single ventrikel.docx
TRANSCRIPT
SINGLE VENTRIKEL
I. PENDAHULUAN
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan bawaan yang sering ditemukan
yaitu 10% dari seluruh kelainan bawaan dan sebagai penyebab utama kematian
pada masa neonates. Penyakit Jantung bawaan merupakan kelainan jantung yang
sudah ada sejak bayi lahir, dimana kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir, tidak
jarang baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau bahkan beberapa
tahun.1,2,3
Penyebab penyakit jantung bawaan masih belum diketahui secara pasti.
Perkembangan di bidang diagnostik, tatalaksana medikamentosa dan teknik
intervensi bedah jantung dalam 40 tahun terakhir memberikan harapan pada penderita
PJB.
Penyakit jantung bawaan terbagi atas :
1. Penyakit jantung bawaan sianotik yang terbagi menjadi :
Penyakit jantung bawaan sianotik dengan aliran darah ke paru
berkurang.
Kelompok ini terdiri dari :
- Tetralogi Fallot
- Atresia pulmonal dengan defek septum ventrikel
- Atresia pulmonal dengan septum ventrikel utuh
- Atresia trikuspid
- Anomali ebstein
Penyakit jantung bawaan sianotik dengan aliran darah paru bertambah
Kelompok ini terdiri dari :
- Transposisi arteri besar
- Trunkus arteriosus
- Ventrikel tunggal
- Anomali total drainase vena pulmonalis
2. Penyakit jantung bawaan Non-sianotik terbagi menjadi :
Penyakit jantung bawaan (PJB) Non sianotik dengan vaskularisasi paru
bertambah
Kelompok ini terdiri dari :
- Ventrikel Septal defek (VSD)
- Atrial Septal Defek (ASD)
- Paten Ductus Arteriosus (PDA)
Penyakit jantung bawaan non sianotik dengan vaskularisasi paru normal
Kelompok ini terdiri dari :
- Aorta stenosis (AS)
- Pulmonal Stenosis (PS)
- Koartaksio Aorta
Kelainan jantung dengan ventrikel tunggal mencakup banyak variasi baik
dalam segi anatomi maupun manifestasi klinis, sehingga pembahasan yang
menyeluruh menjadi sulit. Ventrikel tunggal adalah terdapatnya satu ventrikel
yang besar (secara anatomis mirip ventrikel kiri) yang mempunyai kedua katup
atrioventrikuler atau common AV valve, kecuali atresia katup trikuspid dan
mitral. Umumnya terdapat suatu rudimentary outflow chamber
yang berhubungan dengan ventrikel utama tersebut, diantaranya tipe ventricular
kiri yang mempunyai rudimentary chamber di anterior, tipe vantrikel kanan
yang mempunyai rudimentary chamber di posterior dan tipe indeterminate
yang tidak mempunyai rudimentary chamber. Hampir semua ventrikel tunggal
disertai dengan kelainan kardiovaskuler yang lain, salah satu diantaranya adalah
transposisi arteri besar. 1,3,4,5
II. INSIDEN
Di Amerika Serikat dilaporkan insidens single ventrikel sebanyak 5 kasus
per 100.000 kelahiran hidup. Di Inggris dilaporkan insidens single ventrikel
sebanyak 54 kasus per sejuta kelahiran hidup. Insiden laki-laki dan perempuan
sama. Biasanya didapatkan bulan pertama dari kehidupan. Dari 60 kasus single
ventrikel didapatkan Double Inlet Left Ventricle (DILV) 78 %, Double
Inlet Right Ventricle 5%. 5,15
III. ETIOLOGI
Penyebab penyakit jantung bawaan masih belum diketahui secara pasti.
Namun, kemajuan dalam genetik molekuler baru-baru ini dapat segera
memungkinkan dalam mengidentifikasi kelainan kromosom spesifik yang terkait
dengan banyak defek. Telah lama disadari bahwa faktor genetik memainkan beberapa
peran pada penyakit jantung kongenital.1,8,9
Disimpulkan 3 kelompok factor etiologi PJB berikut :
Faktor genetik (biasanya merupakan bagian dari sindroma tertentu).
Faktor lingkungan/faktor eksterna (obat, virus, radiasi) yang terdapat sebelum
kehamilan 3 bulan.Hipoksia pada waktu persalinan dapat mengakibatkan tetap
terbukanya ductus arteriosus pada bayi.
Interaksi dari faktor genetik dan faktbr lingkungan8
IV. EMBRIOLOGI DAN ANATOMI
Proses embriogenesis jantung merupakan serangkaian peristiwa yang
kompleks. Proses tersebut terbagi menjadi empat tahapan yaitu : 1). Tubing, 2).
Gambar 1 : Gambaran anatomik dari Single Ventrikel14
Looping, 3). Septasi. 4). Migrasi1,2,3
1). Tubing
Pada awalnya jantung hanya merupakan sebuah tabung lurus yang berasal
dari fusi sepasang primordia yang simetris. Pada tabung tersebut terdapat
beberapa dilatasi, yaitu atrium primitif, komponen ventrikel yang terdiri dari
segmen inlet dan outlet, dan trunkus arteriosus yang kelak menjadi aorta dan a.
Pulmonalis. Keadaan ini terjadi pada embrio berusia 6 minggu dengan panjang kira-
kira 10 mm.
2). Looping
Tahapan selanjutnya dikenal sebagai suatu proses looping antara atrium
dengan komponen inlet ventrikel, dan juga antara komponen inlet dengan outlet
ventrikel. Sinus venosus, yang tertanam kuat pada septum transversum, menjadi
bagian dari ujung tabung yang terfiksasi.
3). Septasi
Selanjutnya adalah tahapan septasi pada segmen atrium, ventrikel, dan
trunkus arteriosus. Perubahan segmen atrium sangat tergantung pada
reorganisasi sistem vena. Sistem vena yang simetris mengalami lateralisasi, dengan
anastomosis dari kiri ke kanan di daerah kepala dan abdomen
4). Migrasi
Bersama dengan septasi kanalis atrioventrikularis dengan terbentuknya
bantalan endokardium yang telah diuraikan, terjadi juga pergeseran (migrasi)
segmen inlet ventrikel, sehingga orifisium atrioventrikuler kanan akan berhubungan
dengan daerah trabekular ventrikel kanan. Pada saat yang sama terbentuk
septum inlet antara orifisium atrioventrukular kanan dan kiri, sehingga ventrikel
kanan sudah mempunyai daerah inlet dan outlet, sedangkan ventrikel kiri hanya
mempunyai inlet.
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung
dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri
serta ventrikel kanan dan kiri. 3,5,6
Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium dimana terdiri
antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang
berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara pericardium dan
epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung, lapisan
berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang
paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endocardium.3,5,6
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan
2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik)
1. Atrium
a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari
seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui
katub dan selanjutnya ke paru. b. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4
buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui
katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Gambar 2. Embriologi dari Jantung1
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.3,4
2. Ventrikel
Merupakan alur-alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut
muskulus papilaris, ujungnya dihibungkan dengan tepi daun katub
atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda tendinea.3,4
V. PATOFISIOLOGI
Embriogenesis normal dimulai dengan proses Tubing selanjutnya memasuki
periode looping untuk kemudian membentuk ruang-ruang jantung pada saat
Septasi, dan diakhiri penempatan posisi masing-masing segmen jantung
sesuai dengan fungsinya pada tahap Migrasi. Gangguan pada Septasi
mengakibatkan tidak terbentuknya septum 9
Fisiologi hemodinamik dari single ventrikel tergantung pada beberapa faktor antara lain 5,6 :
Gambar 3. Anatomi Jantung
- Ada atau tidaknya obstruksi dari jalan keluar arteri pulmonal atau aorta
- Ventrikel tunggal dengan fungsi yang dominan
- Koneksi tipe atrioventrikuler
- Fungsi dari katup atrioventrikuler
VI. DIAGNOSIS
A. GAMBARAN KLINIK
Manifestasi klinis pasien dengan UVH sangat tergantung pada
ada tidaknya obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan. Jika tanpa stenosis
pulmonal (PS), bayi dengan tahanan paru yang rendah, memperlihatkan gejala
dan tanda berupa pirau kiri ke kanan seperti dispne, takipne, penurunan
toleransi latihan yang menandakan terjadinya gagal jantung kongestif dan
gagal tumbuh karena peningkatan aliran darah paru, sianosis bisa tidak tampak.5,8
Pada sebagian besar pasien dengan PS berat atau atresia pulmonal,
aliran darah ke paru berkurang dan memberikan gejala awal berupa
hipoksemia dan sianosis, tetapi jarang didapatkan adanya gagal jantung. Pasien
dengan UVH yang ideal seharusnya memiliki fungsi ventrikel yang baik, tidak
terdapat obstruksi dari pembuluh darah balik, ASD yang tidak terbatasi
(unrestricted ASD) dan aliran darah paru yang optimal.3,5,6,8
B. PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
1. Foto thorax
Pemeriksaan foto thorax pada UVH tidak khas, namun
tergantung dari derajat aliran vaskularisasi pulmonal sehingga dapat
membantu menilai vaskularisasi dari paru dan konfigurasi dari
pembuluh besar.
- Pada pasien dengan stenosis pulmonal, ukuran dari jantung normal
sampai sedikit membesar, atrium kiri membesar. Gambaran
vaskularisasi dari paru tidak meningkat. Tanpa adanya stenosis
pulmonal dengan aliran darah paru yang besar, maka ukuran dari
jantung membesar dengan gambaran aliran darah paru yang
meningkat.
- Pasien dengan obstruksi arcus aorta, ukuran jantung biasanya
membesar, atrium kiri membesar dengan gambaran vaskularisasi paru
yang meningkat.15
2. Pemeriksaan Ekokardiografi
Ekokardiografi merupakan salah satu pemeriksaan penting
untuk menunjukkan single ventrikel disertai dua katup atrioventrikuler.
Infomasi tentang anatomi dan fungsi sangat penting sebelum
dilakukan pembedahan, diantaranya :6,12,14,15
- Morfologi dari Single Ventrikel (double-inlet LV atau double inlet
RV),
Gambar 4. Anak laki-laki umur 7 tahun, tampak ukuran jantung membesar disertai peningkatan outflow dengan gambaran vaskularisasi pulmonal yang prominent15,18
Gambar 5. Gambaran foto thorax pasien dengan dextrocardia disertai single ventrikel (tipe ventrikel kanan) dan atresia tricuspid (setelah dilakukan prosedur Fontan)16
- Lokasi dari rudimentary outflow chamber yang berhubungan
dengan ventrikel utama tersebut,
- Ada tidaknya stenosis pulmonal, stenosis aorta, atau PJB lainnya
yang menyertai
- Anatomi dari katup atrioventrikular
Gambar 6. Transthoracic echocardiogram single ventrikel menggambarkan atrium kiri (LA) dan atrium kanan (RA), dengan masing-masing katup mitral dan katup tricuspid, dan memasuki single ventrikel (left ventrikel; LV)15
Gambar 7. Singel Ventrikel (apical view). Atrium kanan (RA) dan atrium kiri (LA) berhubungan dengan ventrikel utama (MC) melalui kedua katup atrioventrikuler17
C. PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI
Gambar 8. Single Ventrikel tipe ventrikel kiri (apical view). Tampak Rudimentary Chamber (RC) yang terletak pada bagian anterior dan terpisah dengan Main Chamber(MC) oleh septum trabekular. Kedua atrium berhubungan dengan Main Chamber melalui kedua katup atrioventrikular17
Gambar 9 : Univentricular Heart tipe ventrikel kanan (apical view). Tampak Rudimentary Chamber (RC) yang terletak pada bagian posterior dan terpisah dengan Main Chamber (MC) oleh trabekular septum, Tampak pula defek pada kedua atrium dimana atrium kanan berhubungan dengan main chamber (MC) melalui katup atrioventrikular17
Gambaran elektrokardiografi (EKG) pada pasien dengan UVH
sangat bervariasi. Sumbu jantung dapat normal, deviasi sumbu ke
kanan atau ke kiri. Bila terdapat stenosis pulmonal, akan tampak P
pulmonal. Hipertrofi ventrikel kiri atau kanan dapat terlihat. Pada suatu
penelitian, dari 18 kasus dengan UVH morfologi ventrikel kanan,
RVH didapatkan pada gambaran EKG semua pasien, sebelas diantaranya
memiliki sumbu deviasi ke kiri (LAD).3,5,6,8
VII. DIAGNOSIS BANDING
A. VENTRIKEL SEPTAL DEFEK (VSD)
VSD merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan,
termasuk dalam PJB dengan gambaran pembuluh darah paru yang
bertambah tanpa adanya cyanosis. Gambaran radiologi dari VSD berbeda-
beda dan tergantungdari besarnya kebocoran serta ada atau tidaknya
gangguan pada pembuluh darah paru (hipertensi
pulmonal). Pada kebocoran yang sangat kecil gambaran radiologi dari
toraks adalah normal. Pada kebocoran yang ringan jantung membesar
ke kiri oleh hipertrofi ventrikel kiri, vebtrikel kanan belum jelas
membesar dan atrium kiri dilatasi. Kebocoran yang sedang-berat
didapatkan ventrikel kanan dilatasi dan hipertrofi, atrium kiri dilatasi,
arteri pulmonalis dengan cabang-cabangnya melebar serta ventrikel
kiri hipertrofi. Ada kalanya Defek yang ada sangat besar sehingga kedua
ventrikel itu menjadi satu ruangan (ventrikel tunggal)1
Pemeriksaan ekokardiografi perlu untuk menentukan letak serta ukuran
defek septum ventrikel disamping untuk menentukan terdapatnya kelainan
penyerta19,20.
VIII. PENATALAKSANAAN
Terapi UVH adalah operatif baik bersifat paliatif maupun korektif.
Gambar 10 : Gambaran anatomik dari VSD18
Gambar 11 : Foto thorax dengan VSD, tampak apex terangkat (RVH), aurikel menonjol (LAE) disertai corakan bronchovaskuler yang meningkat.1,18
Gambar 12 : Pemeriksaan ekokardiografi pasien dengan VSD, tampak defek pada kedua ventrikel.1,18
Tujuan dari terapi paliatif pasien dengan UVH adalah untuk memperbaiki
vaskularisasi paru dan fungsi dari ventrikel. Jenis operasi paliatif
bergantung pada kelainan yang ada. Bila didapatkan stenosis berat atau
atresia pulmonal, maka diperlukan upaya penambahan aliran darah paru
dengan cara Blalock-Taussig shunt atau bidirectional
cavopulmonary anastomosis (Glenn shunt/hemi fontan
procedures).5,6
Pada pasien tanpa adanya stenosis pulmonal, terapi paliatif
dilakukan dengan pengikatan (banding) arteri pulmonal. Terapi
paliatif yang lain adalah dengan membuat bypass dari jantung kanan dan
pembuluh darah vena sistemik ke arteri pulmonal, dengan fontan
procedure. Prosedur Fontan dilakukan umur 18 bulan dan 4
tahun sehingga hasil akhir didapatkan aliran darah pulmonal terpisah dari
aliran darah sistemik.
Gambar 13 : Variasi dari operasi Fontan4
IX. PROGNOSIS
Pasien dengan UVH tanpa operasi memiliki prognosis yang jelek.
Moodie et al melaporkan dari 83 pasien UVH tanpa operasi , 70% diantaranya
meninggal sebelum umur 16 tahun, dengan rata-rata 4,8 % yang meninggal
setiap tahunnya. Penelitian lain menyebutkan pasien UVH dengan morfologi
ventrikel kanan, hanya 50% yang bertahan 4 tahun setelah diagnosis
ditegakkan. Penyebab kematian paling sering adalah aritmia, gagal
jantung kongestif dan kematian mendadak yang tidak dapat
dijelaskan. Ammash dan Warnes menyebutkan dari 13 pasien UVH yang
bertahan hidup tanpa operasi, semua pasien tersebut memiliki stenosis
pulmonal moderate to severe. 1,5,9