simbol komunikasi kopites dalam mendukung liverpool di uin surabaya

84
PROPOSAL METODE PENELITIAN KOMUNIKASI JUDUL : SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata kuliah “Metode Penelitian Komunikasi “ Dosen Pembimbing : Ali Nurdin S.Ag.,M.Si Disusun Oleh : Moch Fajar Fitrahillah (B06211066) FAKULTAS DAKWAH PRODI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 1

Upload: fajar-fitrahillah

Post on 28-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

TRANSCRIPT

Page 1: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

PROPOSAL METODE PENELITIAN KOMUNIKASI

JUDUL :

SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata kuliah

“Metode Penelitian Komunikasi “

Dosen Pembimbing :

Ali Nurdin S.Ag.,M.Si

Disusun Oleh :

Moch Fajar Fitrahillah

(B06211066)

FAKULTAS DAKWAH

PRODI ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2014

1

Page 2: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepak bola memang sudah menjadi olahraga yang paling populer di

belahan dunia, mulai dari negara-negara Eropa, Amerika, Afrika, hingga

merambah ke Asia khususnya Indonesia. Perkembangan sepak bola yang begitu

pesat dari masa ke masa serta didukung peranan teknologi yang canggih,

menjadikan sepak bola bukan hanya menjadi olahraga semata, namun juga

sebagai ladang bisnis, politik, hiburan, bahkan agama kedua untuk memanjakan

para pecintanya.

Sepak bola semakin meningkatkan eksistensinya seiring dengan peranan

supporter di dalamnya. Keberadaan supporter memang tidak bisa dipisahkan dari

perkembangan sepak bola. Banyak yang bilang kalau supporter adalah pemain ke

12 dalam suatu tim sepak bola. Hal ini memang bukan tanpa alasan, karna

supporter adalah elemen yang selalu memberikan suntikan semangat dan motivasi

bagi para pemain yang sedang berlaga. Oleh karna itu maka tak heran jika

kemenangan suatu tim biasanya lebih banyak diraih di kandang sendiri.

Para supporter sepak bola itu sangat total dalam mendukung tim

kesayangan mereka, bahkan tak jarang ada yang sampai mau berkorban nyawa

hanya untuk mendukung tim kesayanganya. hampir semua supporter di seluruh

dunia ini pasti mempunyai rasa loyalitas, totalitas, dan fanatik yang tinggi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai tingkat

kepopuleran sepak bola yang tinggi dan fanatisme yang tidak perlu diragukan lagi.

Kultur masyarakat Indonesia yang beragam dan etnis budaya yang senantiasa

dipertahankan, menjadi ciri khas tersendiri bagi warna sepak bola Indonesia.

Begitu juga dengan supporter yang ada di dalamnya. Berbagai simbol, lambang,

warna, dan julukan telah melekat pada supporter sepak bola Indonesia dalam

mendukung tim kebanggaan daerahnya. Supporter-supporter ini telah tersebar di

seluruh pelosok Nusantara dengan identitasnya masing-masing.

2

Page 3: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Sepak bola adalah sebuah permainan, dan hidup juga tak ubahnya sebagai

sebuah aksi tarik ulur. Kekuatan pertandingan sepak bola begitu kuat dalam

menyedot perhatian kita. Sebagai salah satu kegiatan olah raga tertua, sepak bola

tampil sebagai peralihan waktu luang yang sempurna. Banyak aspek yang bisa

dilihat yaitu menandakan identitas dan harga diri. Parade simbolik di mana

berbagai kepentingan hadir di sana melalui berbagai tanda, dari logo para sponsor

hingga bendera kesebelasan daerah atau nasional. Sepak bola sebagai bentuk

demonstrasi simbolik yang kentara dan dominan, hingga orang rela membela

mati-matian sebuah klub favoritnya sebagai suporter fanatik.

Surabaya dikenal memiliki fansbase Liverpool atau biasa disebut kopites

yang terbesar diantara wilayah indonesia.

Kopites dikenal sebagai supporter yang nekat, bernyali dan berani. Kopites

memiliki kreatifitas yang tinggi dalam mendukung Liverpool. Berbagai lagu,

gambar, maskot, simbol, lambang dan logo berhasil diciptakan oleh mereka. Hal

ini semata-mata sebagai wujud komunikasi nonverbal yang dilakukan Kopites

terhadap Liverpool. Pesan-pesan nonverbal itu bukan hanya menjadi hiasan

belaka, namun pesan-pesan nonverbal itu memiliki makna tersendiri dan

mempunyai arti yang sakral bagi filosofi Liverpool dan Kopites .

Fenomena seperti inilah yang menggambarkan betapa pentingnya arti

interaksi simbolik. Proses pertukaran pesan nonverbal yang terkandung dari

sebuah simbol dari satu pihak ke pihak lain telah memberikan ciri tersendiri dalam

melakukan aktivitas komunikasi. Dalam hal ini yang terlibat adalah Kopites dan

Liverpool. Kopites selaku supporter akan memberikan dukungan kepada

Liverpool melalui interaksi yang bersifat simbolik dengan menggunakan tanda-

tanda dengan nada persuasif agar para pemain Liverpool terlecut untuk bermain

maksimal demi mendapatkan sebuah kemenangan.

Bentuk Komunikasi yang dilakukan Kopites ini termasuk dalam jenis

komunikasi kelompok, karena yang terlibat sebagai komunikator tidak hanya

terdiri dari satu orang, namun melibatkan banyak orang dalam penyampaian

pesannya. Semua berbaur menjadi satu demi tujuan bersama, hingga pada

3

Page 4: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

akhirnya memiliki satu jiwa, satu diri, dan satu kepribadian dan terlahir sebagai

jiwa yang satu seperti pada kajian psikologi komunikasi.

Simbol komunikasi dalam menyampaikan pesan dari Kopites kepada

Liverpool menjadi fokus kajian dalam penelitian. Dimana gaya tersebut akan

memiliki teknik-teknik tersendiri yang mampu mempengaruhi para pemain

Liverpool dalam bertanding di Lapangan, khususnya Lapangan Anfield Stadion.

Penelitian ini dilakukan untuk menela’ah dan mencari hal-hal yang unik

tentang simbol komunikasi Kopites dalam mendukung Liverpool. Hal ini

dikarenakan sebagai wujud kepedulian dan solidaritas para Kopites sebagai

supporter legendaris dalam sejarah Sepak Bola Indonesia, serta bisa meningkatkan

rasa eksistensi karena mampu menyumbangkan informasi dan pengetahuan dalam

hal keilmuan, khususnya Ilmu Komunikasi.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang tersebut, penelitian ini memfokuskan dan

mempertanyakan pada :

1. Jenis simbol komunikasi apa saja yang dipakai oleh Kopites

dalam mendukung Liverpool?

2. Apa saja makna-makna yang terkandung dalam simbol tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Setelah mengetahui rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,

maka tujuan dari penelitian ini adalah :

4

Page 5: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

1. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis simbol komunikasi Kopites

dalam mendukung Liverpool

2. Untuk mengetahui makna-makna yang terkandung dalam simbol

komunikasi Kopites dalam mendukung Liverpool

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini terbagi atas dua kategori, yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis. Adapun uraian dari kedua manfaat tersebut antara

lain :

1. Manfaat Teoritis

a) Memberi sumbangan pemikiran pada bidang ilmu

komunikasi

b) Sebagai acuan dan landasan berpikir dalam kajian teori

Interaksi Simbolik

c) Dapat dijadikan sumber data dan informasi pada

pengaplikasian ilmu komunikasi.

d) Melahirkan pengetahuan baru yang bersifat ilmiah.

2. Manfaat Praktis

a) Memiliki pemahaman tentang penyusunan laporan

penelitian secara analitis, praktis, dan sistematis.

5

Page 6: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

b) Menambah ketelitian dalam pendeskripsian data data

kualitatif

c) Memberi masukan kepada aktivis Kopites untuk terus

meningkatkan kreativitasnya.

d) Mampu menjelaskan ciri khas Kopites dalam

mendukung Liverpool dari perspektif Komunikasi.

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Sebagai panduan bagi peneliti untuk melakukan penelitian, maka peneliti

memiliki rujukan pada kajian hasil penelitian terdahulu yang bisa dijadikan

referensi. Kajian penelitian ini juga digunakan sebagai upaya untuk mengurangi

kegiatan penggandaan karya ataupun plagiat dan sejenisnya.

Peneliti menemukan penelitian terdahulu yang berjudul, “Makna pesan

dari kritik PSSI dalam karikatur ”nunk” rubrik Forum Pembaca yang

dimuat di Tabloid BOLA” dari Muhammad Ahmadi tahun 2008.

Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa, obyek yang

diteliti adalah tanda-tanda, simbol-simbol yang muncul dalam gambar karikatur,

yang bertujuan untuk mengetahui makna pesan yang terkandung dalam gambar

karikatur, sebagai media kritik terhadap permasalahan yang terjadi dalam

organisasi PSSI kepada khalayak penikmat gambar karikatur tersebut. Tanda dan

simbol ini merupakan hal yang dianggap sesuai dengan gambaran suatu realitas

yang terjadi dalam masyarakat. Makna pesan yang terkandung dalam gambar

karikatur tersebut akan terlihat jelas dengan sistem representasi yang dilakukan

melalui simbol-simbol yang terdapat dalam karikatur.

Disini peneliti menemukan beberapa persamaan dan perbedaan, antara

kajian hasil penelitian terdahulu dengan konsep penelitian yang akan peneliti

kerjakan Letak persamaannya terdapat pada objek penelitiannya, dimana sama-

6

Page 7: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

sama meneliti tentang simbol dan makna pesan dalam komunikasi. Sama-sama

mendeskripsikan informasi yang tersembunyi di balik simbol komunikasi.

Sedangkan perbedaannya, terletak pada informannya. Penelitian terdahulu

menentukan informannya, atau orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini,

melalui para pembaca tabloid bola. Namun untuk penelitian ini, peneliti

menentukan informan melalui para anggota Kopites yang berada di korwil UIN

dengan menentukan kualifikasi dan kriteria dari informan itu sendiri.

Selain itu, peneliti juga menemukan penelitian terdahulu yang berjudul

“Bunga sebagai Simbol Komunikasi” dari Sindi Megah Sejati tahun 2011. Dari

hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa fokus dari penelitian ini

menitikberatkan pada makna yang terkandung dalam penyampaian bunga sesuai

dengan konteks pemberiannya, antara komunikator dengan komunikan. Dan di

penelitian ini juga dibahas tentang segala jenis bunga dan maknanya yang dipakai

oleh komunikator ketika menyampaikan pesannya kepada komunikan. Bunga

yang dimaksud dalam penelitian ini, juga dapat dilambangkan sebagai ungkapan

rasa yang mewakili hati seseorang sebagai pemberi kepada seseorang yang akan

menerimanya.

Disini peneliti menemukan beberapa persamaan dan perbedaan, antara

kajian hasil penelitian terdahulu dengan konsep penelitian yang akan peneliti

kerjakan. Letak persamaannya terdapat pada objek penelitiannya, dimana sama-

sama meneliti tentang simbol dan makna pesan dalam komunikasi. Sama-sama

mendeskripsikan informasi yang tersembunyi di balik simbol komunikasi.

Sedangkan perbedaannya, terletak pada konteks penelitiannya. Penelitian

terdahulu meletakkan konteks bunga sebagai media untuk mengungkapkan rasa

kepada seseorang yang berharga untuk dirinya. Jenis bunga yang berbeda juga

memiliki makna yang berbeda pula, tergantung individu-individu tersebut

menafsirkannya.

Tetapi untuk penelitian ini, lebih mengarah pada jenis-jenis simbol yang

digunakan oleh Kopites dalam mendukung Liverpool. Simbol-simbol

komunikasi yang dilakukan oleh Kopites ini timbul dari ide dan pemikiran dari

7

Page 8: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

individu berdasarkan pengalaman yang pernah dialaminya, sehingga mempau

menciptakan lingkungan masyarakat yang baru melalui interaksi yang

mempertukarkan pesan-pesan simbolis.

F. Definisi Konsep

Simbol Komunikasi Kopites

Simbol Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian disini adalah simbol-

simbol yang biasa digunakan oleh Kopites untuk mendukung Liverpool.

Diantaranya bisa berupa logo, lambang, tulisan dalam sebuah banner atau spanduk

sebagai medianya. Lalu simbol-simbol nonverbal berupa gerakan, hingga

nyanyian-nyanyian bernada persuasif juga termasuk dalam konteks simbol

komunikasi.

Simbol-simbol ini merupakan sebuah pesan dalam suatu bangunan

komunikasi yang dilakukan oleh Kopites terhadap Liverpool. Kopites sebagai

komunikator menyampaikan isi pesannya kepada Liverpool yang bertindak

sebagai komunikan, melalui media sebagai alat bantunya. Jika para pemain

Liverpool mulai bersemangat setelah mendapat dukungan dari para Kopites , itu

berarti pemain-pemain Liverpool memberikan respons dan umpan balik terhadap

pesan yang disampaikan oleh Kopites .

Selain itu, berbagai assesoris seperti syal, topi, bendera, kaos, hingga jaket

yang dikenakan oleh Kopites , juga merupakan wujud dari simbol komunikasi.

Mereka menujukkan identitas mereka dengan memakai kaos hijau yang

bertuliskan “Kopites ”. Ada kebanggaan tersendiri jika mereka mengenakan

simbol kebesaran Kopites tersebut. Ini bukti kecintaan mereka terhadap Liverpool

yang dituangkan dalam hal fashion.

Di sisi lain, muncul jargon atau slogan yang biasa diucapkan oleh Kopites

, yaitu “You’ll Never Walk Alone” Jargon ini sebagai tanda salam atau tanda

persahabatan diantara Kopites dan ungkapan pernyataan jati diri sebagi pribadi

yang nekat dan tidak pernah sendiri. Semua Kopites pasti mengenal dengan

8

Page 9: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

jargon ini, karena jargon ini memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi.

Mengedepankan persatuan, kesamaan rasa, sampai keberanian yang selalu

membara di kalangan Kopites dalam mendukung Liverpool.

G. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir yang diambail dari beberapa teori untuk penelitian ini,

dapat kami gambarkan melalui skema di bawah ini :

1. Interaksi Simbolik

Perspektif interaksionisme simbolik berusaha memahami perilaku manusia

dari sudut pandang subyek, perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia

TEORI KOMUNIKASI PERSUASIF

TEORI INTERAKSI SIMBOLIK

TEORI KOMUNIKASI KELOMPOK

TEKNIK PENYAMPAIAN DUKUNGAN

SIMBOL KOMUNIKASI

VERBAL dan NONVERBAL

9

Page 10: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan

mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan keberadaan orang lain

yang menjadi mitra interaksi mereka.

Definisi yang mereka berikan kepada orang lain, situasi, obyek dan bahkan

pada diri mereka sendiri yang menentukan perilaku mereka. Perilaku mereka tidak

dapat digolongkan sebagai kebutuhan, dorongan impuls, tuntutan budaya atau

tuntutan peran, manusia bertindak hanya berdasarkan pada definisi atau penafsiran

mereka atas obyek-obyek di sekeliling mereka. Dalam pandangan interaksi

simbolik, sebagaimana ditegaskan Blumer proses sosial dalam kehidupan

kelompoklah yang menciptakan dan menegakkan kehidupan kelompok, dalam

konteks ini, maka  makna dikontruksikan dalam proses interaksi dan proses

tersebut bukanlah suatu medium netral yang memungkinkan kekuatan-kekuatan

sosial memainkan peranannya, melainkan justru merupakan substansi sebenarnya

dari organisasi sosial  dan kekuatan sosial.

Bagi penganut interaksi simbolik memungkinkan mereka menghindari

problem-problem struktulisme dan idealisme dan mengemudikan jalan tengah dari

problem tersebut. Menurut teori Interaksi simbolik, kehidupan sosial pada

dasarnya adalah interaksi manusia yang menggunakan simbol-simbol, mereka

tertarik pada cara manusia menggunakan simbol-simbol yang merepresentasikan

apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Dan juga

pengaruh yang ditimbulkan dari penafsiran simbol-simbol tersebut terhadap

perilaku pihak-pihak yang terlihat dalam interaksi sosial.

Penganut interaksi simbolik berpandangan, perilaku manusia pada

dasarnya adalah produk dari interpretasi mereka atas dunia dari sekeliling mereka

jadi tidak mengakui bahwa perilaku itu dipelajari atau ditentukan sebagaimana

dianut teori Behavioristik atau teori struktural.

2. Simbol Verbal dan Non Verbal

Simbol adalah suatu rangsangan yang mengandung makna dan nilai yang

dipelajari bagi manusia, dan respon manusia terhadap symbol adalah dalam

pengertian makna dan nilainya alih-alih dalam pengertian stimulus fisik dari alat-

1

Page 11: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

alat inderanya. Suatu symbol disebut signifikan atau memiliki makna bila symbol

itu membangkitkan pada individu yang menyampaikannya respons yang sama

seperti yang juga akan muncul pada individu yang dituju.

Menurut Mead, hanya apabila kita memiliki simbol-simbol yang

bermakna, kita berkomunikasi dalam arti yang sesungguhnya. Akan tetapi tidak

semua isyarat vocal merupakan symbol signifikan. Komunikasi tidak hanya

melibatkan proses verbal yang berupa frase atau kalimat yang diucapkan dan

didengar, akan tetapi proses nonverbal. Proses nonverbal meliputi isyarat, ekspresi

wajah, kontak mata, postur dan gerakan tubuh, sentuhan, pakaian, artefak, diam,

temporalitas, dan ciri paralinguistic. Pentingnya tanda dan simbol nonverbal,

meskipun tidak sepenting isyarat vocal dalam pandangan Mead, tidak boleh

diremehkan dalam komunikasi manusia. Pentingnya tanda dan simbol nonverbal

akan tampak bila, misalnya, orang dari satu budaya berbicara dengan orang

budaya lain. Meskipun mereka berbicara bahasa yang sama, mereka mungkin

mengalami kesalahpahaman ketika mereka salah menafsirkan perilaku non verbal

tertentu. Jumlah tanda atau simbol yang berfungsi sebagai sebagai “bahasa” itu

tidak terbatas. Kita memaknai perilaku orang lain ketika mereka sendiri mungkin

tidak menyadarinya, seperti lirikan mata, sikap tubuh, dan ekspresi wajah.

3. Simbol Komunikasi Kopites dalam mendukung Liverpool

Simbol komunikasi yang digunakan oleh Kopites ini merupakan produk

yang dihasilkan dari interaksi sesama Kopites dalam mendukung Liverpool.

Proses pertukaran pesan nonverbal yang terkandung dari sebuah simbol dari satu

pihak ke pihak lain telah memberikan ciri tersendiri dalam melakukan aktivitas

komunikasi. Dalam hal ini yang terlibat adalah Kopites dan Liverpool. Kopites

selaku supporter akan memberikan dukungan kepada Liverpool melalui interaksi

yang bersifat simbolik dengan menggunakan tanda-tanda dengan nada persuasif

agar para pemain Liverpool terlecut untuk bermain maksimal demi mendapatkan

sebuah kemenangan.

1

Page 12: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Bentuk Komunikasi yang dilakukan Kopites ini termasuk dalam jenis

komunikasi kelompok, karena yang terlibat sebagai komunikator tidak hanya

terdiri dari satu orang, namun melibatkan banyak orang dalam penyampaian

pesannya. Semua berbaur menjadi satu demi tujuan bersama, hingga pada

akhirnya memiliki satu jiwa, satu diri, dan satu kepribadian dan terlahir sebagai

jiwa yang satu seperti pada kajian psikologi komunikasi.

Hal inilah yang menjadi kajian utama dalam interaksi sesama Kopites

dengan menggunakan simbol-simbol. Dimana interaksi tersebut telah dimaknai

sebagai satu kesatuan yang dapat memberikan pengaruh kekuatan bagi Liverpool,

karena terdapat pesan-pesan persuasif yang digerakkan oleh banyak orang.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Suatu metode ilmiah dalam penelitian bidang komunikasi, tidak harus

menggunakan analisis statistik terhadap penemuan atau menganalisis data yang

dibahas dengan melalui metode penelitian yang dipergunakan secara ilmiah.

Keistimewaan bidang komunikasi adalah keanekaragaman metode yang mengkaji

fenomena komunikasi (Fisher, 1986: 101). Kini para peneliti mulai

mengembangkan bidang penelitian dengan pendekatan humanities, yang berkaitan

dengan fenomologis, interaksionis, dan kritis, oleh karena berkaitan dengan

dengan objek ilmu-ilmu sosial termasuk bidang komunikasi yang berhadapan

dengan manusia, subjektif, memiliki jiwa, tanggapan dan kemauan yang bebas.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,

pendekatan kualitatif ini diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam

tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu,

kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu

yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistic. (Bogdan

and Taylor, 1992:22).

Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara

holistic-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan

1

Page 13: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.

Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian

kualitatif.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang sifatnya

umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut

tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis

terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik

suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan

tersebut.1

Penelitian kualitatif lebih menitikberatkan pada observasi dan suasana

alamiah (naturalistis setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya

membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku

observasinya. Penelitian kualitatif menggunakan teori sebagai acuan atau

pedoman dalam melakukan penelitiannya, bukan menguji teori seperti pada

penelitian kuantitatif.2

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan

manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,

hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena

lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau

hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung,

akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala

saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak

1 Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. (Jakarta : RajaGrafindo Persada. 2003) hal 212-2132 Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 1995). Hal 25.

1

Page 14: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis

sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.

Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek

penelitian dan akan menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi

yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran

akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau

hubungan, memberikan gambaran lengkap dalam bentuk verbal, menyajikan

informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan

mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau

proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek

penelitian.

2. Subyek, Objek, dan Lokasi Penelitian

a) Subjek

Subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dijadikan informan

dalam penelitian, yaitu sebagian anggota Kopites dari korwil UIN Sunan Ampel

Surabaya dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut :

(a) Mahasiswa UIN Sunan Ampel yang tinggal di Surabaya.

(b) Mahasiswa UIN Sunan Ampel yang telah berumur 20 tahun keatas

(c) Selalu menonton pertandingan Liverpool dalam 3 pertandingan

home terakhir

(d) Memiliki Kartu Tanda Mahasiswa.

Mereka adalah Ghozi (21 tahun), Rizal (21 tahun), Amni (22 tahun),

Dendy (23 tahun).

b) Objek

Objek dalam penelitian ini adalah simbol-simbol komunikasi Kopites

dalam mendukung Liverpool. Simbol-simbol komunikasi tersebut sangat erat

kaitannya jika dikaji dengan teori interaksi simbolik. Simbol komunikasi

1

Page 15: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

yang dimaksud disini juga sebagai wujud komunikasi persuasif yang

dilakukan oleh sekelompok Kopites dalam mendukung Liverpool.

c) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini difokuskan di komunitas Kopites dalam Koordinator

Wilayah (korwil) UIN Sunan Ampel Surabaya. Dimana dalam komunitas ini

memiliki nama sebagai KOPITES . Nama KOPITES diambil dari alamat

kampus UIN Sunan Ampel yang berada di Jalan Ahmad Yani Surabaya.

Base camp atau sekretariat KOPITES memang belum berdiri secara paten,

hanya saja biasanya para anggota KOPITES berkumpul di lapangan UIN

sebelah timur, depan Fakultas Syariah.

3. Jenis dan sumber data

a) Jenis data

Jenis data ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer yaitu data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya

yang berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil

observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan, dan hasil

suatu pengujian tertentu. Peneliti menggunakan data ini untuk

mendapatkan informasi lansung tentang Simbol komunikasi Kopites

dalam mendukung Liverpool yaitu dengan cara wawancara dengan

mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya anggota komunitas Kopites

(Korwil UIN) yang telah memenuhi kriteria sebagai informan dalam

penelitian ini.

Sedangkan data sekunder adalah data-data yang didapat dari

bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat

pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-

dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga

dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi,

lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian,

hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya.

Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan

1

Page 16: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara lansung

dengan dengan mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya anggota

komunitas Kopites (Korwil UIN) yang telah memenuhi kriteria sebagai

informan dalam penelitian ini.

b) Sumber data

Informan adalah orang yang benar-benar tahu dan terlibat dalam subyek

penelitian tersebut, peneliti memastikan dan memutuskan siapa orang yang

dapat memberikan informasi yang relevan yang dapat membantu menjawab

pertanyaan peneliti. Disini peneliti menggunakan teknik snowball sampling

dalam menentukan siapa informan yang hendak diwawancarai agar tetap focus

dalam penelitian dan sesuai dengan tujuan penelitian.

4. Tahap-tahap penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini ada empat tahap yang harus dilalui

yaitu : (1) tahap pra-lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap penulisan

laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut :

a) Pra-Lapangan

Dalam kegiatan pra lapangan ini meliputi kegiatan menyiapkan proposal

penelitian, dilaksanakan pada bulan September minggu pertama; Melakukan

konsultasi fokus penelitian dilakukan pada bulan September minggu kedua

dan ketiga; Memilih dan menentukan informan, dilaksanakan pada bulan

September minggu ketiga dan keempat; Dan mulai menjajaki lapangan pada

minggu keempat bulan September.

1

Page 17: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

b) Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan

dari referensi buku yang berkaitan dengan Simbol komunikasi Kopites ,

dalam mendukung Liverpool, dilakukan pada minggu pertama Bulan

April; Melakukan observasi pada minggu kedua; Melakukan wawancara

dan dokumentasi dengan cara melihat perilaku, cara berpakaian, cara

berkomunikasi, cara menggunakan assesoris, cara mendukung Liverpool

yang dilakukan oleh sebagian Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

pada minggu ketiga dan keempat.

c) Tahap penulisan laporan

Penulisan Laporan Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober,

hingga bulan Desember.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu langkah dalam metode ilmiah melalui

prosedur sistematik, logis, dan proses pencarian data yang valid, baik diperoleh

secara langsung (primer) atau tidak langsung (seconder) untuk keperluan analisis

dan pelaksanaan pembahasan (process) suatu riset secara benar untuk menemukan

kesimpulan, memperoleh jawaban (output) dan sebagai upaya untuk memecahkan

suatu persoalan yang dihadapi oleh peneliti.3

a) Observasi

3 Rosady Ruslan. Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi.(Jakarta : RajaGrafindo Persada. 2004) hal 27

1

Page 18: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai “pemilihan,

pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan

suasana yang berkenaan dengan organisme, sesuai dengan tujuan-

tujuan empiris”. Observasi berguna untuk menjelaskan, memberikan

dan merinci gejala yang terjadi.

Peneliti melakukan observasi disaat para anggota Kopites berkumpul

di lapangan UIN, ketika akan segera berangkat nobar untuk

mendukung Liverpool. Peneliti melihat simbol-simbol komunikasi

yang digunakan oleh para informan ini diantaranya dengan membawa

bendera sebagai identitas komunitas, memakai baju merah sebagai

lambang warna kebesaran, memakai assesoris sebagai pendukung aksi,

membawa spanduk yang isinya tulisan-tulisan persuasif, serta

kesolidan dan kebersamaan yang tumbuh ketika mereka berkumpul

dan berkelompok demi mendapatkan tujuan yang sama.

b) Wawancara mendalam

Wawancara, menurut Lexy J Moleong (1991:135) dijelaskan bahwa

wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada

metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung ( face to face)

untuk mendapatkan informasi secara lesan dengan tujuan mendapatkan

data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.4

Tujuan peneliti menggunakan metode ini, karena untuk memperoleh

data secara jelas dan kongkret dengan memanfaatkan pendekatan

antarpribadi agar sang informan mampu menginformasikan segala

sesuatu yang ia ketahui tentang simbol komunikasi Kopites dalam

mendukung Liverpool di Korwil UIN Surabaya.

c) Dokumentasi

4 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991)

1

Page 19: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Pengumpulan data dokumen merupakan metode yang digunakan

peneliti untuk menelusuri data histories yang berisi sejumlah fakta

yang berbentuk dokumen, hal ini sebagai pelengkap data penelitian,

data sebagai penunjang dari hasil wawancara dan observasi.

Dalam teknik ini, peneliti mendapatkan data-data yang berupa

dokumentasi foto, video dan dokumen-dokumen yang ada sebagai

kelengkapan penelitian ini.

6. Teknik Analisis Data

Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yiatu reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992). Reduksi data adalah

proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan

sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka

konseptual penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data

yang dipilih peneliti. Reduksi data meliputi: (1) Meringkas data (2) Mengkode (3)

Menelusur tema (4) Membuat gugus-gugus

Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi

data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data. Cara reduksi data:

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif: (1) teks naratif:

berbentuk catatan lapangan (2) matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-

bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang

1

Page 20: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang

terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya.melakukan analisis

kembali.

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara

mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut ditulis tidak terstruktur dan

tidak terkonsep hanya berupa catatan untuk mengingat-ingat saja, melalui alat

bantu wawancara. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil

catatan tersebut untuk diubah menjadi tulisan rapi yang terkonsep dan terstruktur

dengan baik. Lalu peneliti mengelompokan tulisan tersebut berdasarkan uraian

kategori, tema dan pola jawaban.

Setelah itu peneliti akan menggali dan menggabungkan dari sumber data

yang tersedia melalui sumber referensi dari buku-buku literatur yang mendukung

objek penelitian, serta mencari data tambahan dengan melakukan observasi

lapangan untuk memperoleh data yang konkrit dan valid tentang segala sesuatu

yang ditelitii.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian

kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi

mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa

kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil

akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan

keabsahan data, yaitu:

a) Kredibilitas

Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya.

Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang

detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan

2

Page 21: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat

kepercayaan hasil penelitian, yaitu:

1) Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari

kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan

untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti

dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

2) Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan

atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci.

3) Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data tersebut.

4) Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu

mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam

bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

5) Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan

dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-

pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya

pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang

data.

b) Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada

situasi yang lain.

c) Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada

kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan

menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk

menarik kesimpulan.

d) Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan

kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang

2

Page 22: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini

dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang

tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan

agar hasil dapat lebih objektif.

I. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pemahaman, dan memberi ketegasan dalam penjelasan, maka dalam penyusunan laporan ini, peneliti mengklarifikasikan menjadi enam bab yang terdiri dari bagian-bagian yang meliputi

1. Bab1

Berisi pendahuluan yang dipaparkan mengenai latar belekang masalah

penelitian, permasalahan yang diangkat sebagai perumusan masalah

dalam penelitian, tujuan dari penelitian dan juga kegunaan penelitian

yang berlandaskan beberapa konseptualisasi judul penelitian, kajian

hasil penelitian yang terdahulu, definisi konsep, metode penelitian,

kemudian dijelaskan uraian singkat mengenai sistematika pembahasan

penulisan laporan penelitian.

2. Bab 2

a. Dalam bab ini kajian pustakanya yang akan dibahas mengenai 3 hal

yaitu simbol, komunikasi, dan simbol komunikasi

Masing – masing akan dibahas secara mendalam dan lebih rinci

dari berbagi referensi buku literatur, sehingga mampu menjelaskan

makna simbol komunikasi yang sebenarnya.

2

Page 23: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

b. Kajian teoritik yang digunakan untuk memperkuat hasil penelitian.

Dimana dalam kajian teoritik ini, peneliti menggunakan 3 teori

untuk memandu dan dapat dijadikan sumber acuan dalam

melaksanakan kegiatan penelitian.

3. Bab 3

Berisi mengenai metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Yang

meliputi antara lain: Deskripsi subjek dan lokasi penelitian, serta ada

paparan data hasil penelitian.

4. Bab 4

Setelah melakukan penelitian maka tahap berikutnya akan membahas

mengenai penyajian dan analisis data yang berisi, analisis data, temuan

penelitian dan konfirmasi temuan dengan teori.

5. Bab5

Bab ini Disebut pula bab penutup karena terletak di akhir dan materi

isinya tentang kesimpulan dan saran.

2

Page 24: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Simbol

Secara etimologis, simbol berasal dari kata Yunani ”sym-ballein”

melemparkan bersama sesuatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide.

Adapula yang menyebutkan ”simbolos” yang berarti tanda atau ciri yang

memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. Biasanya symbol terjadi

berdasarkan metonimi (metonimy), yakni nama untuk benda lain yang berasosiasi

atau yang menjadi atributnya (misalnya Si kacamata untuk seseorang yang

berkacamata) dan metafora (methapor), yaitu pemakaian kata atau ungkapan lain

untuk obyek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan (misalnya kaki

gunung, kai meja, berdasarkan kias pada kaki manusia).5

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan WJS Poerwardaminta

disebutkan, simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan,

lencana, dan sebagainya, yang menyatakan sesuatu hal, atau mengandung maksud

tertentu. Misalnya, warna putih merupakan lambang kesucian, lambang padi

melambangkan kemakmuran, dan kopiah merupakan salah satu tanda pengenal

bagi warga negara Republik Indonesia.

Simbol adalah sesuatu atau sebagai kata yang digunakan untuk

menyampaikan pesan. Simbol juga diartikan sebagai sesuatu (benda, dsb) yang

melambangkan sesuatu. Jadi setiap benda maupun yang ada disekitar kita

memiliki kapasitas untuk menyampaikan pesan atau maksud yang ingin

disampaikan oleh orang yang membuat simbol. Seperti yang dikatakan Dedy

Mulyana bahwa pada dasarnya komunikasi itu ada dua macam yaitu komunikasi

verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal meliputi komunikasi secara

lisan atau bahasa.Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan

menggunakan alat - alat tubuh (mimik, raut , dan gerak) serta simbol-simbol lain.

5 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 2006). Hal 155

2

Page 25: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Simbol tidak dapat disikapi secara isolatif, terpisah dari hubungan

asosiatifnya dengan simbol lainnya. Walaupun demikian berbeda dengan bunyi,

simbol telah memiliki kesatuan bentuk dan makna. Berbeda pula dengan tanda

(sign), simbol merupakan kata atau sesuatu yang bisa dianalogikan sebagai kata

yang telah terkait dengan (1) penafsiran pemakai, (2) kaidah pemakaian sesuai

dengan jenis wacananya, dan (3) kreasi pemberian makna sesuai dengan intensi

pemakainya.6

Lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi ialah bahasa

karena hanya bahasalah yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta

dan opini, hal yang konkret dan yang abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan

kegiatan yang akan datang, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam komunikasi,

bahasa memegang peranan yang sangat penting. Tanpa penguasaan bahasa, hasil

pemikiran yang bagaimanapun baiknya tak akan dapat dikomunikasikan kepada

orang lain secara tepat. Banyak kesalahan informasi dan kesalahan interpretasi

disebabkan oleh bahasa.7

Pada dasarnya, simbol adalah sesuatu yang berdiri atau ada untuk sesuatu

yang lain, kebanyakan dia antaranya tersembunyi atai tdaknya tidak jelas.

Kebanyakan dari apa yang paling menarik dari simbol-simbol adalah

hubungannya dengan ketidaksadaran. Simbol-simbol seperti kata kunci yang

memungkinkan orang dalam berkomunikasi dapat membuka pintu yang menutupi

perasaan-perasaan ketidaksadaran dan kepercayaan melalui penelitian yang

mendalam. Padahal simbol-simbol tersebut merupakan pesan dari ketidaksdaran

manusia.

6 Ibid. hal 1567 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek. (Bandung : Remaja rosdakarya. 2005) hal. 38

2

Page 26: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

2. Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, dan perkataan

ini bersumber pada kata communis. Perkataan communis tersebut dalam

pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang

sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis disini adalah sama, dalam

arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai satu hal.

Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat

terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya,

jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya,

maka komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka

itu bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak

berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara orang-prang itu tidak

komunikatif

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu

pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa

komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu

kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia.

Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi manusia atau

dalam bahasa asing human communication, yang sering kali pula disebut

komunikasi sosial atau social communication.8

Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antarmanusia

dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada

manusia-manusia yang bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat

terbentuk dari paling sedikit dua orang yang saling berhubungan dengan

komunikasi sebagai penjalinnya.

Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki

orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar

8 Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 2008) hal. 3-4

2

Page 27: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

sesama (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah

laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.9

Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada

suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku. Definisi

ini dikembangkan menjadi, komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang

atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama

lainnya, yang ada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan

symbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan

makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh

sang komunikator.

Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan

sebagainya, dengan menggunakan symbol-simbol dan sebagainya. Tindakan atau

proses transmisi itu lah yang biasa disebut komunikasi.

Sementara itu, Edward T Hall (1959) mengatakan bahwa budaya

merupakan bagian dari sebuah komunikasi yang merupakan bagaimna cara dan

langkah manusia untuk memahami dan mengorganisir dunianya yang terbentuk

oleh sekelompok orang yang melintasi hubungan antara mansuaia dan

generasinya. Budaya memiliki dua manifestasi material dan simbol-simbol yang

mewarnai bahasa, terdapat kebiasaan, sejarah organisasi sosial termasuk

pengetahuan dan manfestasi yang kedua, budaya diharapkan sebagai identitas

kelompok, budaya yang biasanya dalam gaya interkasi verbal dan nonverbal.10

Berdasarkan uraian diatas maka sejumlah pengertian tentang komunikasi

sebagai ilmu sosial dari sejumlah definisi, bukan komunikasi sebagai perangkat

keras dan perangkat lunak dalam teknologi komunikasi seperti televise, radio,

media online (internet) dapat dilihat dari berbagai perspektif.

9 Lukiati Komala. Ilmu Komunikasi – Perspektif, Proses, dan konteks. (Bandung : Widya Padjadjaran. 2009). Hal 7310 Alo Liliweri. Komunikasi Verbal dan Nonverbal (Bandung : Citra Aditya Bakti. 1994). Hal. 87

2

Page 28: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

3. Kopites

Istilah Kopites, biasanya ditujukan kepada sekelompok pendukung atau

suporter kesebelasan Liverpool yang bukan berasal dari kota Liverpool

Perlu diketahui Kopites11 adalah salah satu fanbase klub bola eropa

terbesar di indonesia saat ini.

4. Simbol Komunikasi Kopites

Simbol Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian disini adalah simbol-

simbol yang biasa digunakan oleh Kopites untuk mendukung Liverpool.

Diantaranya bisa berupa logo, lambang, tulisan dalam sebuah banner atau spanduk

sebagai medianya. Lalu simbol-simbol nonverbal berupa gerakan, hingga

nyanyian-nyanyian bernada persuasif juga termasuk dalam konteks simbol

komunikasi.

Simbol-simbol ini merupakan sebuah pesan dalam suatu bangunan

komunikasi yang dilakukan oleh Kopites terhadap Liverpool. Kopites sebagai

komunikator menyampaikan isi pesannya kepada Liverpool yang bertindak

sebagai komunikan, melalui media sebagai alat bantunya. Jika para pemain

Liverpool mulai bersemangat setelah mendapat dukungan dari para Kopites , itu

berarti pemain-pemain Liverpool memberikan respons dan umpan balik terhadap

pesan yang disampaikan oleh Kopites .

Selain itu, berbagai assesoris seperti syal, topi, bendera, kaos, hingga jaket

yang dikenakan oleh Kopites , juga merupakan wujud dari simbol komunikasi.

Mereka menujukkan identitas mereka dengan memakai kaos merah yang

bertuliskan “Kopites”. Ada kebanggaan tersendiri jika mereka mengenakan

simbol kebesaran Kopites tersebut. Ini bukti kecintaan mereka terhadap Liverpool

yang dituangkan dalam hal fashion.

Di sisi lain, muncul jargon atau slogan yang biasa diucapkan oleh Kopites

, yaitu “You’ll Never Walk Alone” Jargon ini sebagai tanda salam atau tanda

persahabatan diantara Kopites dan ungkapan pernyataan jati diri sebagi pribadi

11 http://id.wikipedia.org/wiki/kopites

2

Page 29: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

yang nekat dan tidak pernah sendiri. Semua Kopites pasti mengenal dengan

jargon ini, karena jargon ini memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi.

Mengedepankan persatuan, kesamaan rasa, sampai keberanian yang selalu

membara di kalangan Kopites dalam mendukung Liverpool.

Kajian Teoritis

Teori akan menuntun kita kepada suatu pengalaman dan tindakan nyata.

Teori-teori mendefinisikan pola-pola kejadian yang ada sehingga kita dapat

menjadi mengerti apa yang harus kita harapkan. Teori-teori pula yang menarik

perhatian kita kepada aspek-aspek penting dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya teori akan membentuk kita memusatkan mana hal yang

penting dan mana hal yang tidak penting. Dalam penelitian, dibutuhkan landasan

teori sebagai landasan berpikir dalam memecahkan masalah yang dihadapi,

sehingga landasan teori akan memuat pokok-pokok pikiran dalam

menggambarkan permasalahan yang dihadapi dan memudahkan kita untuk

mencari pemecahan masalah yang dihadapi (Handaka, 2008 : 15). Adapun teori

teori yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. Teori Interaksi Simbolik

Salah satu kebutuhan manusia, seperti dikatakan Susanne K. Langer,

adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Manusia memang satu-

satunya hewan yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan

manusia dengan makhluk lainnya. Ernest Cassier mengatakan bahwa keunggulan

manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal

symbolicium.12

Orang bergerak untuk bertindak berdasarkan makna yang diberikan pada

orang, benda, dan peristiwa. Makna-makna ini diciptakan dalam bahasa yang

digunakan orang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain maupun dengan

dirinya sendiri, atau pikiran pribadinya. Bahasa memungkinkan orang untuk

12 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi – Suatu Pengantar. (Bandung : Remajarosdakarya. 2008.) hal. 92

2

Page 30: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

mengembangkan perasaan mengenai diri dan untuk berinteraksi dengan orang

lainnya dalam sebuah komunitas.

Interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide mengenai diri dan

hubungannya dengan masyarakat. Karena ide ini dapat diinterpretasikan secara

luas, akan dijelaskan secara detail tema-tema teori ini dan dalam prosesnya,

dijelaskan pula kerangka asumsi teori ini.

Dalam perspektif ini dikenal nama sosiolog George Herbert Mead (1863-

1931 yang memusatkan perhatiannya pada interaksi antara individu dan

kelompok. Mereka menemukan bahwa individu-individu tersebut berinteraksi

dengan menggunakan simbol-simbol, yang di dalamnya berisi tanda-tanda, isyarat

dan kata-kata.

Menurut Ralph Larossa dan Donald C. Reitzes (1993) Interaksi simbolik

ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran

manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah interaksi sosial,

dan tujuan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di

tengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap.

Pikiran (mind)

Mead mendefinisikan pikiran (mind) sebagai kemampuan untuk

menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dan

Mead percaya bahwa manusia harus mengembangkan pikiran melalui

interaksi dengan orang lain. Mead menyatakan bahwa esensi pemikiran

merupakan perbincangan pengalaman isyarat makna yang terinternalisir di

mana kita juga dapat melakukannya atas dasar eksternal, yakni pengaruh

dari orang lain.13

Kedirian (self)

13 6. Zeitlin. Irving M. 1998. Memahami Kembali Sosiologi. Kritik terhadap teori Sosiologi Kontemporer. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Hal 340.

3

Page 31: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Menurut Mead, kedirian itu merupakan suatu entitas sosial yang berbeda

dengan organisme fisik, meskipun kedirian itu tidak akan muncul kecuali

melalui organisme fisik tersebut. Kedirian itu muncul dalam konteks

pengalaman dan interaksi sosial secara spesifik, dan ia akan terus

berkembang berhubungan dengan proses sosial dan berhubungan dengan

individu yang ada didalamnya. Seringkali kedirian itu menjadi objek bagi

dirinya sendiri dan juga menjadi pusat bagi seluruh bentuk-bentuk

pengalaman yang telah diorganisir.14

Masyarakat (society)

Individu-individu lahir dalam konteks sosial yang sudah ada. Mead

mendefinisikan masyarakat (society) sebagai jejaring hubungan sosial

yang diciptakan oleh manusia. Individu-individu terlibat di dalam

masyarakat keterhubungan yang mereka pilih secara aktif dan sukarela.

Jadi masyarakat menggambarkan keterhubungan beberapa perangkat

perilaku yang terus disesuaikan oleh individu-individu. Masyarakat ada

sebelum individu tetapi juga diciptakan dan dibentuk oleh individu,

dengan melakukan sejalan dengan orang lainnya (Forte, 2004).

Kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun,

memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal

bahasa dan simbol. Fokus pengamatannya tidak terhadap struktur saja, tetapi

tentang bagaimana bahasa digunakan untuk membentuk struktur sosial serta

bagaimana bahasa dan simbol-simbol lainnya direproduksi, dipelihara, serta diubah

dalam penggunaannya.15

b. Teori Komunikasi Persuasif

Komunikasi memang bersifat informatif dan persuasif, tergantung kepada

tujuan komunikator. Dibandingkan dengan komunikasi informatif, komunikasi

persuasif lebih sulit. Sebab, jika komunikasi informatif bertujuan hanya untuk 14 Ibid. hal. 347.15 Bungin, H.M Burhan. Sosiologi Komunikasi. Teori paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Prenada Media Group. 2010 Hal. 250.

3

Page 32: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

memberi tahu, komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat,

atau perilaku.

Istilah persuasi (persuasion) bersumber pada perkaataan latin persuasio.

Kata kerjanya adalah persuadre yang berarti membujuk, mengajak, atau merayu.

Para ahli komunikasi sering kali menekankan bahwa persuasi adalah kegiatan

psikologis. Penegasan ini dimaksudkan untuk mengadakan perbedaan dengan

koersi (coersion). Tujuan persuasi dan koersi adalah sama, yakni untuk mengubah

sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi jika persuasi dilakukan dengan halus, luwes,

yang mengandung sifat-sifat manusiawi, koersi mengandung sanksi atau ancaman.

Perintah, instruksi, bahkan suap, pemerasan, dan boikot adalah koersi. 16

Agar komunikasi persuasif itu mencapai tujuan dan sasarannya, maka

perlu dilakukan perencanaan yang matang. Perencanaan dilakukan berdasarkan

komponen-komponen proses komunikasi sebagaimana diutarakan di muka.

Komponen komunikasi adalah komunikator, pesan, media, dan komunikan.

Apabila komunikan yang akan dijadikan sasaran sudah jelas, dan media

yang diperkirakan memadai juga telah ditetapkan, maka kini tiba gilirannya untuk

menata pesan. Sehubungan dengan proses komunikasi persuasif itu berikut ini

adalah teknik-teknik yang dapat dipilih :

a) Teknik Asosiasi

Teknik asosiasi adalah penyajian pesan komunikasi dengan cara

menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang

menarik perhatian khalayak. Teknik ini sering dilakukan oleh kalangan

bisnis atau kalangan politik

b) Teknik integrasi

Yang dimaksudkan dengan integrasi di sini adalah kemampuan

komunikator untuk menyatukan diri secara komunikatif dengan

komunikan. Ini berarti bahwa, melalui kata-kata verbal atau nirverbal,

komunikator menggambarkan bahwa ia senasib, dan karena itu

menjadi satu dengan komunikan.16 Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 2008) hal. 21

3

Page 33: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

c) Teknik ganjaran

Teknik ganjaran (pay off technique) adalah kegiatan untuk

mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming-imingi hal yang

menguntungkan atau yang menjanjikan harapan. Teknik ini sering

dipertentangkan dengan teknik pembangkitan rasa takut (fear

arousing), yakni suatu cara yang bersifat menakut-nakuti atau

menggambarkan konsekuensi yang buruk. Jadi, kalau pay-off

technique menjanjikan ganjaran (rewarding), fear arousing technique

menujukkan hukuman (punishment).

d) Teknik Tataan

Yang dimaksudkan dengan tataan disini- sebagai terjemahan dari

icing adalah upaya menysun pesan komunikasi sedemikian rupa,

sehingga enak didengar atau dibaca serta termotivasikan untuk

melakukan sebagaimana disarankan oleh pesan tersebut. Teknik tataan

atau icing technique dalam kegiatan persuasi ialah senimenata pesan

dengan imbauan emosional sedemikian rupa sehingga komunikan

menjadi tertarik perhatiannya.

c. Teori Komunikasi Kelompok Groupthink

Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi

dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan

pada interes atau tujuan yang sama.

Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap

struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Komunikasi Kelompok

tlah digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan,

memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa

dan meningkatkan kesadaran. Perilaku kolektif merupakan tindakan seseorang

3

Page 34: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

oleh karena pada saat yang sama berada pada tempat dan berperilaku yang sama

pula.17

a) Fungsi kelompok dalam individu

Ada dua alasan seseorang bergabung dalam kelompok. Pertama, untuk

mencapai tujuan yang bila dilakukan sendiri tujuan itu tidak tercapai. Kedua,

dalam kelompok seseorang dapat terpuaskan kebutuhannya dan mendapatkan

reward sosial seperti rasa bangga, rasa dimiliki, cinta, pertemanan, dsb. Besarnya

anggota kelompok akan mempengaruhi interaksi dan keputusan yang dibuatnya.

Brainstorming dalam mengambil keputusan kelompok akan efektif bila anggota

kelompoknya 5-10 orang. Kohesivitas kelompok merupakan derajat dimana

anggota kelompok saling menyukai, memiliki tujuan yang sama, dan ingin selalu

mendambakan kehadiran anggota lainnya. Biasanya kohesivitas ini dikaitkan

dengan produktivitas kelompok. Namun tidak semua bentuk kohesivitas

kelompok ini berdampak positif, karena anggota bisa merasa tertekan untuk selalu

conform terhadap norma kelompok.

b) Perilaku dalam Kelompok

“Dua kepala lebih baik daripada yang dikerjakan oleh seorang individu”.

Adagium itu ada benarnya dalam beberapa kasus, karena kelompok

memungkinkan orang saling tukar informasi dan pendapat. Interaksi dalam

kelompok bisa menghasilkan ide dan solusi baru. Kelompok memiliki

pengetahuan yang luas dan probabilitas yang lebih besar bahwa seseorang dalam

kelompok akan memiliki pengetahuan khusus yang relevan dengan persoalan

kelompok.

17 Sendjaja, 1994, Teori-Teori Komunikasi. Jakarta :Universitas Terbuka

3

Page 35: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) dan

melibatkan interaksi diantara anggota-anggotanya. Dengan kata lain, kelompok

mempunyai dua tanda psikologis. Pertama anggota kelompok merasa terikat

dengan kelompok – ada sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang bukan

anggota. Kedua, nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga

hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.18

c) Model Teori komunikasi kelompok

GROUPTHINK, Merupakan proses ketika kelompok menghadapi

keputusan yang penuh stres, mereka menjadi lebih memperhatikan adanya

kesepatan daripada mengevaluasi fakta-fakta yang muncul dalam situasi yang

dipikirkan. Hal ini bisa saja terjadi karena kelompok melakukan devensive

avoidance, yaitu mencoba menghindari informasi yang mungkin menyebabkan

kecemasan.

Janis (1982) menulis bahwa group tkinking terjadi karena pembuat

keputusan itu adalah kelompok yang kohesif, ada kesalahan struktural dalam

organisasi (pimpinan yang dominan), adanya situasi yang provokatif. Gejala

Groupthink dapat digambarkan dari 3 tipe: yaitu: over-estimasi terhadap

kelompoknya, kedekatan berpikir, dan tekanan untuk menjadi sama(seragam).

Kelompok dapat menghindari Groupthink dengan dua tahap: discouraging

leader bias, dan menghindari isolasi kelompok. Kelompok jangan sampai

dominan, dan memberikan kepada anggota untuk mengkritik. Untuk menghindari

isolasi kelompok, rencana kebijakan kelompok dapat dibagi ke dalam sub grup

dan dan sub grup ini bertemu untuk membahas tujuan kelompok secara terpisah,

dengan pemimpin masing-masing sub group yang berbeda dengan pemimpin

semula.19

18 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 1991). Hal 140-14119 Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill

3

Page 36: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

BAB III

PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek

Subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dijadikan informan

dalam penelitian, yaitu sebagian anggota Kopites dari korwil UIN Sunan Ampel

3

Page 37: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Surabaya. Informan ini kita ambil berdasarkan kualifikasi yang telah kita tetapkan

sebelumnya. Kualifikasi ini bertujuan untuk memfokuskan informan agar tidak

melebar dari fokus penelitian, sehingga informan ini mampu memberikan data-

data penting yang dapat peneliti analisis. Adapun kualifikasi yang peneliti maksud

adalah sebagai berikut :

(a) Mahasiswa UIN Sunan Ampel yang tinggal di

Surabaya.

(b) Mahasiswa UIN Sunan Ampel yang telah berumur 20 tahun keatas

(c) Selalu aktif datang ke stadion di setiap pertandingan Liverpool

dalam 3 pertandingan home terakhir

(d) Memiliki Kartu Tanda Mahasiswa.

Berikut akan kami tampilkan data subjek penelitian ini.

No. Nama Fakultas Jurusan Usia

1. Saihul Ghozi Dakwah Ilmu Komunikasi 21 Tahun

2. Rizal Haqiqi Ushulludin Tafsir Hadis 21 Tahun

3. Amnidya Yaumul Adab Sastra Arab 22 Tahun

4. M. Ageng Dendy Dakwah Ilmu Komunikasi 23 Tahun

Informan dalam penelitian ini juga bisa dikatakan sebagai Mahasiswa yang

sedang aktif dan menempuh pendidikan di UIN Sunan Ampel Surabaya.

Meskipun mereka berbeda jurusan, namun mereka memiliki hobi yang sama,

yaitu sama-sama suka mendukung Liverpool dan menjadi Kopites .

Oleh karena itu, mereka berkumpul dan bertemu di Komunitas Kopites

untuk menyatukan visi yang sama pula. Sehingga terbentuklah jiwa kesatuan

yang telah melekat pada diri mereka semua dan telah menjadi saudara.

3

Page 38: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi disekitar lingkungan kampus UIN Sunan

Ampel Surabaya yang beralamatkan di Jl. Jend. Ahmad Yani no 117 Surabaya.

UIN Sunan Ampel (Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel) merupakan salah

satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang mengkhususkan kajiannya dalam

bidang studi Islam. UIN Sunan Ampel Surabaya memiliki 5 fakultas: Fakultas

Dakwah (Ilmu Dakwah dan Ilmu Sosial) yang terdiri dari enpat jurusan

(Bimbingan dan Konseling Islam, Komunikasi dan Penyiaran Islam,

Pengembangan Masyarakat Islam dan Manajemen Dakwah) dan tiga program

studi (Sosiologi, Psikologi dan Ilmu Komunikasi). Fakultas Syariah (Ilmu Hukum

Islam), Fakultas Adab (Ilmu Budaya), Fakultas Ushuluddin (Studi Agama dan

Filsafat), Fakultas Tarbiyah (Ilmu Pendidikan).

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya. Kampus ini

merupakan perguruan tinggi Islam negeri tertua nomor tiga di Indonesia, dan

bereputasi dunia (world class university).

UIN Sunan Ampel Surabaya  adalah satu-satunya  Perguruan Tinggi Islam

Negeri di Indonesia yang dikatagorisasikan sebagai world class university versi

Webometrics, Lembaga Pemeringkat Perguruan Tinggi se-dunia dalam katagori

website. Pada level dunia, kampus ini pada 10 Februari 2010 terdaftar dalam 8000

deretan universitas terbaik di dunia.

Sejak didirikan 44 tahun lalu,  UIN Sunan Ampel telah cukup berhasil

mencapai banyak kemajuan dalam  hal administrasi akademik dan program. UIN

Sunan Ampel akan terus mengelola program-program yang telah menjadi bagian

dari agenda  pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat, dan jaminan kualitas

lulusan. Semua program ini akan diorganisir secara professional dan terstruktur,

sehingga masyarakat dapat terlayani dengan baik dengan demikian visi lembaga

pun dapat dicapai secara optimal.Selain mempertahankan karakteristik studi-studi

Islam yang sudah ada, UIN Sunan Ampel juga memiliki program studi umum

3

Page 39: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

dengan basis dan perspektif Islam yang memadai, seperti Prodi Komunikasi,

Sosiologi, Psikologi, Perpustakaan, Sastra Inggris, Matematika, dan sebagainya.20

Visi UIN adalah menjadi pusat pengambangan ilmu-ilmu keislaman

multidisipliner yang unggul dan kompetitif. Misi UIN yakni menyelenggarakan

pendidikan ilmu-ilmu keislaman, sosial, humaniora yang memiliki keunggulan

dan daya saing, mengembangkan riset ilmu-ilmu keislaman, sosial dan humaniora

yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, mengembangkan pola pemberdayaan

masyarakat berbasis religisitas, menghasilkan lulusan yang memiliki standar

kompetensi akademik dan professional.

Namun, agar lebih fokus dalam pendeskripsian lokasi penelitian,

peneliti lebih mengarahkan lokasi penelitian di komunitas Kopites dalam

Koordinator Wilayah (korwil) UIN Sunan Ampel Surabaya. Dimana dalam

komunitas ini memiliki nama sebagai KOPITES. Base camp atau sekretariat

KOPITES memang belum berdiri secara paten, hanya saja biasanya para anggota

KOPITES berkumpul di lapangan UIN sebelah timur, depan Fakultas Syariah.

Dilihat dari segi geografis lokasi ini sangat strategis, karena lokasi ini

merupakan jalur utama tempat keluar-masuk Mahasiswa UIN yang telah dan akan

melaksanakan kuliah. Lokasi ini biasanya dipakai Mahasiswa UIN untuk tempat

berdiskusi dan tempat nongkrong bareng.

Selain itu, di lokasi ini juga sangat sejuk udaranya, karena di sekitar

lokasi di kelilingi pohon-pohon yang rindang. Sehingga lokasi ini menjadi tempat

favorit bagi komunitas KOPITES berkumpul dan menjalankan aksinya sebelum

mereka berangkat ke Stadion untuk mendukung Liverpool secara bersama-sama.

Peneliti juga merasa nyaman ketika berada di lokasi ini, karena

suasananya tidak panas, sehingga peneliti dapat berinteraksi dengan anggota

KOPITES dengan baik.

B. Deskripsi Data Penelitian

20 http://www.sunan-ampel.ac.id/profil-singkat/selamat-datang.html

3

Page 40: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Setelah melalui tahap pra lapangan dan pekerjaan lapangan maka peneliti

sampai pada tahap penyajian data, selama melakukan penelitian peneliti

mendapatkan data mengenai proses symbol komunikasi Kopites dalam

mendukung Liverpool di kampus UIN Sunan Ampel Surabaya

Penelitian ini mengfokuskan pada macam-macam simbol yang digunakan

oleh Kopites dalam mendukung Liverpool, serta penjelasan makna di balik

simbol komunikasi Kopites .

Dalam sebuah komunitas Mahasiswa, memang banyak sekali simbol yang

digunakan untuk menujukkan identitas dan tujuan dari komunitasnya. Hal yang

sama juga digunakan oleh komunitas supporter Liverpool yang menanamakan

dirinya sebagai Kopites . Simbol-simbol yang digunakan dalam komunitas ini bisa

berupa verbal dan non-verbal. Simbol-simbol ini hanya dipahami oleh

sekelompok orang yang telah bergabung di komunitas Kopites dan tidak akan

diketahui oleh orang lain, kecuali ada yang memberitahukannya tentang makna

dari simbol-simbol itu sendiri.

Berikut ini akan kami paparkan hasil data penelitian yang telah kami

peroleh dari lapangan :

1. Jenis Simbol Komunikasi Kopites dalam mendukung Liverpool

Simbol merupakan bahasa komunikasi yang digunakan oleh

manusia dalam berinteraksi pada kehidupan sosial. Simbol komunikasi

menentukan efektif tidaknya proses berkomunikasi ketika kita

berhubungan dengan orang lain. Dibutuhkan seutu pemahaman dari

seseorang untuk memahami makna yang terdapat di balik simbol

komunikasi. Termasuk simbol komunikasi Kopites dalam mendukung

Liverpool, diantaranya adalah :

4

Page 41: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

a. Simbol Identitas

merupakan angka yang menujukkan identitas dari nama

Kopites , angka diambil dari nama tempat komunitas ini

berdiri yaitu di Jalan Ahmad Yani no 177 Surabaya. Hal ini

disampaikan oleh Dendy “Iya mas, memang sengaja kita

memakai nama Kopites , karena komunitas ini berdiri di

kampus UIN yang alamatnya di Jalan Ahmad Yani no 177

Surabaya. Kami menggunakan nama Kopites agar mudah

diingat oleh kalangan Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

dan mampu memberikan ciri yang berbeda.”21

Suatu simbol tidak hanya digunakan pada antar individu

saja, tetapi simbol tersebut juga dapat dijadikan sebagai budaya

pada setiap individu yang melakukannya.

b. Simbol Warna

Sebagaimana tlah kita bersama, simbol kebesaran kota

Surabaya dan Kopites adalah warna Merah. Simbol warna

merah merupakan implementasi dari Kopites dalam

menujukkan kredibilitas dan kapasitasnya sebagai supporter

yang legendaris di blantika sepak bola dunia. Pernyataan ini

juga dipertegas oleh salah satu anggota Kopites yang bernama

Amnidya “merah itu berani dan berani itu tertanam di jiwa

kami dan semangat kami di setiap menonton pertandingan

bola”22

21 Hasil wawancara dengan M Ageng Dendy pada 4 oktober 201322 Hasil wawancara dengan Amnidya Yaumul pada 11 oktober 2013

4

Page 42: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Memang sudah diakui, warna merah selalu melekat dalam

diri arek-arek Suroboyo dan telah dikenal oleh masyarakat

secara luas. Warna merah akan selalu melekat dalam

kepribadian arek-arek Suroboyo sebagai warisan dari budaya

daerah.

c. Simbol tulisan

Berkomunikasi menggunakan tulisan, memang sudah dipakai

oleh Manusia sejak lama. Komunikasi melalui tulisan ini

mewakili simbol komunikasi verbal karena ada gangguan atau

sebagai alternatif ketika manusia tersebut tidak bisa

menyampaikan informasinya melalui perkataan. Seperti apa

yang sudah dilontarkan oleh Saihul Ghozi berikut ini :

“kami punya banner, biasanya banner ini dipasang waktu

nobar di tempat nobar. Kami pasang banner biar bisa di lihat

teman teman sesama kopites di internet, karena biasanya

nobar ini di liput media elektronik seperti internet. Tulisan di

bannernya KOPITES UIN SUNAN AMPEL SURABAYA” 23

d. Simbol Persahabatan

Manusia digerakkan oleh manusia yang lain demi mendapatkan

tujuan bersama. Rasa kebersamaan inilah yang muncul ketika

ada persamaan rasa, nasib, kemauan, dan cita-cita. Salah

satunya bisa diungkapkan melalui perkataan dan perbuatan. Hal

yang senada juga disampaikan oleh Rizal pada pendapatnya

yang isinya. “You’ll never walk alone. Itu simbol persahabatan

untuk anak-anak Kopites dimana aja.karena dari fans base

kopites ini kami jadi memiliki rasa kedekatan seperti saudara

sendiri”24

23 Hasil wawancara dengan Saihul Ghozi pada 15 oktober 201324 Hasil wawancara dengan Rizal haqiqi pada 1 November 2013

4

Page 43: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

2. Makna simbol komunikasi Kopites dalam mendukung

Liverpool.

Sepak bola bukan hanya sebatas olahraga yang mempertemukan

dua kesebelasan yang saling mencetak gol. Tapi sepak bola bisa

memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi para pecintanya.

Diantaranya adalah sebagai simbol komunikasi. Simbol komunikasi

bisa diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan. Simbol komunikasi

memiliki makna di dalamnya, dan makna-makna tersebut hanya bisa

dipahami oleh orang-orang tertentu berdasarkan pengalaman dan

pengetahuannya.

Untuk itu, peneliti akan menjelaskan makna-makna yang terdapat

dalam simbol komunikasi Kopites dalam mendukung Liverpool,

diantaranya adalah :

a) Simbol Identitas

Simbol identitas disini merupakan makna yang menujukkan sebuah

data diri dari masing-masing individu, maupun kelompok dalam

kehidupannya di masyarakat. Identitas ini sangat penting

dibutuhkan seseorang atau sekelompok orang agar bisa dikenali

keberadaannya oleh orang lain.

b) Simbol Warna

Warna merupakan simbol komunikasi yang sering digunakan oleh

manusia dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu. Warna

merah menujukkan makna yang artinya semangat dan berani.

4

Page 44: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Kopites memakai warna kebesaran merah karena keberadaan

Kopites yang terletak di Kota Surabaya yang dikenal atas

keberaniannya. Warna merah pada Kopites juga dikenal dengan

penuh semangat untuk mendukung Liverpool

c) Simbol Tulisan

Tulisan-tulisan yang dipakai oleh manusia untuk berkomunikasi,

merupakan wujud simbol yang gunanya untuk menyampaikan

pesan kepada orang lain agar orang lain bisa mengerti dan

memahami maksud dari apa yang kita inginkan.

Tulisan-tulisan yang digunakan oleh Kopites diaplikasikan dari

berbagai media, diantaranya melalui dunia maya dengan facebook,

spanduk atau banner yang dipasang di stadion, dan berbagai media

yang lainnya.

d) Simbol Persahabatan

Persahabatan yang abadi ialah persahabatan yang mampu

memberikan kesamaan rasa dan kasih sayang pada setiap individu

yang merasakannya. Simbol persahabatan bisa berbentuk perkataan

dan perbuatan. Dalam komunitas Kopites , simbol

persahabatannya yaitu mengucap salam yang bunyinya, “You’ll

never walk alone” Salam ini memiliki makna yang mendalam,

karena disini menujukkan adanya kesamaan rasa dalam satu

keberanian yang dimiliki oleh Kopites .

4

Page 45: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Hasil Temuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya dengan judul Simbol Komunikasi Kopites dalam mendukung

Liverpool pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang

memfokuskan pada makna dan simbol komunikasi yang digunakan sebagai

ungkapan dan dukungan terhadap kecintaan pada Liverpool secara simbolis.

4

Page 46: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Ada beberapa temuan yang akan peneliti sajikan dalam laporan ini,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Angka yang tercantum pada banner Kopites ternyata , tidak hanya

menujukkan alamat atau lokasi komunitas Kopites ini berada,

namun angka ini memiliki makna yang begitu dalam, yakni 1 nyali

1 7an (satu nyali, satu tujuan). Makna seperti ini menujukkan

adanya kesatuan dan kesamaan rasa yang berani demi mencapai

tujuan untuk mendukung Liverpool bertanding di Liga Primer

Inggris.

2. Simbol Komunikasi yang digunakan oleh Kopites ini telah mampu

mendekatkan dan mengeratkan tali persaudaraan di antara

Mahasiswa UIN Sunan Ampel yang selama ini dibatasi oleh

jurusan dan fakultas yang berbeda. Melalui Kopites ini, perbedaan

jurusan dan fakultas Mahasiswa mulai bisa diantisipasi dengan

adanya kesamaan rasa dan kesamaan keberanian dalam mendukung

Liverpool.

3. Untuk mengintensitaskan komunikasi diantara para anggota

Kopites , maka dibuatlah jadwal dan agenda untuk pertemuan

rutin. Pertemuan rutin ini dilaksanakan setiap hari Rabu jam 07.30

WIB di lapangan UIN Sunan Ampel Surabaya. Intensitas

komunikasi menentukan maju tidaknya suatu komunitas atau

organisasi. Dalam hal ini juga dibutuhkan suatu pendekatan

persuasif agar para anggota Kopites bisa menyadari akan

pentingnya rasa memiliki. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu

kesadaran dan kemauan dari para anggotanya untuk lebih peduli

dengan komunitas Kopites ini.

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori

4

Page 47: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Sebagai lanjutan dalam penulisan teori ini adalah konfirmasi temuan di

lapangan yang mempunyai kesesuain dengan analisis data yang digunakan peneliti

dalam penelitian ini. Teori yang peneliti gunakan ini berkaitan dengan fokus

permasalahan mengenai jenis simbol komunikasi beserta makna yang terkandung

di dalamnya. Berikut ini akan kami jelaskan konfirmasi temuan dengan teori :

a. Simbol Identitas dalam Interaksi Simbolik.

Interaksi antara individu dan kelompok sangat kental dengan teori

interaksi simbolik. Teori ini mengatakan bahwa individu-individu

berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol, yang di dalamnya berisi

tanda-tanda, isyarat dan kata-kata. Sama halnya dengan interaksi yang

dilakukan oleh anggota Kopites , dalam kehidupannya di tengah-tengah

masyarakat kampus UIN Sunan Ampel Surabaya. Mereka menggunakan

simbol-simbol komunikasi yang didalamnya menyimpan makna yang

begitu dalam. Interaksi ini dilakukan secara bertahap dan intensif. Agar-

agar pesan-pesan simbolis yang disampaikan bisa diterima dengan baik

oleh khalayak.

Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk

makna yang berasal dari pikiran manusia (Mind), mengenai diri (Self), dan

hubungannya di tengah interaksi sosial, dan tujuan bertujuan akhir untuk

memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat (Society)

dimana individu tersebut menetap. Disini, sebuah ide dan gagasan untuk

membentuk suatu komunitas supporter Liverpool di lingkungan kampus,

menjadi sebuah inovasi baru dalam menciptakan interaksi di tengah

kehidupan masyarakat yang sudah ada. Individu-individu yang memiliki

kesamaan rasa akan berkumpul menjadi satu, dengan mengacu pada

pengalaman yang telah diorganisir, sehingga timbul ikatan emosional dan

saling keterhubungan diantara individu dengan individu yang lainnya

dalam lingkungan masyarakat yang baru.

4

Page 48: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Masyarakat yang baru dalam konteks komunitas Kopites ini, akan

memiliki identitas sosial,struktur sosial, pranata sosial, dan budaya-budaya

yang baru serta bagaimana bahasa dan simbol-simbol yang lainnya bisa

direproduksi, dipelihara, serta diubah dalam penggunaannya.

b. Timbulnya persaudaraan melalui komunikasi kelompok

Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok

terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya.

Komunikasi Kelompok tlah digunakan untuk saling bertukar informasi,

menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku,

mengembangkan kesehatan jiwa dan meningkatkan kesadaran. Perilaku

kolektif merupakan tindakan seseorang oleh karena pada saat yang sama

berada pada tempat dan berperilaku yang sama pula.

Setelah masyarakat baru dalam komunitas Kopites terbentuk, dan

menciptakan pesan-pesan persuasif dalam melaksanakan interaksinya,

maka hal selanjutnya yang patut kita analisis yakni tindakan-tindakan

individu yang didasarkan pada perilaku kelompok. Invidu yang berada

dalam komunitas Kopites ini bergerak dan bertindak atas instruksi dari

individu yang lain. Hal ini diakibatkan karena adanya kesamaan tujuan

yang harus dicapai bilamana tujuan tersebut tidak bisa diraih oleh individu

dengan melakukan caranya sendiri.

Individu dalam komunitas Kopites saling berkumpul dan bertemu

demi mencapai tujuan yang diinginkan. Intensitas pertemuan dan interaksi

yang melibatkan elemen di dalamnya menentukan kelangsungan hidup

dari masyarakat itu sendiri. Semakin sering anggota Kopites berkumpul

dan bertindak, maka semakin kuat ikatan yang terjadi di masyarakat

Kopites . Namun sebaliknya, jika intensitas pertemuan semakin berkurang,

maka ikatan yang terjadi semakin lemah. Sehingga terjadi perpecahan

diantara kelompok dalam suatu kehidupan sosial.

4

Page 49: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Untuk itu, peranan individu dalam kelompok juga sangat penting

untuk menjaga stabilitas sosial demi tercapainya hubungan yang saling

menguntungkan dan adanya keterikatan yang mendalam diantara para

anggota Kopites dalam masyarakatnya.

c. Efektifnya pesan melalui Komunikasi Persuasif

Gaya-gaya komunikasi yang dipraktekan oleh Kopites dalam

menyampaikan pesannya kepada Liverpool, mengarah kepada teori

Komunikasi Persuasif, hal ini terlihat jelas pada pesan-pesan atau tulisan-

tulisan yang bernada membujuk, merayu, dan mempersuasi Liverpool

agar bisa tampil maksimal dan bisa meraih kemenangan.

Agar komunikasi persuasif itu mencapai tujuan dan sasarannya,

maka perlu dilakukan perencanaan yang matang. Perencanaan dilakukan

berdasarkan komponen-komponen proses komunikasi sebagaimana

diutarakan di muka. Perencanaan yang matang membutuhkan kerjasama

dan koordinasi diantara para elemen yang terlibat di dalamnya. Elemen-

elemen dalam komunikasi meliputi adalah komunikator, pesan, media, dan

komunikan.

Setiap kata dan setiap kalimat yang terkandung dalam

penyampaian pesan komunikasi, memiliki tingkat kepersuasifan yang

berbeda-beda. Tergantung bagaimana kita memaknainya pesan itu tadi.

Kesuksesan berkomunikasi secara persuasif, diukur dengan perubahan dan

cara pandang orang lain setelah menerima pesan dari apa yang kita

sampaikan. Termasuk juga untuk Kopites , kesukesan Kopites dalam

mendukung Liverpool, juga dipengaruhi oleh jumlah pendukung dan

semangat para pendukungnya untuk bisa memberikan effect dan dampak

yang positif bagi tim Liverpool.

4

Page 50: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penyajian data yang telah diuraikan, serta didasarkan pada

analisis data-data yang kami peroleh dari penelitian tentang Simbol Komunikasi

Kopites dalam mendukung Liverpool, maka dapat disimpulkan secara

keseluruhan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan.

Diantaranya adalah :

5

Page 51: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

1. Jenis Simbol

Komunikasi Kopite dalam mendukung Liverpool :

a. Simbol Identitas

b. Simbol Warna

c. Simbol Tulisan

d. Simbol Persahabatan

2. Makna Simbol Komunikasi Kopites dalam mendukung Liverpool

a. Simbol Identitas

merupakan angka yang selalu ada di banner identitas dari

nama Kopites , angka diambil dari nama tempat komunitas ini

berdiri yaitu di Jalan Ahmad Yani 117 Surabaya. Angka juga

menujukkan visi dari komunitas Kopites yakni 1 nyali, 1 7an (1

nyali, 1 tujuan).

b Simbol Warna.

Warna merah merupakan wujud rasa penghormatan kepada

kota Surabaya, dan warna merah juga menjadi lambang dalam

memelihara semangat diantara para supporter di seluruh Indonesia.

c. Simbol Tulisan

Tulisan-tulisan yang digunakan oleh Kopites diaplikasikan

dari berbagai media, diantaranya melalui dunia maya dengan

facebook, spanduk atau banner yang dipasang di stadion, dan

berbagai media yang lainnya dengan tulisan yang bernada

persuasif.

5

Page 52: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

d. Simbol Persahabatan

“You’ll Never Walk Alone” Salam ini memiliki makna

yang mendalam, karena disini menujukkan adanya kesamaan rasa

dalam satu keberanian yang dimiliki oleh Kopites .

B. Rekomendasi

Setelah mendapatkan hasil dari penelitian ini, maka saya sebagai peneliti

juga memiliki beberapa saran untuk memajukan pendidikan di ilmu komunikasi,

dalam kajiannya tentang simbol komunikasi, serta seluruh elemen yang terlibat

dalam penelitian ini, khususnya untuk mendukung penelitian tentang Simbol

Komunikasi Kopites dalam mendukung Liverpool.

1. Diri Sendiri

a) Meningkatkan keaktifan dalam kegiatan penelitian

5

Page 53: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

b) Menambah pengalaman melalui observasi lapangan.

c) Sering mengunjungi perpustakaan untuk mendapatkan referensi bacaan

tentang kajian ilmu komunikasi.

d) Menyadarkan diri akan pentingnya kebutuhan informasi dan

pemaknaan dalam simbol komunikasi.

2. Lembaga

a) Menyediakan fasilitas yang mendukung untuk kegiatan hobi dan

tempat untuk berorganisasi dalam komunitas Kopites

b) Melengkapi koleksi buku-buku bacaan untuk penelitian di bidang ilmu

komunikasi

c) Selalu mengupdate berita-berita yang teraktual pada media massa

terutama informasi untuk perkembangan Kota Surabaya dan Kopites .

3. Kajian

a) Memandu para peneliti untuk melakukan penelitian

b) Membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh para peneliti

c) Sebagai konsultan atau pelayan bagi seluruh elemen yang terlibat

dalam penelitian

d) Serta bersedia mengoreksi dan mengevaluasi setiap hasil penelitian.

5

Page 54: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2010. Sosiologi Komunikasi. Teori paradigma, dan diskursus

teknologi komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Prenada Media Group.

Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi – Perspektif, Proses, dan konteks. Bandung : Widya Padjadjaran.

5

Page 55: SIMBOL KOMUNIKASI KOPITES DALAM MENDUKUNG LIVERPOOL DI UIN SURABAYA

Liliweri, Alo. 1994. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi – Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexi J. 1991. Metode Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rakhmat, Jalaluddin.1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 1991. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rosady Ruslan, Rosady.2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Sendjaja, 1994, Teori-Teori Komunikasi. Jakarta :Universitas Terbuka

Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Zeitlin. Irving M. 1998. Memahami Kembali Sosiologi. Kritik terhadap teori Sosiologi Kontemporer. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kopites

5