seni budaya
DESCRIPTION
seni budayaTRANSCRIPT
SENI BUDAYA
SeniPantau halaman ini
Senipada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dariilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi darikreativitasmanusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individuartismemilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilihmedium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
DefinisiSunting
Alexander Baum GartonSeni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.AristotelesSeni adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.Immanuel KantSeni adalah sebuah impian karena rumus rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.Ki Hajar DewantaraSeni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.Leo TolstoySeni adalah ungkapan perasaan pencipta yanng disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis.SudarmajiSeni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.
Bentuk SeniSunting
Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermakna kematian dan mawar merah yang berarti cinta). Seni menurut media yang digunakan terbagi 3 yaitu:
Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (audio art), misalnyaseni musik,seni suara, danseni sastrasepertipuisidanpantunSeni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual art)) misalnyalukisan,poster,seni bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya.Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual art) misalnya pertunjukanmusik, pagelaranwayang,film
Seni Rupa Terapan : Pengertian dan Jenis-jenisnya
13.02.00 -No comments
by. Tim Teater Petass
1. Pengertian Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena mengandung nilai fungsi tertentu di samping nilai seni yang dimilikinya. Seni rupa terapan biasanya tidak dijadikan pajangan atau hiasan rumah. Tetapi lebih dijadikan untuk alat-alat untuk membantuk memenuhi kebutuhan hidup. Contoh karya seni rupa terapan antara lain rumah adat, batik yang dijadikan pakaian, meja, kursi, senjata tradisional, alat transportasi tradisional, dll.
Seni rupa terapan adalah karya seni yang tidak hanya bisa di pandang keindahannya, namun juga dapat di pergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni rupa terapan yaitu karya seni rupa yang dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwaan). Bentuknya berupa benda-benda pakai atau benda guna untuk kebutuhan manusia.
Pengertian seni rupa terapan berbeda dengan pengertian seni rupa murni. Perbedaan seni rupa terapan dengan seni rupa murni adalah dari fungsinya. Seni rupa terapan dapat difungsikan sebagai alat kebutuhan sehari-hari sedangkan seni rupa murni hanya digunakan sebagai hiasan atau pajangan saja.
Seni rupa terapan terdiri dari 3 kata: seni, rupa, dan terapan. Pengertian seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit untuk dinilai karena masing-masing individu memiliki pandangan seninya masing-masing. Sementara pengertian seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan atau seni yang memiliki bentuk. Pengertian terapan adalah digunakan. Jadi, pengertian seni rupa terapan secara harfiah adalah suatu benda seni yang berwujud dan juga digunakan.
2. Sejarah Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan khususnya di Indonesia telah berkembang sejak jaman prasejarah. Dimana saat nenek moyang bangsa Indonesia mulai menggunakan kapak batu dan tulang untuk berburu. Kemudian perkembangan seni rupa terapan semakin pesat seiring dengan ditemukannya teknik peleburan logam untuk membuat berbagai senjata dan perhiasan. Mereka juga telah memulai menghias senjatanya supaya terlihat lebih indah. Selain senjata dan perhiasan, peralatan yang juga dibuat dengan teknik peleburan logam adalah nekara, moko, bejana, dll.
3. Makna Karya Seni Rupa Terapan
Karya seni rupa terapan disebut juga karya seni rupa aplikatif, yaitu karya seni rupa yang telah diterapkan atau diaplikasikan pada bentuk-bentuk fungsional. Meliputi apa saja bentuk-bentuk fungsional itu? Segala bentuk yang dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut bentuk fungsional. Wujudnya dapat berupa perhiasan, pakaian, perabot rumah tangga, perlengkapan makan, perlengkapan pertunjukan, atau perlengkapan ibadah.
4. Jenis-Jenis Seni Rupa Terapan
Jenis seni rupa terapan banyak ragamnya, diantaranya sebagai berikut :
1. Seni bangunan atau arsitektur berupa banguna tanah, tempat tinggal, kantor, tempat ibadah, dan lain-lain.
2. Seni dekorasi. Yaitu seni rupa yang sering digunakan dala menghias sebuah ruangan.
3. Seni ilustrasi yaitu gambar atau foto yang digunakan untuk menjelaskan suatu naskah/teks, sebagai contohnya gambar pada buku bacaan untuk mata pelajaran siswa SD. Fungsi dari gambar tersebut sebagai penjelas dari bacaan sehingga isi bacaan mudah dipahami oleh pembaca. Ilustrasi bisa terdapat di mana-mana, seperti pada buku pelajaran, cerpen dan iklan.
4. Seni kriya terapan. Yaitu karya seni kerajinan yang berfungsi untuk kepentingan praktis.
5. Seni grafis terapan/desain komunikasi visual yaitu karya seni rupa yang berfungsi sebagai media komunikasi.
5. Pembagian Karya Seni Rupa Terapan
Supaya lebih mudah memahami dan mengerti tentang seni rupa terapan, maka seni rupa terapan dibagi dalam beberapa kategori seperti kategori menurut fungsinya, wujudnya serta jenis- jenis bentuknya.
5.1. Pembagian Seni rupa Terapan Berdasarkan Fungsi
Karya seni rupa terapan memiliki dua fungsi sebagai berikut.
1. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat praktis (kegunaan-www.teaterpetass.com), yaitu karya yang fungsi pokoknya sebagai benda pakai, selain juga memiliki nilai hias. Misalnya, perabotan rumah tangga, seperti meja dan kursi, lemari, dan tekstil.
2. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat estetis (keindahan-www.teaterpetass.com), yaitu fungsi yang semata-mata sebagai benda hias. Misalnya, karya batik atau tenun yang dibuat khusus untuk hiasan dinding dan benda-banda kerajinan untuk penghias ruangan, seperti topeng, patung, dan vas bunga.
5.2. Pembagian Seni rupa Terapan Berdasarkan Wujudnya
Berdasarkan wujud fisiknya, karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Karya seni rupa terapan dua dimensi (dwimatra) Karya seni rupa terapan dua dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari satu arah. Misalnya, wayang kulit, tenun, dan batik.
2. Karya seni rupa terapan tiga dimensi (trimatra) Karya seni rupa terapan tiga dimensi, yaitu karya seni rupa yang dapat dilihat dari segala arah dan memiliki volume (ruang). Misalnya, rumah adat, senjata tradisional seperti rencong dan pedang, serta patung.
5.3. Pembagian Senirupa Terapan berdasarkan Bentuknya
Karya seni rupa terapan yang terdapat di Indonesia sangat beragam dengan aneka jenis, bentuk, fungsi, dan teknik pembuatannya. Bentuk karya seni rupa terapan tersebut disini kami membaginya dalam empat kategori:
a. Rumah adat
b. Senjata Tradisional
c. Transportasi Tradisional
d. Seni Kriya
6. Contoh Seni Rupa Terapan
Di bawah ini beberapa contoh karya seni rupa terapan daerah Indonesia:
6.1. Arsitektur
Candi borobudur merupakan salah satu karya seni rupa terapan Jawa Tengah yang luar biasa, masih banyak karya seni arsitektur yang lain yang ada di Indonesia seperti rumah adat dan pada tempat ibadah.
Karya seni rupa Arsitektur di Indonesia begitu beragam dan banyak jenisnya, mulai dari masa lampau sampai modern, mungkin kita dapat membedakan arsitektur masa lampau, modern, maupun tradisional.
6.2. Poster
Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Selain itu bisa pula berupa salinan karya seni terkenal.
6.3. Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (www.teaterpetass.com).
6.4. Baju / Pakaian
Busana adat Jawa biasa disebut sebagai busana kejawen yang mempunyai perlambang atau perumpamaan terutama bagi orang Jawa yang biasa mengenakannya. Busana kejawen penuh dengan piwulang sinandhi, kaya akan ajaran tersirat yang terkait dengan filosofi Jawa.
Ajaran dalam busana kejawen ini merupakan ajaran untuk melakukan segala sesuatu di dunia ini secara harmoni, yang berkaitan dengan aktivitasnya sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia, dengan diri sendiri, maupun dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sementara busana adat Bali menggunakan kamen, kebaya, udeng, sarung, dll. Busana adat Bali digunakan ketika ada upacara adat, ada proses persembahyangan, Purnama, Tilem, dan di beberapa acara resmi di Bali.
Ciri khas pakaian adat Nusantara adalah menggunakan batik. Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian dengan pewarnaan yang menggunakan malam. Batik juga merupakan salah satu warisan UNESCO.
7. Daerah-Daerah Pengrajin Seni Rupa Terapan di Indonesia
Pada hakikatnya seni rupa terbagi menjadi dua, yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.(www.teaterpetass.com)Karya seni rupa murni adalah karya seni rupa yang diciptakan untuk memenuhi kepuasan batin senimannya dan tidak memiliki tujuan praktis. Karya seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia. Namun dengan keanekaragaman suku dan budayanya banyak melahirkan bermacam-macam carak karya yang berupa seni murni ataupun seni pakai. Adapun daerah-daerah di wilayah Nusantara yang menghasilkan karya seni rupa terapan, antara lain :
1. Batik terdapat di daerah perajin Solo, Yogya, Pekalongan, Madura.
2. Keramik terdapat di daerah perajin Kasongan, Yogyakarta.
3. Anyaman terdapat di daerah perajin hampir di seluruh Nusantara.
4. Tenun ikat terdapat di daerah perajin Sumba, Sumbawa, Flores, Jepara
5. Ukir kayu terdapat di daerah perajin Jepara, Bali, Asmat (Papua)
6. Perak terdapat di daerah perajin Kota Gede, Yogyakarta.
7. Kuningan terdapat di daerah perajin Juwana, Jawa Tengah.
8. Ukir batu terdapat di daerah perajin Muntilan, Magelang, dan Bali.
9. Kulit terdapat di daerah perajin Cibaduyut, Tunggulangin, Surabaya.
PENYAJIAN KARYA SENI MUSIK
Konsep:
Penyajian karya seni musik pada umumnya melalui tahap penciptaan, penulisan partitur, latihan dan penyajian/konser.Tentunya banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya : Teori dasar seni musik, Notasi Musik, Teknik Vokal dan instrument
Prinsip:
Jenis dan simbol penyajian karya musik
Jenis Penyajian karya musik ada tiga macam.
Penyajian musik vocal adalah sajian musik yang hanya menampilkan suara manuasia saja, seperti Accapella, Nasyid, Paduan suara dsb.
Penyajian Musik Instrumental adalah sajian musik yang hanya menampilkan permainan alat musik saja (instrumental).
Penyajian musik campuran memadukan keduanya antara vocal dan instrumental
Simbol penyajian karya musik:
Merupakan perlambang/makna dari penyajian karya musik
No.
Jenis Karya (nama)
Bentuk Penyajian
Makna/Simbul
1.
Vokal
Solo, Duet, Trio, Vokal Group, Paduan Suara
Kedamaian, Keagungan, Kemegahan
2.
Instrumental
Solo, Duet, Trio, Kwartet, Orkestra, Band
Melambangkan kebersamaan dan harmonisasi bunyi
3.
Campuran
Band, Orkestra, Ensambel
Melambangkan kebersamaan dan harmonisasi bunyi
Nilai estetika pada penyajian karya musik
Kemampuan dalam mempersepsi, memahami, menanggapi, merefleksi, menganalisis, dan mengevaluasi penyajian karya musik.
Alat dan media memiliki banyak variasi dan macamnya. Alat dan media dapat berupa alat music melodis, harmonis maupun ritmis bahkan elektronik. Setiap alat dan media tersebut memiliki karakter yang berbeda
Teknik dalam penyajian karya musik dapat dimulai dengan cara yang sangat sederhana dan mudah dilakukan. Mulailah dengan latihan individual (untuk sajian bersama) kemudian latihan bersama ditambah dengan alat musik agar dapat menyatukan harmonisasi bunyi.
Prosedur:
Langkah-langkah membuat penyajian karya musik
Sajian musik ensambel sederhana untuk penampilan di kelas.
Pilih terlebih dahulu lagu-lagu yang akan ditampilkan dari jenis tertentu.
Buat partitur untuk tiap bagian/pemain dengan menggunakan notasi balok/angka
Lakukan latihan masing-masing terlebih dahulu dengan partitur yang sudah dibuat
Selanjutnya latihan bersama untuk menyatukan harmonisasi bunyi serta adanya saling koreksi terhadap kesalahan diantara para pemain yang akan tampil.
UNSUR KOMPOSISI TARI
Apabila kita melihat sebuah tarian baik jenis tradisional atau non
tradisional, banyak unsur-unsur yang dapat dikenali dan terlihat oleh mata
(visual). Pada dasarnya sebuah tarian tidak hanya terdiri-dari susunan
gerak yang telah mengalami proses stilisasi atau distorsi atau penggarapan
dari aspek tenaga, ruang dan waktu, namun terdapat juga unsur-unsur lain
yang disusun sedemikian rupa hingga menjadi sebuah komposisi yang
disebut dengan tari. Unsur-unsur itu, adalah: desain lantai, desain atas,
desain musik, desain dramatik, tema, tata rias/busana dan tata rambut, serta
tata pentas, disebut dengan unsur komposisi tari .
Dalam jenis tari tradisional yang berasal dari suatu komunitaskomunitasmasyarakat
etnik, unsur-unsur tersebut dibangun dan disusun sesuai
dengan nilai-nilai dan corak tradisional yang mewarnai kehidupan
masyarakatnya, serta sesuai dengan kepentingan-kepentingan ( fungsi tari)
dalam kehidupan masyarakatnya, sehingga pola gerak, rias, busana,
perlengkapan tari, musik, tempat pementasan mencerminkan ciri khas dari
budaya setempat dan adat masyarakat yang memiliki tarian itu.
Sebagai contoh dalam tari tradisional jenis tari rakyat. Desain gerak,
desain lantai, desain atas, tata rias busana, musik, tempat menari
dipersiapkan dan dalam tari itu disusun sedemikian rupa, walaupun
hasilnya terkesan sederhana dan tidak rumit. Biasanya penyelenggaraan
tari untuk tujuan upacara adat, upacara agama atau untuk tujuan ikatan
kebersamaan warga, maka tempat pementasan tari biasanya sesuai dengan
tujuan upacara tersebut. Hal tersebut sangat berbeda dengan tari klasik dan
jenis tari untuk tujuan pertunjukan. Dalam tari klasik pola gerak, desain
lantai, desain atas, tata rias, busana, musik, perlengkapan, pementasan
bahkan tema tarinyapun, disusun berdasarkan pola-pola koreografi yang
lebih artistik, sehingga hasilnya terkesan rumit, taat kepada aturan-aturan
yang harus dipatuhi yang terkait dengan aturan-aturan yang berlaku dalam
tatanan kehidupan orang istana. Sedangkan tari untuk untuk seni
pertunjukan yang merupakan ungkapan individual yang biasanya dalam
proses penciptaannya, lebih banyak memiliki kebebasan dalam
mengekplorasi semua unsur tari, sehingga memungkinkan pada
pencapaian kualitas artistik maupun estetis dari aspek unsur-unsur tari itu
sangat maksimal. Menurut La Mery (1965: 17-108), unsur-unsur komposisi
tari, sebagai berikut:
1. Desain lantai atau floor design adalah garis-garis di lantai yang dilalui
oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari
kelompok. Garis-garis lantai dibentuk dari garis lurus dan garis lengkung.
Garis lurus dapat menghasilkan bentuk garis diagonal, segitiga, sig-sag, V
atau V terbalik, T atau T terbalik, dan garis lengkung dapat menghasilkan
bentuk lingkaran, lengkung setengah lingkaran, spiral, angka delapan dan
sebagainya
179
2. Desain atas atau air desaign
Adalah desain yang dibuat oleh anggota badan, berada di atas lantai.
Desain ini dilihat dari arah penonton. Menurut La Mery (1965: 22-39) ada
bermacam-macam yaitu desain: datar, dalam, vertikal, horisontal, kontras,
murni, statis, lurus, lengkung, bersudut, spiral, tinggi, medium, rendah,
terlukis, lanjutan, tertunda, simetris, dan asimetris.
3. Desain musik
Desain musik adalah pola ritmik dalam sebuah tari. Pola ritmik di
dalam tari timbul karena gerakan tari yang sesuai dengan melodi,
gerakan tari yang sesuai dengan harmoni dan gerakan tari yang
sesuai dengan frase musik.
1. Desain dramatik
Desain dramatik adalah tahap-tahap emosional untuk mencapai
klimaks dalam sebuah tari. Tahap tahap emosional ini perlu ada dalam
sebuah tari agar tarian itu menjadi manarik dan tidak terkesan monoton.
Melalui tahapan ini penonton akan dapat merasakan perbedaan tari bagian
awal, kemudian semakin naik mencapai suatu puncak yang paling menarik,
yang disebut dengan klimaks, berikutnya penonton merasakan mulai ada
penurusan menuju akhir dari sebuah tarian. Kilmaks merupakan puncak
kekuatan emosional dalam sebuah tari dapat dicapai dengan cara
mempercepat tempo, memperluas jangkauan gerak, menambah jumlah
penari, menanbah dimankika gerak atau justru berhenti sama sekali atau
dengan cara-cara lain yang intinya berbeda dan khas dari bagian tari
sebelumnya dan sesudahnya. Dua jenis desain dalam tari adalah desain
kerucut ganda dan desain kerucut tunggal.
2. Dinamika
Dinamika adalah segala perubahan di dalam tari karena adanya
variasi-variasi di dalam tari tersebut . Dinamika di dalam tari memberikan
kesan bahwa tarian itu menarik, tidak membosankan dan tidak monoton.
Dinamika di dalam tari dapat dicapai karena adanya variasi-variasi dalam
penggunaan tenaga dalam gerak, tempo, tinggi rendah (level), pergantian
posisi penari serta perubahan suasana.
3. Tema
Tema adalah ide persoalan dalam tari. Sumber tema tari dapat dari
imajinasi manusia, harapan dan kehendak manusia, benda-benda disekitar
kita, peristiwa-peristiwa yang pernah atau sedang terjadi, kegiatan kerja,
perilaku binatang, cerita rakyat, cerita kepahlawanan, legenda, dan
sebagainya
4. Tata rias, tata rambut dan tata busana tari
Adalah rias wajah, tata rambut (hairdo) dan busana yang dirancang
dan dipakai khusus oleh penari untuk keperluan pementasan tari. Rias
wajah untuk keperluan pementasan tari dikenal tiga jenis, yaitu: (a) rias
wajah korektif, yaitu rias wajah untuk tujuan memperbaiki bagian-bagian
wajah yang kurang sempurna, (b) rias wajah karakter, yaitu rias untuk tujuan
menggambarkan dan memperjelas karakter tokoh atau karakter tari, dan (c)
rias wajah fantasi, yaitu rias wajah untuk tujuan mewujudkan angan-angan
180
atau imajinasi, misalnya untuk mewujudkan sosok putri bunga, rias wakah
dibuat menyerupai bentuk bunga.
Tata rambut untuk keperluan pementasan tari juga bermacammacam.
Dalam tari tradisional, model tata rambut sesuai dengan adat dan
gaya tata rambut daerah masing-masing, sedangkan tata rambut untuk tari
non trasional biasanya disesuaian dengan konsep tari.
Tata busana untuk keperluan pementasan tari biasanya dirancang
khusus sesuai dengan tema tarinya. Alternatif bahan untuk pembuatan
busana tari bermacam-macam, dapat terbuat dari kain, kertas, plastik,
daun atau apa saja yang ada disekitar kita yang dapat dimanfatkan untuk
bahan busana tari. Dalam tari tradisional pada umumnya desain busana tari
tidak jauh berbeda dengan busana adat setempat. Fungsi busana dalam tari
tradional (klasik bukan hanya untuk keindahan, untuk penutup tubuh, namun
juga untuk memperjelas karakter tokoh dan karakter tari yang sedang
diperankan oleh penari.
5. Tata Pentas
Adalah penataan pentas untuk mendukung pergelaran tari, tata
pentas bukan hanya untuk kepentingan pencapaian efek artistik namun
juga berfungsi untuk membantu penciptaan suasana yang terkait dengan
konsep tari. Di atas pentas biasanya dilengkapi dengan seperangkat bendabenda
dan alat yang berhubungan dengan tari, yang disebut dengan setting.
Pentas yang dipahami dalam pengertian tempat menari dikenal
dengan istilah panggung yang meiliki 2 jenis, yaitu jenis panggung tertutup
dan terbuka. Jenis panggung tertutup disebut dengan prosscenium, cirinya
para penari atau pemain hanya dapat dilihat dari satu arah pandang.
Panggung tertutup berada dalam suatu ruangan yang disebut dengan
auditorium. Panggung terbuka adalah panggung yang berada di tempat
terbuka dan tidak beratap. Bentuknya bermacam-macam, yaitu berbentuk
arena, pendhopo, di halaman Pura, di halaman rumah atau dilapangan.
Ciri panggung terbuka adalah pemain atau penati dapat dilihat dari berbagai
arah pandang.
6. Tata Lampu
Tata lampu adalah seperangkat penataan lampu untuk keperluan
pementasan tari yang fungsinya untuk penerangan, penciptaan suasan atau
untuk memperjelas peristiwa pada suatu adegan. Sumber cahaya untuk
keperluan pementasan tari bermacam-macam, diantaranya berasal dari
obor, lilin dan listrik. Dengan teknologi komputer tata lampu dapat diprogram
dalam hal gelap terang, warna maupun komposisi cahaya sesuai dengan
kebutuhan konsep tari.
7. Tata Suara
Adalah seperangkat alat sumber bunyi untuk tujuan pengaturan musik
untuk iringan tari. Tata suara ini menjadi bagian dari unsur komposisi tari
bila tarian menggunakan musik iringan tari dengan media rekaman, sehingga
tata suara memerlukan pengaturan khusus dari pemutar suara, misalnya dari
alat tape recorder, CD player, MP 3, Synthesizer dan alat pemutar suara
181
lainnya. Namun bila musik iringan tari menggunakan alat musik yang
langusng dimainkan, pengaturan tata suara menjadi tidak begitu penting.
UNSUR PEMBENTUKAN TEATER
Dalam khasanahteater dewasaini dapat disimpulkan unsur utama teater adalah naskah lakon, sutradara, pemain, dan penonton. Tanpa keempat unsur tersebut pertunjukan teater tidak bisadiwujudkan. Untuk mendukung unsur pokok tersebut diperlukan unsur tata artistik yang memberikan keindahan dan mempertegas naskah lakon yang dipentaskan.
1.Naskah Lakon
Naskah lakon sebagaimana karya sastra lain, pada dasarnya mempunyai struktur yang jelas, yaitu tema, plot, setting, dan tokoh. Akan tetapi, naskah lakon yang khussus dipersiapkan untuk dipentaskan mempunyai struktur lain yang spesifik. Yaitu eksposisi (pemaparan), komplikasi, klimaks, anti klimaks atau resolusi, dan konkalusi (catastrophe). Kelima bagian tersebut pada perkembangan kemudian tidak diterafkan secara kau, tetapi lebih bersifat fungsionalistik.
2 2.Sustradara
Di Indonesia penanggung proses transformasi naskah lakon ke bentuk pemanggungan adalah sutradara yang merupakan pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater. Baik buruknya pementasan teater ditentukan oleh kerja sutradara, meskipun unsur unsur lannya juga berperan tetapi masih berada di bawah kewewenangan sutradara.
Menurut Harymawan (1993) Ada beberapa tife sutradara dalam menjalankan penyutradaraannya, sebagai berikut.
a.Sutradara Konseptor. Ia menentukan pokokpenapsiran dan menyarankan konsep penapsirannyakepada pemain. Pemain dibiarkan mengembangkan konsep itu secara kreatip, tetapi juga terikat kepada pokok penapsiran.
b.Sutradara dikator. Ia mengharapkan pemain dicetak seperti dirinya sendiri, tidak ada konsep penapsiran dua arah ia mendambakan seni sebagai dinrinya, sementara pemain dibentuk menjadi robot robot yang tetap buta tuli.
c.Sutradara koordinator. la menetapkan diri sebagai pengarah atau polisi lalu luntas yang mengoodinasikan pemain dengan konsep pokok penapsirannya.
d.Sutradara penertalis. La bertindak sebagaiguru atau suhu mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh batin para anggotanya. Teater disamakan dengan padepokan sehingga pemain adalah cantrik yang harus setia kepada sutradara.
3 3.Pemain
Pemain adalah alat memeragakan tokoh, tetapi bukan sekedar alat yang harus tundauk kepada naskah. Pemain wewenang membuat refleksi dari naskah melalui dirinya. Agar bisa mereflesikan tokoh sesuatu yang hidup, pemain dituntut menghapal aspek aspek pemeranan yang dilatihkan secara khussus, yaitu jasmani (tubuh/fisik), rohani (jiwa/emosi) dan intelektual. Memindahkan naskah lakon ke atas panggung melalui pemain tidak sederhana mengucapkan kata kata yang didalam naskah lakon atau sekedar memperagakan keinginana penulis melainkan proses pemindahan mempunyai
karekterisasi tersendiri, yaitu harus menghidupkan bahasa kata (tulis) menjadi bahasa pentas (lisan).
4.Penonton
Tujuan terahir sesuatu pementasan lakon adalah penonton. Respon penonton atas lakon menjadi suatu respon melingkar, antara penonton dan pementasan. Banyak sutradara yang kurang memerhatikan penonton dan menganggapnya sebagai konsumsi yang bisa menerima begitu saja apa yang disungguhkan sehingga tterjadi sesuatu kegagalan dalam pementasan penonton sebagai penyebabnya karena mereka tidak mengerti atau kurang terdidik memahami sebuah pementasan.
5 4.Tata Artistik
Tata Artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari teater. Pertunjukan teater menjadi tidak utuh tanpa adanya tata artistik yang mendukungnya. Unsur astistik di sini meliputi tata panggung, tata busana, tata cahaya, tata rias, tata busana, tata music yang membantu pementasan menjadi sempurna sebagai pertunjukan.
a.Tata Panggung adalah pengaturan pemandangan di panggung selama pemantasan berlangsung. Tujuannya tidak sekedar pemainan bisa dilihat penonton tetapi juga menghidupkan pameran dan panggung.
b.Tata Cahaya atau lampu pengatur pencahayaan di daerah sekitar panggung yang pungsinya menghidupkan pemain yang suasanya lakon yang dibawakan yang sehingga suasana istimewa.
c.Tata Musik adalah pengaturan music yang mengiringi pementasan teater yang bergune memberi untuk memberi penekanan pada suasana pemain dan mengiringi pergantian babak dan adegan. Tata suara adalah pengaturan keluaran suara yang dihasilkan dari berbagai sumber bunyi, seperti suara ator, efek suasana, dan musik. Tata surya diperlukan untuk menghasilkan harmoni. Tata rias dan tata busana adalah pengaturan rias dan busana yang dikenakan pemain. Gunanya untuk menonjol watak peran yang dimainkan, dan bentuk fisik pemain bisa terlihat jelas penonton.