seminar proposal
DESCRIPTION
skripsiTRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI DENGAN STATUS PSIKOSOSIAL REMAJA
DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN(Kajian pada remaja SMA di daerah Sleman, Yogyakarta)
Disusun oleh : Muhammad Eldo Fadzhani
10/297476/KG/8641
Pembimbing IPembimbing I ::drg. JCP. Heryumadrg. JCP. Heryumannii S. S., MS., Sp.Ort, MS., Sp.Ort.(K) .(K) Pembimbing IIPembimbing II :drg. Dyah Karunia, Sp.Ort:drg. Dyah Karunia, Sp.Ort
Masalah kesehatan gigi dan
mulut remajaMaloklusi
Dampak psikososial Tempat tinggal
DAI
PIDAQ
Persepsi
1. Apakah terdapat hubungan antara tingkat keparahan maloklusi dan status psikososial remaja di perkotaan?2. Apakah terdapat hubungan antara tingkat keparahan maloklusi dan status psikososial remaja di pedesaan?3. Apakah terdapat perbedaan hubungan antara di perkotaan dan pedesaan?
Keaslian PenelitianKeaslian Penelitian
Tingkat keparahan maloklusi remaja berdampak pada psikosisal seiring dengan keparahan
maloklusi
Persepsi penampilan gigi berbeda pada remaja di kota dan desa
Penelitian Bellot-Arcis dkk. (2013)
Penelitian Elham (2005)
Tujuan PenelitianTujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :1. Hubungan antara tingkat keparahan maloklusi dan status psikososial remaja di perkotaan.2. Hubungan antara tingkat keparahan maloklusi dan status psikososial remaja di pedesaan.3. Perbedaan hubungan antara di perkotaan dan pedesaan.
Maloklusi adalah oklusi gigi yang menyimpang dari normal.
Oklusi dalam pengertian sederhana adalah penutupan rahang beserta gigi atas dan bawah.
(Rahardjo, 2008)
Maloklusi
Menilai komponen fisik dan estetika maloklusi dalam satu hasil, sedangkan indeks pengukuran yang lain melakukan evaluasi terhadap komponen fisik dan estetika secara terpisah.
(Khanehmasjedi dkk., 2013)
Dental Aesthetic Indeks
Masa transisi seorang anak menjadi orang dewasa yang merupakan fase dinamis dalam perkembangan manusia.
(Cohen, 2014)
Remaja
1.Perkembangan fisik2.Perkembangan kognitif
(Ruffin, 2009)3. Perkembangan emosional
(Cohen, 2014)
Perkembangan Remaja
Hartley menjelaskan psikososial adalah cabang ilmu sosial yang berusaha untuk memahami perilaku seseorang dalam hubungan interaksi sosial
(Walgito, 2003)
Psikososial
Perkembangan psikososial remaja dapat ditandai dengan:-pengembangan otonomi-identitas diri-orientasi mengenai masa depan.
(Chien-Tie, 2010)
Psikososial Remaja
Perubahan psikososial remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : -Remaja awal (12-14 tahun)-Remaja pertengahan (15-17 tahun)-Remaja akhir ( 18 tahun keatas)
(Batubara, 2010)
Psikososial Remaja
Tingkat keparahan maloklusi akan semakin memperparah psikososial remaja yang berpengaruh pada kepercayaan diri dan kehidupan sosial remaja. Kondisi gigi anterior yang protrusif dan crowding memiliki permasalahan psikososial lebih tinggi dibandingkan kondisi maloklusi yang lain.
(Bellot-Arcis dkk., 2013) Terdapat hubungan antara tingkat keparahan maloklusi dengan psikososial. Permasalahan gigi anterior akan mempengaruhi estetika yang berdampak kepada ketidakpuasaan terhadap penampilan diri.
(Sardenberg dkk., 2011)
Hubungan Psikososial & Maloklusi
Alat ukur untuk memberikan informasi dari salah satu aspek Oral Health Related Quality of Life (OHRQol) yang dirancang menilai dampak psikososial estetika gigi pada remaja.
(Bellot-arcis, 2013)Butir pertanyaan yang digunakan pada PIDAQ diidentifikasi menjadi empat faktor, yaitu Dental Self Confidence, Social Impact, Pscyhology Impact, dan Aesthetic Concern.
( Klages dkk., 2006)
PIDAQ
Tempat Tinggal
Perkotaan Pedesaan
kawasan yang mempunyai kegiatan utamanya pertanian
kawasan yang mempunyai kegiatan
utamanya bukan pertanian
1. Terdapat hubungan antara tingkat keparahan maloklusi dengan psikososial
remaja di perkotaan.
2. Terdapat hubungan antara tingkat keparahan maloklusi dengan psikososial
remaja di pedesaan.
3. Terdapat perbedaan status psikososial antara remaja di perkotaan dan pedesaan
Penelitian yang mengukur variabel pengaruh dan
variabel terpengaruh dalam satu waktu
Rancangan cross sectional
Penelitan analitik
Pelajar SMA yang mengalami kondisi maloklusi di perkotaan dan pedesaan Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Batasan Populasi
Besar sampel minimal dalam penelitian ini di daerah perkotaan :
>> = 187
Besar Sampel
Kriteria inklusi:
a.Bersedia menjadi subjek penelitian.b.Usia subjek antara 15-18 tahun.c.Subjek belum pernah dan tidak sedang menjalani perawatan ortodontik
Pengambilan sampel Teknik purposive sampling
1. Variabel pengaruh: Maloklusi
2. Variabel terpengaruh:Status psikososial
3.Variabel terkendali:- usia (15-18 tahun)- tempat tinggal (kota/desa)- belum pernah dan tidak sedang menjalani
perawatan ortodontik
4.Variabel tak terkendali:-jenis kelamin - relasi molar- pengetahuan tentang perawatan ortodontik- etnik
Variabel Definisi Alat Ukur Skala data
Maloklusi oklusi gigi yang menyimpang dari normal
DAI Interval
Psikososial setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik
PIDAQ Interval
Perkotaan kawasan yang kegiatan utamanya bukan pertanian
UU No. 34 tahun 2009
Nominal
Pedesaan kawasan yang kegiatan utamanya adalah pertanian
UU N0.6 tahun 2014
Nominal
Bahan dan Alat PenelitianBahan dan Alat Penelitian
- Blanko informed consent- Blanko identitas subjek penelitian
Bahan penelitian
- Kaca mulut- Kapas- Alat diagnostik- Alat tulis- Alkohol 70%
Alat penelitian
Alat Ukur PenelitianAlat Ukur Penelitian
DAI
API = gigi berjejal pada area gigi incisalESP = celah gigi pada area gigi incisal DI = diastema incisal DMXA = gigi anterior rahang atas yang tidak beraturan DMDA = gigi anterior rahang bawah yang tidak beraturan OMXA = overjet pada gigi anterior rahang atas OMDA = overjet pada gigi anterior rahang bawah MAA = openbite pada gigi anterior RMAP = relasi molar
Klasifikasi keparahan maloklusi :Ringan ≤ 25Sedang 26-30Berat 31-35Sangat berat ≥ 36
pengukuran aspek fisik dan estetika,termasuk persepsi diri sendiri mengenai penampilan gigi
DAI = (missing teeth x 6) + (API) + (ESP) + (DI x 3) + (DMXA) + (DMDA) + (OMXA x 3) + (OMDA x 4) + (MAA x 4) + (RMAP x 3) + 13
Alat Ukur PenelitianAlat Ukur Penelitian
PIDAQinstrumen atau alat ukur psikometrik yang dapat mengukur dampak psikososial dari
estetika
Estetika gigi
Dampak sosial Dampak psikologis
Kepercayaan Diri
Tahap Pra Penelitian
Pengambilan 30 sampel pra penelitian
Dilakukan pengisian kuisioner PIDAQ
Uji validitas dan reabilitas kuisioner
Mengurus ethical clearance dan ijin penelitian
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan sampel
Pengisian informed consent dan blanko identitas
Mengukur keparahan maloklusi dan status psikososial
Analisis data
Hasil dan Pembahasan
• Kekuatan hubungan dua variabel dapat dibagi dalam 5 area sebagai berikut:
• r = 0,00 – 0,199 tidak ada hubungan• r = 0,20 – 0,399 hubungan lemah• r = 0,40 – 0,599 hubungan sedang• r = 0,60 – 0,799 hubungan kuat• r = 0,80 – 1,00 hubungan sangat
kuat/sempurna • (Dahlan, 2011)
Korelasi Pearson Product Moment