sentra gakkumdu, forum terpadu dalam penegakan hukum pemilu

12
BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 2013 EDISI 11, NOVEMBER 2013 Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu Bawaslu Kaji Ukuran Sah Lubang Pencoblosan Kertas Suara Rawan Pelanggaran, Bawaslu Gelar Rakor di Papua Bawaslu Rekrut Pelajar Sebagai Relawan Pengawas Pemilu

Upload: dinhthuy

Post on 31-Dec-2016

234 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 2013

EDISI 11, NOVEMBER 2013

Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

Bawaslu Kaji Ukuran SahLubang Pencoblosan Kertas Suara

Rawan Pelanggaran,Bawaslu Gelar Rakor di Papua

Bawaslu Rekrut Pelajar Sebagai Relawan Pengawas Pemilu

Page 2: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 2013

Buletin BAWASLU ini diterbitkan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum, sebagai wahana informasi kepada khalayak serta ajang komunikasi keluarga besar pengawas Pemilu di seluruh tanah air. Terbit satu bulan sekali.

Penerbit: Bawaslu RI Penanggungjawab: Dr. Muhammad, S.IP., MSi, Nasrullah, SH., Endang Wihdatiningtyas, SH., Daniel Zuchron, Ir. Nelson Simanjuntak ; Redaktur: Gunawan Suswantoro, SH, M.Si Editor: Ir. D. Adhi Santoso, MM, Tagor Fredy, SH, M.Si, Drs. Bernad D. Sutrisno, M.Si, Jajang Abdullah, S.Pd, M.Si; Drs. Eliazar Barus, M.Si; Yusuf, S.Si, M.A, Dini Yamashita, S.Pi, M.T Pembuat Artikel: Falcao Silaban, Nadya Kharima, Christina K Bahasa: A. Prativi Tyas R. Design Grafis dan Layout: Christina Kartikawati Sekretariat: Tim Sekretariat Bawaslu

Alamat Redaksi: Jalan MH. Thamrin No. 14 Jakarta Pusat, 10350. Telp./Fax: (021) 3905889, 3907911. I www.bawaslu.go.id

2

Dari RedaksiDari Redaksi

Daftar isi:

Dari Redaksi .................................................................................................

Laporan UtamaSentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu ......................................................

Sinergi Kepolisian, Kejaksaan, dan Bawaslu Jilid II dalam Pidana Pemilu ......................................

SorotanBawaslu Kaji Ukuran Sah Lubang Pencoblosan Kertas Suara ....................................................

Bawaslu Pertimbangkan Hologram Pengawas Pemilu .................................................................

Ekspose Panwas DaerahRawan Pelanggaran, Bawaslu Gelar Rakor di Papua .............

Info BawasluMedia Gathering, One Nation One Spirit Sukses Tidaknya Pemilu, Juga Tergantung Pers .......................

Bawaslu TerkiniBawaslu Bahas Rancangan Juknis Terkait Penyiaran dan Iklan Kampanye ..........................................

Bawaslu Rekrut Pelajar sebagai Relawan Pengawas Pemilu ................................................

Galeri ..............................................................................................................

2

3

4

6

7

8

9

10

11

12

Salam AwasDari Bawaslu kita Selamatkan Pemilu Indonesia.

Bawaslu, Polri, dan Kejagung, tiga lembaga pe-negak hukum Pemilu kembali duduk bersama dalam satu forum. Tujuannya, untuk menya-

makan persepsi di dalam menindak-lanjuti berbagai laporan pelanggaran pidana Pemilu. Forum tersebut bernama Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Sentra Gakkumdu).

Pembentukan Sentra Gakkumdu menjadi sangat strategis. Hal ini merupakan amanah dari UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, agar tidak ada lagi perbedaan persepsi antara Bawaslu, Kepolisian, dan Kejaksaan dalam melakukan penanganan pelanggaran pidana Pemilu.

Menurut Ketua Bawaslu, Muhammad, sebelum wa-dah Sentra Gakkumdu terbentuk, ada kesulitan bagi pengawas Pemilu dalam menindaklanjuti temuan atau pelaporan pidana Pemilu. Misalnya, ada beberapa kasus yang diteruskan oleh pengawas Pemilu, tapi ditolak Ke-polisian karena dinilai tidak cukup bukti.

Hasil evaluasi Bawaslu menunjukkan bahwa pe-nanganan pelanggaran pidana Pemilu kerap terhambat dan tidak menemukan jalan keluar. Hal ini disebabkan oleh kurang sepahamnya Bawaslu, Polri dan Kejagung, khususnya dalam penerapan pasal-pasal terkait keten-tuan pidana yang diatur oleh UU Pemilu.

Untuk mencegah perbedaan persepsi dalam pe-nanganan pelanggaran pidana Pemilu, Bawaslu ber-sama Polri, dan Kejagung telah menggelar rakor Sentra Gakkumdu tahap I pada 14 Mei 2013. Sedangkan rakor tahap II pada 6 November 2013.

Pada pemilu 2009 lalu, ba-nyak laporan pelanggaran pidana Pemilu terhambat di tingkat penyidikan dan penun-tutan. Akibatnya, laporan pel-anggaran pidana Pemilu yang sudah diteruskan Bawaslu terbengkalai begitu saja. Ak-hirnya, Bawaslu menjadi pihak yang disalahkan. Karena itu, dengan adanya forum khusus ini, proses penanganan pelang-garan pidana Pemilu akan jauh lebih efektif.

Potensi pelanggaran pidana Pemilu cukup tinggi dalam setiap tahapan Pemilu 2014. Dengan demikian, diperlukan satu langkah preventif dan terpadu antara Bawaslu, Polri dan Kejaksaan untuk mengatasi potensi pelanggaran yang mungkin terjadi.

Mekanismenya, semua laporan pelanggaran Pemilu akan masuk melalui satu pintu yakni Bawaslu. Jika ditemukan ada unsur pidana dalam pelanggaran terse-but, maka Baswaslu akan meneruskannya ke Kepoli-sian. Jika Kepolisian menyatakan bukti dan berkas sudah lengkap, maka akan dilimpahkan ke Kejaksaan untuk dilakukan penuntutan. n

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 2013

EDISI 11, NOVEMBER 2013

Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

Bawaslu Kaji Ukuran SahLubang Pencoblosan Kertas Suara

Rawan Pelanggaran,Bawaslu Gelar Rakor di Papua

Bawaslu Rekrut Pelajar Sebagai Relawan Pengawas Pemilu

Page 3: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 2013 3

Laporan Utama Laporan Utama

Untuk membangun koordi-nasi yang solid antara Ke-polisian, Kejaksaan, dan

Bawaslu dalam menangani pelang-garan pidana Pemilu, Bawaslu kem-bali menggelar rakor tingkat nasional Sentra Gakkumdu Tahap II. Rakor yang berlangsung di Jakarta, 6 – 8 November 2013 itu dibuka Pimpinan Bawaslu, Nasrullah.

Rakor tingkat nasional Sentra Gakkumdu tahap II itu dihadiri un-sur Bawaslu, Kepolisian dan Kejak-saan. Rakor tersebut digelar untuk melakukan evaluasi bersama proses dan mekanisme penanganan pelang-garan dugaan tindak pidana Pemilu melalui Sentra Gakkumdu. Rakor ini juga membahas permasalahan dan kendala sinergitas yang dihada-pi Kelompok Kerja Sentra Gakkum-du yang terdiri dari unsur Bawaslu Provinsi, Kepolisian Daerah, dan Ke-jaksaan Tinggi di 33 provinsi di Indo-nesia.

Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

Dalam sambutannya, Sekjen Ba-waslu, Gunawan Suswantoro, men-jelaskan bahwa rakor tingkat na-sional Sentra Gakkumdu Tahap II ini dalam rangka menindaklanjuti nota kesepakatan antara Bawaslu RI, Kepolisian RI, dan Kejaksaan Agung -- sebagai upaya membangun kon-solidasi dan optimalisasi. Rakor kali ini juga sebagai tindak lanjut rakor Sentra Gakkumdu Tahap I yang su-dah dilaksanakan pada 14 - 16 Mei 2013 dengan agenda ditetapkannya Standar Oprasional Prosedur (SOP) tentang penanganan tindak pidana Pemilu.

Menurut Gunawan, SOP yang telah disusun pada rakor Sentra Gakkumdu Tahap I masih perlu di massifkan, sehingga diadakan ra-kor Sentra Gakkumdu Tahap II. Melalui rakor kali ini, Bawaslu ber-harap mendapatkan jawaban atas permasalahan dari kendala-kendala yang dihadapi oleh pengawas Pemi-

lu, Kepolisian, dan Kejaksaan dalam proses penanganan tindak pidana Pemilu.

Rakor Sentra Gakkumdu Tahap II, kata Gunawan, sangat penting, teru-tama untuk membangun kerjasama dan sinergisme antara pengawas Pemilu, Kepolisian, dan Kejaksaan dalam proses penanganan tindak pi-dana Pemilu, sehingga dapat berjalan optimal.

Bahkan, kata Gunawan, hal yang tak kalah pentingnya dengan diada-kannya rakor Sentra Gakkumdu ta-hap II untuk menciptakan efektivitas kerja dan memperkuat koordinasi antara Bawaslu dan jajarannya den-gan Kepolisian serta instansi lain yang terkait. “Dengan demikian, ter-wujud persamaan persfektif antar instansi dalam penegakan hukum tindak pidana Pemilu secara terpadu, cepat, sederhana dan tidak memi-hak,” ujarnya.

Selain Pimpinan Bawaslu, Nasrul-lah, Endang Widatiningtyas, Nelson Simanjuntak, dan Daniel Zuchron, pejabat Setjen Bawaslu yang hadir pada pembukaan rakor tingkat na-sional Sentra Gakkumdu tahap II itu Sekjen Bawaslu, Gunawan Suswan-toro, Kepala Biro Hukum, Humas dan Pengawasan Internal (H2PI), Ja-jang Abdullah, Kepala Biro Teknis Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu (TP3), Bernad D. Sutrisno, Kabag Penanganan Pelanggaran, Yusti Er-lina, Kabag Humas dan Hubungan Antar Lembaga, Hengky Pramono, Kasubbag Administrasi Keputusan dan Tindak Lanjut, Bugi K. Widianto, Tim Asistensi, dan Tim Sentra Gak-kumdu Provinsi se Indonesia.

Turut hadir pada kesempatan itu dari Perwakilan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum, Irfan Jaya beserta jajaranya, Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim, Kombes. Pol. Drs. Toni Hermanto be-serta jajaranya, Kasubdit PPNS dan Kerjasama Antar Lembaga Direktorat TPUL, D. T. Sidabutar. n fs/s

Sekjen Bawaslu, Gunawan Suswantoro.

Page 4: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 2013

Bawaslu akan merekomendasikan ukuran standar lubang pencoblosan kertas suara un-tuk Pemilu 2014. Suara akan dinyatakan sah bila memenuhi ukuran standar itu.

Tujuan pengaturan ukuran lubang coblosan di kertas suara ini adalah menekan kecurangan. Pada Pemilu 2009, terjadi banyak gambar calon legislatif yang terkena coblosan, bahkan sampai hilang seluruh bagian wajah.

(Hasil temuan Bawaslu, lubang besar yang meng-hilangkan wajah atau kumis tersebut adalah hasil praktik dari jual beli suara.)

Provinsi Papua merupakan salah satu daerah yang rawan terha-dap berbagai macam pelangga-ran dalam Pemilu.

Karena itu, jajaran pengawas Pemilu se Provinsi Papua perlu dibekali pemahaman yang baik dalam pengawasan dan pen-angananan pelanggaran Pemilu.

(Cara itu akan memberikan efek pencegahan kepada pihak yang in-gin melakukan pelanggaran.)

Media massa memiliki peran pen-ting dalam mengontrol pelaksa-naan Pemilu. Media Massa juga berkontribusi dalam memberikan masukan dan laporan awal dalam rangka pengawasan Pemilu.

Karena peran penting itu, Bawaslu melakukan sosialisasi secara inten-sif terhadap media massa.

(Sukses atau tidaknya pelaksanaan Pemilu, juga ada di tangan media mas-sa.)

4

B A AS W UL !!!

Laporan UtamaLaporan Utama

Dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif Anggota DPR, DPD,

dan DPRD dijelaskan terkait adanya pelanggaran pidana dalam Pemilu. Pidana dalam pemilu yang termasuk dalam kategori lex specialis tersebut, menjelaskan tentang penanganan pelanggaran Pemilu yang dilaksana-kan oleh tiga pihak yaitu, Bawaslu, Kepolisian, dan Kejaksaan.

Sebagai bentuk teknis dari aturan tersebut, maka dibentuklah Sentra Penanganan Hukum Terpadu (Sen-tra Gakkumdu) yang merupakan forum tiga lembaga negara yaitu Ba-waslu Republik Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, dan Kejaksaan Negeri Indonesia dalam rangka meny-amakan pemahaman dan pola pen-anganan tindak pidana Pemilu sesuai dengan amat dalam Pasal 267 ayat (1) Undang Undang Nomor 8 Tahun 2012. Berdasarkan ayat selanjutnya, dari Undang Undang yang sama din-yatakan, ketentuan lebih lanjut men-genai Sentra Gakkumdu ini diatur berdasarkan kesepakatan bersama antara Kepala Kepolisian Negara Re-publik Indonesia, Jaksa Agung Re-publik Indonesia, dan Ketua Bawaslu RI.

Berdasarkan peraturan tersebut, maka pada tanggal 16 Januari 2013, Bawaslu RI, Kepolisian Republik Indo-nesia dan Kejaksaan Negeri Indonesia membuat Nota Kesepakatan Bersama tentang Sentra Gakkumdu dengan Nomor 01/NKB/BAWASLU//2013, Nomor B/02/I/2013, Nomor KEP-005/A/JA/01/2013 tentang Sentra Penegakan Hukum Terpadu. Maksud dan tujuan dari dibentuknya Sentra Gakkumdu sendiri adalah sebagai pedoman untuk menyamakan pema-haman dan pola penanganan tindak Pidana Pemilu secara terpadu dan terkoordinasi, dan untuk terwujudn-ya kerjasama dan sinergisme dalam rangka tercapainya penegakan hu-kum tindak Pidana Pemilu secara ce-pat dan sederhana serta tidak memi-hak.

Di satu sisi, keberadaan Sentra Gakkumdu ini merupakan suatu kebutuhan. Hal ini dilihat dari reali-tas pelanggaran pidana yang terjadi, dan bagaimana sistem hukum acara pidana kita bekerja di saat Pemilu. Kemudian, dari perspektif hukum acara pidana, kita mengetahui proses dimulai dengan mengidentifikasi bi-lamana suatu tindakan tersebut ter-masuk suatu tindak pidana. Proses

identifikasi ini kemudian berlanjut dengan mekanisme untuk menemu-kan pihak-pihak yang diduga men-jadi pelaku atas tindak pidana yang terjadi, beserta alat-alat bukti untuk mendukung dugaan tersebut untuk kemudian dilimpahkan ke pengadilan yang berwenang Namun, perlu diper-hatikan dalam tindak pidana Pemilu ialah adanya batasan waktu, di mana upaya pengusutan juga memiliki pen-garuh terhadap proses penanganan pelanggaran Pemilu, sehingga Sentra Gakkumdu merupakan salah satu

Sinergi Kepolisian, Kejaksaan, dan Bawaslu Jilid II dalam Pidana Pemilu

Oleh : Endang WihdatiningtyasPimpinan Bawaslu, Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran

Page 5: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 2013 5

Laporan Utama Laporan Utama

solusi utama dalam penegakan hu-kum khususnya dalam tindak pidana Pemilu.

Dalam rangka meningkatkan efektifitas Sentra Gakkumdu, maka Bawaslu Republik Indonesia, Kepoli-sian Republik Indonesia, dan Kejak-saan Negeri Republik Indonesia telah melaksanakan serangkaian acara, termasuk Rapat Koordinasi Sentra Gakkumdu tingkat Nasional, hingga yang terakhir dilaksanakan pada Ra-kor Sentra Gakkumdu tahap II (dua) yakni pada tanggal 6 - 8 November 2013 yang sebelumnya telah mem-bahas terkait unsur-unsur tindak pi-dana Pemilu, Hal ini dilakukan agar sinergitas dalam menerapkan unsur-unsur tindak pidana Pemilu dapat diseragamkan pemahamannya.

Rapat koordinasi Sentra Gakkum-du tahap II ini juga dianggap perlu sebagai tindak lanjut dari hasil rapat koordinasi tahap I, di mana pada ra-pat koordinasi tahap II ini lebih me-nekankan pada pembentukan dan penerapan MoU Sentra Gakkumdu di daerah, dan menggali informasi terkait masalah yang ada di daerah. Guna efektifitas pelaksanaan Sentra Gakkumdu serta untuk memperkuat proses Sentra Gakkumdu dalam pros-es penanganan pelanggaran diperlu-kan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan Sentra Gakkumdu.

Berdasarkan latar belakang terse-but di atas, serta dengan pertim-bangan pelaksanaan Pemilukada dan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang sedang berlangsung dan dalam

rangka membangun jembatan peng-hubung yang solid antara Kepolisian, Kejaksaan, dan Bawaslu serta jaja-rannya dalam menangani tindak pi-dana Pemilu. Rapat koordinasi Sentra

Gakkumdu tahap II ini sangat perlu untuk dilakukan, karena dalam cat-atan penanganan pelanggaran dan penyelesaian tindak pidana Pemilu antara Pengawas Pemilu dan instansi

1. Perbedaan Penafsiran Konsep Temuan antara Bawaslu dengan Kejaksaan RI.2. Perbedaan Penafsiran Pasal 250 ayat (2) UU Nomor 8 Tahun 2012 yang berbunyi “Laporan tindak Pidana

Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diteruskan kepada Kepolisian Negara Republik Indo-nesia paling lama 1 x 24 jam sejak diputuskan oleh Bawaslu.....”

3. PerbedaanPenafsiranDefinisiKampanye(Ps1angka29)yangberbunyi“kegiatanPesertaPemiluuntukmeyakinkan para Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Peserta Pemilu”

4. PerbedaanPenafsiranDefinisi“diLuarJadwal”(Pasal276UUNo8Tahun2012)5. Daya ikat Rekomendasi Sentra Gakkumdu dengan Proses Administrasi Penerusan Laporan dari Bawaslu

kepada Kepolisian6. DayaikatRekomendasiSentraGakkumdudenganProsesAdministrasiPenerusanLaporandariBawaslu

kepada Kepolisian.7. TidakAdanyaAnggaran.8. Belum Memahami Teknis Pembentukan Sentra Gakkumdu.9. KejaksaanNegeri tidakmau hadirmenandatanganiMoUSentraGakkumdu dengan alasanTidakAda

Waktu (Kabupaten Wakatobi, Sultra).10.SulitnyaBerkoordinasidenganJajaranKepolisiandanKejaksaandalamUpayaPembentukanSentraGak-

kumdu.11. Masih dalam Proses Pembahasan antara Pengawas Pemilu, Kepolisian dan Kejaksaan.12. Rapat Pembahasan Sentra Gakkumdu tidak pernah dihadiri oleh Kejaksaan Tinggi/ karena minimnya

jumlah Kejaksaan / Kejari tidak hadir dalam Sentra Gakkumdu. 13. SOP tidak dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan dikarenakan faktor SDM Sekretariat Sentra Gak-

kumdu.14. Koordinasi yang kurang intensif / kurang lancar dalam Sentra Gakkumdu.15. Kendala Teknis di Sekretariat Sentra Gakkumdu16.PerbedaanPersepsidalamPenerapanPasaltindakpidanaPemilu.17.FaktorGeografisyangberjauhandenganKantorPengawasPemilu;belumada*Kejari/Polres.18. Belum ada nama-nama dari Kepolisian dan /atau Kejaksaan.19.Anggaranyangterbatas/PermasalahanAnggaran20. Tidak ada penganggaran Sentra Gakkumdu pada Pengawas Pemilu, sedangkan Pihak Kepolisian dan

Kejaksaan meminta kegiatan Sentra Gakkumdu dianggarkan pada Pengawas Pemilu 21. Kesulitan meminta keterangan terhadap pelapor dan terlapor beserta saksi-saksi22. Personil di daerah masih kurang23. Kurangnya sosialisasi karena tidak ada anggaran24. sinergitas antara unsur Sentra Gakkumdu dengan pihak terkait seperti dimaksud dalam UU.25. Polisi menyarankan kepada Bawaslu agar pelanggaran Pemilu dijadikan tipiring.26.ketidakhadiransalahsatuunsurSentraGakkumdu.27.permasalahankoordinasiantarapusatdandaerahdalammenyikapiperkarayangsama.28. Unsur Sentra Gakkumdu di kabupaten/kota masih ada yng belum mengetahui adanya MoU Sentra Gak-

kumdu.29.Carapenyelesaianpenangananyangterjadidipapuamengedapankanpenyelesaiansecaraadatterlebih

dahulu.30.FaktorGeografisyangberjauhandenganKantorPengawasPemilu;belumadaKejari/Polres.

Daftar Inventaris Masalah Pelaksanaan Sentra Gakkumdu

Peserta rakor tingkat nasional Sentra Gakkumdu Jilid II.

Page 6: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 20136

SorotanSorotan

penegak hukum di daerah masih dite-mukan kenyataan, bahwa sebagian besar praktik di daerah masih belum terjalinnya koordinasi dan sinergi yang memadai di antara Pengawas Pemilu dengan instansi penegak hu-kum yaitu Kepolisian dan Kejaksaan.

Selain Rakor, terdapat juga be-berapa agenda Rakernis guna efekti-fitas pelaksanaan Sentra Gakkumdu, serta untuk memperkuat proses Sen-tra Gakkumdu dalam penanganan pelanggaran diperlukan evaluasi se-cara berkala terhadap pelaksanaan Sentra Gakkumdu. Maka atas dasar perintah Pasal 267 Undang Undang Nomor 8 tahun 2012, dan atas per-timbangan pelaksanaan Pemilukada dan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang sedang berlangsung dan dalam rangka upaya membangun jembatan penghubung yang solid antara Kepolisian, Kejaksaan, dan Bawaslu serta jajarannya dalam me-nangani tindak pidana Pemilu, maka telah dilaksanakan Rapat koordinasi Sentra Gakkumdu tahap II.

Selain itu Bawaslu Republik In-donesia juga mengadakan acara-acara lain dalam rangka meningkat-kan efektifitas Sentra Gakkumdu di antaranya adalah rapat advokasi dan fasilitasi penanganan pelanggaran Pemilu yang dilaksanakan pada 5 - 6 Desember 2013. Acara ini dilaksana-kan dalam rangka penguatan kapasi-tas kelembagaan di bidang penanga-nan pelanggaran Pemilu.

Rapat kerja teknis evaluasi pelak-sanaan Sentra Gakkumdu dilaksan-akan pada 28 Oktober 2013. Acara ini dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti pelaksanaan Sentra Gakkumdu sebagaimana tercantum dalam Nota kesepakatan bersama. Dalam acara ini juga menghadirkan narasumber-narasumber di luar dari ketiga unsur Sentra Gakkumdu yaitu Topo Santoso SH., MH.,Ph.D., dengan kapasitasnya sebagai ahli hukum pidana Pemilu, dan Ida Bu-dhiati SH.,MH. -- sebagai narasum-ber perwakilan dari KPU Republik Indonesia.

Rapat kerja teknis pembahasan unsur-unsur tindak pidana Pemilu acara ini juga didasari oleh perintah Undang Undang dan nota kesepaka-tan bersama antara Bawaslu, Kepoli-sian dan Kejaksaan dalam rangka mensinergiskan pemahaman bersa-ma dalam penerapan unsur-unsur tindak pidana Pemilu. Acara tersebut dilaksanakan pada 30 - 31 Oktober 2013 dengan dihadiri oleh perwakilan ketiga unsur Sentra Gakkumdu.

Namun dalam perjalanannya, penerepan MoU Sentra Gakkumdu masih belum terlaksana seperti apa yang telah diharapkan. Hal ini dis-ebabkan berbagai kendala di daerah yang belum teratasi, sehingga butuh perhatian lebih oleh Sentra Gak-kumdu pusat agar MoU yang telah ada -- dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan yang muncul tersebut dapat terkelompokkan dalam 5 per-masalahan besar yang terlihat dalam Rakor Sentra Gakkumdu tingkat Na-sional tahap II. n

Bawaslu akan merekomendasi-kan ukuran standar lubang pencoblosan kertas suara un-

tuk Pemilu 2014. Suara akan dinya-takan sah bila memenuhi ukuran standar itu. “Saat ini kami sedang mengkaji dengan para ahli, berapa ukuran standar lubang yang dinya-takan sah saat paku dicobloskan di kertas suara ketika pemilu nanti,” kata Muhammad, saat menutup pelatihan pengawasan pemilu bagi media massa dan ormas di Bengku-lu, Minggu, 24 November 2013.

Bawaslu Kaji Ukuran Sah Lubang Pencoblosan Kertas Suara

Muhammad mengatakan, tujuan pengaturan ukuran lubang coblosan di kertas suara ini adalah menekan kecurangan. Pada Pemilu 2009, ter-jadi banyak gambar calon legislatif yang terkena coblosan, bahkan sam-pai hilang seluruh bagian wajah.

Hasil temuan Bawaslu, lubang besar yang menghilangkan wajah atau kumis tersebut adalah hasil praktik dari jual beli suara. Modus jual beli suara itu mengharuskan pemilih membawa gambar wajah atau ciri identik calon yang dicob-

los untuk ditukar dengan sejumlah uang.

“Ciri identik itu bisa berupa ku-mis. Jadi jangan heran pada Pemilu sebelumnya, pada saat penghitun-gan suara, ada gambar caleg yang kumisnya hilang, karena dijadikan barang bukti untuk mendapatkan uang dari caleg yang mensponsori,” papar Muhammad.

Selain ukuran lubang pen-coblosan, Bawaslu berencana mengeluarkan rekomendasi aturan agar pemilih tak diperkenankan membawa kamera dan peralatan elektronik lain yang dapat merekam gambar, saat memasuki tempat pe-mungutan suara.

Seluruh rekomendasi terse-but akan disampaikan kepada KPU sebagai bukti bahwa Bawa-slu bertekad meningkatkan keper-cayaan masyarakat pada lembaga penyelenggara KPU. “Itu tantangan buat kami,” ujar Muhammad. Re-komendasi disampaikan bersamaan dengan tindakan tegas yang juga di-jatuhkan pada peserta. n fir/fs/s

Ketua Bawaslu, Muhammad.

Page 7: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 2013 7

SorotanSorotan

Pemilu 2009 menjadi pengala-man bagi Bawaslu untuk mencegah segala bentuk ke-

curangan. Dalam tahapan pemun-gutan dan penghitungan suara mis-alnya, sejumlah caleg mengeluhkan praktik manipulasi terhadap surat suara. Karena itu, untuk mengan-tisipasi hal tersebut pada Pemilu 2014, Bawaslu sedang memper-timbangkan penggunaan hologram pengawas Pemilu.

“Hologram tersebut nantinya akan ditempel pada formulir C2-KWK berukuran plano. Dengan de-mikian, formulir tersebut akan su-lit dimanipulasi atau digandakan,” kata Pimpinan Bawaslu Nasrullah, saat menerima anggota DPRD Kota Payakumbuh, di Jakarta, Kamis, 7 November 2013.

Bawaslu Pertimbangkan Hologram Pengawas PemiluSelama ini, menurut Nasrullah,

oknum penyelenggara pemilu kerap dengan mudah memanipulasi hasil penghitungan suara di tingkat TPS , yang berakibat data hasil penghi-tungan suara bersifat manipulatif. Para caleg yang tidak bertanggung jawab menjadi pelakunya bekerjasa-ma dengan penyelenggara pemilu di tingkat TPS.

Salah satu instrumen yang ser-ing dimanipulasi adalah formulir C2-KWK. Beberapa calon anggota legislatif banyak yang melaporkan kehilangan suara di TPS. Namun, rencana penggunaan hologram pen-gawas pemilu belum mencapai final, karena harus didiskusikan terlebih dahulu pada stakeholders pemilu yang lain, terutama kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Sementara itu, Nasrullah juga mengimbau kepada caleg untuk menggunakan teknologi, misalnya kamera untuk merekam semua keg-iatan yang terjadi di TPS. Teknologi tersebut dinilainya mampu untuk mengantisipasi kecurangan dan manipulasi suara terhadap perole-han suaranya, dan menjadi bukti saat terjadi sengketa pemilu, baik di Bawaslu maupun di Mahkamah Konstitusi.

“Setiap TPS direkam, baik den-gan video maupun foto untuk men-dapatkan hasil dari penghitungan suara. Dengan begitu maka ke-mungkinan suara dicurangi dapat diminimalisasi. Apalagi saat ini, teknologi tersebut tidak asing lagi dengan masyarakat,” tuturnya. n fs/s

Formulir C2-KWK Sering DimanipulasiPimpinan Bawaslu, Nasrullah ketika menerima kunjungan anggota DPRD Kota Payakumbuh.

Page 8: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 20138

Ekspose Panwas DaerahEkspose Panwas Daerah

Pimpinan Bawaslu, Nelson Simanjuntak mengungkapkan, Provinsi Papua merupakan

salah satu daerah yang rawan terha-dap berbagai macam pelanggaran dalam Pemilu. Karena itu, jajaran pengawas Pemilu se Provinsi Papua perlu dibekali pemahaman yang baik dalam pengawasan dan penanga-nanan pelanggaran Pemilu.

“Pengawas Pemilu yang baik dan bagus dalam kapasitasnya, akan memberikan efek pencegahan kepa-da pihak-pihak yang ingin melaku-kan pelanggaran,” kata Pimpinan Bawaslu, dalam pembukaan rapat koordinasi (rakor) penanganan pel-anggaran Pemilu 2014, di Jayapura, Selasa, 12 November 2013.

Menurut Nelson, ada beberapa kekhususan di Papua. Kondisi itu juga yang menyebabkan Papua menjadi wilayah yang rawan dalam pelanggaran Pemilu. Dalam sistem noken yang diterapkan di Papua misalnya, banyak pihak yang me-manfaatkan hal tersebut untuk ber-buat curang.

Noken merupakan sistem pen-coblosan dengan menggunakan wa-dah berupa tas rajut. Noken dibuat oleh penduduk lokal. Biasanya, surat suara dicoblos oleh kepala suku yang

mewakili warga masyarakatnya. Sis-tem seperti ini, masih banyak terjadi di daerah-daerah pedalaman Papua.

Menurut Nelson, bukan rahasia umum lagi, pembangunan demokra-si di Provinsi Papua sangat mahal. Namun, biaya yang mahal terse-but tidak akan sebanding, jika para pemimpin yang terpilih, ternyata tidak peduli terhadap proses pem-bangunan di Papua.

“Lebih baik, biaya yang sangat mahal tersebut digunakan untuk membangun sarana transportasi di Papua yang masih sangat minim. Hal ini perlu menjadi perhatian, apalagi disinyalir, banyak pejabat daerah justru menikmati hidup me-wah di kota-kota besar, dan mereka tidak peduli terhadap pembangunan di daerahnya masing-masing,” ujar Nelson.

Nelson menilai, baik Pemilukada maupun Pemilu Legislatif yang di-laksanakan di Provinsi Papua ser-ing berujung pada masalah. Un-tuk mengantisipasi pelanggaran tersebut terjadi, pada pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 mendatang, Bawaslu merasa perlu untuk mem-perkuat kapasitas pengawas Pemilu dalam hal penanganan pelanggaran pemilu.

“Salah satu bentuknya dengan mengadakan rapat koordinasi pen-anganan pelanggaran Pemilu Leg-islatif 2014. Selain itu, tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman yang mendalam bagi pengawas Pemilu untuk melaku-kan penanganan pelanggaran dalam Pemilu,” kata Plt. Kepala Bagian Te-muan Laporan Pelanggaran, Yusti Erlina. n fs/s

Rawan Pelanggaran, Bawaslu Gelar Rakor di Papua

Pimpinan Bawaslu, Nelson Simanjuntak.

Page 9: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 2013 9

Info BawasluInfo Bawaslu

Bawaslu menilai, media massa memiliki peran penting dalam mengontrol pelaksanaan

Pemilu. Media Massa juga berkontri-busi dalam memberikan masukan dan laporan awal dalam rangka pen-gawasan Pemilu. Karena peran pent-ing itulah, Bawaslu melakukan so-sialisasi secara intensif terhadap media massa. Sukses atau tidaknya pelaksanaan Pemilu, ada di tangan media massa.

Ketua Bawaslu Muhammad, men-gatakan hal itu ketika menjadi nara-sumber dalam media gathering yang dirangkaikan dengan diskusi publik, di Bogor, Minggu, 3 November 2013. Media gathering yang dilaksanakan oleh Bawaslu ini diikuti sekitar 40 media cetak nasional.

Menurut Muhammad, sebaik apapun perencanaan dan pelak-sanaan Pemilu, jika media massa menyampaikan sebaliknya, maka masyarakat hanya akan tahu bahwa Pemilu telah gagal, karena sumber informasi yang diterima masyarakat berasal dari media. Karena itu, pent-ingnya penyelenggara Pemilu untuk memberikan pemahaman dan ko-

Sukses Tidaknya Pemilu, Juga Tergantung PersMedia Gathering, One Nation One Spirit

munikasi yang baik dengan media massa.

Mantan anggota Dewan Pers, Agus Sudibyo mengatakan, pers se-baiknya tidak selalu memberitakan konflik dan saling tuding antara lem-baga-lembaga negara. Seperti con-toh, dalam proses penetapan DPT, Bawaslu lebih banyak memberitakan tentang perdebatan antara Kemend-agri dan KPU. “Hal yang jauh lebih substansi justru kerap kali luput dari pemberitaan media massa. Media se-harusnya lebih memberikan porsi bagaimana perbaikan DPT tersebut dilakukan,” tuturnya dalam kesem-patan yang sama.

Padahal, tambah Agus, pers bisa memberikan efek delegitimasi pada pelaksanaan Pemilu di Indo-nesia. Pers dapat membentuk opini di masyarakat yang menentukan pilihan mereka di masa mendatang. Masyarakat yang terus menerus menerima pemberitaan negatif soal pelaksanaan Pemilu akan membuat pilihan golput akan semakin menin-gkat.

“Pers juga punya dilema, di satu sisi mereka harus melakukan pem-

beritaan yang menarik. Namun di sisi lain mereka juga harus melaku-kan kontrol. Karena itu, pers harus berdiri dan memilih untuk memper-tahankan kepercayaan masyarakat terhadap Pemilu,” kata Agus yang juga Ketua Masyarakat Peduli Pemi-lu.

Kegiatan media gathering itu Ket-ua Bawaslu, Muhammad. Turut had-ir Kepala Biro Hukum, Humas dan Pengawasan Internal (H2PI), Jajang Abdullah, Kabag Humas dan Hubal, Hengky Pramono, Kasubbag Humas, Monang Silalahi, Kasubbag Doku-mentasi dan Publikasi, Rahmawati.

Media gathering yang bertemakan One Nation One Spirit ini dirangkai-kan dengan diskusi publik ini juga menghadirkan sejumlah nara sum-ber, yaitu Pimpinan Bawaslu, Nas-rullah, Koordinator TePI, Jeirry Su-mampouw, dan Ketua Masyarakat Peduli Pemilu, Agus Sudibyo, Koor-dinator Komunitas Jurnalis Peduli Pemilu, Roy Wijaya, Peneliti ICW, Ab-dullah Dahlan, pejabat PPATK, Ivan Yustiavandana, dan Kasubbag Anali-sis Teknis Pengawasan Bawaslu, Fei-zal Rahman. n ck/hw/fs/s

Diskusi publik yang dipandu Saparuddin dengan nara sumber Jeirry Sumampouw, Agus Sudibyo, dan Ketua Bawaslu, Muhammad.

Page 10: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 201310

Bawaslu TerkiniBawaslu Terkini

Sesuai dengan UU Nomor 8 ta-hun 2012, penayangan iklan kampanye hanya dapat dilaku-

kan melalui media massa cetak dan elektronik pada masa kampanye 21 hari sebelum masa tenang Pemilu 2014. Untuk membuat petunjuk teknis (juknis) pengawasan terkait iklan kampanye, Bawaslu bersama KPU dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) membahas rancangan juknis pengawasan dan pemantauan pem-beritaan, penyiaran dan iklan kam-panye. Rapat pembahasan tersebut berlangsung di Jakarta, Senin, 18 November 2013.

Dalam rapat pembahasan juknis pengawasan iklan kampanye itu juga dibentuk gugus tugas pengawasan dan pemantauan pemberitaan, pe-nyiaran, dan iklan kampanye Pemilu 2014. Gugus tugas ini merupakan forum koordinasi antara KPU, Bawa-slu dan KPI yang berbentuk kelom-pok kerja. Mereka yang dimasukkan dalam gugus tugas itu diusulkan oleh tiga lembaga terkait tersebut. Sedangkan sekretariat gugus tugas berkedudukan di kantor Bawaslu.

Gugus tugas bekerja untuk mel-akukan pengawasan, pelaporan, penanganan dugaan pelanggaran dan penindakan yang dilakukan sesuai dengan kewenangan masing-masing lembaga terkait, baik KPU, Bawaslu, maupun KPI.

KPU misalnya, ruang lingkup tugasnya, pertama, meneruskan informasi terkait dugaan pelang-garan pemberitaan, penyiaran dan iklan kampanye media cetak dan elektronik kepada tim gugus tugas. Kedua, menyampaikan informasi berupa data dan dokumen terkait dugaan pelanggaran pemilu kepada tim gugus tugas. Ketiga, menindak-lanjuti rekomendasi Bawaslu.

Bawaslu, ruang lingkup tu-gasnya, pertama, mengawasi keg-iatan kampanye peserta Pemilu di media cetak dan media elektronik. Kedua, menerima laporan dan te-muan dugaan pelanggaran. Ketiga, menindaklanjuti dengan memutus

dan/atau memberikan rekomendasi kepada KPU, KPI, Dewan Pers, dan atau pihak lain yang berwenang.

KPI, ruang lingkup tugasnya, per-tama, meneruskan temuan dugaan pelanggaran isi siaran dan pengadu-an terkait Pemilu kepada tim gugus tugas. Kedua, menyampaikan infor-masi berupa data, dokumen, dan rekaman terkait dugaan pelangga-ran Pemilu kepada tim gugus tugas. Ketiga, menindaklanjuti rekomen-dasi Bawaslu.

Hadir pada rapat pembahasan juknis tersebut Pimpinan Bawaslu, Nasrullah, Daniel Zuchron, Nelson Simanjuntak. Turut hadir pejabat Setjen Bawaslu masing-masing Kepala Biro H2PI, Jajang Abdu-lah, Kepala Biro TP3, Bernad D. Sutrisno, Kabag Humas dan Hubal, Hengky Pramono, Kabag Analisis Teknis Pengawasan, Ferdinad E.T, Plt. Kabag Temuan dan laporan, Yusti Erlina, Kepala Subbag Hubal, Hilton Tampubolon, Kasubbag Ana-lisis Teknis Pengawasan, Feizal Ra-chman, Kasubbag Wilayah I Teknik Pengawasan, Filber Sidabutar, Kas-ubbag Wilayah II Temuan Laporan, Hary Murti Wicaksono, Kasubbag Wilayah III Temuan Laporan, Edi Supriyanto, Tim Asistensi, dan Staf Bawaslu. n hw/fs/s

Bawaslu Bahas Rancangan Juknis Terkait Penyiaran dan Iklan Kampanye

Kepala Biro H2PI, jajang Abdullah (tengah).

Page 11: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 2013 11

Bawaslu TerkiniBawaslu Terkini

Bawaslu menggelar seminar nasional menuju gerakan satu juta relawan penga-

was Pemilu di Kota Bandung. Jawa Barat. Seminar yang mengambil tema peran partisipasi pengawas Pemilu bagi pemilih pemula menuju Pemilu 2014 yang bersih, berkuali-tas dan bermartabat itu menghadir-kan sekitar 1.000 pelajar SMA dan SMK se Kota Bandung pada Selasa, 12 November 2013.

Seminar ini merupakan bentuk sosialisasi yang dilakukan Bawaslu dalam gerakan sejuta relawan pen-gawas Pemilu. Segmen yang disasar yaitu pemilih pemula untuk berpar-tisipasi dalam pengawasan Pemilu 2014. Para pelajar yang hadir dalam seminar tersebut sudah terdaftar se-bagai pemilih dan baru pertama kali akan memilih. Usia mereka sudah mencapai 17 tahun pada hari H pe-mungutan dan penghitungan suara. Pemilu 2014 berlangsung pada 9 April 2014.

Sebelum membuka kegiatan seminar tersebut, Ketua Bawaslu, Muhammad mengatakan, partisipasi politik pemilih dari setiap kali penye-lenggaraan Pemilu cenderung terus menurun. Karena itu, kesadaran politik pemilih pemula perlu diting-

katkan. Selain diminta aktif menggu-nakan hak pilihnya pada hari H pe-mungutan dan penghitungan suara di TPS, pemilih pemula juga dihara-pkan aktif mengawasi proses yang terjadi di TPS. Bergabung dalam gerakan satu juta relawan pengawas Pemilu menjadi sebuah kesempatan yang sangat berharga.

Kepala Kesbangpol Kota Band-ung, Supardi, dalam menyampai-kan sambutan Walikota Bandung menyatakan, pelaksanaan Pemilu yang tertib, lancar, damai, dan kon-dusif disertai partisipasi masyarakat yang luas dan aktif merupakan gam-baran Pemilu 2014 yang ingin kita capai bersama. Karena itu, upaya

sosialisasi kepada calon pemilih khususnya kepada pemilih pemula menjadi cara yang kini gencar di-lakukan demi meningkatkan pema-haman, pengetahuan, dan kemam-puan masyarakat untuk secara aktif menggunakan hak dan tanggung-jawab sebagai warga masyarakat.

Supardi yang hadir mewakili Wa-likota Bandung saat itu menyambut baik kegiatan sosialisasi yang dilaku-kan Bawaslu. Ia menilai, kegiatan ini menjadi sarana meningkatkan kesa-daran politik pemilih pemula untuk ikut berpartisipasi baik sebagai pe-milih, juga menjadi bagian dari satu juta relawan pengawas Pemilu yang digagas oleh Bawaslu dalam pelak-sanaan Pemilu 2014 mendatang.

Sosialisasi ini, kata Supardi, juga memiliki makna penting untuk meningkatkan kesadaran dan kecer-dasan berpolitik warga, khususnya pelajar sehingga partisipasinya pada Pemilu 2014 dapat dilakukan secara sadar dan bertanggungjawab. Den-gan pemahaman yang baik, maka gerakan satu juta relawan pengawas Pemilu di Kota Bandung khususnya dapat dicapai.

Narasumber dalam kegiatan seminar tersebut yaitu Ketua Ba-waslu, Muhammad, Deputi Pen-garusutamaan Gender Bidang Poli-tik, Sosial dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Per-lindungan Anak, A. Darsono, dan Kesbangpol Kota Bandung, Supardi. n mz/fs/s

Tingkatkan Kesadaran Politik Pemilih PemulaBawaslu Rekrut Pelajar sebagai Relawan Pengawas Pemilu

Ketua Bawaslu, Muhammad menyerahkan cinderamata pada seminar nasional di Bandung.

Page 12: Sentra Gakkumdu, Forum Terpadu dalam Penegakan Hukum Pemilu

BULETIN BAWASLU, EDISI 11, NOVEMBER 201312

GaleriGaleri

Bawaslu menggelar bintek pengelola keuangan dan implementasi pe-nyusunan laporan keuangan di Jakarta, 26 November 2013. Hadir pada acara pembukaan Ketua Bawaslu, Muhammad, Sekjen Bawaslu, Gu-nawan Suswantoro, dan Plt. Kepala Biro Administrasi, Adhi D. Santoso.

Bawaslu mengadakan media gathering di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, 3 November 2013. Sejumlah media cetak, elektronik, dan on-line mengambil bagian dalam kegiatan yang dirangkaikan den-gan diskusi dan rekreasi itu.

Bawaslu menggelar seminar nasional menuju gerakan satu juta rela-wan pengawas Pemilu di Bandung, Jawa Barat, 12 November 2013. Seminar tersebut diikuti sejumlah pelajar dari berbagai SMA/SMK di Kota Bandung.

Lembaga Senkom mengunjungi Bawaslu pada 8 November 2013 untuk menjajaki kerjasama pengawasan partisipatif Pemilu 2014. Rombongan diterima Pimpinan Bawaslu, Nasrullah. Turut hadir Kabag Humas dan Hubal, Hengky Pramono, dan Kasubbag Umum, Dirja Abdul Kadir.

Bawaslu menggelar pelatihan pengawasan Pemilu bagi media massa dan ormas di Gorontalo, 1 November 2013. Kegiatan yang diikuti sekitar 70 peserta itu dibuka Ketua Bawaslu, Muhammad.

Komisi A DPRD Kota Payakumbuh mengunjungi kantor Bawaslu di Jalan M.H. Thamrin No. 14 Jakarta, Kamis, 7 November 2013. Mereka diterima Pimpinan Bawaslu, Nasrullah. Turut hadir Kepala Biro H2PI, Jajang Abdullah, serta Kabag Humas dan Hubal, Hengky Pramono.