single parent

5
SINGLE PARENT A. PENGERTIAN Single parent adalah orang yang melakukan tugas sebagai orang tua (ayah dan ibu) seorang diri, karena kehilangan/ terpisah dengan pasangannya. Ada banyak alasan yang menyebabkan seseorang menjadi Single Parent, diantaranya : 1. Tinggal terpisah karena pasangannya bekerja/belajar di kota/Negara lain. 2. Kematian pasangan 3. Perceraian Single parent yang terpisah dengan pasangan karena bekerja/belajar di kota/negara lain, memiliki beberapa masalah, seperti: merasa kesepian, tidak terpenuhinya kebutuhan seks sementara secara de jure ia seharusnya bisa mendapatkan pemenuhan kebutuhan seks dari pasangannya. Saat pasanganya berada jauh darinya, ia juga merasa berat membesarkan anak sendiri. Seseorang yang menjadi single parent karena kematian juga mengalami masalah yang berat. Kematian pasangan yang mendadak membuat ia tidak siap menerima kenyataan. Namun jika mendapatkan pelayanan pendampingan/konseling yang tepat, ia dapat melalui masa-masa gelapnya. Idealnya, ia harus mendapatkan konseling kedukaan yang tepat sehingga kedukaannya tidak berlarut-larut (tidak lebih dari 6 bulan). Kedukaan yang berlarut-larut memperlambat pemulihan hati anak-anaknya. Selain itu, beberapa single parent yang ditinggal mati pasangannya mengalami masalah keuangan dan merasa kesepian. Dibandingkan dengan kedua jenis single parent di atas, single parent yang berpisah dengan pasangannya karena perceraian, memiliki masalah yang lebih serius lagi. Setidaknya saya mencatat ada 6 masalah besar, yaitu: 1. Masalah emosional 2. Masalah hukum (hak asuh, dll) 3. Menjalin hubungan baik dengan mantan suami/istri 4. Menghadapi anak 5. Masalah dengan lingkungan 6. Masalah keuangan Kondisi emosional single parent pasca perceraian : 1. Kecewa 2. Marah 3. Mencari kambing hitam 4. Membenci mantan suami/istrinya 5. Cemburu terhadap rivalnya 6. Mudah marah kepada anak-anak 7. Luka batin/trauma 8. Kesepian

Upload: eka-wianti

Post on 04-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

konseling keluarga

TRANSCRIPT

Page 1: Single Parent

SINGLE PARENT

A.  PENGERTIAN

Single parent adalah orang yang melakukan tugas sebagai orang tua (ayah dan ibu) seorang diri, karena

kehilangan/ terpisah dengan pasangannya.

Ada banyak alasan yang menyebabkan seseorang menjadi Single Parent, diantaranya :

1.    Tinggal terpisah karena pasangannya bekerja/belajar di kota/Negara lain.

2.    Kematian pasangan

3.    PerceraianSingle parent yang terpisah dengan pasangan karena bekerja/belajar di

kota/negara lain, memiliki beberapa masalah, seperti: merasa kesepian,

tidak terpenuhinya kebutuhan seks sementara secara de jure ia seharusnya

bisa mendapatkan pemenuhan kebutuhan seks dari pasangannya. Saat

pasanganya berada jauh darinya, ia juga merasa berat membesarkan anak

sendiri.

Seseorang yang menjadi single parent karena kematian juga mengalami

masalah yang berat. Kematian pasangan yang mendadak membuat ia tidak

siap menerima kenyataan. Namun jika mendapatkan pelayanan

pendampingan/konseling yang tepat, ia dapat melalui masa-masa gelapnya.

Idealnya, ia harus mendapatkan konseling kedukaan yang tepat sehingga

kedukaannya tidak berlarut-larut (tidak lebih dari 6 bulan). Kedukaan

yang berlarut-larut memperlambat pemulihan hati anak-anaknya. Selain

itu, beberapa single parent yang ditinggal mati pasangannya mengalami

masalah keuangan dan merasa kesepian.

Dibandingkan dengan kedua jenis single parent di atas, single parent

yang berpisah dengan pasangannya karena perceraian, memiliki masalah

yang lebih serius lagi. Setidaknya saya mencatat ada 6 masalah besar,

yaitu:

1.    Masalah emosional

2.    Masalah hukum (hak asuh, dll)

3.    Menjalin hubungan baik dengan mantan suami/istri

4.    Menghadapi anak

5.    Masalah dengan lingkungan

6.    Masalah keuangan

Kondisi emosional single parent pasca perceraian :

1.         Kecewa

2.         Marah

3.         Mencari kambing hitam

4.         Membenci mantan suami/istrinya

5.         Cemburu terhadap rivalnya

6.         Mudah marah kepada anak-anak

7.         Luka batin/trauma

8.         Kesepian

9.         Merasa tak berharga

10.     Merasa teraniaya oleh lingkungan

11.     Mengasihani dirinya sendiri

Page 2: Single Parent

Masalah single parent pasca cerai dengan anak-anaknya :

1.    Single parent yang belum mengampuni dan masih membenci mantan

suami/istrinya akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak-anaknya.

2.    Single parent seringkali tidak menyadari bahwa ia bukan "super

man/super women" sehingga di depan anak-anaknya ia berusaha menunjukkan dirinya perkasa dan

dapat menyelesaikan segala sesuatu tanpa orang lain. Ia tidak melihat bahwa anak-anaknya

memerlukan tokoh pengganti ibu/ayah.

Single parent pasca perceraian juga mengalami masalah dengan mantan

pasangannya. Karena pengalaman pahitnya, seorang single parent sering

tidak menyadari bahwa sejelek apapun mantan suami/istri-nya, ia tetap

ayah/ibu dari anak-anaknya. Sebelum single parent mengampuni mantan

pasangannya, ia cenderung ingin balas dendam. Beberapa single parent

bahkan melakukan usaha balas dendam balas dendam kepada mantan

pasangannya, dengan memanfaatkan anak-anaknya.

Apa yang dibutuhkan seorang single parent saat menghadapi situasi yang

sulit pasca perceraiannya?

1.      Single parent perlu menjalani konseling pribadi untuk membagi

beban/pergumulannya.

2.      Jika diperlukan, single parent juga bisa menjalani terapi untuk

recovery (Kesembuhan) dari trauma-traumanya. Untuk mencapai pemulihan, seorang single parent

mau tidak mau harus mengampuni diri sendiri.

3.      Selanjutnya single parent juga harus mengampuni mantan pasangaannya. Kalau seorang single

parent merasa disakiti oleh pihak ketiga, mertua atau orang lain disekitarnya, maka single parent

tersebut juga harus mengampuni mereka.

4.      Dukungan sosial/komunitas teman senasib (sesama single parent) juga

dibutuhkan untuk menguatkan hati seorang single parent. Setidaknya,

dalam persekutuan dengan kaum senasib, seorang single parent merasa

tidak sendiri.

Sesama single parent tentunya akan lebih mudah mengerti perasaan satu

sama lain dan berempati dengan kawan senasibnya. Mendidik anak bersama-sama apasangan saja

tidak mudah, apa lagi untuk menjadi single parent yang harus mengasuh dan membesarkan anak

seorang diri. Oleh sebab itu, seorang single parent membutuhkan pengetahuan/ketrampilan single

parenting yang memadai supaya bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya. Tanpa ketrampilan single

parenting, seorang single parent akan mengalami kesulitan bagaimana menolong anak-anak untuk

keluar dari trauma dan

kepahitan hidupnya.

1.    Seorang single parent juga perlu melatih diri untuk bersikap bijaksana

terhadap lingkungan.

2.    Untuk mengatasi masalah ekonomi, seorang single parent membutuhkan

kesempatan untuk mengembangkan/memanfaatkan talentanya dalam

kegiatan-kegiatan produktif. Mungkin sementaraa ini ada beberapa orang

berpikir untuk memberikan santunan sosial kepada single parent. Namun

kita perlu hati-hati, pemberian bantuan cuma-cuma atau santunan sosial

justru bisa merendahkan martabat dan harga diri seorang single parent.

Bantuan yang berdasarkan rasa kasihan atau iba juga dapat memanjakan dan

"memiskinkan" single parent. Artinya, bantuan cuma-cuma tidak akan "memerdekakan" seorang

single parent.

Page 3: Single Parent

Perceraian dengan pasangan seringkali merusak harga diri seorang

single parent. Bahkan tidak sedikit single parent yang kehilangan makna

hidupnya gara-gara ditinggalkan/bercerai dengan pasangan. Untuk membantu

bisa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sosial atau kerohanian. Namun

hal ini baru bisa dilakukan setelah sang single parent mampu menenangkan

anak-anaknya.

  

Menurut Mundhi Sabda Hardiningtyas(http://indosingleparent.blogspot.com/2011/05/single-parent-

asalahnya.html,2011), single parent adalah orang yang melakukan tugas sebagai orang tua (ayah

dan ibu) seorang diri, karena kehilangan/ terpisah dengan pasangannya. Tugas yang seharusnya

dipikul berdua (ayah dan ibu), harus diembannya sendiri. Ia harus mampu berperan sebagai  ibu

sekaligus ayah, sementara fungsi ayah berbeda dengan fungsi ibu. Terkadang situasi menyebabkan

seseorang menjadi single parent. Elly Nagasa Putra (www.konselingkeluarga.com, 2010) juga

mengemukakan bahwa tentu tidak mudah bahkan sangat berat. Kehadiran seorang Konselor akan

sangat berarti dan menolong single parent dalam berbagai permasalahan yang dihadapinya.

B.  KARAKTERISTIK

Dalam http://saatteduh.wordpress.com/2010/03/22/single-parent-%E2%80%93-orang-tua-tunggal/ di

jelaskan ada dua jenis kategori orang tua tunggal (single parent), yaitu yang sama sekali tidak

pernah menikah dan yang sempat/pernah  menikah. Mereka menjadi orang tua tunggal bisa saja

disebabkan, karena ditinggal mati lebih awal oleh pasangan  hidupnya, ataupun akibat perceraian

atau bisa juga ditinggal oleh sang kekasih yang tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya.

Pilihan untuk menjadi orang tua tunggal adalah satu pilihan yang berat, walaupun demikian

daripada aborsi dan harus  menambah beban dosa, mereka lebih ikhlas memilih untuk menjadi

orang tua tunggal. Untuk ini mereka juga harus siap menerima reaksi dari orang tua, keluarga

dengan risiko dikucilkan entah untuk sementara ataupun selamanya. Belum  lagi menjadi gujingan

maupun dicibirkan oleh teman, tetangga maupun rekan kerja. Untuk menjalani semua itu; 

dibutuhkan kekuatan hati dan daya juang yang tinggi, termasuk mengikis perasaan dendam kepada

si lelaki notabene  ayah dari anaknya sendiri. Sedangkan bagi perempuan yang pernah menikah,

siap atau tidak; predikat janda dengan  anak akan disandangnya.

Menurut        Mundhi           Sabda  Hardiningtyashttp://indosingleparent.blogspot.com/2011/05/

single-parent-masalahnya.html,2011), ada banyak alasan yang menyebabkan seseorang

menjadi single parent, diantaranya :

1.    Tinggal terpisah karena pasangannya bekerja/belajar di kota/negara lain.

2.    Kematian pasangan

3.    Perceraian.

Single parent yang terpisah dengan pasangan karena bekerja/belajar di kota/negara lain, memiliki

beberapa masalah, seperti : merasa kesepian, tidak terpenuhinya kebutuhan seks sementara

secara de jure ia seharusnya bisa mendapatkan pemenuhan kebutuhan seks dari pasangannya. Saat

pasanganya berada jauh darinya, ia juga merasa berat membesarkan anak sendiri.

Seseorang yang menjadi single parent karena kematian juga mengalami masalah yang berat.

Kematian pasangan yang mendadak membuat ia tidak siap menerima kenyataan. Namun jika

mendapatkan pelayanan pendampingan/konseling yang tepat, ia dapat melalui masa-masa gelapnya.

Idealnya, ia harus mendapatkan konseling kedukaan yang tepat sehingga kedukaannya tidak

berlarut-larut (tidak lebih dari 6 bulan). Kedukaan yang berlarut-larut memperlambat pemulihan

Page 4: Single Parent

hati anak-anaknya. Selain itu, beberapasingle parent yang ditinggal mati pasangannya mengalami

masalah keuangan dan merasa kesepian.

Dibandingkan dengan kedua jenis single parent di atas, single parent yang berpisah dengan

pasangannya karena perceraian, memiliki masalah yang lebih serius lagi. Setidaknya Mundhi Sabda

Hardiningtyas(http://indosingleparent.blogspot.com/2011/05/single-parent-masalahnya.html,2011), 

mencatat ada 6 masalah besar, yaitu :

1.  Masalah emosional

2.  Masalah hukum (hak asuh)

3.  Menjalin hubungan baik dengan mantan suami/istri

4.  Menghadapi anak

5.  Masalah dengan lingkungan

6.  Masalah keuangan

C.  IDENTIFIKASI

single parent yang belum mengampuni dan masih membenci mantan suami/istrinya akan

mempengaruhi perkembangan jiwa anak-anaknya. Single parent bahkan seringkali tidak menyadari

bahwa ia bukan "super man/super women" sehingga di depan anak-anaknya ia berusaha

menunjukkan dirinya perkasa dan dapat menyelesaikan segala sesuatu tanpa orang lain. Ia tidak

melihat bahwa anak-anaknya memerlukan tokoh pengganti ibu/ayah.

Single parent pasca perceraian juga mengalami masalah dengan mantan pasangannya. Karena

pengalaman pahitnya, seorang single parent sering tidak menyadari bahwa sejelek apapun mantan

suami/istri-nya, ia tetap ayah/ibu dari anak-anaknya. Sebelum single parent mengampuni mantan

pasangannya, ia cenderung ingin balas dendam. Beberapa single parent bahkan melakukan usaha

balas dendam balas dendam kepada mantan pasangannya, dengan memanfaatkan anak-anaknya.

Single parent perlu menjalani konseling pribadi untuk membagi beban/pergumulannya. Jika

diperlukan, menurut Mundhi Sabda Hardiningtyas

(http://indosingleparent.blogspot.com/2011/05/single-parent-masalahnya.html,2011), single

parent juga bisa menjalani terapi untuk recovery dari trauma-traumanya. Untuk mencapai

pemulihan, seorang single parent mau tidak mau harus mengampuni diri sendiri.

Selanjutnya, single parent juga harus mengampuni mantan pasangannya. Kalau seorang single

parent merasa disakiti oleh pihak ketiga, mertua atau orang lain di sekitarnya, maka single

parent tersebut juga harus mengampuni mereka.

Dukungan sosial/komunitas teman senasib (sesama single parent) juga dibutuhkan untuk

menguatkan hati seorang single parent. Setidaknya, dalam persekutuan dengan kaum senasib,

seorang single parent merasa tidak sendiri. Sesama single parent tentunya akan lebih mudah

mengerti perasaan satu sama lain dan berempati dengan kawan senasibnya.

Mendidik anak bersama-sama pasangan saja tidak mudah, apa lagi untuk menjadi single

parent yang harus mengasuh dan membesarkan anak seorang diri. Oleh sebab itu, seorang single

parent membutuhkan pengetahuan/ketrampilansingle parenting yang memadai supaya bisa menjadi

teladan bagi anak-anaknya.Tanpa keterampilan single parenting, seorang single parent akan

mengalami kesulitan bagaimana menolong anak-anak untuk keluar dari trauma dan kepahitan

hidupnya.

Page 5: Single Parent

Seorang single parent juga perlu melatih diri untuk bersikap bijaksana terhadap lingkungan. Untuk

mengatasi masalah ekonomi, seorang single parentmembutuhkan kesempatan untuk

mengembangkan/memanfaatkan talentanya dalam kegiatan-kegiatan produktif. Mungkin sementara

ini ada beberapa orang berpikir untuk memberikan santunan sosial kepada single parent. Namun

kita perlu hati-hati, pemberian bantuan cuma-cuma atau santunan sosial justru bisa merendahkan

martabat dan harga diri seorang single parent. bantuan yang berdasarkan rasa kasihan atau iba

juga dapat memanjakan dan "memiskinkan"single parent. Artinya, bantuan cuma-cuma tidak akan

"memerdekakan" seorangsingle parent.

Perceraian dengan pasangan seringkali merusak harga diri seorang single parent. Bahkan tidak

sedikit single parent yang kehilangan makna hidupnya gara-gara ditinggalkan/bercerai dengan

pasangan. Untuk membantu single parentmenemukan kembali makna hidupnya, seorang single

parent bisa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sosial atau kerohanian. Namun hal ini baru bisa

dilakukan setelah sang single parent mampu menenangkan anak-anaknya.

SUMBER BACAAN

Hardiningtyas, Mundhi Sabda. 2011. Single Parent dan

Masalahnya.http://indosingleparent.blogspot.com/2011/05/single-parent-masalahnya.html,

Putra, Elly Nagasa. 2010. Apa Saja Jenis Jasa Konseling Profesional?.www.konselingkeluarga.com,

_____________. 2010. Orang Tua Tunggal.http://saatteduh.wordpress.com/2010/03/22/single-parent-

%E2%80%93-orang-tua-tunggal/.