sintesis senyawa organik
TRANSCRIPT
-
5/19/2018 Sintesis Senyawa Organik
1/11
LAPORAN PRAKTIKUM SINTESA SENYAWA ORGANIK
Judul : REAKSI PEMBUATAN ALKENA DENGAN DEHIDRASI
ALKOHOL
Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari reaksi dehidrasi suatu alkohol untuk menghasilkan senyawa dengan ikatan
rangkap.
2. Mengidentifikasi senyawa dengan ikatan rangkap.
Pendahuluan
Alkena adalah sebuah kelompok hidrokarbon (senyawa-senyawa yang hanya
mengandung hidrogen dan karbon) yang mengandung ikatan karbon-karbon rangkap (C=C).
Alkena adalah golongan hidrokarbon alifatik jenuh. Rumus umum alkena adalah CnH2n.
Contoh senyawa alkena adalah 2-butena. Rumus strukturnya adalah
CH3
CH3
Gambar 1. 2-butena (Anonim, 2014).
Alkena adalah senyawa nonpolar. Gaya tarik antar molekul terjadi oleh gaya dispersi.
Alkena yang terdiri dari atom karbon kurang dari lima berwujud gas dalam suhu kamar,
sedangkan berwujud cair dengan jumlah atom karbon lebih dari lima. Alkena tidak dapat
larut dalam air, namun dapat larut dalam pelarut nonpolar dan etanol. Sifat lain dari alkena
adalah titik didih dan titik lebur yang tinggi apabila memiliki berat molekul yang makin besar
(Budimarwanti, 2014).
Reaksi yang dapat terjadi pada alkena adalah reaksi adisi, oksidasi, dan polimerisasi.
Reaksi adisi pada alkana meliputi reaksi adisi hydrogen halide yang akan menghasilkan
senyawa haloalkana yang dapat berlangsung tanpa pelarut atau dengan pelarut polar seperti
asam asetat. Reaksi adisi oleh air atau reaksi hidrasi dapat mengadisi alkena menjadi alkohol.
Reaksi adisi selanjutnya adalah reaksi adisi brom dan klor yang menghasilkan dibromida dan
diklorida. Reaksi adisi pada alkena dapat terjadi dengan adanya katalis yaitu reaksi adisi
hidrogen oleh bantuan katalis logam Pt, Pd, dan Ni. Reaksi adisi ozon dapat membentukstruktur siklik. Reaksi oksidasi alkena dengan melibatkan kalium permanganat dapat
Paraf Asisten
-
5/19/2018 Sintesis Senyawa Organik
2/11
menghasilkan glikol. Reaksi polimerisasi adalah penggabungan sejumlah molekul monomer
menghasilkan polimer yang memiliki berat molekul besar (Budimarwanti, 2014).
Alkena dapat disintesis dengan berbagai cara yaitu dehidrasi alkohol, dehidrohalogenasi
alkil halide, dehidrohalogenasi dihalida visinal, dan pemecahan hidrokarbon dalam minyakbumi (Budimarwanti, 2014). Alkena dapat dibuat dengan reaksi eliminasi alkohol (dalam
suasana asam kuat) atau dengan alkil halida (dalam suasana basa). Alkohol primer bereaksi
eliminasi dengan lambat dalam H2SO4 pekat dan panas. Alkohol primer yang direaksikan
dengan H2SO4pekat pada suhu 160170oC maka diperoleh hasil alkena. Perubahan alkohol
menjadi alkena ini merupakan proses dehidrasi (pelepasan air). Alkena yang tebentuk dapat
mengalami isomerisasi dan reaksi-reaksi lain. Alkohol sekunder menjalani eliminasi lewat
jalan E1 dipanasi bersama suatu asam kuat dan dapat terjadi penataan ulang karbokation
sebagai zat antara (Fessenden, 1982).
Berikut reaksi dehidrasi alkohol secara umum:
H
H H
H H
H H
H
+ H2O
Gambar 2. Reaksi umum dehidrasi alkohol ((Fessenden, 1982).
Reaksi dehidrasi alkohol biasanya merupakan reaksi eliminasi E1 untuk memprotonasi
alkohol. Reaksi dehidrasi alkohol merupakan reaksi bolak balik atau reversible (Wade, 2006).
Alkohol dapat didehidrasi dengan memanaskan dengan asam kuat. Misalnya, jika etanol
dipanaskan pada suhu 180 OC dengan sedikit asam hidroksida pekat, hasil etilena yang
diperoleh cukup banyak. Reaksinya sebagai berikut,
CH3
OH
CH2 CH2 + H OHHA
Gambar 3. Reaksi etanol dengan asam kuat (Budimarwanti, 2014).
Alkohol tersier terhidrasi melalui mekanisme E1, yaitu melalui pembentukan ion
karbonium. Misalnya, T-butil alkohol. Tahap pertama adalah reaksi bolak-balik, yaitu yang
melibatkan protonasi gugus hidroksil. Lepasnya gugus H2O menghasilkan kation t-butil.
Lepasnya proton dari atom karbon yang bersebelahan dengan karbon positif
menyempurnakan reaksi ini. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
-
5/19/2018 Sintesis Senyawa Organik
3/11
OH
CH3
CH3 CH3
H+
CH3
CH3 CH3
+ + H OH
Gambar 4. Reaksi alkohol tersier (Budimarwanti, 2014).
H2SO4pekat berfungsi sebagai dehydrator. Selain H2SO4dapat pula digunakan
dehydrator Al2O3atau P2O5. Bila digunakan H2SO4pekat menyebabkan alkena yang
terbentuk mengalami polimerisasi. Kereaktifan dehidrasi alkohol adalah alkohol tersier >
alkohol sekunder > alkohol primer (Parlan dan Wahyudi, 2003).
Asam sulfat pekat sebagai katalis akan menimbulkan banyak reaksi samping.
Katal is in i tidak hanya bersifat asam, tetapi juga merupakan agen pengoksidasi kuat.
Katalis ini mengoksidasi beberapa alkohol menjadi karbondioksida dan disaat yang sama
tereduksi dengan sendirinya menjadi sulfur oksida. Kedua gas ini (karbon
dioksida dan sulfur oksida) harus dikeluarkan dari alkena. Etanol dipanaskan bersama
dengan asam sulfat pekat berlebih pada suhu 170C. Produk karbondioksida dan
sulfur sebagai produk samping, dikeluarkan dengan melewatkannya ke dalam larutan
nat rium hidroksida (Anonim, 2014).
Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi yang terjadi pada sikloheksanol dan H2SO4adalah,
O
H
H H HSO 4
H
O+
H
H
H
O+
H
H
-H2O CH+
H
CH+
H HSO4
-
-
5/19/2018 Sintesis Senyawa Organik
4/11
Alat
1. Set alat destilasi
2. Pemanas listrik
3.
Gelas ukur 50 ml4. Termometer
5. Pipet mohr
6. Piknometer
7.
Penangas air
Bahan
1. H2SO4pekat
2. N-oktanol
3. 2-heksanol
4.
Sikloheksanol
5. 2-metil-2-butanol
6. MgSO4anhidrat
7.
Larutan 5% Br2dalam n-oktanol
Prosedur Kerja
1. Skema kerja
20 mL sikloheksanol
- Dimasukkan ke dalam labu destilasi yang telah diset
- Ditambahkan beberapa potong batu didih
- Ditambahkan tetes demi tetes 3,3 mL H2SO4pekat ke dalam labu
sambil digoyang
- Didestilasi campuran secara perlahan lahan di atas pemanas
listrik dan dihentikan pada suhu 90 C.- Ditambahkan MgSO4 anhidrat secukupnya pada distilat yang
diperoleh dan dipisahkan cairannya dengan didekantasi
- Diidentifikasi destilat dan diukur titik didihnya serta massa
jenisnya
- Diidentifikasi ikatan rangkap dengan brom
- Dibandingkan nilainya dengan alkohol yang digunakan
Hasil
-
5/19/2018 Sintesis Senyawa Organik
5/11
2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Diset alat desitlasi menggunakan labu destilasi 100 mL dan hubungkan dengan air
pendingin, digunakan labu erlenmeyer 150 mL yang ditaruh dalam es sebagaipenampung distilat.
b. Dimasukkan 20 mL sikloheksanol ke dalam labu destilasi, ditambahkan beberapa
potong batu didih, kemudian ditambahkan tetes demi tetes 3,3 mL H2SO4 pekat ke
dalam labu sambil digoyang.
c. Didestilasi campuran secara perlahan-lahan di atas pemanas listrik dan dihentikan saat
suhunya mencapai 90 C.
d. Ditambahkan MgSO4 anhidrat secukupnya pada distilat yang diperoleh dan
dipisahkan cairannya dengan dekantasi secara hati-hati.
e.
Diidentifikasi destilat yang diperoleh pada prosedur diatas dengan mengukur titik
didihnya, massa jenisnya dan ikatan rangkap (melalui reaksi dengan brom atau
oksidasi dengan KMnO4).
f.
Dibandingkan nilainya dengan alkohol yang digunakan (secara literatur).
Waktu yang dibutuhkan
No. Nama Kegiatan Waktu (menit)
1. Persiapan Alat dan Bahan 45
2. Proses destilasi hingga
mencapai suhu 90 C
47
3. Penambahan MgSO4
anhidrat dan proses
dekantasi
10
4. Penentuan massa jenis
sikloheksena
30
5. Penentuan titik didih 20
6. Penambahan Brom 10
Total waktu yang dibutuhkan adalah 157 menit (2 jam 37 menit)
-
5/19/2018 Sintesis Senyawa Organik
6/11
Data dan Perhitungan
Nama SenyawaSifat Fisik Identifikasi Ikatan
Rangkap (Br2)Titik Didih Massa Jenis
Sikloheksena 90 C 0,80 gram/mL Larutan berubah
semakin keruh
Sikloheksanol - - Tidak bereaksi
C6H12O + H2SO4C6H10+ H2O + H2SO4
Mula-mula
C6H12O H2SO4
Volume C6H12O = 20 mL
Massa jenis = 0,96 g/mL
Massa C6H12O = 0,96 g/mL x 20 mL
Massa C6H12O = 19,2 g
Mol C6H12O =
Mol C6H12O =
0,192 mol
Volume H2SO4 = 3,3 mL
Massa jenis = 1,8 g/mL
Massa H2SO4 = 1,8 g/mL x 3,3 mL
Massa H2SO4 = 5,94 g
Mol =
Mol =
= 0,061
C6H12O + H2SO4 C6H10+ H2O + H2SO4
Mulamula : 0,192 mol 0,061 mol - - -
Bereaksi : 0,061 mol 0,061 mol 0,061 mol - -
Sisa : 0,131 mol 0 mol 0,061 mol - -
Mol C6H10 = 0,061 mol
Massa C6H10 = Mr x mol
Massa C6H10 = 82 g/mol x 0,061 mol
Massa C6H10 = 5,002 g (massa teori)
Massa distilat yang didapat dari pengukuran adalah 8,0 g
-
5/19/2018 Sintesis Senyawa Organik
7/11
Sehingga rendemen yang didapat adalah
Rendemen =
=
= 159,9 %
Hasil
Sikloheksanol yang didestilasi menghasilkan senyawa alkena yaitu sikloheksena. Proses
destilasi yang kurang lebih berlangsung selama 47 menit menghasilkan distilat dengan
volume 10 mL. Distilat yang diperoleh diuji titik didih, massa jenis, dan ikatan rangkapnya.
Hasilnya adalah distilat memiliki titik didih 90 C, massa jenis 0,8 g/mL, dan berkeruh jika
ditambahkan dengan brom.
Berikut ini adalah foto yang didapatkan selama proses percobaan berlangsung,
No. Gambar Keterangan1. a. b. Gambar (a) adalah alat
destilasi yang telah diset,
dan siap digunakan.
Gambar (b) adalah sampel
(sikloheksanol + asam sulfat
pekat)
2. a. b. c. Bahan yang digunakan
adalah, brom (a),
sikloheksanol (b), MgSO4
(c), dan Asam sulfat pekat
serta batu didih.
3. a. b. Gambar :a : hasil destilasi (distilat)
b : setelah ditambahkan
MgSO4
-
5/19/2018 Sintesis Senyawa Organik
8/11
4. Penentuan volume distilat
yang telah ditambahkan
MgSO4 anhidrat, untuk
dihitung massa jenisnya.
5. a. b. Gambar :
a : distilat (sikloheksena)
b : siklohekasol
6. Proses penentuan titik didih.
Pembahasan Hasil
Percobaan pertama adalah adalah reaksi pembuatan alkena dengan dehidrasi alkohol
atau dapat disebut sintesis alkena menggunakan alkohol. Alkohol yang digunakan adalah
alkohol sekunder yaitu sikloheksanol. Pembuatan alkena dengan menggunakan sikloheksanol
ini melalui proses destilasi. Sampel yang berisi larutan sikloheksanol sebanyak 20 mL
kemudian ditambahkan batu didih dan asam sulfat pekat. Asam sulfat adalah asam kuat
dengan pH yang cukup kuat dapat membahayakan karena bereaksi sangat cepat dan dapat
mengakibatkan letupan ketika direaksikan serta berasap. Tujuan adanya penambahan batu
-
5/19/2018 Sintesis Senyawa Organik
9/11
didih adalah untuk mengurangi panas dalam larutan akibat reaksi sebab yang digunakan
adalah asam sulfat pekat.
Penambahan asam sulfat dan batu didih dalam labu destilasi harus digoyang perlahan-
lahan agar bercampur sempurna. Campuran ini kemudian didestilasi dengan suhu sekitar 90
C selama kurang lebih 45 menit. Labu destilat dikondisikan pada suhu rendah yaitu dengan
cara menempatkannya pada icebathagar terjadi kesetimbanagn sistem. Labu destilat ditutup
rapat dengan menggunakan plastik yang diikat dengan karet gelang. Hal ini bertujuan untuk
menghindari penguapan. Proses destilasi dihentikan karena kran air mati dan sebelumnya air
bersirkulasi kurang lancar, sehingga distilat yang didapatkan tidak banyak. Proses pemanasan
harus sekitar pada suhu tersebut agar tidak ada senyawa lain yang ikut menguap dan
tertampung pada labu destilat.
Distilat yang telah diperoleh kemudian ditambahkan dengan MgSO4 anhidrat
secukupnya. Penambahan tersebut bertujuan untuk mengikat air yang mungkin tertampung
pada tabung destilat, sehingga destilat mengandung senyawa murni yang ingin disintesis
kerana reaksi dehidrasi menghasilkan air. Destilat yang telah ditambahkan kemudian diukur
massanya menggunakan neraca ohaus dan didapatkan massa cairan adalah 8 gram.
Pengukuran massa ini menggunakan labu ukur 10 mL sehingga dengan membagi massa dan
volume didapatkan massa jenis cairan adalah 0,8 g/mL. Destilat yang didapatkan diduga
merupakan senyawa sikloheksena yang didapatkan dari dehidrasi alkohol menggunakan
sikloheksanol. Sikloheksena dalam MSDS memiliki massa jenis 0,81 g/mL. Selisih nilai yang
cukup kecil ini memperkuat dugaan bahwa senyawa yang dihasilkan adalah golongan alkena
yaitu sikloheksena.
Identifikasi senyawa selanjutnya adalah pengukuran titik didih. Titik didih destilat yang
didapatkan adalah 90 C. Namun, pada MSDS sikloheksena memiliki titik didih 83 C. Nilai
ini tentunya jauh dari literatur yang didapat. Hal ini disebabkan adanya kesalahan pada alat
yang digunakan ketika pengukuran maupun praktikan. Alat yang digunakan untuk mengukur
titik didih tidak menggunakansmall lab kit, namun hanya menggunakan termometer dan pipa
kapiler yang dimasukkan dalam air pada proses pemanasan.
Alat yang tidak sesuai dengan fungsinya tentunya akan mendapatkan nilai yang kurang
akurat. Praktikan yang tidak memegang termometer dan pipa kapiler dengan benar, sering
mengangkat kedua alat tersebut di atas air yang dipanaskan tentunya juga akan
mempengaruhi nilai. Titik didih yang tidak sesuai ini bisa terjadi karena adanya senyawa lain
-
5/19/2018 Sintesis Senyawa Organik
10/11
yang mungkin tertampung dalam destilat. Proses destilasi yang tidak lancar dengan suhu
yang tidak terkontrol membuat sampel yang berisi larutan sikloheksanol teroksidasi oleh
asam sulfat menjadi menjadi senyawa lain seperti aldehida dan keton, sehingga titik didihnya
semakin tinggi.
Identifikasi ikatan rangkap pada destilat menggunakan Br2 menunjukkan tidak ada
perubahan warna, larutan yang semakin keruh dan lama kelamaan terbentuk 2 fase.
Sikloheksanol juga diuji menggunakan Br2 namun tidak terjadi perubahan. Hal tersebut
dikarenakan halida yang ditambahkan pada alkohol akan bereaksi membentuk alkil halida
dan tidak terbentuk dua fase. Uji ini mendukung argument bahwa destilat yang diperoleh
adalah senyawa alkena yaitu sikloheksena. Uji menggunakan KMnO4tidak dilakukan karena
senyawa tersebut dalam lab tidak ada (habis).
Rendemen yang didapatkan adalah 159,9 %. Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan
besar. Rendemen yang besar didukung dengan data titik didih 90 C tentunya dapat dianalisis
bahwa ada senyawa lain yang tertampung pada destilat. Senyawa tersebut bisa saja senyawa
keton atau aldehid yang merupakan hasil oksidasi sikloheksanol dan asam sulfat karena asam
sulfat merupakan agen pengoksidasi yang sangat kuat.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dalam percobaan ini adalah
1. Senyawa yang didapat dari proses dehidrasi sikloheksanol menggunakan asam sulfat
adalah sikloheksena.
2.
Sikloheksena yang didapatkan memiliki titik didih 90 C, massa jenis 0,8 g/mL dan
terbentuk dua fase pada pengujian ikatan rangkap menggunakan Br2.
Referensi
Anonim.2014.http://pulauselayar.blogspot.com/2013/05/laporanpembuatansikloheksena.html.
[Serial Online]. [Diakses 4 Sepetember 2014].
Budimarwanti. 2014. Tata Nama, Konfigurasi, dan Reaksi-reaksi Alkena.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/TATANAMA,%20KONFIGURASI,%20REAK
SI-REAKSI%20ALKENA.pdf . [Serial Online]. [Diakses 4 Sepetember 2014].
Fessenden, R.J. 1982.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2.Jakarta : Erlangga
Parlan dan Wahyuni. 2003.Kimia Organik. Malang: Universitas Negeri Malang
Tim Kimia Organik. 2014. Petunjuk Praktikum Sintesis Senyawa Organik. Jember :
http://pulauselayar.blogspot.com/2013/05/laporanpembuatansikloheksena.htmlhttp://pulauselayar.blogspot.com/2013/05/laporanpembuatansikloheksena.htmlhttp://pulauselayar.blogspot.com/2013/05/laporanpembuatansikloheksena.htmlhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/TATANAMA,%20KONFIGURASI,%20REAKSI-REAKSI%20ALKENA.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/TATANAMA,%20KONFIGURASI,%20REAKSI-REAKSI%20ALKENA.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/TATANAMA,%20KONFIGURASI,%20REAKSI-REAKSI%20ALKENA.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/TATANAMA,%20KONFIGURASI,%20REAKSI-REAKSI%20ALKENA.pdfhttp://pulauselayar.blogspot.com/2013/05/laporanpembuatansikloheksena.html -
5/19/2018 Sintesis Senyawa Organik
11/11
Universitas Jember
Wade, L.G. Jr. 2006. Organic Chemsitry sixth edition. Unitid States of America : Pearson
Prentice Hall
Saran
1. Alat yang digunakan pada percobaan sesuai dengan fungsinya agar didapatkan hasil
yang sesuai dan akurat.
2. Praktikan harus teliti dan hatihati karena bahan yang digunakan cukup berbahaya.
Nama Praktikan
Marena Thalita Rahma (121810301031)