setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/bab 4.pdf · disesuaikan...

45
65 BAB IV PAPARAN ANALIS DAN HASIL TEMUAN A. Profil Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata 1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata didirikan oleh RKH. Abd Majid bin Abd. Hamid bin Itsbat pada tahun 1943M / 1363 H yang sekaligus menjadi pengasuhnya (1943 M-1957 M). 135 Setelah beliau wafat (6 Syawal 1364 H/1957 M ), selama dua tahun (1957-1959) kepemimpinan pesantren mengalami kekosongan. Hal ini disebabkan putra beliau RKH. Abdul Qadir masih belajar di Mekkah dan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi menantu beliau sudah menetap di Pondok Pesantren Nurul Abror Alasbulu Banyuwangi. Untuk mengisi kekosongan itu, RKH. Abdul Hamid Bakir (putra RKH. Abd Majid pengasuh PP. Banyuanyar) pulang dan pergi Banyuanyar- Bata-Bata untuk memberikan pembinaan. Beliau juga dibantu oleh beberapa ulama, antara lain adalah KH. As’ad (Timur sumber), KH. Ahmad Faqih (Toronan), dan KH. Ahmad Zahid (Pakes). Pada tahun 1959 M, RKH. Abdul Qadir pulang dari Mekkah untuk melanjutkan kepemimpinan sebagai pengasuh. Akan tetapi kepemimpinan beliau tidak berlangsung lama, karena pada tahun itu juga tanggal 5 Agustus beliau wafat. 135 Pemerintah Kabupaten Pameksan,Ensiklopedi Pamekasan, (Klaten, Intan Sejati, 2010,), 277.

Upload: others

Post on 03-Sep-2019

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

65

BAB IV

PAPARAN ANALIS DAN HASIL TEMUAN

A. Profil Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata

1. Sejarah Berdirinya

Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata didirikan oleh RKH.

Abd Majid bin Abd. Hamid bin Itsbat pada tahun 1943M / 1363 H yang

sekaligus menjadi pengasuhnya (1943 M-1957 M).135

Setelah beliau wafat (6

Syawal 1364 H/1957 M ), selama dua tahun (1957-1959) kepemimpinan

pesantren mengalami kekosongan. Hal ini disebabkan putra beliau RKH.

Abdul Qadir masih belajar di Mekkah dan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi

menantu beliau sudah menetap di Pondok Pesantren Nurul Abror Alasbulu

Banyuwangi.

Untuk mengisi kekosongan itu, RKH. Abdul Hamid Bakir (putra

RKH. Abd Majid pengasuh PP. Banyuanyar) pulang dan pergi Banyuanyar-

Bata-Bata untuk memberikan pembinaan. Beliau juga dibantu oleh beberapa

ulama, antara lain adalah KH. As’ad (Timur sumber), KH. Ahmad Faqih

(Toronan), dan KH. Ahmad Zahid (Pakes).

Pada tahun 1959 M, RKH. Abdul Qadir pulang dari Mekkah untuk

melanjutkan kepemimpinan sebagai pengasuh. Akan tetapi kepemimpinan

beliau tidak berlangsung lama, karena pada tahun itu juga tanggal 5 Agustus

beliau wafat.

135

Pemerintah Kabupaten Pameksan,Ensiklopedi Pamekasan, (Klaten, Intan Sejati, 2010,), 277.

Page 2: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

66

Untuk melanjutkan kepemimpinan pesantren, keluarga besar

pesantren meminta kesediaan RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi yang selama

12 tahun bermukim di PP Nurul Abror untuk pulang ke Bata-Bata dan

bersedia menjadi pengasuh dan akhirnya beliau berkenan. Selama

kepemimpinan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi, pesantren Mambaul Ulum

Bata-Bata mengalami perkembangan cukup pesat, baik jumlah santri

maupun pola pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Pada Tahun 1962 M, RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi mendirikan

Madarasah Ibtidaiyah (MI). Kemudian pada tahun 1970 M beliau

mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan pada tahun 1977 M

mendirikan Madarasah Aliyah (MA) yang diprakarsai oleh putra beliau

RKH. Abdul Hamid AM.

Model lembaga pendidikan pada masa kepemimpinan RKH. Ahmad

Mahfudz Zayyadi adalah pendidikan diniyah di mana meteri pelajarannya

terdiri dari kitab-kitab kuning dan ilmu-ilmu agama. Dan lembaga tersebut

biasa disebut lembaga B.

Kepemimpinan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi berlangsung

selama + 26 tahun (1959-1986 M). Beliau wafat pada hari Rabu tanggal 12

Ramadlan1407 H/1986 M. Kepemimpinan berikutnya (1987- sekarang)

dilanjutkan oleh putranya RKH Abdul Hamid AM.

Sebelum menjadi pengasuh, RKH Abdul Hamid AM menimba ilmu

di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan dan kemudian melanjutkan ke

Mekah. Selama 12 tahun di Mekkah beliau dibawah asuhan ulama-ulama

Page 3: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

67

besar antara lain, Sayyid Muhammad Amin Quthbi, Sayyid Alawi Al-

Maliki, Sayyid Muhammad Hasan Al-Yamani, Sayyid Hasan Al-Masysyath,

Syeikh Yasin bin Isa Al-Padangi, Syeikh Abdullah al-Lahji dan Syeikh

Ismail bin Zain al-Yamani.136

2. Identitas Pesantren.

Nama Pesantren : Mambaul Ulum Bata-Bata

Alamat : Dusun Bata-Bata

Desa : Panaan

Kecamatan : Palengaan

Kabupaten : Pamekasan

Propensi : Jawa Timur

No. Statistik/Piagam : 512352807032 / Mm.27/04.00/PP.00.7/73/2003

Tahun Berdiri : 1943 M/1363 H.

Tahun Beroperasi : 1943 M/1363 H.

Luas Tanah : 6,5 Hektar

Luas Bangunan : 6.672 M2

Status Pemilikan Tanah : Hak Milik

Yayasan penyelenggara : Al-Khairat137

3. Motto, Visi & Misi Pesantren

Motto Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata sebagai prinsip

nilai adalah : َذكاٌء بال اْحتَشام انـْحطاٌط نقْير (Kesopanan

lebih tinggi nilainya dari pada kecerdasan).138

136

Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2010, 1-2. 137

Dokumen Profil Pondok Pesantren.

Page 4: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

68

Visi Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata adalah: ‚Mencetak

santri yang tafaqquh fi> al-di>n, berakhlak qur’ani, terampil dan berguna bagi

masyarakat‛. Sedangkan misinya adalah sebagai berikut :

a. Santri dapat memahami dam menguasai ilmu pengetahuan (terlebih dalam

bidang keagamaan)

b. Santri dapat menguasai, mengkaji dan mengembangkan kutub al-salaf

(kitab-kitab salaf)

c. Santri dapat mengamalkan mentransformasikan keilmuannya kepada

masyarakat luas

d. Santri memiliki akhla>qul kari>mah dan khuluq al-ma’hadiy

e. Santri mampu menjadi agent of social change (pengantar perubahan

sosial) menuju Masyarakat Madani.

f. Santri mempunyai keterampilan hidup (life skill) dan mewarnai kehidupan

masyarakatnya

4. Struktur Organisasi Kepengurusan Pesantren

Struktur organisasi Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata

terdiri dari pengasuh yang membawahi secara langsung pengurus harian.

Untuk menjalankan tugas kepemimpinan pengasuh dibantu oleh dewan

pengasuh dan dewan a’wan.139

Secara keseluruhan, sistem pengelolaan Pondok Pesantren Mambaul

Ulum Bata-Bata diklasifikasikan dengan membentuk instansi pengelolaan

138

Warta Singkat Pondok Pesantren, 3. 139

Dewan pengasuh terdiri saudara-saudara pengasuh. Sedangkan dewan a‟wan terdiri dari putra-

putra pengasuh,

Page 5: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

69

dan pengembangan yang memiliki konsentrasi kerja khusus.140

Masing-

masing instansi ini bertugas melaksanakan kebijaksanaan yang digariskan

oleh pengasuh tentang pengelolaan pondok pesantren.

Intansi pengelolaan yang dimaksud terdiri dari :

a. Dewan Ma’hadiyah, yaitu instansi yang bertugas untuk melaksanakan

pengelolaan di asrama pondok pesantren.

b. Dewan Madrasiyah, yaitu instansi yang bertugas untuk melaksanakan

pengelolaan di lembaga pendidikan formal pondok pesantren atau

madrasah.

c. Dewan Taudzifiyah, yaitu instansi yang bertugas untuk melaksanakan

pengelolaan dan pemberdayaan dalam pendelegasian guru tugas (guru

bantu).

d. Dewan Amnil 'Am, yaitu instansi yang bertugas untuk pengendalian

keamanan dan ketertiban pondok pesantren.

e. Biro Keuangan (BK), yaitu instansi yang bertugas untuk pengelolaan

keuangan pondok pesantren.

f. Biro Perencana Pelaksana Pembangunan Pondok Pesantren (BP5),141

yaitu instansi yang bertugas untuk pengembangan infrastruktur atau

sarana pendidikan.142

Adapun struktur kepengurusan Dewan Ma’hadiyah di mana peneliti

melakukan penelitian adalah sebagai berikut:

140

Dokumen Profil Pondok Pesantren. 141

BP5 dibentuk 23 Agustus 2013, yang sebelumnya pengembangan infrastruktur ditagangani oleh

masing-masing bagian sarana dan prasarana baik di asrama pesantren maupun di madrasah

(Sumber dari hasil wawancara dengan ketua BP5 H. Nuridin, Pamekasan 12 Desember 2013). 142

Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2013, 6.

Page 6: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

70

a. Pengasuh

b. Dewan Pengasuh

c. Dewan A’wan

d. Dewan Pengurus

1) Pengurus Harian

a) Ketua Umum

b) Ketua I

c) Ketua II

d) Sekretaris Umum

e) Sekretaris I

f) Sekretaris II

g) Bendahara Umum

h) Bendahara I

i) Bendahara II

2) Pengurus Bidang

a) Bidang Pendidikan dan Pengajaran

b) Bidang Kesantrian

c) Bidang Penerangan

d) Bidang Layanan umum

e) Bidang Sarana & prasarana

f) Kor. Pembina daerah/asrama

g) Bidang Pendanaan

h) Bidang Humas

Page 7: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

71

i) Bidang Pendanaan

j) Bidang OKLH

k) Bidang Kebersihan

l) Koor. Badan otonom143

5. Perkembangan Santri

Perkembangan santri di Pondok Pesatren Mambaul Ulum Bata-Bata

dari tahun ketahun menunjukkan angka yang sangat signifikan. Hal ini

menunjukkan bahwa dukungan dan kepercayaan masyarakat semakin tinggi.

Berikut perkembangan santri Pondok Pesantren Mambaul Ulum

Bata-Bata lima tahun terakhir :

PERKEMBANGAN SANTRI LIMA TAHUN TERAKHIR

NO TAHUN JUMLAH

PUTRA PUTRI TOTAL

1 2009 1.913 1.438 3.351

2 2010 2.475 1.579 4.054

3 2011 3.105 1.689 4.794

4 2012 3.857 2.342 6.199

5 2013 4.573 2.592 7.165

Tabel 1 : Perkembangan Santri Lima Tahun Terakhir.

Sumber : Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata,

Edisi 2013

143

Dokumen Profil Pondok Pesantren.

Page 8: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

72

6. Sistem Pendidikan Pesantren

Pola pendidikan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata

menganut sistem pendidikan kombinatif yang memadukan sistem pendidikan

tradisional dengan sistem pendidikan modern.144

a. Sistem Tradisional

Sistem tradisonal adalah sistem yang berangkat dari pola pengajaran

yang sangat sederhana, yakni pola pengajaran sorogan, bandongan,

wetonan dan musyawaroh dalam mengkaji kitab-kitab agama yang ditulis

oleh para ulama zaman abad pertengahan, dan kitab-kitab itu dikenal

dengan istilah ‚kitab kuning‛.145

Implementasi sistem tradisional di pondok Pesantren Mambaul

Ulum Bata-Bata adalah pembelajaran kitab kuning yang bersifat umum,

yaitu diikuti semua atau sebagian santri tanpa klasifikasi sesuai taraf

kemampuan, baik dilaksanakan di musholla, di asrama, atau di congkop.

Metode yang biasa digunakan adalah bandongan dan ceramah.

b. Sistem Modern

Sistem modern adalah meliputi tiga macam. Pertama, sistem

klasikal dengan pendirian sekolah/madrasah, baik kelompok yang

mengelola pengajaran agama maupun ilmu yang dimasukkan dalam

kategori umum. Kedua, sistem yang ditempuh melalui kursus (takhasus)

ini ditekankan pada pengembangan keterampilan tangan yang menjurus

144

Panduan Masa Orientasi Santri Baru (MOSBA) XIV Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-

Bata (Pamekasan: MUBA Printing, 2011), 14. 145

Binti Maunah, Tradisi Intelektual Santri, 29.

Page 9: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

73

kepada terbinanya kemampuan psikomotorik. Ketiga, sistem pelatihan

yang menekankan pada kemampuan psikomotorik. Pola pelatihan yang

dikembangkan adalah termasuk menumbuhkan kemampuan praktis.146

Implementasi sistem pendidikan modern di Pondok Pesantren

Mambaul Ulum Bata-Bata adalah selain pembelajaran yang dilaksanakan

di madrasah (pendidikan formal) juga pembelajaran yang dilaksanakan di

badan-badan otonom pesantren. Badan otonom adalah suatu lembaga

yang secara konsentrasi mempelajari suatu disiplin ilmu, seperti M2KD,

LPBA, FIQIH’s dan MAKTUBA.

Pendidikan formal di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata

wajib ditempuh oleh semua santri sesuai dengan taraf kemampuannya.

Semua santri wajib mengikuti pendidikan formal sampai tamat MA

(jenjang yang paling tinggi),147

walaupun mereka sudah menempuh

pendidikan yang sederajat atau bahkan yang lebih tinggi di luar Pondok

Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.

Pendidikan formal yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1) Taman Pendidikan al-Qur’an, pukul 12.30 – 14.00 WIB.

2) Madrasah Diniyah tingkat ula, pukul 12.30 – 16.00 WIB

3) Madrasah Ibtidaiyah (MI), pukul 07.30 – 11.30 WIB.

4) Madrasah Tsanawiyah (MTs), pukul 07.30 – 13.00 WIB.

5) Madrasah Aliyah (MA), pukul 07.30 – 13.00 WIB.

146

Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan (Jakarta; Prasasti, 2002), 30-31. 147

Undang-undang Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.

Page 10: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

74

6) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 07.30 – 13.00 WIB.148

Ditinjau dari segi kurikulum, pendidikan di madrasah baik MI, MTs,

maupun MA terdiri dari dua kategori. Pertama, pendidikan yang

menggunakan kurikulum terpadu, yaitu memadukan antara kurikulum

madrasah dan kurikulum kepesantrenan yang dikenal dengan sebutan ‚A‛.

Kedua, pendidikan yang hanya menggunakan kurikulum kepesantrenan,

yaitu konsentrsai pada ilmu-ilmu agama, yang dikenal dengan sebutan ‚B‛.

Demikian dijelaskan oleh Ust. Bahrurrozi selaku sekretaris Dewan

Madrasiyah disaat peneliti mewawancarai. Berikut petikan wawancaranya:

‚Pendidikan di madrasah yang merupakan pendidikan formal tetap

mengacu pada pedoman penyelenggaran pendidikan Nasional. Akan

tetapi, karena madrasah di sini di bawah naungan pesantren, maka

disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain

melaksanakan kurikulum madrasah, dimasukkan juga kurikulum

kepesantrenan sesuai dengan kebutuhan. Penerapan kurikulum di

madrasah ini ada dua kategori, yaitu penerapan kurikulum madrasah

yang dipadukan dengan kurikulum kepesantrenan yang dikenal

dengan sebutan ‘A’, dan penerapan kurikulum kepesantrenan secara

murni yang dikenal dengan sebutan ‘B’ ‛.149

Selanjutnya, berkaitan dengan sistem pendidikan di Pondok

Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata khususnya yang berkaitan dengan

pembelajaran kitab kuning, Ust. Moh. Ruba’i Shaleh selaku ketua Dewan

Ma’hadiyah dan sekaligus salah satu pengajar menuturkan sebagai berikut:

‚Sistem pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Mambaul

Ulum Bata-Bata terbagi dua, ada yang yang bersifat tradisional dan

ada yang bersifat modern. Adapun pembelajaran kitab kuning yang

bersifat tradisional diaplikasikan di musholla, congkop dan asrama

148

Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2013 149

Bahrurrozi, Wawancara, 28 September 2013.

Page 11: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

75

santri. Sedangkan pembelajaran kitab kuning yang bersifat modern

diaplikasikan di lembaga badan otonom‛.150

B. Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.

1. Program Pembelajaran Kitab Kuning

Program pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Mambaul

Ulum Bata-Bata ada macam. Pertama, bersifat turun-temurun yaitu tidak

mengalami perubahan, baik model pembelajaran maupun materi kitabnya.

Setelah materi kitab itu rampung atau khatam maka diulang lagi dari depan.

Kedua, tidak bersifat turun-temurun karena ada perubahan dan pergantian

sesuai dengan kebutuhan.

Program pertama merupakan program warisan yang dilanjutkan

secara terus menerus dari generasi ke generasi. Sedangkan program yang

kedua merupakan program yang bersifat inovatif dari pengolala pesantren.

Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan, dengan tetap

memegang prinsip " " (Melestarikan pola

atau nilai-nilai lama yang relevan dan mengadopsi pola baru yang lebih

relevan).

Pembelajaran kitab kuning yang bersifat turun-temurun adalah

sebagai berikut:

a. Kitab tafsir al-Jala>lain pukul 16.00-17.00 WIB di mushalla oleh pengasuh.

b. Kitab Alfiyah Ibnu Malik pukul 18.30-19.30 WIB di aula pesantren oleh

pengasuh.

150

Moh. Ruba’i, Wawncara, Pamekasan, 5 Desember 2013.

Page 12: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

76

c. Kitab Safi>>nah al-Naja>h, Sullam al-Taufi>>q, dan Bida>yah al-Hida>yah pukul

14.30-15.30 WIB di mushalla oleh ustadz yang ditunjuk.

d. Kitab Muh}tas}ar Jiddan Sharh} al-Juru>miyah dan Kaylani>y pukul 18.30-19.30

WIB di mushalla oleh ustadz yang ditunjuk.151

Adapun program pembelajaran kitab kuning yang tidak bersifat

turun-temurun adalah sebagi berikut:

a. Kajian kitab pukul 19.30-20.30 WIB (setelah kajian kitab Muh}tas}ar Jiddan

Sharh} al-Juru>miyah dan Kaylani>y ) di mushalla. Program ini, walaupun

model pembelajarannya tidak mengalami perubahan, akan tetapi materi

pembelajarn dan kitab pegangannya berubah, dalam arti apabila satu kitab

sudah khatam maka diganti dengan kitab yang lain. Materi pembelajaran

yang dimaksud antara lain; bidang tauhid, tafsir, hadis, fikih, tasawuf, dan

lain sebagainya.

Di saat peneliti melakukan penelitian, kitab pegangan yang sedang dikaji

adalah kitab Wa ’Allama A>dam al-Asma> (bidang tafsir) dan al-Iqna>’

(bidang fikih). Sedangkan kitab yang telah khatam antara lain adalah

kitab Fath} al-Maji>d, tafsir Aya>t al-Ah}ka>m, Riya>dl al-S{alih{i>n, al-Adzka>r,

Jami’ al-Shaghi>r, Fath} al-Mu’i>n, Tah}ri>r, Kifa>yah al-Akhya>r, , Minhaj al-

’Abidi>n, Risa>lah al-Mu’a>wanah, dan Irsya>d al-Iba>d.152

b. Kajian Tindak Lanjut Ilmu Nahwu pukul 19.30-20.30 WIB (setelah kajian

Muh}tas}ar Jiddan Sharh} al-Juru>miyah dan Kaylani>y) di asrama.

151

Sumber dari Dokumen Pesanren. 152

Sumber selain dari Warta Singkat Pesantren Edisi 2013 juga dari hasil wawancara dengan salah

satu alumni sekaligus guru pengajar di MA. Mambaul Ulum Bata-Bata Ust. Thola‟al Badru, 05-

11-2013.

Page 13: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

77

c. H{ala>qahTadarus Kitab (HTK) pukul 05.00-05.45 WIB di asrama.

d. Majlis Musyawarah Kutubuddiniyah (M2KD) di badan otonom.

e. Program Akselerasi ‛PRAKOM‛ di badan otonom.

f. Program Akselerasi bagi santri kecil di badan otonom (MAKTUBA).

g. Program Takhas}s}us} di badan otonom (MAKTUBA).

2. Sistem Pembelajaran Kitab Kuning

Sistem pembelajaran kitab kuning yang digunakan di Pondok

Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata ada dua macam, yaitu; sistem h}ala>qah

dan sistem klasikal.

a. Sistem H{ala>qah

Istilah h}ala>qah, secara oprasional, dapat diartikan sebagai kegiatan

belajar-mengajar yang dilakukan oleh seorang kiai atau ustadz dengan

cara duduk dihadapan santrinya sambil membacakan materi kitab. Para

santri yang mengikuti pembelajaran sistem ini duduk setengah lingkaran

dan bersaf-saf.153

Sistem H{ala>qah yang juga disebut weton atau bandongan menurut

Ridlwan Nasir, yaitu di mana para santri mengikuti pelajaran dengan

duduk disekeliling kyai/guru atau dalam ruangan (kelas) dan kyai

menerangkan secara kuliah. Para santri menyimak kitab masing-masing

dan membuat catatan.154

Penggunaan sistem H{ala>qah di Pondok Pesantren Mambaul Ulum

153

Muljono Damopoli, Pesantren Modern IMMIM Pencetak Muslim Modern (Jakarta: Rajawali

Pers, 2011), 249. 154

M. Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di Tengah

Arus Perubahan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 113.

Page 14: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

78

Bata-Bata adalah kajian kitab yang dilaksanakan di mushalla atau kajian

kitab yang di asuh oleh pengasuh. Biasanya bersifat umum, yaitu diikuti

semua atau sebagian besar santri, seperti kajian kitab tafsir al-Jala>lain,

atau diikuti santri pada tingkatan tertentu, seperti kajian kitab Muh}tas}ar

Jiddan Sharh} al-Juru>miyah dan Kaylani>y.

b. Sistem Klasikal

Sistem klasikal adalah model pembelajaran di mana seorang guru

mengajar sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.

Sistem klasikal merupakan sistem pembelajaran yang biasa kita saksikan

sehari-hari, biasanya berjumlah antara 30 sampai 40 orang.

Pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Mambaul Ulum

Bata-Bata dengan sistem klasikal pada dasarnya terjadi pada dua ranah

sekaligus, yaitu; kepesantrenan (di asrama pesantren) dan kemadrsahan

(pendidikan formal di madrasah). Pembelajaran dengan sistem klasikal di

ranah kepesantrenan adalah pembelajaran yang dilaksanakan di masing-

masing asrama dan di badan-badan otonom pesantren. Pembelajaran

diranah kemadrasahan adalah pembelajaran kitab kuning di madarasah

yang dimasukkan pada bagian kurikulum madrsah di masing-masing

tingkatan.

3. Strategi Pembelajaran Kitab Kuning

Strategi pembelajaran adalah cara-cara atau langkah-langkah yang

akan dipilih dan digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi

pembelajaran. Strategi pembelajaran kitab kuning adalah langkah-langkah

Page 15: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

79

yang dan digunakan oleh kyai atau ustadz untuk menyampaikan tentang

nilai-nilai yang terkandung dalam kitab kuning.

Strategi pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Mambaul

Ulum Bata-Bata berdasarkan pada masing-masing program pembelajaran.

Fokus penelitan yang dilakukan peneliti adalah pembelajaran kitab kuning di

ranah kepesantrenan yang telah disebutkan di atas.

a. Kajian Kitab Tafsir al-Jala>lain

Program kajian kitab tafsir al-Jala>lain adalah pembelajaran yang

diasuh langsung oleh pengasuh155

, sehingga jika beliau berhalangan maka

tidak diganti oleh yang lain (seorang ustadz). Sistem yang digunakan

adalah sistem h}ala>qah, yaitu santri mengikuti pembelajaran dengan duduk

secara lesehan, pengasuh menerangkan kata-perkata atau perkalimat

sementara santri menyimak kitab masing-masing dengan memberi catatan

atau amassa’ (Madura).

Program ini dilaksanakan pada pukul 16.00 - 17.00 WIB di mushalla

dan bersifat umum, yaitu dikuti oleh semua santri utamanya santri

dewasa. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode ceramah,

yaitu penyajian materi pelajaran secara lisan, sedangkan para santri pasif.

b. Kajian Kitab Alfiyah Ibnu Malik.

Program kajian kitab Alfiyah Ibnu Malik adalah pembelajaran kitab

kuning dalam bidang ilmu nahwu dan sharaf yang diasuh langsung oleh

155

Disaat peneliti melakukan penelitian pembelajaran ditangani oleh putranya RH. Moh. Thohir Zain, berhubung pengasuh sedang sakit.

Page 16: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

80

pengasuh. Sistem pembelajaran juga menggunakan sistem H{ala>qahdengan

metode ceramah.

Program ini dilaksanakan pada pukul. 18.30-19.30 WIB di aula

pesantren, umumnya diikuti oleh santri dewasa atau lulusan MA. Akan

tetapi disaat peneli melakukan penelitian pembelajaran masih vakum,

berhubung kondisi pengasuh sedang sakit.

c. Kajian kitab Muh}tas}ar Jiddan Sharh} al-Juru>miyah dan Kaylani>y

Program kajian kitab Muh}tas}ar Jiddan Sharh} al-Juru>miyah dan

Kaylani>y merupakan pembelajaran kitab kuning tentang dasar-dasar ilmu

nahwu dan ilmu sharaf. Sistem pembelajaran yang terapkan adalah

sisitem h}ala>qah. Dilaksanakan di mushalla pada pukul 18.30-19.30 WIB

dan wajib didikuti oleh santri pemula atau santri pada jenjang pendidikan

MI, MTs. A, dan kelas X MA A.156

Sedangkan metode yang digunakan selain metode ceramah, juga

menggunakan metode tanya jawab. Guru mengajukan pertanyaan kepada

sebagian santri atau memberi contoh kalimat kemudian meminta untuk

menjelaskan kedudukan i’rabnya. Disamping itu, guru menunjuk salah

satu santri untuk membaca teks materi kitab yang berbahasa Arab

kemudian guru menterjemahkan kata perkata selanjutnya menjelaskan

maksudnya.

d. Kajian Kitab Safi>nah al-Naja>h,Sullam al-Taufi>>q,dan Bida>yah al-Hida>yah

Program kajian kitab Safi>nah al-Naja>h, Sullam al-Taufi>>q, dan

156

Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2012, 5.

Page 17: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

81

Bida>yah al-Hida>yah adalah pembelajaran kitab kuning bidang fikih,

akhlak, dan tasawuf. Dilaksanakan di mushalla pada pukul 14.30-15.30

WIB. Pada umumnya diikuti oleh santri pemula atau santri tingkat MI,

MTs A, dan kelas X MA A.157

Sistem pembelajaran yang diterapkan dalam program ini adalah

sistem h}ala>qah. Sedangkan metode yang digunakan selain metode

ceramah, guru juga menunjuk salah satu santri untuk membaca teks

materi kitab yang berbahasa Arab kemudian guru menterjemahkan kata

perkata atau kalimat-perkalimat selanjutnya menjelaskan maksudnya.

e. Kajian Tindak Lanjut Ilmu Nahwu

Kajian tindak lanjut merupakan program kajian nahwiyah sebagai

pendalaman dari bidang ilmu nahwu yang dilaksanakan secara umum di

musholla. Karena keterbatasan waktu pembelajaran di musholla serta

jumlah santri yang banyak, maka diadakanlah program kajian khusus

untuk pendalaman materi yang dimaksud. Dilaksanakan pada pukul

19.30-20.15 WIB (setelah kajian kitab Muh}tas}ar Jiddan Sharh} al-

Juru>miyah dan Kaylani>y ) di masing-masing asrama yang ditangani oleh

kepala daerah atau ketua asrama.158

Sistem pembelajaran yang diterapkan adalah sistem klasikal dengan

strategi membagi tiga marh}alah (tingkatan), yaitu; marh}alah u>la>, wust}a>,

dan‘ulya>. Masing-masing marh}alah ditangani satu pembimbing yang

merupakan santri senior. Pembagian itu berdasarkan taraf kemampuan

157

Ibid,. 6. 158

Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2010,6.

Page 18: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

82

masing-masing santri. Modul yang digunakan semula menggunakan

modul al-Juru>miyah, akan tetapi kemudian diganti dengan kitab

Nubdhatul Baya>n 159 , yaitu kitab yang menjadi pegangan di program

akselerasi MAKTUBA.

Pembelajaran menggunakan berbagai macam metode, seperti

ceramah, tanya jawab, diskusi, dan drill (latihan), yaitu memberi latihan

kepada santri untuk merangkai kalimat yang benar sesuai dengan kaidah

ilmu nahwu. Intinya, dalam hal penggunaan metode tergantung pada

ketrampilan dan kreativitas masing-masing pembimbing, sebagaimana

diungkapkan oleh Ust. Zainullah selaku Ketua Bidang Pendidikan.

Berikut petikan wawancaranya:

‚Pembelajaran dalam program ‚Tindak Lanjut Ilmu Nahwu‛

dipercayakan kepada masing-masing pembimbing, baik dalam hal

strategi, metode maupun pendekatan dan teknik pembelajaran.

Yang penting bagaimana anak didiknya menguasai dan memahami

materi sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Akan tetapi

metode yang banyak digunakan pembimbing adalah ceramah, tanya

jawab dan latihan.160

f. H{ala>qah Tadarrus al-Kita>b (HTK)

Dalam konteks Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, HTK

adalah sistem pembelajaran di mana santri membaca materi kitab secara

bergantian. Jika salah satunya membaca maka yang lain mengkritisi atau

memberikan koreksi terhadap bacaanya. Program ini dilaksanakan setiap

159

Warta Singkat Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Edisi 2013, 10. 160

Ust. Zainullah, Wawancara, Pamekasan, 10 Nopember 2013.

Page 19: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

83

pagi pukul 05.00 - 05.45 WIB kecuali hari libur pesantren, yaitu hari

Selasa dan hari Jum’at.

Ahmad Khusairi, selaku koordinator program ini ketika

diwawancarai menjelaskan :

‚Program H{ala>qahTadarrus al-Kita>b yang dilaksanakan setiap pagi

yaitu pukul 05.00 - 05.45 WIB kecuali hari libur pesantren,

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan santri dalam

membaca dan memahami kitab kuning yang dikemas dengan pola

tadarus, yaitu membaca secara bergantian yang dipandu oleh

seorang pembimbing. Dalam kegiatan ini satu sama lain saling

mengkritisi atau memberikan tanggapan terhadap bacaannya‛.161

HTK merupakan program praktik setelah santri mendapatkan

pemahaman teori nahwiyah dan s}arfiyah dengan tujuan untuk

meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning. Kitab pegangan yang

digunakan adalah kitab Fath} al-Qari>b al-Muji>b. Di samping itu, sebagai

pedoman atau acuan baik dalam bacaan atau koreksi, santri juga

diharuskan membawa kitab Nubdhatul Baya>n.162

Strategi pembelajaran dalam program ini adalah dengan membagi

peserta didik menjadi tiga marh}alah (tingkatan), yaitu: marh}alah u>la>,

wust}a> dan ‘ulya>. Pembagian ini didasarkan pada taraf kemampuan dan

tingkat pengetahuan santri.

1) Marh}alah U<la>

Marh}alah u>la> adalah marh}alah bagi santri pemula yang masih

belum memiliki dasar yang cukup untuk membaca kitab kuning. Target

161

Ahmad Khusairi, Wawancara, Pamekasan, 11 Nopember 2013. 162

Warta Singkat, edisi 2012, 6.

Page 20: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

84

dari marh}alah ini adalah santri dapat menentukan kalimah (kata) dan

memberi makna.

Untuk mencapai target tersebut, maka konsentrasi bimbingan

ilmu nahwu dan ilmu sharaf diarahkan untuk mengetahui bab-bab

sebagai berikut:

a) Ilmu nahwu meliputi:

Kalimah fi’il ( ma>d}iy, mud}a>ri’, dan amar)

Kalimah isim (mufrad, tathniyah, jama’ mudhakkar sa>lim, jama’

muannath sa>lim, jama’ taksi>r, asma>ul khamsah, isim dami>r,

dan isim isya>rah)

Kalimah huruf (huruf jar, amil nawa>s}ib, amil jawa>zim dan

makna huruf at}af).

b) Ilmu sharaf meliputi:

Mutas}arrif (wazan thula>thiy dan ruba>’iy mujarrad, wazan

thula>thiy dan ruba>’iy mazi>d)

Ghayru mutas}arrif / ja>mid.

2) Marh}alah wusta>

Marh}alah wusta> merupakan program lanjutan, yaitu setelah

santri lulus marh}alah u>la> maka melanjutkan pada marh}alah ini. Adapun

target yang ingin dicapai dalam program ini adalah santri dapat

membaca dengan benar sesuai dengan kaidah ilmu nahwu dan ilmu

Page 21: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

85

sharaf.163

Pembimbingan dalam marh}alah ini mengarah pada pecapaian

standart kompetensi dan kompetensi dasar dalam ilmu nahwu yang

meliputi: tanda - tanda i’ra>b dan hukum marfu>’a>t, mans}u>ba>t,

mahfu>d}a>t, majzu>m dan tawa>bi’ (na’at, at }af, tauki>d dan badal).164

Metode pembelajaran yang banyak digunakan digunakan adalah

hafalan dan tanya jawab. Demikian di ungkapkan oleh Abdullah salah

satu pembimbing HTK dalam wawancara dengan peneliti:

‚Untuk pencapaian standart kompetensi dan kompetensi dasar

dalam ilmu nahwu yang meliputi; tanda-tanda i’ra>b dan hukum

marfu>a>t, mansu>ba>t, mahfu>da>t, majzu>m dan tawa>bi’ (na’at, ataf, tauki>d dan badal berbagai metode kami gunakan. Akan tetapi

yang banyak kami gunakan adalah metode hafalan dan tanya

jawab‛.165

3) Marh}alah ‘Ulya>

Marh}alah ‘Ulya> merupakan marh}alah tingkat atas dalam

program HTK. Sedangkan target yang ingin dicapai adalah santri dapat

menguraikan isi pesan materi pembelajaran serta mengembangkannya

dengan menterjemah dan mendiskusikan.166

Dengan demikian metode

yang banyak digunakan dalam pembelajaran adalah metode diskusi.

g. Majlis Musha>warah Kutubuddi>niyah (M2KD)

M2KD pada mulanya merupakan kelompok belajar dengan

sistem musyawarah atau diskusi, khususnya yang berhubungan dengan 163

Muhammad Khosain, Strategi Pembelajaran (Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Dewan Ma‟hadiyah Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, t.th), 3 164

Ibid., 3-4 165

Abullah, Wawancara, Pamekasan, 11 Nopember 2013. 166

Muhammad Khosain, Strategi Pembelajaran, 5.

Page 22: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

86

permasalahan fikih aktual. Didirikan sekitar pada 1999 setelah beberapa

santri senior melakukan studi banding ke beberapa pondok di luar

Madura.167

Seiring dengan perjalanan waktu, pada tahun 2008 M2KD

menjadi sebuah organisasi sebagai badan otonom yang ditangani langsung

oleh RH. Moh. Thohir Zain salah satu anggota Dewan A’wan yang

sekaligus menjadi direkturnya.168

Sebagai organisasi, selain menempati

asrama khusus M2KD juga membentuk struktur kepengurusan tersendiri

dibawah pengawasan koordinator badan otonom.

Strategi pembelajaran yang digunakan dalam M2KD adalah

membagi anggota (peserta didik) dalam tiga komisi (kelompok), yaitu:

komisi A, komisi B, dan komisi C. Pembagian ini berdasarkan taraf

kemampuan anggota.

Kitab pegangan untuk komisi A adalah Fath} al-mu’i>n dan tafsir

Jala>lain bagian ayat-ayat hukum. Sedangkan untuk komisi B dan C

menggunakan kitab Fath} al-Qari>b dengan konsentrasi kajian yang

berbeda. Komisi B konsentrasi pada pengkajian kandungan atau pesan

materi, sedangkan komisi C konsentrasi pada bacaan dan pemahaman

teks.169

Berikut program kegiatan M2KD yang meliputi program harian,

mingguan, bualanan, dan tahunan:

167

Sumber dari hasil wawancara dengan Ustadz H. Muzammil Imron. M.Ag kepala Madrasah

Aliyah Mambaul Ulum sebagai mantan ketua pengurus M‟a‟hadiyah priode 1999/2001 168

Warkat Pondok Pesantren, Edisi 2010, 14. 169

Moh. Khalil Ketua M2KD, Wawancara, Pamekasan, 20 Desember 2013.

Page 23: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

87

PROGRAM KEGIATAN M2KD

HARIAN

NO WAKTU NAMA KET

1 19.15 – 20.00 WIB Jam Belajar

2 20.00 – 21.00 WIB Istirahat / Mengikuti Program

Pondok Pesantren

3 21.00 – 22.30 WIB Musyawarah

4 22.00 – Subuh WIB Istirahat Malam

5 Ba’da subuh – 06.00 Musyawarah Tahrir

6 06.00 – 08.00 WIB Istirahat/Makan Pagi

7 08.00 – 12.00 WIB Sekolah (Mengikuti

Pendidikan Formal)

MINGGUAN

1 Malam Jum’at Takri>r Alfiyah Ibnu Malik

2 Malam Selasa Musyawarah Usu>l

3 Malam Selasa Mushaf

4 Malam Sabtu Bahthul Masa>il

BULANAN

1 Tiap Bulan Musyawarah Gabungan Antar

Komisi

2 Tiap Bulan Bahthul Masa>il Antar Kamar

3 Tiap Bulan Musyawarah ke Pondok

Pesantren Lain

4 Tiap Bulan The Big Show

TAHUNAN

1 Tiap Tahun Bahthul Masa>il se Bata-Bata

2 Tiap Tahun Pembuatan Memory

3 Tiap Tahun Reformasi Kepengurusan

Tabel 2 : Program Kegiatan M2KD.

Sumber : Warta Singkat Pondok Pesantren, Edisi 2013.

M2KD juga aktif mengikuti kegiatan bahthul masa>il antar

pesantren, baik di Madura maupun di luar Madura. Bahthul masa>il yang

diikuti antara lain:

1) Rajabiyah, di PP. MUS Sarang, Rembang, Karang Mangu.

2) Bahthul Masa>il Wusta> (BMW), di PP. Sidogiri, Kraton, Pasuruan

Page 24: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

88

3) Bahthul Masa>il Di>niyah (BMD), di PP. Roudlatul Ulum, Besuk,

Pasuruan.

4) Muha>warah Kubra> (EMKA), di PP. Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

5) Bahthul Masa>il Kubra (BMK) Se-Jatim, di PP. Nurul Jadid, Karang

Anyar, Paiton, Probolinggo.

6) Bahthul Masa>il Kubra (BMK), di PP. Nurul Kholil, Demangan Barat,

Bangkalan.170

h. Prakom

Prakom adalah pogram akselerasi baca kitab kuning bagi santri

pemula yang berada di bawah naungan M2KD dengan masa belajar 3

bulan. Prakom itu sendiri merupakan singkatan dari pra komisi, karena

mempersiapkan peserta didik/santri untuk menjadi anggota M2KD. Akan

tetapi kemudian populer dengan sebutan ‚Program Prakom‛ atau

‚Metode Prakom‛.171

Untuk mengikuti program ‚Prakom‛ melalui seleksi dengan

mengikuti tes yang meliputi tes tulis dan interview. Akan tetapi yang

dinyatakan lulus adalah dirangking dari nilai yang paling rendah.172

Pada

saat peneliti melekukan penelitian, yang mengikuti program ini sebanyak

120 peserta dengan 20 pembimbing.173

170

Warta Sungkat Pondok Pesantren, Edisi 2012, 22. 171

Ahmad Khusyairi Salah Satu Tim Perumus Prakom, Wawancara, Pamekasan, 13 Nopember

2013. 172

Bukhari Muslim Mantan Penanggung Jawab Prakom, Wawancara, Pamekasan, 12 Nopember

2013. 173

Muhajir Penanggung Jawab Prakom, Wawancara, Pamekasan, 20 Nopember 2013.

Page 25: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

89

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam program

‚Prakom‛ adalah agar santri mampu membaca kitab kuning dengan fasi>h

dan benar. Sementara targetnya adalah agar santri bisa memahami ilmu

gramatika Arab (nahwu dan saraf) dengan materi kitab sebagai pegangan

adalah kitab Futu>h al-Manna>n fi> Halli ‘Uqdah al-Lisa>n,174

Fath} al-Qari>b

(sebagai bahan praktik membaca), dan kamus Bahasa Arab-Indonesia.175

Pembelajaran dilaksanakan di luar jam sekolah, karena santri

yang mengikuti program Prakom masih diwajibkan mengikuti pendidikan

formal. Berikut jadwal program kegiatan Prakom:

PROGRAM KEGIATAN PRAKOM

NO WAKTU JENIS KET.

1

05.30 – 06.30 WIB

Penyampaian materi nahwu kitab

Futu>h al-Manna>n fi> Halli ‘Uqdah al-Lisa>n disertai dengan praktik baca

kitab

2

19.30 – 20.30 WIB

Penyampaian materi sharaf kitab

Futu>h al-Manna>n fi> Halli ‘Uqdat al-Lisa>n disertai dengan praktik baca

kitab

3 21.30 WIB

(Program Ekstra)

Menyetorkan materi yang telah

dihafal

4

05.30 – 06.30 WIB

Penyampaian materi nahwu kitab

Futu>h al-Manna>n fi> Halli ‘Uqdat al-Lisa>n

Tabel 3 : Program Kegiatan di Prakom

Sumber : Warta Singkat Pondok Pesantren, Edisi 2013.

Strategi pembelajaran yang digunakan dalam program ‚Prakom‛,

antara lain dengan membagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok

kecil, 5 sampai 6 orang. Masing-masing kelompok ditangani oleh satu

174

Futu>h al-Manna>n fi> Halli ‘Uqdat al-Lisa>n adalah kitab yang berisikan kaidah-kaidah ilmu

nahwu dan ilmu sharaf, disusun oleh tim dari M2KD. 175

Warta Singkat Pondok Pesantren Edisi 2012, 23.

Page 26: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

90

pembimbing. Sedangkan metode yang digunakan bervariasi, tergantung

pada masing-masing pembimbing.

Di samping membagi menjadi kelompok-kelompok kecil,

pembelajaran juga menggunakan strategi pembelajaran PAIKEM, yaitu

suasana pembelajaran yang partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan. PAIKEM di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata

sudah identik dengan Prakom, sehingga dengan demikan penyebutannya

sering digabung menjadi ‚Pakem Prakom‛.176

Pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam

dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan

penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru

menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, supaya

pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.177

Implementasi pembelajaran PAIKEM pada program ‚Prakom‛

adalah santri (peserta didik) diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam

berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, pembelajaran tidak menoton

dan tidak didominasi oleh pembimbing, santri diberi kesempatan untuk

menyampaikan pendapat dan argument, dan menyenangkan karena di

samping suasana pembelajaran yang kondusif juga karena pembimbig

memposisikan sebagai mitra belajar. Dengan demikian, santri diharapkan

176

Warta Singkat, Edisi 2013, 13. 177

Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, 369.

Page 27: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

91

termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan tidak merasa

terbebani atau takut.

Berikut hasil wawancara tentang pembelajaran kitab kuning di

Prakom dengan Muhajir sebagai penanggung jawab program :

Prakom merupakan program akselerasi membaca kitab kuning di

bawah binaan M2KD. Dalam wakta 3 bulan masa belajar,

diharapkan santri sudah bisa membaca kitab kuning dengan baik.

Ada beberapa langkah yang kami lakukan untuk mencapai

harapan itu, antara lain dengan sisitem klasikal yaitu membagi

peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil antara 5 sampai

6 orang. Di samping itu, di Prakom juga menerapkan

pembelajaran PAIKEM yaitu suasana pembelajaran yang

partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Hal ini di samping untuk memotivasi peserta didik agar terus

belajar sendiri tanpa diperintah dan tidak merasa terbebani, juga

untuk menarik minat santri mengikuti program Prakom, karena

memang program ini tidak diwajibkan. Adapun metode

pembelajaran yang digunakan itu bervariasi, seperti tanya jawab,

demonstrasi, hafalan, dan lain sebagainya. Intinya tergantung

keterampilan dan kreativitas pembimbing dalam mengajar.178

Selain Muhajir, Abdurrahman salah satu peserta didik di Prakom

dalam wawancara menuturkan:

‚Kami senang belajar di Prakom, selain karena suasana belajar

tenang tidak ramai, juga guru kami selalu sabar dan telaten

dalam mengajar dan membimbing kami walaupun kadang kami

suka berbuat nakal. Di samping itu, beliau juga sebagai sahabat

dan kakak bagi kami dan bahkan sebagai orang tua‛.179

Dari hasil pengamatan, peneliti dapat memaparkan tentang

metode pembelajaran yang digunakan di program Prakom, antara lain:

1) Ceramah, yaitu pembimbing menyajikan materi pelajaran dengan cara

penuturan atau penjelasan lisan secara langsung kepada santri.

178

Muhajir, Wawancara, Pamekasan, 12 Nopember 2013. 179

Aburrahman, Wawancara, Pamekasan, 12 Nopember 2013.

Page 28: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

92

2) Hafalan, yaitu santri diharuskan menghafal materi pelajaran yang

sudah disampaikan atau dipelajari.

3) Sorogan, yaitu santri menyorogkan atau menyodorkan kitabnya untuk

dibaca dihadapan pembimbing. Selanjutnya, pembimbing

memperhatikan kemampuan dalam membaca dan membetulkan

kesalahannya.

4) Tanya jawab, yaitu pembimbing mengajukan pertanyaan kepada santri

sebagai stimulasi untuk berpikir. Di samping itu, pembimbing juga

memberi kesempatan kepada santri untuk menanyakan hal-hal yang

belum jelas atau belum dimengerti.

5) Demonstrasi, yaitu setelah guru menyajikan materi pelajaran yang

berupa teori-teori, maka beberapa santri diminta untuk mempraktikkan

dan mendemonstrasikan membaca kitab kuning.

i. Maktab Nubdhatul Baya>n (MAKTUBA)

Maktab Nubdhatul Baya>n yang lebih dikenal dengan sebutan

pondok kecil adalah salah satu lembaga otonom Pondok Pesantren

Mambaul Ulum Bata-Bata dengan program akselasi baca kitab kuning.

Lembaga ini secara khusus membina santri mulai dari usia dini (usia 8

tahun) untuk mempelajari baca kitab kuning.180

Maktab Nubdhatul Baya>n didirikan pada tahun 2008 oleh salah

satu Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Bata-Bata RKH. Abd. Muin

180

Warta Singkat Edisi 2012,13.

Page 29: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

93

Bayan (adik kandung pengasuh). 181

Hal ini karena terinspirasi dari

metode-metode praktis membaca Al-Qur’an yang selama ini berjalan

cukup efektif dan cepat yang secara khusus untuk santri kecil, maka

diperlukan juga metode praktis akseleratif baca kitab kuning, sehingga

dalam waktu yang tidak begitu lama santri kecil dapat membaca kitab

kuning dengan baik.182

Seiring dengan perkembangannya, pada tanggal 22 Desember

2008 setelah wisuda perdana diadakanlah program lanjutan yang diberi

nama ‚program takhas}s}us}‛.183

Hal ini berdasarkan instruksi dari pengasuh

RKH. Abd. Hamid, AM, sehingga sampai sekarang di Maktab Nubdhatul

Baya>n sudah terdiri dari empat program, yaitu; takhas}s}us} I, takhas}s}us} II,

takhas}s}us} III, dan takhas}s}us} IV.

Pada tahun 2009 RKH. Abd. Muin Bayan mempercayakan

pengelolaan MAKTUBA kepada keponakannya RH. Moh. Hasan Abd.

Hamid (putra pengasuh) sekaligus ditunjuk sebagai penanggung jawab.

Kemudian pada itu juga beliau mendirikan lembaga pendidikan sendiri di

Palduding Plakpak Pegantenan Pamekasan dengan nama ‚Maktab

Nubdhatul Baya>n (MAKTUBA) Al-Majidiyah‛.184

181

Noer Khalis (ketua pengurus MAKTUBA tahun 2008-2011), Wawancara, Pamekasan, 25

November 2013. 182

Warta Singkat Edisi 2011,16. 183

Dokumen Profil Pesantren. 184

Moh. Shaleh Ali Wafa (ketua pengurus MAKTUBA 2012-sekarang), Wawancara, Pamekasan,

28 Oktober 2013.

Page 30: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

94

Sebagaimana disebutkan bahwa program pembelajaran kitab

kuning di Maktab Nubdhatul Baya>n terdiri dari empat tingkatan, yaitu;

takhas}s}us} I, takhas}s}us} II, takhas}s}us} III, dan takhas}s}us} IV.

1) Takhas}s}us} I

Takhas}s}us} I adalah program akselarasi baca kitab kuning bagi

santri kecil (usia dini) dan pemula. Konsentrasinya pada ilmu nahwu

dan ilmu sharaf dengan pegangan kitab Nubdhatul Baya>n185 dan Fath}

al-Qari>b (untuk bahan praktik membaca). Sedangkan tujuan

pembelajaran adalah agar santri mampu membaca dan memahami

kitab kuning.

Untuk bisa mengikuti program takhas}s}us} I ini harus memenuhi

beberapa syarat, yaitu; sudah fasih membaca al-Quran, usia minimal 8

tahun dan maksimal 12 tahun, bisa membaca dan menulis serta

mengerti bahasa Indonesia, dan sehat jasmani dan rohani.186

Pola

seleksinya mengikuti tes masuk yang meliputi tes tulis (Arab &

Indonesia), lisan (membaca Al-Qur'an dan bahasa Indonesia), dan

hafalan (5 bait nazam selama 30 menit ).187

Sistem pembelajaran yang digunakan adalah sistem klasikal yang

terdiri dari 8 tingkatan yaitu; jilid I dengan masa belajar 25 hari, jilid II

185Nubdhatul Baya>n adalah nama paket kitab yang disusun oleh tim yang dibentuk oleh pendiri

MAKTUBA (RKH.Abd. Muin AMZ), terdiri dari lima 5 jilid dan ditambah dengan sebuah buku

suplemen bernama ‚Takmi>latul Baya>n‛ yang berisi materi-materi pelengkap dari Nubdhatul Baya>n, dan juga Andzimatul Baya>n, yaitu buku saku/kecil berisi dalil-dalil materi Nubdhatul Baya>n dan Takmi>latul Baya>n. Dalil-dalil itu diambil dari ktab Alfiyah Ibnu Malik, Imrit}iy, Naz}m al-Maqs}u>d dan Nubdhah (tulisan RKH. Abd. Majid pendiri pesantren). 186

Dokumen Maktuba (Syarat-syarat Penerimaan Santri) 187

Dokumen Maktuba (Prosedur Pendaftaran Santri)

Page 31: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

95

25 hari, jilid III 25 hari, jilid IV 25 hari, jilid V 25 hari, takmi>lah188 25

hari, praktik I 40 hari, dan praktik II 90 hari. Untuk naik pada jilid

berikutnya santri harus mengikuti tes yang meliputi ikhtiba>r tahri>riy

(tes tulis) dan ikhtiba> syafahiy (tes lisan) dengan nilai minimal 90. Jika

tidak mengikuti tes sampai melewati limitasi masa belajar atau

mengikuti tes sampai 3 kali tapi tidak lulus, maka yang bersangkutan

diturunkan satu jilid di bawahnya.189

2) Takhas}s}us} II

Takhas}s}us} II merupakan program lanjutan dari takhas}s}us} I,

sehingga untuk mengikuti program ini harus dinyatakan lulus dari

takhas}s}us} I. Konsentrasinya pada fan (ilmu) fara>id dengan kitab

pegangan Khala>sah al-Kala>m, Sharh}} Naz}am Rahbiyah,

Materi pembelajran dibagi menjadi 2 jilid dengan masa belajar 30

hari perjilid. Jilid I dalam kitab Khala>sah al-Kala>m mulai dari

muqaddimah sampai bab jad wa> al-ikhwah , jilid II dari bab al-wala>’

sampai dzawil arha>m. Sedangkan dalam kitab Sharh}} Naz}am Rahbiyah

jilid I dari muqaddimah sampai bab al-mushtarakah, jilid II dari jad wa>

al-ikhwah sampai bab al-gharqa> wa al-hadma>.

3) Takhas}s}us} III

Takhas}s}us} III merupakan program lanjutan yang konsentrasinya

pada fan ‘aru>d } (ilmu tentang syair-syair Arab) dan fan bala>ghah

(sastra Arab). Sumber belajar untuk fan ‘aru>d } menggunakan kitab 188

Pembelajaran pada tingkatan ini menggunakan kitab Takmi>lah al-Baya>n. 189

Dokumen dari Bidang Kurikulum Maktuba, 25 Oktober 2013

Page 32: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

96

Muh}tas}ar al-Sha>fiy, dan untuk fan bala>ghah menggunakan kitab

Qawa>id al-Lughah al-Arabiyah, dan Sharh} Jauhar al-Maknu>n.

Pembelajaran pada masing-masing fan dibagi menjadi dua jilid

dengan masa belajar 30 hari perjilid. Jilid I untuk fan ‘arud}

muqaddimah dan macam-macam bah}ar, jilid II kha>timah dan ‘uyu>b.

Sedangkan untuk fan bala>ghah, jilid I ilmu ma’a>niy dan jilid II ilmu

baya>n dan ilmu badi>’. 190

4) Takhas}s}us} IV

Takhas}s}us} IV merupakan tingkatan terakhir dalam program

pembelajaran di MAKTUBA dengan konsentrasi pada fan Us}u>l al-Fiq,

Ulu>m al-H{adi>th, ‘Ulu>m al-Qura>n, ‘al-H{adi>th, Tafsi>r dan Qawa>id

Fiqhiyah. Sumber belajar untuk fan Us}u>l al-Fiq menggunakan kitab

Sharh}} al-Waraqa>t dan al-Waji>z fi> Us}u>l al-Fiq, untuk Ulu>m al-H{adi>th

kitab Taysi>r al-Must}ala>h} al-H{adi>th dan Manz}u>mah al-Bayqu>niy, untuk

‘Ulu>m al-Qura>n D{au’ al-Taysi>r dan Luba>b al-Nuqu>l, untuk ‘al-H{adi>th

Iba>nah al-Ah}ka>m, untuk tafsir A<ya>t al-Ah}ka>m dan untuk Qawa>id

Fiqhiyah kitab Fari>dah al-Bahiyyah

Sedangkan masa belajar ditempuh selama 18 bulan sepuluh hari,

dengan rincian; untuk fan Us}u>l al-Fiq 2 bulan, untuk fan Ulu>m al-

H{adi>th 40 hari, untuk ‘Ulu>m al-Qura>n 2 bulan, untuk‘al-H{adi>th, 7

bulan, untuk tafsir 6 bulan, dan Qawa>id Fiqhiyah

190

Ibid.

Page 33: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

97

Di samping fan-fan pokok yang telah ditetapkan di masing-

masing tingkatan, juga diadakan pembelajaran ekstra dengan berbagai

bidang dan berbagai macam kitab. Berikut jadwal kegiatan pembelajaran

ekstra:

JADWAL KEGIATAN EKSTRA TAKHAS}S}US} I

JILID I – JILID IV

NO HARI MATERI KAJIAN WAKTU

1 Sabtu Duru>s al 'Aqa>id al-Di>niyah

Ba'da Z{uhur

2 Ahad

3 Senin Tarikh al-Isla>mi

4 Selasa

5 Rabu Mi'yar al-Isla>mi

6 Kamis

JILID V

1 Sabtu

Fath} al-Qari>b Ba'da Z{uhur

2 Ahad

3 Senin

4 Selasa

5 Rabu

6 Kamis

JILID TAKMILAH, PRAKTEK I & PRAKTEK II

1 Sabtu Tuh}fah al-T{ulla>b

Ba'da Z{uhur

2 Ahad

3 Senin Minhaj al-Qawi>m

4 Selasa

5 Rabu Fath} al-Mu'i>n

6 Kamis

7 Tiap Hari Tanwi>r al-Qulu>b

Sebelum Sarapan

Pagi

PRAKTEK II

1 Sabtu Al-Iqna>’

Ba’da As}ar

2 Ahad

3 Senin Fath}u Rabb al-Bariyyah

4 Selasa

5 Rabu Bida>yah al-Hida>yah

6 Kamis

Tabel 4 : Jadwal Kegiatan Ekstra Takhas}s}us} I.

Sumber : Dokumen Bidang Kurikulum.

Page 34: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

98

JADWAL KEGIATAN EKSTRA DAN TAKRIR191

TAKHAS}S}US} II &III

NO HARI KAJIAN WAKTU

1 Senin

Takrir Anz}imatul Baya>n + Amthilah Tas}ri>fiyah

01:45-02-30 (siang)

2 Anwa>r- al Masa>lik 04-00-04-30 (sore)

3

Selasa

Niha>yah al-Zain Ba’da D{uh}a> 09:00

4 Takrir Anz}imatul Baya>n + Amthilah

Tas}ri>fiyah 01:45-02-30 (siang)

5 Kaylaniy 04-00-04-30 (sore)

6 Rabu

Takrir Anz}imatul Baya>n + Amthilah Tas}ri>fiyah

01:45-02-30 (siang)

7 Bida>yah al- Hida>yah 04-00-04-30 (sore)

8 Kamis

Takrir Anz}imatul Baya>n + Amthilah Tas}ri>fiyah

01:45-02-30 (siang)

9 Ta>rikh al-Khula>fa' 04-00-04-30 (sore)

10 Sabtu

Alfiyah Ibnu Malik 01:45-02-30 (siang)

11 Ta'li>m al-Muta'allim 04-00-04-30 (sore)

12

Ahad

Nas}a>'ih-al-‘Iba>d 08:45-09:45 (pagi)

13 Takrir Anz}imatul Baya>n + Amthilah

Tas}ri>fiyah o1:45-02-30 (siang)

14 Nu>r al Z{ala>m 04-00-04-30 (sore)

Tabel 5 : Jadwal Kegiatan Ekstra dan Takrir untuk Takhas}s}us} II & III.

Sumber : Dokumen Bidang Kurikulum.

JADWAL KEGIATAN EKTRA TAKHAS}S}US} IV

NO HARI MATERI KAJIAN WAKTU (ISTIWA')

1 Sabtu Riya>d} al-S{ha>lihi>n sore 04.30-05.00

2 Ahad Dali>l al-Nisa> siang

02.05-03.00

3 Senin

Manhaj al-T{ulla>b

4 Anwa>r al-Masa>lik sore 04.30-05.00

5 Selasa B.arab siang

02.05-03.00

6 Rabu

Iz}ah al-Nashii>n 02.05-03.01

7 Bida>yah al- Hida>yah sore 04.30-05.00

8 Kamis Shudu>r al-Dhahab siang 02.05-03.00

9

Ta>rikh al-Khula>fa' sore 04.30-05.00

Tabel 6 : Jadwal Kegiatan Ekstra untuk Takhas}s}us} IV.

Sumber : Dokumen Bidang Kurikulum.

191

Takrir adalah membaca materi kitab dengan berlagu secara bersama-sama.

Page 35: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

99

Setelah peneliti melakukan pengamatan di lapangan, maka bisa

disimpulkan bahwa pembelajaran di MAKTUBA menerapkan sistem full

day school, yaitu pembelajaran sehari penuh bahkan sampai malam hari,

karena program kegiatan dimulai dari jam 03.30 WIB (dini hari) sampai

jam 21.45 WIB, sebagaimana yang telah terjadwal. Pembelajaran tersebut

mencakup tiga aspek, yaitu aspek aspek kognitif (hasil pemerolehan

pengetahuan), aspek afektif (mempunyai gaya atau makna yg

menunjukkan perasaan), dan aspek psikomotorik (berhubungan dengan

aktivitas fisik yg berkaitan dng proses mental dan psikologi).

Aspek kognitif merupakan kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada penguasaan materi pembelajaran yang ditargetkan

dalam setiap tingkatan mulai dari takhas}s}us} I sampai dengan takhas}s}us}

IV. Hal ini diimplementasikan melalui program-program pembelajaran

kitab sebagaimana terjadwal.

Aspek afektif adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan

pada nilai-nilai ibadah. Nilai-nilai ibadah yang dimaksud seperti shalat

berjamaah dalam shalat-shalat fardu, shalat sunnah rawatib, shalat

Dluha, shalat Tahajjud dan Witir. Di samping melaksanakan shalat fardu

dan sunnah juga berupa kegiatan membaca ruqyah 192 setelah

melaksanakan shalat dan surat Luqma>n setelah shalat Subuh, surat Y>a>si>n

setelah shalat Maghrib, surat al-Wa>qi’ah dan al-Mulk setelah shalat

Ashar.

192Ruqyah adalah buku kecil yang berisikan kumpulan do’a-do’a dan bacaan-bacan dzikir.

Page 36: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

100

Sedangkan dari aspek psikomtorik merupakan kegiatan

pembelajaran yang berkenaan dengan praktek-praktek ‘ubu>diyah, yaitu

bimbingan khusus agar santri bisa melaksanakan ibadah dengan tepat,

seperti praktik wudu, tayammum, dan shalat utamanya bagi santri

pemula. Aspek psikomtorik juga meliputi praktek membaca dan

memahami kitab kuning setelah santri menyelesaikan semua materi

pembelajaran. Kegiatan ini diutamakan bagi santri takhas}s}us} I calon

wisuda atau i’la>n kelulusan.

Selanjutnya penulis akan mengemukakan program kegiatan di

MAKTUBA yang dimulai dari jam 03.30 WIB (dini hari) sampai jam

21.45 WIB, sebagaimana jadwal kegiatan berikut ini:

JADWAL KEGIATAN SANTRI

NO WAKTU

(istiwa’) JENIS KEGIATAN

PELAKSA-

NAAN TEMPAT

1 03.00 - 04.00 Persiapan Tahajjud Perorangan Bersama

2 04.00 - 04.15 Tahajjud Bersama Musholla

3 04.15 - 05.00 Muthola'ah Materi Perkelompok Kondisional

4 05.00 - 05.45 Sholat Shubuh, Baca Surat

Luqman & Ruqyah Bersama Musholla

5 05.45 - 06.00 Kajian Al-Qur'an Perkelompok Kondisional

6 06.00 - 06.30 Materi I* Perkelompok Kondisional

7 06.30 - 06.45 Senam Pagi Bersama Lapangan

8 06.45 - 07.45 Sarapan Pagi, Mandi Perorangan Kondisional

9 07.45 - 08.30 Sholat Dluha, Ruqyah Bersama Musholla

10 08.30 - 09.15 Materi II Perkelompok Kondisional

11 09.15 - 10.00 Setoran Hafalan Perkelompok Kondisional

12 10.00 - 10.15 Istirahat Perorangan Kondisional

13 10.15 - 11.00 Materi III Perkelompok Kondisional

14 11.00 - 11.30 Takrir (sesuai dg tingkatan) Bersama Bersama

15 11.30 - 12.30 Tidur Siang Perorangan Perkamar

16 12.30 - 13.30 Makan Siang, Mandi Perorangan Kondisional

17 13.30 - 14.15 Sholat Dzuhur, Ruqyah Bersama Musholla

18 14.15 - 15.00 Kajian Kitab (Ekstrakurikuler) Bersama Bersama

Page 37: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

101

19 15.00 - 15.30 Persiapan Sholat 'Ashar Perorangan Kondisional

20 15.30 - 16.15 Sholat 'Ashar, Waqi'ah,

Al-Mulk, Ruqyah Bersama Musholla

21 16.15 - 17.00 Takrir (sesuai tingkatan) Bersama Bersama

22 17.00 - 18.30 Makan Sore, Mandi Perorangan Kondisional

23 18.30 - 19.30 Sholat Maghrib, Yasin, Ruqyah Bersama Musholla

24 19.30 - 20.30 Sholat Isya', Ruqyah, Ratibul

Haddad Bersama Musholla

25 20.30 - 21.00 Taushiyah Perkelompok Kondisional

26 21.00 - 21.45 Materi IV Perkelompok Kondisional

27 21.45 - 22.30 Setoran Hafalan Perkelompok Kondisional

28 22.30 - 23.00 Istirahat Perorangan Kondisional

29 23.00 - 23-30 Mudzakaroh ** Perkelompok Kondisional

30 23.30 - 03.00 Tidur Malam Perorangan Perkamar

Ket : * Pembelajaran Materi Jilid / Fan Sebelumnya

** Belajar Secara Individual.

Tabel 7 : Jadwal Kegiatan Santri di MAKTUBA

Sumber : Dokumen Bidang Kurikulum.

Berkaitan dengan strategi pembelajaran, setelah penulis

melakukan pengamatan di lapangan maka bisa dipaparkan bahwa dalam

kegiatan pembelajaran di MAKTUBA, selain membagi santri menjadi

kelompok-kelompok kecil antara 10-14 orang dengan satu atau dua

pembimbing (guru), juga menggunakan beberapa strategi, antara lain:

1) Strategi Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)

Pembelajaran tuntas adalah suatu sistem belajar yang

menginginkan peseta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran

secara tuntas.193

Melalui strategi pembelajaran tuntas diharapkan

proses pembelajaran dapat dilaksanakan sedemikian rupa agar tujuan

instruksional yang hendak dicapai dapat diperoleh secara optimal dan

proses pembelajaran lebih efektif dan efisien.

193

Kunandar, Guru Profesional, 327.

Page 38: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

102

Implementasi pembelajaran tuntas di MAKTUBA dapat dilihat

dari ketentuan-ketentuan naik jilid atau naik fan berikutnya dan syarat

ketuntasan belajar (kelulusan). Dalam ketentuan naik jilid atau naik

fan berikutnya santri harus mengikuti tes baik tes tulis maupun tes

lisan dengan nilai minimal 90. Bahkan jika tidak mengikuti tes sampai

melewati limitasi masa belajar atau mengikuti tes sampai 3 kali tapi

mencapai nilai minimal (tidak lulus), maka akan diturunkan satu jilid

di bawahnya.

Dalam ketuntasan belajar, santri harus menempuh tahapan-

tahapan kelulusan, yaitu; 1) melaksanakan Praktik Pengenalan

Lapangan (PPL) atau praktik mengajar194

, 2) melaksanakan i’la>n

(menghafal materi kitab)195

, 3) mengikuti tes akhir belajar dengan

nilai minimal 90, dan 4) mengikuti wisuda atau i’la>n kelulusan. Santri

yang telah menempuh tahapan-tahapan tersebut dan dinyatakan lulus

akan mendapatkan sertifikat.196

2) Strategi Pembelajaran PAIKEM

Implementasi pembelajaran PAIKEM Di MAKTUBA yaitu

memberi kesempatan kepada santri (peserta didik) untuk berpartisipasi

dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, pembelajaran tidak

menoton dan tidak didominasi oleh pembimbing, santri diberi

194

PPL dilaksanakan di pendidikan formal, yaitu di tingkat MA (A) dan di tingkat MTs. (B). Hal ini dilakukan selain untuk menguji tentang penguasaan materi pembelajaran, juga untuk melatih mental mereka. 195

I’la>n adalah membaca materi kitab secara hafalan di hadapan tim juri, disaksikan oleh semua santri dan bahkan oleh sebagian wali. Biasanya dilaksanakan pada malam Jum’at (malam hari libur) di Mushalla.

196Dokumen dari Bidang Kurikulum Maktuba, 25 Oktober 2013

Page 39: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

103

kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan argumen, dan

menyenangkan karena di samping suasana pembelajaran yang kondusif

juga karena pembimbig memposisikan sebagai mitra belajar.

Untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan

menyenangkan MAKTUBA menggunakan konsep ‚belajar sambil

bermain‛ utamanya di tingkat Takhas}s}us} I dan II. Hal ini mengingat

peserta didik yang masih dalam usia senang bermain. Dalam

penyampaian materi pembelajaran pun dikemas dengan berbagai

model, seperti lagu-lagu yang disesuaikan dengan lagu kesenangan

santri, bahkan kadang disertai dengan alat musik sederhana, seperti

memukul gayung, galon, dan lain-lain. Dengan demikian, mereka

senang dan merasa enjoy dalam belajar.

Di samping itu, untuk menghindari kejenuhan tempat belajar

tidak menetap di satu tempat, akan tetapi berpindah-pindah.

Pembelajaran terkadang dilaksanakan di depan kamar masing-masing,

di mushalla, di halaman, di pinggir sungai yang kebetulan lokasi

pondok dekat sungai, atau di tempat lain sesuai dengan permintaan

peserta didik (kelompok).

3) Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)

PBAS dapat dipandang sebagai pendekatan dalam pembelajaran

yang menekankan pada aktivitas siswa secara optimal untuk

memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif,

Page 40: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

104

afektif, dan psikomotor secara seimbang.197

Implementasi PBAS di MAKTUBA yaitu dengan memberi

kesempatan kepada santri untuk belajar aktif mandiri, sehingga santri

bisa dengan leluasa mengekspresikan bentuk belajarnya sesuai dengan

gaya dan karakteristik belajar masing-masing. PBAS digunakan

utamanya di tingkat Takhas}s}us} III dan IV, mengingat usia mereka

lebih dewasa sehingga lebih bisa berpikir mandiri.

Sedangkan berkenaan dengan metode pembelajaran selain

menggunakan metode ceramah, MAKTUBA juga menggunakan

berbagai metode, antara lain adalah tanya jawab, demonstrasi, sorogan,

hafalan, dan diskusi. Metode hafalan lazim digunakan di semua

tingkatan, karena semua materi pembelajaran wajib dihafal dan

difahami. Sedangkan metode diskusi lebih banyak digunakan di

Takhas}s}us} III dan IV.

Untuk takhas}s}us} I, selain menggunakan metode-metode tersebut,

juga sering menggunakan metode talqi>n (tuntunan), utamanya bagi

jilid I sampai IV. Metode talqi>n adalah menuntun bacaan santri sambil

memberikan perbaikan bilamana ada bacaan kurang tepat, atau

pembimbing (ustadz) membacakan materi pembelajaran kata perkata

atau kalimat perkalimat kemudian diikuti oleh santri.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang gambaran pembelajaran

kitab kuning di MAKTUBA peneliti mencoba melakukan wawancara

197

Rusman, Model-Model Pembelajaran, 390

Page 41: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

105

dengan ketua pengurus MAKTUBA Ust. Shaleh Ali Wafa. Berikut

petikan wawancaranya:

‚Di sini yang diterapkan dengan membentuk kelompok antara

10-14 orang dengan satu atau dua pembimbing. Mereka

berkumpul dalam satu asrama termasuk pembimbingnya Dengan

demikian, hubungan pembimbing dengan anak dididknya lebih

dekat dan lebih akrab. Di samping itu juga diharapkan akan lebih

efektif dalam melakukan pengawasan dan pembelajaran.

Pembimbing itu harus bertanggungjawab terhadap keberhasilan

anak didiknya dalam mencapai target yang telah ditentukan.

Mengenai tempat belajar tidak ditentukan, artinya bisa

berpindah-pindah tergantung keinginan masing-masing

kelompok, metode pembelajarannya pun bervariasi, tergantung

kepada masing-masing guru atau pembimbing. Hal ini agar

pembelajaran terasa enjoy dan tidak menjenuhkan.198

Selain ketua pengurus, peneliti juga mencoba mewancarai bagian

kurikulum Ust. Zubaidi. Berikut hasil wawancaranya :

‚Metode pembelajaran di program takhas}s}us} yang sering

digunakan adalah metode ceramah, yaitu menjelaskan materi,

tanya jawab, penugasan untuk menentukan dan merangkai

kalimat, demonstrasi dengan menunjukkan kemampuan

membaca, dan talqin, yaitu guru membaca kemudian diikuti

santri bersama-sama sampai beberapa kali, dan hafalan di mana santri diwajibkan hafal semua materi yang telah disampaikan

Metode talqi>n ini biasa digunakan di takhas}s}us} I utamanya jilid

I, II, III, dan IV ‛.199

4. Tingkat Keberhasilan Pembelajaran Kitab Kuning

Dalam suatu program pembelajaran tentunya mempunyai target

yang ingin dicapai. Pembelajaran bisa dikatakan berhasil apabila sudah

mencapai target yang ditetapkan.

198

Moh. Shaleh Ali Wafa, Wawancara, 28 Oktober 2013 199

Subaidi, Wawancara, 28 Oktober 2013.

Page 42: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

106

Keberhasilan pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren

Mambaul Ulum Bata-Bata dari segi kuantitas bisa dikatakan berhasil. Hal ini

bisa dilihat dari dukungan dan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi.

Terbukti dari tahun ketahun jumlah santri yang masuk semakin banyak

sebagamana kita lihat pada perkembangan santri di atas.

Di samping itu, Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata

berperan aktif dalam kegiatan bah}thul masa>il yang diadakan di berbagai

daerah di luar pesantren. Pesantren juga aktif mengirim delegasi diberbagai

event lomba yang berkaitan dengan kitab kuning, baik tingkat kabupaten,

provinsi maupun tingkat nasional.

Dari segi kualitas, pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren

Mambaul Ulum Bata-Bata bisa dikatakan berhasil. Hal ini bisa dilihat dari

out-put atau lulusan yang dihasilkan. Santri yang dinyatakan lulus dalam

mengikuti program pembelajaran sudah bisa membaca kitab kuning dan

memahaminya. Di samping itu, banyak di antara mereka yang diterima di

berbagai perguruan tinggi yang berbasis kitab kuning, baik di dalam negeri

seperti di perguruan tinggi ‛Imam Syafi’i‛ Bogor Jawa Barat maupun di luar

negeri, seperti di Mesir, Pakistan, Sudan, dan Yaman.

Keberhasilan pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren

Mambaul Ulum Bata-Bata dari segi kualitas juga bisa dilihat dari prestasi-

prestasi yang diraih dalam berbagai lomba, baik di tingkat kabupaten,

provinsi, maupun di tingkat nasional.

Page 43: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

107

Berikut prestasi bidang kitab kuning yang diraih oleh Pondok

Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata dalam empat tahun terakhir :

DAFTAR PRESTASI DEWAN MA’HADIYAH

NO JENIS LOMBA JUARA TINGKAT TEMPAT TH

1 Baca Kitab Kuning I Kabupaten Pamekasan 2009

2 Fahmil Qur’an II Provinsi Malang 2009

3 Baca KK Fath} al-Qari>b I Kabupaten Pamekasan 2010

4 Baca KK Fath} a-Mu’i>n III Kabupaten Pamekasan 2010

5 Olimpiade Fara>id} I , II, V,

VI Provinsi Lamongan 2010

6 Musa>baqah Fahm al-Kutub al- Turath

I Nasional Lombok 2011

7 Musa>baqah Fahm al-Kutub al- Turath

Hrp. I Nasional Lombok 2011

8

Musa>baqah Qira>ah al-Kutub

MarhalahWust}a> Bidang

Hadis I

Provinsi Probolinngo 2011 Marhalah Wust}a> Bidang

Nahwu

I

9

Baca KK. Fath} a-Mu’i>n I & II Kabupaten Pamekasan 2012

Musa>baqah Qira>ah al-Kutub

Marhalah U<la> Bidang

Akhlaq I

Provinsi

Bangkalan

2013

Marhalah U<la> Bidang

Tarikh II

Marhalah W<ust}a>> Bidang

Balaghah I

MarhalahW<ust}a>> Bd. Tafsir II

MarhalahW<ust}a>> Bd. Hadis I

Marhalah’U<lya>}>> Bd. Fikih I

Marhalah’U<lya>}>> Bidang

Balaghah III

Marhalah’U<lya>}>> Bd. Hadis III

Tabel 8 : Daftar Prestasi Dewan Ma’hadiyah

Sumber : Dokumen Podok Pesantren.

Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran kitab kuning ini,

peneliti mencoba mewawancarai beberapa pengurus dan beberapa santri,

yaitu :

Page 44: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

108

a. Moh. Ruba’i Shaleh selaku ketua Dewan Ma’hadiyah, berikut petikan

wawancaranya:

‛keberhasilan pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren

Mambaul Ulum ini walaupun tidak mencapai pada tingkat

sempurna, akan tetapi Alhamdulillah cukup membanggakan. Hal

ini karena santri yang mengikuti program secara tuntas, utamanya

di program akselerasi seperti Prakom M2KD dan MAKTUBA bisa

membaca kitab dengan baik dan memahaminya. Kami juga

bersyukur, karena dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap

pesantren cukup tinggi, terbukti setiap tahun santri yang masuk

selalu bertambah banyak‛.200

b. Zainullah selaku ketua bidang pendidikan dan pengajaran dalam

wawancara mengatakan :

Berbicara tentang keberhasilan pemebelajaran kitab kuning,

Alhamdulillah bisa dikatakan cukup berhasil, disamping dilihat

dari segi dukungan masyarakat yang sangat tinngi, juga bisa

dilihat dari prestasi yang diraih dalam lomba-lomba yang

berkaitan dengan kitab kuning, baik di tingkat kabupaten, provinsi

maupun nasioanal. Akan tetapi kami pengelola tidak merasa puas

atas capaian itu. Kami terus berupaya untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran, agar prestasi yang dicapai terus

meningkat.201

c. Moh. Shaleh Ali Wafa selaku ketua pengurus MAKTUBA mengatakan:

‛Keberhasilan yang dicapai dalam pembelajaran kitab kuning,

khususnya di MAKTUBA bisa dikatakan cukup membanggakan.

Hal ini mengingat perkembangan yang begitu pesat. Dari tahun

pertama berdiri MAKTUBA hanya mewisuda sebanyak 11 santri,

kemudian pada tahun kedua sebanyak 33 santri, pada tahun ketiga

sebanyak 109 santri. Selanjutnya wisuda dilaksanakan dua kali

dalam setahun, mengingat peserta wisuda setiap tahun selalu

bertambah, dan namanya pun dirubah menjadi i’la>n kelulusan,

sebab wisuda yang sebenarnya akan dilaksanakan nanti pada

lulusan tingkatan akhir, yaitu takhas}s}us} IV. Santri yang

melaksanakan i’la>n kelulusan dari takhas}s}us} I sudah bisa

membaca kitab kuning dengan baik. Kemudian untuk pendalaman

200

Moh. Ruba’i, Wawncara, 5 Desember 2013. 201

Zainullah, Wawancara, 5 Desember 2013.

Page 45: Setelah beliau wafat (6 - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1027/8/Bab 4.pdf · disesuaikan dengan kultur dan karakteristik pesantren. Selain melaksanakan kurikulum madrasah,

109

melanjutkan pada tingkatan berikutnya, yaitu takhas}s}us} II sampai

takhas}s}us} IV‛.202

d. Rahmat selaku santri yang meraih juara I baca kitab kuning tingkat

nasional mengatakan :

‚Alhamdulillah, walaupun masih jauh dari sempurna, sedikit

banyak saya bisa membaca kitab kuning dan akhirnya bisa meraih

juara I dalam lomba baca kitab kuning tingkat nasional di mana

saya masih duduk di kelas X MA. Semua itu selain karena

memang kesemangatan dan keinginan saya untuk bisa membaca

kitab, juga karena pembelajaran yang tidak menjenuhkan

khususnya di badan otonom. Pembelajaran tidak menoton, metode

yang digunakan oleh guru-guru kami dalam mengajar bermacam-

macam yang membuat kami tidak merasa bosan.‛203

e. Ali Karrar salah satu santri di MAKTUBA yang meraih juara I tingkat

provinsi dalam lomba baca kitab kuning bidang tarikh mengatakan :

‚Pertama kali saya masuk Maktuba tidak kerasan, akan tetapi

lama kelamaan akhirnya kerasan, karena ustadz kami selalu

menasehati dan menghibur agar aku jadi kerasan. Selain itu saya

mulai banyak teman dalam belajar dan bermain. Diwaktu belajar

saya juga tidak merasa bosan, karena cara ustadz mengajar tidak

menoton. Alhamdulillah, sekarang saya sudah belajar di Takhas}s}us} IV dalam fan tafsir, dan saya bersyukur karena sudah memahami

bahkan hafal materi-materi kitab yang diajarkan sejak dari

Takhas}s}us} I. Ketika saya ditunjuk untuk mengikuti lomba baca

kitab kuning bidang akhlak tingkat Provinsi di Bangkalan,

Alhamdulillah saya meraih juara I ‛.204

202

Moh. Shaleh Ali Wafa, Wawancara, 6 Desember 2013. 203

Rahmat, Wawancara, 23 Desember 2013. 204

Ali Karrar, Wawancara, 23 Desember 2013.