seminarluka bakar

20
LUKA BAKAR A. Definisi Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001). Fase Luka bakar : A. Fase akut. Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum pada fase ini, seorang penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat relatif life thretening. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut.

Upload: haslinda-linda

Post on 08-Jul-2016

233 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

SEMINAR LUKA BAKAR

TRANSCRIPT

Page 1: SEMINARluka Bakar

LUKA BAKAR

A. Definisi

Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas

melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung.

Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang

mengancam kehidupan.

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan

kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah

RSUD Dr.Soetomo, 2001).

Fase Luka bakar :

A. Fase akut.

Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum pada fase ini, seorang

penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat relatif life thretening. Dalam fase

awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething

(mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat

terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi

saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi

adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut.

Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera

termal yang berdampak sistemik. Problema sirkulasi yang berawal dengan kondisi syok

(terjadinya ketidakseimbangan antara paskan O2 dan tingkat kebutuhan respirasi sel dan

jaringan) yang bersifat hipodinamik dapat berlanjut dengan keadaan hiperdinamik yang

masih ditingkahi denagn problema instabilitas sirkulasi.

B. Fase sub akut.

Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau

kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:

1. Proses inflamasi dan infeksi.

Page 2: SEMINARluka Bakar

2. Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju

epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.

3. Keadaan hipermetabolisme.

C.Faselanjut.

Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan

fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit

berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur

Klasifikasi Beratnya Luka Bakar

Beberapa faktor yang mempengaruhi berat-ringannya injuri luka bakar antara lain

kedalaman luka bakar, luas luka bakar, lokasi luka bakar, kesehatan umum, mekanisme

injuri dan usia

Berikut ini akan dijelaskan sekilas tentang faktor-faktor tersebut di atas:

Kedalaman luka bakar

Kedalaman luka bakar dapat dibagi ke dalam 4 kategori yang didasarkan pada elemen

kulit yang rusak.

Kedalaman Luka Bakar

Page 3: SEMINARluka Bakar

Superficial (derajat I), dengan ciri-ciri sbb:

Hanya mengenai lapisan epidermis. luka tampak pink cerah sampai merah

(eritema ringan sampai berat). Kulit memucat bila ditekan. Edema minimal. Tidak ada

blister. Kulit hangat/kering. Nyeri / hyperethetic. Nyeri berkurang dengan pendinginan.

Discomfort berakhir kira-kira dalam waktu 48 jam. Dapat sembuh spontan dalam 3-7

hari.

Partial thickness (derajat II), dengan ciri sbb.:

Partial tihckness dikelompokan menjadi 2, yaitu superpicial partial thickness dan deep

partial thickness. Mengenai epidermis dan dermis. Luka tampak merah sampai pink

Terbentuk blister. Edema. Nyeri. Sensitif terhadap udara dingin. Penyembuhan luka :

Superficial partial thickness : 14 - 21 hari. Deep partial thickness : 21 - 28 hari

Full thickness (derajat III)

Mengenai semua lapisan kulit, lemak subcutan dan dapat juga mengenai permukaan

otot, dan persarafan dan pembuluh darah.Luka tampak bervariasi dari berwarna putih,

merah sampai dengan coklat atau hitam. Tanpa ada blister. Permukaan luka kering

dengan tektur kasar/keras. Edema. Sedikit nyeri atau bahkan tidak ada rasa nyeri. Tidak

mungkin terjadi penyembuhan luka secara spontan. Memerlukan skin graft. Dapat terjadi

scar hipertropik dan kontraktur jika tidak dilakukan tindakan preventif.

Fourth degree (derajat IV)

Mengenai semua lapisan kulit, otot dan tulang

Page 4: SEMINARluka Bakar

B. Anatomi Fisiologi

Gambar 2. luak bakar superficial partial thickness. Memucat dengan penekanan,biasanya

berkeringat.

Gambar 2. luka bakar dangkal (superfisial) Pada daerah badan dan lengan kanan, luka

bakar jenis ini biasanya memucat dengan penekanan

Page 5: SEMINARluka Bakar

Gambar.3. Luka bakar deep partial thickness. Permukaan putih, tidak memucat dengan

penekanan

Gamabr.4 luka bakar full thickness. Tidak terasa sakit, gambaran putih atau keabu-

abuan.

C. Etiologi

Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi :

Luka Bakar Termal

Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.

Luka Bakar Kimia

Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam

atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang

Page 6: SEMINARluka Bakar

terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi

misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk

keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri,

pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan

luka bakar kimia.

Luka Bakar Elektrik

Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik

yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak,

tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.

Luka Bakar Radiasi

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini

seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber

radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari

akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

4. Manifestasi Klinik

a. Takikardi dan tekanan darah turun

b. Ekstremitas dingin

c. Perubahan tingkat kesadaran

d. Dehidrasi

e. Peningkatan frekuansi panas

f. Pucat

g. Syok hipovolemik

Page 7: SEMINARluka Bakar

5. Patofisiologi Luka Baka

Pada Kulit

Perubahan patofisiologik yang terjadi pada kulit segera setelah luka bakar

tergantung pada luas dan ukuran luka bakar. Untuk luka bakar yang kecil (smaller

burns), respon tubuh bersifat lokal yaitu terbatas pada area yang mengalami injuri.

Sedangkan pada luka bakar yang lebih luas misalnya 25 % dari total permukaan tubuh

(TBSA : total body surface area) atau lebih besar, maka respon tubuh terhadap injuri

dapat bersifat sistemik dan sesuai dengan luasnya injuri. Injuri luka bakar yang luas

dapat mempengaruhi semua sistem utama dari tubuh, seperti :

Sistem kardiovaskuler

Segera setelah injuri luka bakar, dilepaskan substansi vasoaktif (catecholamine,

histamin, serotonin, leukotrienes, dan prostaglandin) dari jaringan yang mengalmi injuri.

Substansi-substansi ini menyebabkan meningkatnya permeabilitas kapiler sehingga

plasma merembes (to seep) kedalam sekitar jaringan. Injuri panas yang secara langsung

mengenai pembuluh akan lebih meningkatkan permeabilitas kapiler. Injuri yang langsung

mengenai memberan sel menyebabkan sodium masuk dan potassium keluar dari sel.

Secara keseluruhan akan menimbulkan tingginya tekanan osmotik yang menyebabkan

meningkatnya cairan intracellular dan interstitial dan yang dalam keadaan lebih lanjut

menyebabkan kekurangan volume cairan intravaskuler. Luka bakar yang luas

menyebabkan edema tubuh general baik pada area yang mengalami luka maupun

jaringan yang tidak mengalami luka bakar dan terjadi penurunan sirkulasi volume darah

intravaskuler. Denyut jantung meningkat sebagai respon terhadap pelepasan

catecholamine dan terjadinya hipovolemia relatif, yang mengawali turunnya kardiac

output. Kadar hematokrit meningkat yang menunjukan hemokonsentrasi dari pengeluaran

cairan intravaskuler. Disamping itu pengeluaran cairan secara evaporasi melalui luka

Page 8: SEMINARluka Bakar

terjadi 4-20 kali lebih besar dari normal. Sedangkan pengeluaran cairan yang normal

pada orang dewasa dengan suhu tubuh normal perhari adalah 350 ml.

Keadaan ini dapat mengakibatkan penurunan pada perfusi organ. Jika ruang

intravaskuler tidak diisi kembali dengan cairan intravena maka shock hipovolemik dan

ancaman kematian bagi penderita luka bakar yang luas dapat terjadi.

Kurang lebih 18-36 jam setelah luka bakar, permeabilitas kapiler menurun, tetapi

tidak mencapai keadaan normal sampai 2 atau 3 minggu setelah injuri. Kardiac outuput

kembali normal dan kemudian meningkat untuk memenuhi kebutuhan hipermetabolik

tubuh kira-kira 24 jam setelah luka bakar. Perubahan pada kardiak output ini terjadi

sebelum kadar volume sirkulasi intravena kembali menjadi normal. Pada awalnya terjadi

kenaikan hematokrit yang kemudian menurun sampai di bawah normal dalam 3-4 hari

setelah luka bakar karena kehilangan sel darah merah dan kerusakan yang terjadi pada

waktu injuri. Tubuh kemudian mereabsorbsi cairan edema dan diuresis cairan dalam 2-3

minggu berikutnya.

Sistem Renal dan Gastrointestinal

Respon tubuh pada mulanya adalah berkurangnya darah ke ginjal dan menurunnya

GFR (glomerular filtration rate), yang menyebabkan oliguri. Aliran darah menuju usus

juga berkurang, yang pada akhirnya dapat terjadi ileus intestinal dan disfungsi

gastrointestia pada klien dengan luka bakar yang lebih dari 25 %.

Sistem Imun

Fungsi sistem immune mengalami depresi. Depresi pada aktivitas lymphocyte,

suatu penurunan dalam produksi immunoglobulin, supresi aktivitas complement dan

perubahan/gangguan pada fungsi neutropil dan macrophage dapat terjadi pada klien yang

mengalami luka bakar yang luas. Perubahan-perubahan ini meningkatkan resiko

terjadinya infeksi dan sepsis yang mengancam kelangsungan hidup klien.

Sistem Respiratori

Page 9: SEMINARluka Bakar

Dapat mengalami hipertensi arteri pulmoner, mengakibatkan penurunan kadar

oksigen arteri dan “lung compliance”.

a. Smoke Inhalation.

Menghisap asap dapat mengakibatkan injuri pulmoner yang seringkali berhubungan

dengan injuri akibat jilatan api. Kejadian injuri inhalasi ini diperkirakan lebih dari 30 %

untuk injuri yang diakibatkan oleh api.

Manifestasi klinik yang dapat diduga dari injuri inhalasi meliputi adanya LB yang

mengenai wajah, kemerahan dan pembengkakan pada oropharynx atau nasopharynx,

rambut hidung yang gosong, agitasi atau kecemasan, tachipnoe, kemerahan pada selaput

hidung, stridor, wheezing, dyspnea, suara serak, terdapat carbon dalam sputum, dan

batuk. Bronchoscopy dan Scaning paru dapat mengkonfirmasikan diagnosis.

Patofisiologi pulmoner yang dapat terjadi pada injuri inhalasi berkaitan dengan

berat dan tipe asap atau gas yang dihirup.

b. Keracunan Carbon Monoxide.

CO merupakan produk yang sering dihasilkan bila suatu substansi organik terbakar.

Ia merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, yang dapat mengikat

hemoglobin 200 kali lebih besar dari oksigen. Dengan terhirupnya CO, maka molekul

oksigen digantikan dan CO secara reversibel berikatan dengan hemoglobin sehingga

membentuk carboxyhemoglobin (COHb). Hipoksia jaringan dapat terjadi akibat

penurunan secara menyeluruh pada kemampuan pengantaran oksigen dalam darah. Kadar

COHb dapat dengan mudah dimonitor melalui kadar serum darah. Manifestasi dari

keracunan CO adalah sbb (lihat tabel 2) :

Tabel 2 : Manifestasi klinik keracunan CO (Carbon Monoxida)

Kadar CO (%) Manifestasi Klinik

5 – 10 Gangguan tajam penglihatan

Page 10: SEMINARluka Bakar

11 – 20

21 – 30

31 – 40

41 – 50

> 50

Nyeri kepala

Mual, gangguan ketangkasan

Muntah, dizines, sincope

Tachypnea, tachicardia

Coma, mati

perineal dapat terkontaminasi oleh urine atau feces. Sedangkan luka bakar yang

mengenai daerah torak dapat menyebabkan tidak adekwatnya ekspansi dinding dada dan

terjadinya insufisiensi pulmoner.

Mekanisme injuri

Mekanisme injury merupakan faktor lain yang digunakan untuk menentukan berat

ringannya luka bakar. Secra umum luka bakar yang juga mengalami injuri inhalasi

memerlukan perhatian khusus.

Pada luka bakar elektrik, panas yang dihantarkan melalui tubuh, mengakibatkan

kerusakan jaringan internal. Injury pada kulit mungkin tidak begitu berarti akan tetapi

kerusakan otot dan jaringan lunak lainnya dapat terjad lebih luas, khususnya bila injury

elektrik dengan voltage tinggi. Oleh karena itu voltage, tipe arus (direct atau alternating),

tempat kontak, dan lamanya kontak adalah sangat penting untuk diketahui dan

diperhatikan karena dapat mempengaruhi morbiditi.

Alternating current (AC) lebih berbahaya dari pada direct current (DC). Ini

seringkali berhubungan dengan terjadinya kardiac arrest (henti jantung), fibrilasi

ventrikel, kontraksi otot tetani, dan fraktur kompresi tulang-tulang panjang atau vertebra.

Pada luka bakar karena zat kimia keracunan sistemik akibat absorbsi oleh kulit

dapat terjadi.

Page 11: SEMINARluka Bakar

Usia

Usia klien mempengaruhi berat ringannya luka bakar. Angka kematiannya

(Mortality rate) cukup tinggi pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun, terutama pada

kelompok usia 0-1 tahun dan klien yang berusia di atas 65 th.

Tingginya statistik mortalitas dan morbiditas pada orang tua yang terkena luka

bakar merupakan akibat kombinasi dari berbagai gangguan fungsional (seperti

lambatnya bereaksi, gangguan dalam menilai, dan menurunnya kemampuan mobilitas),

hidup sendiri, dan bahaya-bahaya lingkungan lainnya. Disamping itu juga mereka lebih

rentan terhadap injury luka bakar karena kulitnya menjadi lebih tipis, dan terjadi athropi

pada bagian-bagian kulit lain. Sehingga situasi seperti ketika mandi dan memasak dapat

menyebabkan terjadinya luka bakar.

Kategori berat luka bakar menurut ABA

Perkumpulan Luka Bakar America (American Burn Asociation/ABA)

mempublikasikan petunjuk tentang klasifikasi beratnya luka bakar. Perkumpulan itu

mengklasifikasikan beratnya luka bakar ke dalam 3 kategori, dengan petunjuknya

seperti tampak dalam tabel berikut

Petunjuk klasifikasi beratnya luka bakar menurut ABA

Luka Bakar Berat

25 % pada orang dewasa

25 % pada anak dengan usia kurang dari 10 tahun

20 % pada orang dewasa dengan usia lebih dari 40 tahun

Luka mengenai wajah, mata, telinga, lengan, kaki, dan perineum yang

mengakibatkan gangguan fungsional atau kosmetik atau menimbulkan disabiliti.

Page 12: SEMINARluka Bakar

LB karena listrik voltage tinggi

Semua LB dengan yang disertai injuri inhalasi atau truma yang berat.

Luka Bakar Sedang

15-25 % mengenai orang dewasa

10-20 % pada anak usia kurang dari 10 tahun

10-20 % pada orang dewasa usia lebih dari 40 tahun

6. Komplikasi

- Hipoksia

- Syok Hipovolemia

- Ketidakseimbangan Elektrolit

- Asidosis Metabolik

- Sindrom Kompartemen

- Paralitik Ileus

- Ulkus Curling’s

- Selulitis

- Septikemia

7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan laboratorium dasar akan meliputi pemeriksaan gula darah, BUN (blood

ures nitrogen), creatini, elektrolit serum, dan kadar hematokrit. Kadar gas darah arteri

(analisa gas darah), COHb juga harus diperiksa, khususnya jika terdapat injuri inhalasi.

Tes-tes laboratorium lainnya adalah pemeriksaan x-ray untuk mengetahui adanya fraktur

atau trauma lainnya mungkin perlu dilakukan jika dibutuhkan. Monitoring EKG terus

menerus haruslah dilakukan pada semua klien dengan LB berat, khususnya jika

disebabkan oleh karena listrik dengan voltase tinggi, atau pada klien yang mempunyai

riwayat iskemia jantung atau dysrhythmia

8. Penatalaksanaan Medis

Page 13: SEMINARluka Bakar

1. Resusitasi A, B, C.

a. Pernafasan:

1. Udara panas à mukosa rusak à oedem à obstruksi.

2. Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin à

iritasi à Bronkhokontriksi à obstruksi à gagal nafas.

b. Sirkulasi:

gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra

vaskuler à hipovolemi relatif à syok à ATN à gagal ginjal.

2. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.

3. Resusitasi cairan à Baxter.

Dewasa : Baxter.

RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.

Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:

RL : Dextran = 17 : 3

2 cc x BB x % LB.

Kebutuhan faal:

<>

1 – 3 tahun : BB x 75 cc

3 – 5 tahun : BB x 50 cc

Page 14: SEMINARluka Bakar

½ à diberikan 8 jam pertama

½ à diberikan 16 jam berikutnya.

Hari kedua:

Dewasa : Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin.

( 3-x) x 80 x BB gr/hr

100

(Albumin 25% = gram x 4 cc) à 1 cc/mnt.

Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.

4. Monitor urine dan CVP.

5. Topikal dan tutup luka

Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.

Tulle.

Silver sulfa diazin tebal.

Tutup kassa tebal.

Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.

6. Obat – obatan:

o Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang <>

o Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil

kultur.

o Analgetik : kuat (morfin, petidine)

Page 15: SEMINARluka Bakar

o Antasida : kalau perlu