sistem akuntansi ppkd a. 1) pihak terkait · pendapatan-lo dan pendapatan lra berdasarkan...
TRANSCRIPT
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 1
1. SISTEM AKUNTANSI PPKD
a. Akuntansi Pendapatan PPKD
Pendapatan yang dikelola PPKD Kabupaten Badung adalah pendapatan yang berasal
dari dana transfer, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang alokasi dana tersebut
serta Lain-Lain Pendapatan yang Sah.
1) Pihak Terkait
Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi pendapatan pada PPKD antara lain:
a) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
PPKD bertugas menerima dan mengadministrasikan dokumen penetapan transfer dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah lain atau pihak lainnya dan menandatangani
laporan keuangan yang telah disusun oleh Fungsi Akuntansi SKPD
b) Fungsi Akuntansi PPKD
Fungsi akuntansi PPKD, memiliki tugas mencatat transaksi/kejadian
Pendapatan-LO dan Pendapatan LRA berdasarkan bukti-bukti transaksi yang
sah dan valid ke Buku Jurnal LRA, Buku Jurnal LO dan Neraca;
2) Dokumen yang Terkait
a. DAU, DAK, Dana Bagi Hasil dan Dana Penyesuaian didasarkan pada Peraturan
Presiden RI atau dokumen lain yang dipersamakan terkait alokasi dana yang
diterbitkan tiap tahun.
b. Dana Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Pemerintah
Provinsi/Pemerintah Daerah Lainnya didasarkan pada Surat dan/atau Keputusan
Gubernur dan/atau Nota kredit dari Bank Kas Pemegang Daerah Umum
Kabupaten Badung.
b. Dokumen-dokumen yang terkait dengan Lain-lain Pendapatan yang Sah, antara
lain:
(1) Dana Hibah:
- Naskah Perjanjian Hibah Daerah (antara pemerintah daerah dengan
pemerintah pusat/pemerintah daerah lainnya/pihak selain pemerintah).
- Naskah Perjanjian Penerusan Hibah (antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah atas hibah yang sumber dananya dari hibah luar negeri).
- Berita Acara Serah Terima Barang yang dihibahkan.
- Dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan.
(2) Dana Darurat: Keputusan Kepala Daerah, Peraturan Presiden, atau dokumen
lain yang dipersamakan tentang Alokasi Dana Darurat.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 2
Dokumen lainnya yang terkait dengan Pendapatan Transfer dan Lain-lain
Pendapatan yang Sah, antara lain Nota Kredit dari Bank Kas Daerah atas
Rekening Koran dari Bank Pemegang Kas Umum Daerah Kabupaten Badung.
3. Sistem dan prosedur akuntansi
Pencatatan akuntansi untuk pendapatan pada PPKD adalah:
a. Selama tahun berjalan, Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan penerimaan
kas (Pendapatan-LRA); dan
b. Pada saat penyusunan laporan keuangan, dimana Pendapatan-LO diakui sebelum
penerimaan kas.
a. Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan Penerimaan Kas (Pendapatan-LRA)
Saat surat penetapan/dokumen peraturan perundang-undangan/dokumen yang
dipersamakan diterima maka belum dilakukan jurnal pengakuan Pendapatan-LO.
Pihak ketiga (Pemerintah Pusat/Provinsi/Pihak Ketiga lainnya) melakukan
pembayaran langsung ke Kas Daerah, Setelah diterima maka Bank Kas Daerah akan
membuat nota kredit atas penerimaan tersebut dan disampaikan kepada fungsi
akuntansi PPKD untuk pengakuan Pendapatan-LO dan pengakuan Pendapatan-LRA.
Pengakuan pendapatan-LO dan Pendapatan-LRA dilakukan pada saat diterimanya
dana/kas masuk di kas daerah, Fungsi Akuntansi PPKD menjurnal:
Kas di Kas Daerah ..........................
Pendapatan Transfer –LO/Lain Pendapatan yg Sah-LO...
Perubahan SAL .............................
Pendapatan Transfer–LRA/Lain Pendapatan yg Sah-LRA..
xxx
xxx
xxx
xxx
b. Pada saat penyusunan laporan keuangan, dimana Pendapatan-LO diakui sebelum
Penerimaan Kas
1) Fungsi akuntansi PPKD melakukan rekonsiliasi atas dokumen penetapan
Pendapatan-LO yang belum diterima pembayarannya. Terhadap dokumen
pendapatan yang belum dibayar tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat
pengakuan Pendapatan-LO dan Piutang sebagai jurnal penyesuaian.
2) Apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah terdapat penetapan hak
pendapatan daerah yang belum diikuti penerimaan kas daerah, maka Pendapatan-
LO harus diakui walaupun kas belum diterima. Fungsi Akuntansi PPKD
melakukan rekonsiliasi dokumen penetapan pendapatan yang belum dibayar untuk
selanjutnya dibuat buku memorial.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 3
Piutang............................................
Pendapatan ……. -LO …..
xxx
xxx
Jurnal penyesuaian pada akhir tahun untuk dokumen penetapan pendapatan yang
sudah diakui Pendapatan-LO nya tahun sebelumnya untuk mencegah duplikasi
pencatatan pendapatan-LO:
Pendapatan-LO....................... ..........
Piutang......................................
xxx
xxx
Akhir tahun dilakukan rekonsiliasi terhadap pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak dan
Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi, apabila terdapat pendapatan yang
belum diterima melalui Surat Kewajiban Sementara dari Pemerintah Provinsi maka
akan dilakukan jurnal:
Piutang....................... ..........
Pendapatan-LO......................................
xxx
xxx
4. Jurnal Standar Pendapatan-LO pada PPKD (BUD)
Pada saat BUD menerima setoran dari Bendahara Penerimaan ataupun setoran
langsung dari pihak ketiga ataupun wajib pajak, maka dicatat dengan jurnal sebagai
berikut :
Kas di Kas Daerah Xxx
R/K SKPD xxx
Sedangkan pada saat BUD menerima pendapatan dari instansi lain (dana
perimbangan, hibah, dll), jurnal standarnya sama dengan jurnal pendapatan pada
SKPD, yaitu pada saat kas diterima di Kas Daerah, akan dijurnal sebagai berikut :
Kas di Kas Daerah Xxx
Pendapatan.....-LO xxx
Estimasi Perubahan SAL Xxx
Pendapatan.....-LRA xxx
b. Akuntansi Belanja dan Beban PPKD
Akuntansi Beban pada lingkup PPKD dilakukan untuk mengakui, mencatat, dan
melaporkan Beban Bunga, Beban Subsidi, Beban Hibah, Beban Bantuan Sosial, Beban
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 4
Transfer (termasuk Transfer Bantuan Keuangan), dan Beban Luar Biasa.
Akuntansi Belanja pada lingkup PPKD dilakukan untuk mengakui, mencatat, dan
melaporkan Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial,
Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Tak Terduga.
Akuntansi Transfer pada lingkup PPKD dilakukan untuk mengakui, mencatat, dan
melaporkan Transfer.Pembahasan akuntansi beban dan belanja PPKD meliputi pihak
yang terkait, dokumen yang terkait serta sistem dan prosedur akuntansi, yang akan
dijelaskan di bawah ini.
1. Pihak yang terkait
a. Fungsi Akuntansi PPKD
Fungsi Akuntansi PPKD bertugas untuk melakukan administrasi termasuk
menerbitkan bukti memorial dan pencatatan akuntansi atas setiap transaksi yang
terjadi.
b. PPKD
PPKD mempunyai tugas memberikan otorisasi atas transaki beban yang terjadi
serta menyetujui penerbitan dokumen pencairan dana untuk membayar beban
yang terjadi.
c. BUD/Kuasa BUD
BUD/Kuasa BUD akan mempunyai tugas melakukan pembayaran atas beban
dari Kas di Kas Daerah yang dikelolanya yang meliputi:
1) mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan belanja kedalam
buku kas umum PPKD.
2) membuat SPJ atas beban dan belanja.
2. Dokumen yang terkait
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur dan akuntansi Beban, Belanja, dan
Transfer pada PPKD antara lain:
a. Surat Perjanjian Pinjaman Jangka Panjang
b. Naskah Perjanjian Hibah Daerah dengan penerima hibah
c. Naskah Perjanjian Bantuan Sosial dengan penerima bantuan
d. Peraturan Kepala Daerah tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
e. Peraturan Kepala Daerah tentang Alokasi Bantuan Keuangan
f. Peraturan Daerah Provinsi tentang Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Pendapatan
Lainnya ke kabupaten/kota
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Retribusi/ Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke desa
h. Surat Tagihan dari pihak ketiga
i. Dokumen lainnya yang dipersyaratkan
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 5
j. SP2D
3. Sistem dan prosedur akuntansi
Pada saat BUD menerbitkan SP2D UP/GU/TU ataupun SP2D LS, maka dicatat
dengan jurnal sebagai berikut :
R/K SKPD ………………………………………..XXX
Kas di Kas Daerah………………………………….XXX
Sedangkan pada saat BUD mengeluarkan kas dalam rangka belanja yang menjadi
wewenangnya, jurnal standarnya sama dengan jurnal beban dan belanja pada SKPD
yaitu :
a. Pada saat dokumen pengeluaran diterbitkan, maka belum ada jurnal
b. Pada saat kas dikeluarkan dari Kas Daerah, akan dijurnal sebagai berikut :
Beban ………………………………………..XXX
Kas di Kas Daerah………………………………….XXX
Belanja ………………………………………..XXX
Perubahan SAL.....………………………………….XXX
c. Akuntansi Piutang PPKD
Piutang daerah adalah jumlah uang yang masih harus diterima pemerintah daerah
dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya yang sah. Aset berupa piutang di Neraca harus terjaga
agar nilainya sama dengan nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value). Alat
untuk menyesuaikan adalah dengan melakukan penyisihan piutang tak tertagih.
Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang kemungkinan tidak
dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari seseorang dan/atau korporasi
dan/atau entitas lain. Prosedur akuntansi piutang pada PPKD meliputi pencatatan dan
pelaporan akuntansi atas transaksi-transaksi yang mengakibatkan penambahan maupun
pengurangan nilai piutang.
1. Pihak Terkait
Pihak yang terkait dalam sistem akuntasi piutang adalah Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD), yang memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mencatat transaksi/kejadian piutang berdasarkan bukti bukti transaksi yang sah
dan valid dan Buku Jurnal LO dan Neraca.
b. Melakukan posting jurnal jurnal transaksi/kejadian pendapatan LO ke dalam
Buku Besar masing-masing rekening.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 6
2. Dokumen yang Terkait
Dokumen yang terkait dalam prosedur akuntansi Piutang PPKD:
a. Hasil RUPS / Dokumen yang dipersamakan
b. PMK untuk Bagi Hasil Pajak, Bukan Bagi Hasil Pajak, DAK, Bukan Hasil
Pajak, Dana Otsus, Dana Penyesuaian, dan Piutang Dana Bos Kurang Salur
c. Perpres untuk DAU
d. Keputusan Kepala Daerah Bagi Hasil Pajak, Bantuan Keuangan dan Bagian
Lancar Tagihan Jangka Panjang
e. Keputusan Kepala Daerah/PMK/Dokumen yang dipersamakan
f. Surat Kewajiban Sementara
3. Sistem dan Prosedur Pencatatan Akuntansi Piutang
Perlakuan akuntansi untuk transaksi piutang pada PPKD adalah:
a. Melakukan rekonsiliasi terhadap dokumen penetapan yang belum diterima
pembayarannya pada akhir tahun, PPKD melakukan inventarisasi atas dokumen
penetapanPendapatan-LO yang belum diterima pembayarannya. Terhadap
dokumen penetapan tersebut, PPKD mencatat pengakuan Pendapatan-LO dan
Piutang sebagai jurnal penyesuaian.
Pada saat diterima pembayaran atas piutang, PPKD melakukan jurnal balik
sebagai jurnal penyesuaian pendapatan yang dilakukan diakhir tahun untuk
menghindari duplikasi pencatatan Pendapatan-LO.
Melakukan rekonsiliasi terhadap dokumen penetapan yang belum diterima
pembayarannya
Piutang.....................................................................
Pendapatan-LO..................................................
xxx
xxx
Mencatat penerimaan kas atas pendapatan-LO yang sudah diakui tahun
sebelumnya
Pendapatan-LO............................................
Piutang ……………………………………
Xxx
xxx
b. Pengakuan Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang yang jatuh tempo pada
periode akuntansi berikutnya
Setiap akhir periode akuntansi PPKD berdasarkan bukti memorial melakukan
reklasifikasi Piutang Jangka Panjang ke Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang,
yaitu piutang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun ke depan.
Piutang Lancar (Bagian Lancar Tagihan Jangka Panjang)
Piutang Jangka Panjang (Tagihan Pinjaman kepada...)
Xxx
xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 7
c. Menetapkan umur piutang sebagai dasar tingkat kolektabilitas piutang (aging
schedule)
Berdasarkan buku piutang, PPKD membuat bukti memorial atas jumlah piutang
yang tak tertagih. Berdasar bukti memorial tersebut, PPKD mencatat pengakuan
Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dan pembentukan Penyisihan Piutang
Tidak Tertagih.
Beban Penyisihan Piutang.................................
Penyisihan Piutang......................................
Xxx
xxx
d. Mencatat Penghapusbukuan dan Penghapustagihan Piutang
Berdasarkan keputusan Kepala Daerah terkait penghapusbukuan dan
penghapustagihan piutang, maka PPKD akan mencatat penghapusbukuan
piutang dengan mengurangkan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dan Piutang,
sedangkan untuk penghapustagihan piutang PPKD tidak melakukan pencatatan
ke dalam jurnal.
Untuk Piutang yang penyisihan piutangnya belum seluruhnya disisihkan
Penyisihan Piutang...................................................
Beban Penyisihan Piutang.......................................
Xxx
Xxx
Piutang……………………………………… Xxx
Untuk Piutang yang penyisihan piutangnya telah seluruhnya disisihkan
Penyisihan Piutang................................................... Xxx
Piutang……………………………………… Xxx
d. Akuntansi Investasi PPKD
Investasi merupakan aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik
seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat. Investasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh
pemerintah daerah untuk memanfaatkan surplus anggaran untuk memperoleh
pendapatan dalam jangka panjang dan memanfaatkan dana yang belum digunakan
untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.
1. Pihak Yang Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi investasi antara lain:
a. Fungsi Akuntansi PPKD
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 8
b. PPKD
c. Kuasa BUD
2. Dokumen sumber
a) SP2D LS
b) Nota Kredit
c) Surat Perjanjian Penjualan/Pembelian Investasi
3. Prosedur Akuntansi
a. Perolehan Investasi
1) Berdasarkan SP2D LS/tanpa SP2D (managemen kas), Fungsi akuntansi-PPKD
membukukan dalam buku jurnal.
Investasi..............................................................XXX
Kas di Kas Daerah ............................................XXX
Jika melalui penerbitan LS, Fungsi akuntansi-PPKD membukukan jurnal
tambahan pada buku jurnal.
Pengeluaran Pembiayaan................................XXX
Perubahan SAL ............................................XXX
2) Berdasarkan SP2D LS untuk penyertaan modal dalam peraturan daerah
dieksekusi. Fungsi akuntansi-PPKD membukukan dalam buku jurnal.
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah............XXX
Kas di Kas Daerah ............................................XXX
Pengeluaran Pembiayaan.................................XXX
Perubahan SAL ................................................XXX
b. Pelepasan Investasi
1) Pelepasan Investasi Jangka Pendek
Berdasarkan nota kredit dari bank, Fungsi akuntansi-PPKD membukukan dalam
buku jurnal.
Kas di Kas Daerah......................................XXX
Pendapatan bunga....LO..................................XXX
Investasi Jk Pendek.........................................XXX
Jika dianggarkan dalam pembiayaan, Fungsi akuntansi-PPKD membukukan
pada buku jurnal sebesar nilai yang diterima.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 9
Perubahan SAL............................................XXX
Penerimaan Pembiayaan...................................XXX
2) Pelepasan Investasi Jangka Panjang
Berdasarkan nota kredit dari bank, Fungsi akuntansi-PPKD membukukan dalam
buku jurnal.
Pelepasan investasi jangka panjang dengan nilai diatas nilai perolehan investasi
jangka panjang
Kas di Kas Daerah...................................................XXX
Surplus Pelepasan Investasi Jk Panjang LO................. XXX
Utang Dalam Negeri Obligasi.......................................XXX
Perubahan SAL........................................................XXX
Penerimaan Pembiayaan...........................................XXX
Pelepasan investasi jangka panjang dengan nilai dibawah nilai perolehan
investasi jangka panjang.
Kas di Kas Daerah...................................................XXX
Defisit Pelepasan Investasi Jk Panjang LO........... XXX
Utang Dalam Negeri Obligasi........................................XXX
Perubahan SAL.........................................................XXX
Penerimaan Pembiayaan...........................................XXX
c. Hasil Investasi
1) Hasil investasi jangka pendek
Pembukuan hasil pada saat nota kredit diterima BUD, Fungsi akuntansi-PPKD
membukukan dalam buku jurnal.
Kas di Kas Daerah...................................... XXX
Pendapatan bunga......LO...............................XXX
Perubahan SAL............................................XXX
Pendapatan bunga.....LRA..............................XXX
2) Hasil Investasi Jangka Panjang dibagi dalam 3 metode:
a) Metode Biaya
Pembukuan hasil pada saat nota kredit diterima oleh BUD, Fungsi
akuntansi-PPKD membukukan dalam buku jurnal
Kas di Kas Daerah...................................... XXX
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 10
Bagian laba yang dibagikan kepada Pemda -LO.......XXX
Perubahan SAL............................................XXX
Bagian laba yang dibagikan kepada Pemda-LRA .......XXX
b) Metode Ekuitas
Pembukuaan hasil setelah RUPS (untuk penetapan bagian laba), Fungsi
akuntansi-PPKD membukukan dalam buku jurnal.
Penyertaan Modal Pemerintah......................... XXX
Bagian laba yang dibagikan kepada Pemda-LO... XXX
Pembukuan pada saat penerimaan hasil, Fungsi akuntansi-PPKD
membukukan dalam buku jurnal.
Kas di Kas Daerah......................................... XXX
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah...................XXX
Perubahan SAL............................................XXX
Bagian laba yang dibagikan kepada Pemda-LRA..... XXX
c) Metode Nilai Bersih yang direalisasikan
Pembukuaan hasil pada saat nota kredit diterima BUD, Fungsi akuntansi-
PPKD membukukan hasil dari dana bergulir dalam buku jurnal.
Kas di Kas Daerah........................................... XXX
Pendapatan bunga dana bergulir LO.......................XXX
Perubahan SAL...............................................XXX
Pendapatan Bunga dana bergulir..LRA..................XXX
Pemakaian metode ini pada akhir tahun untuk hasil yang belum
direalisasikan (masih berupa piutang) akan dilakukan penyesuaian (sistem
prosedur akuntansi piutang)
e. Akuntansi Kewajiban PPKD
Kewajiban merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
daerah. Kewajiban pemerintah daerah dapat muncul akibat melakukan pinjaman
kepada pihak ketiga, perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintahan,
kewajiban kepada masyarakat, alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya, atau
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 11
kewajiban kepada pemberi jasa. Kewajiban bersifat mengikat dan dapat dipaksakan
secara hukum sebagai konsekuensi atas kontrak atau peraturan perundang-undangan.
1. Pihak yang terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kewajiban terdiri atas:
a. BUD
b. Fungsi Akuntansi PPKD
c. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD)
2. Dokumen Sumber
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kewajiban antara lain
adalah:
a. Surat Perjanjian Utang
b. Nota kredit
c. SP2D LS
d. Dokumen yang menyatakan adanya kewajiban Pemerintah Daerah
3. Sistem dan Prosedur
Sistem dan prosedur penambahan kewajiban (penerimaan pembiayaan) serta sistem
dan prosedur akuntansi pengurangan kewajiban (pengeluaran pembiayaan).
a. Penambahan kewajiban
Berdasarkan nota kredit bank beserta surat perjanjian utang, fungsi akuntansi-
PPKD membukukan dalam buku jurnal.
Kas di Kas Daerah................................................................XXX
Hutang...................................................................................XXX
Perubahan SAL.....................................................................XXX
Penerimaan Pembiayaan.......................................................XXX
b. Pengurangan Kewajiban
Berdasarkan SP2D LS untuk membayar hutang, fungsi akuntansi-PPKD
membukukan dalam buku jurnal.
Hutang ........................................................................XXX
Kas di Kas Daerah..............................................................XXX
Pengeluaran Pembiayaan............................................XXX
Perubahan SAL..................................................................XXX
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 12
Pelunasan pinjaman yang dipercepat sesuai kesepakatan dan Sisa Pinjaman lebih
besar dari nilai pelunasan (terdapat potongan), fungsi akuntansi-PPKD
membukukan dalam buku jurnal.
Hutang jk. Panjang.....................................................XXX
Surplus penyelesaian utang.....LO ....................................XXX
Kas di Kas Daerah..............................................................XXX
Pembukuan sebesar nilai yang dibayar
Pengeluaran Pembiayaan............................................XXX
Perubahan SAL..................................................................XXX
c. Pada saat penyusunan laporan keuangan,
Berdasarkan surat perjanjian hutang fungsi akuntansi-PPKD menghitung hutang
jangka panjang yang jatuh tempo 1 tahun kedepan dengan membukukan dalam buku
jurnal.
Hutang jangka panjang...............................................XXX
Bagian lancar Hutang jk.Panjang......................................XXX
f. Akuntansi Pembiayaan PPKD
1) Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang melaksanakan sistem akuntansi pembiayaan PPKD
adalah sebagai berikut :
a) Fungsi Akuntansi PPKD
b) PPKD
2) Langkah-Langkah Teknis
a) Penerimaan Pembiayaan
Akuntansi penerimaan pembiayaan PPKD pada dasarnya merupakan akuntansi
yang tidak berdiri sendiri. Akuntansi penerimaan pembiayaan ini melekat pada
pencatatan transaksi lainnya khususnya penerimaan kas dari transaksi aset
nonlancar dan kewajiban jangka panjang. Akuntansi ini akan menjadi sebuah
jurnal komplementer yang melengkapi jurnal transaksi pelepasan investasi,
transaksi penerimaan utang dan transaksi lainnya yang sejenis.
Fungsi akuntansi PPKD mencatat “Kas di Kas Daerah” di debit dan “Kewajiban
Jangka Panjang” di kredit dengan jurnal:
Kas di Kas Daerah xxx
Kewajiban Jangka Panjang xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 13
Berdasarkan transaksi di atas, Fungsi akuntansi PPKD mencatat “Perubahan
SAL” di debit dan “Penerimaan Pembiayaan” di kredit dengan jurnal:
Perubahan SAL xxx
Penerimaan Pembiayaan xxx
b) Pengeluaran Pembiayaan
Sama halnya dengan akuntansi penerimaan pembiayaan PPKD, akuntansi
pengeluaran pembiayaan PPKD pada dasarnya juga merupakan akuntansi yang
tidak berdiri sendiri. Akuntansi pengeluaran pembiayaan ini melekat pada
pencatatan transaksi lainnya khususnya pengeluaran kas atas transaksi
aset nonlancar dan kewajiban jangka panjang. Akuntansi ini akan menjadi
sebuah jurnal komplementer yang melengkapi jurnal transaksi perolehan
investasi, transaksi pembayaran utang dan transaksi lainnya yang sejenis.
Fungsi akuntansi PPKD mencatat pembayaran dengan jurnal:
Kewajiban Jangka Panjang xxx
Kas di Kas Daerah xxx
Berdasarkan Bukti Memorial yang telah diotorisasi, PPKD, Fungsi akuntansi
PPKD mencatat dengan jurnal:
Pengeluaran Pembiayaan xxx
Perubahan SAL xxx
g. Jurnal Koreksi dan Penyesuaian PPKD
Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi karena adanya kesalahan agar
akun-akun yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang
seharusnya. Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan dapat terjadi pada satu atau
beberapa periode sebelumnya yang baru ditemukan pada periode berjalan.
1) Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang melaksanakan sistem akuntansi dalam jurnal penyesuaian
dan koreksi PPKD adalah sebagai berikut :
a) Fungsi Akuntansi PPKD b) PPKD
2) Langkah-Langkah Teknis
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 14
Koreksi kesalahan pencatatan
Untuk melakukan koreksi atas terjadinya kesalahan pencatatan, berdasarkan
dokumen atau bukti koreksi terkait, Fungsi Akuntansi PPKD membuat bukti
memorial terkait koreksi kesalahan pencatatan. Selanjutnya bukti memorial
tersebut diotorisasi oleh PPKD dan kemudian digunakan sebagai dasar Fungsi
Akuntansi PPKD untuk membuat koreksi atas jurnal yang salah catat tersebut.
Misal, transaksi beban/belanja hibah dicatat pada beban/belanja subsidi. Untuk
melakukan koreksi atas kesalahan tersebut, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat
dengan jurnal:
Beban Hibah xxx
Beban Subsidi xxx
Selain itu pada saat bersamaan terhadap koreksi atas realisasi belanja, Fungsi
Akuntansi PPKD mencatat dengan jurnal:
Belanja Hibah xxx
Belanja Subsidi xxx
Beberapa koreksi yang terjadi di PPKD adalah sebagai berikut :
a) Koreksi kesalahan atas penerimaan atau pengeluaran pembiayaan sehingga
mengakibatkan penambahan maupun pengurangan posisi Kas, pembetulan
dilakukan pada akun Kas, SiLPA/SiKPA, dan akun neraca yang terkait.
(1) Penerimaan Pembiayaan - mengakibatkan penambahan posisi Kas.
Kesalahan atas kekurangan Penerimaan Pembiayaan sehingga
mengakibatkan penambahan posisi Kas.
Contoh: Pemda menerima setoran atas kekurangan pembayaran angsuran
pokok pinjaman tahun lalu dari BUMD, akan dijurnal sebagai berikut:
Kas di Kas Daerah ................................................................. XXX
Pinjaman Jangka Panjang kepada BUMD.....................................XXX
Perubahan SAL ...................................................................... XXX
SiLPA/SiKPA…………………………………………XXX
(2) Penerimaan Pembiayaan - mengakibatkan pengurangan posisi Kas.
Kesalahan atas kelebihan Penerimaan Pembiayaan sehingga mengakibatkan
pengurangan posisi Kas.
Contoh: Pemda mengembalikan kelebihan setoran angsuran pokok pinjaman tahun
lalu kepada BUMD, akan dijurnal sebagai berikut:
Pinjaman Jangka Panjang kepada BUMD ............................. XXX
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 15
Kas di Kas Daerah…………………………………................….XXX
SiLPA....... .............................................................................. XXX
Perubahan SAL…………………………................……………..XXX
(3) Pengeluaran Pembiayaan - mengakibatkan penambahan posisi Kas.
Kesalahan atas kelebihan Pengeluaran Pembiayaan sehingga mengakibatkan
penambahan posisi Kas
Contoh : Pemda menerima kelebihan pembayaran angsuran utang jangka panjang
tahun lalu kepada pemerintah pusat, akan dijurnal sebagai berikut:
Perubahan SAL ........................................................................ XXX
SiLPA............ ……………………………………................……..XXX
Kas di Kas Daerah .................................................................... XXX
Utang Pemerintah Pusat………………………………................…XXX
(4) Pengeluaran Pembiayaan - mengakibatkan pengurangan posisi Kas.
Kesalahan atas kekurangan Pengeluaran Pembiayaan sehingga mengakibatkan
pengurangan posisi Kas.
Contoh : Terdapat pembayaran angsuran utang jangka panjang tahun lalu kepada
pemerintah pusat yang belum dicatat, akan dikoreksi sebagai berikut:
Utang Pemerintah Pusat ........................................................... XXX
Kas di Kas Daerah…………………...............………………….XXX
SiLPA/SiKPA .......................................................................... XXX
Perubahan SAL………………………………................……….XXX
b) Koreksi kesalahan atas pencatatan kewajiban yang menambah maupun mengurangi
posisi Kas, dilakukan dengan pembetulan pada akun Kas, SiLPA/SiKPA, dan akun
Kewajiban bersangkutan.
(1) Jika menambah Kas. Misalnya, pemda kelebihan membayar angsuran utang jangka
panjang.
Kas di Kas Daerah .................................................................... XXX
Utang......................................................................................... XXX
Perubahan SAL ........................................................................ XXX
SiLPA.………………………….........................………………...XXX
(2) Jika mengurangi Kas. Misalnya, Pemda kurang membayar angsuran utang jangka
panjang.
Utang ........................................................................................ XXX
Kas di Kas Daerah…………………………...............…………….XXX
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 16
SiLPA ....................................................................................... XXX
Perubahan SAL………………….................……………………….XXX
h. Jurnal, Buku Besar, dan Neraca Saldo PPKD
1) Jurnal
Sebagai entitas akuntansi, SKPD melakukan proses akuntansi yang dimulai dari
pencatatan transaksi hingga penyusunan Laporan Keuangan. Transaksi-transaksi
tersebut dicatat oleh Fungsi Akuntansi PPKD sesuai dengan dokumen transaksinya
ke dalam buku jurnal. Contoh format buku jurnal yang digunakan Pemerintah
Kabupaten Badung, sebagai berikut:
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
BUKU JURNAL PPKD
Halaman:
Tanggal
Nomor
Bukti
Kode Rekening
Uraian
Debit
Kredit
1 2 3 4 5 6
…….., ……………………
Fungsi Akuntansi PPKD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara pengisian:
a. Kolom 1 diisi tanggal transaksi atau tanggal yang terdapat dalam bukti
transaksi.
b. Kolom 2 diisi nomor bukti yang sesuai, misalnya SP2D, kuitansi, STS, Tanda
Bukti Pembayaran, dan sebagainya.
c. Kolom 3 diisi kode rekening yang sesuai, dimulai dari kode urusan, organisasi,
program, kegiatan, hingga rincian obyeknya. Misalnya kode rekening untuk
belanja telepon pada Dinas Pendapatan adalah :
1.07.1.07.01.01.02.5.2.2.03.01
1.07 Kode Urusan
1.07.01 Kode Organisasi
01.02 Kode Program & Kegiatan
5.2.2.03.01 Rincian Obyek Belanja
d. Kolom 4 diisi uraian kode rekening, misalnya “Belanja Telepon”.
e. Kolom 5 diisi jumlah rupiah yang dijurnal di debit.
f. Kolom 6 diisi jumlah rupiah yang dijurnal di kredit.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 17
2) Buku Besar
Tahapan selanjutnya setelah pencatatan transaksi melalui jurnal adalah posting ke
buku besar. Dalam tahap ini, Fungsi Akuntansi PPKD mem-posting atau
memindahkan setiap akun beserta jumlahnya dari buku jurnal ke buku besar masing-
masing akun. Format buku besar yang digunakan adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH KABUPATENBADUNG
BUKU BESAR PPKD
KODE REKENING : ……………………………
NAMA REKENING : ……………………………
PAGU APBD : ……………………………
PAGU PERUBAHAN APBD : ……………………………
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo
1 2 3 4 5 6
……………., tanggal………….
Fungsi Akuntansi PPK
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara pengisian:
a. Kode Rekening diisi dengan kode rekening yang sesuai, dimulai dari
kode urusan, organisasi, program, kegiatan, hingga rincian obyeknya.
Misalnya kode
rekening untuk belanja telepon pada Dinas Pendapatan adalah sebagai berikut:
1.07.1.07.01.01.02.5.2.2.03.01
1.07 Kode Urusan
1.07.01 Kode Organisasi
01.02 Kode Program & Kegiatan
5.2.2.03.01 Rincian Obyek Belanja
b. Nama Rekening diisi dengan nama/uraian kode rekening sesuai kode
rekeningnya.
c. Pagu APBD diisi dengan pagu pendapatan/belanja sesuai dengan jumlah
yang terdapat dalam DPA Dinas/Badan/Kantor. Untuk aset, kewajiban, dan
ekuitas dana, nilai Pagu APBD ini dikosongkan.
d. Pagu Perubahan APBD diisi dengan pagu pendapatan/belanja sesuai dengan
jumlah yang terdapat dalam DPA Perubahan Dinas/Badan/Kantor. Untuk aset,
kewajiban, dan ekuitas dana, nilai Pagu Perubahan APBD ini dikosongkan.
e. Kolom 1 diisi tanggal transaksi atau tanggal yang terdapat dalam jurnal yang
bersangkutan.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 18
f. Kolom 2 diisi penjelasan seperlunya terkait dengan jurnal yang diposting. g. Kolom 3 diisi referensi atau dari buku jurnal halaman berapa jurnal
yang diposting tersebut.
h. Kolom 4 diisi jumlah rupiah sesuai dengan yang ada di jurnal kolom debit.
i. Kolom 5 diisi jumlah rupiah sesuai dengan yang ada di jurnal kolom
kredit.
j. Kolom 6 diisi saldo akumulasi
3) Neraca Saldo
Pada setiap akhir periode akuntansi atau sesaat sebelum penyusunan
laporan keuangan, Fungsi Akuntansi PPKD menyusun Neraca Saldo. Neraca Saldo
adalah suatu daftar yang berisi seluruh kode rekening beserta saldonya pada
tanggal tertentu. Format Neraca Saldo yang digunakan adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH KABUPATENBADUNG
BUKU BESAR PPKD
NERACA SALDO PPKD
PER TANGGAL ………
Halaman…
Kode
Rekening
Nama Rekening
Jumlah
Debit Kredit
1 2 3 4
……….., tanggal……
Fungsi Akuntansi PPKD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara pengisian: a. Tanggal diisi dengan tanggal Neraca Saldo disusun.
b. Kolom 1 diisi kode rekening setiap buku besar.
c. Kolom 2 diisi nama/uraian kode rekening sesuai kode rekeningnya. d. Kolom 3 diisi jumlah saldo buku besar yang memiliki saldo akhir debit.
e. Kolom 4 diisi jumlah saldo buku besar yang memiliki saldo akhir kredit.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 19
1
i. Penyusunan Laporan Keuangan PPKD
1) Ketentuan Umum
Laporan Keuangan yang dihasilkan pada tingkat PPKD dihasilkan melalui proses
akuntansi yang secara periodik dilakukan oleh Fungsi Akuntansi PPKD. Jurnal dan
posting yang telah dilakukan terhadap transaksi keuangan menjadi dasar dalam
penyusunan laporan keuangan.
Dari 7 Laporan Keuangan wajib yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, terdapat 7 Laporan
Keuangan yang dibuat oleh PPKD sebagai entitas akuntansi, yaitu:
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b)Neraca;
c) Laporan Operasional (LO);
d)Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
e) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL);
f) Laporan Arus Kas (LAK); dan
g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Bagan berikut ini menunjukkan proses penyusunan Laporan Keuangan
PPKD:
Menyiapkan Kertas Kerja
Mengisi Neraca Saldo
1 Sebelum Penyesuaian
Membuat
2 Jurnal Penyesuaian
Membuat
3 Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian
Menyusun Laporan Keuangan
Menyusun LRA,
membuat jurnal 1 penutup LRA dan
NS Setelah Penutupan LRA
Menyusun LO,
membuat jurnal 2 penutup LO dan
NS Setelah Penutupan LO
Menyusun Neraca,
3 membuat jurnal
penutup akhir dan NS akhir
Menyusun
4 Laporan Perubahan Ekuitas
Menyusun
Catatan atas
Laporan
Keuangan
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 20
2) Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam prosedur penyusunan laporan keuangan
adalah :
a) Fungsi Akuntansi PPKD
b) PPKD
3) Langkah-Langkah Teknis
a) Menyiapkan Kertas Kerja
Fungsi Akuntansi PPKD menyiapkan kertas kerja (worksheet) sebagai alat untuk
menyusun Laporan Keuangan. Kertas kerja adalah alat bantu yang digunakan
dalam proses pembuatan Laporan Keuangan. Kertas kerja berguna untuk
mempermudah proses pembuatan laporan keuangan yang dihasilkan secara
manual.
Penggunaan format dalam hal ini disesuaikan dengan kebutuhan yang
berkembang. Informasi minimal yang harus ada dalam format kertas kerja
tercantum dalam tabel sebagai berikut.
Kode
Rekening
Uraian Neraca
Saldo (NS)
Penyesuaian NS Setelah
Penyesuaian
D K D K D K
(1) Mengisi Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
Fungsi Akuntansi PPKD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar
menjadi neraca saldo. Angka-angka neraca saldo tersebut diletakkan di
kolom “Neraca Saldo” yang terdapat pada Kertas Kerja.
(2) Membuat Jurnal Penyesuaian
Fungsi Akuntansi PPKD membuat jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat
dengan tujuan melakukan penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu
dan pengakuan atas transaksi- transaksi yang bersifat akrual. Jurnal
penyesuaian tersebut diletakkan dalam kolom “Penyesuaian” yang
terdapat pada
Kertas Kerja.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 21
Jurnal penyesuaian yang diperlukan antara lain digunakan untuk:
(a) Koreksi kesalahan/Pemindahbukuan
(b) Pencatatan jurnal yang belum dilakukan
(c) Pencatatan piutang, persediaan dan atau aset lainnya pada akhir
tahun
(3) Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Fungsi Akuntansi PPKD melakukan penyesuaian atas neraca saldo
berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang
telah disesuaikan diletakkan pada kolom “Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian” yang terdapat pada Kertas Kerja.
b) Menyusun Laporan Keuangan
(1) Menyusun LRA, membuat jurnal penutup LRA, dan Neraca
Saldo setelah Penutupan LRA
Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Fungsi Akuntansi PPKD
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan
Realisasi Anggaran dan kemudian disajikan dalam “Laporan Realisasi
Anggaran”.
Bersamaan dengan pembuatan LRA, Fungsi Akuntansi PPKD membuat
jurnal penutup. Prinsip penutupan ini adalah membuat nilai akun-akun LRA
menjadi 0. Jurnal penutup tersebut dilakukan dalam 3 tahap, sebagai berikut:
(a) Jurnal Penutup untuk menutup jurnal penganggaran yang dibuat di
awal tahun anggaran
Apropriasi Belanja xxx
Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan xxx
Perubahan SAL xxx
Estimasi Pendapatan xxx
Estimasi Penerimaan Pembiayaan Xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 22
(b) Jurnal Penutup untuk realisasi anggaran, ditutup pada akun
surplus/defisit - LRA
Pendapatan – LRA xxx
Penerimaan Pembiayaan xxx
Belanja xxx
Pengeluaran Pembiayaan xxx
Surplus/Defisit - LRA xxx
(c) Jurnal Penutup untuk menutup akun surplus/defisit – LRA pada
akun Estimasi Perubahan SAL yang terbentuk selama transaksi.
Surplus/Defisit- LRA xxx
Perubahan SAL xxx
Kemudian setelah membuat jurnal penutup, Fungsi Akuntansi PPKD
menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan LRA. Berikut ini adalah format
LRA PPKD:
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 23
NO.
URAIAN
Anggaran
20X1
Realisasi
20X1
(%)
Realisasi
20X0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah
Pendapatan Has il Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipis ahkan
Lain-lain PAD yang Sah
Jumlah Pendapatan Asli Daerah
PENDAPATAN TRANSFER
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Has il Pajak
Dana Bagi Has il Sum ber Daya Alam
Dana Alokas i Um um
Dana Alokas i Khus us
Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA
Dana Otonom i Khus us
Dana Penyes uaian
Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya
TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
Pendapatan Bagi Has il Pajak
Pendapatan Bagi Has il Lainnya
Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi
Jumlah Pendapatan Transfer
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Bunga
Belanja Subs idi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sos ial
Jumlah Belanja Operasi
BELANJA TAK TERDUGA
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja Tak Terduga
JUMLAH BELANJA
TRANSFER
TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN
Trans fer Bagi Has il Pajak
Trans fer Bagi Has il Pendapatan Lainnya
Jumlah Transfer Bagi Hasil Pendapatan
TRANSFER BANTUAN KEUANGAN
Trans fer Bantuan Keuangan ke Pem erintah Daerah Lainnya
Trans fer Bantuan Keuangan ke Des a
Trans fer Bantuan Keuangan Lainnya
Jumlah Transfer Bantuan Keuangan
Jumlah Transfer
JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER
SURPLUS/DEFISIT
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan SiLPA
Pencairan Dana Cadangan
Has il Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipis ahkan
Pinjam an Dalam Negeri - Pem erintah Pus at
Pinjam an Dalam Negeri - Pem erintah Daerah Lainnya
Pinjam an Dalam Negeri - Lem baga Keuangan Bank
Pinjam an Dalam Negeri - Lem baga Keuangan Bukan Bank
Pinjam an Dalam Negeri - Obligas i
Pinjam an Dalam Negeri - Lainnya
Penerim aan Kem bali Pinjam an kepada Perus ahaan Negara
Penerim aan Kem bali Pinjam an kepada Perus ahaan Daerah
Penerim aan Kem bali Pinjam an kepada Pem erintah Daerah Lainnya
Penerim aan Kem bali Piutang
Penerim aan Kem bali Inves tas i Dana Bergulir
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pem bentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal/ Inves tas i Pem erintah Daerah
Pem bayaran Pokok Pinjam an Dalam Negeri - Pem erintah Pus at
Pem bayaran Pokok Pinjam an Dalam Negeri - Pem erintah Daerah Lainnya
Pem bayaran Pokok Pinjam an Dalam Negeri - Lem baga Keuangan Bank
Pem bayaran Pokok Pinjam an Dalam Negeri - Lem baga Keuangan Bukan Bank
Pem bayaran Pokok Pinjam an Dalam Negeri - Obligas i
Pem bayaran Pokok Pinjam an Dalam Negeri - Lainnya
Pem berian Pinjam an kepada Perus ahaan Negara
Pem berian Pinjam an kepada Perus ahaan Daerah
Pem berian Pinjam an kepada Pem erintah Daerah Lainnya
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
JUMLAH PEMBIAYAAN
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN/ (SISA KURANG
PEMBIAYAAN ANGGARAN)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xx x
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
PPKD
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 da n 20X0
(Dalam Rupiah)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 24
(2) Menyusun LO, jurnal penutup LO dan Neraca Saldo setelah
Penutupan LO
Fungsi Akuntansi PPKD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam
komponen Laporan Operasional untuk kemudian membuat Laporan Operasional.
Bersamaan dengan pembuatan LO, Fungsi Akuntansi PPKD membuat jurnal
penutup. Prinsip penutupan ini adalah membuat nilai akun-akun LO menjadi 0.
Berikut ini contoh
jurnal penutup LO.
Pendapatan-LO xxx
Surplus/Defisit...-LO xxx
Beban xxx
Kemudian, setelah membuat jurnal penutupan, Fungsi Akuntansi PPKD
menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan LO. Berikut ini adalah format LO
PPKD:
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 25
PEMERINTAH KABUPATEN/ KOTA ………
PPKD
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
No URAIAN 20X1 20X0 Kenaikan/ (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah
Pendapatan Has il Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipis ahkan
Lain-lain PAD yang Sah
Jumlah Pendapatan Asli Daerah
PENDAPATAN TRANSFER
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Has il Pajak
Dana Bagi Has il Sum ber Daya Alam
Dana Alokas i Um um
Dana Alokas i Khus us
Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA
Dana Otonom i Khus us
Dana Penyes uaian
Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya
TRANSFER PEMERINTAH
PROVINSI Pendapatan Bagi Has il
Pajak Pendapatan Bagi Has il Lainnya
JumlahTransfer Pemerintah Provinsi
Jumlah Pendapatan Transfer
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah Pendapatan
Lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang sah
JUMLAH PENDAPATAN
BEBAN
BEBAN OPERASI
Beban Subs idi
Beban Hibah
Beban Bantuan Sos ial
Beban Lain-lain
Jumlah Beban Operasi
BEBAN TRANSFER
Beban Trans fer Bagi Has il Pajak
Beban Trans fer Bagi Has il Pendapatan Lainnya
Beban Trans fer Bantuan Keuangan ke Pem erintah Daerah Lainnya
Beban Trans fer Bantuan Keuangan ke Des a
Beban Trans fer Keuangan Lainnya
Jumlah Beban Transfer
JUMLAH BEBAN
SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI
SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
SURPLUS NON OPERASIONAL
Surplus Penjualan As et Non lancar
Surplus Penyeles aian Kewajiban Jangka Panjang
Surplus dari Kegiatan Non Operas ional Lainnya
Jumlah Surplus Non Operasional
DEFISIT NON OPERASIONAL
Defis it Penjualan As et Non lancar
Defis it Penyeles aian Kewajiban Jangka Panjang
Defis it dari Kegiatan Non Operas ional Lainnya
Jumlah Defisit Non Operasional
JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA
POS LUAR BIASA
PENDAPATAN LUAR BI AS A
Pendapatan Luar Bias a
Jumlah Pendapatan Luar Biasa
BEBAN LUAR BIASA
Beban Luar Bias a
Jumlah Beban Luar Biasa
POS LUAR BIASA
SURPLUS/DEFISIT-LO
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 26
(3) Menyusun Neraca, jurnal penutup akhir, dan Neraca Saldo Akhir
Berdasarkan Neraca Saldo setelah Penutupan LO, Fungsi Akuntansi PPKD
membuat Neraca. Bersamaan dengan pembuatan Neraca, Fungsi Akuntansi
PPKD membuat jurnal penutup akhir untuk menutup akun Surplus/Defisit…–LO
ke akun Ekuitas. Berikut contoh jurnal penutup akhir.
Surplus/Defisit...-LO xxx
Ekuitas xxx
Setelah membuat jurnal penutup akhir, Fungsi Akuntansi PPKD menyusun
Neraca Saldo Akhir. Neraca Saldo Akhir ini akan menjadi Neraca Awal untuk
periode akuntansi yang selanjutnya. Berikut merupakan contoh format neraca
PPKD Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 27
No.
Uraian
20X1
20X0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah
Investasi Jangka Pendek
Penyisihan Piutang
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi
Piutang Lainnya
RK SKPD ……
Jumlah Aset Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen
Pinjaman Jangka Panjang
Investasi dalam Surat Utang Negara
Investasi dalam Proyek Pembangunan
Investasi Nonpermanen Lainnya
Jumlah Investasi Nonpermanen
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Investasi Permanen Lainnya
Jumlah Investasi Permanen
Jumlah Investasi Jangka Panjang
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
Jumlah Dana Cadangan
ASET LAINNYA
Tagihan Jangka Panjang
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tidak Berwujud
Aset Lain-laim
Jumlah Aset Lainnya
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan
Utang Dalam Negeri - Obligasi
Premium (Diskonto) Obligasi
Utang Jangka Panjang Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS
EKUITAS
Ekuitas
Jumlah Ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx xxx
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
PPKD
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 28
(4) Menyusun Laporan Perubahan Ekuitas
Selanjutnya, Fungsi Akuntansi PPKD membuat Laporan Perubahan Ekuitas
menggunakan data Ekuitas Awal dan data perubahan ekuitas periode berjalan
yang salah satunya diperoleh dari Laporan Operasional yang telah dibuat
sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas ini akan menggambarkan pergerakan
ekuitas PPKD.
Berikut ini merupakan contoh format Laporan Perubahan Ekuitas PPKD
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PPKD
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
NO URAIAN 20X1 20X0
1
2
3
4
5
6
7
EKUITAS AWAL
SURPLUS/DEFISIT-
LO
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR:
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
SELISIH REVALUASI ASET TETAP
LAIN-LAIN
EKUITAS AKHIR
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
(5) Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca. Hal-hal yang diungkapkan di dalam
Catatan atas Laporan Keuangan antara lain:
a) Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas
Akuntansi;
b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
d) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi
dan kejadian-kejadian penting lainnya;
e) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka
laporan keuangan;
f) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
dan
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 29
g) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Berikut ini merupakan contoh format Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota.
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
PPKD
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan PPKD
1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan PPKD
1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan PPKD
Bab II Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan pemerintah daerah
2.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan pemerintah
daerah
2.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang
telah ditetapkan
Bab III Penjelasan pos-pos laporan keuangan pemerintah daerah
3.1 Rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan
keuangan pemerintah daerah
3.1.1 Pendapatan
3.1.2 Beban
3.1.3 Belanja
3.1.4 Aset
3.1.5 Kewajiban
3.1.6 Ekuitas Dana
3.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan
belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk
entitas akuntansi/entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual
pada pemerintah daerah.
Bab IV Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan pemerintah daerah
Bab V Penutup
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 30
j. Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Pemerintah Daerah
1) Ketentuan Umum
Laporan Keuangan Konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang merupakan
gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan, atau entitas akuntansi,
sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal.
Laporan keuangan pemerintah daerah disusun dengan melakukan proses konsolidasi
dari seluruh laporan keuangan entitas akuntansi yang terdapat pada pemerintah
daerah. Neraca saldo dari semua entitas akuntansi SKPD dan entitas akuntansi
PPKD menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan.
Terdapat 7 Laporan Keuangan yang dibuat oleh PPKD, yaitu:
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL);
c) Neraca;
d) Laporan Operasional (LO);
e) Laporan Arus Kas (LAK);
f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); dan
g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 31
Bagan berikut ini menunjukkan proses penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah:
2) Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang melaksanakan penyusunan laporan keuangan pemerintah
daerah adalah sebagai berikut :
a) Fungsi Akuntansi PPKD
b) PPKD
3) Langkah-Langkah Teknis
a) Menyiapkan Kertas Kerja Konsolidasi
Fungsi Akuntansi PPKD menyiapkan kertas kerja (worksheet) dengan
lajur sesuai banyaknya SKPD dan PPKD sebagai alat untuk
menyusun Neraca Saldo Gabungan SKPD dan PPKD. Kertas kerja ini
adalah alat bantu yang digunakan untuk menyiapkan kolom neraca saldo
pemerintah daerah dalam kertas kerja penyusunan Laporan Keuangan
Mengisi Neraca
Saldo SKPD dan
PPKD
Membuat
Jurnal
Eliminasi
Membuat
Neraca Saldo
Pemda
1 2 3
Menyusun LRA,
Membuat Jurnal
Penutup LRA dan
NS Setelah
Penutupan LRA
3
Menyusun LRA,
Membuat Jurnal
Penutup LRA dan
NS Setelah
Penutupan LRA
2
Menyusun LRA,
Membuat Jurnal
Penutup LRA dan
NS Setelah
Penutupan LRA
1
Menyusun LRA,
Membuat Jurnal
Penutup LRA dan
NS Setelah
Penutupan LRA
4
Menyusun LRA,
Membuat Jurnal
Penutup LRA dan NS
Setelah Penutupan
LRA
5
Menyusun LRA,
Membuat Jurnal
Penutup LRA dan
NS Setelah
Penutupan LRA
6
Menyusun LRA,
Membuat Jurnal
Penutup LRA dan NS
Setelah Penutupan
LRA
7
Menyiapkan Kertas Kerja Konsolidasi
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 32
Pemerintah Daerah. Kertas kerja berguna untuk mempermudah proses
pembuatan laporan keuangan yang dihasilkan secara manual.
Neraca Saldo SKPD dan Neraca Saldo PPKD yang dimasukkan kedalam
kertas kerja konsolidasi adalah Neraca Saldo yang sudah disesuaikan.
Setelah memasukkan semua neraca saldo kedalam kertas kerja
konsolidasi, Fungsi Akuntansi PPKD membuat jurnal eliminasi untuk
menghapus akun transitoris yaitu RK PPKD dan RK SKPD. Berdasarkan
Neraca Saldo SKPD dan Neraca Saldo PPKD serta Jurnal
Eliminasi, Fungsi Akuntansi PPKD mengisi Neraca Saldo
Pemerintah Daerah. Untuk eliminasi kedua akun tersebut, fungsi akuntansi
PPKD mencatat “RK-PPKD” di debit dan “RK-SKPD” di kredit
dengan
jurnal:
RK-PPKD xxx
RK-SKPD xxx
Penggunaan format dalam hal ini disesuaikan dengan kebutuhan yang
berkembang. Informasi minimal yang harus ada pada format kertas
kerja sebagai berikut.
Kode
Akun
Uraian
Neraca Saldo SKPD A
Neraca Saldo
SKPD B
Neraca Saldo
SKPD dst
Neraca Saldo
PPKD
Jurnal
Eliminasi
Neraca Saldo
Pemda
D K D K D K D K D K D K
b) Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi
(1) Menyusun LRA, membuat jurnal penutup LRA, dan Neraca
Saldo setelah Penutupan LRA
Berdasarkan Neraca Saldo Pemerintah Daerah, Fungsi Akuntansi PPKD
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan
Realisasi Anggaran dan kemudian disajikan dalam “Laporan Realisasi
Anggaran”.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 33
Nilai kolom debit dan kredit pada kolom “Laporan Realisasi Anggaran”
dijumlahkan. Selisih antara kedua nilai ini merupakan nilai “SILPA tahun
berjalan”. Nilai ini ditempatkan di bawah kolom yang nilainya lebih kecil,
sehingga akan diperoleh nilai yang seimbang antara kolom debit dan kredit.
Bersamaan dengan pembuatan LRA, PPKD juga membuat jurnal penutup.
Prinsip penutupan ini adalah membuat nilai akun-akun LRA menjadi 0.
Berikut contoh jurnal penutup LRA
Pendapatan-LRA xxx
Penerimaan Pembiayaan –LRA xxx
Apropriasi Belanja xxx
Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan xxx
Perubahan SAL xxx
Belanja xxx
Pengeluaran Pembiayaan –LRA xxx
Estimasi Pendapatan xxx
Estimasi Penerimaan Pembiayaan xxx
Kemudian, setelah membuat jurnal penutupan, Akuntansi PPKD
menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan LRA.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 34
Berikut ini merupakan contoh format Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah
(Dalam Rupiah)
ANGGARAN
20X1
REALISASI
20X1(%)
REALISASI
20X0
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah XXX XXX XXX XXX
Pendapatan Retribusi Daerah XXX XXX XXX XXX
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan XXX XXX XXX XXX
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah XXX XXX XXX XXX
Jumlah Pendapatan Asli Daerah XXXX XXXX XXXX XXXX
PENDAPATAN TRANSFER
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak XXX XXX XXX XXX
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) XXX XXX XXX XXX
Dana Alokasi Umum XXX XXX XXX XXX
Dana Alokasi Khusus XXX XXX XXX XXX
Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan XXXX XXXX XXXX XXXX
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA
Dana Otonomi Khusus XXX XXX XXX XXX
Dana Penyesuaian XXX XXX XXX XXX
Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya XXXX XXXX XXXX XXXX
TRANSFER PEMERINTAH PROPINSI
Pendapatan Bagi Hasil Pajak XXX XXX XXX XXX
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya XXX XXX XXX XXX
Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Propinsi XXXX XXXX XXXX XXXX
Total Pendapatan Transfer XXXX XXXX XXXX XXXX
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah XXX XXX XXX XXX
Pendapatan Lainnya XXX XXX XXX XXX
Jumlah Pendapatan Lain-lain yang Sah XXX XXX XXX XXX
XXXX XXXX XXXX XXXX
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai XXX XXX XXX XXX
Belanja Barang XXX XXX XXX XXX
Belanja Bunga XXX XXX XXX XXX
Belanja Subsidi XXX XXX XXX XXX
Belanja Hibah XXX XXX XXX XXX
Belanja Bantuan Sosial XXX XXX XXX XXX
Belanja Bantuan Keuangan XXX XXX XXX XXX
Jumlah Belanja Operasi XXXX XXXX XXXX XXXX
BELANJA MODAL
Belanja Tanah XXX XXX XXX XXX
Belanja Peralatan dan Mesin XXX XXX XXX XXX
Belanja Gedung dan Bangunan XXX XXX XXX XXX
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX XXX XXX XXX
Belanja Aset Tetap Lainnya XXX XXX XXX XXX
Belanja Aset Lainnya XXX XXX XXX XXX
Jumlah Belanja Modal XXXX XXXX XXXX XXXX
BELANJA TIDAK TERDUGA
Belanja Tidak Terduga XXX XXX XXX XXX
Jumlah Belanja Tidak Terduga XXXX XXXX XXXX XXXX
JUMLAH BELANJA XXXX XXXX XXXX XXXX
TRANSFER XXXX XXXX XXXX XXXX
TRANSFER/BAGI HASIL PENDAPATAN KE KABUPATEN/KOTA XXXX XXXX XXXX XXXX
Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota XXX XXX XXX XXX
Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten/Kota XXX XXX XXX XXX
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota XXX XXX XXX XXX
Jumlah Transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota XXXX XXXX XXXX XXXX
XXXX XXXX XXXX XXXX
XXXX XXXX XXXX XXXX
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan SiLPA XXX XXX XXX XXX
Pencairan Dana Cadangan XXX XXX XXX XXX
Hasil Penjualan kekayaan Daerah yang Dipisahkan XXX XXX XXX XXX
Penerimaan Pinjaman Daerah XXX XXX XXX XXX
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah XXX XXX XXX XXX
Penerimaan Utang Daerah XXX XXX XXX XXX
Jumlah Penerimaan XXXX XXXX XXXX XXXX
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pembentukan Dana Cadangan XXX XXX XXX XXX
Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah XXX XXX XXX XXX
Pembayaran Pokok Utang XXX XXX XXX XXX
Pemberian Pinjaman Daerah XXX XXX XXX XXX
Jumlah Pengeluaran XXXX XXXX XXXX XXXX
XXXX XXXX XXXX XXXX
XXXX XXXX XXXX XXXX
SURPLUS/(DEFISIT)
PEMBIAYAAN NETTO
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
URAIAN
JUMLAH PENDAPATAN
JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 35
(2) Menyusun LO, membuat jurnal penutup LO dan Neraca Saldo setelah
Penutupan LO
Berdasarkan Neraca Saldo setelah Penutupan LRA, Fungsi Akuntansi
PPKD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen
Laporan Operasional untuk kemudian membuat Laporan Operasional.
Bersamaan dengan pembuatan LO, PPKD juga membuat jurnal
penutup. Prinsip penutupan ini adalah membuat nilai akun-akun LO
menjadi 0. Berikut ini contoh jurnal penutup LO.
Pendapatan-LO xxx
Surplus/Defisit…-LO xxx
Beban xxx
Kemudian, setelah membuat jurnal penutupan, Akuntansi PPKD
menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan LO. Berikut ini merupakan
contoh format Laporan Operasional.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 36
No
URAIAN
20X1
20X0
Kenaikan/
Penurunan
(%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah
Jumlah Pendapatan Asli Daerah
PENDAPATAN TRANSFER
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA
Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian
Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya
TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
Pendapatan Bagi Hasil Pajak
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi
Jumlah Pendapatan Transfer
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan Yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN
BEBAN
BEBAN OPERASI
Beban Pegawai
Beban Barang Jasa
Beban Bunga
Beban Subsisdi
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan
Beban Lain-lain
Jumlah Beban Operasi
BEBAN TRANSFER
Beban Transfer Bagi Hasil Pajak
Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
Beban Transfer Keuangan Lainnya
Jumlah Beban Transfer
JUMLAH BEBAN
JUMLAH SURPLUS/ DEFISIT DARI OPERASI
SURPLUS/ DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
SURPLUS NON OPERASIONAL
Surplus Penjualan Aset Non Lancar
Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang
Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
Jumlah Surplus Non Operasional
DEFISIT NON OPERASIONAL
Defisit Penjualan Aset Non Lancar
Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang
Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
Jumlah Defisit Non Operasional
JUMLAH SURPLUS/ DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
SURPLUS/ DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA
POS LUAR BIASA
PENDAPATAN LUAR BIASA
Pendapatan Luar Biasa
Jumlah Pendapatan Luar Biasa
BEBAN LUAR BIASA
Beban Luar Biasa
Jumlah Beban Luar Biasa
POS LUAR BIASA
SURPLUS/ DEFISIT - LO
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 37
(3) Menyusun Neraca, membuat jurnal penutup akhir, dan
Neraca Saldo Akhir
Berdasarkan Neraca Saldo setelah Penutupan LO, Fungsi Akuntansi
PPKD membuat Neraca. Bersamaan dengan pembuatan Neraca, PPKD
membuat jurnal penutup akhir untuk menutup akun Surplus/Defisit–
LO ke akun Ekuitas. Berikut ini contoh jurnal penutup akhir.
Surplus/Defisit-LO xxx
Ekuitas xxx
Setelah membuat jurnal penutup akhir, Fungsi Akuntansi PPKD
menyusun Neraca Saldo Akhir. Neraca Saldo Akhir ini akan menjadi
Neraca Awal untuk periode akuntansi yang selanjutnya.
Berikut ini merupakan contoh format Neraca Pemerintah
Kabupaten Badung.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 38
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
No.
Uraian
20X1
20X0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek Piutang
Pajak
Piutang Retribusi
Penyisihan Piutang Belanja
Dibayar Dimuka
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi
Piutang Lainnya
Persediaan
Jumlah Aset Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen
Pinjaman Jangka Panjang
Investasi dalam Surat Utang Negara
Investasi dalam Proyek Pembangunan
Investasi Nonpermanen Lainnya
Jumlah Investasi Nonpermanen
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Investasi Permanen Lainnya
Jumlah Investasi Permanen
Jumlah Investasi Jangka Panjang
ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin Gedung
dan Bangunan Jalan, Irigasi
dan Jaringan Aset Tetap
Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
Jumlah Dana Cadangan
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-laim
Jumlah Aset Lainnya
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Belanja
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan
Utang Dalam Negeri - Obligasi
Premium (Diskonto) Obligasi
Utang Jangka Panjang Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS
Ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 39
(4) Menyusun Laporan Perubahan SAL
Dari Laporan Realisasi Anggaran yang telah dibuat sebelumnya, Fungsi
Akuntansi PPKD dapat menyusun Laporan Perubahan SAL. Laporan
Perubahan SAL ini merupakan akumulasi SiLPA periode berjalan dan
tahun- tahun sebelumnya. Berikut ini merupakan contoh format Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih Pemerintah Daerah Kabupaten
Badung
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
NO URAIAN 20X1 20X0
1
2
3
4
5
6
7
8
Saldo Anggaran Lebih Awal
Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan
Subtotal (1 + 2)
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)
Subtotal (3 + 4)
Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya
Lain-lain
Saldo Anggaran Lebih Akhir (5 + 6 + 7)
XXX
(XXX)
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
(XXX)
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
(5) Menyusun Laporan Perubahan Ekuitas
Selanjutnya, Fungsi Akuntansi PPKD membuat Laporan Perubahan Ekuitas
menggunakan data Ekuitas Awal dan data perubahan ekuitas periode
berjalan yang salah satunya diperoleh dari Laporan Operasional yang telah
dibuat sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas ini akan menggambarkan
pergerakan ekuitas PPKD.
Berikut ini merupakan contoh format Laporan Perubahan Ekuitas
Pemerintah Daerah.
PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER
20X1 DAN 20X0
NO
URAIAN
20X1 20X0
1
2
3
4
5
6
7
EKUITAS AWAL
SURPLUS/DEFISIT-
LO
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN
MENDASAR: KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
SELISIH REVALUASI ASET
TETAP LAIN-LAIN
EKUITAS AKHIR
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
(6) Membuat Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas disusun oleh Bendahara Umum Daerah. Inti unsur
dari Laporan Arus Kas ialah penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari Buku Besar Kas dan juga jurnal
yang telah dibuat sebelumnya. Semua transaksi terkait Arus Kas tersebut
kemudian diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, aktivitas
investasi, aktivitas pendanaan, aktivitas transitoris. Berikut ini merupakan
contoh format Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Badung.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 40
No. Ura ia n 20X1 20X0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
Arus Ka s da ri Aktivita s Ope ra si
Arus Ma suk Ka s
Penerimaan Pajak Daerah
Penerimaan Retribusi Daerah
Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Lain-lain PAD yang sah
Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak
Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Penerimaan Dana Alokasi Umum
Penerimaan Dana Alokasi Khusus
Penerimaan Dana Otonomi Khusus
Penerimaan Dana Penyesuaian
Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak
Penerimaan Bagi Hasil Lainnya
Penerimaan Hibah
Penerimaan Dana Darurat
Penerimaan Lainnya
Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa
Jumla h Arus Ma suk Ka s
Arus Ke lua r Ka s Pembayaran
Pegawai Pembayaran Barang
Pembayaran Bunga
Pembayaran Subsidi
Pembayaran Hibah
Pembayaran Bantuan Sosial
Pembayaran Tak Terduga
Pembayaran Bagi Hasil Pajak
Pembayaran Bagi Hasil Retribusi
Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Pembayaran Kejadian Luar Biasa
Jumla h Arus Ke lua r Ka s
Arus Ka s Be rsih da ri Aktivita s Ope ra si
Arus Ka s da ri Aktivita s Inve sta si
Arus Ma suk Ka s
Pencairan Dana Cadangan
Penjualan atas Tanah
Penjualan atas Peralatan dan Mesin
Penjualan atas Gedung dan Bangunan
Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan
Penjualan Aset Tetap
Penjualan Aset Lainnya
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Penjualan Investasi Non Permanen
Jumla h Arus Ma suk Ka s
Arus Ke lua r Ka s
Pembentukan Dana Cadangan
Perolehan Tanah
Perolehan Peralatan dan Mesin
Perolehan Gedung dan Bangunan
Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan
Perolehan Aset Tetap Lainnya
Perolehan Aset Lainnya
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Pengeluaran Pembelian Investasi Non Permanen
Jumla h Arus Ke lua r Ka s
Arus Ka s Be rsih da ri Aktivita s Inve sta si
Arus Ka s da ri Aktivita s Pe nda na a n
Arus Ma suk Ka s
Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat
Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya
Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank
Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank
Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi
Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Jumla h Arus Ma suk Ka s
Arus Ke lua r Ka s
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat Pembayaran
Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya Pembayaran
Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya
Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
Jumla h Arus Ke lua r Ka s
Arus Ka s Be rsih da ri Aktivita s Pe nda na a n
Arus Ka s da ri Aktivita s Tra nsitoris
Arus Ma suk Ka s
Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga
Jumla h Arus Ma suk Ka s
Arus Ke lua r Ka s
Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Jumla h Arus Ke lua r Ka s
Arus Ka s Be rsih da ri Aktivita s tra nsitoris
Ke na ika n/Pe nuruna n Ka s
Sa ldo Aw a l Ka s di BUD & Ka s di Be nda ha ra Pe nge lua ra n
Sa ldo Akhir Ka s di BUD & Ka s di Be nda ha ra Pe nge lua ra n
Sa ldo Akhir Ka s di Be nda ha ra Pe ne rima a n
Sa ldo Akhir Ka s
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX
XXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX XXX
XXX XXX
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0
Metode Langsung
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 41
(7) Membuat Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau rincian dari angka yang
tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Hal-hal
yang diungkapkan di dalam Catatan atas Laporan Keuangan antara lain:
Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
Informasi tentang kebijakan keuangan dan ekonomi makro;
Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian penting lainnya;
Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka
laporan keuangan;
Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; dan
Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Berikut ini merupakan contoh format Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Badung
PEMERINTAH KABUPATENBADUNG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan pemerintah
daerah
1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan pemerintah
daerah
1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan pemerintah
daerah
Bab II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja
APBD
2.1 Ekonomi makro
2.2 Kebijakan keuangan
2.3 Indikator pencapaian target kinerja APBD
Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan pemerintah daerah
3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan pemerintah
daerah
3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang
telah ditetapkan
Bab IV Kebijakan akuntansi
4.1 Entitas akuntansi / entitas pelaporan keuangan daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 42
4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah
4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah
4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam SAP pada pemerintah daerah
Bab V Penjelasan pos-pos laporan keuangan pemerintah daerah
5.1 Rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan
keuangan pemerintah daerah
5.1.1 Pendapatan – LRA
5.1.2 Belanja
5.1.3 Transfer
5.1.4 Pembiayaan
5.1.5 Pendapatan – LO
5.1.6 Beban
5.1.7 Aset
5.1.8 Kewajiban
5.1.9 Ekuitas Dana
5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan
belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk
entitas akuntansi/entitas pelaporan yang menggunakan basis
akrual pada pemerintah daerah.
Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan pemerintah daerah
Bab VII Penutup
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 43
2. SISTEM AKUNTANSI SKPD
a. Akuntansi Pendapatan SKPD
Akuntansi Pendapatan pada lingkup SKPD dilakukan hanya untuk mengakui,
mencatat, dan melaporkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berada dalam
wewenang SKPD. Pendapatan tersebut terdiri dari Pendapatan Pajak, Pendapatan
Retribusi, dan Lain-lain PAD yang Sah. Adapun Lain-lain PAD yang Sah
meliputi pendapatan hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; jasa
giro; pendapatan bunga; penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;
penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah; penerimaan keuntungan
dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; pendapatan denda atas
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan; pendapatan denda pajak; pendapatan
denda retribusi; pendapatan hasil eksekusi atas jaminan; pendapatan dari
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; pendapatan hasil pemanfaatan
kekayaan daerah; dan pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.
1. Pihak Terkait
Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi pendapatan pada SKPD adalah :
a. PPKD
b. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)
1) mencatat transaksi/kejadian pendapatan LO dan Pendapatan LRA
berdasarkan bukti bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal
LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca;
2) Melakukan rekonsiliasi terhadap dokumen pendapatan yang belum diterima
pembayarannya ke fungsi akuntansi PPKD setiap bulan;
3) Melakukan penyesuaian di akhir tahun terhadap dokumen pendapatan
diterima dimuka atas periode diterbitkannya dokumen pendapatan atau hal-
hal lain yang dipandang perlu.
2. Dokumen yang Terkait
Dokumen yang terkait dalam prosedur akuntansi Pendapatan-LO dan
Pendapatan-LRA secara umum dikelompokkan sebagai berikut:
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
Surat Ketetapan Pajak Daerah(SKP-Daerah)
Surat Ketetapan Retribusi Daerah(SKRD)
Tanda Bukti Penerimaan (TBP)
Surat Tanda Setoran(STS)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 44
Bukti transfer/setor
Nota kredit bank
Bukti memorial
Bukti transaksi penerimaan kas lainnya
3. Sistem dan Prosedur Akuntansi
Pencatatan akuntansi untuk pendapatan pada SKPD adalah :
a. Jenis pendapatan yang penerimaan kas mendahului atau bersamaan
dengan dokumen penetapan atau dokumen lain yang dipersamakan,
Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan Penerimaan Kas
(Pendapatan-LRA)
1) WP/WR/pihak ketiga lainnya melakukan pembayaran melalui
Bendahara Penerimaan, dan atas pembayaran tersebut, Bendahara
Penerimaan menerbitkan TBP. Selanjutnya TBP tersebut ditembuskan
pada PPK-SKPD untuk membukukan penambahan kas di Bendahara
Penerimaan, pengakuan Pendapatan-LO, dan pengakuan Pendapatan-
LRA. Berdasar TBP tersebut, Bendahara Penerimaan membuat STS
untuk menyetorkan penerimaan tersebut ke Kas Daerah. Selanjutnya
STS tersebut ditembuskan kepada PPK-SKPD untuk membukukan
R/K PPKD dan pengurangan kas di Bendahara Penerimaan.
2) Apabila WP/WR/pihak ketiga lainnya melakukan pembayaran
langsung ke Kas Daerah, Kas Daerah akan menerbitkan bukti
transfer/setor untuk WP/WR/pihak ketiga dan nota kredit untuk PPK-
SKPD untuk membukukan R/K PPKD, pengakuan Pendapatan-LO,
dan pengakuan Pendapatan-LRA.
Pendapatan-LO dan Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima
dengan atau tanpa terbitnya dokumen penetapan. Pendapatan dengan
metode self assement diakui pada saat kas diterima.
a) Pada saat kas diterima oleh Bendahara Penerimaan, maka dicatat
dengan jurnal sebagai berikut:
Kas di Bendahara Penerimaan....................
Pendapatan-LO............................................ xxx
Xxx
Perubahan SAL ..........................................
Pendapatan-LRA......................... Xxx
Xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 45
Pada saat kas disetor oleh Bendahara Penerimaan ke Kas Daerah,
dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
R/KPPKD ........................................
Kas di Bendahara Penerimaan......
Xxx
xxx
b) Bila pihak ketiga langsung menyetor ke Kas Daerah, maka dicatat dengan
jurnal sebagai berikut:
R/K PPKD ........................................
Pendapatan-LO ............................
Xxx
Xxx
Perubahan SAL ...........................
Pendapatan-LRA.........................
Xxx
Xxx
b. Jenis pendapatan yang didahului dengan dokumen penetapan atau
dokumen lain yang dipersamakan dan belum disertai penerimaan kas
Pendapatan-LO diakui pada saat terbitnya dokumen dasar pendapatan
tersebut, sedangkan Pendapatan-LRA diakui pada saat penerimaan kas
(pelunasan) atas pendapatan tersebut
1) Terhadap dokumen penetapan pendapatan yang telah diterbitkan, PPK-SKPD
mencatat pengakuan Pendapatan-LO dan Piutang sebagai jurnal penyesuaian
dengan membuat bukti memorial.
Jurnal pada saat penetapan dokumen pendapatan yang belum diterima
pembayarannya
Piutang............................................
Pendapatan-LO ...........................
Xxx
xxx
2) Pada saat penerimaan atas pendapatan yang telah ditetapkan, PPK-SKPD
mencatat pengakuan penerimaan kas tersebut sebagai pengurang Piutang.
Pendapatan LRA diakui pada saat kas telah diterima di Kas Daerah.
a) Jurnal pada saat diterima kas atas dokumen penetapan pendapatan
yang sudah diakui Pendapatan-LO nya.
Kas di Bendahara Penerimaan.....................
Piutang….........................................
Xxx
Xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 46
b) Jurnal pada saat dilakukan penyetoran oleh Bendahara Penerimaan ke
Kas Daerah.
R/K PPKD................................................
Kas di Bendahara Penerimaan .............
Xxx
Xxx
Pendapatan LRA......................................
Perubahan SAL.......................................
Xxx
Xxx
3) PPK-SKPD melakukan rekonsiliasi atas dokumen penetapan pendapatan-LO
yang telah diakui tahun sebelumnya, untuk menghindari duplikasi pencatatan
Pendapatan-LO.
c. Jenis pendapatan yang penerimaan kas telah diterima namun jasa belum
diberikan diakui sebagai Pendapatan Diterima di Muka, maka
Pendapatan-LRA diakui bersamaan dengan penerimaan kas tersebut.
Sedangkan, Pendapatan-LO diakui pada saat penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan jumlah jasa yang telah diberikan tahun
berkenaan.
PPK-SKPD melakukan pencatatan terhadap Pendapatan Diterima Dimuka
yang telah diakui saat kas diterima dengan membuat buku memorial.
Penyesuaian dilakukan atas kas yang telah diterima namun barang/jasa belum
seluruhnya diserahkan oleh pemerintah daerah kepada pihak lain (belum
seluruhnya menjadi hak pemda).
PPK-SKPD melakukan jurnal terhadap Pendapatan Diterima Dimuka yang
telah diakui saat kas diterima dengan membuat buku memorial sebagai berikut:
Kas di Bendahara Penerimaan ...........
Pendapatan Diterima Dimuka......
xxx
xxx
Jurnal pada saat dilakukan penyetoran oleh Bendahara Penerimaan ke Kas
Daerah.
R/K PPKD................................................
Kas di Bendahara Penerimaan .............
Xxx
Xxx
Pendapatan LRA......................................
Perubahan SAL.......................................
Xxx
Xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 47
Pada saat penyusunan Laporan Keuangan, PPK SKPD juga melakukan jurnal
penyesuaian atas pendapatan diterima dimuka yang benar-benar telah menjadi
hak pemerintah daerah di tahun berjalan.
Pendapatan Diterima Dimuka......
Pendapatan-LO ......................
xxx
xxx
b. Sistem Akuntansi Belanja dan Beban SKPD
Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 dan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013
dikenal istilah beban dan belanja. Perlakuan akuntansi yang berbeda atas beban
dan belanja merupakan implikasi berlakunya basis akrual sebagaimana di atur
dalam PP No. 71 Tahun 2010 dan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013.
Akuntansi Beban pada lingkup SKPD melingkupi pengakuan, pencatatan, dan
pelaporan beban gaji dan tunjangan, beban honorarium/lembur/ vakasi/tunjangan
khusus dan beban pegawai transito, beban kontribusi sosial, beban barang, beban
jasa, beban pemeliharaan, beban perjalanan dinas, dan beban murni akrual.
Pembahasan akuntansi beban dan belanja meliputi pihak yang terkait, dokumen
yang terkait serta sistem dan prosedur akuntansi, yang akan dijelaskan di bawah
ini.
1. Pihak yang terkait
a. Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini mempunyai tugas memberikan pengesahan atas
pegeluaran anggaran dan kewajiban yang sudah timbul dari setiap
transaksi yang ada di lingkungan SKPD yang dipimpinnya melalui
dokumen SPM dan Pengesahan SPJ.
b. Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD)
Dalam Kegiatan ini mempunyai tugas menerbitkan SP2D untuk
melakukan pembayaran.
c. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK SKPD)
Dalam kegiatan ini mempunyai tugas:
1) Menerima dokumen pertanggungjawaban dari bendahara pengeluaran
dan melakukan verifikasi bukti.
2) Menerima tembusan bukti tagihan dari bendahara pengeluaran dan
membuatkan Jurnal pengakuan utang atas tagihan.
3) Melakukan pencatatan ke dalam buku jurnal atas setiap transaksi
sesuai dengan dokumen akuntansi/Memo Jurnal yang telah dibuat;
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 48
4) Melakukan posting atas transaksi sesuai dengan akun yang
bersangkutan ke Buku Besar;
5) Membuat jurnal koreksi, penyesuaian, dan penutup dan menyusun
Laporan Keuangan.
2. Dokumen yang terkait
Dokumen Sumber adalah dokumen yang berhubungan dengan transaksi
keuangan pemerintah daerah yang digunakan sebagai sumber atau bukti untuk
menghasilkan data akuntansi. Dokumen sumber yang digunakan sebagai
dasar pencatatan pada Akuntansi Beban dan Belanja SKPD meliputi:
Berita Acara Serah Terima (BAST) atau Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan
Surat Tagihan dari pihak ketiga dan dokumen pendukung tagihan
Surat Bukti Pengeluaran/Belanja
Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Bendahara Pegeluaran
Surat Pengesahan Pertanggungjawaban (SPPJ)
SP2D LS/GU/Nihil
Dokumen Kontrak/Perjanjian
Dokumen lainnya
3. Sistem dan prosedur akuntansi
Akuntansi untuk Beban dan Belanja pada SKPD selama tahun berjalan,
pengakuan beban dan Belanja dibagi sebagai berikut:
a. Pengeluaran melalui Uang Persediaan (UP)
Beban dicatat ketika bendahara pengeluaran melakukan pembayaran atas
tagihan sesuai bukti pengeluaran kas. Pengeluaran melalui PPTK dengan
Panjar Kegiatan beban dicatat ketika pertanggungungjawaban (SPJ) panjar
disampaikan PPTK ke Bendahara Pengeluaran. Belanja dicatat pada saat
pengeluaran tersebut disahkan oleh fungsi perbendaharaan PPKD sesuai
dengan terbitnya SP2D-GU atau SP2D-Nihil.
(1) Pencatatan atas pembayaran melalui PPTK
Pada saat Bendahara Pengeluaran memberikan panjar kegiatan kepada
PPTK maka maka perlu dilakukan pencatatan sebagai berikut:
Panjar Kegiatan ............................................................ xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran .................................... xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 49
Pada saat PPTK mempertanggungjawabkan penggunaan panjar
kegiatan kepada Bendahara Pengeluaran, maka dicatat dengan jurnal
sebagai berikut:
Beban ............................................................................ xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran ................................... xxx
Panjar Kegiatan .............................................................. xxx
Pendebetan akun Kas di Bendahara Pengeluaran pada jurnal di atas
dilakukan apabila ada selisih lebih antara panjar yang diberikan oleh
Bendahara Pengeluaran dengan penggunaan panjar tersebut oleh
PPTK.
Pengakuan belanja atas penggunaan panjar oleh PPTK dilakukan
setelah diterbitkan SP2D GU oleh BUD, yang dicatat dengan jurnal
sebagai berikut:
Belanja .......................................................................... xxx
Perubahan SAL ............................................................... xxx
(2) Pencatatan pembayaran dilakukan melalui Bendahara Pengeluaran
Pada saat kas dikeluarkan oleh Bendahara Pengeluaran, maka dicatat
dengan jurnal sebagai berikut:
Beban ............................................................................ xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran ...................................... xxx
Apabila telah diterbitkan SP2D GU dari BUD, maka dicatat dengan
jurnal sebagai berikut:
Belanja ......................................................................... xxx
Perubahan SAL ...................................................... ......... xxx
b. Melalui Kas daerah (LS)
Beban dicatat ketika diterima tagihan yang menjadi dasar pengeluaran dan
belanja dicatat bersamaan pada saat terbitnya SP2D-LS.
Pencatatan beban untuk pembayaran melalui kas daerah (BUD) dilakukan
PPK SKPD pada saat menerima tembusan bukti tagihan yang akan
dijadikan dasar pembuatan Surat Permintaan Pembayaran dari Bendahara
Pengeluaran dengan jurnal sebagai berikut:
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 50
Beban............................................................................ xxx
Utang Beban ................................................................... xxx
Pada saat pengeluaran dilakukan dari Kas Daerah dengan diterbitkannya
SP2D LS maka dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Utang Beban ............................................................... xxx
R/K PPKD ...................................................................... xxx
Sedangkan Belanja diakui dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Belanja .......................................................................... xxx
Perubahan SAL ....................................................... xxx
c. Pada saat penyusunan laporan keuangan, PPK SKPD mencatat jurnal
penyesuaian untuk dua kondisi pengakuan Beban yaitu:
1) Pengakuan beban karena timbulnya kewajiban dan belum disertai
pengeluaran kas.
Pada saat penyusunan laporan keuangan apabila terdapat dokumen
penagihan yang sudah menjadi beban dan belum dilakukan
pembayaran maka dilakukan pencatatan dengan jurnal sebagai berikut:
Beban ............................................................................ xxx
Utang Beban .................................................................... xxx
2) Penyesuaian beban atas pengeluaran kas yang telah dilakukan
sebelumnya atau penyesuaian atas beban dibayar dimuka.
Pada saat penyusunan laporan keuangan apabila terdapat dari
pengeluaran kas yang dilakukan oleh pemerintah daerah belum
menjadi beban maka dilakukan jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Beban dibayar dimuka .................................................. xxx.
Beban………………………………………………………….xxx
c. Sistem Akuntansi Piutang
Piutang daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah daerah
dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya yang sah. Aset berupa piutang di Neraca harus
terjaga agar nilainya sama dengan nilai bersih yang dapat direalisasi (net
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 51
realizable value). Alat untuk menyesuaikan adalah dengan melakukan penyisihan
piutang tak tertagih. Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang
yang kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari
seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain. Prosedur akuntansi piutang
pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi atas transaksi-transaksi
yang mengakibatkan penambahan maupun pengurangan nilai piutang.
1. Pihak Terkait
Pihak yang terkait dalam sistem akuntasi piutang adalah Pejabat
Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD), yang memiliki tugas sebagai
berikut:
a. Mencatat transaksi/kejadian piutang berdasarkan bukti-bukti transaksi
yang yang belum diterima pembayarannya ke Buku Jurnal.
b. Mencatat transaksi/kejadian pembayaran piutang berdasarkan bukti-bukti
pembayarannya ke Buku Jurnal.
c. Melakukan posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian pendapatan LO ke
dalam Buku Besar masing-masing rekening.
2. Dokumen yang Terkait
Dokumen yang terkait dalam prosedur akuntansi Piutang SKPD:
Surat Ketetapan Pajak Daerah
Surat Ketetapan Retribusi Daerah
Bukti Memorial
Dokumen lain yang dipersamakan
3. Sistem dan Prosedur Pencatatan Akuntansi
Perlakuan akuntansi untuk transaksi piutang pada SKPD adalah:
a. Melakukan rekonsiliasi terhadap dokumen penetapan yang belum diterima
pembayarannya
Pada saat penyusunan laporan keuangan, PPK-SKPD melakukan
inventarisasi atas dokumen penetapan Pendapatan-LO yang belum
diterima pembayarannya. Terhadap SKP/R-Daerah yang belum dibayar
tersebut, PPK-SKPD mencatatan pengakuan Pendapatan-LO dan Piutang
sebagai jurnal penyesuaian.
Di awal tahun berikutnya, PPK-SKPD melakukan jurnal balik atas jurnal
penyesuaian pendapatan yang dilakukan pada saat penyusunan laporan
keuangan, untuk menghindari duplikasi pencatatan Pendapatan-LO.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 52
Melakukan rekonsiliasi terhadap dokumen penetapan yang belum diterima
pembayarannya
Piutang.......................................................................
Pendapatan-LO....................................................
xxx
xxx
Mencatat penerimaan kas atas pendapatan-LO yang sudah diakui tahun
sebelumnya
Pendapatan-LO.........................…..……………….
Piutang …………………………………………
Xxx
xxx
b. Pengakuan Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang yang jatuh tempo pada
periode akuntansi berikutnya
Pada saat penyusunan laporan keuangan, PPK-SKPD berdasarkan bukti
memorial melakukan reklasifikasi Piutang Jangka Panjang ke Bagian
Lancar Piutang Jangka Panjang, yaitu piutang yang akan jatuh tempo
dalam satu tahun ke depan.
Bagian Lancar Tagihan..............................................
Tagihan Pinjaman...............................................
xxx
xxx
c. Menetapkan umur piutang sebagai dasar tingkat kolektabilitas piutang
(aging schedule)
Berdasarkan buku piutang, PPK-SKPD membuat bukti memorial atas
jumlah piutang yang tak tertagih. Berdasar bukti memorial tersebut, PPK-
SKPD mencatat pengakuan Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dan
pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih. Penyisihan piutang tak
tertagih tidak bersifat akumulatif tetapi diterapkan pada saat penyusunan
laporan keuangan, sesuai dengan perkembangan kualitas piutang.
Beban Penyisihan Piutang........................................
Penyisihan Piutang............................................
xxx
xxx
d. Mencatat Penghapusbukuan dan Penghapustagihan Piutang
Berdasarkan keputusan Kepala Daerah terkait penghapusbukuan dan
penghapustagihan piutang, maka PPK SKPD akan mencatat
penghapusbukuan piutang dengan mengurangkan Penyisihan Piutang
Tidak Tertagih dan Piutang.
Untuk Piutang yang penyisihan piutangnya belum seluruhnya disisihkan
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 53
Penyisihan Piutang....................................................
Beban Penyisihan Piutang..........................................
xxx
xxx
Piutang……………………………………………… xxx
Untuk Piutang yang penyisihan piutangnya telah seluruhnya disisihkan
Penyisihan Piutang..................................................... xxx
Piutang………………………………………… xxx
Sedangkan untuk penghapustagihan piutang PPK tidak melakukan
pencatatan ke dalam jurnal.
d. Sistem Akuntansi Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat. Akuntansi Persediaan pada SKPD meliputi
pencatatan dan pelaporan atas transaksi-transaksi yang terkait dengan Persediaan.
Terdapat dua metode yang mempengaruhi sistem akuntansi persediaan, yaitu
metode periodik dan perpektual.
1. Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkaitdalam sistem akuntansi persediaan antara lain adalah:
a. Penyimpan Barang
Dalam sistem akuntansi persediaan, penyimpan barang bertugas untuk
menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas pengelolaan
persediaan.
b. Bendahara Pengeluaran
Dalam sistem akuntansi persediaan, bendahara pengeluaran bertugas untuk
menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi tunai
yang berkaitan dengan persediaan.
c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Dalam sistem akuntansi persediaan, pejabat pelaksana teknis
kegiatan bertugas untuk menyiapkan dokumen atas beban pengeluaran
pelaksanaan pengadaan persediaan.
d. PPK-SKPD
Dalam sistem akuntansi persediaan, pejabat penatausahaan keuangan
SKPD bertugas untuk melakukan proses akuntansi persediaan yang
dimulai dari jurnal hingga penyajian laporan keuangan SKPD.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 54
2. Dokumen yang Terkait
Dokumen yang terkait dalam prosedur akuntansi Persediaan antara lain:
Bukti Belanja Persediaan
Berita Acara Serah Terima Barang
Tagihan Pembayaran
Berita Acara Stock Opname Akhir Tahun
SP2D LS
3. Sistem dan Prosedur Pencatatan Akuntansi
Perlakuan akuntansi untuk transaksi persediaan pada SKPD adalah:
a. Pencatatan Persediaan dengan Metode Periodik
1) Pada awal tahun
Berdasar Bukti Memorial, PPK-SKPD mencatat pengakuan Beban
Persediaan dan pengurangan Persediaan atas persediaan awal pada
neraca.
Beban Persediaan……………………………
Persediaan..................................................
xxx
xxx
2) Pada saat pembelian
Untuk pembayaran dengan SP2D-LS, berdasarkan tagihan
pembayaran dan/atau berita acara serah terima barang dari pihak ketiga
yang dijadikan dasar pembuatan SPP-LS dan SPM-LS, PPK-SKPD
akan mencatat Beban Persediaan dan Utang Beban Barang dan Jasa
Beban Persediaan………………………..…
Utang Beban Barang dan Jasa.....................
xxx
xxx
Pada saat dilakukan pembayaran oleh PPKD dengan terbitnya SP2D-
LS, PPK-SKPD akan mencatat pelunasan atas Utang Beban Barang
dan Jasa
Utang Beban Barang dan Jasa .......................…
R/K PPKD................................................
xxx
xxx
Untuk pembayaran dengan uang persediaan, berdasarkan kwitansi
pembayaran (pengeluaran kas), PPK-SKPD akan mencatat Beban
Persediaan dan Kas di Bendahara Pengeluaran
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 55
Beban Persediaan………………………..…
Kas di Bendahara Pengeluran................
xxx
xxx
3) Pemakaian persediaan pada periode berjalan tidak dibukukan
4) Pada saat penyusunan laporan keuangan, berdasarkan tembusan berita
acara hasil opname fisik persediaan dari bagian gudang. PPK-SKPD
akan melakukan pencatatan Persediaan (akhir) dan pengurangan Beban
Persediaan
Persediaan…..
Beban Persediaan........
xxx
xxx
b. Pencatatan Persediaan dengan Metode Perpetual
1) Di awal tahun tidak dilakukan perjurnalan
2) Pada saat pembelian
Untuk pembayaran dengan SP2D-LS, berdasarkan tagihan
pembayaran dan/atau berita acara serah terima barang dari pihak
ketiga yang dijadikan dasar pembuatan SPP-LS dan SPM-LS, PPK-
SKPD akan mencatat Beban Persediaan dan Utang Beban Barang dan
Jasa
Beban Persediaan………………………..…
Utang Beban Barang dan Jasa.....................
xxx
xxx
Pada saat dilakukan pembayaran oleh PPKD dengan terbitnya SP2D-
LS, PPK-SKPD akan mencatat pelunasan atas Utang Beban Barang
dan Jasa
Utang Beban Barang dan Jasa .......................…
R/K PPKD................................................
xxx
xxx
Untuk pembayaran dengan uang persediaan, berdasarkan kuitansi
pembayaran (pengeluaran kas), PPK-SKPD akan mencatat Beban
Persediaan dan Kas di Bendahara Pengeluaran
Beban Persediaan………………………..…
Kas di Bendahara Pengeluran................
xxx
xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 56
3) Penggunaan/Pemakaian persediaan pada periode berjalan
Pada saat penggunaan/pemakaian persediaan, PPK-SKPD akan
mencatat pengakuan Beban Persediaan dan pengurangan Persediaan
Beban Persediaan….
Persediaan.......
xxx
xxx
4) Tidak terdapat jurnal pada saat penyusunan laporan keuangan,.
Persediaan akhir merupakan saldo Persediaan Awal + Pembelian –
Pemakaian Persediaan selama tahun berjalan.
e. Sistem Akuntansi Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu aset dapat diakui sebagai aset tetap, yaitu
(1) berwujud, (2) mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan, (3) biaya
perolehan aset dapat diukur secara andal, (4) tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam operasi normal entitas, dan (5) diperoleh atau dibangun dengan maksud
untuk digunakan.
1. Pihak-Pihak yang Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi aset tetap antara lain adalah:
a. Bendahara Barang atau Pengurus Barang
Dalam sistem akuntansi aset tetap, bendahara barang/pengurus
barang bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumen-
dokumen atas pengelolaan aset tetap.
b. Bendahara Pengeluaran
Dalam sistem akuntansi aset tetap, bendahara pengeluaran bertugas untuk
menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi
tunai yang berkaitan dengan aset tetap.
c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Dalam sistem akuntansi aset tetap, pejabat pelaksana teknis kegiatan
bertugas untuk menyiapkan dokumen atas beban pengeluaran
pelaksanaan pengadaan aset tetap.
d. Pejabat Penatausahaan Keuangan
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 57
Dalam sistem akuntansi aset tetap, pejabat penatausahaan keuangan SKPD
bertugas untuk melakukan proses akuntansi aset tetap yang dimulai dari
jurnal hingga penyajian laporan keuangan SKPD.
2. Dokumen Sumber
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi aset tetap antara
lain adalah:
Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan
SP2D LS
SPJ
Surat Permohonan Kepala SKPD tentang Penghapusan Aset Tetap
Surat Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Aset
Dokumen lain yang dipersamakan
3. Sistem dan prosedur akuntansi
Sistem dan prosedur penambahan nilai aset tetap serta sistem dan prosedur
akuntansi pengurangan nilai aset tetap.
a. Penambahan
1) Berdasarkan Bukti Pengeluaran yang dibuat Bendahara Pengeluaran
untuk pengadaan aset tetap kepada pihak ketiga, PPK-SKPD akan
mencatat dalam buku jurnal.
Aset Tetap..........................................................xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran...............................xxx
Setelah SP2D GU/Nihil diterbitkan oleh fungsi perbendaharaan
Belanja Modal...................................................xxx
Perubahan SAL......................................................xxx
2) Untuk pembayaran dengan SP2D-LS, berdasarkan tagihan
pembayaran dan/atau berita acara serah terima barang dari pihak
ketiga yang dijadikan dasar pembuatan SPP-LS dan SPM-LS, PPK-
SKPD akan mencatat Konstruksi Dalam Pengerjaan/ Aset Tetap dan
Utang Pengadaan Aset Tetap
Konstruksi Dalam Pengerjaan/ Aset Tetap ...............
Utang Beban Barang dan Jasa ........................
xxx
xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 58
Pencatatan sebagai Konstruksi dalam Pengerjaan dilakukan atas
pembayaran/ pembelian dalam rangka pengadaan aset tetap (termasuk
perencanaan dan pengawasan) namun Aset Tetap belum selesai
dan/atau belum siap digunakan.
Pada saat pembayaran termin terakhir dan Aset Tetap telah selesai
dan/atau siap digunakan, PPKD melakukan penyesuaian atas
Konstruksi dalam Pengerjaan dan diakui sebagai Aset Tetap dengan
mencatat dalam buku jurnal.
Aset Tetap ...............
Konstruksi Dalam Pengerjaan ........................
xxx
xxx
Pada saat dilakukan pembayaran oleh PPKD dengan terbitnya SP2D-
LS, PPK-SKPD akan mencatat dalam buku jurnal.
Utang Pengadaan Aset Tetap.......................................................xxx
RK PPKD...........................................................xxx
Belanja Modal...............................................xxx
Perubahan SAL.............................................xxx
3) Berdasarkan naskah hibah dari pihak ketiga dan berita acara serah
terima, PPK-SKPD akan mencatat dalam buku jurnal.
Aset Tetap..................................................xxx
Pendapatan hibah....LO.......................................xxx
b. Pengurangan
1) Reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya berdasarkan Surat Permohonan
Kepala SKPD untuk penghapusan aset tetap, PPK-SKPD akan
mencatat dalam buku Jurnal.
Aset Lainnya.................................................xxx
Akumulasi Penyusutan.................................xxx
Aset Tetap.........................................................xxx
2) Penghapusan aset tetap yang telah di reklafikasi ke aset lainnya
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah tentang penghapusan
aset tetap, PPK-SKPD akan mencatat dalam buku Jurnal.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 59
Defisit penghapusan aset lainnya...............................xxx
Aset Lainnya..................................................................xxx
3) Penjualan dan pertukaran aset tetap berdasarkan surat perjanjian,
PPK-SKPD akan melakukan perhitungan penyusutan terhadap aset
yang dijual atau pertukaran masa awal tahun s.d bulan penjualan dan
membukukan dalam buku jurnal.
Beban Penyusutan.....................................xxx
Akumulasi penyusutan.......................................xxx
4) Surplus penjualan aset tetap (nilai jual lebih besar dari nilai buku),
PPK-SKPD akan mencatat dalam buku jurnal.
RK PPKD.....................................................xxx
Akumulasi penyusutan.................................xxx
Aset Tetap.............................................................xxx
Surplus penjualan aset tetap...LO.........................xxx
Pencatatan hasil penjualan aset tetap dibukukan sebagai pendapatan
LRA sebesar nilai uang yang diterima
Perubahan SAL....................................................xxx
Hasil Penjualan Aset daerah yg tidak dipisahkan-LRA.......xxx
5) Defisit penjualan aset tetap (nilai jual lebih kecil dari nilai buku),
PPK-SKPD akan mencatat dalam buku jurnal.
RK PPKD..............................................................xxx
Akumulasi penyusutan..........................................xxx
Defisit penjualan aset tetap...LO ..........................xxx
Aset Tetap..................................................................xxx
Pencatatat hasil penjualan aset tetap dibukukan sebagai pendapatan
LRA sebesar nilai uang yang diterima
Perubahan SAL...........................................................xxx
Hasil Penjualan Aset daerah yang tidak dipisahkan-LRA.....xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 60
6) Pertukaran aset tetap yang menghasilkan keuntungan karena nilai aset
yang masuk lebih tinggi dari aset yang keluar
Aset Tetap (yang masuk)......................................xxx
Akumulasi penyusutan Aset Tetap (yang keluar...xxx
Aset Tetap ...(yang keluar).........................................xxx
Surplus Penjualan Aset Non lancar-LO.....................xxx
7) Pemberian hibah atas aset yang belum disusutkan berdasarkan surat
keputusan kepala daerah tentang hibah dan naskah pemberian hibah,
PPK-SKPD membukukan pada buku jurnal:
Beban Hibah...........................................................xxx
Aset Tetap............................................................................xxx
f. Sistem Akuntansi Aset Lainnya
Aset lainnya merupakan aset pemerintah daerah yang tidak dapat diklasifikasikan
sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan.
Termasuk di dalamnya aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh
tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, yang aset kerjasama dengan pihak ketiga
dan kas yang dibatasi penggunaannya.
1. Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi aset lainnya antara lain
adalah:
a. Bendahara Penerimaan
Dalam sistem akuntansi aset lainnya, Bendahara Penerimaan SKPD
memiliki tugas menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas
transaksi yang terkait dengan proses pelaksanaan sistem akuntansi aset
lainnya ke PPK-SKPD.
b. Bendahara Pengeluaran
Dalam sistem akuntansi aset lainnya, Bendahara Pengeluaran SKPD
memiliki tugas menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas
transaksi yang terkait dengan proses pelaksanaan sistem akuntansi aset
lainnya ke PPK-SKPD.
c. PPK-SKPD
Dalam sistem akuntansi aset lainnya, PPK-SKPD melaksanakan fungsi
akuntansi SKPD, memiliki tugas sebagai berikut:
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 61
1) Mencatat transaksi/kejadian aset lainnya berdasarkan bukti- bukti
transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum.
2) Memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian aset lainnya ke dalam
Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek).
2. Dokumen yang Terkait
Dokumen yang terkait dalam prosedur akuntansi aset lainnya antara lain:
Kontrak/Perjanjian Penjualan secara Angsuran/BeritaAcara Penjualan/
yang Dipersamakan
Keputusan Pembebanan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah dan/ atau
Dokumen yang Dipersamakan
Kontrak/Perjanjian– Sewa/yang Dipersamakan
Kontrak/Perjanjian Kerjasama– Pemanfaatan / dokumen yang
Dipersamakan
Kontrak/Perjanjian Kerjasama- BOT/Dokumenyang Dipersamakan
Kontrak/Perjanjian Kerjasama–BOT & BAST/Dokumen yang
Dipersamakan
Bukti Pembelian atau Dokumen yang Dipersamakan
Surat Lisensi dan Frenchise/Ijin dari pemegang Haki Hak Cipta,
Paten/Dokumenyang Dipersamakan
Surat Usulan Penghapusan/Dokumen yangdipersamakan.
3. Sistem dan Prosedur Pencatan Akuntansi
Perlakuan akuntansi untuk transaksi aset lainnya pada SKPD adalah:
a. Pada saat pengakuan/pembelian
1) Tagihan Penjualan Angsuran
Ketika dilaksanakan penjualan aset ini secara angsuran, maka PPK-
SKPD akan membuat jurnal pengakuan tagihan penjualan angsuran
berdasarkan dokumen transaksi terkait penjualan dengan angsuran.
Selisih nilai penjualan dan nilai buku positif:
Tagihan Angsuran Penjualan..................................
Akumulasi Penyusutan Gedung & Bangunan......
xxx
xxx
Surplus Penjualan Aset Gedung & Bangunan –LO Xxx
Aset Tetap-Gedung dan Bangunan…………….. Xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 62
Selisih nilai penjualan dan nilai buku negatif:
Tagihan Angsuran Penjualan.....................................
Akumulasi Penyusutan Gedung &Bangunan...........
xxx
xxx
Defisit Penjualan Aset Gedung & Bangunan –LO Xxx
Aset Tetap-Gedung dan Bangunan………….. Xxx
2) Tuntutan Ganti Rugi
Tuntutan Ganti Kerugian (TGR) ini diakui ketika putusan Pembebanan
dan/atau dokumen yang dipersamakan diterbitkan. Berdasarkan
dokumen tersebut, PPK-SKPD akan membuat jurnal pengakuan
tagihan tuntutan kerugian daerah.
Tuntutan Ganti Rugi .................................................
Pendapatan TGR -LO.......................................
xxx
xxx
3) Kemitraan denganPihak Ketiga – Sewa
Diakui pada saat terjadi perjanjian kerjasama/kemitraan, yaitu dengan
perubahan klasifikasi aset dari aset tetap menjadi aset
kerjasama/kemitraan-sewa.
Kemitraan dengan Pihak Ketiga-………………….
Aset Tetap-………..........................................
xxx
xxx
4) Kemitraan dengan Pihak Ketiga - Kerjasama Pemanfaatan
Diakui pada saat terjadi perjanjian kerjasama/kemitraan,yaitu dengan
perubahan klasifikasi aset dari aset tetap menjadi aset
kerjasama/kemitraan pemanfaatan (KSP).
Kemitraan dengan Pihak Ketiga-…………………..
Aset Tetap/Aset Lain-Lain-…………………
xxx
xxx
5) Kemitraan dengan Pihak Ketiga - Bangun Guna Serah (BOT)
BGS dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh pemerintah daerah
kepada pihak ketiga/investor untuk membangun aset BGS tersebut.
Aset yang berada dalam BGS ini disajikan terpisah dari Aset Tetap.
Bangun Guna Serah (BOT)-………………….
Tanah-………………….............................
xxx
xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 63
6) Kemitraan dengan Pihak Ketiga - Bangun Serah Guna (BTO)
BSG diakui pada saat pengadaan/pembangunan gedung dan/atau
sarana berikut fasilitasnya selesai dan siap digunakan untuk
digunakan/dioperasikan. Penyerahan aset oleh pihak ketiga/investor
kepada pemerintah daerah disertai dengan kewajiban pemerintah
daerah untuk melakukan pembayaran kepada pihak ketiga/investor.
Pembayaran oleh pemerintah daerah ini dapat juga dilakukan secara
bagi hasil.
Pada saat kontrak ditandatangani dan dibuat BAST, tanah milik Pemda
dikerjasamakan
Bangun Serah Guna (BTO)-………………..
Tanah-……………………..................................
xxx
xxx
Pada saat bangunan dengan BTO telah selesai dan diserahkan ke
Pemda dengan BAST
Bangun Serah Guna (BTO)-………………………..
Utang Jangka Panjang Lainnya.....................
xxx
xxx
7) Aset Tidak Berwujud
Diakui Pada saat Aset Tidak Berwujud diperoleh, makaPPK-SKPD
membuat jurnal pengakuan aset tidakberwujud.
Aset Tidak Berwujud-…………………………..
Utang Pengadaan Aset ..................................
xxx
xxx
Pada saat dilakukan pembayaran oleh PPKD dengan terbitnya SP2D-
LS, PPK-SKPD akan mencatat dalam buku jurnal.
Utang Pengadaan Aset ................................................... xxx
RK PPKD ......................................................................... xxx
Belanja Modal ............................................................... xxx
Perubahan SAL ................................................................ xxx
8) Aset Lain-lain
Aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah daerah dan direklasifikasikan kedalam aset lain-lain. Pada
saat suatu aset direklasifikasi menjadi aset lainnya, PPK-SKPD akan
membuat jurnal pengakuan aset lain-lain dan penghapusan akumulasi
penyusutan aset tetap yang direklasifikasi.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 64
Aset Lain-lain………………………………………
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap…………….
xxx
xxx
Aset Tetap..................................................... xxx
b. Penyesuaian Tagihan Jangka Panjang
Karena tagihan tersebut bersifat jangka panjang maka pada saat
penyusunan laporan keuangan, PPK-SKPD akan melakukan reklasifikasi
untuk mengakui piutang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun ke
depan.
Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran - …….. xxx
Tagihan Angsuran Penjualan.......................... xxx
Tuntutan Ganti Rugi
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi -……………….. xxx
Tuntutan Ganti Rugi...................................... xxx
c. Reklasifikasi dari Aset Tetap ke Aset Rusak Berat
Aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah daerah dan direklasifikasikan ke dalam aset lain-lain. Pada saat
suatu aset direklasifikasi menjadi aset lainnya, PPK-SKPD akan membuat
jurnal pengakuan aset lain-lain.
d. Penyusutan KSO/BTO
Penyusutan terhadap KSO/BTO dilakukan dengan jurnal penyesuaian:
Beban Penyusutan -…………………………... xxx
Akumulasi/Aset KSO/BTO................... xxx
e. Amortisasi
Amortisasi terhadap aset tidak berwujud dilakukan dengan jurnal
penyesuaian:
Beban Amortisasi -…………………………... xxx
Akumulasi Amortisasi-………............ xxx
f. Pada saat selesai dikerjasamakan
Penyerahan aset oleh pihak ketiga/investor kepada pemerintah daerah
disertai dengan kewajiban pemerintah daerah untuk melakukan
pembayaran kepada pihak ketiga/investor.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 65
Kemitraan dengan Pihak Ketiga - Bangun Guna Serah (BOT)
Tanah -……………………………………………..
Bangunan -…………………………………………
xxx
xxx
Bangun Guna Serah (BOT)…........................
Pendapatan Lainnya- LO……………………..
xxx
xxx
Kemitraan denganPihak Ketiga - Bangun Serah Guna (BTO)
Tanah -………………………………………..
Bangunan -…………………………………….
xxx
xxx
Bangun Serah Guna (BTO)….................... xxx
g. Sistem Akuntansi Kewajiban SKPD
Akuntansi Kewajiban SKPD
1) Pihak-Pihak Terkait Pihak-pihak yang terkait dalam prosedur akuntansi kewajiban SKPD adalah:
a) Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD) b) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
2) Langkah-Langkah Teknis
Ketika SKPD melakukan suatu transaksi pembelian barang dan jasa yang telah
dilaksanakan dan pelunasan belum dilakukan, PPK-SKPD akan mengakui
adanya utang/kewajiban akibat transaksi tersebut dengan mencatat
“Beban...(sesuai rincian objek terkait)” di debit dan “Utang Beban...(sesuai
rincian objek terkait)” di kredit dengan jurnal:
Beban….. xxx
Utang Beban ..... xxx
Dalam kasus pembelian aset tetap dan pelunasan belum dilakukan, PPK-SKPD
mencatat “Aset Tetap” di debit dan “Utang Pengadaan Aset Tetap” di kredit
dengan jurnal:
Aset Tetap xxx
Utang Pengadaan Aset Tetap xxx
Pada saat SKPD melakukan pembayaran, maka PPK-SKPD mencatat “Utang
Belanja” di debit dan “RK PPKD” (untuk kasus belanja dengan mekanisme LS)
di kredit dengan jurnal:
Utang Beban / Utang Pengadaan Aset Tetap xxx
R/K PPKD xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 66
h. Jurnal Koreksi dan Penyesuaian SKPD
Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi karena adanya kesalahan
agar akun-akun yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai
dengan yang seharusnya. Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan dapat
terjadi pada satu atau beberapa periode sebelumnya yang baru ditemukan pada
periode berjalan.
Kesalahan dapat terjadi karena adanya:
1. Keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran,
2. Kesalahan perhitungan matematis,
3. Kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi,
4. Kesalahan interpretasi fakta,
5. Komplain/ Permintaan restitusi dari pihak ketiga
6. Kecurangan, atau
7. Kelalaian.
Ditinjau dari sifat kejadiannya, kesalahan dikelompokkan ke dalam dua jenis,
yaitu kesalahan yang berulang dan sistemik serta kesalahan yang tidak berulang.
1. Koreksi Kesalahan yang Berulang dan Sistemik
Kesalahan ini disebabkan sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi
tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang. Koreksi ini biasanya
terjadi pada penerimaan pajak dari Wajib Pajak (WP) berupa kelebihan atau
kekurangan bayar pajak. Berdasarkan SAP, jurnal koreksi tidak perlu dibuat
untuk kesalahan seperti ini, tetapi dicatat pada saat terjadi
pengeluaran/penerimaan kas untuk mengembalikan kelebihan/kekurangan
pendapatan dengan mengurangi/menambah Pendapatan-LRA maupun
Pendapatan-LO yang bersangkutan.
Jurnal standar untuk koreksi ini sebagai berikut:
a. Transaksi Wajib Pajak Lebih Bayar:
Pendapatan Pajak ... -LO ..................................................... xxx
Kas di Kas Daerah ................................................................ xxx
Pendapatan Pajak ... -LRA .................................................. xxx
Perubahan SAL ............................................................ .........xxx
b. Transaksi Wajib Pajak Kurang Bayar:
Kas di Kas Daerah ...................................................... xxx
Pendapatan Pajak ... -LO .............................................. xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 67
Perubahan SAL ........................................................... xxx
Pendapatan Pajak ... -LRA ........................................... xxx
2. Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang
Koreksi ini merupakan koreksi atas kesalahan yang diharapkan tidak akan
terjadi kembali pada masa-masa yang akan datang. Koreksi ini dapat terjadi
pada periode berjalan maupun pada periode-periode sebelumnya.
a. Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang pada Periode Berjalan
Baik mempengaruhi posisi Kas maupun tidak, koreksi atas kesalahan ini
dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam
periode berjalan, baik pada akun Pendapatan-LRA atau akun Belanja,
maupun akun Pendapatan-LO atau akun Beban. Apabila tidak
mempengaruhi posisi Kas, pembetulan hanya dilakukan pada akun-akun
neraca terkait pada periode kesalahan ditemukan.
b. Koreksi Kesalahan yang Tidak Berulang pada Periode-Periode
Sebelumnya.
1) Apabila laporan keuangan belum diterbitkan:
a) Jika mempengaruhi posisi Kas, koreksi dilakukan dengan
pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik pada akun
Pendapatan-LRA atau akun Belanja, maupun akun Pendapatan-LO
atau akun Beban.
b) Jika tidak mempengaruhi posisi kas, pembetulan dilakukan pada
akun-akun neraca terkait, pada periode kesalahan ditemukan.
2) Apabila laporan keuangan telah diterbitkan
a) Koreksi kesalahan yang tidak mempengaruhi posisi Kas,
pembetulan dilakukan pada akun-akun neraca terkait, pada
periode kesalahan ditemukan.
b) Kesalahan atas kelebihan pengeluaran belanja/beban sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja/beban dan
menambah posisi Kas, maka pembetulan dilakukan pada akun
Kas, Pendapatan Lain-lain-LRA, dan Pendapatan Lain-lain-LO.
Kas di Kas Daerah/Bendahara Pengeluaran ... xxx
Pendapatan Lainnya-LO ..................................... xxx
Perubahan SAL ................................................ xxx
Pendapatan Lainnya-LRA ................................... xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 68
c) Kesalahan atas kekurangan pengeluaran belanja/beban sehingga
mengakibatkan penambahan belanja/beban dan mengurangi posisi
Kas, maka pembetulan dilakukan pada akun Kas, Ekuitas, dan
SiLPA/SiKPA.
Kesalahan atas kekurangan pengeluaran beban akan dijurnal:
Ekuitas .......................................................... xxx
Kas di Kas Daerah/Bendahara Pengeluaran .... xxx
SiLPA/SiKPA ............................................... xxx
Perubahan SAL ................................................ xxx
d) Koreksi kesalahan atas kekurangan Pendapatan sehingga
mengakibatkan penambahan Pendapatan-LO/Pendapatan-LRA
dan menambah posisi Kas, dilakukan dengan pembetulan pada
akun Kas, Ekuitas, dan SiLPA/SiKPA.
Kas di Kas Daerah/Bendahara Pengeluaran . xxx
Ekuitas ............................................................ xxx
Perubahan SAL ............................................ xxx
SiLPA/SiKPA .........................................................xxx
e) Koreksi kesalahan atas kelebihan Pendapatan sehingga
mengakibatkan pengembalian Pendapatan-LO/Pendapatan-LRA
dan mengurangi posisi Kas, dilakukan dengan pembetulan pada
akun Kas, Ekuitas, dan SiLPA/SiKPA.
Ekuitas .....................................................................xxx
Kas di Kas Daerah/Bendahara Pengeluaran......xxx
SiLPA/SiKPA ............................................... xxx
Perubahan SAL ................................................ xxx
f) Koreksi kesalahan atas penerimaan atau pengeluaran pembiayaan
sehingga mengakibatkan penambahan maupun pengurangan
posisi Kas, pembetulan dilakukan pada akun Kas, SiLPA/SiKPA,
dan akun neraca yang terkait.
(1) Penerimaan Pembiayaan - mengakibatkan penambahan
posisi Kas.
Kesalahan atas kekurangan Penerimaan Pembiayaan
sehingga mengakibatkan penambahan posisi Kas
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 69
Contoh: Pemda menerima setoran atas kekurangan
pembayaran angsuran pokok pinjaman tahun lalu dari
BUMD, akan dijurnal sebagai berikut:
Kas di Kas Daerah .................................... xxx
Pinjaman Jangka Panjang kepada BUMD........... xxx
Perubahan SAL ......................................... xxx
SiLPA/SiKPA ............................................... xxx
(2) Penerimaan Pembiayaan - mengakibatkan pengurangan
posisi Kas.
Kesalahan atas kelebihan Penerimaan Pembiayaan sehingga
mengakibatkan pengurangan posisi Kas
Contoh: Pemda mengembalikan kelebihan setoran angsuran
pokok pinjaman tahun lalu kepada BUMD, akan dijurnal
sebagai berikut:
Pinjaman Jangka Panjang kepada BUMD….. xxx
Kas di Kas Daerah ........................................ ……xxx
SiLPA/SiKPA ........................................... …..xxx
Perubahan SAL ............................................. ……xxx
(3) Pengeluaran Pembiayaan - mengakibatkan penambahan
posisi Kas.
Kesalahan atas kelebihan Pengeluaran Pembiayaan sehingga
mengakibatkan penambahan posisi Kas
Contoh : Pemda menerima kelebihan pembayaran angsuran
utang jangka panjang tahun lalu kepada pemerintah pusat,
akan dijurnal sebagai berikut:
Perubahan SAL ..................................... xxx
SiLPA/SiKPA .......................................... xxx Kas di Kas Daerah ................................ xxx
Utang Pemerintah Pusat .......................... xxx
(4) Pengeluaran Pembiayaan - mengakibatkan pengurangan
posisi Kas.
Kesalahan atas kekurangan Pengeluaran Pembiayaan
sehingga mengakibatkan pengurangan posisi Kas.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 70
Contoh : Terdapat pembayaran angsuran utang jangka
panjang tahun lalu kepada pemerintah pusat yang belum
dicatat, akan dikoreksi sebagai berikut:
Utang Pemerintah Pusat ....................... xxx
Kas di Kas Daerah ................................ xxx SiLPA/SiKPA ....................................... xxx
Perubahan SAL .................................... xxx
g) Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain Kas dan menambah
atau mengurangi posisi Kas, dilakukan dengan pembetulan pada
akun Kas, SiLPA/SiKPA, dan akun Aset bersangkutan.
(1) Jika menambah Kas dan mengurangi nilai Aset Tetap.
Misalnya, pemda kelebihan membayar harga tanah yang
dibeli, akan dikoreksi sebagai berikut:
Kas di Kas Daerah/Bendahara Pengeluaran……xxx
Tanah Kantor ............................................ …….xxx
Perubahan SAL ...................................... xxx
SiLPA/SiKPA ........................................... xxx
(2) Jika mengurangi Kas dan menambah nilai Aset Tetap.
Misalnya, pemda kurang membayar harga peralatan kantor
yang dibeli.
Peralatan Kantor .................................... ………xxx
Kas di Kas Daerah/Bendahara Pengeluaran xxx
SiLPA/SiKPA ........................................ …….xxx
Perubahan SAL ......................................... ……xxx
h) Koreksi kesalahan atas pencatatan kewajiban yang menambah
maupun mengurangi posisi Kas, dilakukan dengan pembetulan
pada akun Kas, SiLPA/SiKPA, dan akun Kewajiban
bersangkutan.
(1) Jika menambah Kas. Misalnya, pemda kelebihan membayar
angsuran utang jangka panjang.
Kas di Kas Daerah ...................................... xxx
Utang....................................................................... xxx Perubahan SAL ........................................... xxx
SiLPA/SiKPA ................................................ xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 71
(2) Jika mengurangi Kas. Misalnya, Pemda kurang membayar
angsuran utang jangka panjang.
Utang ...................................................... xxx
Kas di Kas Daerah ..................................... xxx SiLPA/SiKPA ........................................ xxx
Perubahan SAL ......................................... xxx
i. Jurnal, Buku Besar Dan Neraca Saldo SKPD
Jurnal, Buku Besar dan Neraca Saldo SKPD
1) Jurnal
Sebagai entitas akuntansi, SKPD melakukan proses akuntansi yang dimulai
dari pencatatan transaksi hingga penyusunan Laporan Keuangan. Transaksi-
transaksi tersebut dicatat oleh PPK-SKPD sesuai dengan dokumen
transaksinya ke dalam buku jurnal. Format buku jurnal yang digunakan
adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA.........
BUKU JURNAL
SKPD: ….. Halaman:
Tanggal
Nomor
Bukti
Kode Rekening
Uraian
Debit
Kredit
1 2 3 4 5 6
xxxx, ……………………
PPK SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap) NIP.
Cara pengisian:
a. Kolom 1 diisi tanggal transaksi atau tanggal yang terdapat dalam bukti
transaksi.
b. Kolom 2 diisi nomor bukti yang sesuai, misalnya SP2D, kuitansi, STS, Tanda
Bukti Pembayaran, dan sebagainya.
c. Kolom 3 diisi kode rekening yang sesuai, dimulai dari kode
urusan,organisasi, program, kegiatan, hingga rincian obyeknya. Misalnya kode
rekening untuk belanja telepon pada Dinas Pendapatan adalah :
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 72
1.07.1.07.01.01.02.5.2.2.03.01
1.07 Kode urusan
1.07.01 Kode organisasi
01.02 Kode Program & Kegiatan 5.2.2.03.01 Rincian obyek belanja
d. Kolom 4 diisi uraian kode rekening, misalnya “Belanja Telepon”.
e. Kolom 5 diisi jumlah rupiah yang dijurnal di debit.
f. Kolom 6 diisi jumlah rupiah yang dijurnal di kredit.
2) Buku Besar
Tahapan selanjutnya setelah pencatatan transaksi melalui jurnal adalah
posting ke buku besar. Dalam tahap ini, PPK-SKPD mem- posting atau
memindahkan setiap akun beserta jumlahnya dari buku jurnal ke buku
besar masing-masing akun. Format buku besar yang digunakan adalah
sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA.......
BUKU BESAR
SKPD : ……………………………
KODE REKENING : ……………………………
NAMA REKENING : ……………………………
PAGU APBD : ……………………………
PAGU PERUBAHAN APBD : ……………………………
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit Saldo
1 2 3 4 5 6
……………., tanggal………….
PPK SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
Cara pengisian:
a. SKPD diisi dengan nama Dinas/Badan/Kantor yang bersangkutan.
b. Kode Rekening diisi dengan kode rekening yang sesuai, dimulai dari kode
urusan, organisasi, program, kegiatan, hingga rincian obyeknya. Misalnya kode
rekening untuk belanja telepon pada Dinas Pendapatan adalah:
1.07.1.07.01.01.02.5.2.2.03.01
1.07 Kode urusan
1.07.01 Kode organisasi
01.02 Kode Program & Kegiatan
5.2.2.03.01 Rincian obyek belanja
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 73
c. Nama Rekening diisi dengan nama/uraian kode rekening sesuai kode
rekeningnya.
d. Pagu APBD diisi dengan pagu pendapatan/belanja sesuai dengan jumlah
yang terdapat dalam DPA Dinas/Badan/Kantor. Untuk aset, kewajiban, dan
ekuitas dana, nilai Pagu APBD ini dapat dikosongkan.
e. Pagu Perubahan APBD diisi dengan pagu pendapatan/belanja sesuai dengan
jumlah yang terdapat dalam DPA Perubahan Dinas/Badan/Kantor. Untuk aset,
kewajiban, dan ekuitas dana, nilai Pagu Perubahan APBD ini dapat
dikosongkan.
f. Kolom 1 diisi tanggal transaksi atau tanggal yang terdapat dalam jurnal yang
bersangkutan.
g. Kolom 2 diisi penjelasan seperlunya terkait dengan jurnal yang diposting.
h. Kolom 3 diisi referensi, atau dari buku jurnal halaman berapa jurnal yang
diposting tersebut.
i. Kolom 4 diisi jumlah rupiah sesuai dengan yang ada di jurnal kolom debit.
j. Kolom 5 diisi jumlah rupiah sesuai dengan yang ada di jurnal kolom kredit.
k. Kolom 6 diisi saldo akumulasi.
3) Neraca Saldo
Pada setiap akhir periode akuntansi, atau sesaat sebelum penyusunan laporan
keuangan, PPK-SKPD menyusun Neraca Saldo. Neraca Saldo adalah suatu
daftar yang berisi seluruh kode rekening beserta saldonya pada tanggal tertentu.
Format Neraca Saldo yang digunakan adalah sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA.......
NERACA SALDO PER TANGGAL ………
SKPD : …………………… Halaman…
Kode
Rekening
Nama Rekening
Jumlah
Debit Kredit
1 2 3 4
…….……….., tanggal……
PPK SKPD
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP
Cara pengisian:
a. Tanggal diisi dengan tanggal Neraca Saldo disusun
b. SKPD diisi dengan nama Dinas/Badan/Kantor yang bersangkutan.
c. Kolom 1 diisi kode rekening setiap buku besar.
d. Kolom 2 diisi nama/uraian kode rekening sesuai kode rekeningnya.
e. Kolom 3 diisi jumlah saldo buku besar yang memiliki saldo akhir debit.
f. Kolom 4 diisi jumlah saldo buku besar yang memiliki saldo akhir kredit.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 74
j. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
1) Ketentuan Umum
Laporan Keuangan yang dihasilkan pada tingkat SKPD dihasilkan melalui
proses akuntansi lanjutan yang dilakukan oleh PPK- SKPD. Jurnal dan
posting yang telah dilakukan terhadap transaksi keuangan menjadi dasar
dalam penyusunan laporan keuangan.
Dari 7 Laporan Keuangan wajib yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, terdapat 5
Laporan Keuangan yang dibuat oleh SKPD, yaitu:
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b) Neraca;
c) Laporan Operasional (LO);
d) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); dan
e) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Bagan berikut ini menunjukkan proses penyusunan Laporan Keuangan
SKPD:
Menyiapkan Laporan Keuangan
Menyusun LRA,
Membuat Jurnal
Penutup LRA dan
NS Setelah
Penutupan LRA
1
Menyusun LO,
Membuat Jurnal
Penutup LO dan
Penutupan LO
2
Menyusun
Neraca, Membuat
Jurnal Penutup
Akhir dan NS
Akhir
3
Menyusun
Laporan
Perubahan
Ekuitas
4
Menyusun
Catatan Atas
Laporan
Keuangan
5
Menyiapkan Kertas Kerja
Mengisi
Neraca Saldo
Sebelum
Penyesuaian
1
Membuat
Jurnal
Penyesuaian
2
Membuat
Neraca Saldo
Setelah
Penyesuaian
3
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 75
2) Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam prosedur penyusunan laporan keuangan
adalah :
a) Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD) b) Pengguna Anggaran
3) Langkah-Langkah Teknis
a) Menyiapkan Kertas Kerja
PPK-SKPD menyiapkan kertas kerja (worksheet) sebagai alat untuk
menyusun Laporan Keuangan. Kertas kerja adalah alat bantu yang
digunakan dalam proses pembuatan Laporan Keuangan. Kertas kerja
berguna untuk mempermudah proses pembuatan laporan keuangan
yang dihasilkan secara manual.
Penggunaan format dalam hal ini disesuaikan dengan kebutuhan yang
berkembang. Informasi minimal yang harus ada pada format kertas kerja
adalah sebagai berikut:
Kode
Rekening
Uraian
Neraca
Saldo (NS)
Penyesuaian
NS Setelah
Penyesuaian
D K D K D K
(1) Mengisi Neraca Saldo sebelum penyesuaian
PPK-SKPD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi
neraca saldo. Angka-angka neraca saldo tersebut diletakkan di kolom
“Neraca Saldo” yang terdapat pada Kertas Kerja.
(2) Membuat Jurnal Penyesuaian
PPK-SKPD membuat jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat dengan
tujuan melakukan penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu
dan pengakuan atas transaksi- transaksi yang bersifat akrual. Jurnal
penyesuaian tersebut diletakkan dalam kolom “Penyesuaian” yang
terdapat pada Kertas Kerja.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 76
Jurnal penyesuaian yang diperlukan antara lain digunakan untuk:
(a) Koreksi kesalahan/Pemindahbukuan (b) Pencatatan jurnal yang belum dilakukan (c) Pencatatan piutang, persediaan dan atau aset lainnya pada akhir
tahun
(3) Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
PPK-SKPD melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan
jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang telah
disesuaikan diletakkan pada kolom “Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian” yang terdapat pada Kertas Kerja.
b) Menyusun Laporan Keuangan
(1) Menyusun LRA, membuat jurnal penutup LRA, dan Neraca
Saldo setelah Penutupan LRA
Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Akuntansi SKPD
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen
Laporan Realisasi Anggaran dan kemudian disajikan dalam “Laporan
Realisasi Anggaran”.
Bersamaan dengan pembuatan LRA, Akuntansi SKPD juga membuat
jurnal penutup. Prinsip penutupan ini adalah membuat nilai akun-
akun LRA menjadi 0. Berikut ini contoh jurnal penutup LRA.
(a) Jurnal Penutup untuk menutup jurnal penganggaran yang
dibuat di awal tahun anggaran
Apropriasi Belanja xxx
Perubahan SAL xxx
Estimasi Pendapatan xxx
(b) Jurnal Penutup untuk realisasi anggaran, ditutup pada akun
surplus/defisit–LRA
Pendapatan-LRA xxx
Belanja xxx
Surplus/Defisit-LRA xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 77
(c) Jurnal Penutup untuk menutup akun surplus/defisit– LRA pada
akun Estimasi Perubahan SAL yang terbentuk selama
transaksi
Surplus/Defisit-LRA xxx
Perubahan SAL xxx
Kemudian, setelah membuat jurnal penutupan, Akuntansi SKPD
menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan LRA.
Berikut ini adalah format LRA pendapatan dan belanja SKPD:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SKPD
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
(2) Menyusun LO, jurnal penutup LO dan Neraca Saldo setelah
Penutupan LO
Berdasarkan Neraca Saldo setelah Penutupan LRA, Akuntansi
SKPD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen
Laporan Operasional untuk kemudian disajikan dalam Laporan
Operasional. Bersamaan dengan pembuatan LO, Akuntansi SKPD juga
membuat jurnal penutup. Prinsip penutupan ini adalah membuat nilai
akun-akun LO menjadi 0.
NO.
URAIAN
Anggaran
20X1
Realisasi
20X1
(%)
Realisasi
20X0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribus i Daerah
Lain-lain PAD yang Sah
Jumlah Pendapatan Asli Daerah
JUMLAH PENDAPATAN
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Jumlah Belanja Operasi
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mes in
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigas i dan Jaringan
Belanja As et Tetap Lainnya
Belanja As et Lainnya
Jumlah Belanja Operasi
JUMLAH BELANJA
SURPLUS/DEFISIT
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 78
No
URAIAN
20X1
20X0
Kenaikan/
Penurunan
(%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Lain-lain PAD yang Sah
Jumlah Pendapatan Asli Daerah
BEBAN
BEBAN OPERASI
Beban Pegawai
Beban Barang Jasa
Beban Bunga
Beban Subsisdi
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan
Beban Lain-lain
Jumlah Beban Operasi
JUMLAH BEBAN
SURPLUS/ DEFISIT - LO
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
Kemudian, setelah membuat jurnal penutupan, Akuntansi SKPD menyusun
Neraca Saldo setelah Penutupan LO. Berikut ini contoh jurnal penutup LO.
Pendapatan-LO xxx
Surplus/Defisit...-LO xxx
Beban xxx
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA SKPD
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam rupiah)
(3) Menyusun Neraca, membuat jurnal penutup akhir, dan Neraca Saldo
akhir
Berdasarkan Neraca Saldo setelah Penutupan LO, Akuntansi SKPD
membuat Neraca. Bersamaan dengan pembuatan Neraca, Akuntansi
SKPD membuat jurnal penutup akhir untuk menutup akun Surplus
(Defisit) – LO ke akun Ekuitas. Berikut ini contoh jurnal penutup akhir.
Surplus/Defisit...-LO xxx
Ekuitas xxx
Kemudian, setelah membuat jurnal penutup akhir, Akuntansi SKPD
menyusun Neraca Saldo Akhir. Neraca Saldo Akhir ini akan menjadi
Neraca Awal untuk periode akuntansi yang selanjutnya.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 79
No.
Uraian
20X1
20X0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
ASET
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Piutang Pajak Daerah
Piutang Retribusi Daerah
Penyisihan Piutang
Belanja di Bayar di muka
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian
Piutang Lainnya
Persediaan
Jumlah Aset Lancar
ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tuntutan Ganti Kerugian
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
Jumlah Aset Lainnya
JUMLAH
ASET KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Belanja
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS
EKUITAS
Ekuitas
RK RKPPKD
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx xxx
Berikut ini merupakan contoh format Neraca SKPD Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA
SKPD
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 80
(4) Menyusun Laporan Perubahan Ekuitas
Selanjutnya, Akuntansi SKPD membuat Laporan Perubahan Ekuitas
menggunakan data Ekuitas Awal dan data perubahan ekuitas periode
berjalan yang salah satunya diperoleh dari Laporan Opersional yang
telah dibuat sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas ini akan
menggambarkan pergerakan ekuitas SKPD.
Berikut ini merupakan contoh format Laporan Perubahan Ekuitas
SKPD.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SKPD
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
NO URAIA
N
20X1 20X0
1
2
3
4
5
6
7
EKUITAS AWAL
SURPLUS/DEFISIT-
LO
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN
MENDASAR: KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
SELISIH REVALUASI ASET
TETAP LAIN-LAIN
EKUITAS AKHIR
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
XX
X
(5) Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Hal-hal yang diungkapkan di
dalam Catatan atas Laporan Keuangan antara lain:
(a) Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas
Akuntansi;
(b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi
makro;
(c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
(d) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya; Rincian
dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar
muka laporan keuangan;
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Hal : 81
(e) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan; dan
(f) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Berikut ini merupakan contoh format Catatan atas Laporan
Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten/Kota.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SKPD
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan SKPD
1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan SKPD
1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan SKPD
Bab II Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan SKPD
2.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan SKPD
2.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target
yang telah ditetapkan
Bab III Penjelesan pos-pos laporan keuangan SKPD
3.1 Rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan
keuangan SKPD
3.1.1 Pendapatan
3.1.2 Beban
3.1.3 Belanja
3.1.4 Aset
3.1.5 Kewajiban
3.1.6 Ekuitas Dana
3.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan
dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas,
untuk entitas akuntansi/entitas pelaporan yang rnenggunakan
basis akrual pada Pemda.
Bab IV Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan Pemda
Bab V Penutup
82
k. Penyajian Kembali (Restatement) Neraca
1. Definisi
Penyajian Kembali (restatement) adalah perlakuan akuntansi yang
dilakukan atas pos-pos dalam Neraca yang perlu dilakukan penyajian
kembali pada awal periode ketika Pemerintah Daerah untuk pertama
kali akan mengimplementasikan kebijakan akuntansi yang baru dari
semula basis Kas Menuju Akrual menjadi basis Akrual penuh.
Penyajian kembali diperlukan untuk pos-pos Neraca yang kebijakannya
belum mengikuti basis akrual penuh. Karena untuk penyusunan neraca
ketika pertama kali disusun dengan basis akrual, neraca akhir tahun
periode sebelumnya masih menggunakan basis Kas Menuju Akrual
(cash toward accrual). Berdasarkan identifikasi ini maka perlu
disajikan kembali antara lain untuk akun sebagai berikut:
a. Piutang yang menampilkan nilai wajar setelah dikurangi penyisihan
piutang;
b. Beban Dibayar Dimuka, sebelumnya diakui seluruhnya sebagai
belanja, apabila masih belum dimanfaatkan seluruhnya, maka
disajikan sebagai akun beban dibayar di muka. Hal tersebut tidak
dilakukan penyesuaian di tahun sebelumnya, oleh karena itu akun
ini perlu disajikan kembali;
c. Aset Tetap, yang menampilkan nilai buku setelah dikurangi
akumulasi penyusutan;
d. Aset Tidak Berwujud, perlu disajikan kembali dengan nilai buku
setelah dikurangi akumulasi amortisasi;
e. Utang Bunga, perlu disajikan kembali terkait dengan akrual utang
bunga akibat adanya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo;
f. Pendapatan Diterima Dimuka, perlu disajikan kembali karena pada
periode sebelumnya belum disajikan;
g. Ekuitas, perlu disajikan kembali karena kebijakan yang digunakan
dalam pengklasifikasian ekuitas berbeda.
83
2. Tahapan Penyajian Kembali
Tahapan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk
melakukan penyajian kembali Neraca adalah :
a. Menyiapkan data yang relevan untuk dasar pengakuan akun-akun
terkait seperti misalnya untuk dasar menghitung dan mencatat beban
penyisihan piutang dan cadangan penyisihan piutang; beban
penyusutan dan akumulasi penyusutan; beban amortisasi dan
akumulasi amortisasi; dst
b. Menyajikan kembali akun-akun neraca yang belum sama perlakuan
kebijakannya, dengan cara menerapkan kebijakan yang berlaku
yaitu basis akrual, sesuai dengan Peraturan Kepala Daerah tentang
kebijakan akuntansi berbasis akrual.
3. Jurnal Standar
Jurnal standar untuk melakukan penyajian kembali Neraca adalah
sebagai berikut :
URAIAN AKUN DEBIT KREDIT
Penyajian kembali
nilai wajar piutang
EKUITAS
PENYISIHAN PIUTANG …..
(untuk mencatat koreksi
penyajian kembali menambah
akun akumulasi penyisihan
piutang tak tertagih sebesar
jumlah cadangan piutang yang
seharusnya dicadangkan s/d
tahun terakhir sebelum
pelaksanaan basis akrual)
xxx
xxx
Penyajian kembali
nilai beban dibayar
dimuka
Beban Dibayar dimuka
EKUITAS
(untuk mencatat koreksi
penyajian kembali menambah
nilai beban dibayar dimuka)
xxx
xxx
Penyajian kembali
nilai buku aset tetap
EKUITAS
Akumulasi penyusutan
(untuk mencatat koreksi
penyajian kembali menambah
nilai Akumulasi penyusutan)
xxx
xxx
84
URAIAN AKUN DEBIT KREDIT
Penyajian kembali
nilai buku aktiva
tidak berwujud
EKUITAS
Akumulasi Amortisasi
(untuk mencatat koreksi
penyajian kembali menambah
nilai akumulasi penyusutan)
xxx
xxx
Penyajian kembali
nilai utang bunga
EKUITAS
Utang Bunga……
(untuk mencatat koreksi
penyajian kembali menambah
nilai utang bunga)
xxx
xxx
Penyajian kembali
nilai pendapatan
diterima dimuka
EKUITAS
Pendapatan diterima dimuka
(untuk mencatat koreksi
penyajian kembali menambah
nilai pendapatan diterima
dimuka)
xxx
xxx
Penyajian kembali
nilai Ekuitas
EKUITAS DANA
EKUITAS
(untuk mencatat koreksi
penyajian kembali reklasifikasi
ekuitas)
xxx
xxx
Ditetapkan di Mangupura
pada tanggal 28 Mei 2014
BUPATI BADUNG,
ANAK AGUNG GDE AGUNG
Diundangkan di Mangupura
pada tanggal 28 Mei 2014
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG,
KOMPYANG R. SWANDIKA, SH, MH
BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2014 NOMOR 33