sejarah pengembangan obat tradisional

66
SEJARAH PENGEMBANGAN OBAT TRADISIONAL BY MAINAL FURQAN

Upload: muhammad-firdauz-kamil

Post on 31-Jan-2016

104 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

SEJARAH PENGEMBANGAN OBAT TRADISIONAL

BY MAINAL FURQAN

Page 2: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

CLUE

• Tiap – tiap negara punya tradisi pengobatan tersendiri

• Dikenal beberapa negara pelopor pengobatan tradisional seperti

Mesir, Cina, India, Amerika Latin, Indonesia dll

Page 3: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

PENGEMBANGAN OBAT

Progress sains medik

keyakinan

Signature doctrine

PARACELSUS (1943-1951): Bapak farmakokimia dan iatrokimia (school of medicine di abad 17: berdasarkan teori: semua fenomena hidup dan penyakit dilandasi chemical action

Modern medicine: Tuhan tlh memberiiPetunjuk bahwa bhn obat tersedia dan mencukupi utk mengobati penyakit

Sehat : suatu keadaan fisik, mental, sosial tanpa gangguan atau penyakit (QOL) kebutuhan yang paling fundamanetal bagi manusia (tidak bisa ditawar-tawar)

Agar tetap dalam kondisi itu atau jika ada gangguan/penyakit, manusia berupaya memelihara.mengobati (mencari obat atau bahan kimia dari berbagai sumber

Sbl era sitesis (40 thn) obat dan pengobatan berasal daari alam (tbh2an, hewan, M. organisme

Sbn smp sekarang (digoksin, kuinin, reserpin)

Kemajuan riset, puluhan atau ratusan bhn aktif diekstraksi dari MO, tubhn, dan hewan

Mendorong par aahli kimia mensistesis seny. Yg sama atau anlognya

Disebabkan:

• Bhn aktif dlm sumber sedikit

• Rendahnya perhatian utk memperoleh bhn kimiadr tubhn tersterial (10% yg baru diinvestigasi), flora dan fauna lautan yg potensial sbg bhn obat

A. SUMBER KUNO (ANCIENT SOURCES)

• Roh jahat

(Evil Spirit)

• Syetan (devil)SAKIT

Masyarakat kuno Pengobatan: brsl dari Bhn yg kotor dan berbau (refugant odor)

Pengobatan sec mistis dgn jimat (amolets) dan pesona atau dgn mengusir syetan (exorcisms), dan ceremonial dances)

• Urin, Fese• Tumbuhan berbau

sgt tajam (stinking plants)Dasar

pengobatan mengg. Obat yg berasal dr tbhn dan hewan pd masy. kkuno(purbakala)

Page 4: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

potensi I n d o n e s I a

Number 2 in the world40.000 jenis tumbuhan10.000 nya ditenggarai berkhasiat

Page 5: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Sintesis 48,9%

Tumbuhan11,1%

Sint-parsial9,5%

Mineral 9,1%

Hewan 8,7%

Mikroba6,4%

Va

ksin4

,3%

Se

ra 2

,0%

Persentase distribusi sumber Obat rekomendasi WHO

Page 6: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Clue

- Penggunaan empiris- Buatan sendiri, industri rumah, - Bentuk: tunggal atau campuran (ramuan)

Page 7: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

9000 senyawa

2500

50

Uji kimia pertama

Skrining (penapisan) farmakologi

Uji toksikologi akut

Studi dan uji farmakologi yg lebih luas

Uji toksikologi kronik dilanjutkan dgn Penelitian klinik

Gambar: Pengembangan obat baru: dari 9000 sebyawa kimiaYg diselidiki hanya 1 yang dapat digunakan dalam terapi stl Melalui beberapa penapisan

Page 8: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

terminologi

OBAT TRADISIONALObat yg berasal dari bahan tumbuhan, hewan, mineral atau dan sediaan galeniknya atau campuran dari bahan bahan tsb yg blm memp data klinis dan dipergunakan dlm usaha pengob berdasarkan pengalaman (Sirait, 1983).

Page 9: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

• Tahun 1976, merupakan awal pengembangan O.T di Indonensia dengan dibentuknya DIREKTORAT PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, PADA DIREKTORAT PENGAWAN OBAT DAN MAKANAN, DEPARTEMEN KESEHATAN

• Lahir aturan-aturan tentang obat radisional yang dikenal dengan paket deregulasi, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan R.I :1. No. 179/Men.Kes/Per/VII/76, Produksi dan

Distribusi Obat TradisionL2. No. 180/Men.Kes/Per/VII/76, Wajib Daftar

Obat Tradisional3. No. 181/Men.Kes/Per/VII/76, Pembungkusan dan

Penandaan Obat Tradisional

Page 10: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

MASA DEPAN OBAT TRADISIONAL• AMANAH GBHN TAHUN 1993

Pengobatan tradisional yang secara medis dapat dipertanggungjawabkan, terus dibina dalam rangka perluasan dan pemerataan kesehatan. Pemeliharaan dan pengembangan obat tradisional sebagai warisan budaya bangsa terus ditingkatkan dan didorong pengembang-an serta penemuan obat-obatan termasuk budidaya obat tradisional yang secara medis dapat dipertanggungjawabkan

Page 11: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Lanjutan

• Pemanfaatan dengan tujuan perluasan dan pemerataan pelayanan kesehatan

• Pengembangan dengan penemuan obat baru• Pembinaan• Masuk dalam pelayanan kesehatan formal :

syarat : - AMAN - KHASIAT - MUTU

tujuan : FITOFARMAKA

Page 12: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

WHO…Strategi WHO dalam hal obat tradisional mencakup empat tujuan utama yaitu (WHO, 2002) : 1) Mengintegrasikan secara tepat obat tradisional dalam sistem pelayanan kesehatan nasional dengan mengembangkan dan melaksanakan kebijakan nasional obat tradisional dengan berbagai programnya. 2) Meningkatkan keamanan (safety), khasiat dan mutu dengan memperkuat knowledge-base obat tradisional dan regulasi dan standar jaminan mutu (quality assurance standard). 3) Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan obat tradisional terutama untuk masyarakat yang tidak mampu. 4) Mempromosikan penggunaan obat tradisional secara tepat oleh tenaga profesional medik maupun oleh konsumen.

Page 13: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Berdasarkan penggunaan dan pengakuan obat tradisional, menurut WHO ada 3 sistem pelayanan kesehatan yg dianut negara2 di dunia:Sistem Integratif : Cina, Korea dan VietnamSistem Inclusiv : Nigeria, Kanada, Inggris,

IndonesiaSistem Toleran : Banyak negara

Page 14: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Trend OT

Karena

Aspek medik meluas di seluruh duniaAspek ekonomi sebagai added value

Page 15: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

PENGOLAHAN DAN PENGUNAAN OBAT TRADISIONAL

Page 16: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

CARA PENYIAPAN SIMPLISIA• PENGERTIAN SIMPLISIA, adalah bahan alamiah yang

dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan

• BAHAN ALAMIAH : 1. BAHAN NABATI, FLORA, TUMBUHAN2. BAHAN HEWANI, FAUNA3. BAHAN PELIKAN, MINERAL

Page 17: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

1. BAHAN NABATI

• Berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat

• EKSUDAT, isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman

Page 18: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

2. BAHAN HEWANI

• Berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

3. BAHAN PELIKAN• Berupa pelikan atau mineral yang belum

diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni

Page 19: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

SUMBER SIMPLSIA

• 1. TUMBUHAN LIAR - Kerugian: a. umur dan bagian tanaman b. jenis (species) c. lingkungan tempat tumbuh - Keuntungan : ekonomis

• 2. TANAMAN BUDIDAYA (tumpangsari, TOGA, perkebunan)

- Keuntungan : a. bibit unggul b. pengolahan pascapanen c. tempat tumbuh

- Kerugian : a. tanaman manja b. residu pestisida

Page 20: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

SYARAT SIMPLISIA NABATI/HEWANI1. Harus bebas serangga, fragmen hewan, kotoran hewan2. Tidak boleh menyimpang dari bau, warna3. Tidak boleh mengandung lendir, cendawan, menun jukkan

tanda-tanda pengotoran lain4. Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau

berbahaya5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimal 2%

PELIKAN : Harus bebas dari pengotoran tanah, batu, hewan, fragmen hewan dan bahan asing lainnya

Page 21: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

DASAR PEMBUATAN SIMPLISIA• CARA PENGERINGAN : - waktu

- suhu - perajangan

• PROSES FERMENTASI: - harus tepat waktu• PROSES KHUSUS : - penyulingan

- pengentalan eksudat- pengeringan sari air

• MEMERLUKAN AIR : - pati- talk

Catatan: air harus bebas racun serangga, kuman patogen, logam berat, dll

Page 22: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

TAHAPAN PENYIAPAN SIMPLISIA

• 1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU (PANEN)• 2. SORTASI BASAH• 3. PENCUCIAN• 4. PERAJANGAN• 5. PENGERINGAN• 6. SORTASI KERING• 7. PENGEPAKAN DAN PENYIMPANAN• 8. PEMERIKSAAN MUTU

Page 23: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU

• Kadar zat aktif dalam simplisia bervariasi, tergantung: a. Bagian tanaman

b. Umur tanamanc. Waktu panend. teknik pengumpulan

a. BAGIAN TANAMAN, kulit batang (klika, cortex), batang (caulix), kayu (lignum), daun (folium), bunga (flos), akar (radix), rimpang (rhizoma), buah (fructus), biji (semena), bulbus

Page 24: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

b. UMUR TANAMAN

• Atropa belladonna L.:alkaloida utama hiosiamin pertama ada pada akar, tahun I tertinggi pada batang hijau, tahun II batang berkayu dan kadar tertinggi pada pucuk daun tanaman mulai berbunga

• Mentha piperita L.: kadar mentol tertinggi pada daun muda, saat tanaman mulai berbunga

• Cinnamomum camphora L. : kadar kamfer tergantung dari umur tanaman, makin tua makin tinggi pada bagian kayu

Page 25: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

c. WAKTU PANEN• Minyak atsiri : sebaiknya panen pagi hari • Pertimbangan zat aktif : - stabilitas kimia

- stabilitas fisikad. TEKNIK PENGUMPULAN• Dengan manual (tangan) :

- keterampilan- baik bagi tanaman dipanen berulang-ulang

• Dengan alat (mekanik) :- perhatikan zat aktif (kimia), - baik bagi tanaman sekali panen

Page 26: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

PEDOMAN PANEN PADA UMUMNYA

• KULIT BATANG- umur sudah cukup tua, jangan terlalu tua, memiliki banyak gabus (tidak ada zat aktif) - jangan mengganggu pertumbuhan, panen menjelang musim kemarau- panen batang utama dan cabang, ukuran

tertentu- mengandung m.a & fenol, hindari logam- kadar air ≤ 8%

Page 27: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

• BATANG- dari cabang dengan diameter tertentu- potong dengan panjang tertentu- kadar air ≤ 10%

• KAYU- dari batang atau cabang- kelupas kulit- potong-potong kecil, diserut - kadar air ≤ 10%

Page 28: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

• DAUN- daun tua : - telah membuka sempurna

- pada cabang, batang- menerima s.m. sempurna

misal : sembung, Blumea balsamifera L.

- daun muda, pucuk :- saat mengalami perubahan pertumbuhan dari vegetatif ke generatif

misal : kumis kucing, Orthosiphon stamineus- kadar air ≤ 5%

Page 29: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

• BUNGATergantung yang dimaksud : kuncup, bunga mekar, mahkota bunga, daun bunga, kadar air ≤ 5%, dipetik dengan tangan

• AKAR : - bagian bawah tanah- potong-potong, ukuran tertentu- kadar air ≤ 10%

• RIMPANG :- panen musim kering, bag. atas tan. kering- cabut tanaman, bersihkan rimpang- potong melintang, tebal tertentu- kadar air ≤ 8%

Page 30: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

• BUAH Tergantung yang dimaksud : buah masak, matang,

muda, dipetik dengan tangan- umum buah masak, ditandai perubahan pada

buah : tingkat kekerasan;labu merah, Cucurbita moschata L. warna; asam, Tamarindus indica L. jeruk nipis, Citrus aurantifolia L. bentuk; mentimun, Cucumis sativus L. pare, Momordica charantia L.

- kadar air ≤ 8%

Page 31: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

• BIJI- buah mengering; kedawung,Parkia roxbugii- sebelum kering benar, sebelum pecah secara alami;

jarak, Ricinus communis L.- buah dipetik (manual, alat)- kupas kulit buah- kadar air ≤ 10%

• BULBUS- umbi lapis maksimal besar, pertumbuhan di atas

berhenti; bawang merah, Allium cepa L.- tanaman cabut, bulbus pisah dari daun dan akar- cuci

Page 32: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

2. SORTASI BASAH

• TUJUAN : membersihkan dari kotoran dan bahan asing

• misal : akar, bahan asing, tanah, kerikil, pasir, rumput, batang, daun, bagian akar rusak, pengotoran lain (tanah, banyak mikroba)

Page 33: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

3. PENCUCIAN• TUJUAN : membersihkan / menghilangkan ta- nah dan kotoran lain yang melekat• PERHATIKAN : simplisia yang mengandung z.a yang mudah larut, cuci sesingkat mungkin• Frazier (1978): -cuci 1 x, 25% mikroba hilang -cuci 3 x, mikroba sisa 42%• Air harus bersih : mata air, air sumur, PAM• Bebas dari : Pseudomonas, Proteus, Micrococ- cus, Bacillus, Streptococcus, Enterobac- ter, Escherichia

Page 34: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

4. PERAJANGAN• TUJUAN : Mempemudah proses selanjutnya, untuk

pengeringan, penggilingan, pengepakan• CARA : - keringkan 1 hari, utk mengurangi warna

akibat reaksi alat dengan simplisia - rajang, tipis atau potong, ukuran t3

• PERHATIKAN : irisan jangan terlalu tipis; - mudah kering- berkurang / hilang z.a yang mudah uap- mempengaruhi komposisi bau dan warna

misal : temulawak, temugiring, jahe, kencur dan sejenisnya

Page 35: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

5. PENGERINGAN• TUJUAN : mengurangi kadar, supaya simplisia awet,

dengan kadar air ≤ 10% (mantap 5%) tidak terjadi reaksi enzimatis - kadar air ≥ 10%; terjadi reaksi enzimatis, z.a terurai terjadi pertumbuhan kapang, jazad renik simplisia rusak, menurun mutunya - < 1950, simplisia diawetkan dengan rendam EtOH 70%, aliri uap panas - keringkan, kecuali simplisia fermentasi (keringkan

perlahan, enzimatik, z.a pecah)

Page 36: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Jenis Pengeringan

A. Secara alamiah:1. Sinar matahari langsung

- Bagian tan. keras:kayu, kulit kayu, biji - z.a stabil - mudah, murah, tergantung iklim 2. Diangin-anginkan, tidak kena s.m langsung - bagian tan lunak : bunga, daun - z.a mudah menguap, tidak stabi

Page 37: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Tempat Pengeringan

• Tempat simplisia berlubang-lubang, seperti anyaman bambu

• Tidak terbuat dari logam, z.a dapat rusak• Sirkulasi udara diatur

B. Pengeringan buatan - Alat dapat mengatur : suhu, kelembaban, tekanan, aliran udara - Tidak ekonomis, untuk simplisia banyak - Mutu simplisia lebih baik, waktu efisen

Page 38: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Lanjutan

• Prinsip kerja : - Udara dipanaskan,sumber panas dari kompor mesin diesel, listrik - Udara panas dialirkan dengan dorongan kipas

Page 39: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

6. SORTASI KERING

• TUJUAN : memisahkan / membersihkan benda asing, pengotoran lain (bagian tan)

• CARA : - manual - mekanik

Page 40: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

7. PENGEPAKAN & PENYIMPANAN• FAKTOR-FAKTOR KERUSAKAN SIMPLISIA a. CAHAYA : - peristiwa kimia - s.m langsung, perubahan warna

b. OKSIGEN : - enzim oksidasec. REAKSI KIMIA INTERN

- perubahan kimiad. DEHIDRASI & HIGROSKOPIS

- simplisia kehilang air, mengecil (kisut) - menyerap air, basah

Page 41: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Lanjutane. KAPANG

- rusak jaringan dan susunan kimia z.a- toksin

f. SERANGGA & HEWAN PENGGERAT- sebagai kotoran- dimakan, kotoran

g. PENGOTORAN- bahan asing- pasir, wadah, debu- ekskresi hewan

Page 42: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

LanjutanPENGEMASAN

- sesuai- iner

GUDANG sistem FIFO (First In First Out)

PMPK (Pertama Masuk Pertama Keluar)

Page 43: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

8. PEMERIKSAAN MUTU• TUJUAN : simplisia memenuhi syarat sesuai FI, EFI,MMI, buku resmi disetujui pem.• MAKSUD : keseragaman komponen aktif, kea- manan, kegunaan / khasiat• AGAR : sediaan,obat selalu tetap mutu, khasiat• DILAKUKAN : saat penerimaan, pembelian dan pengumpulan / panen• CONTOH : secara uji petik, acak• SEDIAKAN contoh-contoh pembanding

Page 44: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

JENIS PEMERIKSAAN

• Maksud pemeriksaan, keyakinan kebenaran• Dasar : - botani

- fisika - kimia - farmakologiA. ORGANOLEPTIK : - bentuk

- warna- bau- rasa

B. MAKROSKOPIK :- mata telanjang- kaca pembesar (loupe)

Page 45: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

LanjutanC. MIKROKOPIK Dilakukan pemeriksaan : - irisan

- serbuk Guna : - penyusun / komposisi fragmen

- karakteristik Informasi : - kebenaran simplisia

- adanya pengotoran fragmen- penggantian / pemalsuan

Catatan : A, B dan C adalah pemeriksaan awal

Page 46: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

D. FLUORESENSI Sinar UV (λ = 350 – 366 nm), fluoresensi khas

- kayu hidrstis, kuning mas- Rauwolfia serpentina L, merah rose

- akar Rheum officinale L, kecoklatan Rheum rhaponticum L, ungu- ekstrak tan berklorofil, merah intensif- Ekstrak Aesculus hippocastanum,biru

(glik. Kimarin eskulosida)- Fraxinus ornus, infus biru intensif- Fraxinus excelsor (pengganti), infus biru

kurang intensif- kulit kina, dalam asam sulfat, biru (kinin)- Aloe dlm air dapar borat,kuning kehijauan (aloin)

Page 47: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

E. KELARUTAN Terutama simplisia berupa eksudat, misal :

- Gom arab, larut seluruh dalam air dingin- Tragakan, mengembang tanpa larut- Gom sterculia, larut sebagian

Ketiganya tidak larut dalam alkohol

- Resin dan balsem, kelarutan dalam Et-OH,eter, CS2, pelarut organik lain

Page 48: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

F. REAKSI WARNA, PENGENDAPAN Terhadap serbuk, ekstrak

- Asam Sulfat 80%▪ Strophanthus kombe, hijau

▪ Strophanthus gratus, merah rose ▪ Cassia angustifolia, lar. Alkali merah

(antrakinon)▪ Cassia acutifolia, idem▪ Cassia auriculata (pengganti), warna

merah (leukoantosian)

Page 49: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Lanjutan

- Reaksi pengendapan, ekstrak, jernih- Sublimasi, pisahkan, tertentu t.l dan re-

aksi warna- Asam Sinamat dalam tolubalsem,didihkan

air kapur, HCl, oksidasi KMnO4, benzal

dehida

Page 50: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

G. PENETAPAN KADAR• Dimaksud Farmakope adalah penetapan kadar z.a, berupa campuran

(total) atau tunggal, misal : - kadar alkaloida striknin

- kadar alkaloida total, striknin, brusin, α-kolubrin dan β-kolubrin

- Kadar sari, z.a belum jelas :▪ yang larut dalam air▪ yang larut dalam Et-OH

- Kadar abu, pencemaran benda anorganik: ▪ kadar abu total ▪ kadar abu larut dalam air ▪ kadar abu tidak larut dalam asam

- Kadar air: ▪ tidak terjadi reaksi enzimatis ▪ pencemaran mikroba ▪ toksin

Page 51: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

H. CEMARAN MIKROBA AFLATOKSIN• Berupa cemaran bahan baku• Pada proses pembuatan• Toksin misal : Aspergillus flavus, non patogen, meta- bolit aflatoksin, Kanada 20 µg/Kg bahan

I. CEMARAN LOGAM BERAT - timbal- raksa- arsen

Page 52: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Definisi-definisi

Metabolit Primer vs Metabolit Sekundera. Metabolit Primer : metabolit yang secara langsung terlibat dalam pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi normal. Metabolit primer adalah senyawa penyusun utama dalam tubuh. (Manitto) Misal karbohidrat, protein, lemak.

b. Metabolit Sekunder : senyawa organik yang tidak terlibat langsung dalam pertumbuhan , perkembangan, atau reproduksi normal organisme. Atau metabolit yang dihasilkan tidak dari proses yang terpenting bagi eksistensi suatu organisme (Manitto). Misal terpenoid, alkaloid, flavonoid.

Page 53: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

METODE EKSTRAKSIPelarut 1. Pelarut polar : Air

2. Pelarut semipolar : etil asetat, aseton, kloroform.

3. Pelarut nonpolar : n heksan, ether 4. Pelarut polar dan nonpolar :

metanol, etanol, asam asetatMetode Ekstraksi dengan cara pemanasan yakni : 1. Dekoktum pelarut air dengan suhu 90-95oC

selama 30 menit.2. Infusum pelarut air dengan suhu 90-95o C selama

15 menit.

Page 54: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

3. Refluks metode ekstraksi panas dengan teknik penyulingan (destilasi), bahan simplisia direndam dalam sulven air, langsung di panasi.

4. Soxhletasi hampir sama dengan refluks, hanya suhunya lebih rendah

5. Coque simplisia di rebus langsung dengan solven air. Air rebusan lansung digunakan atau air dan ampasnya langsung digunakan.

6. Seduhan simplisia direndam dgn air mendidih, selama 5-10 menit spt teh celup.

Page 55: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Metode ekstraksi dingin Untuk bahan simplisia yang mudah rusak oleh pemanasan.

1. Maserasi merendam dengan pelarut dalam waktu 24-48 jam, selanjutnya di saring. Filtrat di pekatkan dengan rotafavor , shg diperoleh ekstrak kental.

2. Perkolasi proses ekstraksi dingin dengan mengalirkan pelarut secara kontinyu dalam waktu tertentu. Selanjutnya diuapkan dgn rotafavor.

Page 56: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

JENIS EKSTRAK1. Ekstrak air menggunakan pelarut air,

ekstrak dapat langsung digunakan atau di pekatkan/ dikeringkan.

2. Ekstrak kental mellaui proses pemekatan dengan rotafavor.

3. Ekstrak kering dari proses pemekatan dilanjutkan dengan pengeringan. Dapat menggunakan bahan tambahan seperti laktosa, aerosil, atau menggunakan metode kering beku (susu bubuk).

Page 57: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Road Map for Development of New Drug from Plants

Dalam pengembangan obat dari tumbuhan, berikut ini langkah-langkah yang digunakan:

1. Memilih tumbuhan2. Skrining aktivitas farmakologis3. Menyiapkan ekstrak yang mengandung senyawa

aktif4. Pemisahan senyawa aktif dari ekstrak tumbuhan5. Isolasi senyawa aktif6. Elusidasi struktur senyawa aktif7. Uji toksikologis senyawa aktif 8. Lakukan pengujian klinis (Clinical Trial) dari

senyawa aktif 9. Sintesis dari senyawa aktif10. Modifikasi struktur kimia dari senyawa aktif11. Kultivasi dan seleksi galur tumbuhan yang banyak

menghasilkan senyawa aktif

Page 58: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

1. Memilih tumbuhanHal pertama dalam pengembangan tumbuhan obat adalah memilih tumbuhan.

Prosedur dalam pemilihan suatu tumbuhan sbb:Pengalaman dari penggunaan obat tradisional /

empiris (Ethnopharmacognosy)Skrining tumbuhan yang dihubungkan dengan

tumbuhan dari genus yang telah diketahui berguna sebagai obat (chemotaxonomy)

Skrining tumbuhan untuk kandungan senyawa spesifiknya, mis: alkaloid, steroid (skrining fitokimia)

Skrining tumbuhan berdasarkan sifat farmakologinya

Pemilihan secara random

Page 59: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

2. Skrining Aktivitas FarmakologisBeberapa faktor yang dipertimbangkan

dalam merancang suatu program skrining ekstrak simplisia:1. Selektivitas: uji aktivitas dari ekstrak

simplisia yang akan diuji harus signifikan dan selektif untuk membatasi jumlah senyawa yang akan dievaluasi .

2. Sensitivitas: sensitivitas yang tinggi diperlukan untuk mendeteksi senyawa aktif dari suatu ekstrak simplisia yang mempunyai konsentrasi yang kecil.

3. Spesifisitas: Pengujian yang dilakukan harus memberikan hasil yang konsisten dan tidak sensitif terhadap senyawa inaktif yang mungkin mengganggu

4. Metodologi: metode yang dipilih harus simple, terpercaya, dan diterima.

Page 60: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

3. Metode pemisahan preparatif ekstrak tumbuhan dan isolasi senyawa aktif

Penyiapan ekstrak yang mengandung senyawa aktif (ekstraksi) penyiapan pemisahan ekstrak tumbuhan (fraksinasi) berdasarkan BIOASSAY isolasi senyawa aktif (fraksi aktifnya yang kemudian akan diisolasi)

Page 61: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Kenapa kembali ke alamBelajarlah kepada alam

Sesuai kondisi natural tubuh,alamiahMelimpah,murah,tak terbatas

Sumber ilmu yang tak habisLestari

Efeksamping kecildll

Page 62: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Yang perlu diperhatikanSebaiknya sudah diteliti secara ilmiahAda pengalaman sebelumnyaBahan harus asliProses yang benar dan

bermutuSDM kompetenProduk menarik

Page 63: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Nama : Pegagan (centella asiatica urban)

Kegunaan : Melancarkan peredaran darah, meningkatkan stamina, meningkatkan daya ingat.

Cara Pembuatan :Daun pegagan kering diambil 5-10 gr, direbus dalam panci infus pada suhu 900c dengan air 1 liter dijadikan ½ liter.

Cara Penggunaan :Diminum sehari 3 kali (tidak boleh menginap)

Catatan :Merebus tidak boleh menggunakan panci aluminium, sebaiknya menggunakan panci stainless/kuali.

Page 64: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Nama : Sendok-an (plantago mayor L)

Kegunaan :Melancarkan kencing, untuk batu ginjal, batu kandung empedu

Ramuan :Daun sendok-an kering diambil 5-10 gr, direbus dengan air 1 liter dijadikan ½ liter.

Cara Merebus :Direbus dengan suhu 900c selama 15 menit. Merebus tidak boleh menggunakan panci aluminium, sebaiknya menggunakan panci stainless/kuali.

Cara penggunaan :Diminum sehari 3 kali bila kencing terasa nyeri

Catatan :Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar dan nyerinya hilang.

Page 65: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Nama : Tempuyung (sonchus arvensis)Kegunaan : Pengobatan batu empedu dan batu saluran kencing (diueretik

/ prostat )

Ramuan : Daun tempuyung 10-20 gr Air 100 ml

Cara Pembuatan : Daun tempuyung diserbuk, serbuk daun tempuyung sirebus

dalam panci infus pada suhu 900c (setelah banyak mengeluarkan uap) selama 15 menit, kemudian disaring dalam keadaan panas.

Cara Penggunaan : Diminum sehari 2 kali tiap ½ ramuan

Catatan : Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar berupa batu,

pasir atau butiran atau pengobatan setelah 3 bulan. Untuk menghindari terbentuknya batu, pengobatan dilanjutkan dengan rebusan kumis kucing dengan meniran.

Page 66: Sejarah Pengembangan Obat Tradisional

Nama : Daun Dewa (gynura procumbens var macrophylla)

Kegunaan :Anti radang, pereda demam, penghilang nyeri, pencegah kanker dan melancarkan bekuan darah.

Cara pembuatan :Daun dewa kering 7-20 gr direbus dengan air 1 liter dijadikan ½ liter. Dengan suhu 1000c selama 20 menit.

Cara penggunaan : Diminum sehari 2 kali.

Catatan :Merebus tidak boleh menggunakan panci aluminium, sebaiknya menggunakan kuali. Pengobatan sebaiknya dihentikan kalau rasa mbliyur.