shaum dan bangsa yang merdeka
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Shaum dan Bangsa Yang Merdeka
1/2
SHAUM DAN BANGSA YANG MERDEKA
Oleh : H. E. Nadzier Wiriadinata
Hidup adalah sebuah sebuah proses. Proses
menuju sebuah perubahan. Proses perubahan
ini pastinya dimaknai sebagai sebuah
progress, bukan kemunduran. Hidup
menghendaki proses perubahan itu senantiasa
mengarah kepada sebuah peningkatan, bukan
sebaliknya. Ketika sebuah proses perubahan
mengarah kepada kemunduran, maka itu
berarti bertentangan dengan semangat hidup
itu sendiri karena sejatinya kehidupan
menuntut manusia untuk senantiasa berubah,
yaitu berubah kepada situasi, kondisi atau
tatanan yang lebih baik.
Seperti kita ketahui bersama bahwa bentuk ibadah apapun yang Allah SWT perintahkan
kepada kita tentunya disitu tersimpan peluang bagi kita untuk lahirnya sebuah perubahan
kualitas kemanusiaan. Bukankah Allah Menyatakan bahwa shalat adalah media bagi manusia
untuk mengingat-Nya dan juga merasakan kehadiran-Nya? Bukankah Allah menghendaki
bahwa melalui shalatnya itu manusia diharapkan tidak lagi terjebak dalam perilaku biadab?
Demikian pula halnya saat Allah memerintahkan hamba-Nya menjalankan ibadah shaum.
Bukankah Allah SWT menghendaki ada sebuah proses perubahan yang seharusnya diraih
oleh manusia beriman tatkala dia diperintahkan menjalankan ibadah tersebut? Bukankah
Allah SWT melalui Rasul-Nya menyatakan secara tegas bahwa Dia tidak menghendaki
hamba-Nya yang menjalankan ibadah shaum hanya sekedar menahan lapar dan
dahaga karena hal tersebut belum cukup memadai untuk lahirnya sebuah perubahan kualitas?
Melalui ayat-ayat-Nya secara gamblang Allah menghendaki ada sebuah perubahan mendasar
yang harus dialami oleh hamba-Nya saat dia menjalankan ibadah shaum tersebut, yaitu
lahiirnya kualitas-kualitas ketaqwaan. Namun bukankah realitas sosial menunjukkan kepada
kita betapa ibadah yang seringkali kita lakukan kurang begitu memberikan perubahan yangberarti bagi sebuah peningkatan kualitas kemanusia kita? Bukankah kita dikenal sebagai
bangsa yang korup? Juga, sebagai bangsa yang mengalami dekadensi moral?
Realitas sosial tersebut membuktikan kepada kita bahwa kita belum sepenuhnya
memperlakukan ibadah yang kita lakukan sebagaimana mestinya, termasuk didalamnya
shaum. Kita senantiasa terjebak pada orientasi pahala dalam setiap peribadatan yang kita
lakukan. Kita belum pernah secara sadar merenungkan sejauh mana dampak dari sebuah
ibadah yang rutin kita lakukan terhadap peningkatan kualitas moral-spiritual kita. Kita
berharap bahwa saat ini ada sebuah kesadaran yang lebih mendalam tentang pentingnya
sebuah pengamalan ibadah shaum yang lebih bertanggung jawab. Artinya, bahwa ibadah
-
7/28/2019 Shaum dan Bangsa Yang Merdeka
2/2
shaum haruslah dipandang sebagai sebuah peluang sekaligus media bagi kita untuk
meningkatkan kualitas moral-spiritual kemanusian kita. Bukankah inti dari ibadah shaum
adalah pengendalian hawa nafsu secara konsisten kapan dan dimanapun kita berada.
Pengendalian hawa nafsu inilah yang sebenarnya harus menjadi fokus utama perhatian kita
dalam membangun moralitas bangsa. Bagaimana mugkin kita akan mampu menjadi manusiayang merdeka dan bangsa yang merdeka bila setiap saat kita masih tetap dijajah oleh hawa
nafsu. Selama kita masih dijajah oleh hawa nafsu maka selama itu pula kita akan dihadapkan
dengan keterpurukan tiada henti dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pola hidup konsumtif dan hedonis adalah realitas pahit yang dihadapi bangsa Indonesia
sekarang ini, yang kemudian memunculkan perilaku korup.
Semoga kita selaku Umat Islam dapat terbebaskan dari jajahan hawa nafsu yang selama ini
membuat kita selaku bangsa semakin terpuruk. Selamat Iedul Fitri. Mohon maaf lahir dan
batin. MERDEKA !