shalat yang wajib diqodlo
DESCRIPTION
Shalat Yang Wajib DiqodloTRANSCRIPT
SHALAT YANG WAJIB DIQODLO’ KARENA HAIDL ATAU NIFASPosted on January 29, 2011by zainulhadi
Rate This
SHALAT YANG WAJIB DIQODLO’ KARENA HAIDL ATAU NIFAS
Shalat yang ditinggalkan ketika wanita mengalami haidl atau nifas itu
tidak perlu diqodlo’ sebagaimana shalat yang ditinggalkan semasa gila,
epilepsi, mabuk yang tidak sengaja, atau pada masa belum baligh, atau
ketika sebelum masuk islam(selain murtad), yang kesemuanya disebut ”
mani’ussholah” artinya manakala seseorang mengalami hal diatas maka
dia tidak wajib shalat juga tidak wajib mengqodlo’nya
Namun demikian bukan berarti orang yang tengah mengalami hal diatas
termasuk juga wanita haidl atau nifas bebas secara total, sebab apabila
mulai dan berhentinya haidl atau nifas berada di”waktunya shalat” dan
dia belum mengerjakannya maka masih ada kemungkinan ada shalat
yang harus diqodlo’
*)DATANGNYAMANI’USSHALAH(JA’AL MANI’)
Apabila mulainya haidl atau nifas(datangnya mani’) setelah masuknya
waktu shalat,sedangkan dia belum mengerjakannya,padahal mulai
masuknya waktu shalat dan datangnya mani’ tersebut cukup waktu
dibuau shalat sekaligus bersucinya bagi wanita yang istihadhoh atau
beser atau hanya cukup dibuat bagi wanita yang tidak istikhadhoh atau
beser maka nanti ketika haidl atau nifas sudah berhenti ,harus qodlo’
shalat waktu tersebut ;
a). Misalkan waktu dzuhur mulai masuk pukul 12:00 kemudian dijam
13:00 seorang wanita mulai haidl atau nifas dan dia belum shalat dzuhur,
maka nanti setelah haidl atau nifas berhenti harus qodlo’ shalat dzuhur
saja
b). Misalkan waktu ashar mulai masuk pukul 15:00 lalu pada jam 16:00
seseorang mengalami gila,epilepsi, atau hal lain yang menghilangkan
akal sehat dengan tanpa disengaja dan dia belum mengerjakan shalat
asyar sebelum hilang akalnya tadi,maka nanti setelah sembuh wajib
qodlo’ asharnya saja(kalau sampe mahrib belum sadar hingga lewat
waktu mahrib,maka cukup asharnya saja )
Akan tetapi jika shalat sebelum datangnya mani’ tadi sudah dikerjakan
atau belum dikerjakan namun jarak waktu antara masuknya waktu shalat
dan datangnya mani’ tersebut tidak cukup dibuat shalat maka tidak
diwajibkan mengqodlo’ shalat waktu tersebut
Hal ini perlu dimengerti mengingat banyak yang menganggap bahwa
shalat ketika datangnya “mani’usshalah” dan shalat sebelumnya harus
diqodlo’ meskipun sudah dikerjakan,persepsi demikian tidaklah benar.
Sebab orang yang mengalami haid,nifas atau yang lain yang diharuskan
qodlo’ shalat ketika datangnya mani’usshalah serta shalat sebelumnya itu
dengan syarat :
Shalat sebelum datangnya haidl atau nifas (mani’usshalah) tersebut
belum dikerjakan lantaran masih ada perkara yang mencegah shalat
yang lain seperti gila,epelepsi atau ayan
Shalat sebelum datangnya haidl atau nifas (mani’usshalah) boleh dijamak
dengan shalat ketika datangnya haidl atau nifas tersebut.
Setelah selesainya perkara yang mencegah shalat dan sebelum
datangnya haidl atau nifas masih cukup dibuat shalat dua kali (shalat
ketika datangnya haidl atau nifas dan shalat sebelumnya.)
Misalnya seorang wanita mengalami gila mulai pagi sampai jam 16:00
kemudian pada jam 16:30 sebelum dia sempat mengerjakan shalat ashar,
dia mengalami haidl maka nanti setelah nanti haidlnya berhenti dia harus
qodlo’ shalat ashar dan shalat dzuhur, sebab shalat dzuhur belum
dikerjakan karena ada perkara perkara yang mencegah shalat (gila) dan
dzuhur bisa dijamak dengan shalat ashar, serta antara jam 16:00 (sadar
dari gila) dan jam 16:30 (datangnya haid) masih cukup dibuat shalat
duakali (dzuhur&ashar)
Dan jika dalam waktu tersebut tidak cukup dibuat shala duakali (umpama
dalam contog diatas mulai haidlnya jam 16:00 lebih satu menit) maka
nanti setelah haidlnya berhenti tidak diwajibkan qodlo’ shalat baik
dzuhur maupun ashar
*) BERHENTINYA MANI’USSHALAH (ZALAL MANI’)
Berhenti atau hilangnya perkara yang mencegah shalat yang berkaitan
dengan masalah qodlo’ shalat itu terbagi atas dua bagian :
1. Apabila berhenti pada waktunya shalat dzuhur,Maghrib dan subuh,
yakni shalat yang tidak bisa dijamak dengan shalat sebelumnya maka
wajib mengerjakan shalat diwaktu tersebut
*) Misalnya darah haidl berhenti pada jam 13:00, maka wajib shalat
dzuhur dengan cara ada'(shalat pada waktunya)
*) Misalnya darah haidl berhenti pada waktu dzuhur tinggal satu menit
maka harus shalat dzuhur dengan cara qodlo’ karena waktu yang tersisa
tidak cukup dibuat bersuci dan shalat satu raka’at
2). Apabila berhenti pada waktunya shalat ashar dan shalat isyak, yakni
shalat yang bisa dijamak dengan shalat sebelumnya maka akan wajib
mengerjakan shalat waktu tersebut dan juga shalat sebelumnya
*) Misalnya darah haidl berhenti pada jam 8malam, maka wajib shalat
isyak dengan cara ada'(pada waktunya) dan qodlo’ shalat maghrib
*) Misalnya darah haidl berhenti pada waktu ashar tinggal satu menit,
maka wajib shalat ashar dan dzuhur dengan cara qodlo’ karena waktu
yang tersisa tidak cukup untuk bersuci dan shalat satu raka’at