sengketa tanah

8
Pendahuluan -Penggusuran sman4 p.siantar- Kepentingan pengusaha dan pemerintah kota Pematang Siantar seharusnya tidak merugikan pelajar. SMAN 4 Pematang Siantar akan digusur dan diganti dengan gedung hotel berbintang. Ratusan siswa SMAN 4 Pematang Siantar terlantar dan tidak dapat melakukan proses belajar mengajar ditahun ajaran baru ini. Ternyata penggusuran bukan hanya dilakukan pada SMAN 4 Pematang Siantar tetapi juga pada sebuah SDN 122150 yang terletak dibelakang sekolah SMAN 4. Guru dan Siswa SMAN 4 Pematang siantar menolak penggusuran itu dengan melakukan demonstrasi, namun dua kali melakukan demo, dua kali juga mereka tidak ditanggapi. SMA N 4 merupakan SMAN favorit di Pematang Siantar, bahkan setiap tahun 90 persen lulusannya dapat menembus perguruan tinggi negeri. Namun, prestasi itu tak menjadikan niat pemkot untuk menggusur SMA 4 itu surut. Bahkan 10 guru dan Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Pematang Siantar dimutasi karena menolak penggusuran tersebut. Adik-adik pelajar SDN 122150 mengamuk dan memukuli pagar yang mengelilingi gedung sekolah mereka. Mereka mengamuk karena kecewa, mereka berangkat dari rumah dengan wajah gembira usai liburan. Ketika sampai sekolah mereka mendapati sekolahnya sudah dipagar dengan seng. Adik-adik pelajar wanita hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang tidak dapat belajar pada tahun ajaran baru ini. Orang tua murid dan guru hanya bisa bersedih menyaksikan kesedihan putra- putri mereka. Mereka hanya bisa berkata, "Pemkot, walikota, Pak Polisi Jangan gusur sekolah anak-anak kami". SMA N 4 Pematang Siantar Digusur untuk kepentingan perorangan. Sampai kapan kekuasaan berpihak pada rakyat kecil?. Seharusnya Diknas kota Pematang Siantar juga tanggap dan dapat mengambil tindakan yang tepat dan cepat atas

Upload: muhammad-mujahidin-za-muja

Post on 14-Jun-2015

176 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: sengketa tanah

Pendahuluan

-Penggusuran sman4 p.siantar-

Kepentingan pengusaha dan pemerintah kota Pematang Siantar seharusnya tidak merugikan pelajar. SMAN 4 Pematang Siantar akan digusur dan diganti dengan gedung hotel berbintang. Ratusan siswa SMAN 4 Pematang Siantar terlantar dan tidak dapat melakukan proses belajar mengajar ditahun ajaran baru ini. Ternyata penggusuran bukan hanya dilakukan pada SMAN 4 Pematang Siantar tetapi juga pada sebuah SDN 122150 yang terletak dibelakang sekolah SMAN 4.

Guru dan Siswa SMAN 4 Pematang siantar menolak penggusuran itu dengan melakukan demonstrasi, namun dua kali melakukan demo, dua kali juga mereka tidak ditanggapi. SMA N 4 merupakan SMAN favorit di Pematang Siantar, bahkan setiap tahun 90 persen lulusannya dapat menembus perguruan tinggi negeri. Namun, prestasi itu tak menjadikan niat pemkot untuk menggusur SMA 4 itu surut. Bahkan 10 guru dan Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Pematang Siantar dimutasi karena menolak penggusuran tersebut.

Adik-adik pelajar SDN 122150 mengamuk dan memukuli pagar yang mengelilingi gedung sekolah mereka. Mereka mengamuk karena kecewa, mereka berangkat dari rumah dengan wajah gembira usai liburan. Ketika sampai sekolah mereka mendapati sekolahnya sudah dipagar dengan seng. Adik-adik pelajar wanita hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang tidak dapat belajar pada tahun ajaran baru ini. Orang tua murid dan guru hanya bisa bersedih menyaksikan kesedihan putra-putri mereka. Mereka hanya bisa berkata, "Pemkot, walikota, Pak Polisi Jangan gusur sekolah anak-anak kami".

SMA N 4 Pematang Siantar Digusur untuk kepentingan perorangan. Sampai kapan kekuasaan berpihak pada rakyat kecil?. Seharusnya Diknas kota Pematang Siantar juga tanggap dan dapat mengambil tindakan yang tepat dan cepat atas penggusuran ini. Seharusnya pemerintah kota Pematang Siantar juga tanggap akan pentingnya pendidikan, jangan biarkan anak-anak tidak belajar karena sekolah mereka digusur.

Demo Rabu, 15/07/2009 16:33 WIBTolak Penggusuran Sekolah di Siantar Terus BerlanjutKhairul Ikhwan - detikNewsMedan - Ratusan siswa, guru dan masyarakat kembali menggelar aksi demonstrasi menolak tukar-guling yang dilakukan terhadap pertapakan SMA Negeri 4, Pematang Siantar, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (15/7/2009). Sempat terjadi aksi dorong dengan polisi, namun tidak ada bentrokan seperti aksi sehari sebelumnya.

Aksi demo ini dilakukan untuk mempertegas sikap penolakan terhadap pemindahan gedung SMA Negeri 4 yang berada di Jl Pattimura ke tempat baru di Jl Gunung Sinabung, yang dilakukan Pemerintah Kota Pematang Siantar.  Termasuk yang ikut berdemo dalam aksi ini, ratusan siswa SD Negeri 122350. Siswa dan guru SD tersebut

Page 2: sengketa tanah

turut resah karena sekolah mereka yang berada dalam satu komplek dengan SMA Negeri 4, turut dipindah.

Massa mengecam tukar guling sekolah tersebut karena sarat dengan kolusi. Apalagi terdengar kabar di pertapakan lama sekolah itu akan dibangun sebuah hotel berbintang, sementara sekolah baru tidak memadai fasilitasnya.

Aksi sempat memanas ketika massa berusaha masuk ke dalam areal sekolah yang sudah ditutupi dengan pagar seng. Namun upaya itu gagal karena dihalangi polisi. Saat inilah terjadi aksi dorong. Situasi kembali mereda setelah polisi melakukan negosiasi. Massa kemudian membubarkan diri sekitar pukul 14.00 WIB dan rencananya aksi itu akan kembali dilakukan Kamis (16/7/2009).

“Kita hanya meminta agar masalah ini dituntaskan. Sejauh ini belum keputusan, tetapi kita akan terus melakukan aksi mendesak agar masalah ini mendapat perhatian,” kata Sanggul Manik, salah satu guru SMA Negeri 4 kepada wartawan.

Menurut Manik, masalah pendidikan seharusnya janganlah dipermainkan. Memindahkan sebuah sekolah ke gedung baru dengan fasilitas yang tidak memadai untuk sarana pendidikan, sangat mencederai perasaan masyarakat yang sangat mengharapkan pendidikan semakin maju.

“Pemerintah Kota Siantar hendaknya memperhatikan masalah ini. Kita juga minta agar mutasi 12 guru sekolah ini, termasuk saya sendiri, agar dibatalkan,” ujar Manik.

Sehari sebelumnya massa sempat bentrok dengan polisi yang berusaha membubarkan aksi tersebut. Enam orang pengunjuk rasa sempat ditahan polisi, namun diizinkan pulang menjelang sore setelah menjalani pemeriksaan.

Proses ruislag atau tukar guling aset Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar yakni bangunan dan tanah SMA Negeri 4 dan SD Negeri 122350 dengan tiga bangunan milik PT Detis Sari Indah, diduga sarat dengan korupsi. Proses ruislag diduga tidak sesuai dengan aturan dan nilai yang ditawarkan PT Detis Sari Indah tak sesuai dengan nilai aset pemko. Demikian dikatakan Jan Wiserdo Saragih, Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Simalungun Indonesia (KNPSI) kepada Sinar Keadilan, Minggu (3/8).Menurut Jan Wiserdo, seharusnya Pemko Siantar mengumumkan secara terbuka jika ingin me-ruislag aset pemko. “Harus diumumkan dan ditawarkan secara terbuka kepada investor. Kemudian investor yang berminat memasukkan penawaran lengkap dengan bangunan pengganti. Setelah itu lalu diumumkan siapa pemenangnya,” ujar Jan Wiserdo.Faktanya, katanya, pemko tak melakukan penawaran terbuka. Tiba-tiba PT Detis Sari Indah masuk menjadi investor. “Patut diduga kuat terjadi kolusi antara pemko dan PT Detis Sari Indah,” katanya.

Jan Wiserdo menambahkan karena tak diumumkan secara terbuka, muncul beberapa kejanggalan yang diduga bagian dari persekongkolan antara Pemko Siantar dengan PT Detis Sari Indah.

Page 3: sengketa tanah

Dia memberikan beberapa bukti antara lain PT Detis Sari Indah terlebih dahulu membangun tiga bangunan pengganti sebelum melakukan persetujuan dengan pemko. “Logikanya setelah ada persetujuan dulu baru bangunan pengganti dibangun,” ujar Jan Wiserdo.Kejanggalan lain, 14 Desember 2006, Walikota Pematangsiantar mengajukan permohonan persetujuan kepada DPRD untuk melakukan ruislag SMA Negeri 4 dan SD Negeri 122350, yang membuktikan bahwa terlebih dahulu ada kesepakatan antara Pemko Siantar dengan PT Detis Sari Indah barulah walikota mengajukan persetujuan kepada DPRD. “Seharusnya sesuai peraturan, Pemko Siantar harus meminta persetujuan dari DPRD baru kemudian membuat kesepakatan dengan investor, bukan sebaliknya,” ujar Jan Wiserdo.

Lebih lanjut dia mengatakan, kejanggalan lainnya adalah pada luas tanah dan bangunan yang akan diruislag. Sebelumnya, berdasarkan surat walikota luas yang akan di-ruislag 24.621 meter persegi. Namun oleh Tim Tukar Menukar Barang yang dibentuk walikota, luas SMA 4 dan SD Negeri 122350 hanya 20.016 meter persegi atau terdapat selisih luas sebesar 4605 meter persegi.

Selain itu, kata Jan Wiserdo, Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk harga tanah SMAN 4 dan SD Negeri 122350 hanya Rp1,4 juta per meter persegi. “Padahal bangunan itu terletak di pusat kota atau di jantung kota Siantar. Harga tanah di situ sekarang Rp2,5 juta per meter persegi. Harga tanah di Jalan Cokroaminoto yang merupakan jalan kelas II dan III saja sekarang sudah Rp2 juta. Tak mungkin harga di pusat kota di bawah Rp 2 juta,” katanya. Jan Wiserdo mengatakan berdasarkan kajian dan perhitungan yang mereka lakukan, nilai total aset SMA Negeri 4 dan SD Negeri 122350 ini sebesar Rp49,2 miliar.

Lebih jauh dia mengatakan yang menguatkan terjadinya persekongkolan antara Pemko Siantar dengan PT Detis Sari Indah adalah nilai tiga bangunan yang ditawarkan PT Detis Sari Indah hanya Rp16, 2 miliar. “Jadi apabila benar-benar terjadi ruislag, negara akan dirugikan Rp33 miliar. Inikan korupsi gila-gilaan,”ujar Jan Wiserdo. Dia meminta agar proses ruislag ini dibatalkan dan dilakukan kajian ulang agar tidak merugikan negara.Di tempat terpisah, salah seorang orangtua murid SMA Negeri 4, Jansen Napitu, mempertanyakan kenapa Walikota Pematangsiantar RE Siahaan ngotot untuk meruislag SAM Negeri 4. Menurutnya, tidak ada alasan yang cukup kuat bagi walikota untuk melakukan ruislag.

“Sungguh memprihatinkan nasib para pelajar SMAN 4 Pematang Siantar dan SDN 122350 Pematang Siantar. Usaha mereka untuk tetap melakukan proses belajar mengajar tidak ada yang memperhatikan, termasuk pemerintah. Setelah sekolah itu dinyatakan akan digusur diganti dengan hotel berbintang, mereka mencoba untuk mempertahankan sekolah tersebut. Anda dapat membacanya di SMAN 4 Pematang Siantar Digusur dan juga di tulisan Penggusuran SMAN 4 Pematang Siantar.

Page 4: sengketa tanah

Semula beberapa guru yang mengajar di sekolah SMAN 4 Pematang Siantar dan SDN 122350 Pematang Siantar masih mencoba membantu para pelajar untuk mempertahankan sekolah tersebut, tetapi mereka seperti di suguhi buah simalakama, guru-guru SMAN 4 Pematang Siantar dan SDN 122350 Pematang Siantar akan dipecat jika mereka menolak pemindahan sekolah tersebut.

Sekarang keadaan kedua sekolah tersebut sangat memprihatinkan. Semua sarana dan prasarana sekolah diangkut paksa oleh pemerintah kota Pematang Siantar. Aliran listrik ke sekolah tersebut juga sudah dimatikan oleh PLN. Namun hal itu tak menyurutkan para siswa untuk mencari ilmu. Sampai hari ini para siswa SMAN 4 dan SDN 122350 Pematang Siantar tetap masuk sekolah, namun sampai disekolah tak ada satupun guru yang hadir. Para guru SMAN 4 Pematang Siantar dan SDN 122350 diancam akan dipecat. Apakah ini yang disebut keadilan? apakah ini yang disebut memajukan pendidikan? Apakah ini yang disebut membela kepentingan orang banyak?

Beruntung masih ada beberapa teman mahasiswa yang menjadi relawan menggantikan guru-guru yang enggan mengajar di SMAN 4 Pematang Siantar dan SDN 122350 Pematang Siantar karena takut dipecat. Walaupun demikian proses belajar mengajar masih sangat jauh dari yang seharusnya.

Solusi masalah pertanahan diatas

Dari permasalahan diatas saya memberikan solusi bahwa pemerintah harusnya mementingkan pendidikan anak-anak daripada pendirian hotel, alasan pemerintah untuk memindahkan sekolah dengan beralasan bahwa Kalau di Jalan Pattimura (lokasi SMA Negeri 4 dan SD Negeri 122350, red.) cukup bising dan macet sehingga tidak nyaman bagi proses belajar, itu alasan yang mengada-ada. Beberapa sekolah yang juga kualitasnya bagus ada di pinggir jalan raya seperti Kalam Kudus, Methodist, dan Sultan Agung. Lagipula selama ini proses belajar mengajar di SMA tidak pernah terganggu. Lalau kenapa walikota ngotot agar di-ruislag? Ini patut dicurigai, apalagi proses ruislag ini tak transparan.

Dan harusnya pemerintah mengembalikan tanah milik sekolah kepada pihak sekolah, agar sekolah tersebut kembali mengadakan aktifitasnya seperti biasa. Karena kita kasihan melihat adek-adek yang status sekolahnya tidak jelas. Dan menurut penglihatan saya dari pernyataan diatas ini diakibatkan pemko yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadi sengketa seperti ini, dan ini akibat kurangnya moral para aparat negara da yang menjadi korban tetap orang kecil. Dan diskriminasi terjadi antara pihak sekolah dan pihak hotel, seolah-olah pihak sekolah di kucilkan.

Dan harusnya BPN juga turut andil dalam masalah ini, walaupun tanah ini milik pemerintah tapi BPN harusnya mendaftarkan tanah sekolah itu sebagai tanah milik pemerintah dan ditetapkan untuk mulik seolah, agar tidak terjadi sengketa, untuk selanjutnya saran ini harusnya dijalankan untuk sekolah lain agar tidak terjadi kejadian kedua kali.

Page 5: sengketa tanah

Dan bagi para pihak yang melanggar peraturan ini harusnya bias ditindak oleh pemerintah agar mereka tidak semena-mena kepada masyarakat, karena ini sudah menyangkut kepentingan masyarakat umum. Sedangkan untuk pendirian hotel itu hanya untuk kalangan orang kaya saja.

Dan harusnya pemerintah harus tegas dalam menentukan keputusan dan jangan berat sebelah antara pihak hotel dan sekolah agar keadilan bias didirikan. Dan harusnya pemerintah walaupun mau menggusur sekolah itu, harusnya meminta persetujuan pihak sekolah, karena yang bertanggung jawab atas tanah itu adalah sekolah.

Walikota Pematangsiantar mengajukan permohonan persetujuan kepada DPRD untuk melakukan ruislag SMA Negeri 4 dan SD Negeri 122350, yang membuktikan bahwa terlebih dahulu ada kesepakatan antara Pemko Siantar dengan PT Detis Sari Indah barulah walikota mengajukan persetujuan kepada DPRD. “Seharusnya sesuai peraturan, Pemko Siantar harus meminta persetujuan dari DPRD baru kemudian membuat kesepakatan dengan investor, bukan sebaliknya,” ujar Jan Wiserdo.

Penutup

Dari pernyataan diatas saya mengambil kesimpulan bahwa solusi yang saya berikan adalah :

1. pemerintah harus membuat keputusan terhadap sekolah-sekolah untuk membuat surat tanah atas sekolah dan yang bertanggung jawab penuh dalam hal ini pihak sekolah, agar tidak ada yang mengganggu karena sekolah itu kepentingan umum

2. pemerintah harusnya mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan sepihak

3. pemerintah seharusnya mengambil sikap netral terhadap pendirian hotel tersebut, agar bias membedakan mana kepentingan umum dan kepentingangan sepihak

4. BPN harusnya ambil andil dalam hal ini sebagai penengah terhadap siapa yang berhak atas tanah tersebut

5. walikota harus netral dalam mengambil keputusan6. BPN harusnya membuat tanah sekolah tersebut milik sekolah dengan berkekuatan

penuh7. bagi yang mengganggu pasilitas umum yang ada harus ditindak, agar pemerintah

tidak semena-mena merampas tanah8. masyarakat juga harus mengawasi siapa yang merampas hak milik umum dan

melaporkan kepada yang bertanggung jawab9. harusnya dibuat pengadilan yang husus menangani pertanahan agar tidak ada

pihak yang bias sembarangan merampas tanah10. memidanakan pihak yang mengganggu pasilitas umum seperti sekolah walaupun

ia pihak dari pemerintahan11. DPR juga harus membatakan pendirian hotel karena itu bukan kepentingan umum