iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/buku-skripsi...mencatat semua itu sebagai amal...

68

Upload: others

Post on 27-Oct-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,
Page 2: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri”

(Q.S Ar-Ra’d : 11)

“Selalu ada harapan untuk kita

Yang sering berdoa…

Selalu ada jalan untuk kita

Yang sering berusaha…”

(Penulis)

Kupersembahkan Untuk

♥ Kedua orang tuaku papa Jamaludin Patilima dan mama Linda Patilima, terimakasih..

♥ Kedua adikku tersayang Sri Sundari Patilima dan Vina Saputri Patilima

♥ Keluarga besar yang selalu mendukung dan memotisivasiku

ALMAMATER TEMPAT AKU MENIMBA ILMU

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SULTAN AMAI GORONTALO

2019

Page 3: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt, karena atas izin dan kuasa-Nyalah

penelitian yang berjudul “Efektivitas Taman Pengajian Al-Qur’an (TPA)

Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Nonformal Dalam Peningkatan

Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an di Desa Ipilo Kecamatan Gentuma

Raya Kabupaten Gorontalo Utara” yang dapat diseleaikan dengan baik.

Salawat serta salam kita khaturkan kepada Junjungan kita Nabi Besar

Muhammad Saw, beserta sahabat, keluarga, kerabat dan anak-Nya.

Terwujudnya penulisan skripsi serta selesainya studi peneliti tidak

terlepas dari bantuan semua pihak. Peneliti berdoa semoga Allah Swt

mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa

peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan, permohonan maaf atas

segala kesalahan dan kekurangan, baik kesalahan-kesalahan selama

peneliti belajar di IAIN Sultan Amai Gorontalo, maupun dalam menyusun

skripsi ini, dan ucapan terimakasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. Lahaji Haedar, M.Ag, selaku Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo.

2. Dr. Sofyan AP. Kau, S.Ag, M.Ag., Dr. Ahmad Faisal, M.Ag., dan Dr.

Mujahid Damopolii, S.Ag., M.Pd., masing-masimg sebagai Wakil Rektor

1, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, IAIN Sultan Amai Gorontalo.

3. Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Page 4: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

vii

4. Drs. H. Muh. Hasbi, M.Pd., Dr. Hj. Lamsike Pateda, S.Pd., M.Pd., Dr. H.

Arten Mobonggi, S.Ag., M.Pd., masing-masing sebagai Wakil Dekan I, II,

III di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

5. Dr. Razak H Umar, M.Pd., dan Dr. Hj. Munirah, M.Pd., selaku Ketua dan

Sekretaris prodi Pendidikan Agama Islam.

6. Drs. H. Zainul Romiz Koersy, M.Ag,. sebagai pembimbing I, dan sebagai

pembimbing II, Dr. Razak H Umar, M.Pd., yang ikhlas membimbing

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Drs. H. Ramoend Manahun, M.Sos.I, selaku Kepala Perpustakaan IAIN

Sultan Amai Gorontalo.

8. Staf Perpustakaan yang telah menyediakan referensi untuk dapat

memudahkan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

9. Seluruh dosen pada fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Sultan

Amai Gorontalo yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

10. Kedua Orang tua tercinta Ayah (Jamaludin Patilima) dan Ibu (Linda

Patilima) yang senantiasa memberikan do’a, motivasi serta dorongan

kepada penulis sehingganya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

11. Nanto Patilima, Sp selaku Kepala Desa Ipilo Kecamatan Gentuma Raya,

beserta staf pemerintah Desa Ipilo Kecamatan gentuma Raya, dan Guru

Ngaji TPA Nurul Ikhlas desa Ipilo Kecematan gentuma Raya, yang telah

bersedia menerima penulis untuk meneliti di tempat tersebut dan telah

Page 5: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

vii

memberikan sejumlah data, yang penulis butuhkan dalam penyusunan

Skripsi.

12. Sahabat-sahabat PAI angkatan 2015 terkhusus PAI D yang senantiasa

bersama-sama mulai dari semester I sampai semester 8 dalam mengikuti

perkuliahan dengan penuh semangat dan keceriaan.

13. Kepada omaku tersayang (Monira Suaib dan Oku Suaib) yang tiada

hentinya memberikan semangat serta motivasi yang baik kepada penulis.

14. Adik-adikku tersayang (Sri Sundari Patilima dan Vina Saputri Patilima),

yang selalu memberikan dorongan dan motivasi dalam penyelasaian

skripsi ini.

Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sekali lagi terimah kasih atas bantuan, bimbingan yang telah diberikan oleh

semua pihak penulis. Inshaa Allah beroleh imbalan yang setimpal dari Allah

Swt.

Amin yaa robbal ‘aalamin...

Gorontalo, 1 Agustus 2019 29 Dzulqaidahah 1440 H

Penyusun,

Sripuspita Patilima

Page 6: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................ v DAFTAR ISI ............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................... xii ABSTRAK ................................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................. I B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5 C. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 5 D. Pengertian Judul dan Definisi Operasional ................................... 5 E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Efektifitas Taman Pengajian Al-qur’an (TPA) ................................ 8 B. Lembaga Pendidikan Islam Nonformal ......................................... 14 C. Keterkaitan Efektifitas TPA dalam Peningkatan

Baca Tulis Al-qur’an ...................................................................... 17 D. Kerangka Berfikir .......................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................. 20 B. Data dan Sumber data ................................................................. 20 C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 21 D. Teknik Analisis Data ..................................................................... 22 E. Pemeriksaan Keabsahan data ...................................................... 24 F. Tahap-Tahap Penelitian ................................................................ 25

BAB IV LAPORAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. ...................... A. Laporan Hasil Penelitian ............................................................... 27

1. Sejarah Singkat Desa Ipilo. ....................................................... 27 2. Letak Geografis Desa Ipilo ........................................................ 28 3. Bagang Organisasi Pemerintah Desa ....................................... 29 4. Penduduk Desa Ipilo ................................................................. 30 5. Sejarah Berdirinya TPA di Desa Ipilo ........................................ 31 6. Keadaan Guru TPA di Desa Ipilo. ............................................. 33

Page 7: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

ix

7. Keadaan Murid TPA di Desa Ipilo ............................................. 34 B. Analisis Hasil Penelitian ................................................................ 52

1. Efektivitas TPA dalam Meningkatkan Kemampuan Baca

Tulis Al-Qur’an .......................................................................... 35

2. Kendala dan Solusi TPA Nurul Ikhlas. ....................................... 40 BAB V PENUTUP. ...................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................... 41 B. Saran ............................................................................................ 42 C. Penutup ........................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 8: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk

meningkatkan, memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang dalam

mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih baik.1 Agar

pendidikan juga bisa menjadi suatu jalan atau cara untuk bisa mengantarkan manusia mencapai

tujuan hidupnya sehingga dengan adanya pendidikan manusia berhak memiliki kewajiban yang

harus dijalani manusia untuk kehidupannya.

Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana pembelajaran dan proses belajar agar anak didik secara aktif

mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, akhlak mulia,

pegendalian diri, kecerdasan, kepribadian, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara”.2

Pengertian pendidikan secara umum dan yang di jelaskan oleh sistem Pendidikan

nasional mengenai pendidikan di atas dapat dipahami bahwa salah ciri dari pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar peserta didik dalam

mengembangkan potensi, kekuatan keagamaan yang menjurus pada iman dan ketaqwaan serta

berakhlak dan memiliki berbagai kemampuan potensi yang dimilikinya untuk dirinya bangsa dan

1 Beni Ahmad Saebi dan Hendra Akhdiat, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. 1 (Bandung: Pustaka Setia, 2009),

h.39

2 UU Sisdiknas No 20. Tahun 2003, BAB 1 Pasal 1, (Bandung; Citra Umbara), h. 3.

Page 9: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

negara. Tujuan ini hanya dapat dicapai melalui pendidikan agama yang intensif dan efektif.3

Untuk hal ini pemerintah juga telah menetapkan peraturan tentang pendidikan keagamaan yaitu

pada pasal 30 Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada

ayat 3 dan 4 pasal 30 Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa: “Pendidikan keagamaan

dapat diselenggrakan pada jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan

keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, dan bentuk lain yang sejenis.4 Oleh sebab

itu di butuhkan efektivitas taman pengajian Al-Qur’an (TPA) untuk wujudkan salah satu dari isi

tujuan pendidikan nasional yang bersifat keagamaan dan akhlak.

Efektivitas pembelajaran adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran dan tujuan

pembelajaran telah dicapai. Efektivitas jika dikaitkan dengan taman pengajian Al-qur’an (TPA)

menududuki peranan yang sangat penting dalam menciptakan anak didik yang berkualitas.

Namun demikian kedudukannya sangat tergantung pada manusia dan pengelolaannya.

Merunjuk dari pendidikan dan efektivitas Taman Pengajian Al-qur’an (TPA) , bahwa

dengan adanya penyelenggarakan pendidikan Taman Pengajian Al-qur’an dapat dikatakan

bahwa sub sistem dari pendidikan nasional yang mengandung nilai strategi tersendiri dalam

upaya mengkondisikan kepribadian anak dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, juga

memperkuat proses belajar mengajar pada pendidikan formal dalam sisi pendidikan keagamaan

yang pada umumnya kurang begitu intensif diterima oleh anak didik, baik di tingkat TK maupun

ditingkat Sekolah Dasar ataupun Madrasah Ibtidaiyah.5

3 Dr. Zakiah Drazat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Cet. II (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),

h.171

4 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 30

ayat 3 dan 4.

5 Tasyfirin Karim, Panduan Kurikulum dan Pengajaran TKA/TPA, (Jakarta: LPPTKA BKPRMI Pusat,

2004), h. 26-28.

Page 10: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Pernyataan diatas menunjukan bahwa pemerintah juga memberikan perhatian terhadap

pendidikan agama. Konkret dari peratturan tersebut salah satunya dapat dilihat dari

berkembangnya sebuah lembaga pendidikan non formal keagamaan. Soelaiman Joesoef

menyatakan bahwa “Pendidikan non formal adalah setiap kesempatan dimana terdapat

komunikasi yang teratur dana terarah dari luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi,

pengalaman, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tujuan mengembangkan

tingkat keterampilan. Sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya untuk menjadi peserta

ayng efesien dan efektf dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, bahkan lingkungan masyarakat

dan Negara.6

Pendidikan non formal mempunyai keluasan jauh lebih besar dari pada pendidikan

sekolah dan secara cepat dapat di sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang senantiasa

berubah. Pendidikan non formal dapat menangani kegiatan pendidikan yang tidak dapat

diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah. Pendidikan non formal merupakan jalan

antara pendidian sekolah dan dunia kerja. Dengan demikian, pendidikan non formal sebagai

pelengkap atau pengganti pendidikan yang tidak dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan

sekolah. Eksistensi TPA diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk menghadapi

tantangan yang tengah dihadapi oleh umat Islam.

Taman pengajian Al-qur’an adalah lembaga pendidikan luar sekolah (non formal), jenis

keagamaan yang mempunyai muatan pengajarannya lebih menekankan aspek keagamaan dengan

mengacu pada sumber utamanya, yaitu Al-qur’an dan As-sunnah. Hal ini disesuaikan dengan

taraf perkembangan anak, yaitu untuk kelompok anak usia 4-6 tahun untuk kelompok Taman

kanak-kanak Al-qur’an (TKA) dan untuk usia 7-12 tahun untuk kelompok taman pendidikan Al-

6 Sulaiman Yusuf dan Santoso Slamet, Pendidikan Luar Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), h. 91.

Page 11: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

qur’an (TPA). Dengan demikian, ukuran pengajaran tertentu yang kurang memungkinkan untuk

tercapai secara tuntas melalui pendidikan sekolah formal. Contohnya, baca tulis Al-qur’an,

hafalan ayat-ayat Al-qur’an, maupun penanaman aqidah akhlak dan ejenisnya.7

Membaca Al-qur’an termasuk ibadah dan karena harus sesuai dengan uturan yang telah

ditentukan. Sikap memperbaiki bacaan Al-qur’an dengan menata huruf sesuai dengan tempatnya

merupakan suatu ibadah, sama halnya meresapi, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-

qur’an merupakan ibadah. Oleh karena itu, sangat penting sekali mengajarkan membaca Al-

qur’an dengan baik dan benar sejak dini, bila tidak maka sulit belajar ketika membacanya bila

sudah terlanjur dewasa. Al-qur’an juga merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pegangan

hidup umat Islam.8

Oleh sebab itu, setiap umat muslim diharapkan mampu membaca Al-qur’an karena

dengan memiliki kemampuan membaca huruf Al-qur’an, diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan dalam mengetahui wahyu Ilahi. Sebagai lembaga pendidikan TPA seharusnya dapat

menjadi sarana afektif bagi terciptanya pemahaman yang kreatif menjadi tempat bagi anak anak

didiknya dalam uoaya pembangunan dan pengarhan potensi agar mampu menjadi generasi yang

mandiri.

Sebagai masyarakat yang memegang teguh agama Islam kita harus mengutamakan

pendidikan ini kepada anak-anak dan adik-adik kita. Kebanyakan masyarakat sekarang hanya

terlalu mementingkan pendidikan formal daripada pendidikan non formal. Padahal pendidikan

7 As’ad Humam, dkk. Pedoman Pengelolaan, Pembinaan dan Pengembangan Membaca, Menulis dan

Memahami Al-qur’a. (yogyakarta: Balai penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-qur’an

Nasional, 2010), h. 7

8 Dede Abdurrahman, efektivitas Program Pembelajaran TPA dalam Meningkatkan Kemampuan Baca

Tulis Al-qur’an di TPA Al-hikmah Desa Sidosari Natar Lampung Selatan (Lampung: Skripsi, 2017) h. 27-28

Page 12: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

non formal juga sangat penting bagi pertumbuhan anak apalagi Taman Pendidikan Al-qur’an.

Karena disini anak kita akan diarahkan bagaimana cara membaca juga menulis Al-qur’an.

Pada umumnya pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah (pendidikan formal) itu

tidak memfokuskan di baca al-qur’an saja karena di dalamnya juga membahas masalah-masalah

agama yang lain seperti shalat, aqidah, dan lain sebgainya yang berkaitan dengan agama

makanya akan jarang dibahas tentang membaca dan menulis Al-qur’an. Disinilah Lembaga

Taman Pendidikan Al-qur’an berperaan. Karena TPA berfokus pada baca tulis Al-qur’an bukan

pada masalah-masalah agama yang dibahas di lembaga formal tadi.

Secara umum keterampilan membaca dan menulis Al-qur’an mempunyai banyak metode

dan alat-alat untuk lebih mempermudah mempelajarinya seperti dalam taman pengajian

biasaanya dan yang paling banyak digunakan itu ialah menggunakan iqra’ sebagai langkah awal

untuk mengenalkan huruf-huruf hijaiyah. dengan alat bantu seperti ini sang guru bisa memilih

metode apa yang cocok digunakan kepada anak-anak agar mereka bisa lebih paham dan cepat

mengerti.

Berdasarkan hasil observasi yang telah di lakukan oleh penulis di Desa Ipilo kec.

Gentuma raya Kab. Gorontalo Utara, penulis melihat beberapa ilustrasi dari permasalahan yang

nantinya akan dibahahas. Di desa ini yang mempunyai Program pendidikan TPA, sayangnya

walaupun adanya keberadaan program ini masih banyak para siswa ketika disekolah apabila

hendak diuji untuk mengaji masih banyak diantara mereka yang belum lancar bahkan ada yang

tidak bisa sama sekali.

Dari latarbelakang massalah diatas, penulis memfokuskan diri untuk melakukan

penelitian dengan mengangkat judul Efektivitas Taman Pengajian Al-qur’an (TPA) Sebagai

Page 13: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Lembaga Pendidikan Islam Non Formal Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-

qur’an di Desa Ipilo Kec. Gentuma Raya Kab.Gorontalo Utara”.

B. Rumusan Masalah

Beranjak dari fenomena di atas, maka pokok masalah yang akan diangkat dalam

penelitian ini adalah “Efektifitas taman pendidikan Al-qur’an (TPA) sebagai lembaga pendidikan

Islam non formal dalam peningkatan kemampuan baca tulis Al-qur’an di desa Ipilo kec.

Gentuma raya”

Berdasarkan permasalahan di atas penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana efektifitas taman pengajian Al-qur’an dalam meningkatkan kemampuan

membaca dan menulis Al-qur’an?

2. Apa kendala dan solusi TPA dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis

AL-qur’an?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui efektifnya pembelajaran di TPA dalam meningkatkan

kemampuan baca tulis Al-qur’an.

b) Untuk mengetahui kendala dan solusi dalam meningkatkan kemampuan baca tulis

Al-qur’an .

Page 14: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

2. Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut:

a) Dapat meningkatkan efektifnya pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan

baca tulis Al-qur’an di desa Ipilo.

b) Dapat mengetahui kendala dan solusi apa dalam meningkatkan kemampuan baca

tulis Al-qur’an.

D. Pengertian Judul dan Definisi operasional

1. Pengertian Judul

Untuk memudahkan pemahaman serta menghindari kesalahtafsiran terhadap judul ini,

perlu kiranya penulis memberikan pengertian terhadap beberapa kata yang ada pada judul

sebagai berikut:

a. Efektifitas adalah tahapan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang di harapkan.9

b. Taman pendidikan Al-qur’an (TPA) adalah sebuah tempat yang indah dan nyaman.

Menurut As’ad Humam, Taman pendidikan al-qur’an (TPQ) adalah “lembaga pendidikan

dan pengajaran al-qur’an untuk anak usia SD (7-12 tahun)”.10

c. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.11

2. Definisi Operasional

9 Saliman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan , Pengajaran dan Umum (Bandung : Angkasa, 1994), h. 61.

10

As’ad Human, Pedoman peneglolaan pembinaan pengembangan; membaca, menulis, memahami al-

qur’an, (Yogyakarta: Litbang LPTQ nasional Team Tadarus AMM, 1995), h 35.

11

depdiknas RI (2003). Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional, (Jakarta

:Depdiknas.

Page 15: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Berdasarkan pengertian judul tersebut penulis dapat merumuskan definisi operasional

dari penelitian ini yaitu : maksud dari efektifitas taman pendidikan Al-qur’an (TPA) sebagai

lembaga pendidikan Islam nonformal dalam peningkatan kemampuan baca tulis Al-qur’an di

desa Ipilo ialah, meneliti tentang tahapan untuk mencapai tujuan Taman pendidikan Al-qur’an

dengan kemampuan belajar anak-anak sebagaimana yang di harapkan.

E. Tinjauan Pustaka

Kajian pustaka merupakan salah satu kebutuhan ilmiah yang berguna untuk menghindari

plagiasi terhadap suatu karya ilmiah, dan memberikan kejelasan dan batasan pemahaman

informasi yang digunakan dan jangkauan yang didapatkan untuk memperoleh data-data yang

berhubungan dengan tema penulisan.

Oleh karena itu penulis memaparkan telaah pustaka berupa kajian penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan konteks penelitian yang penulus lakukan. adapun beberapa penelitian

yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian sebagai berikut:

1. Jubaidah Matsalikin. 2017. Eksistensi Program Baca Al-qur’an Dalam Meningkatkan

Keterampilan Baca Al-qur’an Pada Peserta Didik di SD Integral Hidayatullah Kota

Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian ini dikemukakan bahwa masih banyak para

siswa yang buta akan huruf-huruf hiajiyah walaupun disekolah tersebut ada program

unggulan membaca al-qur’an. ini disebabkan para guru yang hanya mengajar materi dari

pada mengaplikasikannya dalam berupa praktekum. Serta adanya beberapa factor yang

mempengaruhi kenapa para siswa tidak bisa membaca al-quran apalagi menulis. ini di

sebabkan oleh kurangnya perhatian dari para guru-guru dalam hal tersebut.

Page 16: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

2. Mas’udah, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-qur’an Melalui Metode

Index Card Match di RA Muslimat NU Angin-Angin Buko Wedung Demak”12

. Hasil

penelitian ini mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan baca tulis Al-

qur’an harus dilakukan secara signifikan yang berarti secaru continue/terus menerus.

Upaya tersebut yang dilakukan haruslah dimulai secara bertahap dari surah Al-fatihah.

Karena siklus minta anak sangat rendah untuk itu sebaiknya orangtua anak didik dapat

memahami permasalahan belajar khususnya yang menyangut kemampuan anak dalam

menguasai baca tulis Al-qur’an sehingga anak lebih mengenal materi belajar untuk

meningkatkan minat belajaranya.

Dapat disimpulkan dari kedua judul diatas yaitu penelitian mereka tentang para siswa

yang buta akan huruf hijaiyah karena kurangnnya para guru dalam hal ini dan upaya secara

bertahap agar para siswa mampu membaca al-quran dengan baik. maka dari itu di sini saya akan

menekankan penelitian saya kepada adanya tentang tahapan untuk mencapai tujuan TPA di

tengah-tengah masyarakat agar mampu membangkitkan keinginan para anak-anak hingga mau

belajar membaca dan menulis Al-quran denan baik

12 Mas’udah, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-qur’an Melalui Metode Index Card Match

di RA Muslimat NU Angin-Angin Buko Wedung Demak”, (Semarang : Program sarjana Pendidikan Islam Negeri

Walisongo, 2011)

Page 17: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Efektifitas Taman Pengajian Al-qur’an (TPA)

1. Efektivitas TPA

Efektivitas berasal dari kata efek yang artinya pengasuh yang ditimbulkan oleh

sebab, akibat/dampak, efektif yang artinya berhasil, sedangkan efektivitas menurut

bahasa adalah ketepatan gunaan, hasil guna menunjang tujuan. Secara umum teori

efektifitas berorientasi pada tujuan1. Dan menurut departemen pendidikan , efektifitas

adalah keadaan yang berpengaruh dan dapat membawa dan hasil guna (usaha, tindakan).2

Sedangkan menurut Saliman dan Sudarsono dalam kamus pendidikan mengungkapkan

bahwa efektivitas adalah tahapan untuk mencapai tujuan sebagimana yang diharapkan3.

Jadi, efektivitas pembelajaran adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran dan

tujuan pembelajaran telah dicapai.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam efektifitas TPA menduduki peranan

yang sangat penting dalam menciptakan anak didik yang berkualitas. Namun demikian

kedudukannya sangat tergantung pada manusianya dan pengelolaanya.

Meskipun demikian kedudukan TPA sebagai :

a. Media sosialisasi nilai-nilai ajaran agama,

b. Pemelihara tradisi keagamaan,

1 Aan Komariah dan Cepi Tranata, Visionary Leadersip Menuju Sekolah Efektif (Jakarta : Bumi Aksara,

2005), h. 7.

2 Dinas Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka , 1998), h.

219

3 Saliman dan Sudarsono, Kaamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum (Bandung : Angkasa, 1994), h. 61.

Page 18: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

c. Sebagai lembaga pembentuk akhlak dan kepribadian,

d. Benteng moralitas bangsa.4

Keempat hal tersebut sangat mungkin terlahir di TPA. Sebab TPA merupakan

lembaga pendidikan diniyah dan turut mencoraki dan mewarnai kehidupan anak didik

secara khusus dan masyarakat pada umumnya.

Oleh sebab itu keterkaitan TPA dengan masyarakat merupakan “ikatan

emosional” ketimbang pilihan rasional. ikatan ini muncul di karenakan bertemunya dua

kepentingan. Pertama, hasrat buat masyarakat islam untuk berperan serta dalam

Pendidikan (meningkatkan pendidikan anak-anak di sekitar tempat tinggalnya). Kedua,

morivasi keagamaan (keinginan agar anak-anak mendapat pendidikan agama yang cukup.

Dalam konteks inilah dapat di bayangkan betapa pentingnya kedudukan dan

efektifitas TPA yang baik akan memberikan dampak-dampak yang berjangkauan luas

terhadap masa depan masyarakat muslim Indonesiia. Kedudukan TPA yang paling sakral

adalah dapat di jadikan sebagai lembaga pendidikan diniyah dalam menanamkan nilai-

nilai agama dan perumbuhan serta pekembnagan mereka.5

2. Pengertian Taman Pengajian Al-qur’an (TPA)

4 Husni Rahim, Arah BAru PEndidikan Islam, (Jakarta: logos, 2001), h. 32-33

5 U.Syamsudin MZ, KEbijakan Umum Penge & Kiat Pengelolaan TK/TP Al-qur‟an, (Jakarta: 1996), h. 8

Page 19: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Taman Pendidikan Al-qur‟an adalah lembaga pendidikan dan pengajaran luar

sekolah untuk anak-anak yang mendidik santri agar mampu membaca Al-qur‟an dengan

baik dan benar, sesuai ilmu tajwid sebagai target pokok.6

Secara etimologi taman adalah tempat yang menyenangkan, sedangkan

pendidikan Al-qur‟an adalah upaya pembinaan kepribadian sesuai dengan petunjuk-

petunjuk Al-qur‟an. maka dapat disimpulkan, pengertian Taman Pengajian Al-qur‟an

adalah suatu lembaga pendidikan luar sekolah (non formal) yang memfokuskan kepada

pengenalan Islam Melalui sumber utamanya yaitu Al-qur‟an, dengan cara membaca dan

memahami kandungan Al-qur‟an, serta pokok-pokok ibdah lainya.

Lembaga TPA merupakan lembaga pendidikan luar sekolah (non formal) jenis

keagamaan. Oleh karena itu, muatan pengajarannya lebih menekankan pada aspek

keagamaan dengan mengacu pada sumber utamanya yaitu al-Qur‟an dan as-Sunnah.

Dengan demikian, porsi pengajaranya tertentu yang kurang memungkinkan untuk

diberikan secara tuntas melalui pendidikan formal dapat diperoleh melalui lembaga ini

misalanya, baca tulis Al-quran, pengajaran shalat, hafalan ayat-ayat Al-qur‟an dan

sejenisnya.

3. Peran TPA

Taman pendidikan Al-qur‟an (TPA) merupakan Lembaga Islam non formal yang

penyelenggaraannya di tangani oleh masyrakat Islam. TPA mempunyai peran yaitu

sebagai berikut:

6 Chairani Idris dan Tasyirifin Karim, Pedoman Pembinaan dan Pengembangan TKA/TPA, (Jakarta:

Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TKA BKPRMI, 1995), h. 2.

Page 20: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

a. Sebagai wadah belajar bagi anak-anak seusia SD (6-12 tahun) yang materi pokok

pelajarannya adalah kemampuan membaca dan menulis Al-qur‟an dengan kaidah

Islam.

b. Sebagai wadah pembinaan ibadah, aqidah dan aqhlak. Dengan kata lain TPA

mempunyai banyak peran.

c. Sebagai Lembaga Pendidikan Islam yang mempunyai peran penting bagi

perkembangan anak dan pelaksanaanya mengalami permasalahan.7

Landasan Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ)

Untuk lebih jelasnya dasar keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur‟an

terbagi menjadi, antara lain :

1). Al-Qur‟an

Terjemahnya

Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Qur‟an untuk pelajaran, Maka

Adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS Al Qamar [54]:17)

Terjemahnya

Dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-

orang yang bertakwa. (QS Al Haqqah [69] :48)

7 As‟ad Humam, Pedoman Pengelolaan Pembinaann dan Pengembangan, Membaca, Menulis, Memahami

Al-quran Al-qur‟an, (Jogjakarta: Litbang LPTQ Nasional, 1995), h. 15

Page 21: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

2). Hadits

Terjemahnya

Sebaik-baik dari kalian semua adalah yang mau belajar Al-Qur‟an dan

mengajarkannya (HR Bukhori)

3). Halaqah Ulama

Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Kholdun dan Ibnu Sina bahwa

pengajaran Al-Qur‟an haruslah mendapat prioritas pertamayang diajarkan

kepada anak-anak.

4. Tujuan

Kurikulum dan pola penyelenggaraan Pendidikan Taman Pengajian Al-qur‟an

bertujuan.

a. Menyiapkan para santri agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang

qur‟ani, mecintai Al-qur‟an sebagai pedoman dan pandangan hidup.

b. Sebagai lingkungan pergaulan yang sehat dan Islami, hal ini penting bagi

perkembangan jiwa anak utamanya dalam proses wosialisasi.

c. Secara lebih khusus membekali para santri dengan kemampuan berfikir kreaatif,

mengembangkan dan mengasah potensi yang ada pada dirinya.

Secara kelembagaan, tujuan adanya taman Pengajian Al-qur‟an (TPA)

diantaranya adalah sebagai berikut:8

8 Windi, Jurnal Kontribusi Taman pendidikan Al-qur‟an Terhadap pencapaian pembelajaran PAI, 2009. h.

15

Page 22: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

1) Membantu mengembangkan potensi anak kea rah pembentukan sikap,

pengetahuandan keterampilan kegamaan, melalui pendekatan yang disesuaikan

dengan lingkungan dan taraf perkembangan anak berdasarkan tuntunan ajaran Al-

qur‟an dan sunnah rasul.

2) mempersiapkan anak agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan

keterampilan kegamaan yang telah dimilikinya, melalui program pendidikan

lanjutan.

Taman Pengajian AL-qur‟an menanamkan pendidikan Al-qur‟an, baik itu mahraj

huruf atau apaun yang berhubungan degngan alqur‟an, maka tujuan TPA adalah:

a. Secara umum menyiapkan generasi qur‟ani, menyongsong masa depan yang gemilang,

b. secara khusus adalah agar anak didik mampu:

1) Membaca Al-qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid.

2) hafalan-hafalan surah pendek.

3) hafalan ayat-ayat pilihan.

4) hafalan bacaan-bacaan dalam shalat

5) hafalan do‟a sehari-hari

6) berakhlak mulia

7) memiliki jiw serta semangat islam.

Oleh karena itu sebagai suatu Institusi Pendidikan Agama Islam, Taman Pengajian Al-

qur‟an (TPQ) mempunyai suatu pendidikan, bukan pengajaran semata, karena pendidikan

agama lebih mengarahkan pada pembentukan dan membina para santri untuk menjadi muslim

ideal, muslim yang benar-benar mengahyati nilai-nilai agama. dengan kata lain kalau

Page 23: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

pengajaran agama lebih di arahkan bagaimana agar santri menjadi seorang ahli agama, tetapi

pendidikan agama mengarahkan santri agar menjadi agamawan yang baik.9

Tujuan penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ) dalam pandangan

human adalah untuk menyiapkan anak didiknya agar menjadi generasi muda yang Qur‟ani.

Komitmen dengan Al-Qur‟an dan menjadikan Al-Qur‟an sebagai bahan bacaan dan

pandangan hidup sehari-hari.

Tujuan Taman Pengajian Al-qur‟an adalah menyiapkan landasan rohani emosi dan

tradisi bagi anak-anak sebagai generasi qur‟ani, yang mencintai dan di cintai Allah SWT.

bercirikan kepribadian:

1. Muttaqien (mampu menguasai diri agar terhindar dari dosa dan noda serta setia dalam

menepati kewajiban agama)

2. Muhsinin (Sedia berbuat baik untuk orang lain dan rela berkorban untuk kepentingan

bersamadalam kebaikan)

3. Muqsithin (bersikap adil dalam setiap perkara)

4. Shobirin (tabah dan ulet dalam berusaha, tidak putus asa dan pantang menyerah serta

sanggup menanggung resiko dalam mencapai cita-cita)

5. Mutawakilin (berusaha maksimal, namun tidak lupa berserah diri kepada Allah)

6. Tawwabin (bersedia mengakui kesalahan dan berusaha memperbaiki diri)

7. Mutathohirin (Sanggup membina kehidupan dan lingkungan yang bersih).

Kepribadian ideal tematik dalam Al-qur‟an tersebut di jabarkan dalam ciri yang

bersifat etik, dan di rumuskan secara operasional dalam tujuan:

a) Aspek Pengetahuan dengan Tujuan

9 Derajat, DR. Zakiah, dkk, Pendidikan Agama dan Akhlak bagi anak-anak dan remaja, h. 6

Page 24: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

1. Anak mengetahui bahwa Al-qur‟an adalah kitab suci umat Islam

2. Anak mengetahui bahwa Al-qur‟an berisi firman (wahyu) Allah Swt

3. Anak mengetahui bahwa Al-qur‟an mempunya wawasan dasar keislaman

4. anak terasang mengetahui isi kndungan kitab suci Al-qurab.

b. Aspek Keterampilan dengan Tujuan:

1. Anak dapat membaca Al-qur‟an deagn tertib, lancar dan benar.

2. Hafalan surah-surah pendek dan bebrapa ayat pilihan

3. Anak mampu mencari nama surah, ayat, juz sebagai bekal nantinya

menjadikan Al-qur‟an sebagai rujukan.

4. Anak mulai menggenal menuliskan Al-qur‟an.

c. Aspek Sikap dan Tujuan

1. Anak sengan bertadarus Al-qur‟an

2. Anak sengan mendengarkan bacaan Al-qur‟an

3. Anak senang mengmalkan ajaran-ajaran Al-qur‟an sesuai dengan pendidikan

yang diterimanya.

Berdasarkan hal di atas maka tujuan taman pendidikan Al-qur‟an adalah menanamkan

nilai-nilai Al-qur‟an dalam diri santri agar kelak mereka dapat menjalani kehidupannya selalu

berpegang teguh pada petunjuk-petunjuk Al-qur‟an.

Fungsinya adalah meyelenggarakan pendidikan anak, atau anak usia pra-sekolah (2-6

tahun) yang pengetahuan kognitifnya masih ada pada tahap operasional. Selaras dengan

perkembangan kognifinya, perkembangn moral anak usia pra sekolah memilikipertimbangan

moral yang bersifat objektif. Artinya dalam memberikan pertimbangan moral, anak usia ini

melihat suatu tingkah lakuhanya dari segi tingkah laku itu sendiri, perbuatan salah atau benar

misalnya di tentukan pertimbangan berdasarkan konsekuensidari perbuatan itu sendiri maka

fungsi TPA adalah mendidik anak tidak hanya sebatas konsekuensi semata, tetapi bagaiman

anak melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan moral.10

10 U. syamsuddin MZ., Kebikjakan Umum & Penegelolaan TK/TP Al-qur‟an (Jkarta, Cet. III: 1996) h.8

Page 25: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

B. Lembaga Pendidikan Islam Non Formal

1. Pengertian Pendidikan Islam Non Formal

a. Pengertian Pendidikan Non Formal

Pendidikan Non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.11

Archibald Collaway mendefinisikan Pendidikan Luar sekolah (Pendidikan Non

formal) adalah sebagai suatu bentuk kegiatan belajar yang berlangsung di luar sekolah.12

Santoso S. Hamijoyo mendefinisikan pendidikan luar sekolah (Pendidikan non

formal) adalah sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukuan secara terorganisasikan,

terencana, di luar system persekolahan yang ditunjakan kepada individu ataupun

kelompok dalam masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.13

Soelaiman Joesoef menyatakan bahwa pendidikan non formal adalah setiap

kesempatan di mana terdapat komunikasi yng teratur dan terarah di luar sekolah dan

seseorang memperoleh informasi, pengalaman, pengetahuan, latihan ataupun bimbingan

sesuai dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan. Sikap dan nilai-nilai yang

memungkinkan baginya menjadi peserta yang efesien dan efektif dalam lingkungan

keluarga, pekerjaan, bahkan lingkungan masyarakat dan Negara.14

b. Pengertian Pendidikan Islam

11 Depdiknas RI. (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan NAsional.

Jakarta : Depdiknas.

12

Prof. H. M. Saleh Marzuki, M.Ed, Pendidikan Non formal, (Bandung : P.T Remaja Rosdakarya, 2010) h.

99

13

Ibid, h.103

14

Sulaiman Yusuf dan Santoso Slamet, Pendidikan Luar Sekolah, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981), h. 91

Page 26: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Dalam khazana Islam, ada 3 istilah yang berhubungan dengan makna pendidikan

yaitu Ta‟lim, Ta‟dib, dan tarbiyah.

1) Al-ta‟lim merupakan bentuk mashdar dari kata „allama-yu‟allimu. Kata at-ta‟lim

ini pada dasarnya tidak ditemukan secara lansung dalam bahasa Al-qur‟an, namun

dapat di pahami dengan akar katanya sendiri yItu „alima. Al-Raghib al-Asfahani,

mengamukakan bahwa „alima digunakan secara khusus untuk menunjukan suatu

yang diulang dan diperbanyak sehingga menghasilkan bekas atau pengaruh pada

diri seseorang. Selain itu digunakan pula untuk mengingatkan jiwa agar

memperoleh gambaran mengenai arti sesuatu dan bahkan terkadang pula kata

tersebut diartikan sebagai pemberitahuan.15

2) At-ta‟dib biasanya merunjuk kepada proses pembentukan kepribadian. Kata At-

ta‟dib merupakan kata masdar dari addaba yang dapat diartikan kepada proses

mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau

budi pekerti.

3) Kata terbiyyah berbeda dengan pengertian kata at-ta‟dib dan at-ta‟lim. Kata

tarbiyyah menurut Nizar (2011 : 87) memiliki arti mengasuh,bertanggung jawab,

member makan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, menumbuhkan,

dan memproduksi serta menjinakan, baik yang mencakup aspek jasmaniyah

maupun rohaniyah. Makna tarbiyyah mencakup semua aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik secara harmonis dan intergral.16

2. Tujuan Pendidikan Islam Non formal

15 Dr. H. Muh. Arif, M.ag dan Dra. Hj. Munirah, M.pd, Ilmu Pendidikan Islam, (Gororntalo : Sultan Amai

Press IAIN SULTAN AMAI GORONTALO, 2013), h. 13

16

Ahmad Munjin Nasih, S.Pd,M.Ag., Pendidikan Agama Islam, (Op ceet : 1998) h.5

Page 27: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Tujuan pendidikan Islam Non formal adalah:

a. Pendidikan Agama Islam non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat

yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,

penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung

pendidikan sepanjang hayat.

b. Pendidikan Agama Islam nonformal berfungsi sebagai mengembsngksn potensi

pesertta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

fungsional serta mengembangkan sikap dan kepribadian professional.

c. Pendidikan Islam non formal meliputi kecapan hidup, pendidikan anak usia dini,

pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan

kesetraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik.

d. ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan agama islam nonformal

sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5),

dan yat (6) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.17

Adapun tujuan pendidikan agama Islam menurut Muhaimin yaitu untuk

meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran agama

Islam pada lensia, sehingga mereka menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah Swt.18

17 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, “Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Penjelasanya”, (Bandung: Citra Umbara, 2003, h. 14-15

18

Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: remaja Rosdakarya, 2001) h. 78.

Page 28: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Menurut hery Noer Ali dan Munzier tujuan pendidikan Islam mencakup beberapa

hal diantaranya:

1) Agama Islam menyery manusia agar beriman dan bertaqwa.

2) Agama Islam menekankan amal shaleh dan menetapkan bahwa iman selalu

diwujudkan dengan amal shaleh tersebut.

3) Agama Islam menekankan pentingnya berakhlak yang mulia.19

Pada intinya tujuan Pendidikan agama Islam nonformal sebagaimana diatas tidak

lain, untuk lebih meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengelaman

ajaran agama yang telah diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik supaya terhindar

dari gangguan jiwa (depresi, tkut, cemas).

C. Keterkaitan Efektifitas TPA dalam Peningkatan Baca Tulis Al-qur’an

Pada dasarnya taman pendidikan Al-qur‟an/taman pegajian al-qur‟an (TPA) merupakan

suatu lembaga yang dirintis oleh KH> As‟ad Humam sebgai pengasuh Tim Tadarrus AMM

Yogyakrta yang telah melopori berdirinya TK Al-qur‟an yang didirikan oleh beliau pada tanggal

16 Maret 1988. Yang kemudian oleh BKPRMI (Badan Koordiansi Pemuda Remaja Masjid

Indoesia) dijadikan program Nasional sejak tahun 1989. Kurikulum Taman Pengajian AL-qur‟an

yang dipelopori oelh BKPRMI dengan menggunakan bahan pengajaran atau materi pokok terdiri

dari buku paketIqro 6 jilid dan materi hafalan susunan KH. As‟ad Humam.20

19 Hery Noer Ali dan Monzier, Watak pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2000), h. 138-140.

20

H.U Syamsuddin.,dkk, Panduan Kurikulum dan Pengajaran Taman Kanak-kanak Al-qur‟an (TKA)

Taman Pendidikan Al-qur‟an (TPA), Jakarta: LPTKA BKPTMI Pusat, 2000),h.1

Page 29: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Taman Pengajian Al-qur‟an merupakan suatu program kegiatan yang secara nasional di

pelopori oleh LPTKA BKPRMI, tampil untuk melakukan kegiatan pemberantasan buta baca tulis

Al-qur‟an pada masyarakat Indonesia.21

Taman Pengajian Al-qur‟an bertugas menyempurnakan

bekal yang kurang dari rumah dan memperbaiki serta mengemabngkan yang telah baik, maka

sebagai Taman Pendidikan Al-qur‟an pembinaan baca tulis Al-qur‟an menajdi sebuah keharusan

yang diberikan keapda ank-anak.

Keberadaan TPA harus dipertahankan ditengah-tengah masyarakat, karena ia mempunyai

kedudukan yang cukup strategis dalam membina dan mengarahkan manganalitas anak didik

kepada terbentuknya akhlak al-karimah, atau dapat pula dikatakan kedudukan TPA dapat

dijadikan sebagai pemanfaatan etika-keagamaan.22

Di satu sisi kedudukan TPA adalah sebagai

pendidikan Al-qur‟an bagi anak-anak kita yang sangat sentral dalam menciptakan generasi baru

yang tangguh, beriman, berakhlak mulia dan pandai bersyukur. Maka oleh sebab itu tidak ada

jalan lain kecuali mendidik anak-anak dengan aksara jiwa Al-qur‟an. Sedemikian pentingnya

kedudukan TPA dalam membentuk karakter, maka penangannya memerlukan orang-orang yang

memiliki profesionalitas baik secara akademik maupun secara kelembagaan.

Sebagai salah satu lembaga Pendidikan Agama Islam Efektifitas TPA sangat menduduki

peran penting dalam menciptakan anak didik yang berkualitas. Namun demikian tahapahapannya

sangat tergantung pada manusianya dan pengelolaanya. Sebab peranan lembaga pendidikan amat

penting dalam pembinaan baca tulis Al-quran. Guru tidak hanya membina akhlak tetapi juga

membina kecerdasan dan keterampilan dalam baca tulis Al-qur‟an. Sebab ketika anak-anak

21ibid , h. ix.

22

Din Syamsuddin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani (Jakarta: Kalimah, 2001), h 134.

Page 30: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

memasuki sekolah TK maupun SD mereka belum berpengalaman dalam hal tersebut terutama

anak-anak yang latar belakang keluarganya buta akan huruf-huruf hijaiyah.

Maka guru Taman Pendidikan Al-qur‟an adalah ornag yang pertama yang melakukan

pembinaan baca tulis Al-qur‟an dengan metode yang sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak-anak.

Mengingat keadaan anak-anak yang belum mampu di ajak berfikir untuk memahami

pedoman-pedoman baca tulis Al-qur‟an, maka pemilihan metode pendidikan bagi anak-anak

harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan meraka secar signifikan.

Tujuan Taman Pengajian Anak-anak adalah memperkenalkan kepada mereka apa itu

agama, apa itu shalat dll yang berbaur tentang agama. Akan tetapi hal yang paling utama

tujuannya ialah mengajarkan bagaimana cara membaca dan menulis Al-qur‟an. Sebab Al-qur‟an

merupakan pedoman hidup kearah yang lebih baik.

Oleh sebab itu TPA Adalah sebagai peletak dasar pembiaan baca tulis Al-qur‟an yang

harus mereka selalu terapkan dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam. Di sinilah mereka di

bina dan di arahkan dari satu sisi ke sisi yag lainnya. Namun demikian kesulitan yang di hadapi

dalam menjalakan fungsi TPA secara operasional.

Dari sinilah di pahami bahwa dalam perspektif pendidikan, keberadaan TKA/TPA

banyak berorientasi pada pembinaan dan pengembangan kognitif (bacaan Al-quran dan hafalan-

hafalan surah pendek) dan psikomotorik (keterampilan) melafalkan hafalan surah-surah pendek

tersebut dalam melaksnakan shalat.

Page 31: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Setiap orang tua muslim, pasti menginginkan anak-anak mereka secara dini mampu

menganl aksara Al-quran, maka dewasa ini hampir di setiap daerah telah berdiri TPA. Aktifitas

TPA tersebut perlu ditingkatkan dan dipertahankan yang sudah ada, baik dari segi kualitas

maupun kuantitas.

D. Kerangka Pikir

Gambar 1

Kerangka Berfikir

Efektivitas Taman

Pengajian Al-Qur‟an

1. Beriman dan bertakwa

2. Menekankan amal saleh dan iman

3. Menekankan pada akhlak

1. Aspek pengetahuan dan tujuan

2. Aspek keterampilan dan sikap

3. Aspek sikap dan tujuan

Lembaga pendidikan

Islam non formal

Page 32: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan

kualitatif. Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kuaitatif sebagai suatu tradisi tertentu dlam

ilmu pengetahuan social secara fundamental tergantung dari pengamatan pada manusia baik

dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.1

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak

menggunakan prosedur analisis statistic atau cara kuantifikasi lainnya. Jelas bahwa pengertian ini

mempertentangkan penelitian kualitatif dengan penenlitian yang bernuana kuantitatif yaitu

dengan menonjolkan bahwa usaha kuantifikasi apapun tidak perlu di gunakan pada penelitian

kualitatif.

B. Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi sumber data utamanya adalah hasil wawancara

dan hasil pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Ditambah data-data lain yang berasal dari

dokumentasi, dan lembaga terkait yang memiliki kaitannya dengan objek peneitian yang peneliti

lakukan.

Agar lebih jelasnya peneliti mengambil data penelitian ini dari dua sumber data yaitu data

primer dan sumber data sekunder.

1 Lexy J maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.4.

Page 33: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

1. Data primer adalah sumber data langsung diperoleh dari informan yaitu kepala desa,

operator desa dan guru ngaji di Desa Ipilo Kec. Gentuma Raya Kab. Gorontalo Utara

2. Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan sumber data dalam

penelitian ini yaitu literatur atau keterangan lain yang relevan dengan permasalahan yang

diteliti.q

C . Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana cara penulis

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu

pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaaan atau perilaku

objek sasaran.2 Metode observasi ini adalah metode pendukung untuk penelitian ini,

karena dengan metode observasi penulis bisa mendapatkan informasi secara langsung dan

juga memperoleh data yang rinci dan jelas. Observasi yang digunakan didalam penelitian

ini adalah observasi nonpartisipan, yaitu bentuk observasi atau pengamatan dimana

peneliti tidak terlibat langsung atau tidak berperan secara langsung ke dalam kegiatan

yang di teliti.

2. Metode Wawancara

2 Abdurahmat Fathoni, Metodologi Penelitian Teknik Menyusun Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.

104

Page 34: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Metode wawancara adalah

“teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah,

artinya pertanyaan datang dari pihak yang wawancara dan jawaban diberikan oleh yang

diwawancarai.3 Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interview)

yang mengajukan pertanyaan dan terwancara (interview) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.4

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat

dilakukan melalui tahap tatap muka (face to face) meaupun dengan menggunakan telefon.

Jenis wawancara ada dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti

telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu

dalam melakukan wawancara , pengumpulan data telah menyiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah

dipersiapkan.

b. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

3 Abdurahman Fathoni, Metodologi Penelitian Teknik Menyusun Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),

h.105

4 Lexy J Maleong, Metodologi Peneltian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 186

Page 35: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

untuk pengumpulan datanya . pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.5

Berdasarkan jenis wawancara di atas, penulis menggunakan wawancara tidak

terstrukutur, artinya pewawancara memberikan kebebasan kepada orang yang di

wawancara untuk memberikan pendapat atau jawaban sendiri. Penulis menggunakan cara

ini karena untuk mendapatkan data yang signifikan dan juga tidak menginginkan adanya

kekakuan antara penulis sebagai pewawancara dengan orang yang di wawancara. Dalam

implementasinya penulis akan mewawancarai Kepala desa dan pengurus maupun guru

ngaji di desa Ipilo Kec. Gentuma Raya Kab. Gorontalo Utara.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi yaitu penulis mengambil sejumlah data pendukung dalam penelitian

berupa dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan permasalahan yang dalam hal

ini penulis lebih takankan pada data yang sifatnya tertulis. Adapun dokumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis tentang jumlah murid, letak geografis

Desa dan lain-lain yang dapat menyempurnakan data yang diperlukan.

D. Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biklen seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong dalam bukunya

mengatakan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

5 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung: Alfabeta,2013)

h.194-197

Page 36: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Adapun langkah-langkah dalam teknis analisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Reduksi Data

Reduksi data diawali dengan menerangkan, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap isi suatu data yang berasal dari

lapangan, sehingga data yang teleh direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih

tajam tentang hasil pengamatan.

Dalam proses reduksi data ini peneliti dapat melakukan pilihan-pilihan terhadap

data yang hendak di kode, mana yang dibuang, mana yang merupakan ringkasan, cerita-

cerita apa yang sedang berkembang. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan

finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Display Data

Display data merupakan proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk

kata-kata, kalimat naratif, table, matrik dan grafik dengan maksud agar data yang telah

dikumpulkan dikuasai oleh peneliti sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan yang

tepat.

3. Verifikasi dan Simpulan

Page 37: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Sejak awal pengumpulan data peneliti harus membuat simpulan-simpulan

sementara. Dalam tahap akhir, simpulan-simpulan tersebut harus dicek kembali

(diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan selanjutnya kearah

simpulan yang mantap. Penarikan simpulan bisa jadi diawali dengan simpulan tentative

yang masih perlu disempurnakan. Setelah data masuk terus-menerus dianalisis tentang

verifikasi kebenarannya, akhirnya didapat simpulan akhir lebih bermakna dan lebih jelas.

Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan pendapat-

pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya. Simpulan akhir yang

dibuat harus relevan dengan fokus penelitian, tujuan penelitian dan temuan penelitian

yang sudah dilakukan pembahasan.

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Agar dalam proses selanjutnya kita dapat mengetahui apa saja yang telah ditemukan dan

di interpretasi di dalam lapangan, maka kita perlu mengetahui kredibilitasnya dengan

menggunakan teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang

diperdalam, triangulasi (sumber, metode, penelitian dan teori) dan pelacakan kesesuaian

hasil. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat atau tidaknya ditransfer kelatar lain

(transferability), ketergantungan pada konteksnya (dependability) dan dapat tidaknya di

konfirmasikan kepada sumbernya (confirmability).

Jadi, yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus

memenuhi; (1) mendemonstrasikan nilai yang benar, (2) menyediakan dasar agar hal itu

dapat diterapkan, dan (3) memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang

konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.

Page 38: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Menurut Lexy Moleong proses yang dimaksud ini memberi gambaran mengenai

kebenaran data yang menulis temukan dilapangan. Cara yang penulis lakukan dalam proses

ini ialah, meperdalam observasi terhadap objek penelitian dan memperpadat frekuensinya.

Ada berbagai jenis triangulasi :

1. Triangulasi sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda

dalam penelitian kualitatif (Patton 1987).

2. Triagulasi metode, pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa

sumber data dengan metode sama (Patton).

3. Triangulasi teori, berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat

kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.6

Teknik Triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi

dengan menggunakan pemanfaatan sumber yaitu teknik pemeriksaaan keabsahan data

dengan membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara dan dokumentasi

serta pengecekan penemuan hasil penelitian dari beberapa teknik pengumpulan data yaitu

triangulasi dengan memanfaatkan sumber, yang dapat diartikan sebagai pembandingan dan

pengecekan kembali.

F. Tahap-tahap Penelitian

6 Prof. DR. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitia Kualitatif, (Bandung: Remaja RosdaKarya Offset,

2017), hal, 330-331

Page 39: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Tahap-tahap penelitian yang di maksud dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan

proses penenletian. Maleong mengungkapkan bahwa pelaksnaan penelitian meliputi tiga tahap,

yaitu tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.7

1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap pra lapangan ini, peneliti mengajukan judul skripsi untuk

mendapatkan persetujuan kepada ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negri (IAIN)

Gorontalo. Setelah mendapat persetujuan dari ketua jurusan, berkonsultasi dengan

pembimbing untuk mendapatkan persetujuan serta mendapatkan pengarahan. Selain itu

peneliti juga menyusun proposal penelitian dengan menentukan pula lapangan penelitian,

orentasi atau penjajakan lapangan penelitian, menyiapkan administrasi semisal surat

permohonan izin penelitian serta perlengkapan penelitian yang diperlukan selama

melakukan penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Setelah mendapat izin dari kepala desa Ipilo dan guru ngaji, Peneliti kemudian

mempersipkan diri untuk memasuki lokasi penelitian tersebut dengan harapan bisa

mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dalam pengumpulan data. Selanjutnya

peneliti memulai penelitian sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh data

tentang Efektifitas Taman Pengajian Al-qur’an sebagai lembaga pendidikan islam

nonformal dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-qur’an di desa Ipilo kecamatan

Gentuma Raya.

3. Tahap Analisis Data

7 Ibid., h. 333

Page 40: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Tahap ini meliputi analisa data yang dperoleh dari hasil wawancara mendalam,

observassi mendalam, observasi partisipan, dokumentasi yang dikumpulkan selama

penelitian. Setelah itu dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan

yang di teliti. Selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek

sumber data dan metode yang di pergunakan untuk memperoleh data sehingga data

benar-benar kredibel sebagai dasar dan bahan untuk pemberian makna data yang

merupakan proses penentuan dalam memahami proses penentuan dalam memahami

konteks penelitian yang secara detail.

Tahap ini kemudian di akhiri dengan kegiatan penyusunan hasil penelitian dari

semua rangkaian kegiatan pengumpulkan data sampai pemberian makna data. Setelah itu

melakukan konsultasi hasil penelitian kepada dosen pembimbing untuk mendapat

kritikan, perbaikan, serta saran atau koreksi yang kemudian akan ditindakilanjuti dengan

perbaikan. Langkah lebih lanjut adalah melakukan pengurusan kelengkapan persyaratan

untuk mengadakan ujian skripsi dan revisi apabila terdapat kritik dan saran dari para

penguji skripsi, serta mendapatkan tanda tangan pengesahan skripsi dari para pihak

terkait dari dosen pembimbing sampai dengan rector, kemudian mempublikasikan skripsi

melalui media-media yang memungkinkan. 8

8 Ibid., h. 333

Page 41: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

BAB IV

LAPORAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Laporan Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Desa Ipilo

Desa Ipilo adalah Desa Pemekaran dari Desa Molonggota, pada tanggal 15

September 1997 dengan Jumlah Penduduk pada masa itu berjumlah 1.140 jiwa yang

terdiri dari 240 Kepala Keluarga.

Nama Desa Ipilo diambil dari Nama sebuah Kayu yang berada di Desa ini yaitu

Kayu Besi yang dalam bahasa Gorontalo Kayu Wipilo atau sering disebut oleh

masyarakat setempat Kayu Ipilo. Kayu tersebut merupakan merupakan salah satu potensi

sumber daya alam yang ada di Desa ini, sebab kayu tersebut sangat banyak hidup

didataran Desa dan tepi sungai.

Adapun yang memimpin Desa Ipilo yang pertama kali mekar dari Molonggota

adalah Bapak Nikson Taha sebahgai Pejabat Kepala Desa setelah itu yang menjabat

sebagai Kepala Desa Bapak Nupuri Patilima selama Dua periode karena pada pemilihan

Kepala Desa Definitive Bapak Nupuri Patilima terpuilih dan diberikan kepercayaan oleh

masyarakat Desa Ipilo untuk memimpin Desa pemekaran dari Molonggota untuk kedua

kalinya, pada tahun 2006 sebelum berakhir masa jabatan Bapak Nupuri Patilima beliau

mengalami sakit yang berkepanjangan dan diangap tidak dapat menunaikan tugas sebagai

kepala desa maka ditunjuk pelaksana tugas sebagai kepala desa yaitu bapak Sudirman

Dunggio hingga terpilihnya kepala Desa definitive periode 2006-2012 yaitu Ibu Husna

Badjuri yang dipercaya oleh masyarakat untuk memimpin satu periode, kemudian pada

Page 42: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

tahun 2012 diadakan kembali Pemilihan Kepala Desa Desfinitive 2012-2018 yang

terpilih adalah Bapak Irvan Olii yang dipercayakan oleh masyarakat. Setelah habis masa

pemerintahan Bapak Irvan Olii diadakan kembali pemilihan kepala desa pada tahun 2019

secara definitife untuk periode 2019-2024 yaitu Bapak Nanto Patilima,Sp untuk

memimpin Desa ini yang hingga sekarang masih memimpin sebagai kepala Desa Ipilo.

Tabel 1

Perincian Nama-nama Kepala Desa Ipilo Selama Masa Pemerintahan

NO N A M A PERIODE (TAHUN)

1 NIKSON TAHA

Plh. Selama Proses

Pemekaran

2 NUPURI PATILIMA 2 Periode (1997-2006)

3 SUDIRMAN DUNGGIO

Plh. Selama Proses

Pemilihan

4 HUSNA BADJURI 1 Periode (2006-2012)

5 IRVAN OLII 1 periode (2012-2019)

6 NANTO PATILIMA 2019 s/d sekarang

2. Letak Geografis Desa Ipilo

Desa Ipilo dengan Ibu Kota Pemerintahan berada pada dusun Bihe Jaya telrtak pada

sebelah Timur dari Ibukota Kecamatan Gentuma Raya dengan luas wilayah ±Ha 17.169

Ha pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut (DPL). Suhu rata-rata harian berkisar

antara 27°Cc sampai dengan 32°Cc. Curah hujan rata-rata 120 mm/tahun.

Page 43: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Desa Ipilo terbagi menjadi 3 (tiga) dusun, yaitu :

- Dusun I Bihe Jaya

- Dusun II Tengah

- Dusun III Pongoala

Dengan batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Bubode Kec. Temilito.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Langke

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Motomingo

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Durian

Berdasarkan tata guna tanah, Desa Ipiloterbagi sebagai berikut :

- Pemukiman ± 120 Ha,

- Huma/ladang ± 80 Ha,

- Sawah + 65 Ha,

- Tanah yang dikelola + 120 Ha,

- Tanah kering + 90 Ha,

- Tanah Basah + 50 Ha,

- Hutang lindung + 650 Ha,

- Tegalan/Kebun ± 105 Ha,

- Hutan Lindung ± 942 Ha,

- Hutan Rakyat ± 0 Ha,

- Kolam/Empang ± 0,5 Ha,

- Lahan Kerin/Tidur ± 150 Ha.

Page 44: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Dari segi orbitasi atau jarak desa dengan pusat Pemerintahan, jarak dengan

Kecamatan Gentuma Raya± 4 km, jarak dengan Kabupaten Gorontalo Utara ± 25 km

dan jarak dengan Provinsi Gorontalo ± 94 km. Dengan pusat Pemerintahan Desa terletak

pada Koordinat Lintang Utara: 0,883˚L dengan Bujur Timur pada koordinat 123,

0166˚BT, kendaraan umum yang digunakan sebagai sarana angkutan ke pusat

pemerintahan adalah kendaraan bermotor. (Ojek, dan Angkutan pedesaan).

3. Bagang Organisasi Pemerintah Desa

Gambar 2

Struktur Pemerintah Desa

BPD Kepala Desa

NANTO PATILIMA, SP

Sekretaris Desa LISNAWATI PATILIMA

Page 45: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

a. Kades : NANTO PATILIMA,SP

b. Sekdes : LISNAWATI PATILIMA

c. Bendahara Desa : RISNA PATILIMA

d. Kaur Pemerintahan : DIAN PANUNU

e. Kaur Pembangunan : WARNI DETUAGE

f. Kaur Umum : HALIPA PATILIMA

g. Kepala Dusun Bihe Jaya : MUSA IBRAHIM

h. Kepala Dusun Tengah : RAHMAT KALUKU

i. Kepala Dusun pongoala : SAHAMINA DETUAGE

4. Penduduk Desa Ipilo

Jumlah pendidikan Desa Ipilo Kecematan Gentuma Raya berjumlah 292 KK atau

1051 jiwa. Desa ipilo tempat dimana TPA Nurul Ikhlas berada, terdiri dari 3 dusun yaitu

dusun bihejaya, dusun tengah dan dusun pongoala.

Kaur Pemerintahan DIAN PANUNU

Kaur Umum HALIPA

PATILIMA

Kaur Pembangunan

WARNI DETUAGE

Kaur Keuangan RISNA

PATILIMA

Kaur Pemerintahan DIAN PANUNU

Page 46: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Menurut laporan sensus bulan mei 2019 penduduk desa ipilo berjumlah 1051 jiwa

dengan jumlah kepala keluarga 292. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel

berikut!

Tabel 2

Perincian Penduduk Desa Ipilo Kecamatan Gentuma Raya

NO

D U S U N

JUMLAH

RTM KK Lk Pr Lk +

Pr

1 Bihe Jaya 244 188 432 55 123

2 Tengah 163 207 370 33 91

3 Pongoala 132 117 249 28 78

J U M L A H 539 512 1051 116 292

Sumber: data sensus penduduk desa ipilo tahun 2019. Dicatat pada tanggal 1 mei 2019.

Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa jumlah penduduk paling banyak

adalah dusun bihejaya. Akan tetapi tempat diadakannya pendidikan TPA ialah di dusun

tengah karena tempatnya yang strategis terletak diantara dusun bihejaya dan dusun

pongola.

Tabel 3

Perincian Penduduk Desa Ipilo Tahun 2019 Menurut Kelompok Umur

NO KELOMPOK UMUR JUMLAH (

Orang)

1 0 – 4 tahun 89

Page 47: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

2 5 – 9 Tahun 135

3 10 -14 Tahun 167

4 15 – 19 tahun 100

5 20 – 24 Tahun 90

6 25 – 29 tahun 80

7 30 – 34 Tahun 135

8 35 – 39 Tahun 32

9 40 – 44 Tahun 63

10 45 – 49 Tahun 53

11 50 – 54 Tahun 23

12 55 -59 Tahun 20

13 60 – 64 tahun 27

14 65 – keatas 37

J U M L A H 1051

Sumber: data sensus penduduk desa ipilo tahun 2019. Dicatat pada tanggal 1 mei 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah anak usia 5-14 tahun

didesa ipilo berjumlah 302 jiwa dari seluruh jumlah penduduk desa ipilo. Besarnya

jumlah usia anak tersebut merupakan suatu potensi bagi pengembangan sebuah lembaga

pendidikan TPA.

5. Sejarah Berdirinya TPA di Desa Ipilo

TPA Nurul Ikhlas di dirikan pada tahun 2003. TPA ini berdiri dilatarbelakangi

oleh anak-anak yaang hanya belajar mengaji dirumah dengan diajari oleh masing-masing

orang tua. Akan tetapi ada banyak juga anak-anak yang memiliki orang tua yang tidak tau

Page 48: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

mengaji memiliki keinginan yang kuat untuk belajar huruf hijaiyah. Ketika mereka

disekolah ada pelajaran agama ketika disuruh membaca huruf hijaiyah anak-anak yang

tidak tau mengaji hanya bisa diam. Ketika melihat keadaan anak didik nya tidak bisa

membaca huruf hijaiyah maka guru tersebut berkeinginan kuat bagaimana agar mereka

bisa membaca dan mengenal huruf hijaiyah tersebut. Karena dia berfikir apabila ia

mengajar pelajaran agama yang dalam seminggu hanya sekali pertemuan dan hanya

berdurasi kurang lebih dari 2 jam, dan waktu tersebut hanya digunakan untuk belajar

mengaji berarti teori tentang pembelajaran agama tidak bisa ia uraikan. Maka dengan

demikian ia mengumpulkan para anak-anak yang tidak tau mengaji tersebut dan membuat

izin dan kesepakatan dengan orang tua murid untuk mengaji setiap sore hari 1 minggu

dengan 2x pertemuan dirumah beliau.

Seiring berjalannya waktu, ia membuat sitem pengajian dimana setiap kali

pertemuan akan diadakan ditempat-tempat berbeda agar anak-anak tidak bosan dengan

tempat mengaji mereka. Maka dia mengadakan sistem cabu lot dimana apabila nama

yang terpilih yang jatuh maka pengajian akan diadakan dirumah murid tersebut. Dengan

adanya kegiatan ini ternyata dapat menarik banyak minat anak-anak.

Sistem tersebut berakhir setelah nama-nama semua murid telah mendapat giliran

mereka masing-masing. Karena ada beberapa alasan juga maka tempat pengajian tersebut

telah dipindahkan dimasjid Nurul Ikhlas dusun tengah desa ipilo. Pengajian tersebut

diadakan setiap hari Jum’at dan Minggu ba’da ashat dimasjid Nurul Ikhlas. Awal

penamaan TPA ini diambil dari masjid tersebut.

Adapun dasar yang melatarbelakangi berdirinya TPA Nurul Ikhlas adalah agar

anak-anak muslim dapat memahami cara membaca al-qur’an dengan baik dan benar.

Page 49: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Latar belakang tersebut kemudian menjadi bahan acuan bagi jalannya pendidikanlembaga

ini. Tujuan umum yang ingin dicapai oleh TPA Nurul Ikhlas dalam proses belajar

mengajar baca tulis Al-qur’an antara lain:

a. Para murid dapat mengenal dan membedakan serta mengucapkan secara benar

huruf-huruf hijaiyah.

b. Para murid dapat memahami hukum bacaan Al-qur’an yang sesuai dengan kaidah

ilmu tajwid.

c. Para murid dapat mempraktikan pengetahuan mereka kedalam kehidupan sehari-

hari.

d. Para murid dapat memiliki akhlak yang baik dan dapat mencontoh sifat dan

perbuatan Rasulullah SAW.

Sejalan dengan perkembangannya TPA Nurul Ikhlas mengalami banyak

tantangan. Namun dengan perlahan segala tantangan itu dapat diatasi oleh para tenaga

kerja TPA Nurul Ikhlas.

6. Keadaan Guru TPA di Desa Ipilo

Pada awal berdirinya TPA Nurul Ihklas, tenaga guru yang ada hanya

mengandalakan seorang tenaga pengajar mapel agama Sekolah Dasar saja yaitu Ibu

Salma. Seiring bertambahnya murid maka dibutuhkan juga tambahan tenaga pengajar.

Hal ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kualitas mengajar dan kemampuan baca

tulis Al-qur’an untuk para murid.

Sebelumnya TPA ini telah beberapa kali mengganti tenaga pengajarnya hingga

sekarang telah menemukan tenaga pengajar tetap yang direkomdasikan dari pihak aparat

Page 50: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

desa langsung. Adapun tenaga pengajar tersebut adalah ketua keagamaan didesa tersebut

bersama sang istri dengan yang bernama Bapak Agus Gobel dan Ibu Asma Detuage.

Berdasarkan keterangan diatas dapat dipahami bahwa latar belakang mereka,

kiranya cukup mendukung dalam proses peningkatan pengajaran baca tulis Al-qur’an.

TPA Nurul Ikhlas desa Ipilo kecamatan Gentuma Raya merupakan sebuah

lembaga pendidikan yang bergerak dibidang pendidikan agama Islam bagi anak-anak

khususnya usianya berkisar antara 5 sampi 12 tahun yang mengajarkan kepada anak-anak

bagaiman cara membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah dengan baik dan benar. Untuk

itu penting diadakannya sarana dan prasarana untuk membangkitkan keinginan yang kuat

dalam diri para anak-anak agar kiranya bisa mendorong para murid untuk terus belajar

mengenal Al-qur’an, karena sarana prasana pendidikan yang lengkap akan

mempengaruhi kemajuan dan mutu santrinya.

Adapun sarana dan prasaran yang dimiliki oleh TPA Nurul ikhlas adalah sebagai

berikut!

Tabel 4

Sarana dan prasarana Pendidikan di TPA Nurul Ikhlas

NO Sarana dan prasarana Jumlah

1 Papan tulis 1

2 Iqra’ 20

3 Al-qur’an 5

4 Meja Iqra’/Alqur’an 15

5 Spidol 2

Page 51: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Sumber: Dokumentasi, Data sarana dan prasarana di TPA Nurul Ikhlas Tahun 2019.

Dicatat pada tanggal 1 mei 2019

Sedangkan alat kelengkapan lainnya adalah buku absensi, catatan pribadi siswa,

dan juz amma. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TPA Nurul Ikhlas menjadi sarana

pengembangan intelketual para santri. Selanjutnya hanya tinggal pengembangan saja

yang harus diperhatikan oleh para tenaga pengajar.

7. Keadaan Murid TPA di Desa Ipilo

Murid merupakan sasaran dari setiap lembaga, begitupun dengan Lembaga

Pendidikan TPA Nurul Ikhlas. Dari mulainya perkembangan sampai sekarang, dukungan

masyarakat dalam mendidik anaknya belajar di TPA ini sangat mempengaruhi

eksistensinya. Namun terkadang juga terjadi merosotnya jumlah murid dan tergantung

jumlah anak usia sekolah yang ada di desa Ipilo Kecamatan Gentuma Raya.

Dukungan masyarakat terhadap eksistensi TPA Nurul Ikhlas merupakan motivasi

tersendiri bagi pengajar TPA ini dalam pengembangan lembaga tersebut. Dengan

dukungan dari masyarakat berupa kepercayaan orang tua dalam menyerahkan anak

mereka untuk dididik di TPA Nurul Ikhlas, menjadikan TPA Ini tetap bertahan hingga

sekarang

Adapun keadaan murid TPA Nurul Ikhlas Desa Ipilo Kecamatan Gentuma Raya

Tahun 2018-2019 adalah dengan jumlah putra 9 + putri 24 = 33 orang dengan presentase

sebagai berikut!

Tabel 5

Jumlah Murid di TPA Nurul Ikhlas

No Waktu Iqra’ Jumlah siswa Jumlah

Page 52: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

lk pr

1 15 : 30 1 2 4 6

2 15 : 30 2 1 3 4

3 15: 30 3 0 4 4

4 15:30 4 3 1 4

5 15:30 5 1 2 3

6 15:30 6 2 5 7

7 15:30 Al-

Qur’an

0 5 5

Total 33

Sumber: Dokumentasi, Data sarana dan prasarana di TPA Nurul Ikhlas Tahun 2019.

Dicatat pada tanggal 1 mei 2019

Dengan jumlah santri tersebut tentunya akan mempengaruhi fokus pembelajaran.

Untuk itu akan diadakan evaluasi di setiap akhir pertemuan untuk mengukur kemampuan

pengatahuan murid. Bagi murid yang memiliki hasil tes paling baik akan diberikan

riward berupa kesempatan menjadi assisten guru ngaji dipertemuan berikutnya. Dengan

penerapan sistem tersebut dapat mempermudah guru ngaji dalam mengontrol muridnya.

B. Analisis Hasil Penelitian

Penulis telah melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode dan instrumen

yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya. Adapun data-data tersebut diperoleh dengan

melakukan observasi, interview dan dokumentasi pada objek penelitian yang peneliti laksanakan

di TPA Nurul Ikhlas Desa Ipilo Kecematan Gentuma Raya.

Page 53: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Di dalam penganalisaan data, penulis menggunakan metode deskriktif, yang berarti

metode pengambilan kesimpulan hasil observasi pada kegiatan belajar mengajar dan interview

dari guru TPA dan murid, yang terkait dengan penelitan penulis.

Setelah data diperoleh, maka dilanjutkan dengan analisa data secara induktif yaitu

penganalisaan data yang bertitik tolak dari fakta yang bersifat khusus kemudian disimpulkan

secara umum.

Adapun hal-hal yang penulis analisa dalam skripsi ini adalah kegiatan belajar mengajar

yang dilaksanakan oleh guru termasuk bagimana menggunakan metode pembelajaran dalam

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

1. Efektifitas TPA dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-qur’an

a. Tujuan Pembelajaran TPA Nurul Ikhlas

Tujuan ialah sesuatu yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. Tujuan

dalam pendidikan merupakan suatu yang bernilai normatif. Sebab dalam tujuan terdapat

jumlah nilai yang harus ditanamkan kepada para murid. Di TPA Nurul Ikhlas juga

memiliki tujuan yang ingin dicapai seperti yang dikatakan oleh Bapak kepala desa selaku

penanggung jawab TPA ini beliau mengatakan bahwa “Diadakannya lembaga ini

bertujuan untuk mendidik akhlak murid dan juga agar mereka tidak buta huruf-huruf

hijaiyah dan juga menjadi bekal mereka diakhirat nanti”.1

1 Hasil wawancara dengan kepala desa Ipilo pada tanggal 1 mei 2019

Page 54: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Adapun hasil dari wawancara yang penulis dapatkan dapat disimpulkan sebagai

berikut. Tujuan umum yang ingin dicapai oleh TPA Nurul Ikhlas dalam proses belajar

membaca tulis Al-qur’an antara lain:

1) Para murid dapat mengenal dan membedakan serta mengucapkan secara benar

huruf-huruf hijaiyah.

2) Para murid dapat memahami hukum bacaan Al-qur’an yang sesuai dengan kaidah

ilmu tajwid.

3) Para murid dapat mempraktikan pengetahuan mereka kedalam kehidupan sehari-

hari.

4) Para murid dapat memiliki akhlak yang baik dan dapat mencontoh difat dan

perbuatan Rasulullah SAW.

b. Metode Pembelajaran

Pembelajaran di TPA Nurul Ikhlas menggunakan metode Iqra’ dan Qira’ati,

sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Agus Gobel bahwa: “Metode iqra’ yaitu

cara membaca Al-qur’an yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun

buku panduan iqra’ terdiri dari 6 jilid dimulai dari tingkat bacaan yang mudah hingga

ketingkat bacaan sempurna, yaitu dari pengenalan huruf-huruf hijaiyah hingga membaca

huruf-huruf yang telah tersambung-sambung”.2

Dan juga seperti yang dikatakan oleh Ibu Asma Detuage: “Dan untuk para murid

yang telah tamat bacaan iqra’ dan melanjutkan ketahap pembelajarn membaca Al-

qur’an kita menggunakan metode qira’ati. Metode qir’ati artinya membaca Al-qur’an

2 Hasil wawancara dengan Bapak Agus Gobel, Guru ngaji TPA Nurul Ikhlas tanggal 1 mei 2019

Page 55: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

yang langsung memasukan dan mempraktikan bacaan tartil sesuai dengan qaidah ilmu

tajwid”3.

Jawaban responden menunjukan bahwa metode yang mereka gunakan di TPA

Nurul Ikhlas adalah metode pembelajaran secara bertahap dari penganalan huruf,

membaca yang mudah hingga bacaan yang sempurna. Adapun pelajaran-pelajaran

tambahan yaitu menghafal surah-surah pendek, menulis bacaan yang akan dipelajari dan

do’a - do’a pendek lainnya. Dari tahun ketahun metode yang digunakan tetaplah sama.

c. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat

merangsang fikiran, perasan dan kemamuan peserta didik sehingga mendorong

terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.4

Sebagimana yang di sampaikan oleh Ibu Asma selaku guru ngaji TPA bahwa

media pembelajaran di TPA ini berupa papan tulis, meja Al-qur’an/iqra, Al-qur’an dan

iqra. Sedangkan alat kelengkapan lainnya adalah buku absensi dan juz amma. Karena

kurangnnya media sebagai sarana prasarana ini, yang menjadi salah satu faktor

penghambat pengembangan intelektual para murid.5

d. Evaluasi

Menurut Nurkancana Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan

proses untuk menentukan nilai dari suatu hal.6

3 Hasil wawancara dengan Ibu Asma Detuage, Guru ngaji TPA Nurul Ikhlas tanggal 1 mei 2019

4 https://belajar psikologi.com/pengertian-mediapem-belajaran/. Tanggal 21 januari 2012

5 Hasil wawancara dengan Ibu Asma Detuage, Guru ngaji TPA Nurul Ikhlas tanggal 1 mei 2019

6 https://www.zonareferensi.com/pengertian-evaluasi. 2 mei 2018

Page 56: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

Evaluasi yang dilakukan di TPA Nurul Ikhlas sebagaimana yang telah dijelaskan

oleh Ibu Asma Detuage bahwa evaluasi di TPA Nurul Ikhlas itu berbeda dengan

evaluasi-evaluasi yang dilakukan disekolah formal. Evaluasi akan dilakukan setiap kali

pertemuan yaitu pada akhir pembelajaran. Evaluasinya berupa pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan materi-materi yang telah dijelaskan selama pengajian berlangsung.

Evaluasi ini dilakukan untuk melatih daya ingat para murid agar mereka bukan hanya

sekedar mendengar akan tetapi bisa mengerti apa yang telah dijelskan sebelumnya.7

e. Kegiatan Belajar Mengajar

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pelaksanaan pembelajaran di TPA Nurul

Ikhlas dimulai pada pukul 15.30 (ba’da ashar). Sebelum kegiatan belajar mengajar

dimulai selalu diawali dengan berdo’a bersama membaca al-fatihah dan do’a sebelum

belajar selanjutnya ketika materi Al-qur’an para santri duduk dengan rapi mengaji

dihadapan guru dan yang belum akan mencatat materi yang akan dibacakan. Setelah

mengaji memembaca tulis Al-qur’an para santri akan malakukan evaluasi sebelum

kegiatan pengajian ditutup. Setelahnya kegiatan belajar mengajar ditutup dengan doa

bersama membaca surah Al-ikhlas, Al-alaq dan An-nass.

Kegiatan yang diselenggarkan di TPA Nurul Ikhlas tidak hanya belajar baca tulis

Al-qur’an saja. Akan tetapi setiap bulan Ramadhan akan ada kegiatan MTQ di

kecamatan, maka kegiatan ini akan digunakan sebagai ajang untuk mengasah

kemampuan para murid selama proses pembelajaran. Prestasi yang pernah diraih oleh

murid di TPA Nurul Ikhlas antara lain:

a. Lomba Tahfaiz

b. Lomba adzan

7 Asma Detuage (guru ngaji TPA Nurul Ikhlas), wawamcara, tanggal 1 mei 2018.

Page 57: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

c. Lomba busana muslim

d. Lomba qasidah

Dari analisis data pembelajaran di TPA Nurul Ikhlas dalam meningkatkan

kemampuan baca tulis Al-qur’an dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi para murid

TPA Nurul Ikhlas dalam membaca huruf hijaiyah dengan metode iqra’ maupun qira’ati

terlihat cukup baik. Prestasi yang telah dicapai oleh para murid tersebut tentunya

dipengaruhi pula oleh bagaimana para guru menerapkan metode tersebut kepada para

muridnya.

Dalam tinjauan teori tentang tujuan umum pengajaran TPA terbagi dua kelompok,

yaitu tujuan pembelajaran materi pokok dan tujuan pembelajaran materi penunjang.

Dalam tujuan pembelajaran materi pokok murid diharapkan mampu membaca huruf

hijaiyah serta potongan-potongan ayat al-qur’an melalui buku iqra’. Sedangkan dalam

tujuan pembelajaran materi penunjang, ada beberapa target pencapaian yang ingin

dicapai setelah proses belajar mengajar berlangsung, antara lain murid dapat menguasai

hafalan do’a dan ayat-ayat pendek, juga mampu membiasakan sikpa dan adab yang baik,

serta memiliki keterampilan menulis huruf arab dengan benar.

Tujuan tersebut menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pengajaran yang

ditetapkan di TPA, termasuk juga TPA Nurul Ikhlas. Dengan adanya tujuan tersebut

kiranya dapat merealisasikan tujuan metode yang digunakan, mempertimbangkan faktor

perbedaaan individual murid, kemampuan guru, kelengkapan fasilitas serta

mempertimbangan segi kelemahan dan kelebihan metode.

Pendidik TPA Nurul Ikhlas desa ipilo juga menyusun dasar dan tujuan yang ingin

dicapai. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawamcara dengan tenaga pengajar di TPA

Page 58: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

tersebut. Latar belakang berdirinya TPA ini dikembangkan menajadi tujuan yang lebih

spesifik yang akan menjadi acuan dari pelaksanaan setiap pendidikan yang ada di

lembaga ini. Dengan harapan Para murid dapat mengenal dan membedakan serta

mengucapkan secara benar huruf-huruf hijaiyah, para murid dapat memahami hukum

bacaan Al-qur’an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, para murid dapat

mempraktikan pengetahuan mereka kedalam kehidupan sehari-hari, para murid dapat

memiliki akhlak yang baik dan dapat mencontoh difat dan perbuatan Rasulullah SAW.

Dengan demikian para tenaga pengajar yang ada dapat mengarahkan para muridnya

kedalam bentuk pembinaan yang berisi pengajaran yang mengarah kearah tersebut.

Guna untuk mencapai hasil yang maksimal, para pemerintah desa memberikan

bantuan dalam melengkapi fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh para murid. Walaupun

masih menggunakan masjid sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran akan

tetapi para murid bisa merasa nyaman dengan keadaan tersebut. Fasilitas pendukung

berupa absensi, catatan pribadi murid dan juga buku tentang keagamaan juga tersedia.

Akan tetapi itu belum berarti kualitas pengajaran akan dicapai dengan mudah, oleh

karenanya pemerintah desa merekrut langsung tenaga pengajar yang ahli dalam bidang

tersebut. dengan demikian agar kiranya dapat mempengaruhi murid agar bisa menguasai

materi dengan mudah.

Dalam penerapan metode iqra’ dan qira’ati, guru di TPA Nurul Ikhlas

melaksanakan penerapan dimana siswa membaca atau mempelajari baca tulis AL-qur’an

dari yang tingakatan yang mudah sampai tingkatan yang paling sempurna hingga

penggunaan tasjid yang benar. Kesalahan yang dilakukan oleh murid ketika membaca

Page 59: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

akan disikapi oleh guru dengan cara memberikan tanda seruan yang mengisyaratkan

nahwa apa yang dibaca masih belum tepat.

Para guru TPA Nurul Ikhlas menyadari bahwa para murid masih memiliki usia 5-

12 tahun yang mana pada usia mereka ini masih kental dengan nuansa bermain maka para

guru juga memberikan selingan dengan bermain sambil belajar. Selain itu juga para guru

dapat menggunakan variasi metode agar murid tidak cepat bosan.

Dari analisa yang dapat disimpulkan berdasarkan data yang diperoleh melalui

pengumpulan data, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa efektifitas pembelajaran di

TPA Nurul Ikhlas dalam Peningkatan baca tulis Al-qur’an cukup efektif dengan

penerapan metode iqraa’ and qira’ati dalam proses pembelajatan sehingga siswa dapat

meningkatkan kemampuan baca tulis AL-qur’an secara baik dan benar.

2. Kendala dan Solusi TPA Nurul Ikhlas

Dalam melakukan segala sesuatu ketika proses belajar mengajar tentunya guru selalu

mengalami yang namanya kendala yang terjadi dan mencari berbagai solusi dalam mengatasi

permasalahan yang terjadi ketika menerapkan baca tulis Al-qur’an.

Peneliti mewawancarai guru ngaji beliau mengatakan bahwa “kendalanya adalah sarana

prasana yang kurang mendukung seperti belum ada bangunan khusus TPA sehingganya masih

menggunakan masjid sebagai tempat pengajian, belum ada penerapan kurikulum, dan masalah

menghadapi anak yang sulit diarahkan”.8

Tambahan dari hasil wawancara diatas juga terkait dengan solusi yang dikatakan oleh

Ibu Asma Detuage bahwa “saya melakukan interaksi dengan kepala desa terkait masalah

sarana prasarana yang kurang agar kiranya kepala desa mau memenuhi permintaan pengadaan

8

Hasil wawancara dengan Ibu Asma Detuage, Guru ngaji TPA Nurul Ikhlas tanggal 1 mei 2019

Page 60: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

kelengkapan sarana prasarana. Saya juga melakukan pendekatan diri dengan orang tua terkait

anak-anak mereka yang sulit diatur agar kiranya dibina dengan baik”.9

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa kendala yang ada di TPA

Nurul Ikhlas adalah sarana prasarana yang kurang mendukung dan anak-anak yang sulit diatur.

Dan solusinya adalah interaksi dengan kepala desa untuk masalah pengadaan sarana prasarana

dan interaksi dengan orang tua terkait masalah anak yang sulit diatur.

9

Hasil wawancara dengan Ibu Asma Detuage, Guru ngaji TPA Nurul Ikhlas tanggal 1 mei 2019

Page 61: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

1

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah membahas laporan hasil penelitian dan menganalisa data yang

diperoleh dari hasil penelitian lapangan di TPA Nurul Ikhlas Desa Ipilo

Kecamatan Gentuma Raya maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

Efektifitas taman pengajian Al-qur’an sebagai lembaga pendidikan Islam

non formal dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-qur’an di desa Ipilo

belum efektif. Hal ini di karenakan adanya kendala yang kurang mendukung

berupa kurangnya sarana prasarana dan masalah siswa yang sulit diatur. Hal

lainnya yang perlu diperhatikan untuk mencapai efektifnya pembelajaran dalam

meningkatkan kemampuan baca tulis Al-qur’an harus memperhatikan metode atau

rancangan dan evaluasi untuk mengontrol kegiatan belajar siswa untuk

mendapatkan hasil yang baik. Dan juga untuk guru ngaji kiranya juga

memerlukan variasi metode atau rancangan pembelajaran yang unik selama proses

pembelajaran agar para murid bisa merasa nyaman selama menerima materi.

Adanya media pembelajaran sebagai alat pendukung dan juga penerapan

metode iqraa dan qira’ati juga menjadi hal yang mempengaruhi efektivitas

pembelejaran baca tulis Al-qur’an di TPA Nurul Ikhlas. Hal lainnya juga

didukung oleh kemampuan guru ngaji dengan pengetahuan yang mereka miliki

dalam penggunaan metode yang dikuasai dengan baik. Kemampuan para guru

Page 62: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

2

dalam penguasaan kelas juga akan mempengaruhi tingkat disiplin murid karena

akan berpengaruh pada tingkat pemahaman yang akan diterima siswa itu sendiri.

B. Saran

1. Kepada para guru ngaji TPA Nurul Ikhlas desa ipilo kecamatan gentuma

raya kiranya dapat meningkatkan kualitas belajar.

2. Kepada masyarakat desa ipilo kecamatan gentuma raya kiranya dapat terus

mendukung program TPA Nurul Ikhlas sebagai pendidikan nonformal

dengan mempercayakan anaknya untuk di didik di lembaga tersebut.

3. Kepada pemerintah kecamatan gentuma raya hendaknya dapat

memberikan perhatiannya melalui bantuan sarana dan prasarana untuk

mendukung proses belajar mengajar.

C Penutup

Alhamdulillahirabbil’alamin. Sebagai hamba Allah sudah sepantasnya kita

memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang

dimiliki penulis, maka sudah sewajarnya apabila terdapat kekurangan, baik berupa

metodologi, sistematika penulisan maupun penggunaan kata. Hal tersebut

bukanlah suatu kesengajaan dari penulis karena penulis telah berusaha

semaksimal mungkin dalam penulisan skripsi ini. Dengan demikian, penulis

dengan rendah hati mengharapkan kritikan yang sifatnya membangun agar

Page 63: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

3

nantinya dapat dijadikan pengatuhan baru dalam hal perbaikan dan

penyempurnaan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi diri penulis pribadi khususnya

dan umumnya untuk inovasi pendidikan dan masyarakat. Amiin.

Page 64: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

4

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah dan Cepi Tranata, Visionary Leadersip Menuju Sekolah Efektif

(Jakarta : Bumi Aksara, 2005)

Ahmad Munjin Nasih, S.Pd,M.Ag., Pendidikan Agama Islam, (Op ceet : 1998)

Chairani Idris dan Tasyirifin Karim, Pedoman Pembinaan dan

Pengembangan TKA/TPA, (Jakarta: Lembaga Pembinaan dan

Pengembangan TKA BKPRMI, 1995)

Dinas Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta :

Balai Pustaka , 1998)

Din Syamsuddin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani (Jakarta:

Kalimah, 2001)

Dr. H. Muh. Arif, M.ag dan Dra. Hj. Munirah, M.pd, Ilmu Pendidikan Islam,

(Gororntalo: Sultan Amai Press IAIN SULTAN AMAI GORONTALO,

2013)

Hery Noer Ali dan Monzier, Watak pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung

Insani, 2000)

H.U Syamsuddin.,dkk, Panduan Kurikulum dan Pengajaran Taman Kanak-kanak

Al-qur’an (TKA) Taman Pendidikan Al-qur’an (TPA), Jakarta:

LPTKA BKPTMI Pusat, 2000)

Page 65: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

5

Human As’ad, Pedoman peneglolaan pembinaan pengembangan; membaca,

menulis, memahami al-qur’an, (Yogyakarta: Litbang LPTQ nasional

Team Tadarus AMM, 1995)

Prof. H. M. Saleh Marzuki, M.Ed, Pendidikan Non formal, (Bandung : P.T

Remaja Rosdakarya, 2010)

Maleong, Lexi J. M.A. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006)

Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: remaja Rosdakarya,

2001)

Rahim Husni, Arah BAru PEndidikan Islam, (Jakarta: logos, 2001)

Saliman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan , Pengajaran dan Umum (Bandung :

Angkasa, 1994)

U.Syamsudin MZ, KEbijakan Umum Penge & Kiat Pengelolaan TK/TP Al-

qur’an, (Jakarta: 1996)

Sulaiman Yusuf dan Santoso Slamet, Pendidikan Luar Sekolah, (Surabaya :

Usaha Nasional, 1981)

Depdiknas RI (2003). Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

pendidikan Nasional, (Jakarta :Depdiknas.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, “Tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Penjelasanya”, (Bandung: Citra Umbara,

2003)

Page 66: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

6

UU Sisdiknas No 20. Tahun 2003, BAB 1 Pasal 1, (Bandung; Citra Umbara)

Jubaidah Matsalikin. Eksistensi Program Baca Al-qur’an Dalam Meningkatkan

Keterampilan Baca Al-qur’an Pada Peserta Didik di SD Integral

Hidayatullah Gorontalo. 2017

Windi, Jurnal Kontribusi Taman pendidikan Al-qur’an Terhadap pencapaian

pembelajaran PAI, 2009

Page 67: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,

BIOGRAFI PENULIS

EFEKTIFITAS TAMAN PENGAJIAN AL-QUR’AN (TPA) SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM NONFORMAL DALAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN DI DESA IPILO KEC. GENTUMA RAYA

KAB. GORONTALO UTARA

Sripuspita Patilima, adalah penulis skripsi ini.

Penulis lahir dari seorang Ibu bernama Linda

Patilima dan seorang ayah bernama

Jamaludin Patiluma. Anak pertama dari 3

bersaudara. Penulis dilahirkan dan dibesarkan

di Desa Ipilo Kec. Gentuma Raya Kab.

Gorontalo Utara pada tanggal 14 Juni 1996.

Penulis menempuh pendidikan di SDN 2 Ipilo

(lulus pada Tahun 2008), kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah

Pertama di MTs. Pondok Pesantren Al-Falah Limboto Barat (lulus pada

tahun 2011), setelah itu melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di

SMA N 1 Atinggola (lulus pada tahun 2014). Hingga akhirnya menempuh

pendidikan perguruan tinggi di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Sultan Amai Gorontalo dan mengambil Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) Strata 1 (S1) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun

akademik 2015.

Page 68: iiipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/BUKU-SKRIPSI...mencatat semua itu sebagai amal jariyah disisi-Nya. Sebagai manusia biasa peneliti dengan ridha Allah Swt menyampaikan,