seminar proposal

Upload: reza-irsan-utama

Post on 14-Jul-2015

168 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumen saat ini sudah mengarah pada gaya hidup yang selanjutnya akan menentukan pilihan-pilihan terhadap suatu barang dan jasa kemudian akan menjadikan seseorang berubah menjadi konsumtif. Konsumen pada umumnya lebih menyukai produk-produk yang kreatif dan inovatif sehingga menuntut suatu perusahaan untuk mampu menciptakan suatu produk yang berbeda yang dapat dilihat dari segi bentuk dan fungsi produk tersebut. Dengan adanya produk-produk yang lebih berkualitas dan bermanfaat sesuai dengan

perkembangan yang ada sehingga menarik minat beli konsumen. Faktor-faktor gaya hidup konsumen sering dianggap remeh oleh para pemasar, mereka hanya memahami konsumen lewat pengalaman penjualan seharihari. Namun pertumbuhan perusahaan dan pasar telah menjauhkan banyak para pemasar dari kontak langsung dengan pelanggan, memahami faktor-faktor gaya hidup konsumen merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam mempengaruhi perilaku keputusan konsumen agar dapat menjatuhkan pilihan untuk membeli yang dipengaruhi oleh karakteristik gaya hidup yaitu aktivitas, minat, dan pendapat. Gaya hidup yang merupakan bagian dari perilaku konsumen juga mempengaruhi tindakan konsumen dalam melakukan pembelian. Keputusan pembelian konsumen tidak terlepas dari gaya hidup mereka yang ingin membeli

1

produk yang bermanfaat dan mempunyai kualitas yang baik. Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh karakteristik gaya hidup yaitu aktivitas dimana seseorang melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhannya seperti pekerjaan, hobi, belanja, hiburan, olahraga, dan minat seseorang berdasarkan keinginan terhadap produk yang diinginkan, serta pendapat atau pandangan seseorang terhadap produk yang akan dibeli sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu setiap konsumen mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam mengambil keputusan pembelian. Masyarakat Kota Pekanbaru merupakan masyarakat yang modern, hal ini dapat dilihat dari gaya hidup masyarakatnya yang selalu update memakai produkproduk yang baru seperti kendaraan bermotor dan alat-alat elektronik. Hal paling baru sekarang adalah tablet PC yang banyak dipakai oleh kalangan anakanak,remaja, dan dewasa untuk jejaringan sosial, chatting, game, dan lainnya. Salah satu tablet PC yang terkenal dan lebih diminati oleh sebagian besar masyarakat Kota Pekanbaru adalah iPad. Hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini berdasarkan obervasi awal terhadap 10 orang yang memiliki tablet PC sebagai berikut: Tabel 1. Tablet PC yang dimiliki oleh 10 responden Responden 1 2 3 Tablet PC yang dimiliki iPad iPad Galaxy Tab

2

4 5 6 7 8 9 10

iPad Playbook Blackberry Galaxy Tab iPad Galaxy Tab iPad iPad

Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa dari 10 orang masyarakat Kota Pekanbaru yang memiliki tablet PC, iPad lebih diminati oleh masyarakat Kota Pekanbaru. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian iPad di Kota Pekanbaru.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Aktivitas terhadap keputusan pembelian iPad di Kota Pekanbaru ? 2. Bagaimana pengaruh Minat terhadap keputusan pembelian iPad di Kota Pekanbaru ? 3. Bagaimana pengaruh Opini/Pendapat terhadap keputusan pembelian iPad di Kota Pekanbaru ?

3

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Aktivitas terhadap keputusan pembelian iPad di Kota Pekanbaru. 2. Untuk mengetahui pengaruh Minat terhadap keputusan pembelian iPad di Kota Pekanbaru. 3. Untuk mengetahui pengaruh Opini/Pendapat terhadap keputusan

pembelian iPad di Kota Pekanbaru.

1.4. Manfaat Penelitian Yang dapat diambil dari penelitian adalah sebagai berikut : Untuk melatih diri dalam menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah terhadap persoalan yang dihadapi secara ilmiah. Untuk memberi masukan dan sumbangan bagi pihak manajemen perusahaan mengenai perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian. Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Hidup Menurut Kasali (2002 : 91) Gaya Hidup mengacu pada suatu pola konsumsi yang mencerminkan pilihan seseorang terhadap berbagai hal serta bagaimana menghabiskan waktu dan uangnya. Nugroho J.S (2003 : 148) mendefinisikan gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (keterkaitan) dan apa yang mereka perkirakan tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitarnya (pendapat). Menurut Sunarto (2000 : 103) gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang untuk memahami kekuatan-kekuatan ini kita harus mengukur dimensi AIO utama konsumen-activities (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan sosial), interest (makanan, mode, keluarga, rekreasi), opinion (mengenai diri mereka sendiri, masalah-masalah sosial, bisnis, produk). Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial ataupun kepribadian seseorang.

Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilainilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang

5

terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan. Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan

konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu. Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut. Menurut Simmamora Henry (2000 : 114-115) mengkategorikan Gaya Hidup menjadi dua bagian : 1. Gaya Hidup Normatif (normative life style) menggambarkan pengharapan cultural tersebut dibebankan kepada individu-individu oleh masyarakat mereka dan merajuk kepada system nilai ekonomi dan konsumen sebuah masyarakat. System nilai ini terdiri atas pengaruh system gabungan dari agama suatu masyarakat dan sikapnya tahap pembangunan ekonomi, hokum dan sebagainya. 2. Gaya Hidup Pribadi (personal Life style) merajuk kepada keyakinan individu tentang aktivitas konsumen individu di dalam kultur atau sub kultur mereka. Hal-hal seperti perilaku berbelanja, kesadaran harga dan keterlibatan keluarga dan proses pembelian terwujud akibat dari gaya hidup pribadi, sikap

6

psikologis pengalaman situasi social dan ekonomi yang spesifik, lingkungan fisik dan yang lainnya. Menurut Kasali (2001 : 226-227), mengemukakan bahwa para peneliti pasar menganut pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel-variabel yaitu aktivitas, interest (minat), dan pendapat (pandangan-pandangan). Menurut Simmamora Henry (2000 : 114-115) gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam hal : 1. 2. 3. Bagaimana Mereka menghabiskan waktunya. Minat mereka, apa yang dianggap penting di sekitarnya. Pandangan-pandangannya baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap orang lain. 4. Karakter-karakter pasar seperti yang telah Mereka lalui dalam kehidupan, penghasilan, pendidikan dan dimana Mereka tinggal. Menurut Kasali (2001 : 226-227), Komponen-komponen segmentasi gaya hidup dalam bentuk aktifitas, interest dan opini dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Dimensi Gaya Hidup Menurut Kasali

AKTIVITAS Setelah bekerja Hobi Peristiwa Sosial Liburan

INTEREST Keluarga Rumah Pekerjaan Komunitas

OPINI Diri Mereka Sendiri Masalah-masalah sosial Politik Bisnis

7

Hiburan Anggota Club Komunitas Belanja Olahraga Sumber : Kasali (2001)

Rekreasi Pakaian Makanan Media Prestasi

Ekonomi Pendidikan Produk Masa depan Budaya

Menurut Nugroho J.S (2003 : 148) gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan) apa dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat lainnya, bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat.

Menurut Sunarto (2003 : 103), Gaya hidup atau life style adalah pola kehidupan seseorang untuk memahami kekuatan-kekuatan ini kita harus mengukur dimensi AIO utama konsumen aktivitas (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan social), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), pendapat (mengenai diri mereka sendiri, masalah-masalah social, bisnis, produk).

Menurut John C. Mowen dan Michael Minor (2003) Gaya Hidup merupakan :

8

Aktivitas adalah meminta kepada konsumen untuk mengidentifikasikan apa yang mereka lakukan, apa yang mereka beli dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka.

Minat adalah memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen. Opini adalah menyelidiki pandangan dan perasaan mengenai topik-topik peristiwa dunia, local, moral ekonomi dan social. Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas social ataupun

kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola prilaku seseorang dan interaksinya di dunia. Dari definisi para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gaya hidup adalah suatu trend yang selaras dengan kehidupan yang mereka anggap penting dalam lingkungannya serta mempengaruhi pola pikir serta tingkah laku mereka. Lamb, et all (2002 ; 293) segmentasi gaya hidup membagi orang kedalam kelompok-kelompok menurut cara mereka menghabiskan waktunya, dan hal-hal penting lainnya yang berada di sekitar mereka apa yang mereka percaya dan yakini, serta karakteristik sosial ekonomi seperti pendapatan dan pendidikan. Klasifikasi gaya hidup berdasarkan tipologi values and lifestyle dari Stanford research internasional (Kotler & Armstrong, 1998 : 151 152) yaitu : 1. Actualizes : Orang dengan pendapat paling tinggi dengan demikian banyak sumber daya yang dapat mereka sertakan dalam salah satu atau semua orientasi diri. 2. Fulfilled : Profesional yang matang, bertanggung jawab,

berpendidikan tinggi. Mereka berpendapat tinggi, tetapi

9

termasuk konsumen yang praktis dan berorientasi pada nilai. 3. Believers : Konsumen konservatif, kehidupan mereka terpusat pada keluarga, agama, masyarakat dan bangsa. 4. Achievers : Orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan, konservatif dalam politik yang mendapatkan kepuasan dari pekerjaan dan keluarga mereka. Mereka menghargai otoritas dan status quo, serta dan menyukai produk dan jasa terkenal yang memamerkan sukses mereka. 5. Strivers : Orang dengan nilai-nilai yang serupa dengan achievers tetapi sumber daya ekonomi, sosial, dan psikologinya lebih sedikit 6. Experiences : konsumen yang berkeinginan besar untuk menyukai hal-hal yang baru 7. Makers : orang yang suka mempengaruhi lingkungan mereka dengan cara yang praktis. 8. Strugglers : orang yang berpenghasilan paling rendah dan terlalu sedikit sumber dayanya untuk dimasukkan kedalam orientasi konsumen yang manapun dengan segala keterbatasannya, mereka cenderung menjadi konsumen yang loyal pada merek. Menurut Nugroho J.S (2003:152-153) gaya hidup yang berkembang di masyarakat merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri.

10

Untuk memahami bagaimana gaya hidup, sekelompok masyarakat diperlukan program atau instrumen untuk mengukur gaya hidup yang berkembang SRI Internasional telah mengembangkan program untuk mengukur gaya hidup ditinjau dari aspek kultur yaitu: 1. Outer directed, merupakan gaya hidup konsumen yang jika dalam membeli suatu produk harus sesuai dengan nilai-nilai dan normanorma tradisional yang telah terbentuk. 2. Inner direct, yaitu konsumen yang membeli produk untuk memiliki sesuatu dan tidak terlalu memikirkan norma-norma budaya yang berkembang. 3. Need driven yaitu kelompok konsumen yang membeli sesuatu didasarkan atas kebutuhan dan bukan keinginan. Nugroho J.S (2003 : 44) mengemukakan value and lifestyle

mengelompokkan manusia menurut bagaimana mereka menghabiskan waktu dan uang. Klasifikasi membagi konsumen ke dalam : 1. Pembeli berorientasi prinsip yang membeli berdasarkan pada pandangan mereka mengenai dunia. 2. Pembeli berorientasi status yang membeli berdasarkan pada tindakan dan opini orang lain. Pembeli berorientasi tindakan yang dikendalikan oleh keinginan mereka dan aktivitas, variasi dan pengambilan resiko

11

2.2 Keputusan Pembelian Konsumen Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan. Beberapa peran dalam keputusan membeli: a. Pemrakarsa orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan membeli produk atau jasa tertentu. b. Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan membeli. c. Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau di mana membeli. d. e. Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa. Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek, yaitu: a. Tingkah laku membeli yang komplek b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.

12

c. Tingkah laku membeli yang mencari variasi d. Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.

Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut: a. Tingkah laku membeli yang kompleks Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif masing-masing, dan mengenai apa yang ditawarkan merk tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak. b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.

13

c.

Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli. Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan sikap tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan

pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi. Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk. d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi

14

Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti. Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alas an untuk mencoba sesuatu yang baru. Pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses yang merupakan bauran antara adanya kebutuhan terhadap suatu produk dengan adanya rangsangan dari luar dengan mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Menurut Kotler (2002 : 200) ada berbagai peranan yang dimasukkan orang dalam keputusan pembelian yaitu : 1. Initiator (pemarkarsa) adalah orang yang pertama-tama memberikan saran atau ide untuk membeli produk atau jasa tertentu. 2. Influencer (pemberi pengaruh) adalah orang yang pandangan atau nasehatnya mempengaruhi keputusan. 3. Decider (Pengambilan keputusan) orang yang pandangan atau nasehatnya mempengaruhi keputusan pembelian : apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau dimana membelinya. 4. Buyers (pembeli) adalah orang yang melakukan pembelian nyata.

15

5. Users (pemakai) adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa. Menurut Tjiptono (2000 : 130) keputusan pembelian pada umumnya konsumen akan membeli merek yang paling disukainya, namun tindakan pembelian aktual tidak selalu pasti sama dengan yang direncanakan. Ada dua faktor penghalang diantara minat pembelian dan keputusan. Menurut Kotler dan Armstrong (1998 : 36) mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan tingkah laku setelah pembelian. Pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen, yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali. Menurut Kotler (2002 : 24) keputusan pembelian dihasilkan melalui rangsangan pemasaran dan lingkungan yang masuk ke dalam kesadaran pembeli karakteristik dan proses pengembalian keputusan tertentu.

16

Menurut Kotler (2002 : 47) tahap-tahap dalam melakukan proses keputusan pembelian oleh konsumen dapat disajikan pada gambar 2.1 sebagai berikut :

Sumber : Kotler (1998) Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian : a. Kebutuhan yang dirasakan Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan yang nyata dengan keadaan yang diinginkan. b. Kegiatan sebelum membeli Konsumen yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi atas produk dan jasa yang dilihatnya. c. Keputusan untuk membeli Keputusan seorang konsumen untuk membeli lahir setelah pertimbangan akan beberapa atribut dengan bobot-bobot yang berbeda. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh sikap dan pendirian orang lain dan faktor situasi yang diharapkan. d. Perilaku waktu pemakai Setelah membeli suatu produk seorang konsumen mungkin menemukan suatu kekurangan atau cacat. Konsumen bisa saja melakukan pembelian kembali atau berhenti. e. Perasaan setelah membeli

17

Setelah pembelian produk, konsumen juga akan mengalami suatu tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. 2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu Berdasarkan jurnal dari Silvya L. Mandey dengan judul Pengaruh Faktor Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh aktivitas, minat, pendapat/opini terhadap keputusan pembelian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Adapaun variabel yang diteliti adalah aktivitas sebagai variabel X1, minat sebagai variabel X2, opini sebagai variabel X3, dan keputusan pembelian sebagai variabel Y. Berdasarkan hasil analisis regresi Y = 1,562 + 0,155 X1 + 0,111 X2 + 0,436 X3. Hubungan antara keputusan pembelian sepatu Edward Forrer Manado dengan aktivitas, minat, dan opini/pendapat positif. Hal ini dinyatakan dengan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,490. Besarnya sumbangan aktivitas,minat, dan opini/pendapat terhadap keputusan pembelian sepatu Edward Forrer Manado ditunjukan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,163 atau 16,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ke tiga variabel gaya hidup, hanya variabel opini yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji t hitung sebesar 2,793 pada signifikansi 0.008 lebih kecil dari nilai kritis alpha 0,05. Hal ini berarti hipotesis null (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian maka hipotesis pada penelitian ini yang menyatakan bahwa faktor opini berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian diterima.

18

2.4 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan kerangka berfikir dalam

mengembangkan hubungan antara konsep yang akan diteliti. Berangkat dari latar belakang masalah dan kajian teoritis, maka kerangka konseptual dapat dilihat sebagai berikut :

Aktivitas (X1)

Minat (X2)

Keputusan Pembelian (Y)

Opini/Pendapat (X3)

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga Aktivitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian iPad di Kota Pekanbaru. 2. Diduga Minat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian iPad di Kota Pekanbaru. 3. Diduga Opini/Pendapat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian iPad di Kota Pekanbaru.

19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek tertentu dengan tujuan untuk membuat diskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta sifat-sifat hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nasir, 2003:54). Ditinjau dari segi masalah yang diteliti, teknik yang digunakan dalam penelitian deskriptif dibagi dalam berbagai jenis yaitu : metode survei, metode deskriptif berkesinambungan, penelitian studi kasus, penelitian tindakan, dan penelitian perpustakaan dan dokumenter (Nasir, 2003:55). Sehingga penulis menggunakan metode survei yaitu suatu penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta dan gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual (Nasir, 2003:56). 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Yang dimaksud dengan populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian ini dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena dan lain-lain (Kontur, 2003:137).

20

Populasi dalam pengertian yang lain dikemukakan oleh Hasan (2002:98) adalah populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah konsumen yang telah membeli iPad dan berada di Kota Pekanbaru 3.2.2 Sampel Penelitian dilakukan terhadap 100 responden yang diambil dari populasi yang telah membeli iPad dan berada di kota Pekanbaru. 3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data Dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan angket yang merupakan suatu bentuk penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang. Jenis data dalam penelitian ini adalah : 3.3.1 Data Primer Dalam pengumpulan data ini menggunakan angket yakni pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah daftar pertanyaan kepada semua responden. Atau dalam penelitian lain adalahsejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2002:128). Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang telah membeli iPad.

21

3.4 Defenisi dan Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini akan dibahas menyangkut beberapa variabel yang diperkirakan mempengaruhi yaitu : - Aktivitas (X1 ) adalah aktivitas konsumen untuk mengidentifikasikan apa yang merka lakukan, apa yang mereka beli dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka. Variabel ini akan diukur melalui indikatorindikator sebagai berikut : 1. Pekerjaan responden 2. Hobi responden 3. Aktivitas responden di luar rumah - Minat (X2) adalah berdasarkan kegiatan atau kesukaan konsumen terhadap produk Apple yang bernama iPad. Variabel ini akan diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut : 1. Sangat suka dengan produk yang ditawarkan 2. Produk yang ditawarkan sangat sesuai dengan kebutuhan konsumen 3. Produk yang ditawarkan sangat berkualitas - Opini/Pendapat (X3 ) adalah pandangan seseorang terhadap produk yang akan dibeli. Variabel ini akan diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut : 1. Memiliki tablet PC yang bermerek merupakan gaya hidup seseorang 2. Produk yang ditawarkan bervariasi

22

3. Harga tablet PC (iPad) - Keputusan Pembelian (Y) adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian. 3.5 Metode Analisa Data Salah satu teknik statistik yang dipergunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah uji regresi berganda. Tujuan melakukan uji regresi berganda dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dimensi keputusan pembelian dengan persamaan : Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Dimana : a Y b X1 X2 X3 e = Konstanta = Keputusan Pembelian = Koefisien Regresi Masing-masing Variabel = Aktivitas = Minat = Pendapat = Term Error

Seiring dengan kemajuan teknologi komputer, perhitungan regresi berganda sangat mudah dilakukan walaupun variabel dan datanya banyak. Namun, regresi berganda dengan dua prediktor sapat dibahas secara manual. Regresi berganda tiga prediktor atau lebih, dapat dianalisa dengan komputer.

23

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Jakarta. Kasali, Rhenald. 2001. Membidik Pasar Indonesia; Segmentasi Targeting dan Positioning. Cetakan Kelima, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kontur, Ronny. 2003. Metodologi Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. PPM, Jakarta. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Penerbit ANDI, Yogyakarta Kotler, Philip., Gary Armstrong. 1998. Marketing and Introduction. Edisi Ketiga, By Prentice Hall Inc, New Jersey. Lamb, Charles., W, Hair, Joseph P., Mc. Daniel, Carl. 2001. Pemasaran. Terjemahan, Jilid I Salembe Empat, Jakarta. Nasir, Muhammad. 2003. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Nugroho J. Setiadi. 2003. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Edisi I, Penerbit Prenada Media, Jakarta. Silva L. Mandey. 2009. Pengaruh Faktor Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Vol 6 NO. 1 100. Simammora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Edisi I, Jilid I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Sunarto. 2000. Pemasaran. BPFE UST, Yogyakarta.

24

Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbit Andi, Jakarta.

25