sejarah pendidikan indonesia

122
BAB 1 PANDANGAN UMUM TENTANG POLITIK DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KOLONIAL

Upload: laily-syafaati

Post on 15-Jan-2017

3.245 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Pendidikan Indonesia

BAB 1PANDANGAN UMUM TENTANG

POLITIK DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KOLONIAL

Page 2: Sejarah Pendidikan Indonesia

ZAMAN “VERENIGDE OOST-INDISCHE COMPAGNIE” (VOC)

Kedatangan bangsa Belanda datang ke Indonesia sebenarnya bukan untuk menjajah melainkan untuk berdagang.

Metode kolonisasi Belanda yaitu mempertahankan raja-raja yang berkuasa kemudian menjalankan pemerintahan melalui raja-raja tersebut serta memonopoli perdagangan dan mengeksploitasi sumber daya alam.

Page 3: Sejarah Pendidikan Indonesia

Sekolah-Sekolah Semasa VOC

VOC memusatkan kegiatan pendidikan di bagian timur Indonesia dimana agama Katolik telah berkembang. Tahun 1607 didirikan sekolah pertama di Ambon karena pada saat itu belum ada anak Belanda. Tujuannya yaitu untuk melenyapkan agama Katolik dan menyebarkan agama Protestan, Calvinisme.

Kurikulum sekolah selama VOC berkaitan dengan gereja.

Page 4: Sejarah Pendidikan Indonesia

Masa Interregnum Inggris (1811-1816) tidak membwa perubahan walaupun Sir Stamford Raffles ahli negara yang cemerlang. Tanah jajahan akhirnya dikembalikan kepada Belanda tahun 1816 dan pendidikan berada dalam keadaan yang menyedihkan dengan tidak adanya satu sekolah pun di luar Jawa.

Sekolah-Sekolah Semasa VOC

Page 5: Sejarah Pendidikan Indonesia

PEMERINTAHAN BELANDA (SEJAK 1816)

Setelah mundurnya VOC tahun 1816 pemerintahan Beladan mengganti kedudukan VOC. Statuta Hindia Belanda tahun1801 dengan terang-terangan menyatakan bahwa tanah jajahan harus memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada perdagangan dan kepada kekayaan negara Belanda.

Page 6: Sejarah Pendidikan Indonesia

Masa liberal ( 1816-1891)

• Pemerintahan baru yang diresapi oleh ide-ide liberal aliran Aufklarung atau Enlightenment menaruh kepercayaan akan pendidikan sebagai alat untuk mencapai kemajuan ekonomi dan sosial.

Page 7: Sejarah Pendidikan Indonesia

Pendidikan bagi Anak Indonesia

• Pendidikan bagi anak Indonesia tidak diabaikan sepenuhnya. Deandels menegaskan bahwa di Jawa bagian utara dan timur harus mendirikan sekolah atas biaya sendiri. Gubernur Jendral van der Capellen menganjurkan agar pendidikan rakyat berdasarkan desa dan diintruksikan untuk menyediakan sekolah bagi penduduk.

Page 8: Sejarah Pendidikan Indonesia

• Setengah abad ke-18 pertama pemerintahan Belanda tidak satu sekolah pun disediakan bagi anak-anak Indonesia.

• Untuk mengatasi kesulitan keuangan tersebut, Van den Bosch membawa ide penggunaan kerja paksa sebagai cara untuk memperoleh keuntungan maksimal yang kemudian dikenal dengan nama Cultuurstelsel atau tanam paksa.

Pendidikan bagi Anak Indonesia

Page 9: Sejarah Pendidikan Indonesia

Politik Etis: 1900-1920• Paada tahun 1899 terbit sebuah artikel oleh Van

Deventer, berjudul Hutang kehormataan dalam De Gids. Di situ ia mengemukan bahwa keuntungan yang diperoleh dari Indonesia selama ini hendaknya dibayar kembali daari perbendaharaan negara.

• Tujuan Politik Etis dapat disimpulkan sebagai usaha mencapai kesejahteraan melalui irigasi, transmigrasi, reformasi, pendewasaan, perwakilan, dan dalam semua pendidikan memainkan peranan penting.

Page 10: Sejarah Pendidikan Indonesia

Gradualisme juga menjamin kedudukan yang menguntungkan bagi orang Belanda. Membatasi kesempatan belajar bagi orang Indonesia antara lain berfungsi menjaga agar anak Belanda selalu lebih maju.

Gradualisme

Beberapa Ciri Umum Politik Pendidikan Belanda

Page 11: Sejarah Pendidikan Indonesia

Dualisme

Dualisme ini berarti berlakunya pemerintahan, pengadilan dan hukum tersendiri bagi berbagai golongan penduduk.

Sekolah berorientasi Barat, menggunakan bahasa Belanda, sedangkan sekolah pribumi dalam bahasa Melayu atau bahasa daerah.

Pendidikan pribumi oleh dikatakan tidak memberi kesempatan meneruskan pelajaran dan merupakan jalan buntu.

Page 12: Sejarah Pendidikan Indonesia

Kontrol Sentral yang KuatGubernur Jenderal yang menjalankan

pemerintahannya atas nama Raja Belanda dan bertanggungjawab penuh terhadap Raja Belanda yang diwakili Menteri Jajahan. Sedangkan Menteri Jajahan mempertanggungjawakan tindakan Gubernur Jenderal kepada Parlemen.

Gubernur Jenderal dibantu oleh sejumlah besar pegawai negeri yang terbagi dalam 9 departemen antara lain: Departemen Pendidikan, Agama, dan Industri.

Page 13: Sejarah Pendidikan Indonesia

Pendidikan Sebagai Penyediaan Pegawai

Pada tahun 1864 ditetapkan Klein Ambtenaars’ Examen, ujian pegawai rendah yang harus ditempuh dengan baik agar seseorang dapat diangkat sebagai pegawai pemerintah. Pekerjaan administrasi, yang sediakala lapangan kerja orang Indo-Belanda, kini terbuka bagi orang Indonesia

Idenburg pada tahun 1902 menganjurkan untuk membangkitkan industri pribumi dengan modal pribumi dan melatih orang Indonesia untuk pengembangan industri.

Page 14: Sejarah Pendidikan Indonesia

Prinsip Konkordansi

Prinsip tersebut bertujuan untuk menjaga agar sekolah-sekolah di negeri Belanda. Maksudnya ialah agar mempermudah perpindahan murid-murid dari Hindia Belanda ke sekolah-sekolah di negeri Belanda. Inspektur ditugaskan untuk mengusahakan agar sekolah-sekolah mencapai mutu yang sama dengan yang di negeri Belanda.

Page 15: Sejarah Pendidikan Indonesia

Tidak Adanya Organisasi Sistematis

Terdapat berbagai sekolah rendah bagi anak-anak Indonesia seperti Sekolah Desa untuk anak-anak di pedesaan, Sekolah Kelas Dua untuk anak orang biasa di kota, Sekolah Kelas Satu untuk anak-anak kaum ningrat dan golongan kaya, sekolah khusus untuk anak militer, juga untuk golongan aristrokrasi di Sumatera, dan sejumlah sekolah pendidikan pegawai dan dokter Jawa.

Page 16: Sejarah Pendidikan Indonesia

BAB 2SEKOLAH UNTUK ANAK INDONESIA

SEBELUM REORGANISASI 1892

Page 17: Sejarah Pendidikan Indonesia

Sekolah rendah sebelum 1892 tidak mempunyai kurikulum yang uniform, walaupun dalam peraturan 1817 ada petunjuk yang menentukan kegiatan sekolah. Ada empat mata pelajaran yang di haruskan, yakni membaca, menulis, bahasa (bahasa daerah atau Melayu), dan berhitung. Bahasa pengantar adalah bahasa daerah. Agama tidak di ajarkan, seperti halnya di negeri Belanda pada masa liberal.

Kurikulum

Page 18: Sejarah Pendidikan Indonesia

Pada umumnya gedung sekolah di seluruh Indonesia tidak serasi, terlalu kecil, kurang penerangan dan ventilasi, lembab dan sering pula bocor. Ada kalanya pendopo juga digunakan untuk sekolah, yang juga berfungsi sebagai tempat pengadilan, rapat, dan tujuan-tujuan lain.

Buku-buku dicetak oleh percetakan pemerintah di jakarta, semua buku di karang oleh orang Belanda, termasuk buku dengan bahasa daerah dan melayu tanpa konsultasi dengan orang Indonesia yang ahli dalam bahasa tersebut.

Fasilitas

Page 19: Sejarah Pendidikan Indonesia

Suatu buku yang ditentukan ialah Kitab Edja dan Batja oleh F.A Luitjes (terbitan pertama tahun 1891), terdiri atas 23 halaman. Buku bacaan bagi mereka yang telah menguasai keterampilan dasar membaca, ditulis oleh L.K. Harmsen.

Buku yang digunakan Van Duyn digunakan untuk belajar tulisan Arab. Pada saat pemerintah mulai membuka sekolah setelah tahun 1850, hanya buku kristen yang tersedia.

Buku Pelajaran

Page 20: Sejarah Pendidikan Indonesia

Pendidikan guru menjadi masalah penting dalam masa perluasan pendidikan. Sekolah guru (Kweekschool) pertama dibuka pada tahun1852 di Solo. Sekolah-sekolah ini menghasilkan lebih dari 200 guru antara tahun 1887 sampai dengan 1892. Sebelum adanya sekolah guru ini, sebelumnya tidak ada syarat khusus untuk menjadi seorang guru.

Guru-Guru

Page 21: Sejarah Pendidikan Indonesia

Sejak 1826 inspeksi dilaksanakan oleh Komisi pusat yang disebut Hoofd Commissie, dibantu oleh Komisi sekolah setempat. Tugas inspektur untuk mengunjungi setiap sekolah sekurang-kurangnya sekali setahun, keterangan tentang keadaan gedung sekolah, fasilitas, guru, serta murid dari pada saat yung sama mengevaluasi program sekolah serta memberi saran-saran perbaikan.

Inspeksi

Page 22: Sejarah Pendidikan Indonesia

Seorang inspektur melukiskan sebuah sekolah di Jawa pada tahun 1885 sebagai berikut:

Pada suatu jarak saya lihat sebuah rumah, lebih besar sedikit daripada rumah desa biasa. Di depan rumah yang kecil itu saya lihat duduk kira-kira 40 anak Iaki-laki, kebanyakan masih kecil dan beberapa telah dewasa. Mereka jongkok di tanah dan merokok. Tak perlu saya katakan itu sekolah rendah, karena tak ada sekolah untuk anak pribumi selain sekolah rendah.

Penerimaan dan Jumlah Murid

Page 23: Sejarah Pendidikan Indonesia

Sekolah-sekolah pertama di Jawa dimaksud untuk mendidik pegawai pemerintah. Konsekuensi pertama, hanya anak laki-laki yang diterima dan kedua, anak priayi diberikan prioritas utama. Maka anak-anak perempuan mengalami berbagai rintangan dalam mengikuti pendidikan formal. Agama Islam, agama mayoritas penduduk Jawa, pada masa itu masih ortodoks dan menentang pendidikan fomal untuk gadis-gadis.

Murid Menurut Jenis Kelamin

Page 24: Sejarah Pendidikan Indonesia

Tidak ada sekolah khusus didirikan untuk anak Cina selama abad ke-19. Mereka memasuki ELS atau sekolah untuk pribumi atau yang mereka dirikan sendiri. Pada tahun 1892 sebanyak 504 anak laki-laki dan 5 anak perempuan di Jawa dan 1.019 anak laki-laki dan 86 anak perempuan di luar Jawa.

Penerimaan Murid Menurut Kebangsaan

Page 25: Sejarah Pendidikan Indonesia

Pada tahun 1888 sejumlah 5.824 atau 16% dari murid adalah aristokrasi dan pegawai yang dipandang sebagai priayi sedangkan 84% dari anak-anak berasal dari golongan orang biasa.

Penerimaan Murid Menurut Kedudukan Sosial

Page 26: Sejarah Pendidikan Indonesia

BAB 3SEKOLAH KELAS SATU

Page 27: Sejarah Pendidikan Indonesia

SEKOLAH KELAS SATU

Tahun 1885 : krisis gula yang mengakibatkan keadaan ekonomi yang sangat menyedihkan.

Tahun 1871: terjadi perluasan sekolah rendah dan Sekolah Guru.

Tahun 1887: W. P. Groenevelt, Direktur Pengajaran, Agama, dan Industri mengajukan usul yang akhirnya menghasilkan reorganisasi sekolah dan terealisasi pada tahun 1892.

Page 28: Sejarah Pendidikan Indonesia

Groenevelt menganjurkan dua jenis sekolah:

1. Sekolah Kelas Satu (Eerste Klasse School) untuk anak golongan atas yang akan menjadi pegawai.

2. Sekolah Kelas Dua (Twede Klasse School) untuk penduduk selebihnya.

Tahun 1894: mengubah sekolah rendah yang ada menjadi Sekolah Kelas Satu atau Sekolah Kelas Dua.

Tahun 1909: Sekolah Kelas Satu pertama di luar Jawa didirikan sewaktu Jawa telah mempunyai 60 sekolah serupa.

Tahun 1914: jumlah Sekolah Kelas Satu bertambah menjadi 12 sewaktu Jawa mempunyai 83 sekolah.

Page 29: Sejarah Pendidikan Indonesia

KurikulumTahun 1893: ditentukan peraturan mengenai mata

pelajaran, sebagai berikut: (1) membaca dan menulis dalam bahasa daerah, huruf daerah, dan latin, (2) membaca dan menulis dalam Bahasa Melayu, (3) berhitung, (4) Ilmu Bumi Indonesia, (5) Ilmu Alam, (6) sejarah pulau tempat tinggal, (7) menggambar, dan (8) mengukur tanah.

Tahun 1894: dikeluarkannya Surat Keputusan yang lebih terperinci tentang program sekolah yang dikeluarkan oleh direktur Pengajaran, Agama, dan Industri.

Page 30: Sejarah Pendidikan Indonesia

Buku PelajaranReorganisasi 1892 tidak sekaligus membawa

perubahan dalam buku pelajaran. Kebanyakan buku-buku Sekolah Kelas Dua masih terus digunakan. Diterima bahasa Belanda sebagai mata pelajaran memerlukan buku-buku baru.

Buku hitungan karangan Wisselink, satu jilid tiap kelas. Diutamakan dalam pemecahan soal-soal sederhana. Buku bahasa Belanda karangan R.A.H. Thierbach yang mengajarkan bahasa Belanda sebagai bahasa asing.

Page 31: Sejarah Pendidikan Indonesia

Guru

Lulusan sekolah guru ini biasanya dijadikan kepala sekolah kelas satu maupun sekolah kelas dua. Akan tetapi perkembangan sekolah kelas satu dan sekolah kelas dua sesudah tahun 1900 tidak memungkinkan penempatan lulusan kweekschool sebagai kepala sekolah sehingga pemerintah terpaksa mengangkat kepala sekolah dengan kualifikasi yang lebih rendah.

Maka dibukalah kursus-kursus khusus untuk mendidik guru-guru untuk sekolah kelas dua.

Page 32: Sejarah Pendidikan Indonesia

Penerimaan Calon Guru

Untuk menarik lebih banyak murid pemerintahan menetapkan kenaikan gaji guru dan yang cukup besar. Pada saat yang sama dikeluarkan peraturan yang menentukan bahwa guru lulusan Kweekschool dapat ditempatkan dalam tiap jabatan pemerintah tanpa ijin gubernur jenderal. Jumlah pelamar meningkat sehingga setelah tahun 1892 harus diadakan seleksi dan mereka yang lulus pun masih harus memenuhi persyaratan tertentu.

Page 33: Sejarah Pendidikan Indonesia

Orang Indonesia Sebagai Guru Bahasa Belanda

Dengan alasan kekurangan guru Belanda, maka pada tahun 1912 pemerintah mengambil keputusan untuk melatih guru berbangsa Indonesia untuk diploma bahasa Belanda. Hanya lulusan Kweekschool yang dapat dipilih untuk latihan itu. Dalam pelatihan ini guru-guru harus mencapai taraf kemampuan yang sama dengan guru-guru Belanda untuk Sekolah Dasar. Pemegang ijazah lulusan pelatihan ini juga dapat diangkat sebagai kepala sekolah.

Page 34: Sejarah Pendidikan Indonesia

BAB 4SEKOLAH KELAS DUA

Page 35: Sejarah Pendidikan Indonesia

SEKOLAH KELAS DUA

Sekolah Kelas Dua dimaksud sebagai Sekolah Rakyat yang memberi pendidikan yang sederhana bagi seluruh rakyat.

Namun sekolah kelas dua tidak berkembang menjadi sekolah umum bagi seluruh rakyat dan kemudian dipersoalkan apakah sekolah itu memang sesuai untuk pendidikan rakyat umumnya.

Page 36: Sejarah Pendidikan Indonesia

KURIKULUMMenurut statuta 1983 program Sekolah Kelas Dua terdiri

setidak-tidaknya atas pelajaran membaca, menulis dalam bahasa Melayu dan berhitung.

Pelajaran agama dilarang walaupun ruangan kelas dapat digunakan untuk pendidikan agama di luar jam sekolah.

Menggambar mulai diajarkan pada tahun 1892.Bernyanyi diajarkan hanya di kelas 3 sejak 1892 dan

kemudian dihapuskan pada tahun 1912.Pendidikan jasmani dan pekerjaan tangan tidak dimasukkan

ke dalam kurikulum 1892 dan 1912.Bahasa Melayu diwajibkan di Sekolah Kelas Dua sejak 1907.

Page 37: Sejarah Pendidikan Indonesia

BUKU PELAJARAN• Buku yang banyak dipakai ialah Emboen, buku

bacaan karangan bersama guru Belanda (G.F. Lavell) dan guru bahasa Melayu (M. Taib).

• Buku dengan corak yang sama ialah Taman Sari oleh J. Kats yang berisi cerita-cerita.

• Surat kabar Indonesia mengemukakan bahwa buku pelajaran itu tidak mengandung bahan nasional dan tidak mengembangkan rasa nasional atau kewarganegaraan Indonesia.

Page 38: Sejarah Pendidikan Indonesia

FASILITAS• Sekolah Kelas Dua menggunakan berbagai

macam gedung sebagai tempat belajar, yakni :1. Gereja, terutama di daerah yang beragama Kristen

seperti Ambon, Menado.2. Sekolah yang didirikan oleh penduduk3. Rumah sewaan, tangsi militer, atau benteng tua4. Sekolah yang dibangun oleh pemerintah

Page 39: Sejarah Pendidikan Indonesia

INSPEKSI• Pada tahun 1906 Indonesia dibagi dalam 6

wilayah inspeksi dengan 6 pembantu inspektur, yakni : Jawa Barat, Jawa Tangah, Jawa Timur, Sumatera, Maluku, dan Makassar.

• Pada tahun 1916 jumlah wilayah inspeksi ditambah menjadi 10, kemudian 12 sehingga inspeksi dapat ditingkatkan namun tak mungkan bagi 12 inspektur untuk menginpeksi sekitar 3600 sekolah setahun seperti diharapkan dari mereka.

• Kunjungan inspektur atau pemilik sekolah merupakan peristiwa besar bagi suatu sekolah.

Page 40: Sejarah Pendidikan Indonesia

KEADAAN MURID

• Sekolah Kelas Dua tidak pernah menjadi populer di kalangan Cina yang ingin menjadi warga negara negara Cina nasionalis dan tidak dapat menerima sekolah sederhana yang tidak membuka kesempatan untuk kelanjutan pelajaran dan kedudukan yang baik.

• Sekolah Kelas Dua hanya cocok bagi orang yang dirintangi, finansial maupun sosial, untuk memasuki sekolah yang baik.

Page 41: Sejarah Pendidikan Indonesia

KEADAAN MURID

JUMLAH MURID SEKOLAH KELAS DUA

1915 1917 1919

JAWAPRIA 108.893 132.194 140.037

WANITA 7.306 10.221 12.249

LUAR JAWA

PRIA 57.163 61.067 65.725

WANITA 12.968 11.808 14.302

Page 42: Sejarah Pendidikan Indonesia

MASALAH PUTUS SEKOLAH

• Hanya 8-10 persen dari anak wanita dan sekitar 30 persen dari anak pria berhasil menamatkan pelajarannya.

• Drop-out yang relatif tinggi antara lain disebabkan oleh kurikulum sekolah yang tidak memikat perhatian murid.

Page 43: Sejarah Pendidikan Indonesia

BAB 5SEKOLAH DESA

Page 44: Sejarah Pendidikan Indonesia

SEKOLAH DESA (VOLKSSCHOOL)• Pada tahun 1907 diciptakan sekolah baru, yakni

Sekolah Desa yang akan menyebarkan cahaya di seluru Nusantara untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.

• Pelajaran membaca, menulis, dan berhitung dalam bahasa Jawa, juga diajarkan pekerjaan tangan membuat keranjang, pot, genteng, dan sebagainya.

• Yang digunakan sebagai tempat belajar sementara ialah pendopo, sambil mendirikan sekolahnya dengan bantuan murid-murid.

Page 45: Sejarah Pendidikan Indonesia

KURIKULUM• Dalam laporan 1892- 1893 ternyata besarnya jumlah

orang yang buta huruf, dari 51.464 kepala desa di Jawa hanya 3.694 atau tak sampai 8% dapat membaca huruf tulisan lokal.

• Peralihan ke Sekolah Kelas Dua diauki secara resmi setelah didirikannya Vervolgschool (Sekolah Sumbangan) yang terdiri atas kelas 4 dan kelas 5.

• Kesulitan keuangan pemerintah (1922-1923) mempercepat perpaduan dengan menjadikan Volkschool (Sekolah Desa) sebagai substruktur Sekolah Sambungan (Vervolschool) dengan mengadakan perbaikan kurikulum Sekolah Desa.

Page 46: Sejarah Pendidikan Indonesia

GURU• Lulusan Sekolah Kelas Dua dianggap cukup

berwenang untuk menjadi guru Sekolah Desa.

• Karena perluasan Sekolah Desa terpaksa diterima lulusan Sekolah Kelas Dua swasta sebagai guru.

• Pada tahun 1916 pendidikan magang diperpanjang menjadi 2 tahun.

Page 47: Sejarah Pendidikan Indonesia

FASILITAS• Sekolah Desa didirikan berdasarkan prinsip

membantu diri sendiri dengan gotong royong.• Gedung sekolah didirikan dan dipelihara oleh

penduduk dengan anggpan bahwa pengorbanan akan menambah penghargaan rakyat akan pendidikan.

• Pada tahun 1911 pemerintah mengeluarkan £ 442.420,- untuk Sekolah Desa, yang meningkat menjadi sekitar £ 1 juta antara 1913-1919, dan tahun 1920 melonjak menjadi £ 3 juta setahun.

Page 48: Sejarah Pendidikan Indonesia

INSPEKSI

• Pada tahun 1911 diangkat seorang inspektur yang bertanggungjawa atas semua Sekolah Desa di seluruh Hindia Belanda di bawah naungan Departemen Dalam Negeri, akan tetapi dalam segala hal harus diberi informasi kepada direktur Departemen Pengajaran dan Agama.

• Para penilik bertugas untuk mengunjungi tiap sekolah minimal sekali setahun untuk mengetahui keadaan sekolah.

Page 49: Sejarah Pendidikan Indonesia

KEADAAN MURID

• Pada tahun 1907 populasi Sekolah Desa meningkat dengan cepat menjadi 70.000. Tahun 1910 lebih dari 300.000, tahun 1914 dengan tambahan rata-rata 40.000 murid tiap tahun.

• Proporsi murid wanita rendah yakni 6,3% (1914) dan 10,3% (1919).

• Pada tahun 1909 jumlah putus sekolah lebih dari 80%

Page 50: Sejarah Pendidikan Indonesia

BAB 6EUROPESE LAGERE SCHOOL (ELS)

Page 51: Sejarah Pendidikan Indonesia

PERKEMBANGAN ELS

• ELS pertama didirikan pada tahun 1817 di Batavia (Jakarta). Sekolah serupa ini boleh didirikan di tiap tempat asal jumlah muridnya mencapai 20 di Jawa dan 15 di luar Jawa.

• Pada tahun 1920 jumlah ELS telah meningkat menjadi 196 buah.

• Ijazah ELS adalah syarat untuk jabatan pemerintah dan mendatangkan guru secukupnya dari negeri Belanda.

Page 52: Sejarah Pendidikan Indonesia

KURIKULUM ELS

• Bahasa Perancis mula-mula dimasukkan ke ELS pertama pada tahun 1868 dan merupakan mata pelajaran yang penting sebagai syarat memasuki HBS.

• Pada tahun 1913 bahasa Perancis diberikan di semua ELS pertama dan hanya pada 16,2% ELS bukan pertama.

• Untuk diangkat menjadi kepala ELS dipersyaratkan sertifikasi bahasa Perancis.

Page 53: Sejarah Pendidikan Indonesia

FASILITAS• Menurut laporan inspeksi 1891 hingga tahun

1912 gedung ELS masih dalam kondisi yang baik. Segala macam perabot serta alat pengajaran masih lengkap.

• Sejak tahun 1905 tiap ELS telah memiliki perpustakaan.

• untuk tiap murid kelas 3-7 disediakan £ 0,40,- setahun untuk perpustakaan dan untuk instalasi pertama diberikan £ 40,- yaitu sekitar 3.600 buku per sekolah.

Page 54: Sejarah Pendidikan Indonesia

GURU• Usaha untuk memeperoleh guru yang

berkualitas, yaitu: mendatangkan dari Belanda, melatihnya di Indonesia atau menyuruh pemuda untuk pendidikan guru ke Nederland.

• Mendatangkan guru dari Belanda tidak mudah, sehingga tiap tahun dikirim 24 calon ke Nederland untuk belajar selama 2 tahun pada sekolah guru dengan biaya pemerintah.

Page 55: Sejarah Pendidikan Indonesia

INSPEKSI• Peraturan sekolah tahun 1818 berbicarai

mengenai inspeksi.• Setiap sekolah harus dikunjungi setidaknya

seminggu sekali, karena kemungkinan kecilnya jumlah sekolah.

• Jumlah sekolah bertambah, maka dilakukan inspeksi sekali dalam setahun.

• Inspektur bertugas memeriksa apakah kurikulum diikuti dengan cermat

Page 56: Sejarah Pendidikan Indonesia

• Inspektur memberikan saran-saran dengan cara yang tenang dan bijaksana terhadap cara kerja guru.

• Guru berhak mengetahui hasil inspeksi dan mempertahankan diri.

• Hasil inspeksi biasanya berupa kesalahan dan kekurangan, akan tetapi dianjurkan pula pemberian pujian dan penghargaan untuk usaha-usaha yang baik.

INSPEKSI

Page 57: Sejarah Pendidikan Indonesia

PENERIMAAN MURID• Semua anak orang Eropa dan mereka yang secara

legal dipersamakan dengan orang Eropa berhak untuk memasuki sekolah ELS, asal salah seorang orang tuanya orang Eropa.

• Orang Afrika selama mereka beragama kristen diterima sebagai murid.

• Kelompok lain adalah anak-anak serdadu dari Ambon, Manado, Ternate, dan Tidore, asal mereka beragama Kristen dan berada diluar daerahnya.

Page 58: Sejarah Pendidikan Indonesia

Keberatan-keberatan Terhadap Penerimaan Anak Indonesia

• Macam-macam alasan yang dikemukan untuk mengurangi jumlah masuknya anak Indonesia yang sering tidak didasarkan kenyataan, misalnya anak Indonesia menurunkan mutu, bahwa kurikulum ELS tidak sesuai bagi Anak Indonesia.

Page 59: Sejarah Pendidikan Indonesia

ALASAN MEMASUKI ELS

1.Selama beberapa dekade ELS merupakan satu-satunya sekolah yang memberi persiapan untuk ujian pegawai rendah (Klein Ambtenaar) dan untuk melanjutkan pelajaran ke HBS dan seterusnya ke Universitas, juga untuk Sekolah Dokter Djawa dan OSVIA (Sekolah Pamongan Praja).

2.ELS memberi jalan yang lebih terjamin danpendek untuk kelanjutan pelajaran.

3. Kualitas ELS selalu lebih tinggi dari pada HIS

Page 60: Sejarah Pendidikan Indonesia

POPULASI SEKOLAHDalam tiga dekade jumlah anak Belanda

bertambah dari 12.421 (1890) menjadi 20.703 (1918) atau hanya 68%. Salah satu alasan ialah bahwa pada tahun 1870 semua anak Belanda telah mendapat kesempatan untuk bersekolah dan pertamahan jumlah murid sejalan dengan pertumbuhan jumlah anak yang mencapai usia sekolah. Jadi tidak ada kebutuhan akan pendidikan yang masih harus dipenuhi.

Page 61: Sejarah Pendidikan Indonesia

Tahun Jumlah anak Belanda

Jumlah anak Indonesia

Jumlah anak orang asing

Jumlah seluruhnya

Presentase anak

Indonesia

1890 11421 808 148 12377 6,5

1895 12690 1135 185 14010 8,1

1900 13592 1545 325 15462 10,0

1905 15105 3752 525 19382 19,3

1910 17526 3453 3525 *) 24514 14,0

1915 19712 4187 1093 25002 16,7

1919 20703 5285 1325 27315 19,5

TABEL XIIIJUMLAH MURID DI ELS

MENURUT KEBANGSAAN

*) Termasuk anak-anak HCS. Data dari Algemeen Verslag Europsh Onderwijs 1890, 1895, 1900,1905, 1910, 1915, dan 1919

Page 62: Sejarah Pendidikan Indonesia

Jumlah anak Cina relatif lebih cepat bertambah dibanding denagn kelompok rasial lainnya. Pada tahun 1890 jumlahnya hanya 148 orang dan pada tahun 1915 bertambah menjadi 1325 atau 9 kali.disamping itu, sejak 1908 mereka mendapat kesempatan memasuki HCS (Hollands Chinese School)

POPULASI SEKOLAH

Page 63: Sejarah Pendidikan Indonesia

BAB 7 HOLLANDS CHINESE SCHOOL (HCS)

Page 64: Sejarah Pendidikan Indonesia

PERKEMBANGAN HCS• Kemenangan Jepang atas Rusia

membangunkan Asia dan gerakan Cina Muda. Kesatuan nasional dan kebesaran negara mulai memenuhi pikiran orang Cina di Indonesia.

• Tahun 1900 berdiri perkumpulan Cina, Tung Hoa Hwee Kuan yang menyebarkan kebiasaan dan moral Cina menurut ajaran Kong Fu Tse. Perhatian mereka tertuju kepada pendidikan dengan mendirikan sekolah

Page 65: Sejarah Pendidikan Indonesia

KURIKULUM• HCS memiliki dasar yang sama dengan ELS,

bahasa Perancis dan inggris diajarkan pada sore hari yang sebenarnya tidak diajarkan pada ELS namun untuk kepentingan perdagangan.

• HCS memiliki Kelas persiapan untuk anak umur 5tahun agar mudah mengikuit pelajaran kelas 1.

• Pengajaran bahasa Cina menjadi permasalahan karena pemerintah tidak sudi membiaya hanya untuk tujuan nasionalitas.

Page 66: Sejarah Pendidikan Indonesia

GURU• Calon guru diambil dari HCS atau ELS juga dari

MULO.• Tahun 1916 dibuka HKS (hogere Kweekschool)

yaitu sekolah guru yang lebih tinggi mendidik guru HIS yang juga dapat mendidik guru Cina. Namun orang Cina akan merasakannya sebagai suatu kemunduran bila distukan dengan calon guru Indonesia.

• Tahun 1917 didirikanlah HCK (Hollands Chinese Kweekschool) sekolah guru Cina di Meester Cornelis, Batavia.

Page 67: Sejarah Pendidikan Indonesia

INSPEKSI• ELS dan HCS ditempatkan dibawah inspeksi

yang sama. Dua orang Cina yang baik ditunjuk sebagai anggota komisis sekoah Belanda.

Page 68: Sejarah Pendidikan Indonesia

PENERIMAAN MURID• HCS dibuka untuk mereka yang menginginkan

pendidikan Barat dan kebanyakan dikunjungi oleh Cina-Indo yang lahir di Indonesia.

• HCS yang didirikan atas pertimbangan politik untuk mengimbangi sekolah THHK tidak berhasil sepenuhnya karena orang Cina terus mengirimkan anaknya ke Tiongkok.

• Kesempatan belajar anak Cina pada tahun 1908 lebih baik daripada anak Indonesia. Jumlah sekolah pun meningkat.

Page 69: Sejarah Pendidikan Indonesia

BAB 8HOLLANDS INLANDSE SCHOOL (HIS)

Page 70: Sejarah Pendidikan Indonesia

FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHIPENDIRIAN HIS

• Pada tahun 1907-1908 ditambah kelas VI-nya dan pada thun 1911 diperpanjang menjadi 7 tahun namun masih belum memuaskan.

• Karena itu orang tua masih terus mengirimkan anaknya ke ELS.

• Setelah Pendirian HCS sudah tak dapat lagi dibendung kelahiran HIS.

Page 71: Sejarah Pendidikan Indonesia

KEBERATAN-KEBERATANTERHADAP PENDIRIAN HIS

• Ada yang merasa keberatan atas biaya besar yang diperlukan untuk penyelenggaraan sekolah serupa ini sehingga mengurang biaya untuk memberantas buta huruf.

• Ada pula yang merasa takut kalau kelompok nasionalis terdidik akan menyamai orang Belanda.

• Ada pula yang ingin mempertahankan Sekolah Kelas Satu.

Page 72: Sejarah Pendidikan Indonesia

KURIKULUM

• Kurikulum HIS seperti tercantum dalam Statuta 1914 No. 764 meliputi semua mata pelajaran ELS bukan kelas satu dengan perbedaan bahwa juga diajarkan membaca dan menulis bahasa daerah dalam aksara latin dan bahasa Melayu dalam tulisan Arab dan Latin.

• Kurikulum 1915 tidak meliputi sejarah, bernyanyi, dan pendidikan jasmani.

Page 73: Sejarah Pendidikan Indonesia

KURIKULUM

• Mata pelajaran terpenting ialah bahasa Belanda, sebab utama maka sekolah ini diciptakan.

• Pelajaran ini meliputi 43,9% dari seluruh waktu pengajaran.

• Selain itu mata pelajaram lain juga digunakan untuk menguasai bahasa ini.

• Dengan demikian waktu sesungguhnya mempelajari bahasa Belanda menjadi 66,4%.

Page 74: Sejarah Pendidikan Indonesia

LANJUTAN PELAJARANBAGI LULUSAN HIS

• Lulusan HIS relatif banyak lulus dalam ujian pegawai rendah (Klein Ambetenaars examen), suatu bukti akan keberhsilan sekolah ini.

• Selanjutnya lulusan diterima di STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen, Sekolah “Dokter Djawa”) dan MULO.

Page 75: Sejarah Pendidikan Indonesia

GURU

• Untuk mengajarkan bahasa Belanda diinginkan guru-guru Belanda, akan tetapi karena sukarnya memenuhi kebutuhan guru di HIS yang senantiasa bertambah maka digunakan guru-guru Indonesia lulusan HKS (Hoegere Kweekschool).

• Sebagai kepala sekolah ditunjuk orang Belanda yang mempunyai Hoofdacte, ijazah kepala sekolah.

Page 76: Sejarah Pendidikan Indonesia

GURU

• Sekolah yang mendidik guru HIS ialah HKS (Hoegere Kweekschool) yang pertama kali dibuka di Purworejo pada tahun 1914, tahun yang sama dengan peresmian HIS.

• HKS bukan sekolah untuk golongan elit sosial akan tetapi bagi elit intelektual. Dari 645 siswa hanya 27 siswa wanita, jumlah kecil, karena hambatan adat istiadat, namun jumlahnya kemudian bertambah.

Page 77: Sejarah Pendidikan Indonesia

INSPEKSI

• Sebagai konsekuensi peralihan Sekolah Kelas Satu menjadi HIS maka sekolah ini termasuk pengawasan inspektorat sekolah Belanda, seperti halnya dengan KS (Kweekschool) dan HKS.

• Di HIS juga dipekerjakan guru-guru berbahasa Belanda.

• Dua orang Indonesia terdidik dan sedapatnya pandai bahasa Belanda ditambahkan ke dalam komisi sekolah Belanda.

Page 78: Sejarah Pendidikan Indonesia

PENERIMAAN MURID

• Walaupun secara resmi diploma HIS sama dengan ELS namun di dalam masyarakat diploma ELS lebih dihargai.

• Karena kekurangan murid golongan atas, maka anak golongan rendah memperoleh kesempatan belajar lebih banyak. Diantara mereka ada beberapa yang berbakat intelektual kemudian memperoleh kedudukan yang lebih tinggi dari anak golongan aristrokrasi.

Page 79: Sejarah Pendidikan Indonesia

MURID-MURID MENURUT JENIS KELAMIN

• Sebagian besar murid terdiri atas anak pria. Walaupun emansipasi wanita bertambah populer atas pengaruh R.A.Kartini pada akhir abad ke-19.

• HIS bagi kebanyakan orang Indonesia merupakan lembaga pendidikan yang mahal.

• Pada tahun 1916 populasi HIS seluruhnya berjumlah 20.737 diantaranya 3.338 atau 16% anak wanita.

Page 80: Sejarah Pendidikan Indonesia

KEMANTAPAN BELAJAR DI HIS

• HIS menimbulkan perubahan yang besar dalam produksi orang berpendidikan Barat.

• Hingga 1909 ELS satu-satunya lembaga pendidikan Barat yang memborong 97,1 dari seluruh produksi.

• Pada akhir 191 sebanyak 31,3% dari oarang berpendidikan Barat berasal dari HIS yang meningkat menjadi 36% pada tahun 1924 dan kemudian jauh melampaui ELS.

Page 81: Sejarah Pendidikan Indonesia

BAB 9MEER UITGEBREID LAGER ONDERWIJS (MULO)

Page 82: Sejarah Pendidikan Indonesia

MEER UITGEBREID LAGER ONDERWIJS (MULO)

• Pada tahun 1903 dua kursus MULO dibuka, di Bandung dan Yogyakarta, dan masing–masing berkaitan dengan ELS.

• MULO di Bandung mulai dengan 14 murid, di Yogyakarta hanya dengan 6 orang.

• Kursus MULO dimaksud sebagai sekolah rendah dengan program yang diperluas, dan bukan sebagai sekolah menengah.

Page 83: Sejarah Pendidikan Indonesia

• Guru yang diangkat memiliki ijazah HA (Hoofdacte, kepala sekolah) atau diploma untuk mata pelajaran tertentu.

• Kursus MULO juga dipandang sebagai cara untuk mencegah banyaknya drop-out di HBS bagi murid yang intelektual kurang mampu.

• Dari 147 murid yang memasuki HBS, tahun 1907 hanya 24 orang mencapai kelas V.

• Program MULO yang terlampau luas timbul saran untuk memperpanjangnya menjadi 3 tahun.

Page 84: Sejarah Pendidikan Indonesia

KURIKULUM• Pada dasarnya MULO merupakan sekolah

dasar dengan program yang diperluas. Kurikulum dihalaman berikut:Program terdiri atas 4 bahasa: Belanda, Perancis, Inggris, dan Jerman. Setengah waktu digunakan untuk pelajaran bahasa, sepertiga untuk matematika dan ilmu pengetahuan alam, dan seperenam untuk ilmu pengetahuan sosial.

Page 85: Sejarah Pendidikan Indonesia

GURU• Guru MULO prinsipnya guru-guru yang

sedianya disiapkan untuk sekolah rendah.• Pada taraf permulaan cukup 3 orang guru untuk

menjalankan kursus MULO, masing-masing guru mengambil beberpa mata pelajaran

• Setelah MULO berkembang menjadi substruktur AMS setiap mata pelajaran diberikan oleh seorang guru khusus.

Page 86: Sejarah Pendidikan Indonesia

INSPEKSI• MULO yang pada dasarnya sekolah rendah,

maka pengawasannya diserahkan kepada inspeksi pendidikan rendah.

• Karena adanya pihak tertentu yang menentang MULO sebagai pelajaran lanjutan bagi lulusan HIS dan mengemukan bahwa anak-anak Indonesia tidak sanggup mengikuti pelajaran karena kesulitan dalam bahasa Belanda, pemerintah bersungguh – sungguh agar hubungan HIS dengan MULO berhasil baik.

Page 87: Sejarah Pendidikan Indonesia

PENERIMAAN DAN POPULASI MURID

• Kursus MULO yang disediakan dimaksudkan sebagai lanjutan ELS selama 10 tahun pertama terutama dihadiri oleh anak-anak Belanda.

• Setelah reorganisasi 1914 sekolah itu terbuka bagi lulusan ELS, HCS, maupun HIS.

Page 88: Sejarah Pendidikan Indonesia

MURID MENURUT KEBANGSAAN• Pada mulanya murid-murid terutama berasal dari

ELS, namun HIS-lah sumber utama bagi murid-murid MULO.

• Presentase murid Indonesia meningkat dari 4,8% (1912) menjadi 24% (1914) dan hampir sama (1920).

• Tahun 1920 jumlah murid non-Belanda melebihi jumlah murid berkebangsaan Belanda dan selanjutnya anak Belanda merupakan minoritas HBS, sebaliknya didominasi oleh murid keturunan Belanda.

Page 89: Sejarah Pendidikan Indonesia

MURID MENURUT SEKS• Jumlah murid wanita lebih kecil dari murid pria

Indonesia karena alasan adat istiadat dan perkawinan gadis pada usia muda.

• Beda dengan orang Belanda, di MULO anak wanita Belanda melebihi jumlah anak pria karena mereka lebih menyukai MULO yang lebih singkat daripada HBS.

• 1920, jumlah anak wanita Belanda 57%, Indonesia 17,2% dan Cina 14,2% dibanding dengan jumlah murid pria.

Page 90: Sejarah Pendidikan Indonesia

MURID MENURUT STATUS SOSIAL ORANG TUA

• Pada dasarnya sekolah berbahasa Belanda dimaksudkan untuk sebagai sekolah untuk golongan elite, namun dalam kenyataannya juga dimasuki anak golongan rendah.

• MULO memberikan kesempatan melanjutkan pelajaran, membuka kesempatan untuk memperoleh kedudukan yang baik yang sediakala ditempati kaum ningrat.

Page 91: Sejarah Pendidikan Indonesia

KESEMPATAN BELAJAR DI MULO

• Rata-rata 40% dari murid yang memasuki MULO berhasil melalui sekolah ini.

• Prestasi murid Indonesia dari yang lain mungkin karena seleksi yang lebih ketat.

• MULO satu-satunya sekolah untuk melanjutkan pelajaran sehingga persaingan makin ketat.

• Anak Belanda mudah masuk MULO dan dapat pula masuk HBS.

Page 92: Sejarah Pendidikan Indonesia

LULUSAN MULO

• Lulusan MULO sebanyak 50% melanjutkan pelajarannya, kebanyakan ke sekolah jurusan, sebagian HBS, dan bagian yang lebih besar ke AMS. Sepertiga tidak melanjutkan pelajaran.

• 3 fungsi MULO yaitu, (1) sebagai substruktur AMS, (2) sekolah persiapan bagi sekolah kejuruan, (3) sekolah teminal bagi yang tidak melanjutkan pelajaran.

Page 93: Sejarah Pendidikan Indonesia

BAB 10HOGERE BURGERSCHOOL (HBS)

ALGEMENE MIDDELBARE SCHOOL (AMS)

Page 94: Sejarah Pendidikan Indonesia

HOGERE BURGERSCHOOL (HBS)ALGEMENE MIDDELBARE SCHOOL (AMS)

• Kita lihat bahwa pada tahun 1914 HIS diakui sama dengan ELS dan MULO disamakan dengan tiga tahun pertama HBS.

• Tinggal lagi satu langkah yang membawa anak Indonesia ke Perguruan Tinggi, yakni AMS sebagai jembatan antara MULO dengan Universitas.

Page 95: Sejarah Pendidikan Indonesia

PERKEMBANGANHOGERE BURGER SCHOOL (HBS)

• Sejak tahun 1893 telah dipikirkan tentang perlunya sekolah menengah di Indonesia sehingga anak-anak tidak perlu pergi ke Nederland.

• Pada yahun 1860 Raja Belanda menyetujui pendirian sekolah menengah dan memperkenalkan namanya diberikan kepada sekolah itu yang menjelma menjadi Gymnasium Koning Willem III.

Page 96: Sejarah Pendidikan Indonesia

PERKEMBANGANHOGERE BURGER SCHOOL (HBS)

• Pada tahun 1867 Gymnasium direorganisasi.• Pada tahun 1867 didirikan HBS pertama di

Jakarta, 1875 di Surabaya, 1877 di Semarang.• HBS Surabaya dan Semarang yang sedianya

lamanya 3 tahun menjadi 5 tahun pada tahun 1879.

• Pada tahun 1882 didirikan HBS 3 tahun untuk anak wanita di Jakarta.

Page 97: Sejarah Pendidikan Indonesia

KURIKULUM

• Kurikulum HBS di Indonesia tak sedikit pun berbeda dengan yang di negeri Belanda.

• Bahannya dapat berubah dan harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, namun nama mata pelajaran tetap sama.

• Kurikulum HBS terdiri atas 19 mata pelajaran diantaranya 11 mulai kelas I, ditambah 6 buah di kelas III dan 2 lagi di kelas IV.

Page 98: Sejarah Pendidikan Indonesia

GURU• Yang memiliki ijazah Ph.D(Doktor)/diploma

MO yang berwenang mengajar di HBS• Dimploma MO-B adalah ijazah tertinggi

yang dapat dicapai oleh seorang guru, yang dapat disamakan dengan gelar doktor.

• Sulitnya memperoleh guru dengan kualifikasi demikian, maka dipekerjakan guru dengan ijazah rendah

Page 99: Sejarah Pendidikan Indonesia

GURU

• Berijazah Ir, perwira AD dan AL pemegang diploma MO-A(wewenang mengajar 3th pertama HBS)

• Berijazah HA(hoofdacte) sementara dapat dipekerjakan pada HBS khusus kelas rendah

Page 100: Sejarah Pendidikan Indonesia

INSPEKSI

• Tidak ada inspeksi untuk HBS• Urusan dan pengawasan HBS diserahkan

kepada Dewan Kurator/ badan pengawas yang beranggotakan tokoh pemerintahan tinggi, seperti presiden Dewan Hindia Belanda dan pembesar lainnya.

Page 101: Sejarah Pendidikan Indonesia

PENERIMAAN DAN POPULASI MURID

HBS diperuntukan bagi murid Belanda dan golongan baik yang sanggup menyekolahkan anaknya ke ELS kelas satu, yang mengajarkan bahasa Perancis sebagai syarat masuk HBS disamping ujian masuk.

Page 102: Sejarah Pendidikan Indonesia

• Tahun1891, gadis-gadis diterima dan kehadirannya justru memperbaiki suasana sekolah

• Jumlah gadis meningkat th 1919 mencapai sepertiga jumlha murid

• Gadis-gadis Indonesia jarang terdapat di HBS selama dua dekade pertama abad kedua puluh

1. Murid Menurut Seks

Page 103: Sejarah Pendidikan Indonesia

2. Murid Menurut Kebangsaan• Faktor yang mempengaruhi kecilnya jumlah

itu antara lain sulitnya anak Indonesia masuk ELS kelas satu, tingginya uang sekolah, tidak ada hubungan antara HIS dengan HBS dan karena terbukanya kesepmatan memasuki MULO

• Th 1910 anak Cina melampau jumlah anak Indonesia

Page 104: Sejarah Pendidikan Indonesia

KEMANTAPAN BELAJAR DI HBS• Presentase anak putus sekolah di HBS tinggi• Anak Indonesia menunjukkan hasil lebih baik

dari siswa bangsa lain• Drop-out yang tinggi karena banyak mata

pelajaran , tingginya syarat akademis dan intelektual yang dituntut dari murid baik dalam bidang bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam dan beratnya ujian yang harus ditempuh.

Page 105: Sejarah Pendidikan Indonesia

ALGEMENE MIDDELBARE SCHOOL (AMS)

• Didirikannya MULO sebagai lanjutan segala macam sekolah rendah yang berorientasi Barat, khususnya HIS merupakan langkah yang sangat penting dalam perkembangan suatu sistem pendidikan yang lengkap di Indonesia. Langkah berikutnya ialah dibukanya AMS.

Page 106: Sejarah Pendidikan Indonesia

PERKEMBANGAN AMS

• Dengan diresmikannya HIS dan MULO tak dapat tidak timbul ide mendirikan sekolah menengah khusus bagi anak-anak Indonesia yang berbeda namun ekuivalen dengan HIS. Pemerintah menyadari tuntutan ini dan membenarkannya.

• Ada beberapa alasan maka pendirian sekolah menengah menjadi keharusan.

Page 107: Sejarah Pendidikan Indonesia

PERKEMBANGAN AMS

• Jalan menuju universitas melalui ELS-HBS dengan persyaratan bahasa Perancis sangat sukar bagi anak Indonesia, sehingga anak yang paling pandai pun dihalangi unyuk meneruskan pelajarannya.

• Pada umumnya semua tokoh-tokoh pemerintah di Indonesia dan di Netherland maupun Budi Utomo mendukung pembukaan sekolah menengah ini dan untuk itu didirikan suatu komisi penasehat tentang sekolah mengengah.

Page 108: Sejarah Pendidikan Indonesia

KURIKULUM

• Sekolah menengah ini akan merupakan suprastruktur MULO yang terbagi dalam Bagian A yang mengutamakan sastra dan sejarah, dan Bagian B yang mengutamakan matematika dan fisika. Untuk mencegah perkembangan berat sebelah, maka Bagian A juga mendapatkan matematika dan fisika, Bagian B juga mendapatkan sastra dan sejarah.

• Bagian A dibagi dalam Bagian AI untuk studi klasik Timur dan Bagian AII untuk studi klasik Barat.

• Tentu saja Bagian AI lebih sesuai dengan kondisi Indonesia.

Page 109: Sejarah Pendidikan Indonesia

KURIKULUM

• AMS bagian AI klasik Timur meliputi: bahasa Jawa, arkeologi, etnologi Indonesia, fisika, kimia, menggambar tangan, dan bahasa Jerman sedangkan bahasa Perancis dijadikan elektif.

• AMS bagian AII klasik Barat, menyajikan mata pelajaran yang sama seperti bagian klasik Timur kecuali bahsa Latin sebagai pengganti bahasa Jawa, arkeologi dan juga tata buku.

Page 110: Sejarah Pendidikan Indonesia

KURIKULUM• AMS bagian B yang memusatkan studi pada

matematika, dan fisika menyajikan pelajaran fisika, kimia, matematika, kosmografi, gambar garis dan bahasa Jerman sebagai dalam bagian lain bahasa Perancis dijadikan elektif.

• Ijazah AMS AII membuka kesempatan melajutkan pelajaran ke fakultas hukum dan dengan tambahan bahasa Yunani juga ke fakultas teologi dan filologi.

• Ijazah AMS AI membuka pintu ke fakultas sastra dan dengan tambahan bahasa Latin juga ke fakultas hukum.

Page 111: Sejarah Pendidikan Indonesia

GURU, POPULASI MURID, DAN INSPEKSI

• Pada tahun 1919 AMS pertama dibuka dengan mayoritas siswa Indonesia: 22 anak Indonesia, 15 Belanda, dan 5 Cina.

• Jumlah drop-out di AMS lebih rendah dari pada sekolah lain. Dari angkatan pertama yang masuk tahun 1919 sebanyak 74,4 % mencapai kelas tertinggi, dan 71,4 % berhasil lulus pada ujian akhir.

Page 112: Sejarah Pendidikan Indonesia

BAB XIPENDIDIKAN TINGGI DAN

PERKEMBANGAN SUATU SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Page 113: Sejarah Pendidikan Indonesia

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI

• Berbeda dengan AMS pendirian perguruan tinggi tidak didesak oleh kebutuhan lanjutan pelajaran.

• Pendirian Technise Hogeschool di Bandung pada tahun 1920 dipaksakan oleh kebutuhan akan petugas yang berpendidikan tinggi.

• Indonesia harus mempunyai lembaga pendidikan tinggi sendiri dan dengan demikian pula meningkatkan kehidupan intelektual di Indonesia.

Page 114: Sejarah Pendidikan Indonesia

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI

• Pada tahun 1909 dibentuk “Indische Universiterstsvereniging”, suatu badan yang akan memperjuangkan didirikannya universitas di Indonesia.

• Pada tahun 1913 dibentuk suatu panitia untuk menyarakankan kepada pemerintah tentang pendirian universitas, akan tetapi dalam laporan akhir 1915 dinyatakan bahwa masanya untuk rencana serupa itu belum tiba.

Page 115: Sejarah Pendidikan Indonesia

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI

• Pada tahun 1918 didirikan “Technisch Onderwijs Commisse”, suatu panitia pendidikan teknik yang memberikan saran-saran kepada pemerintah tentang cara mengatasi kebutuhan pendidikan teknik lanjutan.

• Pada tahun 1919 dimulai pembangunan gedung perguruan tinggi teknik di Bandung yang secara resmi dibuka pada tahun 1920.

Page 116: Sejarah Pendidikan Indonesia

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI

• Dalam tahun akademis 1920-1921 Technische Hogeschool atau Sekolah Teknik Tianggi (sekarang ITB) mempunyai 28 mahasiswa diantara 22 orang Belanda, 4 Cina, dan 2 orang Indonesia.

• Sekolah ini menghasilkan lulusannya pertama pada tahun 1923-1924 yakni 9 orang Belanda 3 Cina.

• Orang Indonesia pertama lulus pada tahun akademis 1925-1926, yakni sekaligus 4 orang diantaranya Ir. Soekarno yang kemudian menjadi Presiden Pertama Republik Indonesia.

Page 117: Sejarah Pendidikan Indonesia

POLITIK PENDIDIKAN KOLONIAL

• Politik pendidikan kolonial Belanda di Indonesia memiliki 6 prinsip, yaitu:1. Pertama : Dualisme2. Kedua : Gradualisme3. Ketiga : Prinsip konkordasi4. Keempat : Kontrol sentral yang kuat5. Kelima : Tidak adanya perencanaan pendidikan

sistematis6. Keenam : Pendidikan pegawai

Page 118: Sejarah Pendidikan Indonesia

PRUBAHAN CIRI SEKOLAH UNTUK PRIBUMI

• Sekolah untuk pribumi (Inlandse school) akan berkembang untuk memperoleh bentuk yang sama dengan Europese Lagere School (ELS) atau sekolah yang setaraf dengan itu. Selama keseimbangan itu tak tercapai, sekolah untuk anak pribumi akan terus berubah.

• Sekolah-sekolah sebelum 1892 terutama dimaksud untuk anak-anak aristokrasi untuk dipersiapkan sebagai pegawai.

Page 119: Sejarah Pendidikan Indonesia

PRUBAHAN CIRI SEKOLAH UNTUK PRIBUMI

• Sekolah Kelas Dua, yakni kedua kelas tertingginya, merupakan lanjutan Sekolah Desa dan akhimya didirikan Sekolah Sambungan atau Lanjutan (Vervolgschool) sebagai super-struktur Sekolah Desa.

• Setelah didirikan Schakelschool (1927) yang bcrbahasa Belanda, maka Sekolah Desa berhasil menembus isolasi dan memperoleh kesempatan menjadi bagian dari keseluruhan sistem pendidikan.

Page 120: Sejarah Pendidikan Indonesia

KESEMPATAN BELAJAR

• Tahun 1930, sepuluh tahun sesudah berdirinya lembaga pendidikan tinggi pertama, hanya 91 mahasiswa Indonesia terdapat pada tiga lembaga pendidikan tinggi yang ada, atau kurang 2 orang dalam setiap sejuta penduduk.

• Pada tahun 1940 menjelang berakhirnya penjajahan Belanda, jumlah mahasiswa Indonesia hanya 167 orang atau hanya 3 per sejuta penduduk.

Page 121: Sejarah Pendidikan Indonesia

KESEMPATAN BELAJAR

• Pada tahun 1930 hanya seorang di antara 850 orang menikmati pendidikan rendah berbahasa Belanda, satu dari tiap 10.000 orang belajar di MULO dan hanya seorang dari 100.000 memasuki AMS.

• Pada tahun 1930 anak Belanda mendapat kesempatan yang seratus kali lebih baik untuk memasuki sekolah tingkat MULO, seribu kali banyak harapan memasuki sckolah tingkat menengah atas dibanding dengan anak Indonesia.

Page 122: Sejarah Pendidikan Indonesia

PENUTUP

• Pendidikan untuk rujuan sekuler baru timbul sekitar pertengahan abad ke-19 dengan alasan dan tujuan praktis untuk mendukung kepentingan komersial.

• Pendidikan selama masa kolonial dijadikan alat untuk memelihara Pax Neerlandica, suasana aman dan damai, serasi bagi pertumbuhan perusahaan - perusahaan Belanda.