sejarah
DESCRIPTION
pelajaran sejarahTRANSCRIPT
Kelemahan dan Kelebihan Kepemimpinan Presiden Gus Dur di Indonesia
1. Di Bidang Politik
a. Kelebihan :
1) Membentuk Kabinet Persatuan Nasional
2) Sering melakukan perjalanan luar negeri dengan tujuan menjalin kerjasama
dengan negara lain, menarik investasi, menerima penghargaan, berobat,
sekaligus menghadiri bebagai forum dunia seperti forum ekonomi dunia atau
pertemuan negara G-77.
3) Politik Luar Negeri Yang Bebas Aktif Dengan kunjungan keluar negeri
sebenarnya merupakan pemborosan, akan tetapi ini dilakukan untuk
mengangkat citra Negara Indonesia. Akibat rezim Pak Soeharto, citra Indonesia
dikenal sebagai negara totaliter dengan tingkat demokratisasi yang rendah.
Untukmengatasi hal tersebut Presiden Gus Dur melakukan kunjungan ke
Negara Negara yang tergabung dalam ASEAN, Afrika, Eropa, hingga Benua
Amerika. Karena kunjungan ini politik politik bebas aktif begitu kentara.
Seringnya Presiden Gus Dur berkunjung ke luar negeri ini ternyata mendapat
respon positif dari dunia, bahkan membuka peluang kerjasama (terutama
kerjasama dalam bidang perdagangan).
4) Iklim Politik Yang Demokratis Semua tahu bahwa pada masa Gus Dur
suasana demokratis mulai tampak terwujud. Hal ini dapat terlihat dengan
tindakan gusdur yaitu:
5) Penghapusan peraturan yang merugikan kaum minoritas.
6) Pembubaran instansi negara yang tak lagi efektif (departemen penerangan
dan sosial) hengga "niat" Gusdur ini membuka hubungan diplomati dengan
Israel.
7) Kecenderungan pemikiran Gusdur yang menghargai kebebasan idividu dan
keberagaman (dasar dari demokrasi) serta reformis.
8) Pada masa Abdurrahman Wahid terjadi perubahan drastis dalam bidang
keterbukaan media. Gus Dur melikuidasi departemen penerangan, sehingga
media massa lebih leluasa melakukan aktivitasnya.
9) Gus Dur terkenal dengan faham pluralismenya. Pada eranya lah kelompok
minoritas Tionghoa mendapatkan pengakuan lebih besar, seperti dalam
pengurusan dokumen kependudukan dan penetapan Imlek sebagai hari libur
nasional.
10) Sayang, sistem dan pola pemerintahan Gus Dur tidak berjalan dengan baik.
Terjadi kegaduhan politik yang tidak perlu, sehingga stabilitas politik tidak
terjaga.
11) Stabilitas politik yang buruk menyebabkan stabilitas ekonomi berjalan
pincang.
b. Kelemahan :
1) Presiden Abdurahman Wahid sering melontarkan pernyataan-pernyataan
kepada media yang kerap memanaskan suhu politik Tanah Air. Hal tersebut
menimbulkan keguncangan situasi politik dalam negeri. Salah satunya yaitu
soal reshuffle cabinet atau desakan mundur terhadap sejumlah menteri.
2) Rendahnya tingkat popularitas Gusdur
3) Masyarakat kurang antusias dengan gaya pemerintahan Gusdur.
4) Dengan beberapa keputusan yang kontroversial membuat gusdur bukan
sosok yang populis. Sebagian kalangan menganggap Gus Dur adalah tokoh
nasionalyang diakui kecemerlangannya. Sebagai sosok utama di kalangan
Nahdiyin (basis massa keagamann organisasi Nahdatul Ulama), Gus Dur
memang disegani kepemimpinannya. Tapi, sebagai seorang negarawan yang
harus arif dalammembuat kebijakan, Gus Dur diragukan kemampuannya.
5) Tak Punya Basis Politik yang Kuat di Paremen (MPR/DPR)
6) Gus Dur bukanlahtokoh dari partai yang memenangkan pemilu. Partai yang
mengusungnya saat itu (PKB), bukan partaidengansuara terbanyak.
7) Proses terpilihnya Gus Dur punterbilang unik. Hasil dari lobby-lobby plitik
yang akhirnya membuat Gus Dur dipilih sebagai presiden. Akibatnya, dalam
kabinet pemerintahan yang dibentuk oleh Gus Dur, ia "terpaksa" merengkuh
semua partai tanpa melihat kesamaan platform (visi/misi) dengan dirinya.
8) Dengan gaya Gus Dur yang ceplas-ceplos, membuat banyak pihak yang
awalnya menunjukkan dukungan, sedikit demi sedikit menarik dukungannya.
Simpati berubah menjadi antipati. Puncaknya, Gus Dur pun dilengserkan oleh
MPR dan "dipaksa" keluar dari Istana Negara hanya dengan celana pendek dan
kaos singlet.
2. Di Bidang Ekonomi
a. Kelebihan :
1) Memberi kebebasan seluas-luasnya kepada setiap suku terutama Tionghoa
yang notabenenya banyak berkecimpung di bidang ekonomi dengan seluas-
luasnya.
2) Berani bersikap dan tegas juga pada sector-sektor ekonomi
b. Kelemahan :
1) Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini
kurang maksimal yang berimbas pada bidang ekonomi.
2) Seringnya melakukan perjalanan luar negeri sehingga dianggap
menghamburkan APBN.
3. Di Bidang Sosial
a. Kelebihan : Dapat menciptakan kehidupan rukun antar umat beragama dan
antar suku di Indonesia.
b. Kelemahan : Ada banyak pengangguran di Indonesia sekitar 13,7 juta
penganggur.
4. Di Bidang Budaya
a. Kelebihan : Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antar umat
beragama, Gus Dur memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat
dan beragama. Hak tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa keputusan
presiden yang dikeluarkan, yaitu :
1) Keputusan Presiden No.6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil
Penganut Agama Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi, maka
dengan adanya Keppres No.6 dapat memiliki kebebasan dalam menganut agama
maupun menggelar budayanya secara terbuka misalnya pertunjukan barongsai.
2) Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga
menjadi hari libur nasional. b. Kelemahan : Kerusuhan antar etnis terus
berlanjut. Kerusuhan terutama berbahaya adalah pembunuhan antara umat Islam
dan Kristen di Maluku yang menewaskan lebih dari seribu orang sepanjang
tahun 1999. 5. Di Bidang Pertahanan dan Keamanan
a. Kelebihan :
1) Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai melakukan negosiasi dengan
Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah
menandatangani nota kesepahaman dengan GAM hingga awal tahun 2001, saat
kedua penandatangan akan melanggar persetujuan. Gus Dur juga mengusulkan
agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme
dicabut.
2) Gus Dur memberikan Aceh referendum. Namun referendum ini menentukan
otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum Timor Timur. Gus Dur
juga ingin mengadopsi pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh dengan
mengurangi jumlah personel militer di Negeri Serambi Mekkah tersebut. Pada
30 Desember 1999, Gus Dur mengunjungi Jayapura di provinsi Irian Jaya.
Selama kunjungannya, Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan pemimpin-
pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.
b. Kelemahan : Akibat restrukturisasi lembaga pemerintahan menyebabkan
kondisi politik yang tidak stabil atau sering terjadi pertentangan antar partai
bahkan pertentangan intern partai.
6. Di Bidang Ideologi Ideologi yang ada pada masa pemerintahan Gus Dur
menggunakan Ideologi Pancasila.[2] Presiden K.H. Abdurrahman Wahid
didampingi Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden. Mereka bekerja
sama membentuk kabinet yang disebut dengan Kabinet Persatuan Nasional.
Kabinet diumumkan pada tanggal 28 Oktober 1999. Pada masa pemerintahan
Gus Dur banyak diwarnai tindakan-tindakan kontroversi. Contohnya sebagai
berikut :
1. Kabinet seringkali mengalami reshuffle (perubahan susunan).
2. Menghapus Departemen Sosial dan Departemen Penerangan.
3. Sering melakukan kunjungan ke luar negeri. Presiden K.H. Abdurrahman
Wahid melakukan pembagian kekuasaan dengan wakil presiden. Tugas yang
menjadi kewenangan wakil presiden, antara lain sebagai berikut : 1. Menyusun
program dan agenda kerja kabinet.
2. Menentukan fokus dan prioritas kebijakan pemerintah. 3. Memimpin sedang
kabinet. 4. Menandatangani keputusan tentang pengangkatan dan
pemberhentian pejabat setingkat eselon satu. Pada masa pemerintahan Gus Dur,
ada beberapa persoalan yang dihadapi yang merupakan warisan dari
pemerintahan Orde Baru yaitu :
1) Masalah praktik KKN yang belum terselesaikan
2) Pemulihan ekonomi
3) Masalah BPPN
4) Kinerja BUMNPresiden
5) Pengendalian Inflasi
6) Mempertahankan kurs rupiah
7) Masalah jejaring pengamanan sosial ( JPS)
8) Masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama
9) Penegakan hukum dan penegakan Hak asasi manusia (HAM) Pembaharuan
yang dilakukan pada masa Pemerintahan Gus Dur adalah :
1) Membentuk Kabinet Kerja Untuk mendukung tugas dalam menjalankan
pemerintahan sehari-hari, Gus Dur membentuk kabinet kerja yang diberi nama
Kabinet Persatuan Nasional yang anggotanya diambil dari perwakilan masing-
masing partai politik yang dilantik pada tanggal 28 Oktober 1999. Di dalam
Kabinet Persatuan Nasional terdapat dua departemen yang dihapuskan, yaitu
Departemen Sosial dan Departemen Penerangan.
2) Bidang Ekonomi Untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi
Indonesia, dibentuk Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk
memecahkan perbaikan ekonomi Indonesia yang belum pulih dari krisis
ekonomi yang berkepanjangan. Dewan Ekonomi nasional diketuai oleh Prof.
Dr. Emil Salim, wakilnya Subiyakto Tjakrawerdaya dan sekretarisnya Dr. Sri
Mulyani Indraswari.
3) Bidang Budaya dan Sosial Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik
antarumat beragama, Gus Dur memberikan kebebasan dalam kehidupan
bermasyarakat dan beragama. Hak itu dibuktikan dengan adanya beberapa
keputusan presiden yang dikeluarkan, yaitu :
a) Keputusan Presiden No. 6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil
Penganut Agama Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi, maka
dengan adanya Keppres No. 6 dapat memiliki kebebasan dalam menganut
agama maupun menggelar budayanya secara terbuka seperti misalnya
pertunjukan Barongsai.
b) Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga
menjadi hari libur nasional. Disamping pembaharuan-pembaharuan di atas, Gus
Dur juga mengeluarkan berbagai kebijakan yang dinilai Kontroversial dengan
MPR dan DPR, yang dianggap berjalan sendiri, tanpa mau menaati aturan
ketatanegaraan, melainkan diselesaikan sendiri berdasarkan pendapat kerabat
dekatnya, bukan menurut aturan konstitusi negara. Kebijakan-kebijakan yang
menimbulkan kontroversial dari berbagai kalangan yaitu :
1) Pencopotan Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi yang dianggap Orde Baru.
2) Pencopotan Kapuspen Hankam Mayjen TNI Sudradjat, yang dilatarbelakangi
oleh adanya pernyataan bahwa Presiden bukan merupakan Panglima Tinggi. 3)
Pencopotan Wiranto sebagai Menkopolkam, yang dilatarbelakangi oleh
hubungan yang tidak harmonis dengan Gus Dur.
4) Mengeluarkan pengumuman tentang menteri Kabinet Pembangunan Nasional
yang terlibat KKN sehingga mempengaruhi kinerja kabinet menjadi merosot.
5) Gus Dur menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua dan
mengizinkan pengibaran bendera Bintang Kejora. Puncak jatuhnya Gus dur dari
kursi kepresidenan ditandai oleh adanya Skandal Brunei Gate dan Bulog Gate
yang menyebabkan ia terlibat dalam kasus korupsi, maka pada tanggal 1
Februari 2006 DPR-RI mengeluarkan memorandum yang pertama sedangkan
memorandum yang kedua dikeluarkan pada tanggal 30 Aril 2001. Gus Dur
menanggapi memorandum tersebut dengan mengeluarkan maklumat atau yang
biasa disebut Dekrit Presiden yang berisi antara lain :
1) Membekukan MPR / DPR-RI
2) Mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat dan mengambil tindakan serta
menyusun badan yang diperlukan untuk pemilu dalam waktu satu tahun.
3) Membubarkan Partai Golkar karena dianggap warisan orde baru Dalam
kenyataan, Dekrit tersebut tidk dapat dilaksanakan karena dianggap
bertentangan dengan konstitusi dan tidak memiliki kekuaran hokum, maka MPR
segera mengadakan Sidang Istimewa pada tanggal 23 Juli 2001 dan Megawati
Soekarnoputri terpilih sebagai Presiden RI menggantikan Gus Dur berdasarkan
Tap MPR No. 3 tahun 2001 dengan wakilnya Hamzah Haz.[3] Pembentukan
Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Pembentukan DEN dimaksudkan untuk
memperbaiki ekonomi Indonesia yang belum pulih akibat krisis yang
berkepanjangan. Ketua DEN adalah Prof. Emil Salim dengan wakilnya
Subiyakto Cakrawerdaya, Sekretaris Dr. Sri Mulyani Indrawati. Anggota DEN
adalah Anggito Abimanyu, Sri Ningsih, dan Bambang Subianto. Ketika
hubungan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid dan Poros Tengah tidak
harmonis, DPR mengeluarkan Memorandum I dan II untuk menjatuhkannya
dari kursi kepresidenan. Sebagai reaksi baliknya, presiden mengeluarkan
maklumat pada tanggal 28 Mei 2001 dan menjawab Memorandum II dengan
jawaban yang dibacakan oleh Menko Politik, Sosial dan Keamanan (Menko
Polsoskam) Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 29 Mei 2001, yang
antara lain isinya membekukan lembaga MPR dan DPR. Akhir jabatan Presiden
K.H. Abdurrahman Wahid terjadi ketika berlangsung Rapat Paripurna MPR
pada tanggal 21 Juli 2001. Rapat tersebut dianggap sebagai Sidang istimewa
MPR. Keputusan yang diambil sidang istimewa tersebut sebagai berikut :
1. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid diberhentikan secara resmi sebagai
presiden berdasarkan Ketetapan MPR No. II Tahun 2001.
2. MPR mengeluarkan Ketetapan MPR No. III tahun 2001 untuk menetapkan
dan melantik Wakil Presiden Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri
sebagai presiden kelima