sejarah

14
Kelemahan dan Kelebihan Kepemimpinan Presiden Gus Dur di Indonesia 1. Di Bidang Politik a. Kelebihan : 1) Membentuk Kabinet Persatuan Nasional 2) Sering melakukan perjalanan luar negeri dengan tujuan menjalin kerjasama dengan negara lain, menarik investasi, menerima penghargaan, berobat, sekaligus menghadiri bebagai forum dunia seperti forum ekonomi dunia atau pertemuan negara G-77. 3) Politik Luar Negeri Yang Bebas Aktif Dengan kunjungan keluar negeri sebenarnya merupakan pemborosan, akan tetapi ini dilakukan untuk mengangkat citra Negara Indonesia. Akibat rezim Pak Soeharto, citra Indonesia dikenal sebagai negara totaliter dengan tingkat demokratisasi yang rendah. Untukmengatasi hal tersebut Presiden Gus Dur melakukan kunjungan ke Negara Negara yang tergabung dalam ASEAN, Afrika, Eropa, hingga Benua Amerika. Karena kunjungan ini politik politik bebas aktif begitu kentara. Seringnya Presiden Gus Dur berkunjung ke luar negeri ini ternyata mendapat respon positif

Upload: anonymous-5eppbfy

Post on 15-Jul-2016

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pelajaran sejarah

TRANSCRIPT

Page 1: sejarah

Kelemahan dan Kelebihan Kepemimpinan Presiden Gus Dur di Indonesia

1. Di Bidang Politik

a. Kelebihan :

1) Membentuk Kabinet Persatuan Nasional

2) Sering melakukan perjalanan luar negeri dengan tujuan menjalin kerjasama

dengan negara lain, menarik investasi, menerima penghargaan, berobat,

sekaligus menghadiri bebagai forum dunia seperti forum ekonomi dunia atau

pertemuan negara G-77.

3) Politik Luar Negeri Yang Bebas Aktif Dengan kunjungan keluar negeri

sebenarnya merupakan pemborosan, akan tetapi ini dilakukan untuk

mengangkat citra Negara Indonesia. Akibat rezim Pak Soeharto, citra Indonesia

dikenal sebagai negara totaliter dengan tingkat demokratisasi yang rendah.

Untukmengatasi hal tersebut Presiden Gus Dur melakukan kunjungan ke

Negara Negara yang tergabung dalam ASEAN, Afrika, Eropa, hingga Benua

Amerika. Karena kunjungan ini politik politik bebas aktif begitu kentara.

Seringnya Presiden Gus Dur berkunjung ke luar negeri ini ternyata mendapat

respon positif dari dunia, bahkan membuka peluang kerjasama (terutama

kerjasama dalam bidang perdagangan).

4) Iklim Politik Yang Demokratis Semua tahu bahwa pada masa Gus Dur

suasana demokratis mulai tampak terwujud. Hal ini dapat terlihat dengan

tindakan gusdur yaitu:

5) Penghapusan peraturan yang merugikan kaum minoritas.

6) Pembubaran instansi negara yang tak lagi efektif (departemen penerangan

dan sosial) hengga "niat" Gusdur ini membuka hubungan diplomati dengan

Israel.

Page 2: sejarah

7) Kecenderungan pemikiran Gusdur yang menghargai kebebasan idividu dan

keberagaman (dasar dari demokrasi) serta reformis.

8) Pada masa Abdurrahman Wahid terjadi perubahan drastis dalam bidang

keterbukaan media. Gus Dur melikuidasi departemen penerangan, sehingga

media massa lebih leluasa melakukan aktivitasnya.

9) Gus Dur terkenal dengan faham pluralismenya. Pada eranya lah kelompok

minoritas Tionghoa mendapatkan pengakuan lebih besar, seperti dalam

pengurusan dokumen kependudukan dan penetapan Imlek sebagai hari libur

nasional.

10) Sayang, sistem dan pola pemerintahan Gus Dur tidak berjalan dengan baik.

Terjadi kegaduhan politik yang tidak perlu, sehingga stabilitas politik tidak

terjaga.

11) Stabilitas politik yang buruk menyebabkan stabilitas ekonomi berjalan

pincang.

b. Kelemahan :

1) Presiden Abdurahman Wahid sering melontarkan pernyataan-pernyataan

kepada media yang kerap memanaskan suhu politik Tanah Air. Hal tersebut

menimbulkan keguncangan situasi politik dalam negeri. Salah satunya yaitu

soal reshuffle cabinet atau desakan mundur terhadap sejumlah menteri.

2) Rendahnya tingkat popularitas Gusdur

3) Masyarakat kurang antusias dengan gaya pemerintahan Gusdur.

4) Dengan beberapa keputusan yang kontroversial membuat gusdur bukan

sosok yang populis. Sebagian kalangan menganggap Gus Dur adalah tokoh

nasionalyang diakui kecemerlangannya. Sebagai sosok utama di kalangan

Nahdiyin (basis massa keagamann organisasi Nahdatul Ulama), Gus Dur

Page 3: sejarah

memang disegani kepemimpinannya. Tapi, sebagai seorang negarawan yang

harus arif dalammembuat kebijakan, Gus Dur diragukan kemampuannya.

5) Tak Punya Basis Politik yang Kuat di Paremen (MPR/DPR)

6) Gus Dur bukanlahtokoh dari partai yang memenangkan pemilu. Partai yang

mengusungnya saat itu (PKB), bukan partaidengansuara terbanyak.

7) Proses terpilihnya Gus Dur punterbilang unik. Hasil dari lobby-lobby plitik

yang akhirnya membuat Gus Dur dipilih sebagai presiden. Akibatnya, dalam

kabinet pemerintahan yang dibentuk oleh Gus Dur, ia "terpaksa" merengkuh

semua partai tanpa melihat kesamaan platform (visi/misi) dengan dirinya.

8) Dengan gaya Gus Dur yang ceplas-ceplos, membuat banyak pihak yang

awalnya menunjukkan dukungan, sedikit demi sedikit menarik dukungannya.

Simpati berubah menjadi antipati. Puncaknya, Gus Dur pun dilengserkan oleh

MPR dan "dipaksa" keluar dari Istana Negara hanya dengan celana pendek dan

kaos singlet.

2. Di Bidang Ekonomi

a. Kelebihan :

1) Memberi kebebasan seluas-luasnya kepada setiap suku terutama Tionghoa

yang notabenenya banyak berkecimpung di bidang ekonomi dengan seluas-

luasnya.

2) Berani bersikap dan tegas juga pada sector-sektor ekonomi

b. Kelemahan :

1) Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini

kurang maksimal yang berimbas pada bidang ekonomi.

Page 4: sejarah

2) Seringnya melakukan perjalanan luar negeri sehingga dianggap

menghamburkan APBN.

3. Di Bidang Sosial

a. Kelebihan : Dapat menciptakan kehidupan rukun antar umat beragama dan

antar suku di Indonesia.

b. Kelemahan : Ada banyak pengangguran di Indonesia sekitar 13,7 juta

penganggur.

4. Di Bidang Budaya

a. Kelebihan : Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antar umat

beragama, Gus Dur memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat

dan beragama. Hak tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa keputusan

presiden yang dikeluarkan, yaitu :

1) Keputusan Presiden No.6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil

Penganut Agama Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi, maka

dengan adanya Keppres No.6 dapat memiliki kebebasan dalam menganut agama

maupun menggelar budayanya secara terbuka misalnya pertunjukan barongsai.

2) Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga

menjadi hari libur nasional. b. Kelemahan : Kerusuhan antar etnis terus

berlanjut. Kerusuhan terutama berbahaya adalah pembunuhan antara umat Islam

dan Kristen di Maluku yang menewaskan lebih dari seribu orang sepanjang

tahun 1999. 5. Di Bidang Pertahanan dan Keamanan

a. Kelebihan :

1) Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai melakukan negosiasi dengan

Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah

menandatangani nota kesepahaman dengan GAM hingga awal tahun 2001, saat

Page 5: sejarah

kedua penandatangan akan melanggar persetujuan. Gus Dur juga mengusulkan

agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme

dicabut.

2) Gus Dur memberikan Aceh referendum. Namun referendum ini menentukan

otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum Timor Timur. Gus Dur

juga ingin mengadopsi pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh dengan

mengurangi jumlah personel militer di Negeri Serambi Mekkah tersebut. Pada

30 Desember 1999, Gus Dur mengunjungi Jayapura di provinsi Irian Jaya.

Selama kunjungannya, Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan pemimpin-

pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.

b. Kelemahan : Akibat restrukturisasi lembaga pemerintahan menyebabkan

kondisi politik yang tidak stabil atau sering terjadi pertentangan antar partai

bahkan pertentangan intern partai.

6. Di Bidang Ideologi Ideologi yang ada pada masa pemerintahan Gus Dur

menggunakan Ideologi Pancasila.[2] Presiden K.H. Abdurrahman Wahid

didampingi Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden. Mereka bekerja

sama membentuk kabinet yang disebut dengan Kabinet Persatuan Nasional.

Kabinet diumumkan pada tanggal 28 Oktober 1999. Pada masa pemerintahan

Gus Dur banyak diwarnai tindakan-tindakan kontroversi. Contohnya sebagai

berikut :

1. Kabinet seringkali mengalami reshuffle (perubahan susunan).

2. Menghapus Departemen Sosial dan Departemen Penerangan.

3. Sering melakukan kunjungan ke luar negeri. Presiden K.H. Abdurrahman

Wahid melakukan pembagian kekuasaan dengan wakil presiden. Tugas yang

menjadi kewenangan wakil presiden, antara lain sebagai berikut : 1. Menyusun

program dan agenda kerja kabinet.

Page 6: sejarah

2. Menentukan fokus dan prioritas kebijakan pemerintah. 3. Memimpin sedang

kabinet. 4. Menandatangani keputusan tentang pengangkatan dan

pemberhentian pejabat setingkat eselon satu. Pada masa pemerintahan Gus Dur,

ada beberapa persoalan yang dihadapi yang merupakan warisan dari

pemerintahan Orde Baru yaitu :

1) Masalah praktik KKN yang belum terselesaikan

2) Pemulihan ekonomi

3) Masalah BPPN

4) Kinerja BUMNPresiden

5) Pengendalian Inflasi

6) Mempertahankan kurs rupiah

7) Masalah jejaring pengamanan sosial ( JPS)

8) Masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama

9) Penegakan hukum dan penegakan Hak asasi manusia (HAM) Pembaharuan

yang dilakukan pada masa Pemerintahan Gus Dur adalah :

1) Membentuk Kabinet Kerja Untuk mendukung tugas dalam menjalankan

pemerintahan sehari-hari, Gus Dur membentuk kabinet kerja yang diberi nama

Kabinet Persatuan Nasional yang anggotanya diambil dari perwakilan masing-

masing partai politik yang dilantik pada tanggal 28 Oktober 1999. Di dalam

Kabinet Persatuan Nasional terdapat dua departemen yang dihapuskan, yaitu

Departemen Sosial dan Departemen Penerangan.

2) Bidang Ekonomi Untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi

Indonesia, dibentuk Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk

memecahkan perbaikan ekonomi Indonesia yang belum pulih dari krisis

Page 7: sejarah

ekonomi yang berkepanjangan. Dewan Ekonomi nasional diketuai oleh Prof.

Dr. Emil Salim, wakilnya Subiyakto Tjakrawerdaya dan sekretarisnya Dr. Sri

Mulyani Indraswari.

3) Bidang Budaya dan Sosial Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik

antarumat beragama, Gus Dur memberikan kebebasan dalam kehidupan

bermasyarakat dan beragama. Hak itu dibuktikan dengan adanya beberapa

keputusan presiden yang dikeluarkan, yaitu :

a) Keputusan Presiden No. 6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil

Penganut Agama Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi, maka

dengan adanya Keppres No. 6 dapat memiliki kebebasan dalam menganut

agama maupun menggelar budayanya secara terbuka seperti misalnya

pertunjukan Barongsai.

b) Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga

menjadi hari libur nasional. Disamping pembaharuan-pembaharuan di atas, Gus

Dur juga mengeluarkan berbagai kebijakan yang dinilai Kontroversial dengan

MPR dan DPR, yang dianggap berjalan sendiri, tanpa mau menaati aturan

ketatanegaraan, melainkan diselesaikan sendiri berdasarkan pendapat kerabat

dekatnya, bukan menurut aturan konstitusi negara. Kebijakan-kebijakan yang

menimbulkan kontroversial dari berbagai kalangan yaitu :

1) Pencopotan Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi yang dianggap Orde Baru.

2) Pencopotan Kapuspen Hankam Mayjen TNI Sudradjat, yang dilatarbelakangi

oleh adanya pernyataan bahwa Presiden bukan merupakan Panglima Tinggi. 3)

Pencopotan Wiranto sebagai Menkopolkam, yang dilatarbelakangi oleh

hubungan yang tidak harmonis dengan Gus Dur.

4) Mengeluarkan pengumuman tentang menteri Kabinet Pembangunan Nasional

yang terlibat KKN sehingga mempengaruhi kinerja kabinet menjadi merosot.

Page 8: sejarah

5) Gus Dur menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua dan

mengizinkan pengibaran bendera Bintang Kejora. Puncak jatuhnya Gus dur dari

kursi kepresidenan ditandai oleh adanya Skandal Brunei Gate dan Bulog Gate

yang menyebabkan ia terlibat dalam kasus korupsi, maka pada tanggal 1

Februari 2006 DPR-RI mengeluarkan memorandum yang pertama sedangkan

memorandum yang kedua dikeluarkan pada tanggal 30 Aril 2001. Gus Dur

menanggapi memorandum tersebut dengan mengeluarkan maklumat atau yang

biasa disebut Dekrit Presiden yang berisi antara lain :

1) Membekukan MPR / DPR-RI

2) Mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat dan mengambil tindakan serta

menyusun badan yang diperlukan untuk pemilu dalam waktu satu tahun.

3) Membubarkan Partai Golkar karena dianggap warisan orde baru Dalam

kenyataan, Dekrit tersebut tidk dapat dilaksanakan karena dianggap

bertentangan dengan konstitusi dan tidak memiliki kekuaran hokum, maka MPR

segera mengadakan Sidang Istimewa pada tanggal 23 Juli 2001 dan Megawati

Soekarnoputri terpilih sebagai Presiden RI menggantikan Gus Dur berdasarkan

Tap MPR No. 3 tahun 2001 dengan wakilnya Hamzah Haz.[3] Pembentukan

Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Pembentukan DEN dimaksudkan untuk

memperbaiki ekonomi Indonesia yang belum pulih akibat krisis yang

berkepanjangan. Ketua DEN adalah Prof. Emil Salim dengan wakilnya

Subiyakto Cakrawerdaya, Sekretaris Dr. Sri Mulyani Indrawati. Anggota DEN

adalah Anggito Abimanyu, Sri Ningsih, dan Bambang Subianto. Ketika

hubungan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid dan Poros Tengah tidak

harmonis, DPR mengeluarkan Memorandum I dan II untuk menjatuhkannya

dari kursi kepresidenan. Sebagai reaksi baliknya, presiden mengeluarkan

maklumat pada tanggal 28 Mei 2001 dan menjawab Memorandum II dengan

jawaban yang dibacakan oleh Menko Politik, Sosial dan Keamanan (Menko

Page 9: sejarah

Polsoskam) Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 29 Mei 2001, yang

antara lain isinya membekukan lembaga MPR dan DPR. Akhir jabatan Presiden

K.H. Abdurrahman Wahid terjadi ketika berlangsung Rapat Paripurna MPR

pada tanggal 21 Juli 2001. Rapat tersebut dianggap sebagai Sidang istimewa

MPR. Keputusan yang diambil sidang istimewa tersebut sebagai berikut :

1. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid diberhentikan secara resmi sebagai

presiden berdasarkan Ketetapan MPR No. II Tahun 2001.

2. MPR mengeluarkan Ketetapan MPR No. III tahun 2001 untuk menetapkan

dan melantik Wakil Presiden Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri

sebagai presiden kelima