sifat kimia dan ekstraksi kemasan plastik

11
SIFAT KIMIA DAN EKSTRAKSI KEMASAN PLASTIK TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa dapat mengenal sifat-sifat bahan kimia masing-masing pengemas. PERALATAN DAN BAHAN Peralatan yang digunakan yaitu rak dan tabung reaksi. Bahan yang digunakan yaitu PVC, HDPE, LDPE, Cellophan, NaOH 10%, Larutan sabun 1%, asam sitrat, H2O2 dan Alkohol. DASAR TEORI Bahan pengemas yang baik adalah yang dapat melindungi produk dari kontaminasi kerusakan mekanis dan kerusakan fisik. Selain itu, kemasan harus aman dan tidak mencemari produk yang dikemasnya. Kemasan plastik tersusun dari bahan kimia alami maupun sintesis yang mempunyai sifat kimia dan kelarutan terhadap pelarut yang berbeda tergantung pada bahan penyusunnya. Kemasan yang dapat dilarutkan oleh produk yang dikemas tentunya dapat mencemari produk tersebut. Selain itu, apabila kemasan dapat larut (tidak tahan terhadap produknya) maka fungsi pengemas sebagai pelindung produk menjadi

Upload: dimas-agung

Post on 17-Dec-2015

97 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kemasan plastik

TRANSCRIPT

SIFAT KIMIA DAN EKSTRAKSI KEMASAN PLASTIK

TUJUAN PERCOBAANMahasiswa dapat mengenal sifat-sifat bahan kimia masing-masing pengemas.

PERALATAN DAN BAHANPeralatan yang digunakan yaitu rak dan tabung reaksi.Bahan yang digunakan yaitu PVC, HDPE, LDPE, Cellophan, NaOH 10%, Larutan sabun 1%, asam sitrat, H2O2 dan Alkohol.

DASAR TEORIBahan pengemas yang baik adalah yang dapat melindungi produk dari kontaminasi kerusakan mekanis dan kerusakan fisik. Selain itu, kemasan harus aman dan tidak mencemari produk yang dikemasnya.Kemasan plastik tersusun dari bahan kimia alami maupun sintesis yang mempunyai sifat kimia dan kelarutan terhadap pelarut yang berbeda tergantung pada bahan penyusunnya. Kemasan yang dapat dilarutkan oleh produk yang dikemas tentunya dapat mencemari produk tersebut. Selain itu, apabila kemasan dapat larut (tidak tahan terhadap produknya) maka fungsi pengemas sebagai pelindung produk menjadi berkurang. Oleh karena pemilihan pengemasan plastik harus disesuaikan dengan produk yang akan dikemasnya.

LANGKAH KERJA1. Menggunting masing-masing bahan pengemas flexible, sebanyak 5 buah dan masing-masing berukuran (1x6)cm.2. Menimbang masing-masing dan memasukkan ke test tube.3. Menuang masing-masing pelarut ke tes tube samapi bahan terendam, kemudian membiarkan selama 24 jam.Bahan yang terendam diangkat kemudia mencuci dengan air (bagi bahan direndam NaOH, larutan sabun dan asam sitrat). Sedangkan bagi minyak goreng setelah bahan dibersihkan dengan kertas, harus dicelupkan alkohol untuk menghilangkan sisa-sisanya dan mengakhiri semua bahan pengemasan, kemudian dibiarkan dan harus ditimbang kembali.

Disusun Oleh :

Kelompok INama: 1.Ahmadan Yusuf Azlan (061330401052) 2.Dela Regina Pratiwi(061330401053) 3.Deviana Aditya Putri(061330401054) 4.Diah Pusphasari(061330401055) 5.Dian Febrianti P(061330401056) 6.Dimas Agung Budi S (061330401057) 7.Inditri Failasafa (061330401058)Kelas:4 KFInstruktur:Ir. Hj. Sofiah, M.T.

DATA PENGAMATANSampelKet.NaOH 10%Sabun 1%

HDPEWo0,6639 gr0,6887 gr

W10,7008 gr0,6695 gr

Perubahan Zat0,0369 gr0,0192 gr

% Perubahan5,56%2,79%

PVCWo0,0761 gr0,0723 gr

W10,0757 gr0,0724 gr

Perubahan Zat0,0004 gr0,0001 gr

% Perubahan0,53%0,14%

ANALISA PERCOBAANPada praktikum ini, dilakukan pengujian sifat kimia dan ekstraksi bahan pengemas. Tujuan dari praktikum ini adalah dapat mengenali sifat kimia masing-masing bahan pengemas. Bahan pengemas yang diuji yaitu berbagai jenis plastik yang dicelupkan di berbagai jenis larutan. Plastik merupakan bahan pengemas yang sangat popular dikalangan industri pangan saat ini. Plastik pada umumnya terdiri dari polimer karbon, karbon dengan oksigen, nitrogen, klorin, atau belerang di bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. (Herudiyanto,M.S. 2008). Sifat plastik adalah kuat, ringan, tidak berkarat, bersifat termoplastis (direkatkan melalui panas), dapat diberi label atau cetakan dengan berbagai kreasi, mudah diubah bentuknya, dan dapat digunakan dalam bentuk tunggal komposit atau multilapis dengan hampir semua jenis bahan lain seperti karton, kertas, plastik dan lainnya yang disebut sebagai proses laminasi. (Herudiyanto,M.S. 2008).Sampel plastik yang digunakan adalah PVC dan HDPE. Masing-masing jenis plastik ini terbuata dari polimer yang berbeda-beda. Kita perlu untuk menguji kereaktifan jenis plastik pada bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan adalah H2O2, NaOH, asam sitrat, air sabun, dan minyak goreng.Pertama-pertama preparasi bahan pengemas terlebih dahulu, bahan pengemas dipotong dengan ukuran 1x6cm, sebanyak 5 buah pada masing-masing kelompok. Setelah dipotong sesuai ketentuan, berbagai sampel tersebut ditimbang berat awal sebelum perlakuan, setelah itu catat, dan masukan ke dalam larutan seperti H2O2, NaOH, Asam sitrat, Air sabun, dan minyak goreng. Kemudian bahan pengemas ditunggu selama 24 jam, setelah itu timbang masa bahan pengemas. Sebelum dilakukan penimbangan dilakukan pencucian. Untuk pencelupan pada minyak goreng dan H2O2, bahan diangkat dari tempat pencelupan kemudian dicuci dengan alkohol karena minyak merupakan pelarut non polar, oleh karena itu untuk membersihkan sisa-sisa minyak harus menggunakan alkohol yang dapat mengemulsi minyak karena juga bersifat non polar. Sedangkan yang lain, cukup dicuci dengan air biasa karena plastik yang direndam dengan 1 % sabun dan 10% asam sitrat harus dicuci terlebih dahulu dengan air. Sabun merupakan bahan pelarut yang bersifat polar dan non polar sedangkan asam sitrat merupakan pelarut organik yang bersifat polar, oleh karena itu untuk mencuci plastik yang direndam dengan kedua pelarut tersebut cukup dengan menggunakan air yang bersifat polar.Berdasarkan hasil pengamatan, dapat terlihat bahwa terjadi perubahan berat sampel sebelum dan sesudah dilakukan perendaman. Beberapa sampel beratnya bertambah dan yang lainnya beratnya berkurang. Terjadinya perubahan berat tersebut karena adanya reaksi yang terjadi antara plastik dengan pelarut. Jika beratnya bertambah berarti plastik tersebut menyerap larutan sedangkan jika beratnya berkurang berarti plastik terserap oleh larutan sedangkan apabila plastik tersebut beratnya konstan, maka dapat dikatakan plastik tersebut tidak bereaksi dengan pelarut tersebut.

HDPE

HDPE ( High Density Polyethilen ) dapat digunakan untuk suhu tinggi sampai 120 0C, kurang transparan, dan dapat dibuat kantung plastic. Sering digunakan sebagai kemasan kaku (wadah), juga berbagai tutup wadah. Selain itu ketahanan HDPE terhadap bahanbahan kimia dapat dibedakan, yaitu :- terhadap lemak dan minyak : sangat baik- terhadap basa : sangat baik- terhadap asam: sangat baik, namun pada asam sitrat pekat HDPE tidak tahan.Berdasarkan teori, HDPE sangat baik terhadap asam dan basa. Plastik HDPE pada hasil pengamatan, plastik HDPE menyerap pada larutan asam sirat 10%, NaOH 10%, larutan sabun 10%, H2O2 dan paling banyak menyerap larutan pada sampel larutan NaOH 10% dan berat yang mengalami penurunan pada larutan minyak goreng yang menunjukkan bahwa plastik tersebut dapat larut dalam larutan minyak goreng. Pada bahan pengemas terlihat juga bahwa HDPE rentan pada H2O2. Hal ini disebabkan karena sifat kimia dari HDPE yang tahan terhadap air namun jelek terhadap oksigen. Oleh karena itu, HDPE sering dipakai sebagai penutup wadah karena memepunyai kerapatan yang tinggi dan memberikan perlindungan yang baik terhadap air.

PVCPVC ( Polyvinyl chloride ) merupakan plastik tipis yang bersifat fleksibel. Selain itu PVC memiliki sifat :1. permeabilitas terhadap gas dan air rendah1. tahan minyak dan lemakMenurut Buckle, 1985, PVC memiliki ketahanan terhadap bahan-bahan kimia yang berbeda, yaitu :- terhadap lemak dan minyak: sedang sampai baik- terhadap asam: baik- terhadap basa: baikBerdasarkan hasil pengamatan plastik PVC dapat menyerap larutan pada larutan asam sirat 10%, NaOH 10%, H2O2 dan minyak goreng sedangkan pada larutan sabun 10%, plastik PP dapat larut pada larutan tersebut. Plastik PVC tidak cocok digunakan untuk bahan pangan yang bersifat asam, berminyak dan pelarut organik. PVC mengandung DEHA (di-2-etil-heksil-adipat) yang dapat bereaksi pada bahan pangan karena DEHA melumer pada suhu -150C sehingga dibatasi penggunaannya pada bahan pangan. Walaupun PVC kurang tahan terhadap asam pengoksida, namun bukan menunjukkan tidak tahan terhadap asam asetat. Walaupun tahan terhadap minyak dan lemak, namun penggunaan PVC pada bahan-bahan yang mengandung minyak dibatasi, hal ini dikarenakan minayk dapat melarutkan komponen-komponen plastik sehingga menjadi toksik.Menurut literatur apabila terjadi perubahan warna atau kekeruhan. Hal ini membuktikan bahwa larutan dapat mengubah bentuk struktur dari plastik, dilihat dari bentuk molekul plastik yang bercabang atau linier.

KESIMPULAN

1. Pada asam sitrat 10%, H2O2 10%, NaOH 10% dan sabun 1% plastik HDPE menyerap pelarut tersebut. Pada pelarut minyak goreng, plastik terlarut dalam pelarut tersebut, sehingga beratnya berkurang.1. Pada asam sitrat 10%, H2O2 10%, minyak goreng dan NaOH 10%, plastik PVC menyerap pada pelarut tersebut. 1. Semakin lama waktu kontak antara makanan tersebut dan kemasan plastik, jumlah monomer yang bermigrasi dapat makin tinggi jumlahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K.A.1987. Ilmu Pangan. Penerjemah : Hari Purnomo dan Adiono. UI Press, Jakarta.

Nurminah, Mimi. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan yang Dikemas. Jurusan Teknologi Pertanian, Faperta USU.

Rizal Syarief, Sassya Santausa, St. Isyana B. 1988. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses pangan PAU IPB, Bogor.