sintesa amonia dengan katalis fe
DESCRIPTION
TEKNIK REAKTORTRANSCRIPT
Sintesa Amonia dengan Katalis Logam Fe
TUGASDiajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Reaktor yang
diberikan oleh Ir. H. Mukhtar Ghozali, MSc.
Oleh Wynne Raphaela
NIM 131424027
Kelas 3A – Teknik Kimia Produksi Bersih
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIHDEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG2015
Proses Pembuatan Amonia (NH3) menurut Proses Haber–Bosch dengan Katalis Logam Fe
Produksi Amonia Secara Modern
Proses pembuatan amonia secara modern yang paling terkenal adalah proser Haber-Bosch. Tipe
produksi ini mengkonversi gas alam atau LPG yang mengandung senyawa propana, butan, atau
yang lain menjadi gas hidrogen. Hidrogen yang diproduksi dari hidrokarbon tersebut kemudian
direaksikan dengan nitrogen untuk menghasilkan amonia. Reaksi keseluruhan adalah, sebagai
berikut:
Fe
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp =
6,2×105
Berikut tahapan beserta reaksi yang terjadi pada proses Haber-Bosch
1. Tahapan pertama dalam proses Haber-Bosch menghilangkan senyawa belerang dari bahan
baku ammonia. Belerang perlu dipisahkan karena bersifat antikatalis pada tahpan berikutnya.
Penghapusan belerang dilakukan degan hidrogenasi (menambahkan hidrogen) sehingga
menghasilkan asam sulfida.
H2 + RSH → RH + H2S
2. Asam sulfida yang terjadi kemudian diserap dan dihilangkan dengan mengalirkannya melalui
oksida dari logam seng sehingga terbentuk senyawa Seng Sulfida (ZnS) dan uap air.
H2S + ZnO → ZnS + H2O
3. Setelah dihilangkan kandungan belerangnya senyawa karbon kemudian direaksikan dengan
katalis untuk menghasilkan senyawa karbon dioksidan dan gas hidrogen.
CH4 + H2O → CO + 3H2
4. Langkah berikutnya adalah mengkonversi CO menjadi hidrogen (dihasilkan hidrogen lebih
banyak) dan gas sisa karbondioksida
CO + H2O → CO2 + H2
5. Karbon Dioksida kemudian dipisahkan dengan penyerapan dalam larutan etanolamin atau
dengan penyerapan media absorbsi pada lainnya.
6. Langkah terakhir dalam memproduksi hidrogen adalah menggunakan katalis methanation
untuk menghilangkan residu karbon monoksida dan karbondioksida yang masih tertinggal dalam
hidrogen.
7. Untuk dapat menghasilkan amonia sebagai produk akhir, hidrogen yang sudah dihasilkan
kemudian direaksikan dengan nitrogen yang berasal dari udara bebas menghasilkan amonia cair.
Tahapan ini dikenal dengan loop sintesis amonia yang juga dikenal dengan proses Haber-Bosch.
3H2 + N2 ↔ 2NH3
Gambar 1. Tahapan pembuatan ammonia dengan proses Haber-Bosch
Reaksi di atas bersifat reversibel sehingga berdasarkan prinsip Le Chatelier, kondisi tekan tinggi
dan tempertur rendah diperlukan untuk mengarahkan reaksi agar bergerak ke kanan (arah hasil
amonia). pada temperatur rendah sebenarnya dapat menghasilkan persentase pembentukan NH3
yang tinggi tetapi reaksi tersebut berlangsung sangat lambat untuk dapat mencapai
kesetimbangan. Oleh karena itu dalam proses pemubatan aminia diperlukan adanya katalis. Pada
praktiknya, kondisi yang digunakan dalam proses Haber-Bosch adalah pada tekanan 200 atm dan
temperatur 380 – 460 º C dengan menggunakan katalis ion besi.
Tabel 1 : Kondisi Optimum Pembuatan NH3
No Faktor Reaksi : N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)
∆H= -924 kJ
Kondisi Optimum
1. Suhu 1. Reaksi bersifat eksoterm
2. Suhu rendah akan menggeser
kesetimbangan kekanan.
3. Kendala:Reaksi berjalan lambat
400-600oC
2. Tekanan 1. Jumlah mol pereaksi lebih besar
dibanding dengan jumlah mol
produk.
2. Memperbesar tekanan akan
menggeser kesetimbangan kekanan.
3. Kendala Tekanan sistem dibatasi
oleh kemampuan alat dan faktor
keselamatan.
150-300 atm
3. Konsentrasi Pengambilan NH3 secara terus
menerus akan menggeser
kesetimbangan kearah kanan
_
4. Katalis Katalis tidak menggeser
kesetimbangan kekanan, tetapi
mempercepat laju reaksi secara
Fe dengan
campuran Al2O3
KOH dan garam
keseluruhan lainnya
Pengaruh katalis pada sistem kesetimbangan adalah dapat mempercepat terjadinya reaksi
kekanan atau kekiri, keadaan kesetimbangan akan tercapai lebih cepat tetapi katalis tidak
mengubah jumlah kesetimbangan dari spesies-spesies yang bereaksi atau dengan kata lain katalis
tidak mengubah nilai numeris dalam tetapan kesetimbangan. Peranan katalis adalah mengubah
mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu produk.
Katalis yang dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan mekanisme suatu reaksi yang
lebih rendah dibandingkan reaksi yang tanpa katalis. Dengan energi aktivasi lebih rendah
menyebabkan maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk
mengatasi halangan energi aktivasi sehingga jumlah tumbukan efektif akan bertambah sehingga
laju meningkat.
Kegunaan amonia, antara lain:
Membuat pupuk, seperti urea (CO(NH2)2) dan ZA (NH4)2SO4).
Membuat senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, amonium klorida, dan
amonium nitrat.
Sebagai pendingin dalam pabrik es karena amonia cair mudah menguap dan menyerap
banyak panas.
Membuat hidrazin (N2H4), bahan bakar roket.
Digunakan pada industri kertas, karet, dan farmasi.
Sebagai refrigeran pada sistem kompresi dan absorpsi.
Kegunaan katalis pada Sintesis Amonia
Pengaruh katalis pada sistem kesetimbangan adalah dapat mempercepat terjadinya reaksi
kekanan atau kekiri, keadaan kesetimbangan akan tercapai lebih cepat tetapi katalis tidak
mengubah jumlah kesetimbangan dari spesies-spesies yang bereaksi atau dengan kata lain katalis
tidak mengubah nilai numeris dalam tetapan kesetimbangan. Peranan katalis adalah mengubah
mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu produk.
Katalis yang dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan mekanisme suatu reaksi
yang lebih rendah dibandingkan reaksi yang tanpa katalis. Dengan energi aktivasi lebih rendah
menyebabkan maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk
mengatasi halangan energi aktivasi sehingga jumlah tumbukan efektif akan bertambah sehingga
laju meningkat.
Pada sintesis amonia, katalis heterogen yang digunakan adalah logam Fe dengan campuran
campuran Al2O3, KOH dan garam lainnya dengan promotor ganda, yaitu penambahan sekitar 4%
kalium oksida dan 0,8% aluminium oksida. Promotor ini berfungsi untuk meningkatkan aktivitas
katalitik dari besi oksida. Promotor adalah bahan yang menjadikan katalis lebih efektif. Dalam
katalis padat, sejumlah kecil promotor dapat menyebabkan pembentukan kerusakan kisi kristal,
yang menimbulkan bagian aktif pada permukaan katalis.
Sifat Kimia dan Fisika Katalis (Logam Fe)
Sifat Fisika
1. Pada suhu kamar berwujud padat, mengkilap dan berwarna keabuabuan.
2. Merupakan logam feromagnetik karena memiliki empat electron tidak berpasangan pada orbital d.
3. Penghantar panas yang baik.
4. Kation logam besi Fe berwarna hijau (Fe2+) dan jingga (Fe3+). Hal ini disebabkan oleh adanya
elektron tidak berpasangan dan tingkat energi orbital tidak berbeda jauh. Akibatnya, elektron mudah
tereksitasi ke tingkat energi lebih tinggi menimbulkan warna tertentu. Jika senyawa transisi baik
padat maupun larutannya tersinari cahaya maka senyawa transisi akan menyerap cahaya pada
frekuensi tertentu, sedangkan frekuensi lainnya diteruskan. Cahaya yang diserap akan mengeksitasi
elektron ke tingkat energi lebih tinggi dan cahaya yang diteruskan menunjukkan warna senyawa
transisi pada keadaan tereksitasi.
5. Sifat – sifat besi yang lain:
titik didih
titik lebur
massa atom
konfigurasi electron
massa jenis fase padat
massa jenis fase cair pada titik lebur
kalor peleburan
kalor penguapan
Elektronegativitas
jari-jari atom
3134 K
1811 K
55,845(2) g/mol
[Ar] 3d6 4s2
7,86 g/cm³
6,98 g/cm³
13,81 kJ/mol
340 kJ/mol
1,83 (skala Pauling)
140 pm
Besi merupakan unsur transisi yang mempunyai sifat logam sebagaimana semua unsur transisi
lainnya. Sifat logam ini dipengaruhi oleh kemudahan unsur tersebut untuk melepas elektron valensi.
Selain itu, keberadaan electron pada blok d yang belum penuh menyebabkan unsur Fe memiliki
banyak elektron tidak berpasangan. Elektron- elektron tidak berpasangan tersebut akan bergerak
bebas pada kisi kristalnya sehingga membentuk ikatan logam yang lebih kuat dibandingkan dengan
unsur golongan utama. Adanya ikatan logam ini menyebabkan titik leleh dan titik didih serta
densitas unsur Fe cukup besar sehingga bersifat keras dan kuat.
Pergerakan elektron- elektron yang tidak berpasangan pada kisi kristal juga menyebabkan logam
besi bersifat konduktor atau penghantar panas yang baik. Apabila logam besi diberikan kalor atau
panas, energy kinetik elektron akan meningkat. Dengan demikian, elektron memindahkan energinya
ke elektron yang lain sehingga panas merambat ke seluruh bagian logam besi tersebut.
Sifat Kimia
1. Unsur besi bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron) sehingga bilangan oksidasinya
bertanda positif.
2. Fe dapat memiliki biloks 2, 3, 4, dan 6. Hal ini disebabkan karena perbedaan energy elektron pada
subkulit 4s dan 3d cukup kecil, sehingga elektron pada subkulit 3d juga terlepas ketika terjadi
ionisasi selain electron pada subkulit 4s.
3. Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya di udara yang
lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.
4. Memiliki bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu transisi 700, 928,
dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat magnetnya
menghilang meski pola geometris molekul tidak berubah.
5. Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti halogen, sulfur, pospor, boron, karbon dan
silikon.
6. Larut dalam asam- asam mineral encer.
7. Oksidanya bersifat amfoter.