sejarah

18
“KELOMPOK 6” MATIUS ALFRENDO IQBAL BAYHAQI RAFISKA WIDYAWATI YUSUF ASSEGAF YOSIE ADJI .S. YUANDA EKA .P.

Upload: gusti-ayu-putu-ajeng

Post on 08-Jan-2017

361 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

“KELOMPOK 6”

MATIUS ALFRENDO IQBAL BAYHAQI

RAFISKA WIDYAWATI YUSUF ASSEGAF YOSIE ADJI .S. YUANDA EKA .P.

MATERI :

1. Pembetukan RIS2. Penyerahan & pengakuan kedaulatan3. Kembali ke negara kesatuan

1. Pembetukan RIS• Republik Indonesia Serikat, (RIS), adalah negara federasi yang berdiri

pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB. RIS dikepalai oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta.

 • Awal Republik Indonesia Serikat diawali dengan adanya Agresi Militer

II yang terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Agresi Militer Belanda II Akibat dari Agresi Militer tersebut, pihak internasional melakukan tekanan

kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam akan menghentikan bantuannya kepada Belanda, akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.

Lalu pada 23 Agustus hingga 2 November 1949, diadakanlah Konferensi Meja Bundar, yaitu sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda. Hasil dari pertemuan tersebut adalah: Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat; Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.

 

Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda• Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, selang

empat tahun setelah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini dilakukan ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Belanda selama ini juga ada kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (Aksi Polisionil) pada 1945-1949 adalah ilegal.

• Republik Indonesia Serikat terdiri beberapa negara bagian, yaitu:1.    Negara Republik Indonesia (RIS)2.    Negara Indonesia Timur3.    Negara Pasundan, termasuk Distrik Federal Jakarta4.    Negara Jawa Timur5.    Negara Madura6.    Negara Sumatera Timur7.    Negara Sumatera Selatan • Di samping itu, ada juga wilayah yang berdiri sendiri (otonom) dan tak tergabung

dalam federasi, yaitu:1.    Jawa Tengah2.    Kalimantan Barat (Daerah Istimewa)3.    Dayak Besar4.    Daerah Banjar5.    Kalimantan Tenggara6.    Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir)7.    Bangka8.    Belitung9.    Riau

• Republik Indonesia Serikat memiliki konstitusi yaitu Konstitusi RIS. Piagam Konstitusi RIS ditandatangani oleh para Pimpinan Negara/Daerah dari 16 Negara/Daerah Bagian RIS, yaitu

1.    Mr. Susanto Tirtoprodjo dari Negara Republik Indonesia menurut perjanjian Renville.2.    Sultan Hamid II dari Daerah Istimewa Kalimantan Barat3.    Ide Anak Agoeng Gde Agoeng dari Negara Indonesia Timur4.    R. A. A. Tjakraningrat dari Negara Madura5.    Mohammad Hanafiah dari Daerah Banjar6.    Mohammad Jusuf Rasidi dari Bangka7.    K.A. Mohammad Jusuf dari Belitung8.    Muhran bin Haji Ali dari Dayak Besar9.    Dr. R.V. Sudjito dari Jawa Tengah10. Raden Soedarmo dari Negara Jawa Timur11. M. Jamani dari Kalimantan Tenggara12. A.P. Sosronegoro dari Kalimantan Timur13. Mr. Djumhana Wiriatmadja dari Negara Pasundan14. Radja Mohammad dari Riau15. Abdul Malik dari Negara Sumatera Selatan16. Radja Kaliamsyah Sinaga dari Negara Sumatera Timur Republik Indonesia Serikat dibubarkan pada 17 Agustus 1950.

2. Penyerahan & pengakuan kedaulatan

• Pada hari ini, 62 tahun yang lampau tepatnya pada tanggal 27 desember 1949 terjadi peristiwa yang sangat monumental dalam perjalanan kenegaraan di negeri ini. Pada tanggal itu terjadi upacara pengakuan kedaulatan (soevereiniteitsoverdracht) di dua tempat yang berbeda yaitu di di istana Op de Dam, Amsterdam, Belanda yang dilakukan oleh Ratu Belanda Juliana kepada Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat (RIS) yaitu Mohammad Hatta dan di Jakarta yaitu di Istana Rijswijk (Istana Merdeka) dimana wakil Mahkota Agung Belanda Tony Lovink  kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

• Secara sekilas upacara penyerahan kedaulatan ini terkesan biasa-biasa saja dan jarang dirayakan dalam upcara kenegaraan di Republik Indonesia. Akan tetaapi sebenarnya banyak catatan,renungan maupun hikmah yang bisa kita ambil dalam menilai peristiwa yang sangat monumental dalm sejarah perjuangan dan lahirnya negara Republik Indonesia.

• Proklamasi 17 agustus 1945 yang ditanda tangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta ternyata tidak serta merta membuat Belanda mengakui kemerdekaan dan kedaualatan negara Republik Indonesia yang merupakan bekas jajahannya sebagai negara baru dan berdaulat. Belanda menilai Proklamasi 17 agustus 1945 itu sebagai perbuatan makar dan mesti dibasmi sehingga mereka melakukan tindakan pendudukan Republik Indonesia dengan membonceng tentara sekutu. Ketika taktik seperti ini tidak berhasil maka pihak Belanda pada tahun 1947 dan 1948 melakukan Agresi Militer terhadap Republik Indonesia. Belanda menganggap penyerangan ini bukanlah suatu Agresi, akan tetapi merupakan aksi polisionil pemerintah yang sah terhadap para pemberontak dan ekstrimis karena mereka tidak pernah mengakui proklamasi 17 agustus 1945.

• Agresi militer Belanda inilah yang membuat rakyat Indonesia bahu-membahu mengangkat senjata baik itu Tentara Nasional Indonesia (TNI), Laskar rakyat, pemuda sampai tokoh agama dalam melawan Belanda dan mempertahankan kemerdekaan. Karena perjuangan bersenjata yang sangat dahsyat tersebut dan tekanan dunia internasional, maka pihak Belanda mulai menerima cara diplomasi dengan mengadakan perjanjian mulai dari perjanjian Linggar Jati, Perjanjian Renville sampai Rom Royen. Perjanjian-perjanjian yang dilakukan pihak Republik Indonesia dengan Belanda ini ternyata banyak merugikan pihak Indonesia dan hendak dimanfaatkan oleh Belanda untuk memperkuat kembali penjajahannya di nusantara. Namun ternyata sejarah berbicara lain, semuanya bisa berbalik ketika diadakan Konferensi Meja Bundar yang diadakan dinegeri Belanda sendiri.

• Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah suatu konferensi puncak anatar pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda untuk membicarakan nasib Republik Indonesia yang baru lahir. Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, sedangkan Belanda dipimp[in oleh Perdana Menteri Willem Dress. Namun apa yang terjadi, ternyata hasil KMB yang dimulai pada tanggal 23 Agustus- 2 Nopember ini sangat menguntungkan Republik Indonesia dimana pihak Belanda mengakui kedaulatan  Republik Indonesia kecuali Irian Barat.Puncak dari kemenangan diplomasi ini dirayakan suka cita oleh seluruh rakat Indonesia dan kembalinya TNI maupun laskar-laskar perjuangan dari gunung-gunung ke kota-kota seperti yang dilakukan Jendral Sudirman ketika kembali ke Yogya.

• Oleh karena itu tanggal 27 desember merupakan hari kemenangan diplomasi Republik Indonesia dan Pembebasan penderitaan rakyat Indonesia dari ancaman perang dan penjajahan Belanda yang membuat rakyat indonesia bersuka cita melupakan kesedihan dan penderitaan selama masa perang dan revolusi selama bertahun-tahun.

3. Kembali ke negara kesatuan• 1. Latar Belakang Kembali ke Negara Kesatuan RI (NKRI) Kembalinya negara Indonesia ke bentuk kesatuan setelah

sebelumnya berbentuk serikat karena sebab-sebab berikut.a. Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) tidak sesuai dengan cita-

cita proklamasi 17 Agustus 1945.b. Pada umumnya masyarakat Indonesia tidak puas dengan hasil

KMB yang melahirkan negara RIS. Rakyat di berbagai daerah melakukan kegiatankegiatan, seperti demonstrasi dan pemogokan untuk menyatakan keinginannya agar bergabung dengan Republik Indonesia.

c. Dengan sistem pemerintahan federal berarti melindungi manusia Indonesia yang setuju dengan penjajah Belanda.

2. Proses Kembali ke Negara Kesatuan RI

• Dengan disetujuinya KMB pada tanggal 2 November 1949, di Indonesia terbentuklah satu negara federal yang bernama Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari negara-negara bagian yaitu Republik Indonesia, negara Sumatera Timur, negara Sumatera Selatan, Negara Pasundan, negara Jawa Timur, negara Madura, negara Indonesia Timur, Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Biliton, Riau, dan Jawa Tengah. Masing-masing Negara bagian mempunyai luas daerah dan penduduk yang berbeda.

• Setelah berdirinya negara RIS, segera muncul usaha-usaha untuk membentuk kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rakyat di daerah-daerah melakukan kegiatan kegiatan seperti demonstrasi dan pemogokan untuk menyatakan keinginannya agar bergabung dengan Republik Indonesia di Yogyakarta.

• Bentuk nyata dari adanya pertentangan tersebut yaitu muncullah dua golongan berikut.

a. Golongan unitaris, yaitu golongan yang menghendaki negara kesatuan, dipimpin oleh Moh. Yamin

b. Golongan federalis, adalah golongan yang tetap menghendaki adanya negara serikat, dipimpin oleh Sahetapy Engel.

• Pertentangan ini dimenangkan oleh golongan unitaris. Pada tanggal 8 Maret 1950, pemerintah RIS dengan persetujuan Parlemen dan Senat RIS mengeluarkan Undang Undang Darurat No. 11 tahun 1950 tentang “Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS”. Berdasarkan Undang-Undang Darurat tersebut berturut-turut negara-negara bagian menggabungkan diri dengan Republik Indonesia, sehingga sampai tanggal 5 April 1950 negara RIS tinggal terdiri dari tiga negara bagian, yaitu:

a. Republik Indonesia (RI)b. Negara Sumatra Timur (NST)c. Negara Indonesia Timur (NIT)

• Sementara itu pada tanggal 19 Mei 1950 dicapai kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Republik Indonesia Serikat (NST dan NIT). Kesepakatan tersebut dinamakan “Piagam Persetujuan” yang berisi sebagai berikut.

a. Kedua pemerintah sepakat untuk membentuk negara kesatuan sebagai penjelmaan Republik Indonesia berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945.

b. Undang-Undang Dasar yang diperoleh dengan mengubah konstitusi RIS sedemikian rupa sehingga prinsip-prinsip pokok UUD 1945 dan bagian-bagian yang baik dari konstitusi RIS termasuk di dalamnya.

c. Dewan menteri harus bersifat parlementer.d. Presiden adalah Presiden Sukarno, sedangkan jabatan wakil

presiden akan dibicarakan lebih lanjut.e. Membentuk sebuah panitia yang bertugas menyelenggarakan

persetujuan tersebut.

• Sesuai dengan Piagam Persetujuan tersebut pemerintah Republik Indonesia dan RIS akan membentuk panitia bersama. Panitia ini diketuai oleh Menteri Kehakiman RIS yaitu Prof. Dr. Mr. Supomo dan Abdul Hamid dari pihak Republik Indonesia. Tugas pokoknya yaitu merancang Undang-Undang Dasar Sementara Negara Kesatuan. Rancangan tersebut berhasil disusun pada tanggal 20 Juli 1950 untuk selanjutnya diserahkan kepada dewan perwakilan negara-negara bagian untuk disempurnakan. 

• Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1950 Rancangan UUD itu diterima baik oleh senat, parlemen RIS, dan KNIP. Pada tanggal 15 Agustus 1950 Presiden Sukarno menandatangani Rancangan UUD tersebut menjadi UUD Sementara Negara Kesatuan Republik Indonesia atau lebih dikenal sebagai UUDS 1950. Pada tanggal 17 Agustus 1950 negara RIS secara resmi dibubarkan dan kita kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rakyat Indonesia merayakan tanggal 17 Agustus 1950 itu dengan meriah sebagai ulang tahun kemerdekaan yang ke-5.

THANK YOU