selasa, 8 maret 2011 | media indonesia antrean masih ... fileyayasan menyoal dampak ledak an ladang...

1
YAYASAN Peduli Timor Barat kembali mengirim pengaduan kasus pencemaran Laut Timor kepada pemerintah Australia. Surat tertulis disampaikan melalui kuasa hukum yayasan, Christine Mason, di Australia, kemarin. Ini pengaduan kedua setelah yang pertama dilayangkan pada akhir 2009. Ketika itu, yayasan menyoal dampak ledak an ladang minyak Montara di Laut Timor yang diprediksi bakal berdampak serius terhadap masyarakat Nusa Tenggara Timur. Prediksi itu terbukti. Se- telah hampir tiga bulan sejak ledakan pada 21 Agustus 2009, ratusan hektare rumput laut milik petani gagal panen ka- rena tercemar minyak. Selain itu, hasil tangkapan nelayan berkurang drastis. Sejumlah nelayan di Kupang melihat gumpalan minyak dan ikan mati saat melaut di Laut Timor. Bukti-bukti gumpalan minyak dan ikan mati kemu- dian dilampirkan dalam pen- gaduan yayasan. Satu tahun setelah kejadi- an itu, pemerintah Indonesia membentuk tim penanggu- langan pencemaran laut. Tim bertugas menuntut ganti rugi kepada pihak Montara. Na- mun, sampai kemarin, tuntutan pemerintah itu belum mem- buahkan hasil. Pengaduan kedua dari yayasan dilayangkan setelah adanya pengumuman dari pemerintah Australia pada 24 November 2010, yang mem- berikan kesempatan kepada 38 pengadu terdahulu. “Pengaduan kedua ini fokus pada dampak yang timbul dari ledakan pencemaran laut, disertai bukti-bukti yang kuat. Pasalnya, rilis hasil penelitian lapangan dari Komisi Penye- lidik Montara bentukan peme- rintah Australia tidak menemu- kan adanya tumpahan minyak di laut,” kata Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tano- ni di Kupang, kemarin. Ia menegaskan, hasil laporan Komisi Penyelidik Montara tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Oleh karena itu, yayasan mengajukan pengadu- an baru, sekaligus melengkapi data tambahan. Ferdi mengatakan data tam- bahan yang disampaikan da- lam pengaduan kali ini belum bisa dipublikasikan. Namun, data baru itu melengkapi data sebelumnya yang dinilai belum lengkap. Di antaranya, data ancaman kehancuran hutan mangrove di sepanjang pesisir Nusa Tenggara Timur. Selain itu, dampak ikan yang tercemar minyak terhadap kesehatan manusia, dan tambahan jum- lah nelayan dan petani rum- put laut yang harus menerima ganti rugi. Sebelumnya, pemerintah Australia memberikan batas akhir pengajuan kedua pada 11 Februari. Namun, yayasan minta diperpanjang hingga 7 Maret. (PO/N-2) POLDA Bali menangkap perem- puan Denmark berinisial TR karena membawa 23 kapsul ha- sis dalam perutnya. TR ditang- kap di parkir Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Kamis (3/3), sesaat setelah tiba di bandara itu. Dia tiba di bandara itu setelah menjalani penerbangan Bombai-Thailand. Dia lolos dari pemeriksaan Bea dan Cukai Bandara Ngurah Rai. Menurut polisi, perut tersangka TR menggelembung mencuriga- kan. Petugas pun memeriksa dan menginterogasi TR. Kepada polisi, TR mengaku dalam perut- nya terdapat 23 kapsul hasis. Dia menelan 50 kapsul ha- sis. Namun sebagian keluar melalui buang air besar selama dalam perjalanan. TR dibawa ke Rumah Sakit Polri Tri Jata Denpasar untuk mengeluarkan sisa hasis itu. “Kami mengeluarkan 23 butir. Berdasarkan pemeriksaan labo- ratorium, tidak ada lagi hasis di dalam perut TR,” kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Gede Sugianyar. Seusai penangkapan TR, poli- si menggeledah tempat tinggal teman TR berinisial CL di Jl Batu Mejan No 46 B, Banjar Padang Lenjong Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Namun, sesaat setelah masuk mobil menuju rumah CL, TR dicegat lalu ditangkap polisi. Polisi pun berangkat ke ru- mah CL itu. “Berdasarkan informasi dari tersangka, polisi akhirnya bergerak ke alamat Jl Batu Mejan No 46 B, Banjar Padang Lenjong Canggu, Keca- matan Kuta Utara, Kabupaten Badung,” ujar Direktur Narko- ba Polda Bali Kombes Mulyadi di Denpasar, Bali, kemarin. Di tempat tinggal CL, polisi menemukan hasis dalam bentuk lempengan cokelat seberat 2,01 gram. CL pun dinyatakan seba- gai tersangka dan ditangkap. (OL/N-4) LALU lintas di jalan-jalan menuju Pelabuhan Merak, Banten, kembali normal, ke- marin. Sudah tidak ada antrean dan kemacetan panjang seperti yang terjadi satu bulan terakhir. Bahkan pintu Tol Merak sudah kembali dibuka seperti biasa. Truk-truk yang sebelumnya mengantre di luar pelabuhan dan di dalam Tol Jakarta-Merak telah berada di dalam area Pelabuhan Merak. Truk-truk itu telah diseberangkan ke Pelabuhan Bakauheni, Lam- pung, dengan menggunakan 24 kapal roll on roll off (ro-ro). Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Sirajuddin Saini, jika jumlah kapal ro-ro yang beroperasi tetap konsisten seperti sekarang dan cuaca di perairan Selat Sunda normal, tidak akan pernah ada antrean panjang hingga keluar pelabuh- an. “Ada tiga faktor yang men- jadi penyebab kemacetan di Merak, yakni jumlah kapal yang beroperasi, cuaca di Selat Sunda, dan pencapaian trip kapal,” ujar Sirajuddin. PT ASDP Indonesia Ferry Pelabuhan Merak mencatat kendaraan yang berhasil di- seberangkan ke Pulau Sumatra sejak kemarin pagi sebanyak 2.629 truk, 225 bus, 1.517 ken- daraan pribadi, dan 782 motor. Penumpang pejalan kaki yang diseberangkan dari Pelabuh- an Merak menuju Pelabuhan Bakauheni sebanyak 4.116 orang. “Sekarang Merak kembali normal,” ujar Sirajuddin. Jumlah kapal bantuan yang masih berada di Pelabuhan Merak sebanyak sembilan ka- pal ro-ro. Sembilan kapal ban- tuan tersebut tetap berada di Pelabuhan Merak hingga tujuh kapal ro-ro yang sedang me- ngalami perbaikan atau dock- ing kembali lagi ke Pelabuhan Merak. “Sembilan kapal ban- tuan akan dipertahankan di Merak menunggu tujuh kapal yang sedang docking kembali ke Merak,” papar dia. Sementara itu, Direktur Usa- ha PT ASDP Indonesia Ferry Prasetyo Bhakti Utomo me- ngatakan pihaknya akan me- nambah 13 kapal ro-ro dari 33 yang sudah ada di Pelabuhan Merak. “Penambahan kapal tersebut dilakukan karena dari 33 kapal ro-ro yang ada, hanya 18-20 yang efektif. Selebihnya sering mengalami docking dan rusak. PT ASDP berencana mendatangkan 13 kapal ro-ro untuk menambah 33 yang sudah ada di Merak,” ujar dia. Sebanyak enam dari 13 kapal akan datang tahun ini. “Empat kapal bekas dan dua kapal baru akan datang tahun ini juga,” kata dia. (WB/N-4) Warga Layangkan lagi Tuntutan Kasus Laut Timor Telan 23 Kapsul Hasis Warga Denmark Ditangkap Merak Normal, Kapal akan Ditambah RUDI KURNIAWANSYAH A NTREAN untuk mendapatkan pre- mium dan solar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sejumlah daerah di Riau makin panjang. Di Pontianak, Kali- mantan Barat, kelangkaan juga membuat warga rela menginap di stasiun pengisian, menunggu pasokan datang. Antrean panjang akibat ke- langkaan di Pekanbaru, Riau, sudah berlangsung satu pe- kan terakhir. Karena khawatir tidak mendapatkan premium dan solar, ribuan warga men- datangi SPBU sejak Minggu (6/3) malam. Mereka rela antre hingga empat jam, sebelum akhirnya SPBU dibuka, pagi kemarin, karena baru menda- pat pasokan. Deretan kendaraan bermotor di SPBU Ababil, Pekanbaru, sejak pagi sudah mencapai panjang 400 meter. “Saya sudah antre empat jam. Jika tak diisi sekarang, saya tidak bisa kerja besok,” ungkap Dedy, warga. Kondisi serupa juga ditemui di SPBU Subrantas, Pekanbaru. Antrean mengular sepanjang 300 meter. Di SPBU Tuanku Tambusai, antrean lebih pan- jang mencapai 500 meter. Sejumlah SPBU lain me- masang tanda tutup karena kehabisan solar dan premium, yakni SPBU Sudirman, Soekar- no-Hatta, dan Arengka II. Adapun penjualan premium eceran juga berkurang. Kalau- pun ada, para penjual melepas premium dengan harga Rp10 ribu-Rp15 ribu per liter. Bahkan di pinggiran Kota Pekanbaru, premium telah di- patok Rp20 ribu per liter. Warga menginap Di Pontianak, kelangkaan juga belum teratasi. Ribuan pengguna kendaraan bermotor antre sejak malam hari. “Saya antre sejak pukul 05.00 WIB, dan banyak orang yang juga sudah menunggu. Ada yang mengaku menginap di SPBU ini,” kata Ngatijan, 35, yang antre di SPBU Jl Ahmad Yani. SPBU ini biasanya berop- erasi sejak pukul 07.00. Namun hingga tengah hari pengelola belum melayani pembeli kar- ena masih menunggu pasokan dari Pertamina. Tak pelak ant- rean pun mencapai panjang 1 kilometer. Kelangkaan BBM di Pontianak telah berlangsung hampir sebulan karena sejumlah tanker tertahan di Muara Kapuas, Desa Jungkat, Kabupaten Pontianak. Perjalanan mereka terhalang bangkai kapal motor Rahmatia Sentosa yang karam akibat bertabrakan dengan kapal kargo KM Waweh, Kamis (10/2). Tanker terpaksa mem- bongkar muatan di sekitar muara. Soal kelangkaan ini, PT Per- tamina mengakui terjadi akibat gangguan distribusi. “Namun, dalam 2-3 hari ke depan, paso- kan sudah akan lancar lagi,” kata Direktur Utama PT Per- tamina Karen Agustiawan. Di Riau, distribusi terganggu akibat perubahan pola suplai dari kilang setelah program kontrol kualitas diperketat, sedangkan di Pontianak akibat terhambatnya alur suplai oleh tanker. Dengan selesainya kontrol kualitas, kata Karen, stok BBM di kilang Dumai cukup dan siap didistribusikan mulai kemarin. Di Pontianak, kapal karam telah diangkat sehingga alur laut bisa lancar kembali. VP Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun menjelaskan, distribusi BBM di Riau terganggu akibat ketatnya kontrol kualitas yang dijalankan perseroan. “Ada produk olahan yang dikirim kembali ke kilang karena kurang memenuhi spesi- kasi.” (AR/BG/AW/N-2) [email protected] Pertamina menjanjikan pasokan solar dan premium lancar 2-3 hari ke depan, baik di Riau maupun Pontianak. Antrean masih Mengular di SPBU 8 SELASA, 8 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA N USA NTARA PO pu ka sis ka Ra ses itu set Bo pe Ba M TR ka da po ny D sis me da T Po me “K Be rat da Hu Ge S YA ke ka ke Su m Ch ke ya pa ya le M di se Nu tel led ra m re itu be m ik Ti m TELAN HASIS: Dokter RS Bhayangkara Trijata Polda Bali memperlihatkan rontgen warga Denmark yang menelan kapsul berisi hasis (kiri), di Denpasar, Bali, kemarin. BBM MASIH LANGKA: Stasiun pengisian bahan bakar umum di Jl Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, tutup karena pasokan bahan bakar minyak (BBM) terlambat datang, kemarin. Kelangkaan BBM di Pontianak sudah terjadi hampir satu bulan karena sejumlah tanker tertahan di muara Kapuas. MI/ARIES MUNANDAR NORMAL KEMBALI: Antrean truk dan kendaraan lainnya sudah tidak terlihat lagi di Pelabuhan Merak, Banten, kemarin. Hal itu karena pihak PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan mengoperasikan 24 kapal dan gelombang di Selat Sunda sudah kembali normal. MI/WIBOWO ANTARA/NYOMAN BUDHIANA

Upload: vutruc

Post on 29-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SELASA, 8 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA Antrean masih ... fileyayasan menyoal dampak ledak an ladang minyak Montara di Laut Timor yang diprediksi bakal berdampak serius terhadap masyarakat

YAYASAN Peduli Timor Barat kembali mengirim pengaduan kasus pencemaran Laut Timor kepada pemerintah Australia. Surat tertulis disampaikan melalui kuasa hukum yayasan, Christine Mason, di Australia, kemarin.

Ini pengaduan kedua setelah yang pertama dilayangkan pada akhir 2009. Ketika itu, yayasan menyoal dampak l e d a k a n l a d a n g m i n y a k Montara di Laut Timor yang diprediksi bakal berdampak serius terhadap masyarakat Nusa Tenggara Timur.

Prediksi itu terbukti. Se-telah hampir tiga bulan sejak ledakan pada 21 Agustus 2009, ratusan hektare rumput laut milik petani gagal panen ka-rena tercemar minyak. Selain itu, hasil tangkapan nelayan berkurang drastis.

Sejumlah nelayan di Kupang melihat gumpalan minyak dan ikan mati saat melaut di Laut Timor. Bukti-bukti gumpalan minyak dan ikan mati kemu-

dian dilampirkan dalam pen-gaduan yayasan.

Satu tahun setelah kejadi-an itu, pemerintah Indonesia membentuk tim penanggu-langan pencemaran laut. Tim bertugas menuntut ganti rugi kepada pihak Montara. Na-mun, sampai kemarin, tuntutan pemerintah itu belum mem-buahkan hasil.

Pengaduan kedua dari yayasan dilayangkan setelah adanya pengumuman dari pemerintah Australia pada 24 November 2010, yang mem-berikan kesempatan kepada 38 pengadu terdahulu.

“Pengaduan kedua ini fokus pada dampak yang timbul dari ledakan pencemaran laut, disertai bukti-bukti yang kuat. Pasalnya, rilis hasil penelitian lapangan dari Komisi Penye-lidik Montara bentukan peme-rintah Australia tidak menemu-kan adanya tumpahan minyak di laut,” kata Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tano-ni di Kupang, kemarin.

Ia menegaskan, hasil laporan Komisi Penyelidik Montara tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Oleh karena itu, yayasan mengajukan pengadu-an baru, sekaligus melengkapi data tambahan.

Ferdi mengatakan data tam-bahan yang disampaikan da-lam pengaduan kali ini belum bisa dipublikasikan. Namun, data baru itu melengkapi data sebelumnya yang dinilai belum lengkap.

Di antaranya, data ancaman kehancuran hutan mangrove di sepanjang pesisir Nusa Tenggara Timur. Selain itu, dampak ikan yang tercemar minyak terhadap kesehatan manusia, dan tambahan jum-lah nelayan dan petani rum-put laut yang harus menerima ganti rugi.

Sebelumnya, pemerintah Australia memberikan batas akhir pengajuan kedua pada 11 Februari. Namun, yayasan minta diperpanjang hingga 7 Maret. (PO/N-2)

POLDA Bali menangkap perem-puan Denmark berinisial TR karena membawa 23 kapsul ha-sis dalam perutnya. TR ditang-kap di parkir Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Kamis (3/3), sesaat setelah tiba di bandara itu. Dia tiba di bandara itu setelah menjalani penerbangan Bombai-Thailand. Dia lolos dari pemeriksaan Bea dan Cukai Bandara Ngurah Rai.

Menurut polisi, perut tersangka TR menggelembung mencuriga-kan. Petugas pun memeriksa dan menginterogasi TR. Kepada polisi, TR mengaku dalam perut-nya terdapat 23 kapsul hasis.

Dia menelan 50 kapsul ha-sis. Namun sebagian keluar melalui buang air besar selama dalam perjalanan.

TR dibawa ke Rumah Sakit Polri Tri Jata Denpasar untuk mengeluarkan sisa hasis itu. “Kami mengeluarkan 23 butir. Berdasarkan pemeriksaan labo-ratorium, tidak ada lagi hasis di dalam perut TR,” kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Gede Sugianyar.

Seusai penangkapan TR, poli-

si menggeledah tempat tinggal teman TR berinisial CL di Jl Batu Mejan No 46 B, Banjar Padang Lenjong Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Namun, sesaat setelah masuk mobil menuju rumah CL, TR dicegat lalu ditangkap polisi.

Polisi pun berangkat ke ru-mah CL itu. “Berdasarkan informasi dari tersangka, polisi akhirnya bergerak ke alamat

Jl Batu Mejan No 46 B, Banjar Padang Lenjong Canggu, Keca-matan Kuta Utara, Kabupaten Badung,” ujar Direktur Narko-ba Polda Bali Kombes Mulyadi di Denpasar, Bali, kemarin.

Di tempat tinggal CL, polisi menemukan hasis dalam bentuk lempengan cokelat seberat 2,01 gram. CL pun dinyatakan seba-gai tersangka dan ditangkap. (OL/N-4)

LALU lintas di jalan-jalan menuju Pelabuhan Merak, Banten, kembali normal, ke-marin. Sudah tidak ada antrean dan kemacetan panjang seperti yang terjadi satu bulan terakhir. Bahkan pintu Tol Merak sudah

kembali dibuka seperti biasa.Truk-truk yang sebelumnya

mengantre di luar pelabuhan dan di dalam Tol Jakarta-Merak telah berada di dalam area Pelabuhan Merak. Truk-truk itu telah diseberangkan ke

Pelabuh an Bakauheni, Lam-pung, dengan menggunakan 24 kapal roll on roll off (ro-ro).

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Sirajuddin Saini, jika jumlah kapal ro-ro yang beroperasi tetap konsisten seperti sekarang dan cuaca di perairan Selat Sunda normal, tidak akan pernah ada antrean panjang hingga keluar pelabuh-an. “Ada tiga faktor yang men-jadi penyebab kemacetan di Merak, yakni jumlah kapal yang beroperasi, cuaca di Selat Sunda, dan pencapaian trip kapal,” ujar Sirajuddin.

PT ASDP Indonesia Ferry Pelabuhan Merak mencatat kendaraan yang berhasil di-seberangkan ke Pulau Sumatra sejak kemarin pagi sebanyak 2.629 truk, 225 bus, 1.517 ken-daraan pribadi, dan 782 motor. Penumpang pejalan kaki yang diseberangkan dari Pelabuh-an Merak menuju Pelabuhan Bakauheni sebanyak 4.116 orang.

“Sekarang Merak kembali normal,” ujar Sirajuddin.

Jumlah kapal bantuan yang

masih berada di Pelabuhan Merak sebanyak sembilan ka-pal ro-ro. Sembilan kapal ban-tuan tersebut tetap berada di Pelabuhan Merak hingga tujuh kapal ro-ro yang sedang me-ngalami perbaikan atau dock-ing kembali lagi ke Pelabuh an Merak. “Sembilan kapal ban-tuan akan dipertahankan di Merak menunggu tujuh kapal yang sedang docking kembali ke Merak,” papar dia.

Sementara itu, Direktur Usa-ha PT ASDP Indonesia Ferry Prasetyo Bhakti Utomo me-ngatakan pihaknya akan me-nambah 13 kapal ro-ro dari 33 yang sudah ada di Pelabuhan Merak. “Penambahan kapal tersebut dilakukan karena dari 33 kapal ro-ro yang ada, hanya 18-20 yang efektif.

Selebihnya sering mengalami docking dan rusak. PT ASDP berencana mendatangkan 13 kapal ro-ro untuk menambah 33 yang sudah ada di Merak,” ujar dia. Sebanyak enam dari 13 kapal akan datang tahun ini. “Empat kapal bekas dan dua kapal baru akan datang tahun ini juga,” kata dia. (WB/N-4)

Warga Layangkan lagiTuntutan Kasus Laut Timor

Telan 23 Kapsul Hasis Warga Denmark Ditangkap

Merak Normal, Kapal akan Ditambah

RUDI KURNIAWANSYAH

ANTREAN untuk mendapatkan pre-mium dan solar di stasiun pengisian

bahan bakar umum (SPBU) di sejumlah daerah di Riau makin panjang. Di Pontianak, Kali-mantan Barat, kelangkaan juga membuat warga rela menginap di stasiun pengisian, menunggu pasokan datang.

Antrean panjang akibat ke-langkaan di Pekanbaru, Riau, sudah berlangsung satu pe-kan terakhir. Karena khawatir tidak mendapatkan premium dan solar, ribuan warga men-datangi SPBU sejak Minggu (6/3) malam. Mereka rela antre hingga empat jam, sebelum akhirnya SPBU dibuka, pagi kemarin, karena baru menda-pat pasokan.

Deretan kendaraan bermotor di SPBU Ababil, Pekanbaru, sejak pagi sudah mencapai panjang 400 meter. “Saya sudah antre empat jam. Jika tak diisi sekarang, saya tidak bisa kerja

besok,” ungkap Dedy, warga. Kondisi serupa juga ditemui

di SPBU Subrantas, Pekanbaru. Antrean mengular sepanjang 300 meter. Di SPBU Tuanku Tambusai, antrean lebih pan-jang mencapai 500 meter.

Sejumlah SPBU lain me-

masang tanda tutup karena kehabisan solar dan premium, yakni SPBU Sudirman, Soekar-no-Hatta, dan Arengka II.

Adapun penjualan premium eceran juga berkurang. Kalau-pun ada, para penjual melepas premium dengan harga Rp10

ribu-Rp15 ribu per liter. Bahkan di pinggiran Kota

Pekanbaru, premium telah di-patok Rp20 ribu per liter.

Warga menginap Di Pontianak, kelangkaan

juga belum teratasi. Ribuan

pengguna kendaraan bermotor antre sejak malam hari.

“Saya antre sejak pukul 05.00 WIB, dan banyak orang yang juga sudah menunggu. Ada yang mengaku menginap di SPBU ini,” kata Ngatijan, 35, yang antre di SPBU Jl Ahmad Yani.

SPBU ini biasanya berop-erasi sejak pukul 07.00. Namun hingga tengah hari pengelola belum melayani pembeli kar-ena masih menunggu pasokan dari Pertamina. Tak pelak ant-rean pun mencapai panjang 1 kilometer.

Kelangkaan BBM di Pontianak telah berlangsung hampir sebulan karena sejumlah tanker tertahan di Muara Kapuas, Desa Jungkat, Kabupaten Pontianak. Perjalanan mereka terhalang bangkai kapal motor Rahmatia Sentosa yang karam akibat bertabrakan dengan kapal kargo KM Waweh, Kamis (10/2). Tanker terpaksa mem-bongkar muatan di sekitar muara. Soal kelangkaan ini, PT Per-tamina mengakui terjadi akibat gangguan distribusi. “Namun, dalam 2-3 hari ke depan, paso-kan sudah akan lancar lagi,” kata Direktur Utama PT Per-tamina Karen Agustiawan.

Di Riau, distribusi terganggu akibat perubahan pola suplai dari kilang setelah program kontrol kualitas diperketat, sedangkan di Pontianak akibat terhambatnya alur suplai oleh tanker.

Dengan selesainya kontrol kualitas, kata Karen, stok BBM di kilang Dumai cukup dan siap didistribusikan mulai kemarin. Di Pontianak, kapal karam telah diangkat sehingga alur laut bisa lancar kembali.

VP Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun menjelaskan, distribusi BBM di Riau terganggu akibat ketatnya kontrol kualitas yang dijalankan perseroan. “Ada produk olahan yang dikirim kembali ke kilang karena kurang memenuhi spesi-fi kasi.” (AR/BG/AW/N-2)

[email protected]

Pertamina menjanjikan pasokan solar dan premium lancar 2-3 hari ke depan, baik di Riau maupun Pontianak.

Antrean masih Mengular di SPBU

8 SELASA, 8 MARET 2011 | MEDIA INDONESIANUSANTARA

POpukasiskaRasesitusetBopeBa

MTRkadapony

Dsismeda

TPome“KBeratdaHuGe

S

YAkekakeSumChke

yapayal eMdiseNu

telledramreitube

mikTim

TELAN HASIS: Dokter RS Bhayangkara Trijata Polda Bali memperlihatkan rontgen warga Denmark yang menelan kapsul berisi hasis (kiri), di Denpasar, Bali, kemarin.

BBM MASIH LANGKA: Stasiun pengisian bahan bakar umum di Jl Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, tutup karena pasokan bahan bakar minyak (BBM) terlambat datang, kemarin. Kelangkaan BBM di Pontianak sudah terjadi hampir satu bulan karena sejumlah tanker tertahan di muara Kapuas. MI/ARIES MUNANDAR

NORMAL KEMBALI: Antrean truk dan kendaraan lainnya sudah tidak terlihat lagi di Pelabuhan Merak, Banten, kemarin. Hal itu karena pihak PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan mengoperasikan 24 kapal dan gelombang di Selat Sunda sudah kembali normal.

MI/WIBOWO

ANTARA/NYOMAN BUDHIANA