sejarah

16
BAB 2 KEHIDUPAN PRA AKSARA DI INDONESIA Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra aksara di Indonesia Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, bahwa kehidupan masnusia yang hidup di semua wilayah di muka bumi ini tentunya selalu dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Semakin rumit unsur yang terdapat dalam lingkungan terkadang semakin berkembang pula cara-cara yang dilakukan oleh manusia untuk mempertahankan hidup. Misalnya, karena tuntutan yang datang dari lingkungan sekitar sangat mendorong manusia untuk berpikir mencari berbagai informasi yang berkaitan dengan teknologi supaya bisa hidup sesuai dengan lingkungan. Dari mulai komunikasi sampai pada penolahan informasi melalui teknologi. Kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab “syajaratun” yang berarti “pohon” kata tersebut diterjemahkan lagi sehingga memiliki pengertian “keturunan/asal-usul”. Istilah tersebut dimasukan ke dalam kamus Melayu yaitu “syajarah” dan diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “sejarah”, yang diartikan sebagai sesuatu yang menggambarkan kehidupan manusia di masa lampau, untuk menggambarkan hal tersebut kita harus mendapatkan bahan-bahan yang berkaitan dengan kehidupan

Upload: cecep-deni

Post on 21-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sejarah

TRANSCRIPT

Page 1: sejarah

BAB 2

KEHIDUPAN PRA AKSARA DI INDONESIA

Standar Kompetensi :

Memahami lingkungan kehidupan manusia

Kompetensi Dasar :

Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra aksara di Indonesia

Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, bahwa kehidupan masnusia yang hidup di

semua wilayah di muka bumi ini tentunya selalu dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya.

Semakin rumit unsur yang terdapat dalam lingkungan terkadang semakin berkembang

pula cara-cara yang dilakukan oleh manusia untuk mempertahankan hidup. Misalnya,

karena tuntutan yang datang dari lingkungan sekitar sangat mendorong manusia untuk

berpikir mencari berbagai informasi yang berkaitan dengan teknologi supaya bisa hidup

sesuai dengan lingkungan. Dari mulai komunikasi sampai pada penolahan informasi

melalui teknologi.

Kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab “syajaratun” yang berarti “pohon” kata tersebut

diterjemahkan lagi sehingga memiliki pengertian “keturunan/asal-usul”. Istilah tersebut

dimasukan ke dalam kamus Melayu yaitu “syajarah” dan diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi “sejarah”, yang diartikan sebagai sesuatu yang menggambarkan

kehidupan manusia di masa lampau, untuk menggambarkan hal tersebut kita harus

mendapatkan bahan-bahan yang berkaitan dengan kehidupan mereka pada zamannya,

bahan-bahan tersebut dinamakan sebagai sumber sejarah.

Sebenarnya sulit untuk diketahui bahwa seperti apakah kehidupan manusia di masa

lampau tersebut, krena dari satu generasi ke generasi berikutnya terkadang putus dan

muncul jenis kehidupan yang baru, dan tidak ditemukan sumber pendukungnya. Namun

ketika manusia sudah mengenal bentuk tulisan cerita kehidupannya di masa lampupun

sangat mudah untuk diidentifikasi berbeda dengan ketika manusia belum mengenal

tulisan, sehingga untuk menceritakannya para ahli sejarah banyak yang melakukan

rekonstruksi dengan kenampakan-kenampakan yang ada papa penemuan-penemuan fosil-

fosilnya. Adapun yang dimaksud dengan fosil adalah sisa-sisa kehidupan manusia dan

peninggalannya yang sudah mengeras menjadi bentuk batu. Kehidupan manusia

Page 2: sejarah

semenjak mengenal tulisan disebut dengan jaman sejarah. Sedangkan manusia muncul

dan hidup juga sebelum mereka mengenal tulisan, kehidupan manusia pada waktu itu

dinamakan dengan jaman pra sejarah. Seperti yang dikatakan barusan, jaman pra sejarah

yang belum mengenal tulisan itu dapat pula dikatakan sebagai kehidupan jaman pra

aksara.

Sekarang kalian perlu tahu, seperti apakah kehidupan masyarakat pada jaman sebelum

mengenal tulisan.

A. Pembabakan Masa Praaksara Indonesia

Kehidupan masyarakat praaksara yang pernah terjadi di Indonesia terbagi kedalam

beberapa periode. Untuk mengidentifikasi semua periode kehidupan tersebut, para

ahli sejarah meneliti berbagai peralatan yang pernah digunakan dalam kehidupan

mereka. Dan berdasarkan penelitian tersebut, bahan yang digunakan untuk membuat

peralatan dan perlengkapan hidup manusia pada jaman praaksara yang pernah ada di

Indonesia dikelompokan penjadi zaman batu dan zaman logam.

1. Zaman Batu

a. Zaman Batu Tua

Zaman ini sering juga disebut sebagai masa palaeolithicum, dimana peralatan

yang dikenal pernah digunakan oleh masyarakat saat itu masih dibuat dengan

pengerjaan yang kasar, tidak diasah atau tidak dihaluskan. Kehidupan pada

zaman batu tua ini kita dapat mengidentifikasinya pada kebudayaan

Ngandong dan Pacitan.

Pada tahun 1935 telah dilakukan penelitian di Pacitan (Jawa Tengah), seorang

penelitia kepurbakalaan Belanda yang bernama Von Koenigswald

menemukan sejumlah perkakas batu yang biasa disebut kapak genggam yang

dibuat dari batu tanpa pegangan (gagang). Alat semacam ini digunakan secara

digenggam dalam tangan, atau sering disebut sebagai alat penetak yang dalam

bahasa Inggris dinamakan dengan chopper. Perkakas tersebut merupakan hasil

kebudayaan Pithecanthropus Erectus. Itu adalah manusia purba yang diduga

masih bermuka seperti kera namun di mampu berjalan tegak. Diperkirakan

makhluk seperti ini hidup 300.000 tahun yang lalu. Saat ditemukan ini hanya

Page 3: sejarah

berupa fosil yang diteliti oleh Dr. Eugene Dubois di desa Trinil dekat lembah

Bengawan Solo. Makhluk sejenispun ternyata fosilnya ditemukan di negeri

Cina yang dinamakan dengan Sinantropus pekinensis, dia juga

mempergunakan perkakas dari batu sejenis dengan fosil kapak-kapak yang

ditemukan di Pacitan.

Masih di daerah yang berdekatan yaitu di desa Ngandong ditemukan fosil

manusia purba yang memiliki tingkatan usia lebih muda, bentuknya lebih

mendekati manusia dibanding kera. Manusia ini disebut Homo Soloensis

yang dapat dikatagorikan kedalam Homo Sapiens (manusia berbudaya). Jika

dilihat dari tingkatan usianya, Homo Sapiens lah yang merupakan kehidupan

manusia termuda. Adapun tingkatan-tingkatannaya adalah sebagai berikut.

- Hominoids yaitu sejenis primates yang mirip dengan manusia namun lebih

mendekati kera.

- Homo habilis yaitu makhluk mirip manusia berimbang dengan kera, dia

sudah memiliki kecakapan untuk menggunakan peralatan dari batu meski

dalam bentuk yang sangat sederhana.

- Homo erectus yaitu makhluk yang lebih banyak menyerupai manusia dari

pada kera dan dapat berjalan dengan tegak.

- Homo sapiens yaitu manusia yang sudah berbudaya, perawakannyasudah

sepeti manusia sekarang namun tingkat kecerdasannya masih rendah.

Mereka hidup di gua-gua sehingga sering disebut cavemen (manusia gua)

serta mereka sudah mampu membuat perkakas dari berbagai jenis batu.

Di desa Ngandong, ditemukan pula perkakas yang terbuat dari tulang

disamping alat-alat dari batu. Alat tersebut dibuat dari tulang binatang yang

dirancang sebagai alat penusuk, diperkirakan alat semacam ini dapat

digunakan untuk mencongkel tanah dalam menggambil umbi-umbian.

b. Zaman Batu Menengah

Kehidupan manusia pada zaman ini sering juga disebut dengan zaman

Mesolitikum, namun demikian keadaan budayanya masih merupakan

kelanjutan dari zaman palaeolitikum. Bekas-bekas kebudayaannya banyak

ditemukan di daerah Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Flores. Yang pada

Page 4: sejarah

umumnya berlokasi di pinggir-pinggir pantai berbentuk kjokkenmoddinger

atau “dapur sampah”, yang berupa gundukkan cangkang kerang yang sudah

memfosil, mereka juga diidentifikasi telah membuat rumah tonggak tempat

berlindung. Sementara makanan utama mereka selama hidup di pantai adalah

sifut dan kerang. Berdasarkan hasil penelitian Van Stein Callenfels pada

tahun 1925 di dalam gundukkan kerang itu juga ditemukan peralatan berupa

chopper (kapak genggam). Kapak yang ditemukan diduga digunakan pada

masa mesolitikum ini disebut dengan peble. Karena tempat penemuannya di

Sumatera maka disebut juga dengan kapak Sumatera, terbuat dari batu kali

yang pecah atau dibelah. Alat lainnya yang ditemukan adalah berupa kapak

pendek atau hache courte, batu-batu penggiling beserta alasnya yang disebut

dengan pipisan, rupanya alat ini dipergunakan untuk menghaluskan makanan

atau membuat pewarna merah yang akan diulaskan ke badan mereka, karena

dianggap cat merah itu memiliki kekuatan magis, yang pada saat itu mereka

masih mengagungkan ilmu sihir. Tempat tinggal manusia pada zaman

mesolitikum ini umumnya berupa gua-gua tang dibuat di dalam batu karang.

Kebudayaan ini dinamakan dengan abris sous roche. Gua yang ditemukan

antara lain Gua Lawa (Sampung, Ponorogo) di dalamnya ditemukan berbagai

perlatan seperti kapak, alat panah, penggilingan serta beberapa alat yang

terbuat dari tulang dan logam.

c. Zaman Batu Baru

Peralatan yang banyak ditemukan pada masa kehidupan mnusia neolitikum

adalah kapak-kapak yang sudah diasah sehingga bentuknya menjadi persegi

dan lonjong. Ini menunjukkan adanya kepandaian pada manusia zaman itu

untuk mengasah batu menjadi peralatan yang nilai gunanya lebih tinggi.

Kapak-kapak persegi di Indonesia banyak ditemukan sebarannya di Sumatera,

Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Kalimantan. Dari penemua

semacam itu dapat diambil kesimpulan bahwa kapak persegi tersebar hampir

diseluruh Asia Tenggara. Sehingga dapat diperkirakan juga bahwa

kebudayaan zaman neolitikum ini bukan hanya kelanjutan dari masa

palaeolitikum, tetapi merupakan kebudayaan yang dibawa oleh pendukungnya

Page 5: sejarah

yang datang dari daratan Asia Tenggara, mereka tergolong ke dalam sub ras

Australoid yang bermigrasi ke Indonesia menjadi berbagai keturunan Proto

Melayu. Kelompok ini merupakan pendukung kebudayaan zaman neolitikum

di Indonesia. Sementara peralatan kapak lonjong banyak ditemukan di daerah

Papua. Sehingga jaman ini sering disebut dengan klehidupan Neolitikum

Papua.

2. Zaman Logam

Kehidupan zaman logam di Indonesia banyak ditemukan peralatan yang terbuat

dari perunggu, benda ini merupakan percampuran antara logam tembaga dan

timah. Teknik pembuatannya dinamakan dengan a cireperdue. Peralatan pada

zaman ini diantaranya adalah kapak corong dan nekara. Dinamakan kapak corong

karena bagian ujungnya berbentuk corong dan terdapat lubang untuk memasukan

gagangnya. Beberapa diantaranya da yang ditemuka sebelah sisinya panjang

benda ini dinamakan dengan candrasa. Sementara nekara adalah benda yang

menyerupai dandang yang terbuat dari perunggu. Benda semacam ini ditemuka di

Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Di kepulauan Alor ditemukan nekara

yang ukurannya lebih kecil yang disebut dengan Moko. Benda-benda yang

terbuat dari perunggu yang ditemukan lainnya berupa gelang, anting-anting,

cincin dan kalung. Kebudayaan pada zaman logam ini juga disebarkan oleh

kelompok yang berdatangan dari Asia Tenggara, mereka membentuk keturunan

yang disebut dengan Deutero Melayu. Namun terdapat perbedaan antara

kebudayaan logam di Asia tenggara dengan Indonesia, yaitu di Asia tenggara

ditemukan peralatan dari tembaga, sehingga dikatakan sebagai zaman tembaga.

Sementara di Indonesia tidak mengenal zaman tembaga tetapi langsung memasuki

zaman perunggu setelah zaman batu.

B. Perkembangan Masyarakat Praaksara Indonesia

Sejak awal kehidupannya manusia diduga hidup di padang terbuka, sebagai tempat

mereka mencari makanan. Namun kemudian mereka mencari perlindungan dari hujan

dan panas mentari. Sebagian mereka ada yang berlindung di pohon, dibawah tebing,

atau mereka sengaja membuat tempat berlindung berupa gua. Namua ada juga yang

memilih untuk hidup di tepi sungai atau pantai. Tetapi karena kebutuhan manusia saat

Page 6: sejarah

itu masih tergantung pada alam maka kehidupan merekapun banyak yang tidak

menetap, atau dengan kata lain mereka hidup berpindah-pindah. Kehidupan seperti ini

dinamakan dengan nomaden.

Suatu kebiasaan yang terwujud atas rasa, cipta dan karsa manusia tersebut dinamakan

dengan kebudayaan. Kebudayaan tersebut keberadaannya bisa tetap atau terputus, hal

ini tergantung pada kelompok manusia pendukungnya. Kehidupan manusia Indonesia

terus mengalami perubahan, sehingga di satu sisi dapat berlanjut, sementara sisi yang

lain bisa saja terputus atau berangkai dengan kebiasaan yang baru menggantikannya.

Berkembangnya suatu kebudyaan sebenarnya dipengaruhi oleh faktor keturunan,

misalnya kehidupan bertani akan merupakan warisan dari oerang tuanya dan akan

dicoba dalam kehidupan mereka untuk diteruskan pada generasi berikutnya ; Keadaan

lingkungan alam, maksudnya kondisi zaman ketika mereka tinggal seperti pengaruh

cuaca, keterbatsan kesuburan tanah, serta keterbatasan persediaan makanan di sekitar

mereka, ini mengakibatkan timbul usaha dari mereka untuk mencari sesuatu yang

baru ; serta perwarisan budaya yang berupa profesi dan keterampilan yang

diturunkan kepada anak melalui pendidikan atau penanaman sikap.

Perkembangan kehidupan manusia pra aksara di Indonesia, diawali dengan adanya

kebiasaan pola hidup mencari dan mengumpulkan makanan, cara ini di sebut dengan

kegiatan berburu dan meramu. Pada saat itu keadaan alam masih memungkinkan

untuk mendukung kelangsungan hidup manusia. Dengan masih banyaknya bahan

makanan seperti buah, daun dan umbi yang diambil dari berbagai jenis pohon, serta

binatang yang menjadi hewan buruan masih banyak, sehingga kehidupan mereka

selalu mendekati daerah-daerah yang alamnya masih menyadiakan banyak bahan

makanan. Pada masa kehidupan seperti ini di Indonesia dialami oleh kelompok

manusia dari jenis Pitechatropus erectus sampai jenis Homo soloensis dan Homo

wajakensis . Mereka hidup mengelompok di daerah-daerah pegunungan, hutan dan

sungai serta beberapa tempat yang menarik dalam kehidupan mereka. Tujuan mereka

hidup berkelompok tidak lain adalah untuk mengumpulkan kekuatan ketika mereka di

hadang musuh, serangan binatang buasm serta ancaman bencana seperti banjir,

longsor atau letusan gunungapi. Pada kehidupan berburu ternyata mereka telah

mengenal api. Pada mulanya api mereka lihat dari peristiwa alam, seperti semburan

Page 7: sejarah

gunungapi, sambaran petir atau halilintar, serta panas-panas lain yang dapat

menimbulkan kebakaran hutan. Namun perlahan-lahan mereka dapat mempelajari

gejala lam tersebut. Bahkan meraka sudah mampu menghasilkan api untuk

memanaskan makanan supaya menjadi lunak, serta menghangatkan diri dan menjaga

gangguan binatang yang diduga takut akan api. Api ini diperoleh dengan cara

mengosok-gosokan batu sehingga didapat tekanan dan gas, yang kemudian pancing

dengan benda-benda ringan dan kering maka nyalalah api.

Setelah sekian lama mereka hidup berpindah dan mengumpulkan makanan, pada

suatu saat mereka mencoba menangkap binatang buruannya hidup-hidup dan

memeliharanya di dekat tempat tinggal mereka. Mereka juga melihat penemuan baru

pada biji-bijan yang terkumpul menetuk kecambah bertunas sampai tumbuh menjadi

pohon di mana buah atau biji tersebut diambil. Dari sinilah terbentuk kebudayaan

bercocok tanam. Masa bercocok tanam di Indonesia terjadi bersamaan dengan zaman

neolitikum, hal ini menimbulkan kemahirna penemuan alat terus berkembang. Dalam

tahap ini berdasarkan hasil penelitian diduga mereka mampu membuat jalinan serat

dari akar dan kulit pohon yang berfungsi sebagai pakaian. Kehidupan masyarakat

pada masa bercocok tanam ini mengakibatkan banyak diantara mereka meninggalkan

kehidupan nomaden. Namun karena kemampuan mereka dalam mengolah lahan

masih terbatas lahan yang dijadikan sebagai perladangannya berpindah-pindah. Dari

budaya ini pula muncul adanya pembangunan rumah tinggal yang dibangun secara

bersama-sama. pada masa bercocok tamam juga sudah terbentuk sistem kehidupan

pembagian kerja serta kepercayaan untuk menunjuk seorang pemimpin.

C. Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara Indonesia

Beberapa ahli sejarah telah melakukan berbagai penelitian, termasuk salah seorang

tokohnya yaitu Von Heine Geldern. Dan dia membuat suatu gambaran umum

kehidupan prasejarah di Indonesia sebelum datangnya peradaban kepercayaan yang

lebih modern. Namun diantara alat yang banyak ditemukan ternyata mereka telah

mampu menanam padi dan menggunakan alat pemotongnya (anai-anai)/ketam,

meragi beras hingga didapat tuak (minuman keras), berternak berbegai hewan

makanan, membuat periuk dan belangga, membuat pakaian penutup badan,

Page 8: sejarah

mendirikan rumah serta mendirikan bangunan bangunan dari batu. Mereka juga telah

membentuk suatu sistem kepercayaan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya tempat-

tempat tempat pemucaan yang sebagian besar dibuat dari batu. Beberapa temuan

diantaranya :

- menhir, sebuah tugu batu tunggal yang didirikan untuk upacara

penghormatan terhadap nenek moyang

- dolmen, berupa peti mayat

- sargofagus, yang fungsinya sama dengan dolmen

- punden berundak-undak yang berfungsi untuk penujaan

- waruga, yaitu kubur batu yang berbentuk bulat

- arca merupakan patung yang dianggap sebagai jelmaan nenek moyang

Benda-benda tersebut kebanyakan dibuat dari batu yang berukurna besar. Sehingga

pada zaman kebudayaan ini sering disebut dengan masa megalitikum, tetapi

sebenarnya masih satu masa dengan neolitikum.

Perkembangan kehidupan manusia praaksara juga di Indonesia telah menganal

adanya teknologi pelayaran, sehingga mereka mampu menyebrangi lautan dengan

mempergunakan perahu bercadik.

Latihan

A. Pilihlah Jawaban yang paling tepat

1. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab ayng memiliki arti dasar yaitu ….

a. arah

b. pohon

c. jalan

d. kehidupan

2. untuk menggambarkan kehidupan manusia di masa lampau kita harus

mendapatkan bahan-bahan yang berkaitan dengan kehidupan mereka pada zamannya,

bahan-bahan tersebut dinamakan sebagai……

a. benda kuno

b. peninggalan purbakala

Page 9: sejarah

c. catatan prasejarah

d. sumber sejarah

3. Dr. Eugene Dubois di desa Trinil telah meneliti satu unit fosil manusia

purba yang diberi sebutan…..

a. Meganthropus palaeojavanicus

b. Pithecanthropus erectus

c. Homo Soloensis

d. Homo Neandertalensis

4. Julukan cavemen pada kelompok manusia Homo Sapiens karena …..

a. makhluk itu sering berkelana

b. makhluk yang hidupnya memakan binatang

c. makhluk yang bertempat tinggal di dalam gua

d. makhluk itu menyerupai kera dan berbulu

5. Sejumlah perkakas yang digunakan manusia purba pada kebudayaan

Pacitan adalah ….

a. menhir

b. dolmen

c. chopper

d. candrasa

6. Bekas-bekas yang ditemukan berupa kjokkenmoddinger adalah pada

zaman ….

a. palaeolitikum

b. mesolitikum

c. megalitikum

d. neolitikum

7. Peralatan utama yang paling banyak ditemukan pada kebudayaan

neolitikum adalah ….

a. kapak genggam dan pipisan

b. alat panah dan kapak perimbas

c. kapak persegi dan kapak lonjong

d. pipisan dan alat panah

Page 10: sejarah

8. Benda berupa kapak dari perunggu yang sebelah sisinya panjang

dinamakan dengan ….

a. kapak corong

b. candrasa

c. nekara

d. pipisan

9. Corak kehidupan nomaden pada kehidupan manusia praaksara berupa

……

a. kehidupan mengembara sehingga memiliki tempat yang

berpindah-pindah

b. membangun gua tempat bermukim supaya menetap

c. penyesuaian diri dengan lingkungan sehingga dibuat berbagai

peralatan untuk berburu

d. kehidupan bercocok tanam dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya

10. Sistem pembagian kerja pada kehidupan masyarakat purba mulai berlaku

pada saat mereka memiliki kehidupan ….

a. berburu

b. meramu

c. bercocok tanam

d. industri

B. Jawablah semua pertanyaan berikut ini dengan tepat

1. Sebutkan tingkatan-tingkatan usia manusia purba

2. Mengapa kebudayaan penggunaan kapak longjong pada manusia pra

aksara di Indonesia sering disebut dengan neolitikum papua

3. Sebutkan perbedaan zaman logam antara Asia Tenggara dan Indonesia.

4. Jelaskan 3 faktor yang dapat mempengaruhi maju atau berkembangnya

suatu kebudayaan

5. Dengan tujuan apakah manusia purba hidup berkelompok