serba serbi di jawa timur - · pdf filepembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas...

48

Upload: vukhanh

Post on 06-Feb-2018

251 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele
Page 2: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

SERBA SERBI

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

DI JAWA TIMUR

Oleh:

BPTP JATIM

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2012

Page 3: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

PENGANTAR

Perjalanan program KRPL lebih kurang satu semester telah dilalui tampaknya masih

belum merasa mulus. Masih banyak hal yang harus dibenahi terutama dalam

implementasinya. Sangat variatif sekali kondisi perkembangan antar lokasi yang ada. Paling

tidak ada dua hal yang menyebabkan yakni pemahaman tentang program dan kondisi

agroekologi setempat. Namun demikian secara umum program ini terlaksana sesuai dengan

targetnya yaitu pemanfaatan lahan disekitar rumah dan pekarangan oleh ibu-ibu rumah

tangga. Perkembangan di setiap lokasi dapat diketahui dengan melihat serba serbi KRPL.

Mengacu pada serba serbi KRPL, setiap lokasi dapat diketahui kendala dan peluang

keberhasilannya. Kendala paling umum yang dapat diketahui adalah sumber daya alam

(SDA). SDA yang dimaksud adalah ketersediaan air terutama pada musim kemarau seperti

sekarang ini. Akibat dari kondisi ini, tanaman yang di tanam di polybag pertumbuhannya

menjadi tidak optimal. Untuk sementara kendala dari SDM masih belum muncul, yang

muncul justru semangatnya para pelaku RPL melakukan aktivitas. Munculnya para local

campion (orang/warga yang mempunyai atensi besar terhadap program misalnya Kepala

Desa, ketua kelompok tani, ketua wanita tani (KWT), dan ketua PKK) di wilayah KRPL

merupakan sinyal positif yang harus sambut dan diperdayakan dengan baik.

Keterpaduan antar stake holders yang merupakan unsur penunjang dalam program

KRPL koordinasinya perlu terus ditingkatkan. Karena membangun suatu kawasan tidak bisa

dilaksanakan secara sektoral akan tetapi harus dilaksanakan secara “kroyokan” yang sesuai

dengan tupoksi masing-masing. Nuansa ini perlu di bangun mulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi. Selain dari pada itu yang tidak kalah pentingnya

adalah untuk memudahkan mengukur kinerja yang ”akuntabel”.

Malang, Oktober 2012

Kepala Balai,

Dr. Ir. Didik Harnowo, MS

Page 4: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

DAFTAR ISI

PENGANTAR...................................................................................................

1. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

a. Apa itu KRPL ................................................................................ 1

b. Kenapa Harus KRPL ...................................................................... 1

c. Paradigma Implementasinya .......................................................... 2

2. SERBA-SERBI KRPL DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA ............. 2

a. Serba-serbi KRPL.......................................................................... 2

b. Potensi Pengembangan KRPL di Jawa Timur .................................. 29

3. KENDALA DAN PELUANG KEBERHASILAN KRPL .............................. 33

a. Sumber Daya Alam ...................................................................... 33

b. Sumber Daya Manusia ................................................................. 34

c. Kelembagaan .............................................................................. 36

d. Akses Teknologi .......................................................................... 36

e. Stake Holders ............................................................................. 37

4. TAKTIK DAN STRATEGI KEBERHASILAN KRPL ................................ 38

a. Taktik ......................................................................................... 38

a.1. Pendampingan Intensif .......................................................... 38

a.2. Dukungan Sarana dan Prasarana ............................................ 39

a.3. Memilih Pelaku RPL ................................................................ 39

b. Strategi ...................................................................................... 39

b.1. Sosialisasi .............................................................................. 39

b.2. PRA/RRA/KKP ........................................................................ 40

b.3. Pemilihan Local Campion ........................................................ 40

b.4. Ketersediaan KBD .................................................................. 41

b.5. Pendampingan Secara Periodik ............................................... 41

- b.6. Dukungan Stake Holders dan Pembiayaan .............................. 43

5. PENUTUP ............................................................................................ 43

Page 5: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

1

1. LATAR BELAKANG

a. Apa itu KRPL

Model kawasan rumah pangan lestari (MKRPL) adalah konsep penumbuhan dan

pemanfaatan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga secara

diversifikasi yang berbasis sumber daya lokal, ramah lingkungan, dan berkelanjutan

dalam satu kawasan. Tujuan dari MKRPL adalah untuk pemenuhan kebutuhan pangan

dan gizi keluarga, mengurangi biaya pengeluaran rumah tangga, penambahan

pendapatan keluarga, dan meningkatkan kesejahteraan. MKRPL sebenarnya bukan hal

baru dalam masyarakat, karena praktek-praktek menanam dalam skala terbatas (dalam

pot) dan banyak jenis tanaman (keragaman tanaman) sudah lama dijalankan oleh

masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Hanya saja pola dan sistem pengerjaannya

masih dilaksanakan secara individu rumah tangga dan belum mempertimbangkan aspek

pemenuhan pangan dan gizi serta keberlanjutannya.

b. Kenapa Harus KRPL

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga secara normatif sumber

utama pasokan pangan harus dapat diproduksi sendiri hingga tingkat rumah tangga.

Selaras dengan hal tersebut, maka dalam pewujudan PERPRES No. 22 Tahun 2009

tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis

Sumberdaya Lokal antara lain dapat melalui aplikasi konsep KRPL di segenap wilayah

perkotaan dan pedesaan di seluruh wilayah tanah air.

Pembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 –

2014 yang difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi

pangan, percepatan penganekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik daerah.

Implementasi program pembangunan ketahanan pangan tersebut dilaksanakan dengan

memperhatikan subsistem ketahanan pangan, antara lain, mengupayakan peningkatan

produksi dan ketersediaan pangan dan peningkatan kualitas konsumsi masyarakat.

Konsep ketahanan pangan selalu identik dengan ukuran kemandirian pangan, yakni

terpenuhinya kebutuhan pangan (nasional/kawasan) secara mandiri dengan memberdayakan

modal manusia, sosial dan ekonomi (termasuk lahan pekarangan dan pertanian serta

sekitarnya) yang dimiliki, dan berdampak kepada peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi

masyarakat/petani. Kemandirian pangan hanya dapat terwujud jika pembangunannya/

penumbuhannya dilaksanakan atas dasar prakarsa (partisipatif aktif) masyarakatnya

sendiri sebagai bentuk kesadaran untuk membangun ketahanan pangan yang andal.

Page 6: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

2

c. Paradigma Implementasinya

Mengacu pada penjelasan tersebut di atas sangatlah tepat konsep MKRPL di

luncurkan, karena rumah tangga sebagai bentuk masyarakat terkecil, baik di daerah

perkotaan maupun pedesaan sangatlah strategis sebagai sasaran dalam setiap upaya

peningkatan kemandirian pangan hingga tingkat nasional. Oleh karena itu paradigma

implementasinya agar dapat berjalan dengan baik dan lancar di lapangan antara lain:

direncanakan dan dilakukan secara partisipatif, disosialisasikan secara informatif dan

komunikatif, dan didukung secara terintegratif dan komprehensif.

2. SERBA-SERBI KRPL DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA

a. Serba Serbi KRPL

Pelaksanaan MKRPL di Jawa Timur diinisiasi di Desa Kayen Kecamatan/Kabupaten

Pacitan Jawa Timur yang pada tahun 2011 oleh BPTP Jawa Timur dan didukung oleh

segenap UPT di daerah serta diapresiasi tinggi oleh Presiden Republik Indonesia dan

dimintakan untuk dikembangkan di seluruh pelosok tanah air sesuai dengan kondisi

lingkungan (agroekosistem) spesifik lokasi.

Upaya untuk menyongsong permintaan Presiden Republik Indonesia tersebut maka

pada tahun 2012 melalui Gubernur Jawa Timur (Pak De Karwo) mengintruksikan stake

holders terkait untuk mengalokasikan program dan pembiayaan penumbuhan KRPL di

tingkat Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Timur. Program ini pelaksanaannya di

lapangan sudah berjalan sekitar 6 bulan. Dari masa yang singkat tersebut tampak mulai

menggeliat kegiatan di masing-masing Kabupaten/Kota pelaksana. Secara rinci dari

masing-masing lokasi perkembangannya adalah sebagai berikut:

1. Gerakan Pemanfaatan Pekarangan Sekali Gus Peningkatan Gizi Keluarga M-KRPL Banyuwangi

Berdasarkan keragaan lokasi, keaneka ragaman komoditas yang diusahakan dan

usaha yang dilakukan masyarakat, maka kegiatan M-KRPL Kabupaten Banyuwangi

difokuskan di Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo. Kegiatan M-KRPL di Banyuwangi

dikelola oleh PKK desa didampingi PPL dan petugas dari BPTP Jatim. Bantuan

pelaksanaan M-KRPL berupa sarana produksi: bibit sayuran (terong, cabai, sawi hijau),

bibit buah-buahan (pepaya dan blimbing), bibit ternak/unggas (Itik, Mentok dan Ayam

buras), serta bibit ikan (lele dan Nila) diadakan oleh Badan Ketahanan Pangan Propinsi

Jawa Timur. Pengelolaan tingkat desa dilakukan oleh Pemerintah Desa yang bekerja

sama dengan PKK.

Page 7: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

3

Bahkan di Kecamatan Bangorejo, kegiatan ini diajukan pada kegiatan lomba

pengelolaan Toga oleh PKK di tingkat propinsi. Wong, namanya lomba, kalau tidak juara,

ya pasti sedikit kecewa. Namun atas berkat kegigihan ibu-ibu penggerak PKK Desa yang

dimotori Ibu Sumiati Iksan dkk., maka kegiatan KRPL untuk memanfaatkan pekarangan

dan sekali gus meningkatkan gizi keluarga terus digulirkan

Beberapa pertanaman telah disiapkan sebagai kebun percontohan, komoditas yang

menjadi andalan adalah sayur-sayuran dan buah naga. Tiga buah kolam ikan sudah diisi

bibit ikan, baik lele maupun ikan nila. Sumber air untuk kolam berasal dari kanal saluran

air irigasi yang mengalir di depan balai desa. Jumlah rumah tangga yang banyak di

adalah pada strata 2 (100-300 m2). Oleh sebab itu penanaman komoditas yang

diusahakan lebih banyak menggunakan bedengan, sedang penggunaan

polibag/vertikultur sebatas sebagai percontohan.

Ibu rumah tangga pelaksana KRPL Tanaman dalam pot

2. Kepala Badan Kunjungi KRPL Kebon Tunggul Gondang Mojokerto

Ibu-ibu PKK dan Kelompok Wanita Tani “Srikandi” Desa Kebontunggul Mojokerto

mengatakan kepada Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono, Sabtu (4/8/2012)

bahwa tanaman sayuran yang ditanam melalui sistem KRPL memberikan hasil yang baik

serta tumbuh subur. Tidak hanya untuk konsumsi sehari-hari, sayuran tersebut juga

dipasarkan melalui pedagang kulakan yang setiap pagi membelinya dari para petani.

KRPL Kebontunggul Mojokerto merupakan binaan dari Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Jawa Timur dengan produk unggulan tanaman sayuran segar seperti

Cabe, Tomat, Terong dan aneka sayuran lainnya: kangkung darat, sawi, seledri, brokoli,

bawang pre, kangkung darat yang tumbuh subur di media polibag maupun di halaman

pekarangan. Selain tanaman sayuran terdapat aneka tanaman obat yang dimanfaatkan

sebagai bahan baku jamu.

Page 8: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

4

Pengelolaan tanaman juga sudah menerapkan sistem rotasi bergilir, sehingga

pasokan sayuran dapat dipenuhi setiap harinya. Di lokasi tersebut terdapat Kebun Bibit

Desa (KBD) sebagai pemasok aneka bibit sayuran mempunyai peran yang sangat

penting untuk keberlanjutan kegiatan KRPL di desa Kebotunggul dan melayani pesanan di

daerah lain dalam kabupaten Mojokerto bahkan sudah banyak pemesan bibit dari

kabupaten lain seperti dari Sidoarjo, Gresik dan Surabaya.

Pada kesempatan kunjungan tersebut, Kepala Badan melihat langsung kegiatan

Kebun Bibit Desa (KBD) dan wawancara dengan pengelola KBD kemudian langsung ke

Balai Desa Kebontunggul untuk bertatap muka dengan ibu-ibu PKK dan Kelompok

WantaTani “Srikandi” sekaligus memberi pengarahan.

Arahan Kepala Badan mengatakan secara konseptual pengembangan M-KRPL tidak

sekedar pemanfaatan lahan pekarangan tetapi ada empat prinsip dasar yang harus

diperhatikan. Keempat prinsip tersebut yakni ketahanan dan kemandirian pangan

keluarga, peningkatan diversifikasi pangan, konservasi sumberdaya pangan lokal, dan

peningkatan kesejahteraan petani.

Agar pengembangan pangan pada suatu kawasan tersebut berlanjut dan “lestari”,

maka Kebun Bibit Desa (KBD) merupakan sarana yang perlu dibangun. Sementara

konsep “kawasan” dibangun agar produk pangan yang dihasilkan tidak saja untuk

pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga, tetapi diharapkan mampu memberikan

nilai ekonomi yang besar dalam peningkatan kesejahteraan petani.

Hingga akhir bulan Juli 2012 M-KRPL di Desa Kebontunggul telah berkembang di 3

kawasan dusun dimana yang awalnya berkisar antara 30 kepala keluarga (KK) telah

berkembang melalui partisipasi masyarakat menjadi rata-rata 183 KK

Ka Badan Litbang Pertanian berkunjung dan berdialog dengan pengelola KBD

Ibu-ibu sedang menyiraman, panen sayuran buah

Page 9: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

5

3. Perkembangan KRPL Kabupaten Tulungagung

Salah satu lokasi KRPL di Kabupaten Tulungagung terletak di Desa Sumberdadi,

Kecamatan Sumbergempol. Rumah tangga yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak 55

Rumah Tangga terdiri dari 2 RT (Rukun Tetangga). Agroekologi lokasi termasuk Lahan

Sawah Dataran Rendah dengan Iklim Kering. Komoditas yang dikembangkan sampai saat

ini adalah sayuran (terong, cabe besar/kecil, kangkung darat, bayam, tomat, selada

(lectuse), kacang panjang, Gambas dan kecipir), buah (sirsak dan pepaya), toga (kunyit,

temu lawak dan jahe merah), ayam buras serta ikan (lele). Kebun Bibit Desa (KBD) sudah

dibangun oleh BKP2 Kabupaten yang disempurnakan oleh BPTP Jatim, berukuran 3m x

6m, tinggi 3m, terbuat dari kerangka bambu, atap plastik serta dindingnya dibalut

paranet, berlokasi di lahan yang dikuasai desa. Kegiatan yang sudah dilakukan sampai

saat ini adalah sosialisasi program, PRA, base line survai, pelatihan pembuatan media

tanam, budidaya sayuran, empon-empon, buah-buahan, budidaya ayam buras dan ikan

lele dalam kolam terpal plastik/permanen maupun dalam tong plastik.

Salah satu yang membuat pengelola KBD terus bersemangat ialah dari hari kehari

semakin banyak kunjungan ibu- ibu sekitar dan luar desa maupun instansi pemerintah

(SKPD) lingkup kabupaten Tulungagung untuk melihat rumah contoh M-KRPL dan KBD

serta banyak yang tertarik untuk membeli beraneka bibit sayuran yang tersedia di KBD,

baik dalam polybag kecil maupun besar. Dengan adanya hasil penjualan bibit/tanaman

sayuran dalam polybag tersebut, maka pengelola KBD sanggup menjalankan proses

pembuatan bibit yang berkelanjutan.

Keragaan rumah contoh M-KRPL dan KBD

Ada satu hal yang menarik terjadi di KRPL Desa Sumberdadi yaitu terjalin kemitraan

dengan Swalayan Golden di Tulungagung untuk pemasaran hasil tanaman sayuran.

Proses terjadinya kemitraan juga sangat unik yaitu model pertemanan. Setiap minggu

para Ibu-ibu pelaku RPL dapat menyetor hasil panen sayurnya sebanyak dua kali yang di

koordinir oleh ketua kelompoknya. Sayur yang di jual di swalayan oleh pihak swalayan

diberi label sayur organik, karena memang proses budidayanya tanpa menggunakan

bahan kimia.

Page 10: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

6

4. Sayuran MKRPL Membuat Masyarakat Trenggalek Mulai Menggeliat

Selama ini, Trenggalek lebih dikenal dengan produk-produk berbahan

singkong/ketela pohon. Memang pada kenyataannya, singkong di tanam dimana-mana

baik di daerah perkotaan, apalagi di daerah pedesaan. Berkat tanaman singkong yang

ditanam di mana-mana inilah, menyebabkan masyarakat Trenggalek tidak pernah

kelaparan, karena masyarakat terbiasa mengkonsumsi singkong dalam bentuk tiwul yang

dicampur atau tidak dicampur dengan beras jika persediaan berasnya terbatas atau

habis. Sebetulnya ketahanan pangan cukup terjaga dengan baik. Seperti halnya didaerah

lain yang ketersediaan airnya terbatas, dan daerahnya sebagian besar merupakan

dataran rendah, konsumsi sayuran sehari-hari masyarakat masih sangat terbatas,

terutama sayuran hijau. Sayuran hijau yang ada dipasar, dipasok dari kota lain: Blitar,

Malang, Magetan yang dibeli dari pasar sore di Tulungagung

Adanya MKRPL, membuat masyarakat “belajar”,”tergerak”,”menggeliat”

memanfaatkan sejengkal tanah dan seember air untuk menanam sayuran hijau baik bagi

keluarganya, masyarakat sekitar atau di jual meskipun masih dalam skala kecil. Bagi

masyarakat kabupaten lain mungkin bukan hal baru, namun menjadi menarik khususnya

bagi mayarakat Trenggalek di lokasi MKRPL dusun Ceme, Ngadirenggo, Pogalan.

Pemanfaatan lahan di tanah pekarangan dan fasum “lebih memberikan semangat dan

kemudahan” pemeliharan bertanam sayur dibanding dengan bertanam di polybag.

Pemanfaatan lahan yang terbatas dengan menanam tanaman di depan pagar rumah/

pinggir jalan

Pada musim kemarau menanan tanaman sayuran langsung di tanah dengan sedikit

pengairan merupakan pilihan yang tepat dibandingkan dengan menanam tanaman

sayuran di polybag. Karena salah satu kelemahan menanam tanaman di polybag adalah

boros air.

Page 11: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

7

5. Semangat Kebersamaan Membangun KRPL Situbondo

Dalam kegiatan budidaya pertanian di sawah peran bapak-bapak lebih dominan

dalam pelaksanaannya, ibu-ibu rumah tangga umumnya hanya membantu seperti pada

saat tanam, penyiangan dan panen sedangkan untuk kegiatan KRPL ibu-ibu banyak lebih

berperan karena lokasinya dekat, jumlah populasi tanaman yang tidak terlalu banyak

dan KRPL juga

mengandung estitika/ sebagai hiasan dipekarangannya.

Untuk mendukung keberhasilan KPRL ini, Ibu-ibu PKK yang dilatih mulai dari

pembuatan pupuk organic untuk media tanam, pembuatan persemaian sayuran dan

pelatihan membuat media persemaian yang akan ditanam di KBD dalam pembuatan

pupuk organic pada awalnya mereka jijik karena pupuk kandang yang digunakan, tetapi

setelah mengetahui manfaat dan cara pembuatannya yang sangat mudah mereka sangat

semangat membuatnya.

Terlebih lagi dalam pembuatan media untuk persemaian yang berupa lontong-

lontong plastic ibu-ibu tua muda dengan semangat membuat media persemaian tersebut.

Yang menarik dalam KRPL adalah kebersamaan ibu-ibu PKK dalam mengelola persiapan

kebun benih (KBD), mereka dengan sukarela mengatur jadwal kerja secara bergiliran

setiap sore membuat pupuk organic dan lontongan media persemaian sampai

diperkirakan cukup untuk didistribusikan keseluruh anggota PKK yang terlibat. Mereka

mengerjakan dengan suka cita dan bergembira mengerjakaknnya.

Ibu-ibu pelaksana KRPL sedang melakukan kegiatan membuat pupuk kompos dan

memelihara tanaman di polibag. Tampak sekali mereka sangat antusias untuk

melaksanakan kegiatan tersebut. Semangat seperti tersebut di atas perlu dipertahankan

agar penumbuhan KRPL untuk tujuan memenuhi kebutuhan gizi rumah tangga dapat

terpenuhi dan berkelanjutan.

Page 12: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

8

6. Tahapan Penumbuhan KRPL Kota Surabaya

Pemanfaatkan lahan pekarangan, selain dapat meningkatkan gizi keluarga,

diharapkan juga dapat meningkatkan penghasilan rumah tangga. Dan pada akhirnya,

pemanfaatan pekarangan tersebut juga dirancang untuk meningkatkan konsumsi aneka

ragam sumber pangan local dengan prinsip gizi seimbang yang diharapkan berdampak

menurunkan konsumsi beras.

Kementrian Pertanian telah mengembangan suatu konsep pemanfaatan

pekarangan dengan sebutan Kawasan Rumah Pangan Lestari atau KRPL. Kawasan ini

dapat terbentuk atau dimulai dari unit yang paling kecil, yaitu rumah tangga, Rukun

Tetangga atau RT, Rukun Wilayah atau RW dan akhirnya meningkat di tingkatan

Kelurahan atau desa. Salah satu lokasi Kawasan Rumah Pangan Lestari di Jawa Timur

yang dikawal oleh BPTP Jawa Timur adalah berada di Kota Surabaya, yaitu di Kelurahan

Nginden Jangkungan, Kec. Sukolilo.

Kelurahan Nginden Jangkungan kecamatan Sukolilo merupakan kelurahan yang

berada di perkotaan, tepatnya di wilayah bagian timur daripada pusat kota. Letak

kelurahan ini sangat strategis, yaitu mempunyai 2 kampus swasta terkenal, yaitu

Kampus UNTAG dan kampus UNITOMO Surabaya. Dengan kondisi yang demikian, tentu

menjadikan kelurahan mudah dijangkau dari berbagai arah. Di kelurahan ini juga terdapat

Perumahan mewah dan juga Rumah Sakit International.

Sebagai salah satu lokasi yang telah ditetapkan sebagai percontohan Kawasan

Rumah Pangan Lestari, dan melihat kondisi kelurahan yang ada, maka diperlukan strategi

tersendiri untuk melakukan dan membuat pecontohan di kelurahan Nginden Jangkungan.

Sulitnya mencari warga yang bersedia mengikuti kegiatan KRPL, perlu dilakukan beberapa

strategi dalam penerapannya antara lain: Sosialisasi KRPL, Percontohan KRPL, Pembuatan

Kebun Bibit Desa (Kelurahan), dan Pelatihan Budidaya Tanaman.

KBD di Kel. Nginden Jangkungan, Kec. Sukolilo, Surabaya

Page 13: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

9

7. MKRPL Integrasi Dengan Belimbing di Lahan Pekarangan

Pelaksanaan M-KRPL di Kabupaten Blitar dilaksanakan di desa Plosorejo,

Kecamatan Kademangan. Pemilihan lokasi berdasarkan kegiatan M-KRPL yang telah

ditentukan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dan hasil koordinasi

dengan Kantor Ketahanan Pangan (KKP) serta Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian-

Perikanan dan Kehutanan (B4K) Kab. Blitar yang mempertimbangkan di lokasi ini terdapat

P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan-Swadaya) yang merupakan salah satu obyek

kegiatan pada PENAS thn 2013.

Desa Plosorejo terdiri dari 2 dusun yaitu Para‟an dan Plosorejo dengan luas

pekarangan 73.830 ha milik 18.775 rumah tangga. Hampir sebagian besar tiap rumah

tangga memiliki lahan pekarangan tergolong strata 2 (100-300 m²) dan 3 (>300m²) yang

belum termanfaatkan selain oleh tanaman buah belimbing di halaman belakang rumah.

Seiring dengan adanya kegiatan M-KRPL maka saat ini telah dilakukan

pemanfaatan pekarangan secara intensif dengan penanaman sayuran di lahan

menggunakan bedengan-2 serta tanaman lainnya (toga dan empon-2 di bawah tanaman

belimbing, pakan ternak sebagai pagar tanaman dan tanaman dalam pot/polibag).

Jumlah rumah tangga yang melaksanakan M-KRPL pada tahap awal 33 yang kebanyakan

adalah anggota KWT (Kelompok Wanita Tani) yang menyebar hampir diseluruh dusun

Para‟an. Sekarang sudah mulai diikuti oleh hampir 100 rumah tangga yang menyebar

diseluruh desa.

Sarana kebun bibit desa (KBD) untuk mendukung ketersediaan benih/bibit dibangun

diatas tanah 630 m² milik desa. Pembibitan sayuran dilakukan di Screen House

sedangkan pembenihan dilahan. KBD juga dilengkapi dengan screen house, rumah

kompos, gubuk pertemuan sedangkan bak penampung air sumbangan dari Dinas

Pengairan Kab Blitar. Peran aktif desa terlihat dari sumbangan tenaga maupun APBD

berupa pemasangan instalasi listrik, air, pengecatan dan pemagaran. Gapoktan desa pun

berpartisipasi melakukan penghijauan lingkungan dengan menanam pohon pepaya

Page 14: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

10

sepanjang jalan desa dan jalan menuju dusun-2. Demikian pula KKP turut menata rumah

tangga dengan meberi polibag dan rak-2 kayu.

Dukungan lain dari pemerintah Kab. Blitar diwujudkan dalam bentuk kunjungan

dari Bapak Wakil Bupati Blitar dan Sekretaris Tim Penggerak PKK Kab. Blitar beserta

rombongan yang memberikan bantuan berupa pengaspalan jalan dan dana.

Selain M- KRPL yang ada di desa Plosorejo juga terdapat School Garden yang

diterapkan di 3 sekolah di wilayah tsb, yaitu SDN Plosorejo 1, SDN Plosorejo 3 dan TK. Al-

Hidayah. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini proses pembelajaran pentingnya

konsumsi sayuran sabagai makanan bergizi dan cara bertanaman yang diperkenalkan

pada siswa didik sejak dini dapat melekat sampai dewasa nanti.

Dibidang kesehatan, posyandu di Desa Plosorejo pada tahun 2011 adalah juara

pertama tingkat kabupaten Blitar dan provinsi Jawa Timur, sehingga dengan adanya

program M-KRPL dapat dijadikan sebagai wadah penyuluhan bagi ibu-2 yang memiliki

balita untuk memberikan gizi terbaik dan aman bagi putra-putrinya.

Potensi pemanfaatan pekarangan integrasi antara tanaman sayuran dan belimbing

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat berupa ketersediaan sayuran setiap saat,

penambahan pendapatan dari menjual kelebihan produksi sayuran dan peningkatan

pendapatan dari kegiatan olahan buah belimbing yang telah diberikan pelatihan dan

pendampingan dari BPTP Jawa Timur. Selama ini masyarakat masih menjual produk

buah segar yang belum di “grade” langsung ke pengepul, sehingga harga yang diterima

tidak transparan bahkan ketika panen melimpah harga sangat murah bisa sampai Rp.

1.000,-/kg sehingga karena kecewa diberikan ke ternak sebagai pakan. Pengolahan

dalam bentuk sari buah, dodol, selai dll diharapkan dapat menambah nilai jual produk

belimbing untuk mengantisipasi turunnya harga pada saat panen raya. Sedangkan

pelatihan yang tujuannya mendukung diversifikasi pangan juga dilakukan oleh KKP

berupa pelatihan pembuatan olahan dari umbi-2 lokal, mis: keripik bothe, brownis casava

dll.

Page 15: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

11

8. Bekerja Bersama Untuk Kesejahteraan Warga Melalui MKRPL

Masyarakat Desa Puhjarak di Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri sebagian

besar (hampir 75%) penduduk desa ini bermata-pencaharian sebagai petani, buruh tani

maupun pekerja harian lainnya. Akan tetapi juga terdapat 20% rumahtangga yang tidak

memiliki lahan pertanian sama sekali, yang artinya hanya rumah dengan pekarangan

sangat sempit. Sedangkan sebagian sisanya adalah warga yang memiliki lahan yang

relatif tidak luas.

Beberapa kelembagaan potensial yang telah sejak lama ada dan mendukung

peningkatan kesejahteraan rumahtangga diantaranya adalah PKK oleh kelompok ibu-ibu,

Posyandu di tingkat dusun beserta Poslansia, serta Kelompok P2WKSS (Peningkatan

Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera). Untuk menujang kegiatan

pertanian, di desa ini telah terdapat Gabungan Kelompok Tani yang terdiri dari 8 Kel.

Tani dan 1 Kel. Wanita Tani, Koperasi Wanita dengan kegiatan simpan pinjam, KUD dan

Kelompok Gerakan Pengentasan Kemiskinan.

Sejak awal tahun 2012, BPTP Jawa Timur bersama Dinas Pertanian Kediri, BKP3

Kediri, Badan Ketahanan Pangan Propinsi dan Pemerintah Kabupaten Kediri, menjadikan

wilayah ini sebagai show window dari pengembangan Program MKRPL untuk wilayah

Kabupaten Kediri. Dari hasil musyawarah desa yang dipimpin langsung oleh Bapak

kepala Desa, pada bulan Mei 2012 dicanangkan beberapa program MKRPL desa ini yang

diperkuat hasil identifikasi selama ini di lapangan, diantaranya: budidaya dan pembibitan

mlinjo, perikanan darat, usaha peternakan, Kebun Bibit Desa (KBD), budidaya cacing, dan

usaha pembuatan pakan ikan.

Sejauh ini hasil yang nampak adalah tiga dusun di Desa Puhjarak secara aktif

telah menerapkan prinsip model MKRPL dengan total rumahtangga di ketiga dusun

berjumlah 90 KK. Selain itu lebih dari 25 KK telah mempunyai kolam ikan. Untuk

mendukung pengembangan kegiatan MKRPL diwilayah ini, masyarakat difasilitasi

beberapa saprodi dan pelatihan teknis yang berhubungan dengan pemanfaatan

pekarangan serta intensifikasi lahan.

Page 16: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

12

TIGA JAM BERSAMA IBU WAMENTAN DI KRPL PUHJARAK, KEDIRI

Pada Jum‟at sore tanggal 28 September 2012, lokasi KRPL Desa Puhjarak

Kabupaten Kediri mendapat kehormatan di kunjungi Ibu Wakil Menteri Pertanian (Ibu

Umy Madajati) beserta rombongan ibu-ibu pejabat Eselon I dan II Badan Pusat Statistik

(BPS). Dalam menyambut muhibah ini Ibu Wakil Bupati Kediri (Ibu Rosyida Masykuri)

yang juga merupakan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kediri berkenan

mendampingi Ibu Wamentan dan menjelaskan program KRPL Kediri yang dilaksanakan

atas dukungan Pemda Kediri dan BPTP Jawa Timur. Dalam acara ini turut hadir pula

stakeholder KRPL Kediri yaitu pengurus dan pelaku KRPL Desa Puhjarak dan para pejabat

daerah antara lain Kepala BKP3 (Badan Penyuluhan), Perwakilan dari Dinas-Dinas bidang

Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan, juga Camat dan pejabat lainnya.

Lokasi yang pertama kali dikunjungi adalah KBD Sayuran yang terletak 1 km

sebelah utara Balai Desa Puhjarak. Kebun Bibit Desa ini merupakan pemasok utama

sayur-sayuran yang ditanam oleh masyarakat, baik di pekarangan pribadi maupun

dilokasi umum seperti berem jalan dan lahan terlantar disekitar desa. Ibu Kepala Desa

Puhjarak menjelaskan kepada rombongan tentang proses pembibitan yang dilakukan

secara swadaya oleh masyarakat. Bibit sayuran yang disediakan di tempat ini antara lain

bayam, kangkung, sawi, kubis, brokoli, bawang merah, cabe, terung, okra dll.

Pengelolaan KBD Sayuran dikomandani oleh seksi perbenihan sayuran yaitu Bapak Subur

yang juga ketua Kelompok Tani Subur Makmur. Dilokasi KBD Sayuran ini, juga

dipamerkan pengelolaan terpadu antara peternakan, perikanan dan pertanian. Seperti

adanya kolam lele yang berdampingan dengan pemeliharaan itik pedaging dan petelur.

Hasil dari teur itik telah diproses menjadi telur asin dan telur asap, selain juga telah

dilakukan usaha perbibitan dari penetasan telur hasil ternak ini.

Selanjutnya rombongan menuju Balai Desa untuk melihat aktifitas yang dilakukan

oleh masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk menambah penghasilan keluarga.

Page 17: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

13

Di Balai Desa ini rombongan dipamerkan berbagai produk olahan hasil rumah tangga dari

produksi pekarangan mereka antara lain emping mlinjo, aneka kripik buah dan sayur,

aneka produk olahan dari lele, getuk pisang, rengginang, susu jagung, beras kencur dll.

Juga dilakukan demo praktek pembuatan berbagai produk olahan tersebut oleh ibu-ibu

Desa Puhjarak di depan rombongan yang hadir. Hampir sebagian besar tamu rombongan

berebut memborong hasil produk olahan yang disediakan sebagai bahan pameran.

KBD Perikanan dan pembesaran lele juga dilihat oleh rombongan. KBD perikanan

yang terletak tepat di belakang kantor balai desa sangat menarik perhatian tamu.

Berbagai pertanyaan dan diskusi mengenai perbenihan dan pembesaran lele menjadi

topik yang menarik dalam diskusi. Rombongan juga sangat antusias mendengarkan

penjelasan dari Pak Karno, selaku Petugas Penyuluh Lapang dan Pak Rindra Penanggung

Jawab KBD Perikanan mengenai pembuatan pakan lele, penyediaan pakan alami dari

cacing tanah dan cacaing sutra, penggunaan probiotik dan pupuk kandang yang ternyata

dapat mengurangi pengeluaran untuk pakan lele untuk perbibitan dan penggemukan

secara signifikan. Beberapa pekarangan penduduk di sekitar kantor balai desa juga

sempat dikunjungi rombongan, dan para tamu terlihat puas melihat berbagai usaha

dipekarangan seperti budidaya lele, tanaman sayuran dan buah di desa ini yang tetap

menghasilkan meskipun dimusim kemarau dan kering.

Kegiatan kunjungan diakhiri dengan acara ramah-tamah di Pendopo balai desa.

Dalam pernyataannya Ibu Wamentan menyampaikan terkesan selama kunjungan 3 jam

ini dan memberikan penghargaan atas kegiatan KRPL Puhjarak, serta mengharapkan

kegiatan KRPL ini terus dikembangkan dan disinergikan dengan program-program

pemerintah yang lain. Juga diucapkan terimakasih kepada Tim BPTP Jatim yang telah

bekerja mendampingi program Kementrian Pertanian dilokasi ini.

Page 18: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

14

9. Kegiatan KRP Kabupaten Magetan

Lokasi KRPL Kabupaten Magetan terletak di desa Baron, kecamatan Magetan.

Rumah tangga yang terlibat saat dimulainya kegiatan sejumlah 45 Rumah tangga, yang

merupakan warga dari 2 dukuh, yaitu dukuh Jothang dan Krajan. Ketinggian lokasi 317

m dpl. dengan agroekosistem LKDR-IK. Dari hasil survai diketahui bahwa jumlah

pekarangan milik warga yang terlibat kegiatan ini yang masuk strata I ada 42%, strata II

38% dan strata III 20%.

Di teras rumah Kepala Desa sudah banyak diisi dengan pot-pot sayuran seperti

kubis, terong dsb., sebagai contoh agar ditiru warga. Tanaman sayuran yang

dikembangkan adalah cabe, tomat, terong, kubis, sawi, sedang buahnya pepaya dan

sirsat. Empon-empon yang ditanam jahe merah dan kunyit putih. mBote merupakan

tanaman umbi yang populer di desa Baron. KBD sudah dibangun lengkap dengan pompa

airnya, yang mengambil air untuk mengairi tanaman dari air sungai kecil di belakang

bangunan KBD. Dengan mengambil air sungai tersebut, kolam terpal di halaman KBD

sudah diairi, sebagai cadangan air untuk KBD dan dimanfaatkan juga untuk memelihara

ikan lele.

Pada halaman berikut disajikan foto KBD saat dalam proses pembangunan. Ukuran

KBD 9 m x 5 m, dengan atap plastik UV dan bagian dindingnya ditutup dengan paranet

hitam. Kolam permanen milik desa sudah dibangun dan diisi dengan air untuk

memelihara ikan nila. Direncanakan kawasan ini akan dimanfaatkan juga untuk penjualan

bibit sayuran dan tanaman lainnya dari KBD karena letaknya di pinggir jalan besar.

Ternak yang dipilih warga adalah kelinci, yang saat ini pemasarannya sangat bagus

karena sudah banyak pedagang yang siap menampung, yang akan dipasarkan untuk

sate kelinci di Sarangan. Saat ini sedang dipesan anakan kelinci untuk warga yang sudah

menyiapkan kandang. Kegiatan yang sudah dilakukan antara lain pertemuan sosialisasi

program dan PRA, base line survai, pelatihan pembibitan sayuran, pelatihan budidaya

sayuran dan buah serta pertemuan lain untuk membahas berbagai persoalan dalam

pelaksanaan kegiatan.

Page 19: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

15

10. Kiprah Ibu-Ibu PKK Desa Girimoyo-Malang Dalam Mengelola KRPL

Membawa Berkah Bagi Keluarga dan Manfaat Bagi Tamu

Desa Girimoyo, kecamatan Karangploso, Malang merupakan kawasan peri urban

dengan kondisi kampung yang terlihat bersih dan jumlah KK 1945. Hasil musyawarah di

tingkat kecamatan dan desa maka RPL di desa Girimoyo dilaksanakan di semua KK yang

ada di desa. Desa dengan luas 353 ha yang terdiri dari 3 dusun yatu dusun Ngambon,

Genengan dan Karangploso terdiri dari 6 RW dan 27 RT telah memiliki beberapa potensi

yaitu dekat dengan akses pasar induk Karangploso, memiliki Koperasi Wanita, terdapat

berbagai industri kerajinan, pujasera, toko swalayan, warung dan rumah makan serta

fasilitas pendukung lainnya, Dan yang menarik respon Camat serta Kepala Desa dan

masyarakat sangat tinggi dalam menyambut serta melaksanakan program KRPL sehingga

saat ini lebih dari 800 KK pelaksana RPL.

Semangat untuk memanfaatkan sejengkal pekarangan di rumah dengan aneka

tanaman pendukung gizi keluarga seperti kubis, kubis bunga, brokoli, bayam, kangkung,

sawi, tomat, cabai, terong, sledri, bawang daun slada keriting, buncis, kacang panjang,

kacang tanah dan toga serta aneka buah ditambah adanya kolam ikan membawa banyak

berkah bagi keluarga dan manfaat bagi tamu yang berkunjung. Berkah keluarga berupa

peningkatan gizi dan pengurangan belanja sehari-hari sekitar Rp 2.000- Rp 3.000,-.

Page 20: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

16

Kunjungan tamu pertama yaitu Ibu Ketua Tim Penggerak PKK dan jajarannya pada

tanggal 9 April 2012 disaat KRPL Girimoyo masih tahap inisiasi. Meskipun masih tahap

inisiasi dan program ini baru berjalan sebulan namun nampaknya Bu Yayuk Rendra

Kresna sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kab Malang sudah berkeinginan mengunjungi

kawasan tersebut dan berkenan jalan-jalan sehari di desa Girimoyo khusus meninjau

KRPL.

Kunjungan tamu berikutnya yang sangat membanggakan bagi ibu-ibu PKK desa

Girimoyo serta aparat desa dan aparat kecamatan Karangploso adalah dari BAKOHUMAS

(Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah) yang beranggotakan para pejabat

Kehumasan Kementerian dan Non Kementerian se Indonesia dan diikuti oleh 30

Kementerian dan Non Kementerian dengan jumlah peserta sekitar 100 orang.

Agenda khusus pada pertemuan ini yaitu paparan mengenai 1) Kemandirian Pangan

melalui Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari dan 2) Diversifikasi dan

Ketahanan Pangan Masyarakat serta Peninjauan Lapangan ke Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL) di desa Girimoyo-Karangploso, Kabupaten Malang Dengan kunjungan

lapangan ke KRPL Girimoyo diharapkan peserta dapat melihat langsung dari kinerja

Kementerian Pertanian khususnya dalam mengimplementasikan pengembangan KRPL di

lebih dari 70% Kabupaten/Kota masing-masing propinsi.

Para tamu antusias saat jalan-jalan ke kampung-kampung di Girimoyo dan melihat

segarnya sayuran dan buah-buahan dalam polybag ataupun pot yang ditata di

pekarangan sempit di depan atau disamping rumah warga. Letak desa Girimoyo yang

berdekatan dengan kantor BPTP Jawa Timur menyebabkan sering ada kunjungan tamu

untuk meninjau atau studi banding ke lokasi KRPL tersebut termasuk kunjungan kepala

desa dan ibu-ibu PKK desa yang melaksanakan KRPL dari kabupaten Mojokerto,

Lumajang serta beberapa kepala desa dari Kabupaten Malang dan juga darI seluruh

kepala kebun Balai Penelitian Pemanis dan Tanaman Serat. Nampaknya studi banding

atau kunjungan tamu bermanfaat bagi tamu tersebut untuk menyemangati membangun

KRPL di desa masing-masing atau di Kebun Percobaan serta menambah semangat ibu-ibu

PKK Girimoyo untuk meningkatkan kiprahnya dan semakin memperbaiki keragaan RPL

nya.

11. Pemberdayaan SDM Warga Untuk Budidaya Sayuran Media Tanam Polibag Di Lokasi M-KRPL Pacitan

Dusun Ganang Desa Gunungsari Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan

merupakan salah satu lokasi wilayah yang terpilih untuk ditumbuhkan sebagai M-KRPL di

Provinsi Jawa Timur tahun 2012 ini. Diantara beberapa kegiatan yang harus dilakukan

Page 21: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

17

dalam menumbuh kembangkan suatu KRPL adalah selain menumbuhkan partisipasi aktif

warga di lokasi, dan juga perlu dilakukan upaya peningkatan SDM warga untuk aplikasi

inovasi teknologi pertanian unggul mendukung usahatani di pekarangan (rumah pangan

lestari = RPL) yang sehat dan bergizi, terutama kepada wanita tani (anggota PKK/ Dasa

Wisma, Kelompok Wanita Tani).

Salah satu macam SDM bagi ibu – ibu rumah tangga, baik sebagai anggota Dasa

Wisma maupun Kelompok Wanita Tani yang harus ditingkatkan atau diperdayakan adalah

berupa penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat media tanam untuk

bercocok tanam horti sayuran dalam media polybag. Mengawali kegiatan menumbuh

kembangkan KRPL di Dusun Ganang telah dilakukan pelatihan terhadap ibu–ibu rumah

tangga anggoata Dasa Wisma tentang pembuatan media tanam dan perawatan tanaman

sayuran dalam sistem tanam media polibag.

Pelaksanaan pelatihan telah dilakukan dengan metode pertemuan di kelas dan

praktek langsung di lapangan, yang diselenggarakan dengan dasar partisipasi aktif para

peserta. Hasil dari pelatihan ini telah dirasakan pengaruhnya terhadap perkembangan

jumlah rumah tangga pengaplikasi RPL (RTang-RPL) di Dusun Ganang, dalam hal ini

minimal melakukan budidaya tanam sayuran dengan sistem media polybag/ vertikutur,

yakni dalam 3 bulan operasional implementasi M-KRPL secara mandiri telah terdapat 68

RTang-RPL per Juli 2012. Adapun dari sisi jenis tanaman sayuran, atas dasar jumlah

tanaman, 3 jenis tanaman sayuran yang dominan dibudidaya dalam sistem media

polybag oleh warga Dusun Ganang adalah bayam potong, cabai kecil, dan cabai besar.

Untuk menjamin keberlanjutan eksistensi RTang-RPL ini, maka pada tanggal 7

Agustus 2012 telah dibentuk Kelompok Wani Tani (KWT) KRPL Dusun Ganang yang

tugas dan fungsi utamanya adalah mefasilitasi anggotanya (ibu-ibu rumah tangga)

Ibu-ibu Dasa Wisma Dusun Ganang secara antusias dan aktif mengikuti pelatihan pembuatan media tanam polybag untuk tanaman sayuran yang diselenggarakan oleh Tim KRPL BPTP Jatim

Page 22: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

18

12. KRPL Ponorogo Bangkitkan Budaya Gotong Royong Yang Kian Memudar

Desa Sukorejo, kec Sukorejo, kab Ponorogo merupakan salah satu lokasi kegiatan

KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) yang telah dicanangkan oleh Pemerintah

Indonesia. Kelompok tani wanita Melati yang beranggotakan sekitar 50 ibu-ibu

menyambut antusias program tersebut. Di bawah komando bapak Sudjono sebagai PPL

pendamping dan Ibu Ninik Pujiwati (mantan Kades Sukorejo) sebagai ketua, ibu-ibu telah

berkomitmen ingin menyulap pekarangan dan lingkungan mereka menjadi produktif.

Curahan waktu luang sekitar 1 – 2 jam per hari dimanfaatkan untuk mewujudkan impian

tersebut dengan cara gotong royong.

Inilah salah satu nilai positif adanya kegiatan KRPL. Pada saat budaya gotong-

royong di masyarakat modern ini mulai terkikis menjadi budaya individualisme dan

materialisme, diharapkan KRPL menjadi sosok pendatang yang dapat membangkitkan

kesadaran akan nilai-nilai gotong royong yang merupakan budaya asli Indonesia.

Seandainya masih ada dan ditemukan biasanya sudah dikombinasikan dengan sistem

pengupahan dan durasi waktu gotong royongnya (Jawa: „sayan‟ atau „soyo‟) lebih singkat

atau istilahnya pantes-pantese …..

Sejalan program KRPL yang memiliki tujuan untuk mencukupi kebubutuhan

pangan keluarga sehari-hari, kegiatan gotong royong di lingkungan antar rumah tangga

adalah sangat ideal dan pas. Jika hal ini bisa berjalan secara bersamaan terwujudlah

budaya Lestari Rumah Pangannya Lestari Gotong Royongnya.

Page 23: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

19

13. Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Membangun Rumah Pangan Lestasi (RPL) Di Pasuruan

Pengembangan KRPL di kabupaten Pasuruan antara lain dilaksanakan di dusun

Sudimoro desa Pucangsari kecamatan Purwodadi. Di lokasi ini, program KRPL

dilaksanakan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Mayangsari, yang beranggotakan 58

orang (rumah tangga atau RT), terbagi dalam 40 RT Strata 2 dan 18 RT strata 3.

Pengembangan KRPL di desa ini dimulai dengan percontohan 12 RPL (rumah pangan

lestari), terdiri dari 6 RT strata 2 dan 6 Rt strata 3. Sampai dengan April 2012, seluruh

anggota KWT (58 RT) sudah menjadikan rumahnya sebagai rumah pangan lestari (RPL),

dengan berbagai komoditas bahan pangan diusahakan di depan, halam dan pekarangan

rumah. Sekitar 18 rumah bukan anggota KWT di dusun Sudimoro juga ikut

mengembangkan RPL, bahkan 40 RT di dusun Pucangan (tetangga dusun Sudimoro) juga

ikut mengembangkan RPL dengan menanam 10-20 sayuran (tomat, cabe, terong dsb) di

polibag secara vertikultur.

Lokasi komoditas yang diusahakan

Depan rumah Sayuran di polibag (vertikultur)

Halaman Sayuran di polibag (vertikultur) dan di tanah, ikan lele di kolam terpal

Pekarangan Bote, talas, ketela pohon, ayam, bebek dan itik

0

50

100

150

Februari April Juni Agustus

12

5876

116

Per

kem

ban

gan

RP

L

Page 24: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

20

Dalam pengembangan RPL di dusun Sudimoro, peran ibu rumah tangga sangat

penting, karena: (a) mempunyai waktu luang cukup banyak, (b) mengetahui secara pasti

kebutuhan pangan rumah tangga, dan (c) ibu rumah tangga juga bertanggung jawab

atas kecukupan pangan rumah tangga. Peran ini mendorong ibu-ibu rumah tangga untuk

mensukseskan RPL, meliputi menyiapkan sarana produksi, tanam, memelihara sampai

memasarkan hasilnya apabila terjadi kelebihan hasil panen. RPL di desa Pucang sari

menurunkan pengeluaran kebutuhan pangan rumah tangga rata-rata 27,6% (16,3-

53,6%).

14. Sekilas Info Sosialisasi KRPL di Sidoarjo

Gegap gempita program KRPL tampaknya sudah menjalar ke berbagai desa

dimana mana. Tidak ketinggalan di Desa Pilang, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten

Sidoarjo masyarakatnya juga ikut berpartisipasi untuk melaksanakan kegaitan tersebut.

Antusias masyarakat terlihat dari banyaknya rumah tangga (53 rumah tangga) yang

terlibat aktif untuk menyongsong program KRPL. Salah satu tahapan kegiatan yang

banyak diikuti oleh rumah tangga pada pertemuan awal program adalah sosialisasi

program dan PRA.

Maksud dan tujuan dari sosialisasi program dan PRA merupakan langkah awal

untuk menentukan kebutuhan rumah tangga agar lestari. Melihat kondisi agroekologi

setempat, maka jenis komoditas yang dipilih oleh rumah tangga pada umumnya tanaman

hortikultura sayuran. Respon positif terhadap KRPL tidak hanya ditunjukkan oleh warga

akan tetapi juga stake holders setempat mulai tingkat Kabupaten sampai Desa. Bentuk

respon positif dari BKP Kabupaten terhadap program KRPL yaitu adanya fasilitas

pembuatan kebun bibit desa (KBD) yang ditempatkan di halaman Kepala Desa. Dari

kebun bibit desa inilah yang nantinya kedepan akan sangat mendukung keberlanjutan

program KRPL. Bagaimana taktik dan strategi agar KRPL ibarat “gadis cantik

dipedesaan” yang banyak dicari oleh “para pemuda” di kampungnya. Tunggulah kabar

serba serbi pada episode beikutnya.............

Page 25: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

21

15. Sekilas Tahapan MKRPL di Madiun

Membangun Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Desa

Palur,Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun diawali dengan sosialisasi kepada seluruh

pelaksana M-KRPL. (kepala desa, aparat, tokoh masyarakat, PKK, Dasa Wisma, Kelompok

Wanita Tani, Kelompok Tani, Petugas Lapang/penyuluh BPP, KKP). Pada awal

pelaksanaan kegiatan M-KRPL penentuan jumlah Rumah Tangga berdasarkan Strata 1, 2

dan 3 sejumlah 41 Rumah Tangga (RT), pada bulan Juni meningkat menjadi 76 Rumah

tangga dan pada bulan Juli meningkat menjadi 91 Rumah Tangga, sehingga terjadi

peningkatan sebesar 54,95% dibandingkan awal pelaksanaan M-KRPL pada bulan Juni

2012. Setelah penentuan rumah tangga langkah selanjutnya adalah melakukan baseline

survey ke seluruh Rumah Tangga tersebut untuk mengetahui PPH awal, dilanjutkan

memberikan sosialisasi tentang M-KRPL dan kesanggupan warga untuk

melaksanakannya.

Dalam membangun M-KRPL di Desa Palur, Kecamatan Kebonsari, didukung

dengan kegiatan - kegiatan pelatihan pembuatan media tanam antara lain pupuk organik

dari kotoran ternak dan sampah rumah tangga, pembuatan rak- rak untuk tempat

penataan polybag, penanaman secara vertikultur dengan memanfaatkan paralon,

penanaman di poekarangan untuk seluruh warga di Desa Palur, Kecamatan Kebonsari,

Kabupaten Madiun. Setelah pelatihan dilakukan distribusi benih sayur (cabai rawit, cabai

besar, terong ungu, sawi, kobis, brokoli, selada, kangkung, bayam), buah jeruk

nambangan dan rambutan, ketela pohon.

Persiapan tempat pembibitan sudah disepakati di salah satu rumah warga

pelaksana M-KRPL agar memudahkan dalam pemeliharaan pembibitan di Kebun Bibit

Rumah Tangga (KBRT). Hasil pembibitan direncanakan akan disuplai ke Kebun Bibit Desa

(KBD). Pembuatan tempat media tanam berupa baby bag sudah dapat dilaksanakan di

Kebun Bibit Rumah Tangga secara manual, agar berkelanjutan untuk persediaan media

tanam selanjutnya. Pembuatan media tanam dilakukan secara berkesinambungan agar

dapat digunakan untuk pengisian media tanam dalam polibag untuk budidaya aneka

sayuran.

Page 26: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

22

16. Pemilihan Komoditas KRPL Gresik

Kondisi lingkungan yang kering di Kabupaten Gresik berpengaruh terhadap

ketersediaan air untuk memelihara tanaman/ternak/ikan. Berangkat dari ketersediaan air

yang sangat terbatas tersebut, maka harus diikuti dengan pemilihan jenis tanaman yang

tahan kekeringan. Salah satunya tanaman yang tahah dengan kekeringan adalah cabe

rawit atau cabe kecil dan terong. Pelaku RPL yang mempunyai tanah pekarangan luas,

dapat memilih jenis tanaman pangan yang tahan kekeringan misalnya singkong atau

ketela pohon atau ubi jalar. Waktu penanaman yang paling tepat di lokasi yang tingkat

kekeringannya tinggi sebaiknya dilakukan pada saa musim hujan.

Salama ini hasil tanaman pangan seperti tersebut di atas hanya diolah menjadi

makanan rebus atau goreng. Belum pernah dicoba di olah dalam bentuk lain sebagai

sumber protein, vitamin atau mineral. Melihat kenyataan di lapangan, tampaknya tidak

hanya pelatihan cara penanaman tanaman pangan, sayur, buah, dan ternak yang

diberikan akan tetapi perlu diberikan pelatihan cara pengolahan hasil tanaman pangan

selain beras. Dengan harapan hasil dari tanah pekarangan dapat digunakan sebagai

sumber pangan selain beras. Jenis tanaman buah-buahan yang cocok di tanaman di

daerah kering antara lain mangga, belimbing, dan sirsak. Selain cocok, juga dapat

memperbaiki kondisi tanah misalnya mampu menahan air lebih lama. Di bawah tanaman

yang besar dapat juga dimanfaatkan untuk menanam tanaman sayuran dan tanaman

pangan yang tahan terhadap naungan.

Hasil sosialisasi dan RRA yang dilaksanakan dengan di Desa Karangsemanding,

Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik antara jenis-jenis tanaman yang diminta

masyarakat dengan tanaman yang cocok di lokasi KRPL sangat berbeda. Karena

masyarakat tanpa mempertimbangkan kecocokan dengan kondisi lingkungannya. Usaha

rumah tangga yang dapat meningkatkan pendapatan petani di lokasi yang keterbatasan

jumlah airnya terbatas adalah ternak unggas (ayam, bebek atau entok). Untuk jenis

tanaman dapat disiasati dengan memanfaatkan polybag dengan media tanam (tanah)

yang dapat menahan air dengan harapan tidak perlu melakukan penyiraman setiap hari.

Page 27: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

23

17. Aktivitas Ibu-ibu PKK pelaku KRPL di Probolinggo

Ibu-ibu PKK Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Probolinggo

yang merupakan lokasi penumbuhan KRPL sangat antusias sekali bekerjasama membuat

persiapan pesemaian beberapa jenis tanaman sayuran. Tingginya semangat

kebersamaan ibu-ibu PKK dalam melakukan aktivitas kegiatan KRPL karena didukung oleh

ibu-ibu PKK tingkat Kecamatan dan Kabupaten. Bentuk dukungan yang sangat tampak

adalah mendatangi langsung ke lokasi para pelaku RPL.

Munculnya kegiatan di lokasi KRPL didahului dengan beberapa tahapan yaitu

sosialisasi program yang dilaksanakan oleh stake holders terakit dan dilanjutkan dengan

PRA. Dari hasil PRA yang diperoleh tampaknya di lokasi KRPL dalam sistem pemanfaatan

lahan pertanaman dikelompokkan menjadi 3 strata. Kegiatan untuk strata1 adalah

budidaya sayuran dengan menggunakan polybag dan RAK bersusun 2 tingkat dan

tanaman buah serta toga. Strata 2 adalah budidaya sayuran dengan menggunakan

polybag dan bedengan, tanaman buah dan tanaman obat serta pemeliharaan ikan, dan

ternak. Strata 3 adalah sayuran dengan menggunakan polyabag dan bedengan, tanaman

buah, tanaman umbi-umbian dan tanaman obat, pemeliharaan ikan dalam kolam terpal

serta pemeliharaan ayam buras dengan kandang sistim REN.

Untuk memperlancar proses penumbuhan KRPL, untuk kegiatan pesemaian di

laksanakan di Kebun Bibit Kelurahan (KBK) yang dikelola oleh kelompok tani bekerjasama

dengan PKK. Pada tahap awal pembibitan telah berhasil dibibitkan sayuran sebanyak

12.000 tanaman sayuran meliputi cabe besar, cabe kecil, tomat, terong, slada, kangkung,

bayam, sawi, dan kubis. Bibit yang telah tersedia, selanjutnya didistribusikan ke masing-

masing pelaku RPL. Distribusi bibit dilakukan secara merata sesuai dengan tingkat

stratanya. Bagi pelaku RPL yang masih merasa kurang dengan jumlah bibit yang diterima,

kemudian ingin menambah dapat dilakukan secara swadaya.

Page 28: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

24

18. Pembelajaran KRPL Terhadap PAUD di Lumajang

Masyarakat di kawasan rumah pangan lestari (KRPL) Desa Sumberwuluh,

Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang mulai menyadari manfaat menanam sayur

dan aneka tanaman di lahan pekarangan. Kebun Bibit Desa mulai ramai dikunjungi

masyarakat dan sebagai pembelajaran aneka macam tanaman untuk memperoleh bibit

dan aneka macam sayuran . Minat menanam sayuran ini juga ditularkan kepada anak-

anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Penjualan bibit di KBD ditangani oleh Kelompok

Wanita Tani dengan mematok harga bibit secara kesepakatan yaitu antara Rp. 100 –

150/bibit.

Penggantian biaya ini untuk menumbuhkan rasa memiliki usaha kelompok dan

perguliran modal. Perubahan perilaku ini terjadi dengan pendampingan yang intensif dari

semua pihak tidak terlepas juga peran aparat desa. Motivasi aparat dan perangkat Desa

Sumberwuluh perlu ditingkatkan dengan melakukan studi banding ke wilayah lain yaitu di

Desa Girimoyo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

Studi banding tersebut tampak membuahkan hasil akan tumbuhnya minat dan

kesadaran aparat dalam memanfaatkan pekarangan dengan mensukseskan program

kawasan rumah pangan lestari. Kesadaran tersebut meliputi mulai memperhatikan

keberhasilan lingkungan, perhatian dan semangat aparat untuk menanam sayuran

bersama-sama warganya yaitu dengan menanam terong, cabai dan tomat disepanjang

jalan utama dengan memanfaatkan limbah kantung beras raskin masyarakat. Saat ini

warga mulai merasakan manfaatnya untuk memanen sayuran dari hasil pekarangannya.

Masyarakat semakin mengenal aneka macam sayuran seperti : bloomkol, handewi (slada)

dan bayam merah. Enak juga ya memanen sayuran......

Page 29: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

25

19. Tahapan Penumbuhan KRPL Jember

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kabupaten Jember, berdasarkan hasil

observasi Tim dari Kabupaten Jember yang terdiri dari Tim Penggerak PKK Kabupaten

Jember, Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan, dan Sekretariat Badan

Ketahanan Pangan, telah ditentukan 3 lokasi KRPL, yaitu di Desa Karang Paiton,

Kecamatan Ledokombo, Desa Gumelar, Kecamatan Balung, dan Kelurahan Kebon Agung,

Kecamatan Kaliwates. Dari hasil PRA (Partisipatory Rural Appraisal) dan disikusi dengan

Tim Kabupaten Jember, maka diputuskan lokasi binaan KRPL oleh Tim BPTP Jatim di

Kabupaten Jember adalah Desa Karang Paiton, Kecamatan Ledokombo, dan Kelurahan

Kebon Agung, Kecamatan Kaliwates

Sasaran rumah tangga didominasi oleh Strata I (Rumah Tangga (luas pekarangan

< 100 m2 /hanya teras) dan Sebagian kecil Strata 2 (Rumah Tangga (luas pekarangan

100 - 300 m2 ). Jumlah rumah tangga peserta aktif KRPL meliputi 5 Dasa Wisma ( + 50

rumah tangga).

Untuk mencapai sasaran target KRPL, telah dilakukan tahapan-tahapan sebagai

berikut :

Sosialisasi di lokasi KRPL

Menumbuhkembangkan KBD dan Partisipasi Aktif Masyarakat

Menumbuhkembangkan Pemanfaatan Lahan dengan komoditi sayuran, toga, ikan, dan ternak

Page 30: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

26

20. M-KRPL dan Pengembangannya Di Kota Batu

Di kota Batu yaitu desa Bulukerto tepatnya di dusun Cangar merupakan salah satu

dusun sebagai lokasi untuk kawasan rumah pangan lestari. Desa Bulukerto mempunyai

luas wilayah 548,3 Ha termasuk daerah dataran tinggi yang terdiri dari empat dusun dan

terdiri dari 1642 KK. Dusun Cangar sendiri hampir 80% masyarakatnya merupakan petani

dan buruh tani.

KRPL di dusun Cangar desa Bulukerto kota Batu pada awalnya melibatkan

sebanyak 40 KK dan sampai bulan awal Agustus 2012 telah berkembang menjadi 63 KK

dari tujuh rumah tangga (RT).

Pada awalnya untuk memulai penerapan KRPL terdapat banyak hal yang dilakukan

yaitu memberi pemahaman dengan cara sosialisasi yang melibatkan ibu-ibu PKK, tokoh

masyarakat, perangkat desa, koordinasi dengan dinas terkait. Mendapatkan data-data

sekunder tentang monografi desa. Sesuai dengan tujuannya untuk membangun kawasan

rumah pangan lestari diperlukan KBD (Kebun Bibit Desa). Di dusun Cangar telah

dibangun KBD ukuran 4m x 8 m, 2 kolam terpal untuk ikan lele, percontohan tanam

sayuran pada bedengan (kangkung, bayam), tanaman buah durian, jeruk keprok Batu 55

dan gazebo yang kesemuanya dibangun di atas lahan seluas 1600 m2. Percontohan

tersebut merupakan kerja sama antara BPTP, KKP Propinsi Jatim dan Pemda.

Saat sosialisasi tentang KRPL bersama ibu-ibu PKK dan menumbuhkan KBD

Percontohan Kolam ikan lele dan tanaman di sekitar rumah

Page 31: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

27

21. Kawasan Rumah Pangan Lestari Kabupaten Jombang

Untuk memenuhi kebutuhan sayuran dan lauk sehari-hari, masyarakat di desa

Keras kecamatan Diwek kabupaten Jombang telah diperkenalkan dan digerakkan untuk

menanam sayuran dan memelihara ternak atau ikan dalam sekala rumah tangga. Bagi

rumah tangga yang mempunyai lahan sempit, dianjurkan menanam dalam polibag yang

diletakkan pada rak-rak bertingkat, sedangkan yang mempunyai lahan cukup luas

sayuran bisa ditanam pada guludan atau bedengan, ditambah dengan pemeliharaan

ternak atau ikan.

Respon masyarakat dengan adanya kegiatan ini cukup bervariasi, ada yang

langsung antusias dan ada yang bermalas-malasan menyambutnya, bahkan merasa

mendapat beban baru dan menambah pekerjaan yang dianggap tidak menghasilkan

uang. Kepala desa dan ibu sebagai penggerak PKK di tingkat desa sangat bersemangat

menggerakkan masyarakatnya, bahkan bersedia mengorbankan lahan pekarangannya

untuk bagungan kebun bibit desa (KBD) seluas 10 X 6 m. KBD merupakan sumber bibit

yang dikelola secara baik oleh para pelaku RPL atau perlu pengelola khusus.

Kebun Bibit Desa dan Kandang ayam yang baru menetas

Untuk ternak-ternak yang telah diterima masyarakat (ayam, itik dan entok) sudah

bayak yang menghasilkan. Oleh karena itu, kebanyakan rumah tangga menginginkan

bantuan bergulir berupa ternak ayam karena dirasa paling prospektif untuk

dikembangkan. Sampai saat ini masyarakat yang mendapatkan bantuan ayam ada 25 KK

(10 ekor/KK) dari 80 KK yang terlibat dalam kegiatan KRPL. Kebanyakan dari mereka

ternyata telah ahli dalam memelihara ayam, dari penetasan sampai pencegahan penyakit.

Ketrampilan memelihara ternak ayam yang dimiliki oleh pelaku RPL merupakan modal

utama keberhasilan usaha ternak.

Page 32: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

28

22. Cara Hidup Sehat Melalui M-KRPL di Ngawi

Seperti kita ketahui bersama bahwa berbagai macam penyakit yang dialami

masyarakaat saat ini antara lain disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, kekurangan

gizi dan faktor lainnya. Oleh sebab itu penerapan Model KRPL sangat cocok dalam upaya

menyediakan bahan makanan yang bebas dari pengaruh bahan kimia non alami, seperti

pupuk dan pestisida sintetis, yakni melalui model pertanian organik, dan

penganekaragaman bahan pangan sumber karbohidrat dan protein.

Beberapa program MKRPL yang diterapkan di Desa Karangrejo, Kecamatan

Kendal, Kabupaten Ngawi, yang didasarkan atas hasil identifikasi di lapangan, diantaranya

budidaya dan pembibitan sayuran.

Penyiapan bibit sayuran dan tanaman sayuran pada polybag

Pada awal pengembangan MKRPL, untuk mendorong minat masyarakat telah

dilakukan penanaman sayuran pada polybag, dimana bibit sayuran didatangkan dari luar

desa. Untuk tanam selanjutnya, ibu-ibu anggota kelompok PKK dan Kelompok Wanita

Tani diberi pelatihan tentang pembuatan bibit sayuran. Diharapkan, kedepan masyarakat

desa dapat memproduksi bibit, bukan hanya untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga bisa

mensuplai bibit untuk masyarakat di luar desa.

Keberadaan KBD sangat dibutuhkan untuk menjamin kontinuitas pasokan bibit

sayuran dan buah-buahan, baik untuk kebutuhan intern maupun permintaan dari luar

desa. Komoditas sayuran yang ditanam dalam kegiatan MKRPL di wilayah ini antara lain:

cabe, tomat, terong, brokoli, kubis, sawi dan selada. Sedang buah yang ditanam antara

lain : durian, sawo, jeruk, papaya dan kelengkeng.

Sampai sejauh ini, anggota yang terlibat aktif dalam kegiatan KRPL sejumlah 95

KK, yang terdiri dari Strata 1 (pemilikan lahan <100 m2), strata 2 (luas lahan lahan 100-

300 m2) dan strata 3 (lahan > 300 m2). Masalah yang dihadapi di lokasi KRPL Desa

Karangrejo adalah masalah air, dimana terjadi kekurangan air pada musim kemarau ini.

Page 33: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

29

b. Potensi Pengembangan KRPL di Jawa Timur

Pelaksanaan KRPL di berbagai Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang baru dimulai

sekitar 6 bulan sangatlah singkat untuk diambil kesimpulan apakah program ini berjalan

dengan baik atau tidak setelah diimplementasikan di lapangan. Sebagai indikator untuk

mengetahui paling tidak ada dua hal yang perlu diketahui yaitu kondisi agroekologi

(lingkungan) setempat, pemilihan jenis tanaman/ternak yang diusahakan, dan sumber

daya manusia.

Kondisi agroekologi d Jawa Timur yang sangat luas dan beragam merupakan

potensi dalam penumbuhan semua kegiatan pertanian baik dalam skala luas maupun

kecil. Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ) diperkirakan pada tahun 2020 Propinsi

Jawa Timur akan menjadi pusat agribisnis, karena mempunyai keunggulan di sektor

pertanian. Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang mempunyai nilai LQ > 1 di bidang

pertanian yaitu Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Blitar, Kediri, Lumajang, Jember,

Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto, Jombang,

Nganjuk, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Bangkalan, Sampang,

Pamekasan, Sumenep, dan Kota Batu.

Sektor ekonomi dikatakan kuat apabila sektor tersebut tidak hanya melayani pasar

di daerahnya sendiri, tetapi juga mampu melayani pasar di daerah lain. Pembangunan

pertanian tidak dapat terlaksana hanya oleh para petani sendiri, akan tetapi perlu campur

tangan pembuat kebijakan. Karena sektor pertanian dapat menyerap tenaga kerja dan

sumber devisa pemerintah dengan perdagangan internasional.

Pemilihan jenis tanaman/komoditas yang akan diusahakan harus mengacu pada

kemudahan hidup dan tumbuh pada kondisi agroekologi setempat. Tanpa memperhatikan

ke dua hal tersebut peluang keberhasilan hidupnya sangat kecil. Suatu misal,

tanaman/ternak yang perlu banyak air sebaiknya di usahakan pada kondisi rumah tangga

yang lingkungannya sumber airnya mudah dan terjadi sebaliknya pada tanaman/ternak

yang tidak perlu banyak air.

Pelaku KRPL dalam hal ini ibu-ibu rumah tangga merupakan salah satu faktor

penentu kesuksesan dan keberlanjutan program KRPL. Karena mengusahakan tanaman

dalam skala kecil dan terbatas perlu ketelatenan yang tinggi dan mempunyai rasa suka

untuk mengerjakannya. Pada tahap awal biasanya semangatnya tinggi, kemudian sejalan

dengan waktu semakin hari semakin menurun semangatnya. Untuk mempertahankan

motivasi yang tinggi diperlukan kiat-kiat tertentu misalnya pendampingan secara berkala

setelah berjalan.

Page 34: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

30

Setelah mempertimbangkan beberapa hal tersebut di atas langkah selanjutnya

adalah melihat kondisi yang sesungguhnya dengan melihat perkembangan terakhir serta

dukungan pemerintah setempat dari masing-masing lokasi KRPL (Tabel 1).

Tabel 1. Perkembangan KRPL Per 15 Agustus 2012 di Jawa Timur

No Kabupaten

/ Kota Desa/

Kelurahan

Tahun awal

perkembangan

Jumlah KK-RPL/ RTang-RPL Jumlah

kawasan

Dukungan Pemda

Awal Agustus Rp Natura

1 Kab. Pacitan - Gunung sari

- Kayen

2012

2011

58

22

68

60

36 - APBD Tk I : 165 jt*

- APBD Tk. II : 50 jt

2 Kab Ponorogo

Sukorejo 2012 40 55 3 - APBD Tk I : 165 jt*

3 Trenggalek Ngadi- renggo

2012 25 82 5 - APBD Tk I : 165 jt*

4 Kabupaten Blitar

Desa Plosorejo

2012 36 54 5 - APBD Tk I : 165 jt*

- APBD Tk II : 32 jt

- PKK Kab. : 1 jt

5 Kab. Malang Girimoyo, kec. Karangplo-so

Mei 2012 402 836 4 - APBD Tk I : 165 jt*

6 Kab. T. Agung

Sumber-dadi 2012 50 55 5 - APBD Tk I : 165 jt*

7 Kab. Malang Girimoyo, kec. Karangplo-so

Mei 2012 402 836 7 - APBD Tk I : 165 jt*

8 Kab. Mojokerto

Kebon tunggul

2012 30 183 3 - APBD Tk I : 165 jt*

9 Kodya Surabaya

Nginden Jangkung-an

2012 25 60 5 - APBD Tk I : 165 jt*

- APBD Tk II : 500 rb.

10 Kab. Gresik Karang-semanding

2012 10 30 19

- APBD Tk I : 165 jt*

- APBD Tk II (PR2RT) : 48 jt

-PemKab Gresik : - 1 Hand –sprayer - Benih sayuran

11 Kab.Pasuruan

Pucangsari 2012 12 83 5 - APBD Tk I : 165 jt*

- APBD Tk II 50 jt

12 Kota Probolinggo

Kelurahan Pilang

2012 60 70 7 - APBD Tk I : 165 jt*

- Kodya Prob. : Lumbung Pangan

Bank sampah

13 Kab. Situbondo

Sumber kolak

2012 80 550 22 - APBD Tk I : 165 jt*

14 Kab. Jember Desa Karang Paiton

2012 40 40 3 - APBD Tk I : 165 jt*

-

Page 35: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

31

Lanjutan Tabel 1........

No Kabupaten

/ Kota Desa/

Kelurahan

Tahun awal

perkembangan

Jumlah KK-RPL/ RTang-RPL Jumlah

kawasan

Dukungan Pemda

Awal Agustus Rp Natura

15 Lumajang Sumbe wuluh

2012 50 105 4 - APBD Tk I : 165 jt*

-PemKab : Polybag = 1000 Benih bayam, terong dan cabai sebanyak masing-masing 3 pak

16 Kab. Banyuwangi

- Kebun-dalem

2012 54 57 3 - APBD Tk I : 165 jt*

17 Kab. Ngawi Karang-rejo Kec. Kendal

2012 91 99 3 - APBD Tk I : 165 jt*

- PemKab : Pupuk organik, pakan ikan, polybag

18 Kab. Madiun Desa Palur, Kec. Kebonsari

2012 41 91 3 - APBD Tk I : 165 jt*

19 Kab. Magetan

Baron 2012 45 48 5 - APBD Tk I : 165 jt*

20 Kab. Sidoarjo

Pilang 2012 53 56 3 - APBD Tk I : 165 jt*

21 Kab. Nganjuk

Kepanjen 2012 72 118 5 - APBD Tk I : 165 jt*

22 Pemkot Batu Bulukerto/ Bumiaji

2012 40 63 3 - APBD Tk I : 165 jt*

Lahan u/. KBD,display kolam, sa-yur, buah= 1600 m2 KKP Batu= Benih sayur,buah,lele, ayam, Paranet, bambu

23 Kodya Malang

Rampal 2012 40 40 5 - APBD Tk I : 165 jt*

24 Kab. Jombang

Keras 2012 80 80 4 - APBD Tk I : 165 jt*

Jawa Timur 26 Desa 1.858 3.819 + 1.444

(dari TNI, POLRI,

Salimah, Haryono

Center) = 5.263

167 + 90 (lokasi

replikasi KRPL BKP Jatim yang

tidak masuk M-KRPL) =

257

3.960.000.000 + 181.500.000 = 4.141.500.000

Page 36: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

32

Berdasarkan data tersebut di atas perkembangan KRPL di Jawa Timur menunjukkan

persentase kenaikan yang sangat spektakuler setelah program tersebut di luncurkan.

Dalam waktu yang relatif singkat yaitu sekitar 6 bulan perkembangan dan penumbuhan

RPL-RPL naik 205,5% dalam skala tingkat Provinsi dan kalau pada tingkat

Kabupaten/kota rata-rata kenaikannya 8,56%. Perkembangan tersebut secara sederhana

menunjukkan sinyal positif bahwa program KRPL dapat diterima oleh masyarakat.

Paling tidak ada lima faktor yang menyebabkan program KRLP tumbuh dengan baik

di Jawa Timur antara lain: program ini muncul secara “top down”, mendapat dukungan

secara terstruktur dari stakeholders terkait baik sarana dan pembiayaan, merupakan

“cara baru” pemenuhan gizi keluarga dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang

sempit disekitar rumah/pekarangan, adanya pengawalan dari petugas secara intensif,

pelaku sasaran adalah para ibu rumah tangga di pedesaan/perkotaan.

Model implementasi KRPL seperti yang terjadi sekarang ini sangat rentan dengan

permasalahan keberlanjutan apabila tidak didukung dan disiapkan secara seksama pada

saat program tersebut diberhentikan sarana pelaksanaannya. Oleh karena itu pada tahap

awal ini sesegera mungkin manfaatnya dirasakan oleh pelaku RPL. Nilai manfaat akan

selalu menjadi pemicu motivasi seseorang untuk melakukan tindakan, maka dari itu

pendampingan yang intensif oleh petugas yang kretaif dan inovatif menjadi kunci sukses

keberlanjutan suatu program.

Terintegrasinya stakeholders terkait dalam pelaksanaan program KRPL juga dapat

memicu munculnya para local campion, hal ini dapat dilihat secara otomatis pada saat

awal suatu program di luncurkan atau disosialisasikan. Motif munculnya local campion

antara lain tingkat partisipatif, rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang baru, semangat

untuk menerapkan informasi teknologi, dan untuk mendapatkan nilai manfaat secara

materi maupun non materi. Apabila local campion sudah muncul, merupakan suatu

pertanda bahwa suatu program dapat dimulai pelaksanaannya.

Local campion merupakan motor penggerak suatu program oleh karena itu

biasanya lebih dari satu orang. Contoh yang paling sering dijumpai di lapangan adalah

Kepala Desa atau perangkat Desa setempat, para ketua kelompok tani/ketua gapoktan,

ketua wanita tani, ketua PKK, dan tokoh masyarakat yang ada situ. Keberadaan mereka

sangat-sangat diharapkan karena mempunyai andil yang besar dalam kelancaran suatu

program. Oleh karena itu hendaknya para petugas lapangan selalu berinteraksi secara

intensif dengan mereka agar program berjalan lancar, sukses, dan berkelanjutan.

Page 37: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

33

3. KENDALA DAN PELUANG KEBERHASILAN KRPL

Melihat dukungan pemerintah Provinsi Jawa Timur yang sangat tinggi dari aspek

pembiayaan terhadap program KRPL yang tersebar di berbagai Kabupaten/Kota belum

dapat menjamin keberhasilan pelaksanaannya. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai

kendala/masalah yang ada pada setiap lokasi penumbuhan KRPL. Apabila dikelompokkan

paling tidak ada lima kendala yakni sumber daya alam, sumber daya manusia,

kelembagaan, akses teknologi, dan stake holders. Secara rinci dari masing-masing

kendala tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sumber Daya Alam (SDA)

SDA yang dianggap menjadi kendala kelancaran KRPL di tingkat Kabupaten/Kota di

Jawa Timur yang berhasil di identifikasi adalah kekurangan air untuk memelihara

tanaman pada saat musim kemarau seperti sekarang ini (September 2012), suhu udara

yang dingin dapat menyebabkan tingkat mortalitas yang tinggi terhadap anak ayam

buras umur 0 – 14 hari, serangan hama tikus terhadap tanaman bibit/pesemaian di KBD,

polusi bau akibat dari pemeliharaan ternak itik.

Ketersediaan air di lokasi penumbuhan KRPL merupakan faktor kunci untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Karena secara umum tanaman yang di

usahakan ditanam dalam pot/polybag/paralon/talang plastik. Cara tanam dengan media

terbatas sangat rentan sekali dengan kekurangan air. Hal ini terlihat pada saat tanaman

tidak dilakukan penyiraman sekitar 3 hari saja kondisinya sudah mulai layu. Untuk

mengantisipasi agar tanaman tidak cepat layu, maka harus dilakukan penyiraman

dengan frekuensi yang sangat rapat apalagi pada saat musim kemarau. Oleh karena itu

hendaknya dalam memilih lokasi harus memperhatikan syarat tumbuh tanaman dengan

baik yaitu ketersediaan air.

Kondisi ekologi misalnya perubahan suhu dingin yang sangat ekstrem dapat juga

menyebabkan ternak mati. Hal ini dapat dilihat banyaknya anak ayam buras yang mati

akibat dari perubahan cuaca tersebut. Tidak tahannya anak ayam buras terhadap suhu

dingin diduga karena memang ciri dari ternak muda. Selain daripada itu kemungkinan

pada umur tersebut kondisi tubuhnya masih sangat lembah. Untuk mengantisipasi

adanya perubahan suhu yang sangat ekstrem, maka perlu disiapkan teknologi

pemanasan terhadap kutuk dengan harapan untuk dapat menekan terjadinya kematian

yang tinggi.

Gangguan hama dan penyakit terhadap tanaman merupakan hal yang wajar dalam

budidaya tanaman. Jenis hama yang sering mengganggu pada tahap penyemaian di

Page 38: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

34

lokasi KRPL tertentu adalah serangan tikus. Apabila gangguan hama tikus ini tinggi pada

tahap pesemaian sudah dapat dipastikan bahwa bibit tanaman akan rusak dan tidak

dapat digunakan sebagai bahan tanaman yang baik. Perlu di ingat, tikus adalah hama

yang paling pintar dan cerdik dibandingkan jenis hama lain. Oleh karena itu untuk

mengendalikan atau mengurangi serangan tikus harus dilakukan beberapa cara

pengendalian. Misalnya memberi pagar dan penutup dari bahan yang kuat misalnya

plastik. Langkah berikutnya adalah menutup lubang-lubang persembunyian dengan

pengasapan. Dan masih banyak teknologi pengendalian yang lain.

Polusi udara akibat dari bau kotoran ternak tampaknya juga menjadi kendala yang

berhasil di identifikasi di lokasi penumbuhan KRPL. Munculnya masalah ini diduga oleh

beberapa penyebab antara lain lokasi pemeliharaan yang sempit, kandang tidak

bersih/kotor, tidak disediakan teknologi permentasi kotoran ternak. Untuk mengantisipasi

agar permasalahan tersebut tidak berlarut larut maka perlu dilakukan beberapa upaya

misalnya memilih jenis ternak yang selektif, mengganti jenis pemeliharaan lain misalnya

tanaman, dan penyertaan teknologi yang ramah lingkungan.

Semua permasalah SDA tersebut tidak dapat dibiarkan secara berlarut-larut. Segera

dicari solusinya, karena apabila dibiarkan akan mengganggu proses kelancaran

implementasi pelaksanaan KRPL. Selain dari itu juga selalu melakukan komunikasi secara

terstruktur antar pelaku RPL-RPL yang ada di kawasan tersebut. Hal ini menjadi penting

karena kegiatan berlangsung di lokasi perumahan dipedesaan/perkotaan dengan lahan

yang relatif terbatas.

b. Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM merupakan pelaku utama program KRPL, untuk itu posisinya sangat strategis

dalam kelancaran, kesuksesan, dan keberlanjutannya. Paling tidak ada empat kelompok

SDM yang terlibat dalam program KRPL yaitu petugas dari instansi terkait dari tingkat

Provinsi dan Kabupaten, petugas pendamping di lapangan, local campion, dan ibu-ibu

para pelaku RPL setempat. Kempat komponen SDM tersebut seyogyanya dapat berjalan

bersama dan beriring untuk saling melengkapi, sehingga dapat menumbuhkan KRPL yang

baik. Namun dalam kenyataannya di lapagan belum sinergi secara optimal. Kondisi ini

akan berdampak terhadap “pemformen”/penampilan pelaksanaan KRPL. Banyak faktor

yang menyebabkan belum sinerginya antara SDM yang satu dengan SDM yang lain.

Berdasarkan data perkembangan KRPL di masing-masing Kabupaten/Kota, telah

dapat diidentifikasi atau direkam kendala-kendala yang muncul terkait dengan SDM.

Paling tidak ada empat kendala antara lain: waktunya tidak cukup karena mempunyai

lahan yang luas selain di pekarangan, kekurangan tenaga kerja untuk memelihara

Page 39: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

35

tanaman/ternak, motivasi menurun/jenuh, dan pengetahuan terbatas terhadap teknologi

pertanian tertentu. Untuk mengetahui lebih jauh dan detil dari masing-masing kendala

akan di uraikan sebagai beikut.

Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para pelaku RPL tampaknya mempunyai

potensi menghambat yang besar dalam menumbuh kembangkan RPL-RPL yang ada di

tingkat pedesaan/perkotaan. Kendala ini sulit untuk di atasi karena waktu yang dimiliki

pelaku RPL tercurah seluruhnya untuk keperluan di luar yang berhubungan dengan

berlangsungnya kehidupan. Misalnya mempunyai pekerjaan tetap di perusahaan atau

jadi pegawai. Alasan yang paling mendasar adalah mencoba hal baru (RPL) yang di luar

kebiasaan bukan perkerjaan mudah, karena nilai kepastian yang di dasarkan pada

pengalaman tidak ada yang bisa menjamin. Dari pada menemui kegagalan lebih baik

menekuni pekerjaan yang sudah lama memberikan hasil. Potret pelaku RPL yang

demikian ini masih ada peluang untuk dicari jalan komprominya, misalnya pemilihan jenis

tanaman yang tidak perlu pemeliharaan intensif.

Kekurangan tenaga kerja untuk memelihara tanaman/ternak untuk para pelaku RPL

merupakan kendala yang dapat dijumpai. Kondisi ini hampir sama dengan kendala

sebelumnya, akan tetapi masih ada perbedaan yaitu pada minat untuk mau

melaksanakan. Langkah untuk menyikapi pelaku RPL yang demikian antara lain:

memberikan pemahaman secara baik mengenai pentingnya RPL, diberikan kesempatan

untuk learning by proses, secepat mungkin menunjukkan nilai manfaatnya, dan

pendampingan secara intensif. Apabila upaya-upaya tersebut telah dilakukan,

selanjutnya dilakukan evaluasi mengenai keberlanjutan pelaksanaannya. Tanpa

melakukan tahapan yang demikian akan sulit untuk menentukan sikap selanjutnya. Oleh

karena itu sebelum menentukan lokasi dan para pelaku RPL harus diketahui syarat-syarat

yang ideal untuk menumbuh kembangkan KRPL.

Motivasi para pelaku KRPL yang menurun merupakan salah satu kendala yang

sering di jumpai pada hampir semua lokasi penumbuhan RPL. Indikator yang paling

mudah diketahui adalah kurang semangatnya dalam melakukan aktivitas yang terkait

dengan RPL. Gejala ini muncul karena ada beberapa faktor yang memicu misalnya tidak

sesuainya harapan dan hasil. Pada tahap awal menghendaki jenis tanaman tertentu akan

tetapi yang diperoleh tanamannya berbeda. Belum diperoleh manfaat yang optimal baik

dari aspek kecukupan kebutuhan rumah tangga dan materi ekonomi. Kemampuan yang

terbatas untuk penguasaan teknologi maupun non teknologi. Kreativitas yang rendah

para pelaku dan pendamping. Untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas perlu di bangun

Page 40: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

36

komunikasi yang intesif dan jelas antara para pelaku, local campion, petugas

pendamping, dan stake holders terkait lainnya.

Pengetahuan terbatas para pelaku RPL merupakan hal yang sangat wajar, karena

program ini merupakan hal baru untuk para ibu-ibu rumah tangga. Pada tahap awal ibu-

ibu tidak berpikir tentang cara bertanam yang baik untuk berbagai jenis tanaman pada

saat ini harus memikirkan hal tersebut. Perubahan perilaku dari tidak mengetahui

teknologi cara tanam ke harus mengetahui teknologi cara tanam inilah yang dimaksud

dengan pengatehuan yang terbatas. Tanpa pengetahuan yang cukup mumpuni dari SDM

setempat akan dapat menghambat kelancaran program KRLP. Oleh karena itu perlu

dilakukan beberapa tahapan sosialisasi di tingkat lapangan. Bentuk-bentuk sosialisasi

dapat dikemas berupa pertemuan di dalam rungan atau praktek langsung.

c. Kelembagaan

Kendala kelembagaan yang dirasakan oleh para pelaku selama menjalankan

program KRPL adalah lemahnya pengelolaan kebun bibit desa (KBD). KBD merupakan

bagian kunci dari program penumbuhan RPL-RPL di pedesaan maupun perkotaan. Oleh

karena itu pada tahap awal program ini disosialisasikan, kelembagaan KDB harus di

rencanakan secara baik keberadaannya. Kondisi yang terjadi saat ini secara umum di

masing-masing lokasi KRPL keberadaan KBD di fasilitasi oleh Perangkat Desa setempat

dengan memanfaatkan lahan Desa. Penyediaan fasiltas yang berupa lahan Desa untuk

KBD masih belum cukup untuk memperlancar program KRPL tanpa di dukung struktur

kelembagaan yang baik. Untuk mewujudkan KBD yang tangguh yaitu dapat melayani

kebutuhan bibit tanaman yang diperlukan oleh seluruh para pelaku RPL, maka perlu

susun/dibentuk pengelolanya.

Kelembagaan pengelola KBD yang ideal perlu di tangani oleh para local campion

misalnya ketua kelompok tani, ketua gapoktan, ketua kelompok wanita tani, atau yang

lainnya. Penyerahan kepengurusan kelembagaan KBD ke para local campion didasarkan

beberapa pertimbangan antara lain: mempunyai kemampuan menejemen kelompok,

mempunyai kemampuan teknologi pertanian yang lebih di banding yang lain, dapat di

percaya (amanah), dan mempunyai jiwa bisnis yang tinggi. Apabila hal-hal tersebut

dapat dipenuhi oleh pengelola KBD peluang keberhasilan KRPL sangat tinggi.

d. Akses Teknologi

Kesiapan berbagai macam teknologi cara budidaya tanam di lokasi penumbuhan

KRPL menjadi bagian utama dan merupakan skala prioritas. Karena tanpa didukung

dengan teknologi yang memadai tingkat keberhasilannya sangat kecil. Selain tersedia,

Page 41: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

37

teknologi juga harus mudah untuk diakses, diperoleh, didapatkan, dan dilaksanakan.

Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan di masing-masing lokasi penumbuhan

KRPL kendala akses teknologi dapat di temukan adalah pelaku RPL belum menguasai

tentang pemeliharaan itik. Akibat dari belum dikuasainya teknologi tersebut adalah

mortalitas yang sangat tinggi. Belajar dari pengalaman yang ada, maka perlu dilakukan

koordinasi yang intensif antara stake holders, petugas pendamping, dan pelaku RPL

terkait dengan kebutuhan teknologi yang langsung diimplementasikan di lapangan.

e. Stake Holders

Unsur penunjang berjalannya program KRPL di lapangan adalah keberadaan stake

holders mulai dari tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan Desa. Para stake holders

saling berkoordinasi dan bersinergi dalam menumbuh kembangkan RPL-RPL di masing-

masing Kabupaten. Tugas pokok dan fungsi masing-masing sudah sangat jelas. Pada

konteks ini dapat diketahui bahwa, pada tahap awal KRPL diinisiasi oleh BPTP Jawa

Timur, kemudian pada tahap berikutnya pengembangannya diserahkan ke stake holders

tingkat Provinsi (Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan). Terlihat jelas pada

tahun 2012 sebagian besar penyediaan prasarana dan sarana untuk penumbuhan KRPL di

Jawa Timur di penuhi oleh institusi terkait tingkat Provinsi.

Stake holders tingkat Kabupaten membantu mengawal kelancaran pelaksanaan

KRPL di lokasi yang telah ditentukan secara bersama-sama. Selain mengawal, tidak

tertutup kemungkinan bahkan mungkin juga harus mengalokasikan pembiayaan yang

masih belum terpenuhi oleh pembiayaan dari Provinsi. Saling melengkapi dan saling

mengisi kekurangan di tingkat lapangan akan cepat diketahui apabila koordanasi

dilakukan secara periodik dan berkelanjutan. Agar akselerasinya lebih cepat maka

secara khusus biasanya institusi Kabupaten menugaskan secara intensif petugas lapangan

(PPL) yang berada di wilayah penumbuhan KRPL. Pendampingan yang intesif oleh PPL

di masing-masing lokasi KRPL merupakan keputusan yang tepat, karena pelaku RPL-RPL

apabila ada kesulitan akan segera dicarikan solusinya.

Pendampingan tidak hanya datang bertemu dengan para pelaku RPL, akan tetapi

perlu menyusun rencana kegiatan secara terstruktur baik secara individu maupun kerja

kelompok. Hal ini penting, karena dalam menumbuh kembangkan KRPL harus di dukung

paling tidak 3 komponen pokok antara lain: pelaku RPL (ibu-ibu rumah tangga), pelaku

inti/local campion) (pengelola KBD, tokoh masyarakat, perangkat desa), dan penunjang

(petugas pendamping di lapangan dari kecamatan/kabupaten, dan institusi terkait dari

Kabupaten maupun provinsi). Apabila ketiga komponen tersebut bergerak dalam satu

Page 42: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

38

kesatuan langkah, peluang keberhasilan pengembangan KRPL sangat tinggi. Kondisi

demikian akan terjadi sinergisme antar berbagai pihak, oleh karena itu terus menerus

melakukan koordinasi secara berkelanjutan.

Berdasarkan fakta di lapangan untuk memulai koordinasi antar stake holders ini

bukan pekerjaan mudah, karena posisi dari masing-masing dari stake holders secara

legal formal belum di kukuhkan secara baik/strukturnya belum jelas. Mengingat

pentingnya suatu program itu dilaksanakan, maka harus dilengkapi dengan panduan

juklak/juknisnya. Tanpa dilengkapi dengan perangkat tersebut, sulit rasanya untuk

mensukseskan suatu program, karena dukungan dari stake holders nya kurang kuat.

4. TAKTIK DAN STRATEGI KEBERHASILAN KRPL

Ketepatan, kelancaran, dan kesuksesan dalam melaksanakan suatu program yang

melibatkan banyak pihak harus di dukung dengan perencanaan yang sangat baik.

Selanjutnya harus dipikirkan bagaimana cara implementasinya yang mudah.

a. Taktik

Paling tidak ada beberapa taktik (implementasi jangka pendek) agar KRPL berhasil

antara lain pendampingan oleh petugas bagi pelaku RPL secara intensif, dukungan sarana

dan prasarana yang memadai, dan memilih pelaku RPL yang mempunyai semangat tinggi

dan waktu cukup. Ketiga komponen tersebut harus berjalan beriring karena pada tahap

awal biasanya para pelaku sangat tergantung dari komando dalam pelaksanaannya.

Untuk itu perlu disinergiskan agar perjalanannya menjadi lancar.

a.1. Pendampingan Intensif

Target para pelaku RPL umumnya adalah ibu-ibu rumah tangga di pedesaan/

perkotaan yang fokus kegiatan sampingannya bukan bercocok tanam dan beternak.

Sehingga kondisi tersebut yang harus dipahami secara baik apabila program ingin

berjalan secara lancar dan sukses. Hal ini penting untuk di pahami karena terkait dengan

merubah perilaku atau kebiasaan seseorang. Oleh karena itu pendampingan/pengawalan

yang intesif oleh petugas menjadi kunci utama yang harus dikedepankan. Tanpa

melakukan pendampingan intensif akan sulit untuk mengarahkan para pelaku RPL,

karena aktivitas memanfaatkan lahan disekitar rumah dan pekarangan dengan bercocok

tanam merupakan hal baru yang harus dikerjakan. Keterpaduan hubungan antara

petugas dengan para pelaku RPL harus terjalin dengan baik dan harmonis. Petugas yang

kreatif dan inovatif serta koordinatif dalam menjalankan pendampingan yang akan

tampak secara nyata hasilnya.

Page 43: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

39

a.2. Dukungan Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana yang tepat dan sesuai dengan kondisi di

lapangan yang akan mempermudah pelaksanaan program. Misalnya sarana yang cocok

untuk di tumbuh kembangkan di lokasi itu adalah ternak, maka harus di pilih jenis ternak

memang benar-benar sesuai. Setelah sarana sesuai harus ditunjang prasarana yang

memadai misalnya bentuk kandang atau cara mengandangkannya. Apabila sarana dan

prasarana yang disediakan sudah cocok peluang keberhasilannya sangat tinggi. Hal

sama juga bisa terjadi untuk tanaman. Tanpa memperhatikan keseuaian sarana dan

prasarana yang tersedia, akan mempersulit tahapan pelaksanaannya.

a.3. Memilih Pelaku RPL

Memilih para pelaku RPL merupakan hal sangat krusial, karena kesalahan

melakukan pemilihan akan dapat menghambat kelancaran suatu program. Pada tahap

awal paling tidak ada tiga kriteria utama untuk memilih para pelaku RPL yakni ibu-ibu

rumah tangga yang benar-benar memang membutuhkan kegiatan, waktunya

“longgar”/cukup dan senang, mempunyai semangat untuk berubah. Apabila tiga kriteria

tersebut dapat dipenuhi ada jaminan pelaksanaan program akan berjalan dengan lancar.

b. Strategi

Strategi/implementasi jangka panjang dalam menumbuh kembangkan KRPL paling

tidak ada lima tahapan yaitu sosialisasi, PRA/RRA/KKP, pemilihan local campion,

ketersediaan KBD, pendampingan secara periodik, dan dukungan stake holders serta

pembiayaan.

b.1. Sosialisasi

Tahap awal yang sangat penting untuk mensukseskan suatu program adalah

sosialisasi. Pelaksanaan sosialisasi harus dilakukan secara terstruktur dan berjenjang

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing pelaku. Pada tahapan ini akan

terjadi proses pemahaman suatu konsep/program yang akan di implementasikan.

Apabila tahapan ini sudah dilakukan dengan baik dan benar, paling tidak para pelaku

sudah mempunyai bekal keilmuan tentang program yang akan dilaksanakan.

Sosialisasi secara terstruktur dan berjenjang (provinsi, kabupaten, kecamatan, desa,

dan pelaku) biasanya tidak cukup dilakukan hanya sekali, karena hal ini terkait dengan

pemahaman informasi yang bersifat baru. Proses pelaksanaannya bisa berubah/berbeda,

sangat tergantung dari kondisi tempat atau lokasi. Mengingat pentingnya tahapan ini,

maka para pelaku yang terlibat mulai dari pelaku penujang (para pemangku

Page 44: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

40

kepentingan), pelaku inti (petugas lapang dan local campion), dan pelaku sasaran

(target) harus mengikuti secara baik pada setiap sosialisasi.

b.2. PRA/RRA/KKP

Setiap program yang melibatkan kalayak banyak di masyarakat dengan berbagai

latar belakang, sebelum diimplementasikan harus didahului dengan kegiatan survei

pendasaran salah satunya adalah partisipatory rural apraesial (PRA)/pemahaman

pedesaan secara partisipatif. Maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah ingin

menggali informasi kebutuhan, potensi dan permasalahan yang ada di masyarakat.

Setelah informasi tersebut tergali secara baik, langkah selanjutnya adalah menyusun

skala prioritas kebutuhan, mengidentifikasi potensi SDM dan SDA yang ada di lokasi

pelaksanaan, dan menyusun solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Survei pendasaran ini sangat penting sekali dilakukan karena untuk menghindari

terjadinya kesalahan dalam mengambil kebutusan. Keputusan diambil secara bersama-

sama melalui musyawarah dan mufakat antara pengambil kebijakan dengan pelaku di

lapangan. Tahapan ini sangat demokratis sekali karena hasil keputusan yang diambil

tepat/sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Apabila tahapan ini sudah

dilaksanakan dengan baik dan benar maka ada dua keuntungan yang akan diperoleh

yakni pelaku akan merasa nyaman dalam melaksanakan program karena sesuai

kebutuhan dan pengambil keputusan/petugas akan mudah melakukan penyediaan sarana

dan prasarana serta memudahkan melakukan supervisi.

b.3. Pemilihan Local Campion

Local campion merupakan motor penggerak menggeliatnya suatu program secara

langsung di lapangan. Peranannya sangat besar sekali untuk kelancaran program, karena

secara sosiologis para local campion sudah menguasai medan dengan baik yang ada di

wilayahnya. Para local campion umumnya berasal dari perangkat desa, ketua gapoktan,

ketua kelompok tani, ketua kelompok tani wanita (KWT), dan ketua PKK.

Untuk memilih/menentukan siapa yang di tunjuk sebagai koordinator dari para local

campion dapat dimulai pada saat dilakukan kegiatan PRA. Pada saat itu secara otomatis

antar para local campion sudah melakukan pemilihan secara mandiri dengan menunjuk

sebagai koordinator saat pemaparan hasil PRA. Hanya saja waktu itu bahasan belum

mengarah ke pemilihan secara personal. Biasanya pemilihan ini tidak memerlukan waktu

khusus karena penunjukkan sudah terjadi secara alamiah.

Terpilihnya local campion akan memudahkan dalam koordinasi dari aspek

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Oleh karena itu keberadaannya menjadi sangat

Page 45: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

41

penting dan sentral dalam mengimplementasikan suatu program. Apabila komponen ini

sudah tersedia dengan baik maka kelancaran, kesuksesan, dan keberlanjutan program

KRPL akan terwujud.

b.4. Ketersediaan KBD

Program KRPL yang memanfaatkan lahan sekitar rumah dan pekarangan umumnya

tanaman yang dipilih oleh para pelaku RPL adalah tanaman hortikultura yang berupa

sayuran. Komoditas sayuran sistem perbenihannya belum sebaik seperti komoditas

tanaman pangan terutama padi. Ketersediaan benih/bibit berkualitas secara kontinyu

dan berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci yang harus disediakan dalam

menumbuh kembangkan suatu program. Berdasarkan fakta di lapangan sangat tampak

sekali bahwa ketersediaan benih tanaman sayuran belum mapan, oleh karena itu

merupakan suatu keharusan untuk membuat kebun bibit desa (KBD) dalam menunjang

kesuksesan KRPL.

Untuk mewujudkan tumbuhnya KBD di lokasi KRPL tidak bisa diserahkan

sepenuhnya ke para pelaku RPL atau para local campion, akan tetapi perlu dipikirkan

secara komprehensif antar stake holders. Di beberapa lokasi KRPL telah tumbuh KBD.

Namun demikian sistem perencanaan dan pelaksanaannya masih belum optimal. Untuk

mewujudkan terbentuknya KBD yang baik harus dipenuhi beberapa komponen

pendukungnya antara lain: lokasi/tempat harus ada dan strategis, harus ada rumah bibit,

ketersediaan air yang cukup, ada pengelolanya, pengetahuan tentang perbenihan,

kelembagaan yang kuat, dan dukungan pembiayaan pada tahap awal.

Pengelola KBD selain mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perbenihan

harus mempunyai jiwa bisnis atau enterprenurship yang tinggi, karena harus

memperhitungkan jumlah kebutuhan bibit, jenis bibit yang harus disediakan, dan faktor

yang lain (mungkin pasar). Tanpa mempertimbangkan hal-hal tersebut keberlanjutannya

akan sulit, karena akan terjadi ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan

(suplay and demand). Apabila kondisi ini dapat diantispasi dengan baik dan benar oleh

pengelola KBD, maka peluang keberlanjutan KRPL akan semakin besar. Dan pada

gilirannya pemenuhan akan sayur dan gizi dalam rumah tangga akan tercukupi, alih-alih

pendapatan rumah tangga akan meningkat dan sejahtera.

b.5. Pendampingan Secara Periodik

Merubah perilaku/kebiasaan yang sudah terjadi bertahun-tahun dalam diri

seseorang bukan pekerjaan ringan. Kondisi ini hampir terjadi dalam semua lini kehidupan.

Berkaitan dengan program KRPL ini merubah perilaku pelaku RPL yaitu ibu-iu rumah

Page 46: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

42

tangga tampaknya juga tidak jauh berbeda. Berdasarkan pengamatan sekilas di beberapa

lokasi KRPL ada dua kondisi yang terjadi terhadap pelaku KRPL. Pertama, pelaku RPL

tidak merasa asing dengan aktivitas tanam menanam sayuran di polybag. Kondisi ini

dapat dihat langsung pada keragaan tanaman yang di tanam yaitu tumbuh dengan subur.

Kedua, pelaku RPL merasa tidak percaya diri dalam melakukan aktivitas tanam menanam

walaupun sudah dibekali ilmu dan teknologinya. Hal ini dapat dilihat pada saat melakukan

aktivitas pemeliharaan misalnya menyiram. Pelaku RPL yang sudah biasa melakukan

penyiraman tanaman dengan santai dan bisa menikmati aktivitas tersebut. Terjadi

sebaliknya dengan pelaku yang tidak/jarang melakukan.

Belajar dari dua kondisi tersebut di atas maka para pelaku RPL tidak bisa

ditinggalkan begitu saja ketika terlihat pelaksanaannya sudah mulai berjalan. Usul yang

dikemukakan dari para pelaku RPL adalah tetap dilakukan pendampingan oleh petugas

walaupun tidak seintensif seperti pada tahap awal kegiatan dimulai. Oleh karena itu perlu

dirumuskan beberapa kegiatan yang sifatnya rutin antara pelaku dan petugas. Sehingga

setiap ada pertemuan atau supervisi misalnya, selalu ada hal baru yang harus dibahas.

Disamping untuk mengikat adanya hubungan yang harmonis antara petugas dan pelaku

RPL.

Berdasarkan fakta yang sering kita ketahui dilapangan, pada saat suatu program

diluncurkan dimasyarakat dan pada saat itu pula banyak pelaku yang telibat mulai dari

tingkat pengambil keputusan sampai tingkat pelaksana, kondisi yang terjadi di lapangan

di jamin pasti sangat memuaskan. Akan tetapi terjadi sebaliknya, pada saat suatu

program berakhir pula aktivitas kegiatan yang telah dirintis. Kondisi seperti ini menjadi

bahan koreksi untuk kita semua. Kenapa terjadi demikian. Paling tidak ada enam faktor

yang mempengaruhi yakni program sifat nya top down, unsur bantuannya sangat tinggi,

tingkat partisipasi masyarakat rendah, masyarakat belum merasa butuh, belum bisa

merasakan manfaat dari program yang dilaksanakan, dan tidak adanya pendampingan

dari petugas lapangan yang kontinyu.

Sebagai langkah antisipasi agar suatu program dapat berkelanjutan adalah para

pelaku kegiatan merasa membutuhkan aktivitas yang dilaksanakan, dapat merasakan

nilai manfaat dari aktivitas yang dilakukan, dan pendampingan/supervisi secara periodik.

Apabila ketiga hal tersebut dapat terlaksana dengan baik di tingkat lapangan tanpa

disuruh pun pelaku akan melaksanakan aktivitasnya dengan sungguh-sungguh. Karena

nilai manfaat yang akan diperoleh sudah jelas dapat dirasakan. Dan apabila terjadi

permasalahan dengan aktivitas yang dilakukan ada kepastian untuk bertanya mencari

Page 47: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

43

solusinya kepada petugas. Inilah pentingnya pendampingan secara periodik dan

berkelanjutan.

b.6. Dukungan Stake Holders dan Pembiayaan

Stake holders sebenarnya hanya merupakan inisiator suatu program. Munculnya

didasarkan dari beberapa analisis suatu penomena yang ada di lapangan dan kondisi

kekinian yang terjadi disekitar. Dari hasil analisis tersebut selanjutnya disusun suatu

tindak lanjut untuk memvalidasinya. Oleh karena itu keterpaduan antar stake holders dan

pembiayaannya harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dukungan semacam ini

akan tampak semakin nyata hasilnya di lapangan karena semua stake holders akan

memerankan diri sesuai dengan tupoksinya. Hal ini menjadi sangat penting karena setiap

permasalahan penyelesaiannya sangat spesifik dan unik.

Karena hanya sebagai inisiator maka peran yang di emban forsi terbesarnya pada

tahap awal kegiatan di luncurkan, kemudian secara bertahap dukungannya mulai

dikurangi. Strategi ini untuk mengurangi tingkat ketergantungan antara inisiator dan

pelaku. Di semua lokasi KRPL polanya hampir sama. Pada tahap awal program KRPL di

luncurkan ke masyarakat peranan stake holder sangat dominan, terlihat dari beberapa

intruksi terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana. Sejalan dengan waktu dan

target yang diperoleh ternyata masih ada yang perlu disempurnakan misalnya tidak

sesuainya jenis permintaan dengan jenis barang yang diberikan. Tidak sebanding jumlah

barang yang tersedia dengan jumlah para pelaku yang menerima. Akibatnya adalah ada

yang mendapat dan ada yang tidak.

Kemungkinan seperti tersebut pasti akan terjadi, oleh karena itu perlu beberapa

strategi yang di bangun antara lain: pemilihan lokasi yang selektif dan efektif yang

didasarkan pada tingkat keberhasilan, membuat komitmen dengan sistem bantuan yang

ada misalnya bergulir, dan mendorong para pelaku RPL untuk menambah volume dan

jenis tanaman yang ditanam.

5. PENUTUP

Program KRPL di Jawa Timur pelaksanaannya sangat variatif dengan menyesuaikan

kondisi agroekologi setempat. Secara substansi yang didasarkan pada tujuan dan

manfaat sudah tercapai walaupun masih belum optimal. Kondisi kemarau panjang yang

terjadi seperti sekarang ini tampaknya kurang kondusif untuk pertumbuhan tanaman di

lokasi-lokasi KRPL yang secara umum di tanam di dalam polybag. Pada lokasi KRPL yang

ketersediaan airnya cukup juga masih dapat merasakan dengan panjangnya musim

Page 48: SERBA SERBI DI JAWA TIMUR - · PDF filePembangunan ketahanan pangan termasuk prioritas nasional dalam RPJM 2010 – ... budidaya sayuran, empon ... budidaya ayam buras dan ikan lele

44

kemarau ini, terlihat harus melakukan penyiraman tanaman dengan frekunsi 1-2 hari

sekali.

Keterpaduan antar stake holders dalam mengawal pelaksanaan KRPL masih perlu

ditingkatkan lagi yang didasarkan pada tupoksinya masing-masing agar program KRPL

lancar dan sukses. Petugas lapangan pendamping KRLP yang merupakan motor

penggerak harus kreatif, inovatif, dan komunikatif. Para local campion yang juga

merupakan motor penggerak paling depan dalam memperlancar program KRPL masih

perlu didukung eksistensinya. Menumbuhkan motivasi untuk mau menanam, memelihara,

dan mengkonsumsi hasil kepada para pelaku RPL harus didengungkan secara terus

menerus.

Keberlanjutan program KRPL sangat tergantung dari: motivasi dari para pelaku RPL,

nilai manfaat yang diperoleh, rasionalisasi volume dan jenis komoditas, ketersediaan

sarana perbenihan yang memadai, pendampingan secara periodik, dukungan

pembiayaan, dan kemudahan akses pasar.