sertifikasi tanah wakaf

17
SERTIFIKASI TANAH WAKAF ( Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Sertifikasi Tanah Wakaf ) Bab I Pendahuluan A). Latar Belakang Masalah Hubungan manusia dengan tanah adalah merupakan hubungan yang bersifat abadi, baik manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Selamanya tanah selalu dibutuhkan dalam kehidupannya, misalnya untuk tempat tinggal, lahan pertanian, tempat peribadatan, tenpat pendidikan, dan sebagainya sehingga segala sesuatu yang menyangkut tanah akan selalu mendapat perhatian. Bagi sebagian besar rakyat Indonesia, tanah menempati kedudukan penting dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi bagi

Upload: agus-zuhri

Post on 28-Jan-2016

252 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TANAH

TRANSCRIPT

Page 1: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

SERTIFIKASI TANAH WAKAF

( Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap

Sertifikasi Tanah Wakaf )

Bab I

Pendahuluan

A). Latar Belakang Masalah

Hubungan manusia dengan tanah adalah merupakan

hubungan yang bersifat abadi, baik manusia sebagai

individu maupun sebagai makhluk sosial. Selamanya

tanah selalu dibutuhkan dalam kehidupannya,

misalnya untuk tempat tinggal, lahan pertanian, tempat

peribadatan, tenpat pendidikan, dan

sebagainya sehingga segala sesuatu yang menyangkut

tanah akan selalu mendapat perhatian.

Bagi sebagian besar rakyat Indonesia, tanah

menempati kedudukan penting dalam kehidupan

sehari-hari. Terlebih lagi bagi rakyat pedesaan

yang pekerjaan pokoknya adalah bertani, berkebun,

atau berladang, tanah merupakan tempat bergantung

hidup mereka.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, seseorang

dituntut untuk melakukan sesuatu menurut ketentuan

Page 2: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

hukum yang berlaku. Demikian juga dengan

urusan kekayaan atau kepemilikan lainnya seperti

tanah harus dilakukan suatu pencatatan agar kelak

dikemudian hari tidak menimbulkan suatu

sengketa. Sebab, masalah tanah merupakan hal yang

krusial dan sering dapat menimbulkan potensi

sengketa yang berkepanjangan.

Pendaftaran tanah merupakan salah satu usaha dari

pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Dengan diselenggarakannya pendaftaran tanah, maka

pihak-pihak yang bersangkutan dengan mudah dapat

mengetahui status atau kedudukan hukum pada tanah

tertentu yang dihadapinya, letak, luas, dan batas-

batasnya, siapa yang mempunyai dan beban-beban apa

yang ada diatasnya.

Di Indonesia masalah pertanahan memperoleh

kedudukan yang penting. Gagasan luhur penggunaan

dan pemanfaatan tanah untuk

kesejahteraan masyarakat tertuang dalam pasal 33 ayat

(3) UUD’45 dan amandemen, yang berbunyi :

Page 3: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung

didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan

sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”.

Pengaturan tentang pertanahan tersebut selanjutnya

diatur dalam undang–undangan tersendiri yaitu

Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok Agraria yang lebih dikenal

dengan Undang-Undang Pokok Agraria pasal 49, serta

sejumlah peraturan lain sesudahnya, yaitu Undang-

undang nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Untuk

melengkapi Undang-undang tersebut, pemerintah juga

telah menetapkan Peraturan Pemerintah nomor 42

tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang

nomor 41 tahun 2004.

B). Tujuan

Tujuan penulis dalam pembuatan makalah yang

bertemakan hukum tentang sertifikasi tanah wakaf

antara lain :

1.      Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan

perwakafan tanah hak milik.

Page 4: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

b. Untuk mengetahui syarat-syarat wakaf dan macam-

macam harta yang diwakafkan.

c. Untuk mengetahui bagaimana kesadaran masyarakat

terhadap pentingnya pesertifikatan tanah wakaf setelah

berlakunya UU No. 41Tahun 2004.

2.      Tujuan Subyektif

a. Untuk Menambah wawasan dan mengembangkan

ilmu pengetahuan khusunya bidang ilmu hukum islam.

C). Pokok Permasalahan

            Dalam makalah ini terdapat beberapa

permasalahan mengenai hukum sertifikasi tanah

wakaf, antara lain :

1.Apa yang dimaksud dengan wakaf dan syarat apa

saja yang diperlukan agar menjadi seorang wakif?

2.Banyaknya masyarakat yang kurang mengerti

bagaimana tata cara pelaksanaan perwakafan

tanah hak milik?

3.Kurang mengertinya warga masyarakat akan

pentingnya sertifikasi tanah? 

4.Bagaimana tata cara pengaturan tanah wakaf yang

baik dan benar?

Bab II

Isi

Page 5: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

Ditinjau dari segi bahasa wakaf berarti menahan.

Sedangkan menurut istilah syarak, ialah menahan

sesuatu benda yang kekal zatnya, untuk diambil

manfaatnya untuk kebaikan dan kemajuan Islam.

Menahan suatu benda yang kekal zatnya, artinya tidak

dijual dan tidak diberikan serta tidak pula diwariskan,

tetapi hanya disedekahkan untuk diambil manfaatnya

saja.

Ada beberapa pengertian tentang wakaf antara lain:

Pengertian wakaf menurut mazhab syafi’i dan

hambali adalah seseorang menahan hartanya untuk

bisa dimanfaatkan di segala bidang kemaslahatan

dengan tetap melanggengkan harta tersebut sebagai

taqarrub kepada Allah ta’alaa

Pengertian wakaf menurut mazhab hanafi

adalah menahan harta-benda sehingga menjadi hukum

milik Allah ta’alaa, maka seseorang yang mewakafkan

sesuatu berarti ia melepaskan kepemilikan harta

tersebut dan memberikannya kepada Allah untuk bisa

memberikan manfaatnya kepada manusia secara tetap

dan kontinyu, tidak boleh dijual, dihibahkan, ataupun

diwariskan

Page 6: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

Pengertian wakaf menurut imam Abu Hanafi

adalah menahan harta-benda atas kepemilikan orang

yang berwakaf dan bershadaqah dari hasilnya atau

menyalurkan manfaat dari harta tersebut kepada

orang-orang yang dicintainya. Berdasarkan definisi

dari Abu Hanifah ini, maka harta tersebut ada dalam

pengawasan orang yang berwakaf (wakif) selama ia

masih hidup, dan bisa diwariskan kepada ahli

warisnya jika ia sudah meninggal baik untuk dijual

ayau dihibahkan. Definisi ini berbeda dengan definisi

yang dikeluarkan oleh Abu Yusuf dan Muhammad,

sahabat Imam Abu Hanifah itu sendiri

Pengertian wakaf menurut mazhab maliki

adalah memberikan sesuatu hasil manfaat dari harta,

dimana harta pokoknya tetap/lestari atas kepemilikan

pemberi manfaat tersebut walaupun sesaat

Pengertian wakaf menurut peraturan pemerintah no.

28 tahun 1977 adalah perbuatan hukum seseorang atau

badan hukum yang memisahkan sebagian harta

kekayaannya yang berupa tanah milik dan

melembagakannya untuk selama-lamanya. Bagi

Page 7: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya

sesuai dengan ajaran agama Islam.

Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

wakaf itu termasuk salah satu diantara macam

pemberian, akan tetapi hanya boleh diambil

manfaatnya, dan bendanya harus tetap utuh. Oleh

karena itu, harta yang layak untuk diwakafkan adalah

harta yang tidak habis dipakai dan umumnya tidak

dapat dipindahkan, mislanya tanah, bangunan dan

sejenisnya. Utamanya untuk kepentingan umum,

misalnya untuk masjid, mushala, pondok pesantren,

panti asuhan, jalan umum, dan sebagainya.

Bagi seorang calon wakif atau ahli waris wakif, ada

beberapa hal yang harus dilakukan sebelum

melaksanakan ikrar wakaf atau mendaftarkan wakaf

tanah yaitu mengadakn musyawarah dengan segenap

anggota keluarga wakif atau ahli waris wakif, juga

dengan nadhir yang ditunjuk dengan lembaga yang

menerima manfaar harta wakaf (mauquf’alaih). Dalam

hal ini dianjurkan melibatkan perangkat desa yang

memahami dan dapat membantu proses selanjutnya,

Page 8: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

sebelum diajukan ke Pejabat Pembuat Akta Tanah

Ikrar Wakaf (PPAIW).

Kemudian Calon wakif dari pihak yang hendak

mewakafkan tanah miliknya harus datang dihadapan

Pejabat Pembantu Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) untuk

melaksanakan ikrar wakaf. Untuk mewakafkan tanah

miliknya, calon wakif harus mengikrarkan secara

lisan, jelas dan tegas kepada nadir yang telah

disyahkan dihadapan PPAIW yang mewilayahi tanah

wakaf. Pengikraran tersebut harus dihadiri saksi-saksi

dan menuangkannya dalam bentuk tertulis atau surat.

Calon wakif yang tidak dapat datang di hadapan

PPAIW membuat ikrar wakaf secara tertulis dengan

persetujuan Kepala Kantor Departemen Agama

Kabupaten atau Kotamadya yang mewilayahi tanah

wakaf. Ikrar ini dibacakan kepada nadir dihadapan

PPAIW yang mewilayahi tanah wakaf serta diketahui

saksi. Tanah yang diwakafkan baik sebagian atau

seluruhnya harus merupakan tanah milik. Tanah yang

diwakafkan harus bebas dari bahan ikatan, jaminan,

sitaan atau sengketa. Saksi ikrar wakaf sekurang-

kurangnya dua orang yang telah dewasa, dan sehat

Page 9: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

akalnya. Segera setelah ikrar wakaf, PPAIW membuat

Akta Ikrar Wakaf Tanah.

Untuk mengurus dan mengelola tanah wakaf, keluarga

wakif atau ahli waris wakif membentuk dan menunjuk

nadhir. Dimana nadhir dituntut untuk melaksanakan

tugasnya secara profesional dan transparan. Untuk itu

pemerintah membuat peraturan tentang penunjukan

nadhir dengan maksud agar dapat meningkatkan

manfaat hanrta benda wakaf dan dapat dipertanggung-

jawabkan kepada masyarakat. Nadhir mempunyai hak

dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

1. Hak Nadir 

1.Nadir berhak menerima penghasilan dari hasil

tanah wakaf yang biasanya ditentukan oleh

Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten

atau Kotamadya. Dengan ketentuan tidak

melebihi dari 10 % ari hasil bersih tanah wakaf 

2.Nadir dalam menunaikan tugasnya dapat

menggunakan fasilitas yang jenis dan jumlahnya

ditetapkan oleh Kepala Kantor Departemen

Agama Kabupaten atau Kotamadya.

2. Kewajiban Nadir

Page 10: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

Kewajiban nadir adalah mengurus dan mengawasi

harta kekayaan wakaf dan hasilnya, antara lain:

a)    menyimpan dengan baik lembar kedua salinan

Akta Ikrar Wakaf

b)   memelihara dan memanfaatkan tanah wakaf serta

berusaha meningkatkan hasilnya

c)    menggunakan hasil wakaf sesuai dengan ikrar

wakafnya.

Mengatur wakaf akan ditangguhkan kepada nadhir

agar tujuan wakaf dapat tercapai dengan baik, apabila

faktor-faktor pendukungnya ada dan berjalan.

Misalnya nadir atau pemelihara barang wakaf. Wakaf

yang diserahkan kepada badan hukum biasanya tidak

mengalami kesulitan. Karena mekanisme kerja,

susunan personalia, dan program kerja telah disiapkan

secara matang oleh yayasan penanggung jawabnya.

Pengaturan wakaf ini sudah barang tentu berbeda-beda

antara masing-masing orang yang mewakafkannya

meskipun tujuan utamanya sama, yaitu demi

kemaslahatan umum. Penyerahan wakaf secara tertulis

diatas materai atau denagn akta notaris adalah cara

yang terbaik pengaturan wakaf. Dengan cara

Page 11: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

demikian, kemungkinan penyimpangan dan

penyelewengan dari tujuan wakaf semula mudah

dikontrol dan diselesaikan. Apalagi jika wakaf itu

diterima dan dikelola oleh yayasan-yayasan yang telah

bonafide dan profesional, kemungkinan

penyelewengan akan lebih kecil.

 

Bab III

Penutup

A). Kesimpulan

Dari makalah yang di sampaikan oleh penulis dapat

disimpulkan bahwa wakaf adalah perbuatan

hukum wakif (pewakaf) untuk memisahkan dan atau

menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk

dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu

tertentu sesuai dengan kepentingannya. Wakaf

bertujuan untuk kepentingan ibadah atau kesejahteraan

umum menurut syariah serta sertifikasi tanah wakaf

sangat diperlukan demi tertib administrasi dan

kepastian hak bila terjadi sengketa atau masalah

hukum.

B). Saran

Page 12: SERTIFIKASI TANAH WAKAF

            Penulis meyarankan agar calon wakif atau

calon ahli waris wakif mengetahui hal-hal apa saja

yang diperlukan dalam melakukan perwakafan, seperti

syarat-syarat yang harus di penuhi calon wakif, rukun

wakif, dan tata cara perwakafan tanah hak milik agar

tidak tejadi sengkata atau permasalahan hukum dan

mendapat kepastian hukum serta mengikuti prosedur

wakaf tanah yang terdapat pada Peraturan Pemerintah

No 42 Tahun 2006 tentang pelaksanaan UU no 41

tahun 2004.

Daftar Pustaka

1. Amin, Nasichun. 2010. Hukum Wakaf dan

Sertifikasi Tanah Wakaf. Gresik : Pimpinan

Daerah Dewan Masjid Indonesia (DMI).