sistem eksploitasi

6
SISTEM EKSPLOITASI Penyadapan adalah upaya mengeluarkan lateks pada tanaman karet dengan cara mengiris sebagian kulit batang sedemikian rupa sehingga sebagian besar sel pembuluh lateks yang terdapat di dalamnya terpotong dengan tanpa merusak jaringan kambium. Di dalam penyadapan dikenal dengan istilah sistem sadap dan sistem eksploitasa. Sistem sadap adalah cara penyadapan yang dilakukan dalam suatu periode tertentu, sedangkan sistem eksploitasi adalah serangkaian sistem sadap yang diterapkan sepanjang satu siklus produksi tanaman karet (20-25 tahun). Sistem eksploitasi berhubungan dengan tataguna panel dan penjagaan keseimbangan proses fisiologi lateks pada tanaman. Tataguna panel perlu memperhatikan adanya kesinambungan hubungan antara kulit eksploitasi, kulit suksesi dan bagian atas pohon sebagai sumber prekursor lateks. Pelaksanaan sistem eksploitasi yang benar dapat mencapai tujuan eksploitasi yang diinginkan. Sebaliknya, penerapan sistem eksploitasi yang salah dapat mengakibatkan kerugian, karena capaian produksi cenderung rendah dan atau umur ekonomis tanaman pendek. Kesalahan dalam pelaksanaan sistem eksploitasi di lapangan dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu intensitas sadap rendah (<100%) dan intensitas sadap tinggi (>100%). Penyadapan dengan intensitas rendah menyebabkan produktivitas rendah, karena lateks yang dikeluarkan masih di bawah kemampuan tanaman. Sebaliknya, penyadapan dengan intensitas tinggi memang dapat menghasilkan produksi tinggi, tetapi hanya pada periode pendek dan akan menyebabkan penurunan produksi pada periode sesudahnya. Agar intensitas penyadapan tetap normatif dan menghasilkan produksi yang optimum berkesinambungan, maka perlu diperhatikan tujuan dan strategi dalam sistem eksploitasi. BUKA SADAP 1. Kriteria Matang Sadap Tanaman karet dapat disadap apabila telah memenuhi kriteria matang sadap pohon dan matang sadap populasi, yaitu: a. Matang sadap pohon

Upload: valkyrie-newbie

Post on 15-Dec-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

karet

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Eksploitasi

SISTEM EKSPLOITASI

Penyadapan adalah upaya mengeluarkan lateks pada tanaman karet dengan cara mengiris sebagian kulit batang sedemikian rupa sehingga sebagian besar sel pembuluh lateks yang terdapat di dalamnya terpotong dengan tanpa merusak jaringan kambium. Di dalam penyadapan dikenal dengan istilah sistem sadap dan sistem eksploitasa. Sistem sadap adalah cara penyadapan yang dilakukan dalam suatu periode tertentu, sedangkan sistem eksploitasi adalah serangkaian sistem sadap yang diterapkan sepanjang satu siklus produksi tanaman karet (20-25 tahun).

Sistem eksploitasi berhubungan dengan tataguna panel dan penjagaan keseimbangan proses fisiologi lateks pada tanaman. Tataguna panel perlu memperhatikan adanya kesinambungan hubungan antara kulit eksploitasi, kulit suksesi dan bagian atas pohon sebagai sumber prekursor lateks. Pelaksanaan sistem eksploitasi yang benar dapat mencapai tujuan eksploitasi yang diinginkan. Sebaliknya, penerapan sistem eksploitasi yang salah dapat mengakibatkan kerugian, karena capaian produksi cenderung rendah dan atau umur ekonomis tanaman pendek.

Kesalahan dalam pelaksanaan sistem eksploitasi di lapangan dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu intensitas sadap rendah (<100%) dan intensitas sadap tinggi (>100%). Penyadapan dengan intensitas rendah menyebabkan produktivitas rendah, karena lateks yang dikeluarkan masih di bawah kemampuan tanaman. Sebaliknya, penyadapan dengan intensitas tinggi memang dapat menghasilkan produksi tinggi, tetapi hanya pada periode pendek dan akan menyebabkan penurunan produksi pada periode sesudahnya. Agar intensitas penyadapan tetap normatif dan menghasilkan produksi yang optimum berkesinambungan, maka perlu diperhatikan tujuan dan strategi dalam sistem eksploitasi.

BUKA SADAP

1. Kriteria Matang Sadap

Tanaman karet dapat disadap apabila telah memenuhi kriteria matang sadap pohon dan matang sadap populasi, yaitu:

a. Matang sadap pohonTanaman karet termasuk matang sadap pohon apabila:1) Lilit batang pada ketinggian 100cm dari pertautan okulasi minimal 45cm.2) Ketebalan kulit pada ketinggian 100cm minimal 7mm3) Umur tanaman +/- 5 sampai 6 tahun.

b. Matang sadap populasiTanaman karet termasuk matang sadap populasi apabila jumlah tanaman karet pada satu areal dengan lilit batang dan tebal kulit seperti tersebut di point atas (kriteria matang sadap pohon) telah mencapai 70% dari populasi tanaman karet.

2. Persiapan Sadapa. Pembagian Hanca

Pembagian hanca berkaitan dengan pembagian jumlah pohon yang akan disadap berdasarkan kemampuan penyadap. Jumlah pohon per hanca tergantung umur tanaman, sistem sadap dan keadaan topografi.Untuk mengetahui batas dan pemilik hanca, perlu dibuat:

Page 2: Sistem Eksploitasi

- Setiap hanca diberi tanda cat secara melingkar (Gelang) pada pohon sebesar 5cm. Pengecatan dilakukan pada ketinggian sekitar 2 m dari tanah. Warna cat dibedakan sebagai berikut :Hanca A : warna merahHanca B : warna biruHanca C : warna kuning

- Setiap setengah hanca diberi cat warna merah dan setengah hanca selebihnya putih. Warna tersebut disamakan dengan warna pisau milik penyadap yang setiap tangkainya diberi warna merah atau putih.

- Nama penyadap sebaiknya dipasang disetiap blok hanca untuk memudahkan kontrol, selain itu untuk menumbuhkan rasa kebanggaan bagi setiap penyadap terhadap hancanya.

b. Pembuatan mal sadap- Sebelum membuat mal sadap, perlu ditentukan posisi alur (garis), sadap, dan

letak mangkok. Pada areal datar maupun kontur, garis sadap mengarah ke gawangan sehingga letak mangkok sadap ada di luar barisan tanaman dan pada bukaan sadap TM I letak mangkok disebelah barat barisan tanaman sehingga terlindung dari sinar matahari.

- Jumlah garis sadap adalah tiga daun (untuk 3 bulan penyadapan). Lebar masing-masing daun (jarak antar baris) disesuaikan dengan tata guna panel yang ditetapkan, sekitar 1,7 cm.

- Cara pembuatan mal sadap :1) Membuat garis depan setinggi 130 cm.2) Menentukan titik tengah.3) Membuat sudut kemiringan. Sudut kemiringan pada penyadapan SKB atau

SKA adalah sama, yaitu antara 30-40 derajat.4) Membuat garis batas muka dan belakang larik sadap.

c. Pemasangan Talang dan Mangkok- Talang sadap dipasang sekitar 10cm dari ujung bawah alur sadap- Mangkuk dipasang sekitar 10 cm dibawah talang sadap. Pemasangan mangkuk

dapat dilakukan dengan cara diikat ke pohon menggunakan tali ijuk/tampar plastik, atau dipasang dipaku (terbuat dari kayu).

d. Buka Sadap1) Tinggi buka sadap- Tinggi bukaan sadap adalah 130 cm diukur dari pertautan okulasi. - Tinggi buka sadapan pada bidang sadap B0-2 atau B1-1 dan B1-2 juga

setinggi 130 cm. Tidak dibenarkan menambah ketinggian.2) Pelaksanaan buka sadap- Irisan sadap pertama dimulai dari batas 1 cm diatas garis sadap paling atas

dengan kedalaman sadap 4,5mm dari kambium.- Sadapan diteruskan secara bertahap sampai mencapai garis sadap teratas

(dilakukan sebanyak +/- 5kali) dengan kedalaman 1,5 mm dari kambium dan dipastikan sudah mengeluarkan latek.

Page 3: Sistem Eksploitasi

- Diupayakan agar kedudukan pisau sadap pada panel sadap telah mapan, bertujuan untuk menghindari luka kayu.

e. Perlengkapan dan alat sadap1. Talang sadap- Berfungsi agar latek bisa mengalir langsung ke mangkuk.- Talang sadap harap dijaga dan dipelihara dalam pemakaiannya.2. Mal sadap- Sebagai alat komando konsumsi kulit dan sudut kemiringan sadapan.- Dibuat 3 bulan sekali, sebanyak 3 daun dengan lebar sekita 1-2 cm.3. Mangkuk aluminium- Jumlah mangkuk sesuai dengan jumlah pohon yang disadap ditambah 5%

sebagai cadangan.- Pemeriksaan mangkuku setiap 1 bulan sekali.- Jika mangkuk hilang, menjadi beban tanggung jawab karyawan/hutang

piutang.- Mangkuk aluminium tidak buleh digunakan sebagai mangkuk penampung

tetes lanjut.4. Mangkuk plastik- Untuk menampung tetes lanjut, sehingga tidak terjadi getah tanah.- Volume mangkuk 500 cc.5. Pisau sadap- Menyiapkan minimal 2 pisau dengan kualitas baja yang baik, tangkai pisau

diberi warna merah atau putih.- Ketajaman pisau dikontrol pada saat roll sadapan.- Pisai tangkai putih untuk sadapan setengah hanca pertana, sedangkan tangkai

merah setengah hanca terakhir.- Pisau sadap bawah ada dua jenis pisau yaitu : pisau tekuk tali bentuk huruf U

digunakan pada bidang kulit perawan atau tanaman muda, dan pisau tekuk daun bentuk huruf V digunakan pada bidang kulit pulihan atau tanaman tua.

6. Batu asah untuk menajamkan pisau sadap.7. Bowl- Jumlah bowl disesuaikan dengan potensi produksi yang ada.- Ember atau timba 10 liter untuk kolot- Bowl dan ember harus dijaga agar tetap bersih, untuk menghidari

prakoagulasi.8. Pelet dari pelepah pisang sebanyak 2 buah.- Pengambilan latek di dalam mangkuk harus betul-betul bersih, karena tanpa

menggunakan pelet akan kehilangan produksi sekitar 15-20%.9. Paku sadap- Pada TM muda menggunakan cup hanger- Pada TM tua, pohon lurus dapat memakai paku biasa, sedang pohon condong

menggunakan cup hangar.10. Peralatan sadap lainya- Keranjang mangkuk dan kantong kecil.- Lampu senter kepala

Page 4: Sistem Eksploitasi

- Patok gantungan ember.

TEKNIK PENYADAPAN

1. Urutan MenyadapUrutan pekerjaan dalam menyadap pohon karet dimulai dari pekerjaan pertama sampai terakhir, yaitu:

- Lump mangkuk diambil dan dimasukan di ember, sehingga tidak dibenarkan jika ditaruh di tanah.

- Mengambil scrap dan dikumpulkan- Menempatkan tempat talang 10 cm, dibawah alur sadap terendah.- Membuat garis belakang dan depan jika diperlukan.- Memasang mangkuk- Mengarahkan agar getah mengalir tidak menyimpang dari mangkuk- Pohon awal yang disadap adalah dimulai dari pohon awal yang distimulansia

pertama kali.- Setiap setengah bulan, urutan pohon yang disadap di balik, yang disadap

pertama pada periode yang lalu, disadap paling akhir.2. Norma sadapa. Tebal irisan

1). Seri kulitKulit pohon karet yang disadap dibagi menjadi empat seri, yaitu:

- Seri kulit A : kulit perawan atau kulit pulihan sempurna (mulus tidak berbenjol). Pada penyadapan ke arah bawah.

- Seri kulit B : kulit pulihan agak berbenjol, kurang rata dan kurang sempurna. Pada penyadapan ke arah bawah.

- Seri kulit C : kulit berbenjol agak tipis. pada penyadapan ke arah atas. - Seri kulit D : kulit berbenjol-benjol sangat tipis. Pada penyadapan CCRC.

2). Tebal kulit- Ketebalan kulit adalah 7 mm. Pada umur 5 tahun umumnya ketebalan tersebut

akan dipotong, lebih-lebih pada tanah yang subur dengan pemeliharaan tanaman sangat baik.

- Secara ekonomis tebal kulit pohon harus mencapai 7 mm, pemulihan kulit yang tipis tidak mengguntungkan.

- Berapapun ketebalan kulit, luka kayu tidak boleh terjadi, khususnya pada penyadapan kulit perawan.

3) Tebal irisan- Ketebalan pemakaian kulit mempunyai hubungan dengan jangka waktu

penggunaan kulit. Irisan yang terlalu tebal akan memboroskan konsumsi kulit, sehingga umur produksi tanaman karet menjadi pendek.

- Ketebalan irisan sadap sebaiknya normatif, yaitu untuk penyadapan SKB diusahakan 1,3 -1,6 mm per irisan dan SKA diusahakan 2,1 – 2,7 mm per irisan.

- Yang penting untuk diketahui adalah bahwa tebal tipisnya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keluarnya latek (produksi), tetapi yang sangat menentukan keluarnya latek adalah ketebalan irisan sadap.