sejarah neolitikum

7
Masa munculnya zaman neolitikum Kira-kira 1000 tahun SM, telah datang bangsa-bangsa baru yang memiliki kebudayaan lebih maju dan tinggi derajatnya. Mereka dikenal sebagai bangsa Indonesia Purba. Beberapa kebudayaan mereka yang terpenting adalah sudah mengenal pertanian (food producing), berburu, menangkap ikan, memelihara ternak jinak (anjing, babi, dan ayam). ada dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat besar dalam peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya peradaban penghidupan food-gathering menjadi foodproducing. Zaman batu muda (Neolitikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini, mereka telah hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat penunjang kehidupanpun terjadi. Sistem pertanian dilakukan dengan sederhana. Mereka menanam tanaman untuk beberapa kali dan sesudah itu ditinggalkan. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan melaksanakan sistem pertanian yang sama untuk kemudian berpindah lagi. Bangsa Indonesia Purba telah membentuk masyarakat. Mereka mulai hidup menetap, meski untuk waktu yang tidak lama. Mereka telah membangun pondok-pondok yang berbentuk persegi empat,

Upload: taufiq-taqim

Post on 12-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas sma

TRANSCRIPT

Page 1: sejarah neolitikum

Masa munculnya zaman neolitikum

Kira-kira 1000 tahun SM, telah datang bangsa-bangsa baru yang memiliki kebudayaan lebih maju dan tinggi derajatnya. Mereka dikenal sebagai bangsa Indonesia Purba. Beberapa kebudayaan mereka yang terpenting adalah sudah mengenal pertanian (food producing), berburu, menangkap ikan, memelihara ternak jinak (anjing, babi, dan ayam).

ada dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat besar dalam peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya peradaban penghidupan food-gathering menjadi foodproducing.

Zaman batu muda (Neolitikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini, mereka telah hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat penunjang kehidupanpun terjadi.

Sistem pertanian dilakukan dengan sederhana. Mereka menanam tanaman untuk beberapa kali dan sesudah itu ditinggalkan. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan melaksanakan sistem pertanian yang sama untuk kemudian berpindah lagi. Bangsa Indonesia Purba telah membentuk masyarakat. Mereka mulai hidup menetap, meski untuk waktu yang tidak lama. Mereka telah membangun pondok-pondok yang berbentuk persegi empat, didirikan di atas tiang-tiang kayu, diding-dindingnya diberi hiasan dekoratif yang indah.

Hasil / bentuk kebudayaan

Alat-alatnya terbuat dari batu yang sudah diasah halus, misalnya kapak lonjong dengan kapak persegi dan telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.Alat – alat zaman batu muda sudah menunjukan penguasaan teknologi dan kreativitas pembuatnya sehingga alat – alat yang diciptakan sudah diasah makin halus.banyak ragam ataum juga bentuk dan kegunaannya,nilai seni keindahan

Page 2: sejarah neolitikum

sudah mereka kenal. Hasil kebudayaannya berupa kapak persegi, Kapak lonjong, Kapak bahu hanya di Minahasa,kemudian cangkul, beliung, dan tarah.Selain itu juga diciptakan alat untuk upacara seperti kapak yang dibuat indah, batu akik gelang – gelang, perhiasan, dan tembikar.

Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:

1. Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,

2. Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,

3. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,

4. Pakaian dari kulit kayu

5. Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)

Kapak PersegiKapak persegi ini bentuknya hampir seperti pacul, namun tidaklah selebar dan sebesar pacul zaman sekarang. Kapak ini dipergunakan untuk menerjakan kayu, misalnya pada waktu membuat rumah atau perahu. Tajamannya diperoleh dengan mengasa bagian ujung permuka bawah landai, ke arah pinggir ujung permukaan atas. Dengan begitu, hasil tajamannya akan miring, dangan ukuran antara 4 cm hingga 25 cm. bahan batuan yang dipakai adalah kalsedon, agak, dan jespin. Beliung-beliung persegi itu telah dibuat sendiri di beberapa tempat yang daerahnya menyediakan bahan mentahan.

Page 3: sejarah neolitikum

gambar kapk persegi

Kapak LonjongHasil budaya lain dari masyarakat pertanian untuk dianalisis teknologi pembuatannya adalah kapak lonjong. Spesifikasi alat ini adalah pangkalnya agak runcing dan melebar pada bagian tajamnya. Bahan yang biasa dipakai adalah batu kali. Teknologi pembuatannya antara lain dengan teknik pukulan beruntun, yaitu dengan menyerpih segumpal batu atau langsung mengambil dari kerakal yang sesuai dengan keinginan calon pemakainya. Selanjutnya permukaan batu diratakan dengan teknik pemukulan beruntun, baru kemudian diupam hingga halus. Mata kapak biasanya dipasang vertical dengan cara memasukkan bendanya langsung pada lubang yang dibuat di ujung tangkai. Bahan yang digunakan ialah batu kali yang berwarna kehitaman. Kapak lonjong banyak ditemukan di Sulawesi, flores, maluku, dan Irian Jaya

Page 4: sejarah neolitikum

gambar kapak lonjong

Anak PanahPeralatan lain yang digunakan manusia adalah mata panah yang berhasil ditemukan di Jawa Timur,dan sulawesi. Teknologi yang digunakan untuk membuata mata panah di Jawa Timur relative maju. Bagian ujung dan tajamannya diratakan dari dua arah, hingga menghasilkan tajaman yang bergerigi dan tajam. Bentuknya segitiga dengan basisi bersayap dan cekung. Namun, ada yang cembung dan tidak bersayap, dengan rata-rata berukuran 3 sampai 6cm, lebar basis 2 sampai 3cm, tebalnya 1cm. bahan yang digunakan adalah batu gamping. Mata panah dari Sulawesi dibuat dari kepinga batu kalsedon dan kuarsa. Cara pembuatannya tidak serimit anak panah Jawa Timur, karena hanya memfokuskan pada bagian tajamnya saja. Tajaman mata panah Sulawesi cenderung lebih banyak bergerigi. Ada pula mata panah dan mata tombak yang diumpam seperti yang ditemukan di Kalumpang. Peralatan dari daerah ini berasal dari batu sabak dan mata panahnya berbasis cekung, bersayap dan bertangkai. Ada dua tempat penemuan anak panah yang penting adalah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Tembikar(Gerabah)Pada tahap bermukim dan berladang manusia sudah mengenal gerabah sebagai peralatan hidup. Namun cara atau teknik pembuatan gerabah pada masa bercocok tanam tingkat awal saat itu masih sangat sederhana. Pembutan gerabah

Page 5: sejarah neolitikum

pada masa itu dikerjakan dengan tangan. Sedangkan penggunaan roda olandasan yang berputar (pelarikan)belum banyak bukti-bukti yang mendukung penggunaan alat tersbut pada masa itu.

gambar tembikar

PerhiasanDalam masa bercocok tanam tingkat awal, perhiasan berupa gelang dari batu, dan kerang sudah dikenal. Untuk membuat gelang ini, maka pertama-tama bahan batu dipukul-pukul sehingga diperoleh bentuk-bentuk yang bulat gepeng. Dengan jalan menggosok dan mengasah maka diperoleh gelang yang dikehendaki. Bahan gelang itu terdiri atas batu pilihan seperti batu agat, kalsedon, dan yesper yang berwarna putih, kuning, cokelat, merah, dan hijau. Selain gelang itu dari batu juga ditemukan kalung dari batu akik. Perhiasan-perhiasan seperti itu pada umumnya ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Barat.lah ras Proto Melayu. Zaman Batu Muda

Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)

Sumber: Pra Sejarah | Neolithikum

http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/pra-sejarah-neolithikum-zaman-batu-muda_16.htmlm (Zaman Batu Muda)