sidang komprehensif zonasi kerentanan wilayah pesisir indramayu akibat pengaruh tumpahan minyak
DESCRIPTION
Oleh : INDRIANI 230210080061. Dibawah bimbingan : Ankiq Taofiqurrahman.S.Si.,M.T . Yeni Mulyani.S.Si.,M.Si . Penelaah : Prof. Yayat Dhahiyat.Drs.,M.S.,Ph . D. Sidang komprehensif ZONASI KERENTANAN WILAYAH PESISIR INDRAMAYU AKIBAT PENGARUH TUMPAHAN MINYAK. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
SIDANG KOMPREHENSIFZONASI KERENTANAN WILAYAH PESISIR
INDRAMAYU AKIBAT PENGARUH TUMPAHAN MINYAK
Oleh :
INDRIANI 230210080061
Dibawah bimbingan :Ankiq Taofiqurrahman.S.Si.,M.T.
Yeni Mulyani.S.Si.,M.Si.
Penelaah :Prof. Yayat Dhahiyat.Drs.,M.S.,Ph. D
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Latar Belakang
Pesisir Pencemaran tumpahan minyak
Polusi terhadap lingkungan
Kasus di pesisir Indramayu tahun 2008 Tumpahan minyak
mentah sebanyak 150 ribu DWT, mencemari
sejauh 55,5 kmEmpat kecamatan terkena dampak
1. Pasekan 30,6 km2. Cantigi 16 km
3. Indramayu 5,6 km4. Balongan 3 km
(Kantor lingkungan Hidup Indramayu, 2011)
Sejauh mana pengaruh tumpahan minyak memberikan dampak yang merugikan terhadap pesisir Indramayu
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Menentukan tingkat kerentanan wilayah pesisir Indramayu akibat pengaruh tumpahan minyak
Memberikan informasi spasial terkait tingkat kepekaan lingkungan di beberapa kecamatan di pesisir Indramayu terhadap pengaruh tumpahan minyak
Memberikan masukan kepada dinas dan masyarakat setempat dalam hal penanggulangan pencemaran air laut yang terjadi akibat tumpahan minyak khususnya untuk upaya mitigasi.
Kegunaan Penelitian
Sketsa Pendekatan Masalah
Pencemaran tumpahan minyak
Dampak ekologi
Metode untuk menilai dan mengurutkan secara kuantitatif
kerentanan lingkungan
Indeks Kerentanan Lingkungan
Konsep penelitian dari Ali et al. (2008)
Hazardous Materials Response Division,
National Oceanic and Atmoespheric
Administration, Ocean Service USA (2002)
Upaya penanggulangan terhadap bahaya
pencemaran
Pesisir
Konsep model spasial yang digunakan adalah proses tumpang susun (overlay) masing-masing data spasial parameter fisiknya diperoleh dari citra SPOT 5, peta batimetri, informasi tinggi dan periode gelombang.
Konsep Penelitian Ali et al.2008
Metode yang digunakan untuk menentukan zona tingkat kerentanan menurut Ali et al. (2008) adalah metode Simple
Additive Weighting (SAW), dimana masing-masing parameter mempunyai peringkat yang telah dianalisa sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Bobot dari masing-masing parameter diasumsikan sama besar karena sulitnya
menentukan proporsi bobot
Bahan dan Metode
Penelitian
Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Metode
Penelitian dilaksanakan dengan tahap pengambilan data kemudian pengolahan data dilanjut dengan analisis data yang dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2012.
Pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Waktu Penelitian
Tujuh kecamatan di Pesisir Indramayu diantaranya Kecamatan Losarang, Kecamatan Cantigi, Kecamatan Pasekan, Kecamatan Indramayu, Kecamatan Balongan, Kecamatan Juntinyuat dan Kecamatan Karangampel.
Lokasi Penelitian
Alat Kegunaan
Arc GIS 10 Mengolah data spasial
Microsoft Excel Mengolah pembobotan, peringkat, dan skoring
GPS
(Global Positioning System)
Menentukan titik koordinat saat pengamatan lapang
Roll meter Mengukur daerah kajian saat pengamatan lapang
Kamera Digital Mengambil dokumentasi lokasi keadaan penelitian
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan
Metode
Alur Kerja PenentuanIndeks
Kerentanan Lingkungan
Pembuatan Peta Zonasi Kerentanan Pesisir Akibat Pengaruh
Tumpahan Minyak
Diagram alur penelitian
Diagram alur penelitian
Kajian Pustaka
Pengumpulan
Data
Survey Instansional
Informasi dampak tumpahan minyak terhadap lingkungan pesisir dan laut
Indramayu
Data arus & gelombang Produksi perikanan Sebaran Mangrove
Peta Kemiringan Lereng
Peta Tata Guna Lahan
Peta Litologi
Digitasi dan
koreksi
Analisis peta
Teknik pembobotan dan
skoring
Indeks Kerentanan Lingkungan Pantai
Teknik overlay Analisis peta
Pengamatan lapang
Kondisi perairan
Kondisi fisik pantai
Penggunaan lahan
Zonasi Kerentanan Kawasan Pesisir Indramayu Akibat
Pengaruh Tumpahan Minyak
Alur Kerja PenentuanIndeks
Kerentanan Lingkungan
Metode yang digunakan untuk menentukan zona tingkat kerentanan menurut Ali et al. (2008) adalah metode Simple Additive Weighting (SAW), dimana masing-masing parameter mempunyai peringkat yang telah dianalisa sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Bobot dari masing-masing parameter diasumsikan sama besar karena sulitnya menentukan proporsi bobot dinamika pesisir dimana satu sama lainnya saling berkaitan. Sehingga pada kajian penelitian ini menggunakan angka satu untuk bobot dari masing-masing parameter. Sedangkan peringkat dianalisa dari proporsi parameter dinamika pesisir. Persamaan model Simple Additive Weighting yaitu :
Keterangan : ei = indeks kerentanan wj= bobot parameter ke-j rij= peringkat parameter dari setiap kelas
No Parameter Kategori Kelas Peringkat Kriteria Keterangan Acuan
1
Tingkat Pengaruh energi gelombang dan arus pasut
Gelombang laut tinggi (h>1 m) dan arus pasut kuat sepanjang musim
Tinggi 1 Tingkat kesulitan dalam membersihkan tumpahan minyak dari permukaan
Semakin tinggi gelombang energi semakin besar sehingga minyak semakin mudah dibersihkan
NOAA Ocean Service (2002) dalam Ali et.al (2008)
Gelombang laut dan arus pasut mempunyai pola musiman
Sedang 2 NOAA Ocean Service (2002) dalam Ali et.al (2008)
Gelombang laut dan arus pasut terlindung morfologi pantai
Rendah 3 NOAA Ocean Service (2002) dalam Ali et.al (2008)
2 Kemiringan Pantai Slope > 300 Curam 1 Tingkat kesulitan dalam membersihkan tumpahan minyak dari permukaan
Semakin landai, semakin sulit membersihkan minyak
NOAA Ocean Service (2002) dalam Ali et.al (2008)
50<slope<300 Sedang 2 NOAA Ocean Service (2002) dalam Ali et.al (2008)
slope <50 Landai 3 NOAA Ocean Service (2002) dalam Ali et.al (2008)
3 Tipe Substrat Bedrock Besar 1 Tingkat kesulitan dalam membersihkan tumpahan minyak dari permukaan
Semakin besar penetrasi minyak, semakin sulit membersihkan minyak
NOAA Ocean Service (2002) dalam Ali et.al (2008)
Material buatan Sedang 2 NOAA Ocean Service (2002) dalam Ali et.al (2008)
Sedimen Kecil 3 NOAA Ocean Service (2002) dalam Ali et.al (2008)
4 Tata guna lahan Area mangrove 3 Dampak tumpahan minyak pada ekosistem pesisir
Sloan (1993)
Tambak 3 Sloan (1993)
Sawah/
Ladang
3 Sloan (1993)
Industri 1 Sloan (1993)
Permukiman 2 Sloan (1993)
IKL 4-6 6,1-8 8,1-10 10,1-12
Kerentanan Kurang rentan Agak rentan Rentan Sangat
rentan
Tabel 4. Klasifikasi Tingkat Kerentanan Lingkungan
Sumber : Doukakis 2005 dengan modifikasi
Menggunakan jarak 95 meter ke wilayah darat
Pembuatan Peta Zonasi Kerentanan Pesisir Akibat Pengaruh
Tumpahan Minyak
Semua peta-peta tematik yang sudah diolah dan diisi dalam tabel atribut, setelah dihitung nilai indeks kerentanan lingkungan pantai dan klasifikasi berdasarkan tingkat kerentanannya, kemudian pada peta tersebut dibuat zonasi sesuai dengan tingkat kerentanannya.Untuk mendapatkan persepsi yang sama terhadap peta maka informasi yang jelas dan komunikatif dari peta dibangun dengan memenuhi kriteria-kriteria yaitu, sumber data, tipe data, label fitur, ID, atribut dan simbol.
Hasil & Pembahasan
Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu
Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak
Zonasi Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat
Pengaruh Tumpahan Minyak
Dampak Pencemaran Tumpahan Minyak Di
Pesisir Indramayu
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat 2007
Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan
Minyak
Arus Pasut
Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu
Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak
Wilayah pesisir Indramayu selama musim Barat, arah gelombang dominan berasal dari Barat Laut- Utara dengan tinggi gelombang berkisar antara 0,3 m - 1,3 m. Pada musim Timur gelombang berkisar antara 0,5 m – 1,5 m. Periode gelombang dikedua musim berkisar antara 4,0 – 7,0 s (Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat 2007). Karakteristik arus di wilayah pesisir Indramayu sangat dipengaruhi oleh sifat pasang surut yaitu tipe campuran dan cenderung harian ganda dengan dua kali arus maksimum untuk jangka waktu sehari semalam. Level muka air tertinggi di wilayah tersebut mencapai 1,929 m dan level muka air terendah mencapai 0,453 m. Arus maksimum pada kondisi menuju pasang memiliki magnitudo sebesar 0,65 knots (0,334 m/s) dengan arah 2990 (Barat – Barat Laut). Arus maksimum pada kondisi surut sebesar 0,4 knots (0,205 m/s) dengan arah 1450 (Tenggara - Selatan) (Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat 2007).Musim Timur berlangsung pada bulan Mei – September, arus permukaan menuju Barat. Sedangkan musim Barat berlangsung pada bulan Desember - Februari, arus permukaan menuju Timur
1. Tingkat Gelombang dan Arus Pasut
Klasifikasi Tingkat pengaruh gelombang dan arus pasang surut yang digunakan hanya satu
kelas yaitu kelas sedang dan termasuk kedalam kategori gelombang laut dan arus pasut mempunyai pola musiman, maka diberi
peringkat dua dan dikalikan bobot yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah dua.
Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan
Minyak
Klasifikasi kelas pada parameter kemiringan yang digunakan hanya satu
kelas yaitu sedang dan termasuk kedalam kategori slope < 50, maka diberi
peringkat tiga dan dikalikan bobot yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah
tiga.
Parameter kemiringan pantai berhubungan erat dengan tipe pantai, daerah intertidal dan pembentukan zona gelombang pecah. Pantai yang landai memiliki tingkat kerentanan yang tinggi karena tingkat kesulitan untuk membersihkan minyak secara alami akan semakin sulit, berbeda dengan pantai yang curam mempunyai energi gelombang yang besar dan berpotensi memindahkan minyak dengan cepat karena zona gelombang pecah lebih dekat dengan garis pantai.(NOAA Ocean Service 2002 dalam Ali et.al 2008)
2. Kemiringan
Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat Pengaruh Tumpahan
MinyakKlasifikasi kelas pada parameter tipe
substrat hanya menggunakan satu kelas yaitu kelas kecil dan termasuk kategori
sedimen, maka diberi peringkat tiga dan dikalikan bobot yaitu satu, maka nilai
yang diperoleh adalah tiga
Pantai di wilayah studi seperti halnya pantai-pantai di Pantai Utara Jawa didominasi oleh material dasar pasir yang agak kasar di kawasan pantai, pasir berbutir halus di daerah dekat pantai dan lumpur di daerah lepas pantai. Lapisan pasir di pantai berada di atas lapisan subsoil lempung. Lapisan lempung tersebut terbentuk oleh aliran Sungai Cimanuk
3. Tipe Substrat
Analisis Spasial Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu
Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak
Tambak terletak di pesisir Kecamatan Losarang, Kecamatan Cantigi, Desa Pasekan, Kecamatan Pasekan, Kecamatan Indramayu, Kecamatan Balongan, Kecamatan Juntinyuat.
Kawasan tersebut diberi peringkat tiga dan dikalikan dengan bobot yaitu satu, maka nilai
yang diperoleh adalah tiga.
4. Tata Guna Lahan
Kawasan permukiman dan kawasan industri terdapat di pesisir Kecamatan Balongan.
Kawasan permukiman juga terdapat di pesisir Kecamatan Juntinyuat (BPLHD Jawa Barat
2011). Kawasan permukiman diberi peringkat dua dan dikalikan bobot yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah dua. Kawasan Industri diberi peringkat satu dan dikalikan bobot yaitu
satu, maka nilai yang diperoleh adalah satu
Ladang terletak di kawasan pesisir Kecamatan Juntiyuat. tutupan lahan berupa sawah terdapat di pesisir Kecamatan Juntinyuat dan Kecamatan
Karangampel. Kawasan ladang dan sawah memiliki peringkat tiga dan dikalikan dengan bobot yaitu satu, maka nilai yang diperoleh
adalah tiga.
Kawasan mangrove yang terletak di pesisir di pesisir Kecamatan Losarang, Kecamatan Cantigi, Kecamatan Pasekan dan Kecamatan Juntinyuat.
Kawasan tersebut diberi peringkat tiga dan dikalikan bobot yang diasumsikan sama besar
yaitu satu, maka nilai yang diperoleh adalah tiga
Zonasi Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat
Pengaruh Tumpahan Minyak
Kecamatan Losarang gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, mangrove, tambak
Kecamatan Cantigi gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, mangrove, tambak
Kecamatan Pasekan gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, mangrove, tambak
Zonasi Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat
Pengaruh Tumpahan Minyak
Kecamatan Indramayu gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen,
tambak
Kecamatan Balongan gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, tambak,
permukiman, industri
Kecamatan Juntinyuat gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, ladang,
sawah, permukiman
Kecamatan Karangampel gelombang dan arus pasut berpola musiman, sedimen, sawah
Zonasi Kerentanan Wilayah Pesisir Indramayu Akibat
Pengaruh Tumpahan Minyak
No Tingkat Kerentanan Panjang (m) % Total
Panjang Pesisir
1
2
Sangat rentan
Rentan
75443,429
5602,171
93,0
7,0
Total 81045,6 100
Tabel 5. Panjang Pesisir Indramayu Untuk Tingkat Kerentanan
Akibat Pengaruh Tumpahan Minyak
Dampak Pencemaran Tumpahan Minyak Di
Pesisir Indramayu
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
34.132.2
33.7
14.75
18.78
11.51
Grafik Rekapitulasi Tanaman Mangrove Kegiatan Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Indramayu Yang Terkena
Pencemaran Limbah (Crude Oil) PERTAMINA UP VI Balongan Tahun 2010
Jumlah tanaman hidup
Jumlah tanaman yg tercemar limbah
% T
anam
an M
angr
ove
Dampak Pencemaran Tumpahan Minyak Di
Pesisir Indramayu
Tanaman mangrove tercemar tumpahan minyak di Desa Tambak Kecamatan Indramayu, terlihat bekas tumpahan minyak berwarna hitam yang
masih melekat di substrat. Tumpahan minyak di sekitar kawasan mangrove akan mengakibatkan
tertutupnya jalan masuk oksigen pada sistem perakaran sehingga terhambatnya proses
pertumbuhan pada mangrove. Jika hal tersebut berlangsung cukup lama, maka anakan mangrove
akan cukup rentan pertumbuhannya terhadap gangguan yang berasal dari luar ekosistem salah
satunya pencemaran (Wardhani et al. 2011).
Sisa crude oil yang masih
melekat
Dampak Pencemaran Tumpahan Minyak Di
Pesisir Indramayu
Kec Pasekan Kec Indramayu Kec Cantigi0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
9206.6
1990.74
6015.04
17383.16
5676.86
14949.26
Grafik Realisasi Produksi Perikanan Tambak Kabupaten Indramayu
September 2007
September 2010
Rea
lisas
i Pro
du
ksi
Pw
eik
anan
T
amb
ak (
ton
)
Realisasi produksi perikanan tambak mengalami peningkatan ditiga kecamatan, hal ini terjadi
dikarenakan adanya konversi lahan. Menurut Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Indramayu Hapid Mahpus Idrus menyustnya
mangrove di Indramayu lebih banyak disebabkan alih fungsi lahan oleh masyarakat pesisir pantai yang menebang hutan mangrove
untuk dijadikan lahan tambak (Redaksi Pikiran Rakyat 18 Maret 2011).
Dampak Pencemaran Tumpahan Minyak Di
Pesisir Indramayu
Dampak dari tumpahan minyak yang mencemari mangrove di kecamatan Indramayu,
sehingga berdampak pula terhadap produksi perikanan tambak. Menurut Mukhtasor (2007) saat kejadian berlangsung tumpahan minyak
tersebut akan membentuk lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak
tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gaya gravitasi, dan tegangan permukaan.
Proses penyebaran minyak akan menyebabkan lapisan menjadi lebih tipis serta tingkat
penguapan meningkat. Hilangnya sebagian material yang mudah menguap tersebut
membuatnya tenggelam dan mengendap di dasar substrat
Pertumbuhan ikan ataupun udang yang dibudidaya mengalami penurunan, begitupula dengan hasil
produksinya. Spesies yang dibudidaya akan
mengalami efek sublethal (berjangka waktu panjang) dari dampak pencemaran tumpahan minyak karena
menghambat proses pertumbuhan, reproduksi, dan fisiologi (Jaya 2005)
Foto Wilayah Kajian
Desa Tambak, Kec. Indramayu
Desa Brondong Kec. Pasekan
Desa BalonganKec. Balongan
Kesimpulan
1. Tingkat kerentanan di lima kecamatan yaitu Kecamatan Losarang, Kecamatan Cantigi, Kecamatan Pasekan, Kecamatan Indramayu dan Kecamatan Karangampel termasuk ke dalam kelas sangat rentan
2. Tingkat kerentanan yang variatif karena ke dalam kelas sangat rentan dan rentan, terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan Balongan dan Kecamatan Juntinyuat
3. Total persentase panjang pesisir wilayah Indramayu dari 100% diantaranya wilayah yang termasuk kelas sangat rentan memiliki persentase 97% dan yang termasuk kelas rentan 3%
4. Mangrove sangat rentan keberadaannya terhadap tumpahan minyak. Hal ini dibuktikan, di Kecamatan Indramayu pada tahun 2010 mangrove yang tercemar sebesar 18,78% dari 32,2% total mangrove yang hidup
5. Produksi perikanan tambak sangat rentan keberadaannya terhadap tumpahan minyak. Berdasarkan data realisasi produksi tambak bulan September 2007 sampai dengan September 2010 Kecamatan Indramayu mengalami sedikit peningkatan nilai produksi yaitu sebesar 5676,86 ton dari 1990,74 ton.
Saran
1. Diperlukan ketepatan pemilihan lokasi dan metode penelitian terkait kerentanan wilayah pesisir terhadap tumpahan minyak
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data parameter fisik, data spasial, data citra yang lebih baik dan lengkap
3. Diperlukan ketersediaan semua data yang terbaru agar prediksi kerentanan wilayah pesisir terhadap tumpahan minyak dapat sesuai dengan dengan waktu penelitian.
TERIMAKASIH