siklus-anggaran-pert-5-6
DESCRIPTION
coolTRANSCRIPT
SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA
SIKLUS ANGGARAN
ASPEK YURIDIS
KEWENANGAN
MATERI
HUBUNGAN HUKUM
Pasal 4 UUD
Pasal 23 UUD ayat (1) – (3) (amandemen)
Pasal 6 UU No 17 Tahun 2003
LEMBAGA YANG TERLIBAT
DPR PEMERINTAH BPKDPD
KEDUDUKAN RAKYAT DALAM PAHAM KEDAULATAN RAKYAT
RAKYATYANG BERDAULAT
RAKYATYANG DIPERINTAH
WUJUD RAKYATYANG BERDAULAT
D P R
PEMERINTAH
ANGGARANNEGARA
PARLEMEN
HAK BUDGET
Makna Tata Kelola Keuangan Negara
KEDAULATAN
RAKYAT
3
OTORISASI
PERTANGGUNGJAWABAN
ANGGARAN NEGARA
DPRPresiden
1mengajukan[Pasal 23 (2)]
RAPBN
4
persetujuan
DPD
4b
Pemerintah menjalankan
Tahun lalu[Pasal 23 (3)]
APBN
4a
Pemerintah menjalankan
APBN
2 memberi
pertimbangan[Pasal 23 (2)]
HAL KEUANGANPenyusunan APBN
3membahas bersama
[Pasal 20 (2)]
RAPBN
YA
TIDAK
4
KARAKTERISTIK HUKUM UU APBN• BENTUK LUAR:
– UU:• KEDAULATAN RAKYAT• OTORISASI• KEHARUSAN UNTUK DIPERTANGGUNGJAWABKAN• PERTANGGUNGJAWABAN DALAM BENTUK UU
– JIKA TIDAK DISETUJUI HARUS MENGGUNAKAN UU SEBELUMNYA– TIDAK MUNGKIN ADA PERPU– LANDASAN HUKUM: PASAL 23 UUD:
• FUNGSI ANGGARAN • HAK BUDGET
– PENYUSUNAN & PENGAJUAN:• KEWENANGAN PENYUSUNAN PADA PEMERINTAH• TIDAK ADA KEWENANGAN UNTUK USUL INISIATIF• DIAJUKAN LANGSUNG OLEH PRESIDEN• WAKTU PENGAJUAN TERTENTU
• MATERI MUATAN:– HANYA MENGIKAT PEMERINTAH:
• TIDAK MENGIKAT MASYARAKAT• TIDAK DAPAT DIAJUKAN KE MK
• MASA LAKU: – TERTENTU– PERUBAHAN DALAM MASA TERTENTU
PERBANDINGAN KEPENTINGAN DPR DAN PEMERINTAH
DPR PEMERINTAH1. Pemegang kedaulatan anggaran
negara, restriktif terhadap kepentingan masyarakat yang lebih luas.
2. Konsesi maksimum untuk menjamin kepentingan publik.
3. Memaksimalkan kewajiban pemerintah terhadap warga masyarakat melalui pembiayaan yang berdampak manfaat kepada publik.
4. Menekankan pembiayaan pembangunan yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, khususnya dalam hal pendidikan, kesehatan, dan pangan.
1. Pemegang kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan, restriktif terhadap kepentingan pemerintah dalam menjalankan kekuasaan.
2. Optimalisasi biaya untuk menjamin tujuan dan kepentingan pemerintahan.
3. Memaksimalkan kewajiban warga masyarakat terhadap negara melalui pajak, dan pengurangan insentif yang berdampak buruk terhadap penerimaan negara.
4. Menekankan pembiayaan pembangunan yang berdimensi kewajiban negara, khususnya dalam pengembalian pinjaman luar negeri dan utangnya, dan kegiatan yang mendorong sektor riil.
DEFINISI UU APBN:
“suatu daftar atau pernyataan terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran negara yang ditetapkan oleh pemerintah untuk masa jangka waktu tertentu yang harus mendapatkan persetujuan parlemen sebagai esensi kedaulatan rakyat di dalam anggaran.”
HAKIKAT UU APBN
MERUPAKAN GAGASAN KONSTRUKSI KEBIJAKAN ANGGARAN NEGARA SEBAGAI STIMULUS PEREKONOMIAN NASIONAL YANG BERDAMPAK PADA KESEJAHTERAAN RAKYAT
TUJUAN PENYUSUNAN APBN
• menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia,
• mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah,
• mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik.
FUNGSI PENGANGGARAN APBN
• memberikan arah kebijakan perekonomian dan menggambarkan secara tegas penggunaan sumber daya yang dimiliki masyarakat
• untuk mencapai keseimbangan ekonomi makro dalam perekonomian
• merupakan sarana sekaligus pengendali untuk mengurangi ketimpangan dan kesenjangan dalam berbagai hal di suatu negara.
TUJUAN PENGANGGARAN(Richard Goode)
• Merupakan penjabaran kerangka kerja dari kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
• merupakan alat implementasi dari kebijaksanaan, sebagai alat manajemen dan alat kontrol administrasi.
• merupakan alat kontrol hukum. • merupakan sumber informasi bagi masyarakat
luas mengenai kegiatan yang telah dilakukan, keputusan yang diambil, dan gambaran yang akan datang mengenai kegiatan pembangunan.
PENYUSUNAN RAPBN (PEMBICARAAN PENDAHULUAN)
Pertengahan Mei Pemerintah menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro RAPBN tahun berikutnya, yaitu: a. Asumsi dasar ekonomi makro, meliputi:
- pertumbuhan ekonomi- inflasi - tingkat bunga SBI- Nilai Tukar- harga Minyak- Lifting (produksi) minyak
b. Kebijakan dalam bidang penerimaan Negara c. Kebijakan dalam bidang Pengeluaran negara d. Kebijakan Defisit dan Pembiayaannya
Mei - Juni - Pembahasan bersama antara DPR c.q.Panitia Anggaran DPR-RI dengan
pemerintah c.q Menteri Keuangan, Meneg PPN/Kepala Bappenas dan Gubernur Bank Indonesia - Hasil pembahasan Pembicaraan pendahuluan Penyusunan RAPBN menjadi dasar
penyusunan RUU APBN beserta Nota Keuangannya
PEMBAHASAN RUU APBN
16 Agustus• Presiden menyampaikan pidato pengantar RUU APBN beserta Nota keuangannya
dalam Rapat Paripurna DPR• Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota
Keuangannya• jawaban Pemerintah atas PU Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota
Keuangannya September-Oktober• Pembahasan RUU APBN beserta Nota Keuangannya antara Pemerintah dengan
Panitia Anggaran DPR-RI
Akhir Oktober • Pembicaraan Tk.II/pengambilan keputusan atas RUU APBN beserta Nota
Keuangannya• Laporan Panitia Anggaran atas Pembicaraan tingkat 1I/Pembahasan RUU APBN• Pendapat akhir Fraksi-Fraksi atas RUU APBN• Pendapat akhir Pemerintah atas RUU APBN• Pengambilan Keputusan atas RUU APBN
(Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa RUU APBN diambil keputusan oleh DPR dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan)
FORMAT APBN
DUAL BUDGETING
UNIFIED BUDGET
(mulai APBN 2005)
PRINSIP APBN
BERIMBANG DINAMIS
SURPLUS/DEFISIT
(mulai APBN 2001)
KARAKTERISTIK APBN
1. Peran Dasar Pemerintah2. Bersentuhan dengan kepentingan Publik
3. Berorientasi kepada pelayanan publik4. Melalui mekanisme APBN
5. Regulasi Pemerintah6. Pengumpulan Dana Masyarakat
7. Alokasi dan Redistribusi Pendapatan
PERENCANAAN NASIONAL
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
(20 tahun)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
(5 tahun)
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) (1 tahun)
DASAR PENYUSUNAN APBN
• Rencana Kerja Pemerintah (RKP)• Kerangka ekonomi makro• Pokok-pokok kebijakan fiskal
CONTOH PRIORITAS PEMBANGUNAN/RENCANA KERJA PEMERINTAH 2008
• Penanggulangan kemiskinan• Peningkatan kesempatan kerja• Revitalisasi pertanian dalam arti luas dan pembangunan
perdesaan• Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan
kesehatan• Penegakkan hukum dan HAM, pemberantasan korupsi,
dan reformasi birokrasi• Penguatan kemampuan pertahanan, pemantapan
keamanan dan ketertiban, serta penyelesaian konflik• Rehabilitasi dan rekonstruksi NAD, Nias, DIY dan Jawa
Tengah, serta mitigasi dan penanggulangan bencana• Percepatan pembangunan infrastruktur• Pembangunan daerah perbatasan dan wilayah terisolir
KERANGKA EKONOMI MAKRO• Menjaga stabilitas ekonomi makro• Mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas
KEBIJAKAN FISKAL• Menurunkan defisit APBN• Mengurangi tingkat rasio utang terhadap PDB untuk
mencapai kesinambungan fiskal• Mengupayakan stimulus fiskal
STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL• Memadukan antara langkah untuk mewujudkan
kesinambungan fiskal dengan upaya menstimulasi perekonomian dengan kualitas pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan
• Pengelolaan utang, penurunan beban utang, pembiayaan yang efisien, dan menjaga kredibilitas pasar modal
• APBN YANG DISETUJUI DPR TERINCI SAMPAI DENGAN UNIT ORGANISASI, FUNGSI, PROGRAM, KEGIATAN DAN JENIS BELANJA
• APABILA DPR TIDAK MENYETUJUI RUU
APBN, PEMERINTAH DAPAT MELAKUKAN PENGELUARAN SETINGGI-TINGGINYA SEBESAR ANGKA APBN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA
• PELAKSANAAN TAHUN ANGGARAN BARU
APBN: 1 Januari – 31 Desember
ALUR HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
MENURUT PASAL 6 UU NOMOR 17 TAHUN 2003
PASAL 4 AYAT (1)UUD 1945PRESIDEN
MEMEGANG KEKUASAAN
PEMERINTAHANMENURUT
UUD
PASAL 6 AYAT (1) UU NO. 17 TAHUN 2003
PRESIDEN SELAKU KEPALA PEMERINTAHAN MEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA SEBAGAI BAGIAN DARI KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
DIKUASAKAN KEPADA MENTERI KEUANGAN UNTUK FISKAL DAN KEKAYAAN NEGARA YANG DIPISAHKAN
PRESIDEN SEBAGAI PEMEGANG KEKUASAAN PEMERINTAHAN YANG ANTARA LAIN MENGELOLA KEUANGAN NEGARA MEMILIKI REPRESENTASI SEBAGAI CHIEF FINANCIAL OFFICER YANG
SECARA YURIDIS MENJADI REGULATOR UTAMA DALAM MENENTUKAN STATUS HUKUM PENGELOLAAN UANG NEGARA
DIKUASAKAN KEPADA MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA UNTUK PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
DISERAHKAN KEPADA GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA UNTUK KEUANGAN DAERAH DAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
TIDAK TERMASUK KEWENANGAN MONETER
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Pengelolaan Pengelolaan
administratif kebendaharaan
(Administratief (Comptable
beheer) beheer)
otorisator ordonator bendahara
PERUBAHAN/PENYESUAIAN APBN
1. Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam APBN
2. Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal3. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran
antar unit organisasi,antarkegiatan,dan antar jenis belanja4. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih (SAL) tahun
sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan
5. Keadaan darurat yang tidak ada mata anggarannya
PROSES PEMBAHASAN RUU PERUBAHAN APBN SAMA DENGANAPBN INDUK NAMUN TIDAK MELALUI TAHAP PANDANGAN UMUMFRAKSI & JAWABAN PEMERINTAH ATAS PANDANGAN UMUM FRAKSI
FILOSOFI PENGAWASAN/PEMERIKSAAN
OBJEKTIF
Lembaga pengawasan/pemeriksaan berada pada
posisi yang sejajar dengan lembaga yang
diperiksa
KEWENANGAN BPK • SEBELUM PERUBAHAN UUDPasal 23 ayat (5): untuk memeriksa tanggung jawab
tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan UU. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada DPR.
• SETELAH PERUBAHAN UUDPasal 23E ayat (1): untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
Pasal 23E ayat (2): hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.
PERBANDINGAN KELEMBAGAAN BPK DENGAN BADAN PEMERIKSA NEGARA LAIN
ARK merupakan bagian dari eksekutif (Belanda)
GAO merupakan bagian dari parlemen (Amerika)
BPK merupakan lembaga negara
Laporan pelaksanaan APBN (1)
1. Laporan semester I, berisi laporan realisasi & prognosis untuk 6 bulan berikut
Jika terjadi perubahan keadaan diajukan prosesnya setelah laporan semester I diterima. Dan selesai sebelum tahun anggaran berakhir.
Laporan pelaksanaan APBN (2)
2. Laporan pertanggungjawaban, berisi:• laporan realisasi APBN;• neraca;• laporan arus kas;• catatan atas laporan keuangan;• laporan keuangan perusahaan negara &
badan lainnya;• prestasi kerja setiap kementrian
negara/lembaga;
ALUR PERTANGGUNGJAWABAN APBN (horisontal)
Pemerintah (RUU PAN)• disampaikan untuk diperiksa & ditanggapi.• Jika dalam waktu 2 bulan tidak ada tanggapan,
maka dianggap menyetujui
BPK
disampaikan kembali
Pemerintah
disampaikan untuk dimintakan persetujuan
D P R UU PAN
OPINI BPK
• Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
• Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
• Tidak wajar (adversed opinion)• Menolak memberikan opini (disclaimer of
opinion)
DASAR PEMBERIAN OPINI
• Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan
• Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures)
• Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
• Efektivitas sistem pengendalian intern