sejarah kisah hijrah nabi muhammad saw

6
SEJARAH KISAH HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE MADINAH Selama tujuh hari terus-menerus rombongan Rasululloh Saw berjalan, mengaso di bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi lautan padang pasir dengan perasaan kuatir. Hanya karena adanya iman kepada Alloh Swt membuat hati dan perasaan mereka terasa lebih aman. Ketika sudah memasuki daerah kabilah Banu Sahm dan datang pula Buraida kepala kabilah itu menyambut mereka, barulah perasaan kuatir dalam hatinya mulai hilang. Jarak mereka dengan Madinah kini sudah dekati. Selama mereka dalam perjalanan yang sungguh meletihkan itu, berita-berita tentang Hijrah Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya yang akan menyusul kawan-kawan yang lain, sudah tersiar di Madinah. Penduduk kota ini sudah mengetahui, betapa kedua orang ini mengalami kekerasan dari Quraisy yang terus-menerus membuntuti. Oleh karena itu semua kaum Muslimin tetap tinggal di tempat itu menantikan kedatangan Rasululloh dengan hati penuh rindu ingin melihatnya, ingin mendengarkan tutur katanya. Banyak di antara mereka itu yang belum pernah melihatnya, meskipun sudah mendengar tentang keadaannya dan mengetahui pesona bahasanya serta keteguhan pendiriannya. Semua itu membuat mereka rindu sekali ingin bertemu, ingin melihatnya. MASYARAKAT MADINAH

Upload: stephan-elwiin-shaarawy

Post on 22-Jun-2015

24.512 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

sejarah nabi muhammad SAW

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah kisah hijrah nabi muhammad saw

SEJARAH KISAH HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE MADINAH

Selama tujuh hari terus-menerus rombongan Rasululloh Saw berjalan, mengaso di bawah

panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi lautan padang pasir

dengan perasaan kuatir. Hanya karena adanya iman kepada Alloh Swt membuat hati dan perasaan

mereka terasa lebih aman. Ketika sudah memasuki daerah kabilah Banu Sahm dan datang pula

Buraida kepala kabilah itu menyambut mereka, barulah perasaan kuatir dalam hatinya mulai hilang.

Jarak mereka dengan Madinah kini sudah dekati.

Selama mereka dalam perjalanan yang sungguh meletihkan itu, berita-berita tentang Hijrah

Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya yang akan menyusul kawan-kawan yang lain, sudah tersiar

di Madinah. Penduduk kota ini sudah mengetahui, betapa kedua orang ini mengalami kekerasan dari

Quraisy yang terus-menerus membuntuti. Oleh karena itu semua kaum Muslimin tetap tinggal di

tempat itu menantikan kedatangan Rasululloh dengan hati penuh rindu ingin melihatnya, ingin

mendengarkan tutur katanya. Banyak di antara mereka itu yang belum pernah melihatnya, meskipun

sudah mendengar tentang keadaannya dan mengetahui pesona bahasanya serta keteguhan

pendiriannya. Semua itu membuat mereka rindu sekali ingin bertemu, ingin melihatnya.

MASYARAKAT MADINAH

Tersebarnya Islam di Madinah dan keberanian kaum Muslimin di kota itu sebelum hijrah

Nabi ke tempat tersebut sama sekali di luar dugaan kaum Muslimin Mekah. Beberapa pemuda

Muslimin bahkan berani mempermainkan berhala-berhala kaum musyrik di sana. Seseorang yang

bernama ‘Amr bin’l-Jamuh mempunyai sebuah patung berhala terbuat daripada kayu yang

dinamainya Manat, diletakkan di daerah lingkungannya seperti biasa dilakukan oleh kaum

bangsawan. ‘Amr ini adalah seorang pemimpin Banu Salima dan dari kalangan bangsawan mereka

pula. Sesudah pemuda-pemuda golongannya itu masuk Islam malam-malam mereka mendatangi

berhala itu lalu di bawanya dan ditangkupkan kepalanya ke dalam sebuah lubang yang oleh penduduk

Madinah biasa dipakai tempat buang air.

Page 2: Sejarah kisah hijrah nabi muhammad saw

Bila pagi-pagi berhala itu tidak ada ‘Amr mencarinya sampai diketemukan lagi, kemudian

dicucinya dan dibersihkan lalu diletakkannya kembali di tempat semula, sambil ia menuduh-nuduh

dan mengancam. Tetapi pemuda-pemuda itu mengulangi lagi perbuatannya mempermainkan Manat

‘Amr itu, dan diapun setiap hari mencuci dan membersihkannya. Setelah ia merasa kesal karenanya,

diambilnya pedangnya dan digantungkannya pada berhala itu seraya ia berkata: “Kalau kau memang

berguna, bertahanlah, dan ini pedang bersama kau.” Tetapi keesokan harinya ia sudah kehilangan lagi,

dan baru diketemukannya kembali dalam sebuah sumur tercampur dengan bangkai anjing. Pedangnya

sudah tak ada lagi.

Sesudah kemudian ia diajak bicara oleh beberapa orang pemuka-pemuka masyarakatnya dan

sesudah melihat dengan mata kepala sendiri betapa sesatnya hidup dalam syirik dan paganisma itu,

yang hakekatnya akan mencampakkan jiwa manusia ke dalam jurang yang tak patut lagi bagi seorang

manusia, ia pun masuk Islam.

MESJID QUBA'

Ketika rombongan Rasululloh Saw sampai di Quba’, mereka tinggal empat hari ia di sana dan

membangun mesjid Quba’. Di tempat ini Ali b. Abi-Talib ra menyusul, setelah mengembalikan

barang-barang amanat – yang dititipkan oleh rasululloh Saw – kepada pemilik-pemiliknya di Mekah.

Ali ra menempuh perjalanannya ke Madinah dengan berjalan kaki. Malam hari ia berjalan,

siangnya bersembunyi. Perjuangan yang sangat meletihkan itu ditanggungnya selama dua minggu

penuh, yaitu untuk menyusul saudara-saudaranya seagama.

SAMPAI DI MADINAH

Demikanlah akhirnya rombongan Rosululloh selamat sampai Madinah. Hari itu adalah hari

Jum’at dan Muhammad berjum’at di Madinah. Di tempat itulah, ke dalam mesjid yang terletak di

perut Wadi Ranuna itulah kaum Muslimin datang, masing-masing berusaha ingin melihat serta

mendekatinya. Mereka ingin memuaskan hati terhadap orang yang selama ini belum pernah mereka

lihat, hati yang sudah penuh cinta dan rangkuman iman akan risalahnya, dan yang selalu namanya

disebut pada setiap kali sembahyang. Orang-orang terkemuka di Medinah menawarkan diri supaya ia

tinggal pada mereka.

Setiba Rasulullah (SAW) di Madinah, onta beliau (Quswa) duduk di lahan terbuka di dekat

rumah Abu Ayyub Ansari (RA). Maka beliau (SAW) pun menetap di tempat itu sampai

Page 3: Sejarah kisah hijrah nabi muhammad saw

terselesaikannya pendirian Masjid Nabawi dan sebuah tempat berteduh untuk beliau. Seluruh sahabat

bersama-sama Nabi (SAW) juga secara langsung turun tangan dalam pembangunan Masjid Nabawi,

sebagaimana juga mereka melakukan bersama-sama dalam pembangunan Masjid Quba’.

Beberapa hari kemudian, istri Nabi (SAW); Saudah (RA); dua putri beliau Fatimah (RA) and

Ummu Kulsum (RA), Usamah bin Zaid (RA), ‘Aisyah (RA) dan Ummu Aiman (RA) juga menyusul

hijrah ke Madinah dibawah kawalan Abdullah bin Abu Bakar (RA). Adapun putri beliau seorang lagi,

Zainab (RA), baru diijinkan hijrah ke Madinah setelah terjadi peperangan Badar.

Di Madinah, Rasulullah (SAW) memanjatkan doa (yang artinya) sebagai berikut, “Wahai

Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah, atau bahkan lebih

dari itu. Kami mohon, jadikanlah iklimnya menyehatkan bagi kami. Tambahkanlah keberkahan

didalam takaran (shaq dan mud) kami, dan pindahkanlah panasnya Madinah hingga ke Juhfah.” Allah

(SWT) mengabulkan doa beliau dan beliaupun menetap di Madinah karena begitu cintanya beliau

terhadap kota ini. (Bukhari).

ARTI PENTING HIJRAH

Hijrah telah membawa akibat-akibat yang lebih jauh

1. Dari peristiwa ini, terjadi perubahan sosial. Islam sebagai sebuah kelompok/golongan didalam

masyarakat telah berkembang menjadi sebuah kesatuan Ummat Islam. Maka sirnalah diskriminasi

atas dasar warna kulit, kredo, ataupun kekayaan. Semua Muslim setara/egaliter.

2. Menurut para ahli sejarah Muslim, Rasulullah (SAW) tiba di Quba‘ pada tanggal 16 Juli 632 M.

yang mana berada dalam bulan Muharram, dari sinilah dimulainya perhitungan kalender Hijriyah.

3. Adalah di Madinah, diletakkan dasar-dasar khilafah (pemerintahan) Islam. Peristiwa bersejarah

berupa perjanjian-perjanjian yang dibuat bersama dengan kelompok Yahudi dan beberapa suku

yang lain menjadi panduan bagi generasi-generasi yang kemudian.

4. Diantara sekian banyak sahabat Nabi (SAW), beliau memilih Abu Bakar (RA) sebagai teman

dalam perjalanan hijrah. Hal ini di abadikan didalam Al-Quran, Surah At-Taubah. Ini merupakan

penghargaan paling utama bagi Abu Bakar (RA).

5. Setiap orang yang berpola-pikir adil dan terbuka, dari tulisan ini dapat mengambil kesimpulan

bahwa Abu Bakar (RA) telah memiliki peranan yang amat penting dalam peristiwa Hijrah. Maka

Page 4: Sejarah kisah hijrah nabi muhammad saw

sungguh amat menyedihkan bahwasanya sebagian orang masih menilai secara tidak adil terhadap

diri sahabat yang demikian dihormati ini.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Oleh

NAMA : R. Riswandy M. Gaus

KELAS : VIII-L

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NEGERI 1 KOTA TERNATE