sifat fisis dan kimia lautan tugas
TRANSCRIPT
![Page 1: Sifat Fisis Dan Kimia Lautan TUGAS](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082504/55cf9904550346d0339b0a53/html5/thumbnails/1.jpg)
NAMA KELOMPOK:
CITRA ANGRIANI A. L221 12 001
HAFDALIA L221 12 007
RAHMA A. MADDANUANG L221 12 009
UMI KALSUM L221 12 251
DEBY SALFIA MALIA L221 12 253
Sifat Fisis dan sifat kimia air laut
Pengetahuan mengenai properti air memberikan gambaran tentang karakteristik dari
lingkungan lautan (Supangat dan Susanna, 2008). Massa molekul air adalah 18. Perbandingan air
dengan komponen hidrogen yang lain menunjukkan bahwa air seharusnya beku pada temperatur
-100oC dan mendidih pada temperatur -80oC, tetapi kenyataannya adalah pada temperatur 0o C
dan 100o C (contoh, metana dengan massa molekul 16 beku pada temperatur 183o C dan
mendidih pada temperatur -162o C). Densitas padatan lebih besar dari cairan dan densitas cairan
biasanya berkurang cepat bila dipanaskan dari titik leleh, tetapi es lebih kecil dari air dan
densitas maksimum air tawar pada temperatur 4o C. Sifat-sifat fisis Air disajikan pada Tabel II.1.
Alasan untuk anomali air ini adalah karena struktur molekulnya. Molekul airmengandung satu
atom oksigen yang terikat pada dua atom hidrogen. Sudut antara ikatan atom tersebut adalah
105o. Perbedaan elektrik antara atom oksigen dan hidrogen adalahatom hidrogen membawa
muatan positif sementara atom oksigen membawa muatan negatif (Gambar II.1). Oleh karena
struktur kutub, molekul air mempunyai ketertarikan 30 satu sama lain dan cenderung membentuk
kelompok-kelompok yang diikat oleh ikatan intermolekul lemah yang disebut ikatan hidrogen.
aDengan bertambahnya temperatur air tawar diatas 0o C, energi molekul juga akan bertambah
![Page 2: Sifat Fisis Dan Kimia Lautan TUGAS](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082504/55cf9904550346d0339b0a53/html5/thumbnails/2.jpg)
dan berlawanan dengan kecenderungan membentuk kelompok-kelompok parsial. Molekul secara
individu dapat bersama lebih dekat mengisi ruang-ruang yang ada dan menambah densitas air.
Walaupun demikian dengan bertambah tersebut, temperatur akan memberikan lebih banyak
energi kepada molekul dan rerata jarak antaranya bertambah sehingga menyebabkan
pengurangan densitas. Pada temperature antara 0o C dan 4o C, pengaruh orde yang dominan
adalah pada peningkatan temperature termal. Kombinasi dua pengaruh berarti densitas air tawar
adalah maksimal pada 4o C ( Romimohtarto,2009).
1. Suhu
Suhu di laut adalah salah satu factor yang amat penting bagi kehidupan organisme di
lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme di lautan, karena suhu
mempengaruhi baik akivitas metabolisme maupun perkembangbiakan dari organisme-organisme
tersebut. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis
hewan yang terdapat di berbagai tempat di dunia. Sebagai contoh, binatang karang di mana
penyebarannyan sangat di batasi oleh perairan yang hangat yang terdapat di daerah tropic dan
subtropik (Hutabarat, 2008).
Secara keseluruhan, sebagian besar air samudra itu dingin. Kurang dari 10% volume air
laut di muka bumi suhunya lebih dari 100C dan lebih dari 75% suhunya di bawah 40C . alas an
utama dari perbandingan ini adalah karena sinar matahari hanya mampu menembus laut sampai
beberapa ratus meter saja. Sedangkan pengaruh penyinaran matahari musiman hanya mencapai
kira – kira 100 m. akibatnya di samudra terdapat lapisan atas yang relative hangat dihubungkan
dengan lapisan transisi mendadak ke air dingin yang merupakan kolom air samudra sisanya.
Daerah (lapisan) dengan penurunan suhu cepat ke bawah ini disebut termoklin
(Romimohtarto,2009).
![Page 3: Sifat Fisis Dan Kimia Lautan TUGAS](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082504/55cf9904550346d0339b0a53/html5/thumbnails/3.jpg)
Menurut abdulmunthalib (2009) stratifikasi vertikal kolom air yang berdasarkan
perbedaan panas (perbedaan suhu) pada setiap kedalaman perairan dikelompokkan menjadi 3
yaitu (Romimohtarto,2009).:
1) Epilimnion merupakan lapisan bagian atas perairan. Lapisan ini bagian yang hangat kolom air,
suhu relatif konstan (perubahan suhu sangat kecil secara vertikal). Seluruh massa air di lapisan
ini tercampur dengan baik karena pengaruh angin dan gelombang.
2) Metalimnion atau yang sering disebut Termoklin, terletak di bawah lapisan epilimnion.
Perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar pada lapisan ini. Setiap penambahan
kedalaman satu meter terjadi penurunan suhu air sekitar 10C.
3) Hipolimnion, terletak di bawah lapisan termoklin. Lapisan ini lebih dingin, bercirikan adanya
perbedaan suhu secara vertikal relatif kecil. Sifat massa airnya stagnan, tidak mengalami
percampuran (mixing) dan memiliki kekentalan air (densitas) yang lebih besar. Pada umumnya
di wilayah tropis memiliki perbedaan
suhu air permukaan dengan bagian dasar hanya sekitar 2 - 30C.
a. Daerah tropis lebih panas dari kutub, daerah tropis memiliki suhu air lebih rendah
dibandingkan suhu air laut di daerah subtropis.
b. Adanya awan dari daerah tropis : awan menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai
kelembaban udara yang tinggi
c. Kisaran nilai suhu air laut -2oC s.d 35oC
d. Berdasarkan kedalamannya, sinar matahari banyak diserap oleh lapisan permukan
laut hingga kedalaman antara 200-1000 meter suhu turun secara drastis dan pada
daerah yang terdalam bisa mancapai suhu kurang dari 2 oC
2. pH
![Page 4: Sifat Fisis Dan Kimia Lautan TUGAS](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082504/55cf9904550346d0339b0a53/html5/thumbnails/4.jpg)
Biasanya pH air larutan 7,6 – 8,3 dan terutama mengandung ion HCO3 -. pH tetap
konstan yaitu 7,6 – 8,3. Fakta inilah yang menjamin berbagai jenis ikan laut dapat hidup.
Pengukuran pH air laut itu sulit, sebab adanya pengaruh temperature dan slinitas. Bila
temperature naik atau tekanan naik maka proses dissosiasi itu merubah konstante disosiasi
H2CO3, dan akibatnya pH turun dan kadar oksigen juga turun (brotowidjoyo, 1999).
Konsentrasi ion zat air dalam air laut yang dinyatakan dengan PH adalah konstan,
berbeda-beda antara 7,6 dan 8,3. Penyanggan terutama merupakan hasil dari kesetimbangan
karbondioksid, asam karbonat, dan kesetimbangan bikarbonatkarbonat, effek penyanggan dari
partikel-pertikel tanah liat yang halus dan lebih kurang ukuranya, asam borat, pada nilai PH yang
lebih tinggi pengendapan kalsium atau kalsium karbonat dimudahkan(Zottoli, 1983).
3. Salinitas
Ciri paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang ialah rasanya yang asin.
Ini disebabkan karena di dalam air laut terlarut bermacam –macam garam, yang paling utama
adalah garam natrium klorida (NaCl) yang sering pula disebut garam dapur. Garam dapur banyak
diproduksi di Madura dan juga di daerah lainnya diperoleh dengan menguapkan air laut hingga
tersisa Kristal – Kristal garamnya. Selain garam klorida, di dalam air laut terdapat pula garam –
garam magnesium, kalsium, kalium dan sebagainya. Dalam literature oseanologi dikenal istilah
salinitas yang maksudnya ialah jumlah berat semua garam yang terlarut dalam satuliter air,
biasanya dinyatakan dengan satuan %0 (Nontji,2007) Menurut teori, zat –zat garam tersebut
berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar
laut yang berbentuk gas ke permukaan laut. Bersama gas-gas ini, terlarut pula hasil kikisan kerak
bumi dan bersama garam – garam ini merembes pula air, semua dalam perbandingan yang tetap
![Page 5: Sifat Fisis Dan Kimia Lautan TUGAS](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082504/55cf9904550346d0339b0a53/html5/thumbnails/5.jpg)
sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap tidak berubah sepanjang masa. Artinya
kita tidak menjumpai bahwa air laut makin lama makin asin (Romimahtarto,2009)
4. Densitas
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamika laut.
Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal (misalnya akibat perbedaan pemanasan di
permukaan) dapat menghasilkan arus laut yang sangat kuat. Oleh karena itu penentuan densitas
merupakan hal yang sangat penting dalam oseanografi. Lambang yang digunakan untuk
menyatakan densitas adalah ρ (rho) (oseanografi,2005).
Densitas air laut bergantung pada temperatur (T), salinitas (S) dan tekanan (p). Kebergantungan
ini dikenal sebagai persamaan keadaan air laut (Equation of State of Sea Water):
ρ = ρ(T,S,p) (oseanografi,2005).
Penentuan dasar pertama dalam membuat persamaan di atas dilakukan oleh Knudsen dan Ekman
pada tahun 1902. Pada persamaan mereka, ρ dinyatakan dalam g cm -3. Penentuan dasar yang
baru didasarkan pada data tekanan dan salinitas dengan kisaran yang lebih besar, menghasilkan
persamaan densitas baru yang dikenal sebagai Persamaan Keadaan Internasional (The
International Equation of State, 1980). Persamaan ini menggunakan temperatur dalam oC,
salinitas dari Skala Salinitas Praktis dan tekanan dalam dbar (1 dbar = 10.000 pascal = 10.000 N
m-2). Densitas dalam persamaan ini dinyatakan dalam kg m-3. Jadi, densitas dengan harga 1,025 g
![Page 6: Sifat Fisis Dan Kimia Lautan TUGAS](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082504/55cf9904550346d0339b0a53/html5/thumbnails/6.jpg)
cm-3 dalam rumusan yang lama sama dengan densitas dengan harga 1025 kg m-3 dalam
Persamaan Keadaan Internasional(oseanografi,2005).
Densitas bertambah dengan bertambahnya salinitas dan berkurangnya temperatur, kecuali
pada temperatur di bawah densitas maksimum. Densitas air laut terletak pada kisaran 1025 kg m -
3 sedangkan pada air tawar 1000 kg m-3. Para oseanografer biasanya menggunakan lambang σt
(huruf Yunani sigma dengan subskrip t, dan dibaca sigma-t) untuk menyatakan densitas air laut.
dimana σt = ρ - 1000 dan biasanya tidak menggunakan satuan (seharusnya menggunakan satuan
yang sama dengan ρ). Densitas rata-rata air laut adalah σt = 25. Aturan praktis yang dapat kita
gunakan untuk menentukan perubahan densitas adalah: σt berubah dengan nilai yang sama jika T
berubah 1oC, S 0,1, dan p yang sebanding dengan perubahan kedalaman 50 m.
Perlu diperhatikan bahwa densitas maksimum terjadi di atas titik beku untuk salinitas di bawah
24,7 dan di bawah titik beku untuk salinitas di atas 24,7. Hal ini mengakibatkan adanya konveksi
panas.
S < 24.7 : air menjadi dingin hingga dicapai densitas maksimum, kemudian jika air
permukaan menjadi lebih ringan (ketika densitas maksimum telah terlewati) pendinginan
terjadi hanya pada lapisan campuran akibat angin (wind mixed layer) saja, dimana
akhirnya terjadi pembekuan. Di bagian kolam (basin) yang lebih dalam akan dipenuhi
oleh air dengan densitas maksimum.
S > 24.7 : konveksi selalu terjadi di keseluruhan badan air. Pendinginan diperlambat
akibat adanya sejumlah besar energi panas (heat) yang tersimpan di dalam badan air. Hal
ini terjadi karena air mencapai titik bekunya sebelum densitas maksimum tercapai.
![Page 7: Sifat Fisis Dan Kimia Lautan TUGAS](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082504/55cf9904550346d0339b0a53/html5/thumbnails/7.jpg)
Seperti halnya pada temperatur, pada densitas juga dikenal parameter densitas potensial
yang didefinisikan sebagai densitas parsel air laut yang dibawa secara adiabatis ke level tekanan
referensi.
5. Konduktivitas
Konduktivitas air laut bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan
mobilitas ion-ion tersebut. Satuannya adalah mS/cm (milli-Siemens per centimeter).
Konduktivitas bertambah dengan jumlah yang sama dengan bertambahnya salinitas sebesar 0,01,
temperatur sebesar 0,01 dan kedalaman sebesar 20 meter. Secara umum, faktor yang paling
dominan dalam perubahan konduktivitas di laut adalah temperatur(oseanografi,2005).
6. Viskositas
Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada
permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik,
hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan
menjadi dua gaya yaitu viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan
fluida hasil dari transfer momentum diantara bagian-bagian yang berbeda dari fluida. Dalam
pergerakan fluida dalam aliran laminer, transfer momentum terjadi hasil transfer antara batas
yang berdekatan yang disebut viskositas molekular. Di permukaan laut, gerakan air tidak pernah
laminer, tetapi turbulen sehingga kelompok-kelompok air, bukan molekul individu, ditukar
antara satu bagian fluida ke yang lain. Gesekan internal yang dihasilkan lebih besar dari pada
yang disebabkan oleh pertukaran molekul individu dan disebut viskositas
eddy(oseanografi,2011).
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah angin
dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya. Gaya
![Page 8: Sifat Fisis Dan Kimia Lautan TUGAS](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082504/55cf9904550346d0339b0a53/html5/thumbnails/8.jpg)
Coriolis ini yang membelokan arus dibagian bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan
kearah kiri. Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan
gaya Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang
relaif cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus
yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah besar. Akibatnya
akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi pada
lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman,
Arah arus menyimpang 450 dari arah angin dan sudut penyimpangan. bertambah dengan
bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).
7. . kapasitas kalor
Sifat-sifat air yang memberikan definisi asal dari kalori adalah banyaknya
perubahatemperatur yang dialami air waktu mengambil atau melepaskan sejumlah panas. Istilah
umum untuk sifat ini disebut kapasitas panas yang didefinisikan sebagai jumlah panas yang
diperlukan untuk mengubah temperatur suatu benda sebesar 10C(muslimin,2010).
Kapasitas panas bersifat ekstensif yang berarti bahwa jumlahnya tergantung dari besar sampel.
Misalnya untuk menaikkan suhu 1 g air sebesar 10C diperlukan 4,18 J (1 kal), tapi untuk
menaikkan suhu 100 g air sebesar 10C diperlukan energi 100 kali lebih banyak yaitu 418 J.
Sehingga 1 g sampel mempunyai kapasitas panas sebesar 4,18 J/0C sedangkan 100 g sampel
418J/0C(muslimin,2010).
Sifat intensif berhubungan dengan kapasitas panas adalah kalor jenis (panas spesifik) yang
didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 g zat sebesar 10C.
![Page 9: Sifat Fisis Dan Kimia Lautan TUGAS](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082504/55cf9904550346d0339b0a53/html5/thumbnails/9.jpg)
Untuk air, panas spesifiknya adalah 4,18 Jg-1C-1. Kebanyakan zat mempunyai panas spesifik
yang lebih kecil dari air. Misalnya besi, panas spesifiknya hanya 0,452 J g -1 0C-1. Berarti lebih
sedikit panas diperlukan untuk memanaskan besi 1 g sebesar 10C daripada air atau juga dapat
diartikan bahwa jumlah panas yang akan menaikkan suhu 1 g besi lebih besar dari pada
menaikkan suhu 1 g air(muslimin,2010).
Besarnya panas spesifik untuk air disebabkan karena adanya sedikit pengaruh dari laut terhadap
cuaca. Pada musim dingin air laut lebih lambat menjadi dingin dari daratan sehingga udara yang
bergerak dari laut ke darat lebih panas daripada udara dari darat ke laut. Demikian juga dalam
musim panas, air laut lebih lambat menjadi panas daripada daratan(muslimin,2010)
8. titik didih
Kenaikan titik didih terjadi ketika titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut
murni. Temperatur suatu pelarut naik ketika adanya penambahan zat yang non-volatil (tidak
mudah menguap). Sebagai contoh adalah, ketika garam dimasukkan ke dalam air, maka titik
didih akan naik dikarenakan adanya garam dalam larutan. Seperti halnya penurunan titik beku,
kenaikan titik didih juga merupakan salah satu sifat koligatif larutan. Kenaikan titik didih juga
dihitung dengan menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron dan hukum Raoult. Jadi pada air
laut lebih tinggi karna mempunyai kandungan garam yang tinggi daripada air tawar(ilmu
kimia,2012).
9. . titik beku
Penurunan titik beku terjadi ketika titik beku suatu cairan lebih rendah karena adanya
penambahan senyawa lain pada cairan. Cairan akan mempunyai titik beku yang lebih rendah dari
![Page 10: Sifat Fisis Dan Kimia Lautan TUGAS](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082504/55cf9904550346d0339b0a53/html5/thumbnails/10.jpg)
pelarut murni. Contoh penurunan titik beku adalah titik beku air laut lebih rendah daripada titik
beku air murni. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa lain (yaitu garam) di dalam air laut,
sehingga menyebabkan titik beku air laut lebih rendah daripada titik beku air biasa. Penurunan
titik beku adalah salah satu sifat koligatif larutan(ilmu kimia,2012).
10. Alkalinitas
Menurut Afrianto dan Liviawati (1992), tidak ada air yang agak alkalis (basa)
akan lebih capet mendorong terjadinya proses pembongkaran bahan-bahan organik
menjadi garam-garam mineral seperti amoniak, nitrat, dan fosfat.
Alkalinitas adalah suatu kemampuan untuk menetralkan kadar keasaman disuatu perairan
atau tambak budidaya yang umumnya sangat ditentukan oleh ion-ion karbonat dan
bikarbonat (Rompas, 1998).
Alaklinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat
(CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai
alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut lunak atau tingkat
alkalinitasnya sedang
Ketersediaan ion basa karbonat dan bikarbonat merupakan parameter total
lakalinitas dalam air tambak dan kolam sanagt penting, karena alkalinitas tidak hanya
berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan plankton, tetapi juga mempengaruhi
parameter kualitas air yang lain yaitu pH air yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan
proksi budidayan (Kordi, 2004).
Untuk tumbuhan optimal, plankton menghendaki otal alkalinitas sekitar 80-120
ppm. Pada kisaran total alkalinitas kurang atau lebih dari kisaran tersebut, pertumbuhan
![Page 11: Sifat Fisis Dan Kimia Lautan TUGAS](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082504/55cf9904550346d0339b0a53/html5/thumbnails/11.jpg)
plankton terhambat. Akan tetapi, bukan hanya total alkalinitas yang dapat menghambat
pertumbuhan plankton tetapi parameter kualitas air yang lain, yaitu pH
Persentase ion-ion utama yang terdapat dalam perairan tawar dan laut ditunjukkan
dalam table berikut : (Kordi, 2004).
Ion-ion Utama Persentase (%)
Air Tawar Air Laut
Kation :
1. kalsium 60,9 3,2
2. Magnesium 19,0 10,1
3. Sodium/Natrium 16,6 83,7
4. Kalium 3,5 3,0
Anion :
1. Bikarbonat dan Karbonat 72,4 0,6
2. Sulfat 16,1 12,2
3. Klorida 11,5 87,2