sejarah singkat meureubo

8
Meureubo adalah kecamatan hasil pemekaran dari kecamatan Kaway XVI, Meureubo pada masa kerajaan adalah kehubungan yang terdiri sendiri. Kecamatan ini berada pada posisi antara Bukit Barisan dan Samudera Hindia yang memiliki luas wilayah + 13.000 km yang terdiri dari kawasan pantai, dataran rendah dan dataran tinggi, yang terbatas, Barat dengan Kecamatan Johan Pahlawan, Timur dengan Kecamatan Kuala Pesisir / Kuala Nagan Raya, Utara dengan Kecamatan Kaway XVI, Selatan berbeasan dengan Samudra Hindia. Wilayah Kecamatan Meureubo terbentuk dari pemekaran Kecamatan Kaway XVI. Awalnya Kaway XVI terdiri dari 113 gampong dimana wilayahnya cukup luas, antara lain meliputi wilayah pesisir sampai dengan wilayah pegunungan. Wilayah pesisir dimekarkan menjadi wilayah Kecamatan Meureubo yang terdiri dari 2 (dua) kemukiman dan 26 (dua puluh enam) gampong. Sedangkan wilayah pergunungan dimekarkan menjadi Kecamatan Pante Ceureumen dan Kecamatan Panton Reu. Kecamatan Meureubo terbentuk pada bulan Februari tahun 1999 yang ketika itu masih berstatus Kecamatan Pembantu Meureubo , Kecamatan Meureubo terbentuk secara difinitif mulai tanggal 15 juli 2000. Pemekaran ini didasarkan kepada bekas hulubalang Rantau Panyang, Kuala Meureubo, Reudeueb. Namun kemudian hanya dijadikan dua mukim.

Upload: nayla-husna-salsabila

Post on 02-Feb-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sejarah singkat tentang kecamatan meureubo - Aceh Barat

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah singkat meureubo

Meureubo adalah kecamatan hasil pemekaran dari kecamatan Kaway XVI, Meureubo

pada masa kerajaan adalah kehubungan yang terdiri sendiri. Kecamatan ini berada pada posisi

antara Bukit Barisan dan Samudera Hindia yang memiliki luas wilayah + 13.000 km yang terdiri

dari kawasan pantai, dataran rendah dan dataran tinggi, yang terbatas, Barat dengan Kecamatan

Johan Pahlawan, Timur dengan Kecamatan Kuala Pesisir / Kuala Nagan Raya, Utara dengan

Kecamatan Kaway XVI, Selatan berbeasan dengan Samudra Hindia.

Wilayah Kecamatan Meureubo terbentuk dari pemekaran Kecamatan Kaway XVI.

Awalnya Kaway XVI terdiri dari 113 gampong dimana wilayahnya cukup luas, antara lain

meliputi wilayah pesisir sampai dengan wilayah pegunungan. Wilayah pesisir dimekarkan

menjadi wilayah Kecamatan Meureubo yang terdiri dari 2 (dua) kemukiman dan 26 (dua puluh

enam) gampong. Sedangkan wilayah pergunungan dimekarkan menjadi Kecamatan Pante

Ceureumen dan Kecamatan Panton Reu.

Kecamatan Meureubo terbentuk pada bulan Februari tahun 1999 yang ketika itu masih

berstatus Kecamatan Pembantu Meureubo , Kecamatan Meureubo terbentuk secara difinitif

mulai tanggal 15 juli 2000. Pemekaran ini didasarkan kepada bekas hulubalang Rantau Panyang,

Kuala Meureubo, Reudeueb. Namun kemudian hanya dijadikan dua mukim.

Meureubo termasuk Kecamatan yang unik di Aceh Barat sebab di Kecamatan inilah

banyak ditemukan masyarakat Aceh yang berbahasa jamu atau aneuk jamee. Mereka

sesungguhnya adalah suku Aceh asli yang pulang meratau dari Minang.

Asal muasal terjadinya sebagai berikut : Pada tahun 1630, Sultan Iskandar Muda sangat

giat dalam menaklukan wilayah Sumatera termasuk di Tanah Minang. Setelah beliau menguasai

Tanah Minang maka beliau menempatkan seorang Gubernur Militer yang bernama Teuku

Laksamana Muda Nanta, Panglima Perang Aceh di Andalas Barat. Setelah Abad XVIII

terjadinya revolusi Paderi disana maka keturunan Teuku Laksamana ini merasa tidak nyaman

karena adanya Konflik dengan Tokoh Minang seperti Imam Bonjol, Haji Piobang, Haji Miskin

dan Haji Damanik. Maka berangkatlah mereka untuk pulang ke Aceh.

Page 2: Sejarah singkat meureubo

Rombongan ini dipimpin Machdum Sakti (garis keturunan Teuku Umar) dan mendaratlah

mereka di Rantau Nan Dua Baleh pada masa Sulthan Jamalui. Sebenarnya ada tiga datuk yang

terkenal yang menjadi Kepala yaitu :

1. Datok Machudum Sakti dari Rawa

2. Datok Radja Agam dari Luhak Agam

3. Datok Radja Alam Song Song Buluh dari Sumpu

Orang-orang ini lalu menetap masing-masing menebas hutan membuat negeri dan

rombongan itu terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Datok Machudum Sakti bermukim di Meureubau

2. Datok Radja Agam bermukim di Ranto Pandjang

3. Datok Radja Alam Song Song bermukim di Buluh di Ujung Kalak dan

kawin dengan anak seorang patut jang berpengaruh di Ujung Kalak.

Sejak sebelum Republik Indonesia Merdeka, wilayah pesisir Kaway XVI banyak

disinggahi oleh pedagang-pedagang dari Padang dan Pariaman. Banyak diantara

pedagang tersebut akhirnya menetap sambil terus berniaga sehingga lambat laun daerah

pesisir ini menjadi ramai sebagai Bandar Perniagaan, pernah tumbuh pesat diwilayah

Kemukiman Ranto Panjang, di sana menjadi Bandar Perniagaan untuk Kota Meulaboh

(menurut cerita orang-orang tua yang ada diGampong Ranto Panjang).

Daerah pesisir Kaway XVI terus berkembang pesat sehingga menjadi ramai dan

pembagian wilayah-wilayah menjadi gampong antara lain Gampong Meureubo, Ujong

Drien, Pasi Pinang, Ujong Tanjong, Langung dan Peunaga.

Nomenklatur Kecamatan Meureubo dan Ranto Panjang dijadikan wilayah pesisir

dan sering dipakai dalam pembagian jadwal-jadwal pelayanan di Kecamatan Kaway XVI

itulah lahir wilayah Meureubo. Adapun nama Meureubo dijadikan kecamatan berawal

dari nama Gampong Meureubo, dimana Pusat Kantor kecamatan berdiri di dalam

Gampong Meureubo.

Page 3: Sejarah singkat meureubo

Dari factor alam, Kecamatan Meureubo terletak di daerah tropis yang memilik

wilayah pesisir dan sebagian lagi wilayah perbukitan yang memiliki tingkat

kesuburanyang baiki, hal ini terlihat dengan tumbuh suburnya perkebunan Karet, Kelapa,

Sawit dan Sector Pertanian lainnya seperti sawah tadah hujan dan jenis pertanian lainnya.

Disamping itu juga, di dalam tanah Kecamatan Meureubo untuk daerah

perbukitan dan sekitarnya mengandung bahan mineral berupa batubara.

Dari factor ekonomi, mayoritas masyarakat di Kecamatan Meureubo bermata

pencarian sebagai petani, dan sebagian yang lain berprofesi sebagai nelayan, pedagang

dan pegawai negeri sipil.

Rutinitas pencarian sector pertanian meliputi kegiatan persawahan (Menanam

padi), dan sector perkebunan meliputi kegiatan sebagai petani karet, sawit dan kelapa.

Disamping itu juga sebagian masyarakat pesisir melaksanakan ritinitas sebagai nelayan.

Ditinjau dari bidang social budaya, masyarakat kecamatan Meureubo sekitar 99%

menganut agama islam dan sepenuhnya mendukung pelaksanaan Syariat Islam sebagai

salah satu Keistimewaan Provinsi Aceh.

Bahasa Aneuk Jamee dan Bahasa merupakan pengantar sehari-hari yang secara

turun-temurun telah menyatu dalam satu budaya yang tidak dapat dipisahkan.

Masyarakat kecamatan Meureubo umumnya mengkonsumsi beras, sagu, pisang,

dan singkong. Seni budaya yang khas antara lain : Pencak Silat, Rapai Saman, dan

Seudati serta Tarian Ratep Musekat.

Dilihat dari segi infrastruktur, Kecamatan Meureubo pada saat ini sedang berjalan

proses pembangunan, hal ini dapat dilihat dengan hadirnya Perusahaan tambang batu bara

dan penegerian Kampus UTU serta hadirnya beberapa Penguruan Tinggi Swasta lainnya.

Page 4: Sejarah singkat meureubo

Selain itu juga dapat dilihat dengan dibangunnya fasilitas Kantor Pemerintah yang

berlokasi di Kecamatan Meureubo.

Dari segi ekonomi, dengan hadirnya Penguruan Tinggi baik Negeri maupun

Swasta serta Perusahaan-Perusahaan, dengan sendirinya masyarakat yang berada

disekitar tersebut sangat merasakan pengaruh dan manfaatnya bagi kehidupan mereka.

Dengan kata lain tingkat pendapatan mereka mengalami peningkatan.

Dari sektor SDM,masyarakat Kecamatan Meureubo umunya telah mampu baca

tulis, dengan kata lain telat mengenyam pendidikan, baik pendidikan formal maupun

informal. Apabila di Kecamatan Meureubo keberadaan Pesantren atau Dayah-dayah

sangat berperan aktif dalam memajukan dunia pendidikan yang berdampak pada

peningkatan sektor masyarakat itu sendiri.

Darimana asal usul Meureubo? Nama Meureubo berasal ketika keturunan

orang-orang Aceh yang ditugaskan oleh Kesultanan Aceh ke daerah Minang kembali ke

Aceh dan singgah ditempat yang sekarang bernama Meureubo, dan disebut oleh mereka

marabou (merupakan bahasa minang yang berarti meraba) yang bermaksud mereka

meraba-raba dalam rangka mencari saudara yang tinggal di Aceh. Namun juga ada

pendapat yang mengatakan bahwa nama Meureubo berasal dari banyak batang Rabo di

daerah tersebut.

Salah satu kemukiman di Meureubo adalah Rantau Panyang terkenal dengan

ketrampilan masyarakat terutama dalam kerajinan tangan seperti pandai emas, namun

yang paling terkenal masa itu adalah kemampuan mereka dakam membuat tudung, inilah

yang dimaksud dengan “Rantau Panyang Cop Keureudong”

Sementara masyarakat Ujung Tanjong terkenal dengan kemampuan orasi lisan

mereka terutama dalam Dakwah Agama makanya “Ujung Tanjong peugah haba’’

Page 5: Sejarah singkat meureubo

Meureubo yang berdomisili diseputar Krueng Meureubo dianggap ahli sebagai

nelayan makanya mereka dijuluki dengan “Awak Meureubo Jak Meukawe’’ Disamping

itu Meureubo karena memiliki akar yang kuat dengan budaya Minang mereka juga

terkenal sebagai pusat keagamaan bagi Aceh Barat dan ketrampilan Pencat Silat.

Sementara itu Peunaga adalah tempat yang indah alamnya karena adanya lagin

dan sungai kecil dengan nyiur kelapanya makanya disebut dengan “Jak Meuwet Wet U

Peunaga”

Meureubo juga terkenal sebagai pusat orang-orang kaya baik dari bisnis kerajinan

emas maupun hasil alam. Yang paling terkenal pada masa barter dulu tahun 1940-50-an

adalah H. Dariyah dimana beliau adalah ekportir karet dan hasil bumi lainnya terutama

dengan Pulau Pinang, Malaysia. Hubungan Pulau Pinang dengan Meulaboh akan kita

bahas dalam judul Pasar Aceh

H. Dariyah adalah pengusaha yang sukses dan pada masa itu beliau sudah

memiliki telepon rumah, beliau yang lebih dikenal dengan Gedung Kuning bagaikan

kastel dan bentuk arsitektur rumah-rumah yang ada di Pulau Pinang. Dirumah yang luas

itu juga ditanam rambutan yang manis rasanya, beliau juga memiliki perkebunan karet

serta rumanya dihiasi dengan barang barang dari tanah Melayu dan Singapura.