sejarah+perkembangan+ips+di+indonesia
TRANSCRIPT
SEJARAH PERKEMBANGAN IPS
SEJARAH PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA
Istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) pertama kali muncul dalam Seminar
Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo Jawa Tengah.
Dalam laporan seminar tersebut, muncul 3 istilah dan digunakan secara bertukar pakai,
yaitu :
1. Pengetahuan Sosial
2. Studi Sosial
3. Ilmu Pengetahuan Sosial
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dunia persekolahan pada tahun
1972-1973 dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PSSP) IKIP
Bandung. Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP ini digunakan istilah “Pendidikan
Kewarganegaraan Negara/Studi Sosial” sebagai mata pelajaran terpadu.
Sedangkan dalam Kurikulum Sekolah Menengah 4 tahun, digunakan istilah :
1. Studi Sosial sebagai mata pelajaran inti untuk semua siswa dan sebagai bendera
untuk geografi, sejarah dan ekonomi sebagai mata pelajaran mayor ada jurusan
IPS.
2. Pendidikan Kewargaan Negara sebagai mata pelajaran inti bagi semua jurusan.
3. Civics dan Hukum sebagai mata pelajaran mayor pada jurusan IPS.
Pada tahap kurikulum PPSP konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk,
yaitu :
1. Pendidikan IPS, terintegrasi dengan nama Pendidikan Negara/Studi Sosial.
2. Pendidikan IPS terpisah, istilah IPS digunakan sebagai konsep paying untuk
sejarah, ekonomi dan geografi.
3. Pendidikan Kewargaan Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus.
Konsep pendidikan IPS tersebut lalu memberi inspirasi terhadap kurikulum 1975
yang menampilkan empat profil, yaitu :
Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Kewargaan Negara sebagai bentuk pendidikan
IPS khusus.
1. Pendidikan IPS terpadu untuk SD
Dens 20091
2. Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SNIP yang menempatkan IPS sebagai
konsep peyung untuk sejarah, geografi dan ekonomi koperasi.
3. Pendidikan IPS terisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah, ekonomi
dan geografi untuk SMA, atau sejarah dan geografi untuk SPG.
Konsep pendidikan IPS seperti itu tetap dipertahankan dalam Kurikulum 1984
yang secara konseptual merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1975 khususnya
dalam aktualisasi materi, seperti masuknya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4) sebagai materi pokok PMP.
DalmKurikulum 1984, PPKn merupakan mata pelajaran sosial khusus yang wajib
diikuti semua siswa di SD, SMP dan SMU. Sedangkan mata pelajaran IPS diwujudkan
dalam :
1. Pendidikan IPS terpadu di SD kelas I-IV.
2. Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup geografi, sejarah dan
ekonomi koperasi.
3. Pendidikan IPS terpisah di SMU yang meliputi Sejarah Nasional dan Sejarah
Umum di kelas I-II; Ekonomi dan Geografi di kelas I-II; Sejarah Budaya di kelas
III program IPS.
Dimensi konseptual mengenai pendidikan IPS telah berulang kali dibahas dalam
rangkaian pertemuan ilmiah, yakni pertemuan HISPISI pertama di Bandung tahun 1989,
Forum Komunikasi Pimpinan HIPS di Yogyakarta tahun 1991, di Padang tahun 1992, di
Ujung Pandang tahun 1993, Konvensi Pendidikan kedua di Medan tahun 1992. Salah satu
materi yang selalu menjadi agenda pembahasan ialah mengenai konsep PIPS. Dalam
pertemuan Ujung Pandang, M. Numan Soemantri, pakar dan ketua HISPISI menegaskan
adanya dua versi PIPS sebagaimana dirumuskan dalam pertemuan di Yogyakarta, yaitu :
a. Versi PIPS untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
PIPS adalah penyederhanaan, adaptasi dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial dan humaniora,
serta kegiatan dasar manusia yang duorganisir dan disajikan secara ilmiah dan
pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
b. Versi PIPS untuk Jurusan Pendidikan IPS-IKIP
PIPS adalah seleksi dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial dan humaniora serta kegiatan dasar
manusia yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan.
Dens 20092
PIPS untuk tingkat perguruan tinggi pendidikan Guru IPS direkonseptualisasikan
sebagai pendidikan disiplin ilmu, sehingga menjasi Pendidikan Disiplin Ilmu
Pengetahuan Sosial (PDIPS).
Bertitik tolak dari pemikiran mengenai kedudukan konseptual PDIPS, dapat
diidentifikasi sekolah objek telaah dari system pendidikan IPS, yaitu :
1. Karakteristik potensi dan perilaku belajar siswa SD, SLTP dan SMU.
2. Karakteristik potensi dan perilaku belajar mahasiswa FPIPS-IKIP atau JPIPS-
STKIP/FKIP.
3. Kurikulum dan bahan belajar IPS SD, SLTP dan SMU.
4. Disiplin ilmu-ilmu sosial, humaniora dan disiplin lain yang relevan.
5. Teori, prinsip, strategi, media serta evaluasi pembelajaran IPS.
6. Masalah-masalah sosial, ilmu pengetahuan dan teknilogi yang berdampak sosial.
7. Norma agama yang melandasi dan memperkuat profesionalisme.
PARADIGMA PEMBANGNAN PENGETAHUAN DALAM BIDANG PDIPS
Secara operasional paradigma pembangunan pengetahuan dalam bidang PDIPS
diartikan sebagai pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang tertata secara utuh yang
seyogianya digunakan oleh para pakar atau ilmuwan PDIPS dalam melakukan kegiatan
"konstruksi, interpretasi, transformasi dan rekonstruksi (KITR)" pengetahuan sampai
pada akhirnya ditemukan teori.
Dens 20093