seminar makalah statistika

Upload: dvi-setiawan

Post on 09-Mar-2016

24 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Makalah Statistika

TRANSCRIPT

SEMINAR MAKALAH PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP ETOS KERJA PROFESIONAL SERTA KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN JASA KONSULTAN Dibuat Sebagai Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Statistika dan Manajemen Konstruksi Disusun oleh Kelompok 1 Angkatan 08HERI SUHERLAN : B2021511RB1001DINA CAHYADI: B2021511RB1002DARMONO SARJO : B2021511RB1003DEVI SETIAWAN : B2021511RB1004IMAN HIDAYAT: B2021511RB1005

DOSEN PENGAMPUH : Drs.Tia Sugiri, ST.MPd.

MAGISTER TEKNIK SIPILPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP2016

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP ETOS KERJA PROFESIONAL SERTA KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN KINERJAPERUSAHAAN JASA KONSULTAN

AbstrakTujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh budaya perusahaan terhadap etos kerja profesional serta kaitannya dengan peningkatan kinerja perusahaan jasa konsultan. Metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan metode survei melalui penyebaran kuesioner kepada responden pada perusahaan PT. PPA Consultants. Terhadap instrumen dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Sedangkan pengujian selanjutnya adalah uji normalitas untuk pengujian regresi linier sederhana dan korelasi.Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang kuat antara budaya perusahaan dan etos kerja profesional, yang menunjukkan semakin kuat budaya perusahaan maka semakin tinggi penerapan etos kerja profesional. Keterkaitannya dengan peningkatan kinerja perusahaan ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ROI dan ROE selama periode 5 tahun terakhir.Kata Kunci: Budaya Perusahaan, Etos Kerja Profesional, Kinerja Perusahaan.

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Etos Kerja Profesional Serta Kaitannya Dengan Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konsultan.Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Cianjur, Januari 2016

Penyusun

Daftar Isi

Abstrak1

Kata Pengantar2

Daftar Isi3

Daftar Tabel4

PENDAHULUAN5

Identifikasi Masalah6

Batasan Masalah6

Rumusan Masalah6

Tujuan Penelitian7

Manfaat Penelitian7

HASIL DAN PEMBAHASAN8

Deskripsi Responden8

Deskripsi Data Hasil Penelitian9

Pengujian Validitas 9

Pengujian Reliabilitas9

Pengujian Normalitas10

Analisis Data10

Deskripsi Data Budaya Perusahaan 10

Deskripsi Data Etos Kerja Profesional12

Hubungan Budaya Perusahaan dan Etos Kerja Profesional13

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI16

Kesimpulan 16

Implikasi Penelitian 17

Implikasi Manajerial17

Daftar Pustaka18

Daftar Tabel

Tabel 1. Komposisi Responden Menurut Usia8

Tabel 2. Hasil Pengujian Reliabiltas Data10

Tabel 3. Hasil Pengujian Normalitas Data10

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Budaya Perusahaan11

Tabel 5. Frekuensi Responden Tentang Budaya Perusahaan11

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Etos Kerja Profesional12

Tabel 7. Frekuensi Responden Tentang Etos Kerja Profesional13

Tabel 8. Keluaran Analisis Regresi dan Korelasi14

Tabel 9. Nilai Aktiva dan Laba PT. PPA Consultants Tahun 2004-200815

PENDAHULUAN

Persaingan pada era global digital semakin ketat dan membuka peluang sekaligus tantangan dalam dunia bisnis. Kemunculan era global digital menghadirkan teknologi dan informasi yang semakin cepat dan komplek. Fenomena ini berkembang selaras dengan majunya teknologi informasi. Kondisi ini menjadikan setiap perusahaan berupaya dalam menghadapi tantangan baik dari sisi internal maupun eksternal agar dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Tantangan eksternal berkenaan dengan tuntutan lingkungan bisnis yang memicu perusahaan untuk meningkatkan daya adaptasi eksternal agar dapat bertahan hidup dan daya inovasi agar selalu relevan dan unggul. Adapun tantangan internal berkenaan dengan kemampuan manajerial dalam integrasi internal yang tangguh serta terciptanya suasana kerja yang kondusif bagi pimpinan maupun pegawainya dalam meningkatkan daya kompetisi dan kinerjanya, mengingat bahwa kinerja perusahaan merupakan kinerja seluruh pegawai dalam suatu organisasi. Untuk itu maka suatu organisasi harus dapat bertahan dan berkembang dengan menyesuaikan perubahan di era global digital dengan memperhatikan sisi eksternal maupun sisi internal.

Strategi bisnis perusahaan menjadi suatu yang penting dalam mengantisipasi persaingan yang semakin ketat. Keselarasan variabel dalam perusahaan yang terkait dengan strategi keuangan, pemasaran, organisasi, produksi, teknologi dan sumber daya manusia menjadi dasar dalam menunjang keberhasilan.

Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu unsur terpenting dalam menjalankan strategi perusahaan secara unggul dan kompetitif. Tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan sulit untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan. Oleh karenanya peningkatan profesionalisme sumber daya manusia menjadi syarat utama dalam pengembangan bisnis yang lebih kompetitif.

Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional, dimulai dengan peningkatan etos kerja profesional yang dapat dihadirkan dengan adanya suatu budaya. Budaya yang dimaksud adalah budaya perusahaan yang merupakan pondasi dari suatu organisasi atau perusahaan. Budaya perusahaan seringkali disebut sebagai budaya kerja, sehingga adanya organisasi yang baik akan mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif yang pada akhirnya mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Budaya perusahaan kini telah dianggap sebagai konsep penting dalam manajemen organisasi.

Dari uraian latar belakang permasalahan, maka budaya perusahaan dapat dicerminkan dari peran-serta pegawai dalam membangun organisasi perusahaan, sehingga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Pada perusahaan jasa konsultan, khususnya PT. PPA Consultans sejauh ini belum pernah dilakukan kajian terhadap budaya perusahaan. Disisi lain keberadaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat berperan dalam mendukung suksesnya perusahaan. Hal ini dapat dijawab dengan etos kerja profesional. Oleh karenanya dalam melihat organisasi secara keseluruhan dapat didekati melalui hubungan antara budaya perusahaan dan etos kerja profesional. Dengan keeratan hubungan tersebut dapat dikaitkan dengan peningkatan kinerja perusahaan. Melalui penjelasan tersebut maka peneliti menganggap perlu untuk mengidentifikasi budaya perusahaan dan analisis hubungan budaya perusahaan terhadap etos kerja profesional untuk dapat melihat peningkatan kinerja perusahaan di masa mendatang.

IDENTIFIKASI MASALAH1. Budaya perusahaan dapat dicerminkan dari peranserta pegawai dalam membangun organisasi perusahaan, sehingga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.2. Pada perusahaan jasa konsultan, khususnya PT. PPA Consultans sejauh ini belum pernah dilakukan kajian terhadap budaya perusahaan.3. Dalam mengungkap kinerja perusahaan jasa konsultan didekati melalui hubungan antara budaya perusahaan dan etos kerja profesional dan melalui keeratan hubungan budaya perusahaan dan etos kerja profesional untuk mendeteksi kinerja perusahaan.BATASAN MASALAH1. Variabel bebas adalah budaya perusahaan.2. Variabel tetap adalah etos kerja profesional.3. Kinerja perusahaan dapat diukur melalui rasio keuangan4. Lokasi penelitian adalah perusahaan jasa konsultan (PT. PPA Consultants)

RUMUSAN MASALAH

1. Kebijakan yang dihasilkan perusahaan senantiasa dilandasi oleh tujuan yang merupakan replikasi dari misi dan visi perusahaan. Hal ini terus berkembang sehingga dapat terbentuk suatu sistem yang dinamakan dengan budaya perusahaan. Budaya perusahaan nantinya akan menjadi tuntunan bagi pegawai. pegawai.2. Disisi lain keberadaan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan mempunyai perilaku khas dalam mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan sesuatu yang bermakna, yang mendorong untuk bertindak dan meraih hasil yang optimal. Etos kerja merupakan cermin pegawai dalam bekerja dengan lebih rajin, teliti, berdedikasi serta tanggungjawab yang besar. besar.3. Merujuk pada kondisi tersebut, tampaknya dibutuhkan adanya suatu penelitian tentang hubungan antara budaya perusahaan dengan etos kerja profesional, serta pengaruhnya terhadap kinerja4. Budaya perusahaan yang kuat merupakan landasan dari kinerja perusahaan, dan budaya perusahaan yang kuat akan memberikan kontribusi yang optimal apabila ada strategi usaha yang baik.TUJUAN PENELITIANTujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh budaya perusahaan terhadap etos kerja profesional serta kaitannya dengan peningkatan kinerja perusahaan jasa konsultan.MANFAAT PENELITIAN1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pentingnya budaya perusahaan untuk mengetahui kondisi perusahaan secara nyata.2. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan kualitas pegawai untuk dapat mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan perusahaan3. Bagi pihak lain, khususnya perusahaan jasa konsultan dapat digunakan dalam acuan terhadap budaya perusahaan dan etos kerja professional dilingkungan organisasinya.

HASIL DAN PEMBAHASANDeskripsi Responden Responden yang menjadi objek penelitian adalah seluruh pegawai yang terdaftar pada perusahaan PT. PPA Consultants, namun dari 72 responden yang dikirimi kuesioner, hanya sebanyak 57 responden atau 79,17% yang mengembalikan kuesioner. Karaktersitik responden yang terjaring sesuai komposisi dapat dilihat pada Tabel.1.

Tabel 1.Komposisi Responden Menurut Usia

No.Kelas UsiaJumlah(orang)Persentase(%)

A.Kelas Usia:

120 - 29 th.814,13

230 - 39 th.2031,10

340 - 49 th.2136,84

450 - 59 th.712,28

560 - 69 th.11,75

B.Masa Kerja:

10 - 9 th.2645,62

210 - 19 th.1933,33

320 - 29 th.1221,05

C.Pendidikan:

1Magister (S2)35,26

2Sarjana (S1)2442,10

3Diploma814,04

4SLTA2238,60

D.Status Pegawai:

1Calon Pegawai1017,54

2Pegawai Tetap4782,46

E.Posisi/Jabatan:

1Direksi35,26

2Manager1119,30

3Advisor23,51

4Staf Profesional1221,05

5Staf Pendukung2950,88

Sumber: Data Primer,2009

Sejumlah 20,83% responden yang tidak mengembalikan kuesoner dikarenakan responden tersebut sedang dalam pekerjaan luar, kendati demikian berdasarkan stratifikasi jenjang pada organisasi dapat terwakili. Dari sejumlah responden yang diteliti dapat diketahui komposisi responden menurut usia, masa kerja, tingkat pendidikan, status kepegawaian dan posisi/jabatan pada perusahaan. Hal ini dapat menggambarkan latar belakang dan kondisi responden.

Deskripsi responden menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden pada kelompok usia diatas 30 tahun, dengan masa kerja sebagian besar responden lebih dari 10 tahun, dan pendidikan terbanyak pada jenjang sarjana dengan status kepegawaian tetap.Keadaan ini dapat menjukkan loyalitas sumber daya manusia yang tinggi dalam proses terbentuknya kekuatan budaya perusahaan dan etos kerja profesional yang tinggi dalam mendukung peningkatan kinerja perusahaan untuk pencapaian visi, misi dan tujuan perusahaan.

Deskripsi Data Hasil Penelitian Pengujian variabel dilakukan untuk mengetahui kesesuaian alat ukur yang digunakannya. Hal ini dilakukan dengan pengujian validitas, reliabilitas dan pengujian normalitas terhadap masing-masing variabel yang digunakan dalam menjaring informasi atau pernyataan responden terhadap penerimaan budaya perusahaan dan etos kerja profesional. Dari kuesioner yang telah disiapkan terdapat 35 variabel budaya perusahaan dan 30 variabel etos kerja profesional.

Pengujian Validitas Pada penelitian ini validasitas yang diuji adalah validitas konstruksi dengan mengkorelasikan skor masing-masing variabel dengan skor total. Adapun skor total merupakan penjumlahan dari masing-masing skor variabel. Sebuah item dinyatakan valid bila diperoleh r-hitung lebih besar dari r-tabel (Sugiyono, 2007). Dari hasil penelitian terhadap 35 variabel budaya perusahaan dan 30 variabel etos kerja profesional terhadap 57 responden pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh besarnya r-tabel yaitu 0,261. Dengan demikian, maka diperoleh sebanyak 26 (69,44%) variabel budaya perusahaan yang valid, sedangkan dari etos kerja profesional diperoleh sebanyak 29 (96,67%) variabel yang valid. Berdasarkan validitas variabel tersebut digunakan untuk analisis lebih lanjut. Sedangkan variabel yang tidak valid tidak digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Pengujian Reliabilitas Dari hasil penelitian terhadap 57 responden dapat diperoleh hasil pengujian realibilitas seperti yang disajikan pada Tabel 2. Data dinyatakan reliabel jika koefisien alpha yang diperoleh lebih besar dari 0.700 (Wijaya, 2009). Koefisien alpha pada pengujian budaya perusahaan dan etos kerja professional menunjukkan lebih besar dari 0,700 dengan demikian dapat dinyatakan bahwa variable pada budaya perusahaan maupun etos kerja profesional handal untuk dapat digunakan dalam analisis lebih lanjut.

Tabel 2.Hasil Pengujian Reliabiltas Data

No.VariabelPengujianJumlahRespondenKoefisienAlphaCronbachAlphaRealibilitas

1.BudayaPerusahaan570,8920,700Reliabel

2.Etos KerjaProfesional570,9420,700Reliabel

Sumber: Data Primer Diolah, 2009

Pengujian Normalitas Mendasarkan pada pengujian normalitas dapat diketahui bahwa variabel budaya perusahaan dan etos kerja profesional berada pada tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data signifikan pada tingkat 95% dan berdistribusi normal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3.Hasil Pengujian Normalitas Data

No.PengujianNormalitasKolmogorov-Smirnov ZKeterangan

JumlahRespondenZSignifikansi

1.BudayaPerusahaan570,5560,916Normal

2.Etos KerjaProfesional570,6450,799Normal

Sumber: Data Primer Diolah, 2009

Analisis Data Pada analisis data hasil penelitian lebih mengarah pada analisis deskriftif, yang menekankan pada pembahasan data dan subjek penelitian secara sistematik. Dari hasil pengujian terhadap variabel, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut terhadap data yang valid dan reliabel.

Deskripsi Data Budaya Perusahaan

Sesuai dengan kuesioner yang digunakan dan hasil dari pengujian sebelumnya, maka dari variabel budaya perusahaan dapat diketahui bahwa sebesar 1,75% responden berdistribusi pada kategori sedang terhadap budaya perusahaan, sebesar 66,67% responden berdistribusi pada kategori tinggi dan sebesar 31,58% responden berdistribusi pada kategori sangat tinggi terhadap budaya perusahaan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa budaya perusahaan berada pada kategori tinggi sampai sangat tinggi atau dengan kata lain budaya perusahaan kuat, seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Hal ini konsisten dengan penelitian Widuri dan Paramita (2008) bahwa budaya perusahaan yang tinggi menjadi bagian terpenting dari suatu perusahaan dalam meningkatkan kinerja pegawai.

Tabel 4.Distribusi Frekuensi Variabel Budaya Perusahaan

No.KategoriFrekuensi

Nilai AbsolutPersentaseRelatifPersentaseKumulatif

1.Sangat Rendah000

2.Rendah000

3.Sedang11,751,75

4.Tinggi3866,6768,42

5.Sangat Tinggi1831,58100

Jumlah57100

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2009

Hasil temuan tersebut didukung dari jawaban responden terhadap karakteristik budaya perusahaan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5.Frekuensi Responden Tentang Budaya Perusahaan

No.

UraianSangatSetujuSetujuAgakSetujuTidakSetujuSangat Tidak SetujuJumlah

%%%%%%

1.Tujuan2035,12543,8915,835,300,057100

2.Konsensus1526,33866,735,311,700,057100

3.Keunggulan3866,71526,347,000,000,057100

4.Kesatuan3561,41628,158,811,700,057100

5.Prestasi1831,63052,6915,800,000,057100

6.Empirik3561,42035,123,500,000,057100

7.Keakraban2747,42849,123,500,000,057100

8.Integritas2747,43052,600,000,000,057100

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2009

Tampak bahwa hampir semua asas karakteristik budaya perusahaan dapat diterima oleh responden dengan pernyataan agak setuju sampai sangat setuju, namun untuk asas tujuan, asas konsensus dan asas kesatuan masih dijumpai adanya responden yang tidak setuju, yaitu masing-masing sebesar 5,3%, 1,7% dan 1,7%.Secara lebih mendalam dengan mendasarkan pada variabel yang menunjukkan karakteristik yang digunakan untuk mengukur tingkat budaya perusahaan dapat diketahui bahwa distribusi jawaban responden tidak terlalu besar pada pilihan sangat setuju, sebagian besar jawaban pada pilihan setuju. Kondisi ini dapat diinterprestasikan bahwa persepsi pegawai tentang budaya perusahaan dalam organisasi perusahaan belum dapat dimaknai sepenuhnya. Sebaran jawaban rersponden pada pilihan jawaban setuju menunjukkan bahwa pegawai dapat memahami tugas dan kewajibannya, namun belum dapat dikembangkan pada budaya perusahaan secara optimal. Hal ini terjadi karena; 1. budaya perusahaan belum dibakukan menjadi bentuk tertulis dan kurang disosialisasikan kepada seluruh pegawai; 2. Penempatan pegawai sesuai struktur organisasi belum tepat, sehingga organisasi belum optimal bekerja, 3. Pendapat (aspirasi) dari bawahan belum sepenuhnya dapat diterima untuk membuat kebijakan.

Deskripsi Data Etos Kerja Profesional Distribusi frekuensi etos kerja profesional menunjukkan bahwa sebesar 3,51% responden terdistribusi pada kategori sedang terhadap etos kerja profesional, sebesar 68,42% responden terdistribusi pada kategori tinggi dan sebesar 28,07% responden terdistribusi pada kategori sangat tinggi terhadap etos kerja profesional. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa etos kerja profesional berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 96,49%, seperti pada Tabel 6.

Tabel 6.Distribusi Frekuensi Variabel Etos Kerja Profesional

No.KategoriFrekuensi

Nilai AbsolutPersentaseRelatifPersentaseKumulatif

1.Sangat Rendah000

2.Rendah000

3.Sedang23,513,51

4.Tinggi3968,4271,93

5.Sangat Tinggi1628,07100

Jumlah57100

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2009

Kategori tinggi untuk etos kerja perusahaan dapat dipahami sebagai persepsi pegawai atas konsep etos kerja profesional. Hal ini didukung dengan temuan lapangan bahwa etos kerja juga dipengaruhi kondisi lingkungan kerja. Seperti yang dikemukakan Muslimah (2009) bahwa dalam membentuk etos kerja diperlukan lingkungan yang menunjang, remunerasi dan peraturan yang dipatuhi. Hasil penelitian Tampubolon (2007) menunjukkan bahwa etos kerja signifikan sebagai indikator yang mempengaruhi kinerja pegawai dalam organisasi. Kondisi diatas didukung dari pernyataan responden terhadap 8 (delapan) konsep etos kerja profesional seperti yang ditunjukkan pada Tabel 7. Tampak bahwa hamper semua konsep etos kerja profesional dapat diterima oleh responden dengan peryataan agak setuju sampai sangat setuju, namun untuk konsep etos kerja amanah, panggilan, dan kehormatan masih dijumpai adanya responden yang tidak setuju, yaitu masing-masing sebesar 1,7%.

Tabel 7.Frekuensi Responden Tentang Etos Kerja Profesional

No.

UraianSangatSetujuSetujuAgakSetujuTidakSetujuSangat Tidak SetujuJumlah

%%%%%%

1.Rahmat4782,51017,500,000,000,057100

2.Amanah3663,223,51831,611,700,057100

3.Panggilan2442,13052,723,511,700,057100

4.Aktualisasi1526,33866,747,000,000,057100

5.Ibadah3357,92238,623,500,000,057100

6.Seni1526,33968,435,300,000,057100

7.Empirik1424,63663,2610,511,700,057100

8.Pelayanan1933,32849,11017,600,000,057100

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2009

Terhadap konsep amanah, panggilan dan kehormatan masih dijumpai adanya responden yang tidak setuju. Hal ini terjadi terutama pada pegawai baru terkait dengan penempatan dan belum memahami kondisi lingkungan perusahaan jasa konsultan.

Hubungan Budaya Perusahaan dan Etos Kerja Profesional Hubungan budaya perusahaan dan etos kerja profesional dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan, untuk itu maka budaya perusahaan ditempatkan sebagai variabel bebas dan etos kerja profesional ditempatkan pada variabel tergantung. Pengujian dilakukan dengan pendekatan model regresi linier sederhana dapat terpenuhi karena data berdistribusi normal dengan tingkat signifikansi 0,916 untuk budaya perusahaan dan 0,799 untuk etos kerja profesional. Dari pengujian terhadap regresi linier diperoleh keluaran seperti pada Tabel 8.

Tabel 8.Keluaran Analisis Regresi dan Korelasi

No.UraianNilai

1.Jumlah Responden (n)57

2.Koefisien Korelasi (r)0.676

3.Koefisien Determinasi (R2)0,457

4.Konstanta37,242

t Konstanta2,906

5.Budaya Perusahaan0,786

t Budaya Perusahaan6,804

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2009

Tampak bahwa hubungan budaya perusahaan dan etos kerja professional mempunyai korelasi sebesar 0,676. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara budaya perusahaan dan etos kerja profesional tergolong kuat karena berada pada tingkat solidasi korelasi antara 0,60 0,79 (Sugiyono, 2007). Sedangkan dari pengujian signifikansi koefisien hubungan tersebut diperoleh t-hitung = 6,804 lebih besar dari ttabel = 2,002 yang berarti terdapat pengaruh signifikan antara budaya perusahaan terhadap etos kerja profesional. Keadaan ini mendukung hipotesis-1. Hasil koefisien determinasi ( R132 ) adalah 0,457 atau 45,7%. Ini berarti budaya perusahaan mampumemberikan kontribusi terhadap etos kerja profesional sebesar 45,7%.

Berdasarkan pengujian signifikansi dan pengujian linieritas regresi, maka dapat dinyatakan bahwa persamaan regresi Y = 37,242 + 0,786 X adalah signifikan dan linier. Persamaan regresi tersebut memberi arti bahwa setiap peningkatan satu satuan skor budaya perusahaan akan diikuti dengan kenaikan skor etos kerja profesional sebesar 0,786 pada konstanta 37,242. Hal ini dapat menjawab hipotesis-2, yaitu semakin tinggi budaya perusahaan akan semakin tinggi etos kerja profesional.

Keterkaitan Dengan Peningkatan Kinerja Perusahaan Penilaian kinerja adalah penetuan secara berkala efektivitas operasi suatu organisasi berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang sudah dikembangkan sebelumnya.Mengingat bahwa perusahaan pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas sumber daya manusia yang melaksanakan perannya dalam organisasi. Oleh karenanya penilaian kinerja perusahaan tidak lepas dari etos kerja profesional dan budaya perusahaan. Pada suatu perusahaan jasa konsultan yang hanya mempunyai satu jenis usaha, maka salah satu cara yang paling populer dalam membuat penilaian kinerja adalah mengukur tingkat pengembalian yang mampu dihasilkan dari investasi yang ditanamkan. Oleh karenanya pengukuran kinerja perusahaan dapat menggunakan tingkat pengembalian yang dikenal sebagai Retrun On Investment (ROI), yaitu ukuran kinerja perusahaan dalam menunjukkan kemampuan memperoleh laba kaitannya dengan investasi/aktiva operasi dan Return of Equity (ROE), yaitu ukuran kinerja pengembalian atas pemilikan modal yang telah diinvestasikan.

Melalui pembahasan terhadap hubungan budaya perusahaan terhadap etos kerja profesional yang mempunyai hubungan kuat, yakni budaya perusahaan yang kuat akan menjadikan etos kerja profesional tinggi. Penelitian Sorensen (2002) menunjukkan bahwa perusahaan dengan budaya perusahaan yang kuat menunjukkan kinerja yang lebih reliabel. Ditinjau dari nilai aktiva perusahaan dan pendapatan selama 5 tahun terakhir cenderung untuk meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata peningkatan aktiva sebesar 19,08% per tahun dan laba sebesar 44,16 per tahun seperti ditunjukkan pada Tabel 9.

Adanya peningkatan dari aktiva dan pendapatan, maka perusahaan dapat meningkatkan ROI dan ROE disebabkan kinerja perolehan pendapatan mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini didukung dengan upaya pegawai dalam meningkatkan kinerja dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah disepakati. Besarnya nilai ROI dan ROE selama periode waktu 2004-2008 dapat ditunjukkan pada Tabel 9. Rata-rata nilai ROI mencapai 14,88% dan nilai ROE mencapai 493,86%. Hal ini mendukung pernyataan Sorensen (2002) bahwa ada hubungan antara kekuatan budaya perusahaan dengan kinerja rata-rata perusahaan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa budaya perusahaan yang kuat dapat juga meningkatkan reliabilitas kinerja perusahaan dalam kondisi lingkungan yang tepat.

Tabel 9.Nilai Aktiva dan Laba PT. PPA Consultants Tahun 2004-2008

No.TahunAktivaLabaROI (%)ROE (%)

Nilai(Rp. Juta)KenaikanNilai(Rp. Juta)Kenaikan

1.200411.07401.07209,68428,88

2.200512.66114,33867-18,996,86347,45

3.200611.896-6,042.176150,4618,29870,21

4.200726.373121,704.04585,9315,34404,50

5.200817.248-34,604.1833,4124,25418,28

Rata-rata19,0844,1614,88493,86

Sumber: Laporan Keuangan Audit PT. PPA Consultants, diolah

Merujuk pada pernyataan Susanto (2004), bahwa budaya perusahaan yang kuat membantu perusahaan dalam memberikan kepastian kepada seluruh pegawai untuk berkembang bersama dan tumbuh dengan berkembangnya perusahaan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa budaya perusahaan dapat berdampak besar pada kinerja perusahaan.

Nilai ROI dapat dipakai sebagai suatu alat pengendalian manajemen karena pada prinsipnya yang dinilai pada tahap evaluasi adalah individu dalam organisasi, maka apabila individu tersebut memiliki kemampuan dan kemauan maka hasil kerjanya akan terlihat pada periode waktu tertentu. Dengan melihat perbandingan ROI per periode maka dapat dilihat kinerja perusahaan yang berarti perilaku individu berpengaruh terhadap kinerja seperti yang ditunjukkan dari etos kerja profesional, sehingga manajemen harus terus menjaga dinamika perusahaan agar dapat memberikan yang diharapkan. Dalam proses tersebut budaya perusahaan sebagai dasar bagi anggota organisasi dalam memberikan kerangka berpikir kemudian diubah menjadi tindakan nyata untuk mencapai rencana yang telah ditetapkan.

Ukuran kinerja selanjutnya adalah ROE atau rentabilitas modal sendiri. ROE dimaksudkan sebagai suatu ukuran efisiensi bagi penggunaan modal sendiri. Semakin besar ROE berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemilik modal yang berarti akan meningkatkan komitmen pemilik modal terhadap perusahaan. Apabila pemilik modal semakin tinggi komitmen terhadap perusahaan, maka akan semakin aktif pemilik modal terhadap perkembangan perusahaan. Untuk itu maka pihak manajemen akan semakin terpacu untuk meningkatkan kinerja perusahaan.Oleh karena itu, dengan adanya alat ukur ROE, manajemen berupaya untuk dapat meningkatkan pendapatan dan menekan biaya, sehingga dapat menghasilkan laba berarti terdapat proses pengendalian perilaku, yakni pegawai dipacu untuk meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan yang terbaik dalam meraih proyek.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASIKesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain; 1. Budaya perusahaan dan etos kerja profesional berada pada kategori tinggi dalam lingkup perusahaan jasa konsultan PT. PPA Consultants. 2. Terdapat pengaruh signifikan budaya perusahaan terhadap etos kerja profesional dengan nilai korelasi tergolong kuat; 3. Semakin kuat budaya perusahaan, maka akan semakin tinggi etos kerja profesional; 4. Budaya perusahaan yang kuat dan etos kerja yang tinggi memungkinkan peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini tercermin dari nilai ROI dan ROE, selama periode waktu 5 tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Implikasi Penelitian Mendasarkan pada hasil penelitian, maka sebagai implikasi bagi penelitian lebih lanjut mengenai topik budaya perusahaan, etos kerja profesional serta kaitannya dengan peningkatan kinerja perusahaan adalah pengembangan variabel yang dapat dilakukan dengan menambahkan data kuantitatif budaya perusahaan dan etos kerja profesional, sehingga variabel budaya perusahaan dan etos kerja profesional dapat terukur secara kuantitatif dengan lebih baik lagi.

Implikasi Manajerial Perusahaan jasa konsultan PT. PPA Consultants masih dapat meningkatkan budaya perusahaan untuk lebih meningkatkan etos kerja profesional dari pegawainya dengan mempelajari pengaruh lain terhadap etos kerja profesional yaitu sebesar 54.3% agar dapat diwujudkan sebagai pondasi dalam membentuk sikap kerja yang sesuai dengan konsep etos kerja profesional. PT. PPA Consultants perlu menginternalisasikan budaya yang ada seperti; asas tujuan, asas konsensus, dan asas keadilan serta mempertahankan dan meningkatkan orientasi hasil agar kinerja perusahaan dapat ditingkatkan. Implikasi dari penelitian ini untuk perusahaan lain sejenis ada kemungkinan terjadi perbedaan.

Daftar PustakaSemedi,Nugroho Satrio (2009). Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja Pada Perusahaan Jasa Konsultan .(Pdf) 10 Januari 2016 http://ftp.gunadarma.ac.id/presentations/Thesis/Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja Pada Perusahaan Jasa Konsultan.pdfGuantina,Lumban Fransiska Raja (2015) Hubungan Motivasi, Lingkungan Kerja,Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Dan Kinerja Karyawan Pt Asiana Technologies Lestary Jakarta(pdf) 10 Januari 2016http://e-journal.uajy.ac.id/6916/1/MTS001979.pdf18