusi modephasecorrectPWM dapat kita tentukan secara tetap 8-,9-, 10-bit atau kita tentukan menggunakan register ICR1 atau OCR1A dimana resolusi minimal yang diizinkan adalah 2-bit(ICR1/OCR1A diisi dengan 0x0003) dan maksimal 16-bit(ICR1/OCR1A diisi dengan 0xFFFF).(3, TE, 2013, 9, 1, 2)
Prefiks seharusnya kata depan.
di-seharusnya di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dimana. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Resolusi modephasecorrectPWM dapat kita tentukan secara tetap 8-,9-, 10-bit atau kita tentukan menggunakan registerICR1 atau OCR1A di manaresolusi minimal yang diizinkan adalah 2-bit (ICR1/OCR1A diisi dengan 0x0003) dan maksimal 16-bit (ICR1/OCR1A diisi dengan 0xFFFF).
13 Jika membutuhkan tombol reset, dapat ditambah dengan rangkaian reset seperti pada gambar 2.5[2].(3, TE, 2013, 11, 1, 3)
Prefiks seharusnya simulfiks .
di-seharusnya di- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan sufiks –kanpada kata ditambah. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks di- + -kan.Untuk memeroleh arti kausatif menyebabkan terjadinya suatu proses—dalam hal ini proses menambahkan sesuatu—imbuhan yang tepat dalah simulfiks di- + -kan.
Jika membutuhkan tombol reset, dapat ditambahkan dengan rangkaian reset seperti pada gambar 2.5[2].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
14 Limitswitch memiliki 2 kontak yaitu NO (NormallyOpen) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan.(3, TE, 2013, 24, 1, 9)
Prefiks di-seharusnya di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dimana. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Limitswitch memiliki 2 kontak yaitu NO (NormallyOpen) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya ditekan.
15 Port D digunakan sebagai input rangkaian driver karena terdapat fungsi PWM didalamnya.(3, TE, 2013, 29, 1, 2)
Prefiks seharusnya kata depan.
di-seharusnya di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata didalamnya. Penggunaan imbuhan di-seharusnya ditiadakan. Di pada kata didalamnya merupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Port D digunakan sebagai inputrangkaian driver karena terdapat fungsi PWM di dalamnya.
16 Program pemotongan ini akan di eksekusi setelah tombol start ditekan kemudian portB.0 akan berlogika high yang menandakan relay yang terhubung pada blender dalam kondisi ON dan kemudian timer akan aktif selama 300
Kata depan seharusnya prefiks.
diseharusnya di-.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan prefiks di-pada kata eksekusi. Penggunaan kata di pada frase di eksekusiditiadakan.
Program pemotongan ini akan dieksekusi setelah tombol startditekan. PortB.0 akan berlogika high yang menandakan relay yang terhubung pada blender dalam kondisi ONdantimer akan aktif selama 300 detik (5menit).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
detik (5menit).(3, TE, 2013, 55, 2, 1)
17 Sebelum melakukan running ke-2 hendaknya batasan suhu pada pengering dan pemanas air ditambah lalu di programulang supaya tidak ada kadar air pada serbuk senggugu sehingga saat diseduh, serbuk benar-benar larut.(3, TE, 2013, 62, 2, nomor 2)
Kata depan seharusnya prefiks
di seharusnya di-.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan prefiks di-pada kata program. Penggunaan kata di pada frase di programditiadakan.
Sebelum melakukan running ke-2 hendaknya batasan suhu pada pengering dan pemanas air ditambah lalu diprogram ulang supaya tidak ada kadar air pada serbuk senggugu sehingga saat diseduh serbuk benar-benar larut.
18 Diluar panjang gelombang tersebut sensor tidak akan mendeteksinya.(4, TE, 2013, 22, 1, 6)
prefiks seharusnya kata depan.
di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata diluar. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata diluarmerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Di luar panjang gelombang tersebut sensor tidak akan mendeteksinya.
19 Untuk dapat menggunakan transistor sebagai saklar maka transistor dikonfigurasisehingga bekerja di daerah cut-off dan saturasi [6].(4, TE, 2013, 22, 2, 1)
Prefiks seharusnya simulfiks .
di-seharusnya di- + -kan.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan sufiks –kanpada kata dikonfigurasi. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks di- + -kan.Untuk memeroleh arti kausatif
Untuk dapat menggunakan transistor sebagai saklar, maka transistor dikonfigurasikansehingga bekerja di daerah cut-off dan saturasi [6].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
menyebabkan terjadinya suatu proses—dalam hal ini proses menambahkan sesuatu—imbuhanyang tepat dalah simulfiks di- + -kan.
20 Motor servo adalah sebuah motor dengan system umpan balik tertutup dimana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian control yang ada di dalam motor servo.(4, TE, 2013, 23, 1, 2)
Prefiks seharusnya kata depan.
di-seharusnya di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dimana. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Motor servo adalah sebuah motor dengan system umpanbalik tertutup di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian controlyang ada di dalam motor servo.
21 Pada saat fungsi ini dieksekusi, mikrokontroler akan memberikan logika high pada relay untuk mengaktifkan relay dimana relay akan mengaktifkan modul mp3.(4, TE, 2013, 86, 2, 2)
Prefiks seharusnya kata depan.
di-seharusnya di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dimana. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Pada saat fungsi ini dieksekusi, mikrokontroler akan memberikan logika high pada relay untuk mengaktifkan relay di mana relay akan mengaktifkan modul mp3.
22 Pada saat fungsi ini dieksekusi, mikrokontroler akan memberikan logika high pada
Prefiks seharusnya kata depan.
di-seharusnya di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-
Pada saat fungsi ini dieksekusi, mikrokontroler akan memberikan logika high pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
relay untuk mengaktifkan relay dimana relay akan mengaktifkan modul mp3.(4, TE, 2013, 87, 1, 2)
pada kata dimana. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
relay untuk mengaktifkan relay di mana relay akan mengaktifkan modul mp3.
23 Pada saat fungsi ini dieksekusi, mikrokontroler akan memberikan logika high pada relay untuk mengaktifkan relay dimana relay akan mengaktifkan modul mp3.(4, TE, 2013, 88, 1, 2)
Prefiks seharusnya kata depan.
di-seharusnya di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dimana. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Pada saat fungsi ini dieksekusi, mikrokontroler akan memberikan logika high pada relay untuk mengaktifkan relay di mana relay akan mengaktifkan modul mp3.
24 Konfigurasi pin-pin keluaran op-amp dapat di lihat pada Tabel 3.1.(5, TE, 2013, 32, 1, 2)
Kata depan seharusnya prefiks
Kata depan diseharusnya prefiks di-
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan prefiks di-pada kata lihat. Penggunaan kata di pada frase di lihat ditiadakan.
Konfigurasi pin-pin keluaran op-amp dapat dilihat pada Tabel 3.1.
25 Konfigurasi port dan gambar rangkaian sensor dapat dilihat pada Tabel 3.1 danGambar 3.7, sedangkan untuk konfigurasi port LCD 16x2 dapat di lihat pada Gambar
Kata depan seharusnya awalan
Kata depan diseharusnya prefiks di-
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan prefiks di-pada kata lihat. Penggunaan kata di pada frase di lihat ditiadakan.
Konfigurasi port dan gambar rangkaian sensor dapat dilihat pada Tabel 3.1 danGambar 3.7, sedangkan untuk konfigurasi port LCD 16x2 dapat dilihat pada Gambar 3.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
3.10.(5, TE, 2013, 35, 1, 1)
26 Perangkat lunak ini berguna untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital agar dapat diproses didalammikrokontroler AT-Mega 8535.(5, TE, 2013, 38, 1, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
Prefiks di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata didalam. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata didalammerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Perangkat lunak ini berguna untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital agar dapat diproses di dalam mikrokontroler AT-Mega 8535.
27 Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan nilai tegangan referensi untuk sensor A1 adalah sebesar 1.30 Volt.(5, TE, 2013, 52, -, 1)
prefiksseharusnya kata depan
prefiks di-seharusnya kata depan di
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata diatas. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata diatasmerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Berdasarkan penghitungan di atas, maka didapatkan nilai tegangan referensi untuk sensor A1 adalah sebesar 1.30 Volt.
28 Dari Tabel 4.8 diatas terlihat bahwa ada perbedaan tegangan ketika terjadi prosesaglutinasi pada sampel darah.(5, TE, 2013, 53, 1, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
Prefiks di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata diatas. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata diatas
Dari Tabel 4.8 di atas terlihat bahwa ada perbedaan tegangan ketika terjadi prosesaglutinasi pada sampel darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
merupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
29 Dari data yang didapat diatas, selanjutnya mikrokontroler akan memproses dan menentukan jenis golongan darah yang diujikan sesuai dengan perintah program yang ada dalam mikrokontroler AT-Mega8535.(5, TE, 2013, 54, 1, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
Prefiks di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata diatas. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata diatasmerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Dari data yang didapat di atas, selanjutnya mikrokontroler akan memproses dan menentukan jenis golongan darah yang diujikan sesuai dengan perintah program yang ada dalam mikrokontroler AT-Mega8535.
30 Dari program diatas terlihat nilai tegangan referensi telah diubah kedalam nilai ADC.(5, TE, 2013, 55, 1, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
Prefiks di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata diatas. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata diatasmerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Dari program di atas terlihat nilai tegangan referensi telah diubah kedalam nilai ADC.
31 Nilai tunggal yang mewakili semua data atau kumpulan pengamatan dimana nilaitersebut menunjukkan pusat
Prefiks seharusnya kata depan
Imbuhan di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dimana. Penggunaan
Nilai tunggal yang mewakili semua data atau kumpulan pengamatan di mana nilaitersebut menunjukkan pusat data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
data disebut ukuran pemusatan.(6, TE, 2013, 23, 3, 1)
imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhandi-.
disebut ukuran pemusatan.
32 Mesin pencuci piring dari hasil perancangan ini menunjukkan bahwa sub sistem telah bekerja dengan baik, namun secara keseluruhan sistem tidak bekerja sesuai dengan yang diinginkan, dimanamikrokontroler tidak bekerja sesuai dengan flowchart yang dirancang.(7, TE, 2013, viii, 3, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
Imbuhan di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dimana. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Mesin pencuci piring dari hasil perancangan ini menunjukkan bahwa sub sistem telah bekerja dengan baik, namun secara keseluruhan sistem tidak bekerja sesuai dengan yang diinginkan, di mana mikrokontroler tidak bekerja sesuai dengan flowchart yang dirancang.
33 Konfigurasi dari bit WGMn(1:0) dapat di lihat pada tabel 2.2.(7, TE, 2013, 34, 1, 3)
Kata depan seharusnya prefiks
Kata depan diseharusnya imbuhan di-
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan prefiks di-pada kata lihat. Penggunaan kata di pada frase di lihat ditiadakan.
Konfigurasi dari bit WGMn(1:0) dapat dilihat pada tabel 2.2.
34 Pada daerah dibawah kutub-kutub magnet besarnya momen putar tetap karena besarnya gaya Lorentz.(7, TE, 2013, 9, 3, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
Imbuhan di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dibawah. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dibawah
Pada daerah di bawah kutub-kutub magnet besarnya momen putar tetap karena besarnya gaya Lorentz.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
merupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
35 Pemakaian transistor disinidigunakan sebagai saklar.(7, TE, 2013, 10, 1, 3)
Prefiks seharusnya kata depan
Imbuhan di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata disini. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata disinimerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Pemakaian transistor di sinidigunakan sebagai saklar.
36 Kalau beban inductor bersifat induktif, maka diperlukan dioda, guna menghubungkan singkat tegangan induksi yang biasanya muncul disaat saklar dalam keadaan off, sehingga dapat menghindarkankerusakan pada transistor.(7, TE, 2013, 10, 3, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
Imbuhan di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata disaat. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata disaatmerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Kalau beban induktor bersifat induktif, maka diperlukan dioda, guna menghubungkan singkat tegangan induksi yang biasanya muncul di saat saklar dalam keadaan off, sehingga dapat menghindarkan kerusakan pada transistor.
37 Selama proses pengerjaan alat terjadi perubahan perancangandimana ditambahkan toggleuntuk memilih kotak yang
prefiks seharusnya kata depan
Imbuhan di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dimana. Penggunaan
Selama proses pengerjaan alat terjadi perubahan rancangan dimana toggle ditambahkan untuk memilih kotak yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
akan dihidupkan, hal ini bertujuan untuk penghematan agar hanya kotak yang digunakan saja yang aktif.(7, TE, 2013, 19, 3, 1)
imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
dihidupkan, hal ini bertujuan untuk penghematan agar hanya kotak yang digunakan saja yang aktif.
38 Toggle yang digunakan berkaki 3, kaki yang ditengahsebagai out dan kaki yang di samping-samping sebagai masukan.(7, TE, 2013, 20, 1, 1)
prefiks seharusnya kata depan
Imbuhan di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata ditengah. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata ditengahmerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Toggle yang digunakan berkaki 3, kaki yang di tengah sebagai out dan kaki yang di samping-samping sebagai masukan
39 Gambar 4.3 memperlihatkan cara pengujian rangkaian transistor sebagai saklar.Dimana vcc diberi masukan 10 V.(7, TE, 2013, 34,1, 2)
prefiks seharusnya kata depan
Imbuhan di-seharusnya kata depan di.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks di-pada kata dimana. Penggunaan imbuhan di- seharusnya ditiadakan. Di pada kata dimanamerupakan kata depan di, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan di-.
Gambar 4.3 memperlihatkan cara pengujian rangkaian transistor sebagai saklar di mana vcc diberi masukan 10 V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
40 input tegangan high dari mikrokontroler diambil dari pembagi tegangan melalui dua resistor 10k yang diseri(7, TE, 2013, 34, 1, 4)
Prefiks seharusnya simulfiks
di-seharusnya di-+-kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilangan sufiks –kanpada kata ditambah. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks di- + -kan.Untuk memeroleh arti kausatif menyebabkan terjadinya suatu proses—dalam hal ini proses menambahkan sesuatu—imbuhan yang tepat dalah simulfiks di- + -kan.
Input tegangan high dari mikrokontroler diambil dari pembagi tegangan melalui dua resistor 10k yang diserikan.
41 Waktu lamanya pensterilan akan di tampilkan / dihitung apabila suhu sudah mencapai batas maksimal.(2, TE, 2013, 65, 1, 3)
Sufiks seharusnya Simulfiks
-kan seharusnya di- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilanganan prefiks di- pada kata tampilkan. Penggunaan perposisi diseharusnya ditiadakan dan pengguaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks di-+-kan.
Waktu lamanya pensterilan akan ditampilkan/dihitung apabila suhu sudah mencapai batas maksimal.
42 Keseluruhan proses tersebut, mulai dari pemotongan, pemgeringan, dan penyeduhan di kendalikan oleh mikrokontroler AVR ATmega8535.(3, TE, 2013, 2, 1, 4)
Sufiks seharusnya simulfiks .
-kan seharusnya di- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilanganan prefiks di- pada kata kendalikan. Penggunaan perposisi diseharusnya ditiadakan dan pengguaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks di-+-kan.
Keseluruhan proses tersebut mulai dari pemotongan, pengeringan, dan penyeduhan yang dikendalikan oleh mikrokontroler AVR ATmega8535.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
43 Suara yang terdapat pada modul mp3 akan di kuatkanoleh modul amplifier, kemudian diteruskan ke speaker.(4, TE, 2013, 3, 1, 4)
Sufiks seharusnya simulfiks .
-kan seharusnya di- + -kan.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilanganan prefiks di- pada kata kuatkan. Penggunaan perposisi diseharusnya ditiadakan dan pengguaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks di-+-kan.
Suara yang terdapat pada modul mp3 akan dikuatkan oleh modul amplifier, kemudian diteruskan ke speaker.
44 Nilai tahanan fototransistor (R) memakai perhitungan berdasarkan pada hukum ohm, persamaannya adalah sebagai berikut: R = V/I (2.12) dengan nilai resistor fototransistor simbolkan R, tegangan masukan adalah V, dan I sebagai arus maksimal fototransistor.(5, TE, 2013, 21, 2, 2)
Sufiks seharusnya simulfiks
-kan seharusnya di-+-kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilanganan prefiks di- pada kata simbolkan. Pengguaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks di-+-kan.
Nilai tahanan fototransistor (R) memakai perhitungan berdasarkan pada hukum ohm, persamaannya adalah sebagai berikut: R = V/I (2.12) dengan nilai resistor fototransistor disimbolkan R, tegangan masukan adalah V, dan I sebagai arus maksimal fototransistor.
45 Rangkaian penguat yang dipakai adalah sebuah penguat operasional yang di konfigurasikan sebagai penguat tidak-pembalik (non-inverting).
Sufiks seharusnya simulfiks
-kan seharusnya di- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penghilanganan prefiks di- pada kata konfigurasikan. Penggunaan perposisi diseharusnya ditiadakan dan
Rangkaian penguat yang dipakai adalah sebuah penguat operasional yang dikonfigurasikan sebagai penguat tidak pembalik (non-inverting).
di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
(5, TE, 2013, 31, 1, 3) pengguaan imbuhan yang tepatadalah simulfiks di-+-kan.
3. Kategori Prefiks ke-
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan Penggunaa
nJenis Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Syring pump merupakan salah satu peralatan elektromedis yang berfungsi untuk memasukan cairan obat kedalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur [5].(1,TE, 2013, 4, 2, 1)
prefiks Prefiks ke-seharusnya kata tugas ke.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks ke-pada kata kedalam. Penggunaan imbuhan ke- seharusnya ditiadakan. Ke pada kata kedalammerupakan kata depan ke, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan ke-.
Syring pump merupakan salah satu peralatan elektromedis yang (digunakan) untuk memasukkancairan obat ke dalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur [5].
2 Pengujian dilakukan dengan memasukan ujung syringekedalam gelas ukur berukuran 10 ml.(1, TE, 2013, 38, 1, 2)
prefiks seharusnya kata depan
prefiks ke-seharusnya kata depan ke
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks ke-pada kata kedalam. Penggunaan imbuhan ke- seharusnya ditiadakan. Ke pada kata kedalammerupakan kata depan ke,
Pengujian alat dengan cara ujungnya dimasukkan ke dalamgelas ukur berukuran 10 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan ke-.
3 Pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa saat pin D4 mikrokontroler Arduino Uno member output 0 volt atau logika”low” maka IC L298 pin 1Y1 akan member output0 volt sehingga motor stepperakan berputar kekiri satu langkah.(1, TE, 2013, 56, 1, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
Prefiks ke-seharusnya kata depan ke.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks ke-pada kata kekiri. Penggunaan imbuhan ke- seharusnya ditiadakan. Ke pada kata kekirimerupakan kata depan ke, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan ke-.
Pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa saat pin D4 mikrokontroler Arduino Unomember output 0 volt atau logika”low” maka IC L298 pin 1Y1 akan member output 0 volt sehingga motor stepper akan berputar ke kiri satu langkah.
4 Saat pin D5 mikrokontroler Arduino uno member output 0 volt atau logika”low” maka ICL298 pin 1Y2 akan member output 0 volt sehingga motor stepper akan berputar kekirisatu langkah.(1, TE, 2013, 56, 1, 2)
Prefiks seharusnya kata depan
Prefiks ke-seharusnya kata depanke.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks ke-pada kata kekiri. Penggunaan imbuhan ke- seharusnya ditiadakan. Ke pada kata kekirimerupakan kata depan ke, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan ke-.
Saat pin D5 mikrokontroler Arduino uno member output 0 volt atau logika”low” maka ICL298 pin 1Y2 akan member output 0 volt sehingga motor stepper akan berputar ke kiri satu langkah.
5 Dengan menggeser logika lowpada kaki D4 sampai D7 secara berurutan dan bergantian, maka akan menyebabkan motor berputar
Prefiks seharusnya kata depan
Prefiks ke-seharusnya kata depan ke.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks ke-pada kata kekiri. Penggunaan imbuhan ke- seharusnya
Dengan menggeser logika lowpada kaki D4 sampai D7 secara berurutan dan bergantian, maka akan menyebabkan motor berputar ke kiri dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
kekiri dengan banyaknya langkah sesuai dengan jumlah pergeseran logika low.(1, TE, 2013, 56, 1, 3)
ditiadakan. Ke pada kata kekirimerupakan kata depan ke, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan ke-.
banyaknya langkah sesuai dengan jumlah pergeseran logika low.
6 Dalam mode ini registerpencacah TCNT1bekerja secara normal selalu mencacah/menghitung ke-atas atau counting-uphingga mencapai nilai maksimal 0xFFFF lalu 0x0000 lagi atau yang disebut overflow yang menyebabkan flag-TOV1 secara otomatis setyang menandakan terjadinya interupsi jika interupsi timer/counter1overflowdiaktifkan [6].(2, TE, 2013, 14, 6, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
Prefiks ke-seharusnya kata depan ke.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks ke-pada kata ke-atas yang penulisannya menggunakan tanda hubung ‘-’. Penggunaan imbuhan ke- seharusnya ditiadakan. Kepada kata ke-atas merupakan kata depan ke, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan ke-.
Dalam mode ini registerpencacah TCNT1bekerja secara normal selalu mencacah/menghitung ke atas atau counting-up hingga mencapai nilai maksimal 0xFFFF lalu 0x0000 lagi atau yang disebut overflow yang menyebabkan flag-TOV1 secara otomatis setyang menandakan terjadinya interupsi jika interupsi timer/counter1overflowdiaktifkan [6].
7 Pertama, akar senggugu dimasukan kedalam blender untuk proses pemotongan.(3, TE, 2013, 27, 2, 1)
prefiks seharusnya kata depan.
ke-seharusnya ke.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks ke-pada kata kedalam. Penggunaan imbuhan ke- seharusnya ditiadakan. Ke pada kata kedalammerupakan kata depan ke,
Pertama, masukkan akar senggugu ke dalam blender untuk proses pemotongan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan ke-.
8 Dalam mode ini registerpencacah TCNT1 bekerja secara normal selalu mencacah/menghitung ke-atasatau counting-up hingga mencapai nilai maksimal 0xFFFF lalu 0x0000 lagi atau yang disebut overflow yang menyebabkan flag-TOV1
secara otomatis set yang menandakan terjadinya interupsi jikainterupsi timer/counter1 overflowdiaktifkan [2].(4, TE, 2013, 18, 2, 1)
Prefiks seharusnya kata depan
ke-seharusnya kata depan ke.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks ke-pada kata ke-atas yang penulisannya menggunakan tanda hubung ‘-’. Penggunaan imbuhan ke- seharusnya ditiadakan. Kepada kata ke-atas merupakan kata depan ke, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan ke-.
Dalam mode ini registerpencacah TCNT1 bekerja secara normal selalu mencacah/menghitung ke atasatau counting-up hingga mencapai nilai maksimal 0xFFFF lalu 0x0000 lagi atau yang disebut overflow yang menyebabkan flag-TOV1 secara otomatis set yang menandakan terjadinya interupsi jikainterupsi timer/counter1 overflowdiaktifkan [2].
9 Mengacu pada persamaan 4.1 maka nilai tegangan yang dihasilkan dapat diubah kedalam bentuk nilai ADC sehingga dapat dibaca dan diproses oleh mikrokontroler.(5, TE, 2013, 54, 1, 2)
Prefiks seharusnya kata tugas
Prefiks ke-seharusnya kata tugas ke.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks ke-pada kata kedalam. Penggunaan imbuhan ke- seharusnya ditiadakan. Ke pada kata kedalammerupakan kata depan ke, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan ke-.
Mengacu pada persamaan 4.1 maka nilai tegangan yang dihasilkan dapat diubah ke dalambentuk nilai ADC sehingga dapat dibaca dan diproses oleh mikrokontroler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
10 Pengubahan nilai tegangan referensi kedalam nilai ADC dapat dilihat pada Tabel 4.9.(5, TE, 2013, 54, 1, 3)
Prefiks seharusnya kata tugas
Prefiks ke-seharusnya kata tugas ke.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan prefiks ke-pada kata kedalam. Penggunaan imbuhan ke- seharusnya ditiadakan. Ke pada kata kedalammerupakan kata depan ke, sehingga kata tersebut itu tidak memiliki fungsi dan arti imbuhan ke-.
Pengubahan nilai tegangan referensi ke dalam nilai ADC dapat dilihat pada Tabel 4.9.
11 Pertama-tama dilakukan pengujian terhadap kestabilitas sistem yang bertujuan untuk mengetahui alat ukur hasil perancangan ini dapat menghasilkan hasil pengukuran yang sama atau tidak, jika dilakukan pengukuran menggunakan etanol dan larutan kunyit dengan keadaan yang sama secara terus menerus.(6, TE, 2013, 69, 2, 1)
Prefiks seharusnya konfiks
Ke-seharusnya ke-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi prefiks ke-pada kata kestabilitas. Penggunaan imbuhan ke-seharusnya ditiadakan karena arti imbuhan tersebut tidak mendukung fungsi dan makna kata tersebut di dalam kalimat. Dengan konfiks ke-…-an yang berarti sesuatu hal atau peristiwa yang telah terjadi mendukung pembentukan kata dan arti kata yang tepat untuk kalimat tersebut.
Pertama-tama dilakukan pengujian terhadap kestabilansistem yang bertujuan untuk mengetahui alat ukur hasil perancangan ini dapat menghasilkan hasil pengukuran yang sama atau tidak, jika dilakukan pengukuran menggunakan etanol dan larutan kunyit dengan keadaan yang sama secara terus menerus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4. Kategori Prefiks peng-
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Dalam register TIMSK timer/conter0 memiliki bitTOIE0 sebagai bit peng-aktifinterupsi timer/counter0(TOIE0=1 enable, TOIE0=0 disable).(4, TE, 2013, 12, 1, 3)
prefiks peng-. Kalimat tersebut mengalami kesalahan yang berupa salah susun ditandai dengan prefiks peng- pada kata peng-aktif dalam penulisannya salah. Penggunaan imbuhan pada kata tersebut tidak memerlukan tanda hubung/‘-’.
Dalam register TIMSK timer/conter0 memiliki bitTOIE0 sebagai bit pengaktifinterupsi timer/counter0(TOIE0=1 enable, TOIE0=0 disable).
2 Besarnya tegangan keluaran berbeda-beda, tergantung dari terjadi penggumpal darah jenis golongan darahnya.(5, TE, 2013, 30, 1, 2)
Prefiks seharusnya konfiks.
Peng-seharusnya Peng-...-an
Kalimat tersebut mengalami kesalahan yang berupa salah formasi ditandai oleh arti imbuhan peng- pada kata ‘penggumpal’ dalam kalimat tersebut tidak tepat. Penggunaan imbuhan yang tepat untuk memperoleh arti proses, carameng- atau perbuatan adalah menggunakan imbuhan peng-...-an .
Besarnya tegangan keluaran berbeda-beda, tergantung dari penggumpalan sampel darahyang terjadi.
3 Proses penginisialisasi ADCterjadi di PORT A sedangkan inisialisasi LCD di PORT C.
Prefiks seharusnya konfiks
Prefiks peng-seharusnya
Kalimat tersebut mengalami kesalahan yang ditandai dengan formasi penggunaan prefiks peng-
Proses penginisialan ADCterjadi di PORT A sedangkan inisialisasi LCD di PORT C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
(5, TE, 2013, 38, 1, 2) konfiks peng-...-an
yang digabung dengan imbuhan –isasi yang bukan imbuhan bahasa Indonesia.berdasarkan hal tersebut, untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penginisialan yang menggunakan imbuhan peng-…-an adalah yang benar.
5. Kategori Prefiks ter-
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Limitswitch memiliki 2 kontak yaitu NO(NormallyOpen) dan kontak NC (Normally Close) dimanasalah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan.(3, TE, 2013, 24, 1, 9)
prefiks ter-seharusnya di-.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi pada kata tertekan. Penggunaan imbuhan ter- pada kata tertekan dalam kalimat tersebut tidak tepat jika dikaitkan dengan konteks kalimat. Konteks kalimat tersebut menyatakan harus adanya pelaku (agens) yang melakukan suatu
Limitswitch memiliki 2 kontak yaitu NO (NormallyOpen) dan kontak NC (Normally Close). Salah satu kontak akan aktif jika tombolnya ditekan (oleh pengguna alat).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
tindakan, sehingga kalimat tersebut lebih tepatnya menggunakan imbuhan di- yang menyatakan terdapat pelaku (agens) yang dengan sengaja (secara sadar) melakukan suatu tindakan. Peneliti menggunakan prefiks di- agar tidak terlalu mengubah sturktur kalimat.
6. Kategori Sufiks -an
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang dimasukan ke dalam tubuh dengan satuan ml/jam yang berarti menyatakan jumlah cairan dalam milliliter dalam satuan jam.(1,TE, 2013, 4, 2, 2)
sufiks -anseharusnya tanpa afiks
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan sufiks -an pada kata satuan. Penggunaan sufiks -an seharusnya ditiadakan.Penggunaan sufiks -an pada kata “satuan” dengan blok kuning tidak tepat untuk menjelaskan frase yang berada di depan kata satuan, yaitu ‘…jumlah cairan dalam
Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang masuk ke dalam tubuh dengan satuan ml/jam; ml/jam berarti banyaknya jumlah cairan dalam milliliter dalam satu jam.
Atau dengan bentuk di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
milliliter dalam…’dan kata sesudahnya, yaitu ‘jam’. Kata satuan memiliki arti/makna ‘kumpulan’ ataupun ‘gugus’ namun dalam ilmu pasti—misalnya matematika—menyatakan hal tersebut merupakan takaran tertentu, misalnya satuan dalam matematika adalah ml/jam, km/jam, mil/jam, m/s, kg, ton, dll. Pada tulisan “ml/jam” sesungguhnya berarti banyaknya ml (mililiter) dalam setiap jam atau banyaknya ml (mililiter) dalam satu jam.
Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang masuk ke dalam tubuh dengan satuan ml/jam; ml/jam berarti banyaknya jumlah cairan dalam milliliter dalam setiap jam.
7. Kategori Simulfiks di- + -an
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Prinsip kerja syring pumpadalah mengatur laju cairan yang dimasukan ke dalam tubuh
simulfiks di- + -an Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan
Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang masukke dalam tubuh dengan satuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
dengan satuan ml/jam.(1,TE, 2013, viii, 1, 2)
simulfiks di-+-an pada kata dimasukan yang sebenarnya tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Kata ‘masuk’ tidak perlu diberi imbuhan.
ml/jam.
2 Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang dimasukan ke dalam tubuh dengan satuan ml/jam yang berarti menyatakan jumlah cairan dalam milliliter dalam satuan jam.(1,TE, 2013, 4, 2, 2)
Simulfiks di- + -an seharusnya tanpa afiks
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan penambahan simulfiks di-+-an pada kata dimasukan yang sebenarnya tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Kata ‘masuk’ tidak perlu diberi imbuhan.
Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang masukke dalam tubuh dengan satuan ml/jam; ml/jam berarti banyaknya jumlah cairan dalam milliliter dalam setiap jam.Atau dengan perbaikan di bawah ini.
Prinsip kerja syring pump adalah mengatur laju cairan yang masukke dalam tubuh dengan satuan ml/jam; ml/jam berarti banyaknya jumlah cairan dalam milliliter dalam satu jam.
3 Pada influsion pump jenis larutan obat yang dimasukan ke dalam tubuh pasien maksimal sebesar 500 cc.(1,TE, 2013, 4, 3, 3)
Simulfiks di- + -an seharusnya di- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut berupa salah formasi simulfiks di- + -an pada kata dimasukan. Simulfiks tersebut tidak adadalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi
Pada influsion pump, jenis larutan obat yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien maksimal sebesar 500 cc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut. Dengan demikian penggunaan afiks yang tepat adalah simulfiks di-+-kan.
4 Pertama, akar senggugu dimasukan kedalam blender untuk proses pemotongan.(3, TE, 2013, 27, 2, 1)
simulfiks seharusnya sufiks.
di- + -anseharusnya -kan.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut berupa salah formasi simulfiks di- + -an pada kata dimasukan. Simulfiks tersebut tidak adadalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut. Dengan demikian penggunaan afiks yang tepat adalah sufiks –kan atau simulfiks di-+-kan.
Pertama, masukkan akar senggugu ke dalam blender untuk proses pemotongan.
Pertama, akar senggugu dimasukkan ke dalam blender untuk proses pemotongan.
5 Menguji terlebih dahulu komponen yang harus digunakan karena terkadang komponen yang dirancang bekerja tidak sesuai dengan yang diharapan.(7, TE, 2013, 37, 2, poin 1)
simulfiks di-+-anseharusnya di-+-kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasisimulfiks di- + -an pada kata diharapan. Simulfiks tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi tertentu sehingga tidak tepat
Pengujian dilakukan terlebih dahulu terhadap komponen yang harus digunakan karena terkadang komponen yang dirancang bekerja tidak sesuai dengan yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
untuk konteks kalimat tersebut.. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks di-+-kan yang berarti ‘dijadikan’ (bentuk pasif dari ‘menjadikan’).
8. Kategori Simulfiks di- + -kan
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Perancangan rangkaian osilator digunakan kristal dengan frekuensi 12Mhz dan menggunakan kapasitor 22pF (datasheet) pada pin XTAL1
dan XTAL2 di mikrokontroler.(2, TE, 2013, 41, 2, 2)
Simulfiks di-+ -kan seharusnya meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks di-+ -kan pada kata digunakan. Pada kalimat tersebut, kata digunakan berkedudukan sebagai predikat. Dilihat dari struktur kalimat predikat yang dibutuhkan adalah predikat aktif, sehingga penggunaan simulfiks di- + -kan pada kalimat tersebut tidak tepat. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah meng- + -kan.
Rancangan rangkaian osilator menggunakan kristal dengan frekuensi 12 Mhz dan menggunakan kapasitor 22 pF (datasheet) pada pin XTAL1 dan XTAL2 di mikrokontroler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
2 Pada perancangan rangkaian reset digunakan resistor sebesar 10kΩ dan kapasitor sebesar 10µF berdasarkan gambar 2.2.(2, TE, 2013, 41, 3, 3)
Simulfiks di-+ -kan seharusnya meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks di-+ -kan pada kata digunakan. Pada kalimat tersebut, kata digunakan berkedudukan sebagai predikat. Dilihat dari struktur kalimat predikat yang dibutuhkan adalah predikat aktif, sehingga penggunaan simulfiks di- + -kan pada kalimat tersebut tidak tepat. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah meng- + -kan.
Rancangan rangkaian reset menggunakan resistor sebesar 10 kΩ dan kapasitor sebesar 10 µF berdasarkan gambar 2.2.
3 Timer di-nolkan saat proses pembanding tercapai (compare match).(4, TE, 2013, 13, 2, nomor b)
Simulfiks di- + -kan. Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun simulfiks di-+-kan karena tanda hubung ‘-’ disertakan pada kata di-nolkan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata di-nolkan ditulis menjadi dinolkan.
Timer dinolkan saat proses pembanding tercapai (compare match).
4 Selama proses pengerjaan alat terjadi perubahan perancangan dimanaditambahkan toggle untuk memilih kotak yang akan dihidupkan, hal ini bertujuan untuk penghematan agar
simulfiks di-+-kan Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun dan/atau salah formasi simulfiks di-+-kan pada kata ditambahkan. Simulfiks yang digunakan sudah tepat hanya saja peletakan fungsi kedudukan dari
Selama proses pengerjaan alat terjadi perubahan rancangan, dimana toggle ditambahkan untuk memilih kotak yang akan dihidupkan, hal ini bertujuan untuk penghematan agar hanya kotak yang digunakan saja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
hanya kotak yang digunakan saja yang aktif.(7, TE, 2013, 19, 3, 1)
masing-masing kata dalam kalimat yang tidak tepat.Alternatifnya, kalimat tersebut disusun ke bentuk aktif yang menggunakan simulfiks meng-+-kan.
aktif.
Selama proses pengerjaan alat terjadi perubahan rancangan. Peneliti menambahkan toggleuntuk memilih kotak yang akan dihidupkan, hal ini bertujuan untuk penghematan agar hanya kotak yang digunakan saja yang aktif.
5 Pada alat pencuci piring ini driver motor yang digunakan.(7, TE, 2013, 20, 2, 1)
simulfiks di-+-kan seharusnya meng-+-kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks di-+-kan pada kata digunakan.Jika menggunakan simulfiks di-+-kan perlu adanya keterangan di belakang kata ‘digunakan’. Ketika simulfiks di-+-kan diganti dengan meng-+-kan, maka objek dari kalimat tersebut akan jelas tanpa adanya keterangan.
Alat pencuci piring inimenggunakan driver motor.
6 Pada perancangan ini digunakan LED sebagai indikator telah selesainya proses pencucian.(7, TE, 2013, 23, 1, 1)
Simulfiks di-+-kan Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks di-+-kan pada kata digunakan.Jika menggunakan simulfiks di-+-kan perlu adanya keterangan di belakang kata ‘digunakan’ bukan
Rancangan ini menggunakanLED sebagai indikator telah selesainya proses pencucian.
Pada rancangan ini, LED digunakan (oleh peneliti) sebagai indikator telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
subjek. Ketika simulfiks di-+-kan diganti dengan meng-+-kan, maka objek dan keterangan dari kalimat tersebut akan jelas.
selesainya proses pencucian.
7,8, dan 9
Untuk jumlah pilihan kotak ada tiga yaitu untuk kotak pertama yang diinisialisasikanstart1, kotak kedua diinisialisaikan start2, kotak ketiga diinisialisasikan start3. (7, TE, 2013, 28, 2, 1)
7, 8, dan 9) simulfiks
7, 8, dan 9) di-+-kan
7, 8, dan 9) Kalimat tersebut mengalami kesalahan yangberupa salah formasi. Imbuhan –isasi bukan imbuhan bahasa Indonesia, penulisan simulfiks di-+-kan yang tepat pada kata yang berblok kuning seharusnya menjadi diinisialkan bukan diinisialisasikan.
Untuk jumlah pilihan kotak ada tiga yaitu untuk kotak pertama yang diinisialkan start1, kotak kedua diinisialkan start2, kotak ketiga diinisialkan start3.
9. Kategori Simulfiks peng-+-kan
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Keypad matrik 4x3 hanya pemanfaatkan satu pin mikrokontroler Arduino Uno yaitu pada pin A.4.(1,TE, 2013, 28, 1, 2)
Simulfiks peng- + -kan seharusnya meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks peng- + -kan pada kata “pemanfaatkan”. Penggabungan
Keypad matrik 4x3 hanya memanfaatkan satu pin mikrokontroler Arduino Uno yaitu pada pin A.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
kedua imbuhan tersebut tidak dapat menimbulkan arti atau makna tertentu. Imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng- + -kan.
10. Kategori Simulfiks meng- + -kan
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Bit ini berguna untuk meng-aktif-kan interupsi inputcapture (penangkap kejadian pada pin ICP1/PB0) ketika bit di-set [6].(2, TE, 2013, 13, 3, 1)
Simulfiks Meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun simulfiks meng-+-kan karena tanda hubung ‘-’ disertakan pada kata meng-aktif-kan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata meng-aktif-kan dapat ditulis dengan benarmenjadi mengaktifkan.
Bit ini berguna untuk mengaktifkan interupsi inputcapture (penangkap kejadian pada pin ICP1/PB0) ketika bit di-set [6].
2 Bit ini berguna untuk meng-aktif-kan intrupsi OutputCompare A Matchketika bit ini di-set.
Simulfiks Meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun simulfiks meng-+-kan karena tanda
Bit ini berguna untuk mengaktifkan intrupsi OutputCompare A Match ketika bit ini di-set.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
(2, TE, 2013, 13, 3, 2) hubung ‘-’ disertakan pada kata meng-aktif-kan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata meng-aktif-kan dapat ditulis dengan benarmenjadi mengaktifkan.
3 Bit ini berguna untuk meng-aktif-kan intrupsi OutputCompare B Matchketika bit ini di-set.(2, TE, 2013, 14, 1, 1)
Simulfiks Meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun simulfiks meng-+-kan karena tanda hubung ‘-’ disertakan pada kata meng-aktif-kan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata meng-aktif-kan dapat ditulis dengan benarmenjadi mengaktifkan.
Bit ini berguna untuk mengaktifkan intrupsi OutputCompare B Match ketika bit ini di-set.
4 Bit ini berguna untuk meng-aktifkan intrupsi overflow TCNT1 ketika bit ini di-set.(2, TE, 2013, 14, 1, 2)
Simulfiks Meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun simulfiks meng-+-kan karena tanda hubung ‘-’ disertakan pada kata meng-aktif-kan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata meng-aktif-kan dapat ditulis dengan benarmenjadi mengaktifkan.
Bit ini berguna untuk mengaktifkan intrupsi overflow TCNT1 ketika bit ini di-set.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
5 Jika meng-aktif-kan interupsi inputcapture ketika pada saat ada triger pada pin ICP1maka CPU akan menyalin (copy) isi TCNT1 pada saat itu ke register pengkap ICR1.(2, TE, 2013, 15, 2, 2)
Simulfiks Meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun simulfiks meng-+-kan karena tanda hubung ‘-’ disertakan pada kata meng-aktif-kan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata meng-aktif-kan dapat ditulis dengan benarmenjadi mengaktifkan.
Jika mengaktifkan interupsi inputcapture ketika pada saat ada triger pada pin ICP1, CPU akan menyalin (copy) isi TCNT1
pada saat itu ke register pengkap ICR1.
6 Bit ini berguna untuk meng-aktif-kan interupsi input capture (penangkap kejadian pada pin ICP1/PB0) ketikabitdi-set [2].(4, TE, 2013, 17, nomor 5, 2)
Simulfiks . Meng- + -kan.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun simulfiks meng-+-kan karena tanda hubung ‘-’ disertakan pada kata meng-aktif-kan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata meng-aktif-kan dapat ditulis dengan benarmenjadi mengaktifkan.
Bit ini berguna untuk mengaktifkan interupsi input capture (penangkap kejadian pada pin ICP1/PB0) ketikabit di-set [2].
7 Bit ini berguna untuk meng-aktif-kan interupsi Output Compare A Match ketika bitini di-set.(4, TE, 2013, 17, nomor 5, 4)
Simulfiks . Meng- + -kan.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun simulfiks meng-+-kan karena tanda hubung ‘-’ disertakan pada kata meng-aktif-kan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata meng-aktif-
Bit ini berguna untuk mengaktifkan interupsi Output Compare A Match ketika bit ini di-set.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
kan dapat ditulis dengan benarmenjadi mengaktifkan.
8 Bit ini berguna untuk meng-aktif-kan interupsi Output Compare B Match ketika bitini di-set.(4, TE, 2013, 17, nomor 5, 6)
Simulfiks . Meng- + -kan.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun simulfiks meng-+-kan karena tanda hubung ‘-’ disertakan pada kata meng-aktif-kan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata meng-aktif-kan dapat ditulis dengan benarmenjadi mengaktifkan.
Bit ini berguna untuk mengaktifkan interupsi Output Compare B Match ketika bit ini di-set.
9 Bit ini berguna untuk meng-aktifkan interupsi overflowTCNT1 ketika bit ini di- set.(4, TE, 2013, 17, nomor 5, 8)
Simulfiks . Meng- + -kan.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah susun simulfiks meng-+-kan karena tanda hubung ‘-’ disertakan pada kata meng-aktifkan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah, sehingga kata meng-aktif-kan dapat ditulis dengan benarmenjadi mengaktifkan.
Bit ini berguna untuk mengaktifkan interupsi overflowTCNT1 ketika bit ini di-set.
10 FOCn tidak akan memicu terjadinya interupsi atau menolkan timer pada mode CTC.(7, TE, 2013, 7, 1, 2)
Simulfiks Meng-+-kan Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks meng-+-kan pada kata menolkan. Penulisan simulfiks pada kalimat tersebut salah
FOCn tidak akan memicu terjadinya interupsi atau mengenolkan timer pada modeCTC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
karena salah menggunakan alomorf dari meng-, sehingga kata menolkan dapat ditulisdengan benar menjadi mengaktifkan.
11 Sedangkan untuk mengaktifkan motor menggunakan rangkaian transistor yang digunakansebagai pengaktif.(7, TE, 2013, 30, 2, 2)
simulfiks meng-+-kan seharusnya di-+-kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks meng-+-kan pada kata menggunakan dan diikuti kata digunakan pada bagian berikutinya.
Rangkaian transistor digunakanuntuk mengaktifkan motor.
11. Kategori Simulfiks meng- + -an
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Syring pump merupakan salah satu peralatan elektromedis yang berfungsi untuk memasukan cairan obat kedalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara
simulfiks Meng- + -an seharusnyaMeng- + -kan.
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks meng- + -an pada kata memasukan. Simulfiks tersebut tidak ada dalam bahasa
Syring pump merupakan salah satu peralatan elektromedis yang (digunakan) untuk memasukkancairan obat ke dalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur [5].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
teratur [5].(1,TE, 2013, 4, 2, 1)
Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut.Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng-+-kan.
2 Gambar 2.9 menunjukanbentuk fisik dari Slide Pot-Motorized(10k linearTaper).(1,TE, 2013, 12, 2, 5)
Simulfiks Meng- + -an seharusnya Meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks meng- + -an pada kata menunjukan. Simulfiks tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut.. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng-+-kan.
Gambar 2.9 menunjukkanbentuk fisik dari Slide Pot-Motorized(10k linearTaper).
3 Pengujian dilakukan dengan memasukan ujung syringekedalam gelas ukur berukuran 10 ml.(1, TE, 2013, 38, 1, 2)
Simulfiks Meng- + an seharusnya di- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks meng- + -an pada kata memasukan. Simulfiks tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut..
Pengujian alat dengan memasukkan ujung syringe ke dalam gelas ukur berukuran 10 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng-+-kan.
4 Untuk memasukan cairan kedalam tubuh.(1, TE, 2013, 53, tabel 4.14, 1)
Simulfiks Meng- + -an seharusnya Meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks meng- + -an pada kata memasukan. Simulfiks tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut.. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng-+-kan.
Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh.
5 Untuk menggerakan ulir pendorong tabung suntik(1, TE, 2013, 53, tabel 4.14, 3)
Simulfiks Meng- + -an seharusnya Meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks meng- + -an pada kata menggerakan. Simulfiks tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut.. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng-+-kan.
Untuk menggerakkan ulir pendorong tabung suntik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
6 Program utama yang diimplementasikan pada alat syringepump otomatis berbasis mikrokontroler Arduino Uno mengalami penambahan pada blok inisialisasi yaitu menambahaninisialisasi LCD.(1, TE, 2013, 57, 3, 1)
Simulfiks seharusnya konfiks
Meng- + -an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks meng- + -an pada kata menambahan. Simulfiks tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut.. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah konfiks peng-…-anmemperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-.
Program utama yang diimplementasikan pada alat syringepump otomatis berbasis mikrokontroler Arduino Uno mengalami penambahan pada blok inisialisasi yaitu penambahan inisialisasi LCD.
7 Fungsi yang pertama untuk memasukan bilangan bulat, dan fungsi yang kedua untuk bilangan pecahan.(1, TE, 2013, 62, 1, 2)
Simulfiks Meng- + -an seharusnya Meng- + -kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks meng- + -an pada kata memasukan. Simulfiks tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut.. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng-+-kan.
Fungsi yang pertama untuk memasukkan bilangan bulat, dan fungsi yang kedua untuk bilangan pecahan.
8 Digunakan untuk tiga piring, memasukan dan
Simulfiks Meng-+-anseharusnya
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai
Digunakan untuk tiga piring, memasukkan dan mengeluarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
mengeluarkan piring secara manual.(7, TE, 2013, 2, 2, nomor 5)
meng-+-kan dengan salah formasi simulfiks meng- + -an pada kata memasukan. Simulfiks tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia dan simulfiks tersebut tidak memiliki arti dan fungsi tertentu sehingga tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut.. Penggunaan imbuhan yang tepat adalah simulfiks meng-+-kan.
piring secara manual.
12. Kategori Simulfiks meng- +-i
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Cara kerja rangkaian yaitu ketika pencucian sudah berahirmaka mikrokontroler memberilogika 1 pada salah satu pin I/O pada port B.4 tersebut.(7, TE, 2013, 23,1, 3)
simulfiks meng-+-i seharusnya meng-+-kan
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi simulfiks meng- + -i pada kata memberi. Jika menggunakan simulfiksmeng-+-i objek harus diletakkan langsung di belakan kata ‘memberi’, yaitu salah satu pin I/O pada port B.4 tersebut.
Cara kerja rangkaian, yaitu ketika pencucian sudah berakhirmaka mikrokontroler memberikan logika 1 pada salah satu pin I/O pada port B.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Ketika simulfiks meng-+-i diganti dengan meng-+-kan, maka objek tidak langsung diletakkan di belakang kelompok kata, yaitu logika 1 yang berkedudukan sebagai pelengkap di dalam kalimat.
13. Kategori Konfiks per-…-an
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 dan 2
Pada perancangan tersebut, untuk mendapat satu putaran penuh motor stepper memerlukan 20 pulsa, sedangkan motor stepper yang diimplementasikan membutuhkan 200 pulsa sehingga perhitungan laju aliran dilakukanperubahansebagai berikut:(1,TE, 2013, 37, 1, 3)
Konfiks per-...-an seharusnya peng-…-an
1) Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitungan memiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsungpada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses,
Pada perancangan tersebut, untuk mendapat satu putaran penuh motor stepper memerlukan 20 pulsa, sedangkan motor stepper yang diimplementasikan membutuhkan 200 pulsa sehingga penghitungan laju aliran dilakukan pengubahansebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.2) Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perubahan. Imbuhan pada kata perubahan memiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsungpada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata pengubahanyang menggunakan konfiks peng-…-an.
3 Penentuan jeda dalam tiap langkah motor stepper dapat dilakukan dengan perhitungansebagai berikut:(1,TE, 2013, 37, 1, 4)
Konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan
Penentuan jeda dalam tiap langkah motor stepper dapat dilakukan dengan penghitungansebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
4 dan 5
Pada percobaan kedua, setelah dilakukan perubahanperhitungan jeda, maka diperoleh hasil laju aliran sesuai dengan yang diharapkan.(1,TE, 2013, 38, 1, 1)
Konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
4) Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perubahan. Imbuhan pada kata perubahan memiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsungpada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata pengubahanyang menggunakan konfiks peng-…-an.5) Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata
Pada percobaan kedua, setelah dilakukan pengubahanpenghitungan jeda, maka diperoleh hasil laju aliran sesuai dengan yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
perhitungan. Imbuhan pada kata perhitungan memiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsungpada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
6 Perhitunganerror rata-rata untuk laju aliran 200,01 ml/jam sampai 300 ml/jam yang mengacu pada tabel 4.1 adalah sebagai berikut:(1, TE, 2013, 46, 1, 4)
Konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Penghitungan error rata-rata untuk laju aliran 200,01 ml/jam sampai 300 ml/jam yang mengacu pada tabel 4.1 adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
7 Perhitunganerror rata-rata untuk laju aliran 400,01 ml/jam sampai 500 ml/jam yang mengacu pada tabel 4.5 adalah sebagai berikut:(1, TE, 2013, 48, 1, 2)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Penghitungan error rata-rata untuk laju aliran 400,01 ml/jam sampai dengan 500 ml/jam yang mengacu pada tabel 4.5 adalah sebagai berikut.
8 Perhitungan nilai kapasitor untuk penyearah 12 VDC, dilakukan seperti persamaan 2.8 dengan nilai tegangan output trafo diketahui sebesar 18 VAC (VM), arus maksimal yang diinginkan sebesar 1A dan tegangan input minimal IC regulator sebesar 14,5VDC
(VMIN), sehingga diperoleh nilai minimal kapasitor C1sebagai berikut:
Konfiks Per-…-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses,
Penghitungan nilai kapasitor untuk penyearah 12 VDC, dilakukan seperti persamaan 2.8 dengan nilai tegangan outputtrafo diketahui sebesar 18 VAC
(VM), arus maksimal yang diinginkan sebesar 1A dan tegangan input minimal IC regulator sebesar 14,5VDC
(VMIN), sehingga diperoleh nilai minimal kapasitor C1sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
(2, TE, 2013, 35, 1, 1) perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
9 Perhitungan nilai kapasitor untuk penyearah 5 VDC, dilakukan seperti persamaan 2.8 dengan nilai tegangan output trafo diketahui sebesar 12 VAC (VM), arus maksimal yang diinginkan sebesar 1A dan tegangan input minimal IC regulator sebesar 7,5VDC
(VMIN), sehingga diperoleh nilai minimal kapasitor C3
sebagai berikut:(2, TE, 2013, 36, 2, 1)
Konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Penghitungan nilai kapasitor untuk penyearah 5 VDC, dilakukan seperti persamaan 2.8 dengan nilai tegangan outputtrafo diketahui sebesar 12 VAC (VM), arus maksimal yang diinginkan sebesar 1A dan tegangan input minimal IC regulator sebesar 7,5VDC (VMIN), sehingga diperoleh nilai minimal kapasitor C3 sebagai berikut:
10 Perhitungan nilai IR1, R1 dan R2 adalah sebagai berikut :(5, TE, 2013, 30, 3, 5)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan
Penghitungan nilai IR1, R1 dan R2 adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
11 Perhitungan nilai aman arus pada LED infra merah (IF’) :(5, TE, 2013, 30, 3, 6)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Penghitungan nilai aman arus pada LED infra merah (IF’) :
12 Setelah nilai aman arus LED infra merah (IR1) didapat, maka perhitungan nilai resistor LED infra merah (R1) adalah :
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan.
Setelah nilai aman arus LED infra merah (IR1) didapat, maka penghitungan nilai resistor LED infra merah (R1) adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
(5, TE, 2013, 30-31, 3, 7) Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
13 Perhitungan nilai resistor fototransistor (R2) :(5, TE, 2013, 30-31, 3, 8)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Penghitungan nilai resistor fototransistor (R2) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
14 Berdasarkan pada persamaan 2.9, perhitungan nilai penguatan tegangan adalah sebagai berikut :(5, TE, 2013, 32, 1, 4)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Berdasarkan pada persamaan 2.9, penghitungan nilai penguatan tegangan adalah sebagai berikut.
15 Dari perhitungan yang dilakukan maka didapatkan nilai tegangan rata-rata setiap sensor.(5, TE, 2013, 42, 2, 2)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses,
Dari penghitungan yang dilakukan maka didapatkan nilai tegangan rata-rata setiap sensor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
16 Untuk persamaan perhitungannilai tegangan referensi sensor adalah sebagai berikut :(5, TE, 2013, 51, -, 5)
Konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Untuk persamaan penghitungannilai tegangan referensi sensor adalah sebagai berikut.
17 Maka perhitungan nilai tegangan referensi sensor A1 adalah sebagai berikut :(5, TE, 2013, 51, -, 7)
Konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan
Maka penghitungan nilai tegangan referensi sensor A1 adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
18 Perhitungan ini juga berlaku untuk sensor lainnya, seperti yang terlihat pada Tabel 4.6.(5, TE, 2013, 52, -, 2)
Konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Penghitungan ini juga berlaku untuk sensor lainnya, seperti yang terlihat pada Tabel 4.6.
19 Tahap berikutnya adalah melakukan perhitungan nilai tegangan saat terjadi proses aglutinasi dan saat tidak terjadi
Konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan.
Tahap berikutnya adalah melakukan penghitungan nilai tegangan saat terjadi proses aglutinasi dan saat tidak terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
proses aglutinasi pada sampel darah karen penentuan jenisgolongan darah bergantung pada ada tidaknya proses aglutinasi pada sampel darah yang diujikan.(5, TE, 2013, 52, 1, 1)
Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
proses aglutinasi pada sampel darah karena penentuan jenis golongan darah bergantung pada ada tidaknya proses aglutinasi pada sampel darah yang diujikan.
20 Untuk perhitungan nilai tegangan dan pengubahan kedalam nilai ADC dapat dilihat pada Tabel 4.11.(5, TE, 2013, 56, 1, 5)
konfiks Per-...-an Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Untuk penghitungan nilai tegangan dan pengubahan kedalam nilai ADC dapat dilihat pada Tabel 4.11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
21 Hasilpengukuran yang didapatkan hanya sampai pada nilai absorban, sedangkan persentasekadar kurkumin didapatkan dari hasil perhitungan.(6, TE, 2013, 1, 4, 4)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Hasil pengukuran yang didapatkan hanya sampai pada nilai absorban, sedangkan persentasekadar kurkumin didapatkan dari hasil penghitungan.
22 Hasil perhitungan nilai keluaran pengondisi sinyal dapat dilihat pada Tabel 3.3.(6, TE, 2013, 31, 2, 2)
konfiks per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses,
Hasil penghitungan nilai keluaran pengondisi sinyal dapat dilihat pada Tabel 3.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
23 Perhitungan nilai resistor yang digunakan adalah sebagai berikut:(6, TE, 2013, 34, 2, 2)
Konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Penghitungan nilai resistor yang digunakan adalah sebagai berikut.
24 Hasil kalibrasi ini akan digunakan untuk proses perhitungan kadar kurkumin.(6, TE, 2013, 55, 1, 2)
Konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan
Hasil kalibrasi ini akan digunakan untuk penghitungankadar kurkumin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
25 Perhitungan kadar kurkumin dilakukan setelah proses kalibrasi selesai dilakukan.(6, TE, 2013, 56, 2, 1)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Penghitungan kadar kurkumin dilakukan setelah proses kalibrasi selesai dilakukan.
26 Hasil perhitungan kadar kurkumin dan persentase kadar kurkumin secara manual dan hasil pengukuran
konfiks Per-...-an seharusnya peng-..-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan.
Hasil penghitungan kadar kurkumin dan persentase kadar kurkumin secara manual dan hasil pengukuran menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
menggunakan alat ukur hasil perancangan dan spektrofometer standar ditunjukkan pada Tabel 4.8.(6, TE, 2013, 56, 4, 1)
Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
alat ukur hasil perancangan dan spektrofometer standar ditunjukkan pada Tabel 4.8.
27 Tabel 4.8 Hasil perhitungankadar kurkumin dan persentase kadar kurkumin(6, TE, 2013, 56, Judul Tabel 4.8)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Tabel 4.8 Hasil PenghitunganKadar Kurkumin dan Persentase Kadar Kurkumin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
28 Tampilan hasil perhitungankadar kurkumin pada LCD character ditunjukkan pada Gambar 4.18.(6, TE, 2013, 56, 4, 1)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Tampilan hasil penghitungankadar kurkumin pada LCD character ditunjukkan pada Gambar 4.18.
29 Hasil pengukuran tegangan keluaran pengondisi sinyal akan dibandingkan dengan hasil perhitungan manual.(6, TE, 2013, 61, 3, 1)
konfiks per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses,
Hasil pengukuran tegangan keluaran pengondisi sinyal akan dibandingkan dengan hasil penghitungan manual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
30 dan 31
Tujuan dilakukan perbandingan antara hasil pengukuran dengan hasil perhitungan secara manual adalah untuk menilai sistem sudah berjalan sesuai denganperancangan atau belum.(6, TE, 2013, 61, 3, 2)
30 dan 31) konfiks
30 dan 31) per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perbandingan danperhitungan. Imbuhan pada kata perbandingan dan perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan katapembandingan dan penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Tujuan pembandingan antara hasil pengukuran dan hasil penghitungan secara manual adalah untuk menilai sistem sudah berjalan sesuai denganperancangan atau belum.
32 Setelah itu, dilakukan perhitungan terhadap besar error persentase kadar kurkumin untuk perubahan satu nilai ADC pada etanol. (6, TE, 2013, 70, 2, 3)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-…
Setelah itu, dilakukan penghitungan terhadap besar error persentase kadar kurkumin untuk perubahan satu nilai ADC pada etanol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
33 Tabel 4.16 (Lanjutan) Hasil perhitunganerror persentase kadar kurkumin untuk perubahan satu nilai ADC etanol(6, TE, 2013, 71, judul tabel 4.16)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
Tabel 4.16 (Lanjutan) Hasil PenghitunganErrorPersentase Kadar Kurkumin Untuk Perubahan Satu Nilai ADC Etanol
34 Perhitungan error persentase kadar kurkumin juga dilakukan
konfiks Per-...-an seharusnya
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai
Penghitungan error persentase kadar kurkumin juga dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
untuk perubahan satu nilai ADC larutan kunyit pada daerah Karanganyar.(6, TE, 2013, 71, 1, 1)
peng-…-an dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitunganyang menggunakan konfiks peng-…-an.
untuk perubahan satu nilai ADC larutan kunyit pada daerah Karanganyar.
35 Tabel 4.17 Hasilperhitunganerror persentase kadar kurkumin untuk perubahan satu nilai ADC larutan kunyit daerah Karanganyar(6, TE, 2013, 71, judul tabel 4.17)
konfiks Per-...-an seharusnya peng-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi konfiks per-...-an pada kata perhitungan. Imbuhan pada kata perhitunganmemiliki arti hasil memper-… atau perihal memper-… . Dengan arti yang demikian, penggunaan kata itu tidak sesuai dengan konteks yang berlangsung pada kalimat. Kata yang tepat untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penghitungan
Tabel 4.17 Hasil PenghitunganError Persentase Kadar Kurkumin Untuk Perubahan Satu Nilai ADC Larutan Kunyit Daerah Karanganyar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
yang menggunakan konfiks peng-…-an.
14. Kategori Konfiks peng-…-an
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Menggunakan bahasa pemrograman C (CodeVision AVR) untuk memprogram mikrokontroler.(4, TE, 2013, 2, 3, nomor e)
Konfiks Peng-...-an seharusnya per-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi imbuhan peng-…-an pada kata pemrograman. Konteks yang diharapakan dalam kalimat tersebut adalah adanya pelaku (agens) yaitu peneliti penelitian tersebut menggunakan bahasa C (CodeVision AVR) yangberhubungan dengan atau berupa suatu hal/perihal yaitu bahasa program untuk memprogram mikrokontroler. Berdasarkan konteks itu untuk memeroleh makna yang berhubungan dengan atau
Peneliti menggunakan bahasa perprograman C (CodeVision AVR) untuk memprogram mikrokontroler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
perihal, penggunaan imbuhan yang tepat adalah per-…-an.
2 Perancangan perangkat keras seperti ditunjukkan pada Gambar (3.1) yang terdiri dari: rangkaian mikrokontroler ATMega 8535 dan system pendukung, rangkaian tombol pilihan dan tombol mulai, driver motor, motor, relay, kran sabun, kran air dan Led sebagai indikator.(7, TE, 2013, 15, 1, 2)
Konfiks seharusnya sufiks
Peng-...-an seharusnya -an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi penggunaan imbuhan peng-…-an pada kata perancangan.Imbuhan peng-…-an pada kata perancangan memiliki arti proses, perbuatan, atau cara meng-, sedangkan konteks yang diharapkan oleh penulis adalah ‘hasil merancang’ atau ‘sesuatu yang di-…’. Kalimat tersebut akan tepat jika menggunakan sufiks -an.
Rancangan perangkat keras ditunjukkan pada Gambar (3.1) yang terdiri dari: rangkaian mikrokontroler ATMega 8535 dan system pendukung, rangkaian tombol pilihan dan tombol mulai, driver motor, motor, relay, kran sabun, kran air dan Led sebagai indikator.
3 Perancangan perangkat lunak yang terdiri dari program utama, timer pilihan, pengendali motor dan pengendali kran air.(7, TE, 2013, 15, 1, 3)
konfiks seharusnya sufiks
Peng-...-an seharusnya -an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi penggunaan imbuhan peng-…-an pada kata perancangan.Imbuhan peng-…-an pada kata perancangan memiliki arti proses, perbuatan, atau cara meng-, sedangkan konteks yang diharapkan oleh penulis adalah ‘hasil merancang’ atau ‘sesuatu yang di-…’. Kalimat tersebut akan tepat jika menggunakan sufiks -an.
Rancangan perangkat lunak terdiri dari program utama, timerpilihan, pengendali motor dan pengendali kran air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
4 Untuk perancangan ini menggunakan rangkaian tombol dengan logika tinggi ditunjukkan pada Gambar 3.7.(7, TE, 2013, 19, 2, 1)
konfiks seharusnya sufiks
Peng-...-an seharusnya -an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi penggunaan imbuhan peng-…-an pada kata perancangan.Imbuhan peng-…-an pada kata perancangan memiliki arti proses, perbuatan, atau cara meng-, sedangkan konteks yang diharapkan oleh penulis adalah ‘hasil merancang’ atau ‘sesuatu yang di-…’. Kalimat tersebut akan tepat jika menggunakan sufiks -an.
Rancangan ini menggunakan rangkaian tombol dengan logika tinggi yang ditunjukkan pada Gambar 3.7.
5 Selama proses pengerjaan alat terjadi perubahan perancangandimana ditambahkan toggleuntuk memilih kotak yang akan dihidupkan, hal ini bertujuan untuk penghematan agar hanya kotak yang digunakan saja yang aktif.(7, TE, 2013, 19, 3, 1)
konfiks seharusnya sufiks
Peng-...-an seharusnya -an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi penggunaan imbuhan peng-…-an pada kata perancangan.Imbuhan peng-…-an pada kata perancangan memiliki arti proses, perbuatan, atau cara meng-, sedangkan konteks yang diharapkan oleh penulis adalah ‘hasil merancang’ atau ‘sesuatu yang di-…’. Kalimat tersebut akan tepat jika menggunakan sufiks -an.
Selama proses pengerjaan alat terjadi perubahan rancangan di mana toggle ditambahkan untuk memilih kotak yang akan dihidupkan, hal ini bertujuan untuk penghematan agar hanya kotak yang digunakan saja yang aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
6 Pada perancangan ini digunakan LED sebagai indikator telah selesainya proses pencucian.(7, TE, 2013, 23, 1, 1)
Konfiks seharusnya sufiks
peng-…-an seharusnya -an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi penggunaan imbuhan peng-…-an pada kata perancangan.Imbuhan peng-…-an pada kata perancangan memiliki arti proses, perbuatan, atau cara meng-, sedangkan konteks yang diharapkan oleh penulis adalah ‘hasil merancang’ atau ‘sesuatu yang di-…’. Kalimat tersebut akan tepat jika menggunakan sufiks -an.
Pada rancangan ini, LED digunakan sebagai indikator telah selesainya proses pencucian.
7 Pada perancangan ini digunakan sebuah buzzer sebagai tanda apabila proses pencucian piring telah selesai.(7, TE, 2013, 24, 1, 1)
konfiks seharusnya sufiks
Peng-...-an seharusnya -an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi penggunaan imbuhan peng-…-an pada kata perancangan.Imbuhan peng-…-an pada kata perancangan memiliki arti proses, perbuatan, atau cara meng-, sedangkan konteks yang diharapkan oleh penulis adalah ‘hasil merancang’ atau ‘sesuatu yang di-…’. Kalimat tersebut akan tepat jika menggunakan sufiks -an.
Pada rancangan ini, sebuah buzzer digunakan sebagai tanda apabila proses pencucian piring telah selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
8 Untuk diagram alur perancangan utama dapat dilihat pada gambar 3.14.(7, TE, 2013, 24, 2, 1)
konfiks seharusnya sufiks
Peng-...-an seharusnya -an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi penggunaan imbuhan peng-…-an pada kata perancangan.Imbuhan peng-…-an pada kata perancangan memiliki arti proses, perbuatan, atau cara meng-, sedangkan konteks yang diharapkan oleh penulis adalah ‘hasil merancang’ atau ‘sesuatu yang di-…’. Kalimat tersebut akan tepat jika menggunakan sufiks -an.
Diagram alur rancangan utama dapat dilihat pada gambar 3.14.
9 Proses awal program dimulai dengan penginisialisasian port-port dan variabel-variabel yang akan digunakan.(7, TE, 2013, 24, 2, 2)
Konfiks peng-…-an Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasipenggabungan konfiks peng-…-an dengan imbuhan -isasi- yang bukan imbuhan bahasa Indonesia, oleh karena itu untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan katapenginisialan menggunakan imbuhan peng-…-an dan imbuhan -isasi- tidak digunakan atau ditiadakan.
Proses awal program dimulai dengan penginisialan port-port dan variabel-variabel yang akan digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
10 Perancangan ini bekerja secara semi otomatis dengan menggunakan mikrokontroler sebagai pengontrol untuk menyemprotkan air bersih, air sabun dan menggerakan spon.(7, TE, 2013, 24, 2, 3)
konfiks seharusnya prefiks
Peng-...-an seharusnya di-
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi penggunaan imbuhan peng-…-an pada kata perancangan.Imbuhan peng-…-an pada kata perancangan memiliki arti proses, perbuatan, atau cara meng-, sedangkan konteks yang diharapkan adalah alat itu dirancang untuk fungsi tertentu, sehingga imbuhan yang tepat adalah prefiks di-.
Alat ini dirancang untuk bekerja secara semi otomatis dengan menggunakan mikrokontroler sebagai pengontrol untuk menyemprotkan air bersih, air sabun dan menggerakan spon.
11 Setelah penginisialisasianproses akan masuk ke checkingstart disni untuk memilih kotak mana yang akan dijalankan.(7, TE, 2013, 25, 1, 2)
Konfiks peng-…-an Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi penggabungan konfiks peng-…-an dengan imbuhan -isasi- yang bukan imbuhan bahasa Indonesia, oleh karena itu untuk memperoleh arti proses, perbuatan, atau cara meng-, adalah dengan kata penginisialan menggunakan imbuhan peng-…-an dan imbuhan -isasi- tidak digunakan atau ditiadakan.
Setelah penginisialan, proses selanjutnya adalah checkingstart, yaitu proses memilih kotak mana yang akan dijalankan.
12 Alat ini sudah bekerja sesuai dengan perancangan.(7, TE, 2013, 37, 1, poin 3)
Konfiks seharusnya sufiks
peng-…-an seharusnya -an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi penggunaan
Alat ini sudah bekerja sesuai dengan rancangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
imbuhan peng-…-an pada kata perancangan.Imbuhan peng-…-an pada kata perancangan memiliki arti proses, perbuatan, atau cara meng-, sedangkan konteks yang diharapkan oleh penulis adalah ‘hasil merancang’ atau ‘sesuatu yang di-…’. Kalimat tersebut akan tepat jika menggunakan sufiks -an.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
15. Kategori Konfiks ke-…-an
Data Data Kesalahan Penggunaan Imbuhan
(Program Studi, Tahun, Halaman, Paragraf, Kalimat)
Kategori Kesalahan
Penggunaan Jenis
Imbuhan
BentukKesalahan
PenggunaanJenis
Imbuhan
Analisis Persetujuan
Keterangan Perbaikan Ya Tidak
1 Pertama-tama dilakukan pengujian terhadap kestabilitassistem yang bertujuan untuk mengetahui alat ukur hasil perancangan ini dapat menghasilkan hasil pengukuran yang sama atau tidak, jika dilakukan pengukuran menggunakan etanol dan larutan kunyit dengan keadaan yang sama secara terus menerus.(6, TE, 2013, 69, 2, 1)
Prefiks seharusnya konfiks
Ke-seharusnya ke-…-an
Kesalahan penggunaan imbuhan dalam kalimat tersebut ditandai dengan salah formasi penggunaan imbuhan ke- yang digabung dengan imbuhan asing -itas pada kata kestabilitas. Makna dari penggabungan kedua arti imbuhan tersebut tidak mendukung pembentukan dan fungsi kata tersebut di dalam kalimat. Konteks yang diharapkan pada kalimat tersebut, yaitu suatu keadaan yang berarti ‘mengalami kejadian’ atau ‘mengalami keadaan’. Dengan demikian imbuhan yang tepat untuk kata mendukung pembentukan kata dan arti kata yang tepat untuk kalimat tersebut adalah ke-…-an.
Pertama-tama dilakukan pengujian terhadap kestabilansistem yang bertujuan untuk mengetahui alat ukur hasil perancangan ini dapat menghasilkan hasil pengukuran yang sama atau tidak, jika dilakukan pengukuran menggunakan etanol dan larutan kunyit dengan keadaan yang sama secara terus menerus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
BIODATA PENULIS
Nikolaus Subandi lahir di Ketapang, Kalimantan Barat
pada tanggal 9 September 1990. Memulai pendidikan
formal di TK Santa Maria Ketapang pada tahun 1996.
Setelah tamat TK, melanjutkan pendidikan di SD Pangudi
Luhur Santo Yosef Ketapang pada tahun 1997. Setelah
tamat SD, melanjutkan pendidikan di SMP Pangudi Luhur
Santo Albertus Ketapang pada tahun 2003. Setelah tamat SMP, melanjutkan
pendidikan di SMA Pangudi Luhur Santo Yohanes Ketapang pada tahun 2006.
Setelah lulus pendidikan tingkat SMA, melanjutkan pendidikan di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2009 dengan konsentrasi pendidikan di
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada 1 September 2015, dinyatakan
lulus dengan skripsi yang berjudul Jenis Kesalahan Berbahasa dalam
Penggunaan Imbuhan Bahasa Indonesia pada Tugas Akhir Mahasiswa Program
Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Lulusan Tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI