sejarah

23
Kelompok 4 Alya Titania Annisaa’ Fitri Annisa Jayanti Ramadhany M. Fathony Nashiha Firta Yosiana Ria Donna Nursahfitri

Upload: alya-titania-annisaa

Post on 24-Jul-2015

35 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah

Kelompok 4

Alya Titania Annisaa’

Fitri Annisa

Jayanti Ramadhany

M. Fathony

Nashiha Firta

Yosiana Ria Donna

Nursahfitri

Page 2: Sejarah

Perjuangan Diplomatik Menghadapi Agresi Militer II Belanda

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melakukan aksi militer kedua terhadap wilayah RI. Dalam aksi itu, Belanda berhasil menguasai Yogyakarta dan menawan presiden dan wakil presiden. Sebelum itu, presiden telah memberi mandat pada Syafruddin Prawiranegara di Sumatra untuk membentuk PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia). Sementara Jendral Sudirman menyingkir ke luar kota untuk memimpin perang gerilya.Menanggapi keadaan tersebut, tanggal 24 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi sebagai berikut.

1. Menghentikan permusuhan2. Membebaskan presiden serta pemimpin-pemimpin RI yang ditangkap

pada tanggal 19 Desember 19483. Memerintahkan pada KTN agar memberikan laporan lengkap mengenai

situasi di Indonesia sejak tanggal 19 Desember 1948

Page 3: Sejarah

Untuk menghadapi serangan Belanda, pasukan TNI atas gagasan dari Sri Hamengkubuwono IX melakukan serangan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap Yogyakarta dan berhasil menduduki Yogyakarta selama 6 jam. Tekanan terhadap Belanda juga diberikan oleh dunia Internasional karena Amerika mengancam akan mencabut Marshal Plan pada Belanda.

Karena desakan PBB, pihak Belanda mengadakan pendekatan terhadap RI. PM Belanda Dr. Drees mengundang Prof. Dr. Supomo untuk berunding. Selain itu, diadakan pertemuan pada tanggal 21 Januari 1949 antara BFO dengan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Pimpinan delegasi menyatakan bersedia berunding jika diawasi oleh komisi PBB.

Page 4: Sejarah

Perundingan Roem-Royen• Pada tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB

memutuskan bahwa tugas KTN digantikan oleh UNCI yang beranggotakan Crithchley mewakili Australia, Herremans mewakili Belgia, dan Merle Cochran mewakili Amerika Serikat.

• Perundingan dilakukan di Hotel Des Indes, Jakarta, dipimpin oleh Merle Cochran, delegasi Indonesia dipimpin oleh Moh. Roem sebagai ketua dan Ali Sostroamijoyo sebagai wakil ketua. Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr J.H. van Royen.

Page 5: Sejarah

17 Mei 1949 tercapai persetujuan antara pihak RI dan Belanda. Pernyataan pihak RI, yaitu:

1. Mengeluarkan perintah kepada pengikut RI yang bersenjata untuk menghentikan perang gerilya2. Kerjasama dalam pengembalian perdamaian serta menjaga keamanan dan ketertiban3. Turut serta dalam KMB di Den Haag dengan maksud mempercepat “penyerahan” kedaulatan yang sungguh-sungguh dan lengkap kepada Negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat.

Page 6: Sejarah

Pernyataan pihak Belanda, yaitu:1. Delegasi Belanda menyetujui pembentukan panitia bersama

dibawah pengawasan komisi PBB.2. Pemerintah Belanda menyetujui bahwa pemerintah RI harus

bebas dan leluasa melakukan jabatan sepatutnya dalam satu daerah meliputi Keresidenan Yogyakarta.

3. Pemerintah Belanda membebaskan tidak bersyarat pemimpin-pemimpin RI dan tahanan politik yang ditangkap sejak tanggal 19 Desember 1948

4. Pemerintah Belanda menyetujui RI sebagai bagian dari negara Indonesia Serikat.

5. KMB di Den Haag akan diadakan secepat mungkin.

Page 7: Sejarah

Sebagai tindak lanjut dari perundingan Roem-Royen pada tanggal 22 Juni 1949 diadakan perundingan antara RI, BFO, dan Belanda. Yang menghasilkan :1. Pengembalian pemerintah RI ke

Yogyakarta dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 1949.

2. Mengenai penghentian permusuhan akan dibahas setelah pemerintah RI kembali ke Yogyakarta.

3. KMB diusulkan akan diadakan di Den Haag.

Setelah pemimpin RI kembali ke Yogyakarta pada tanggal 13 Juli 1949 pukul 20.30 diadakan sidang kabinet dimana Sri Sultan Hamengkubuwono IX diangkat sebagai Menteri Pertahanan dan Koordinator Pertahanan.

Page 8: Sejarah

Pada tanggal 19-29 juli 1949 di Yogyakarta diadakan perundingan antara pihak RI dan BFO yang disebut Konferensi Antar–Indonesia. Perundingan tersebut menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut.1) Bidang Ketatanegaraan Negara Indonesia Serikata) Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik

Indonesia Serikat berdasarkan demokrasi dan federalismeb) RIS akan dikepalai oleh seorang presiden konstitusional yang

dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada DPR

c) Akan dibentuk dua badan perwakilan, yaitu sebuah DPR dan sebuah dewan perwakilan negara bagian (senat))

d) Pemerintahan Federal Sementara akan menerima kedaulatan bukan saja dari pihak belanda, melainakn pada saat yang sama juga dari pihak Republik Indonesia.

G . Konferensi Antar - Indonesia

Page 9: Sejarah

2) Bidang Militera) Angkatan Perang RIS (APRIS) adalah angkatan

perang nasional. Presiden RIS adalah panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS.

b) Pertahanan negara adalah semata-mata hak pemerintahan RIS, negara-negara bagian tidak akan memiliki angkatan perang sendiri.

c) Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh pemerintah RIS dengan intinya angkatan perang RI (TNI), bersama-sama dengan orang Indonesia yang tergabung dalam KNIL, ML, KM, VB, dan territoriale Bataljons.

d) Pada masa permulaan RIS, menteri pertahanan dapat merangkap sebagai Panglima Besar APRIS.

Page 10: Sejarah

Konferensi Antar – Indonesia dilanjutkan di Jakarta pada tanggal 30 juli 1949 dipimpin oleh Perdana Menteri Moh. Hatta . Perundingan itu bertujuan membahas pelaksanaan pokok-pokok peresetujuan yang telah diambiul di Yogyakarta. Dalam perundingan ini, kedua belah pihak menyepakati pembentukan Panitia Persiapan Nasional yang bertugas menjaga suasana tertib sebelum dan sesudah Konferensi Meja Bundar (KMB) . Pada bulan Agustus tahun 1949, presiden Soekarno dan Wakil Mahkota Belanda memerintahkan penghentian tembak-menembak mulai tanggal 11 Agustus untuk Jawa dan 15 Agustus untuk Sumatra.

Page 11: Sejarah

Konferensi Meja Bundar

Pada tanggal 4 Agustus 1949, delegasi Indonesia

diberangkatkan untuk mengikuti KMB. Konferensi

Meja Bundar berlangsung pada tanggal 23 Agustus – 2 November 1949 di Den Haag, Belanda.

Hasil yang dicapai dalam KMB antara lain sebagai berikut.

1. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

2. Status Irian akan diselesaikan dalam waktu setahun sesudah pengakuan kedaulatan

Page 12: Sejarah

3. Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda berdasarkan kerja sama sukarela dan sederajat

4. RIS mengembalikan hak milik Belanda serta memberikan hak konsesi dan izin baru untuk perusahaan Belanda

5. RIS harus membayar semua utang-utang Belanda yang dibuat sejak tahun 1942

Sementara itu antara pihak RI dan BFO tanggal 29 Oktober ditandatangai persetujuan menganai konstitusi RIS dan diajukan ke KNIP.

Sebanyak 226 suara menyetujui hasil KMB, dengan demikian hasil KMB dapat diterima dengan suara mayoritas di KNIP.

Page 13: Sejarah

Pada 15 Desember 1949 diadakan pemilihan presiden RIS dengan calon tunggal Ir. Soekarno. Kemudian Ir. Soekarno dipilih sebagai presiden dan esok harinya diambil sumpahnya. Tanggal 20 Desember, Kabinet RIS pertama dibentuk dengan Moh. Hatta sebagai perdana menterinya. Lalu pada 23 Desember, delegasi RIS berangkat ke Belanda untuk menandatangani akta “penyerahan” kedaulatan dari pemerintah Belanda.

Page 14: Sejarah

Tanggal 27 Desember 1949, baik di Belanda maupun di Indonesia dilakukan upacara penyerahan kedaulatan. Di Belanda, bertempat di Ruang Tahta Amsterdam, Ratu Juliana, PM Belanda Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J.A Sassen, dan Moh. Hatta bersama membubuhkan tanda tangan pada naskah penyerahan kedaulatan RIS. Sementara di Jakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menerima penyerahan kedaulatan dari Wakil Tinggi Mahkota, A.H.J Lovink melalui suatu upacara. Dengan demikian, secara formal Belanda telah memberikan pengakuan kemerdekaan Indonesia di seluruh bekas Hindia-Belanda, kecuali Papua.

Page 15: Sejarah

Pembentukan NRIS

Terbentuk atas persetujuan KMB

Terdiri dari 16 negara bagian

Kabinet RIS adalah Zaken Kabinet

Republik Indonesia Serikat :

Page 16: Sejarah

NEGARA BAGIAN NEGARA OTONOM

NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAWA TENGAH

NEGARA INDONESIA TIMUR BELITUNG

NEGARA PASUNDAN KALIMANTAN BARAT

NEGARA JAWA TIMUR DAERAH BANJAR

NEGARA MADURA KALIMANTAN TIMUR

NEGARA SUMATRA TIMUR BANGKA

NEGARA SUMATRA SELATAN RIAU

DAYAK BESAR

KALIMANTAN TENGGARA

Page 17: Sejarah

2. Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia

Awal tahun 1950 merupakan periode krusial bagi Indonesia. Pertentangan dan konflik untuk

menentukan bentuk negara bagi bangsa dan negara Indonesia tengah berlangsung. Pada satu sisi,

secara resmi saat itu Indonesia merupakan negara federal, sebagaimana hasil Konferensi Meja Bundar

(KMB). Akan tetapi, pada saat yang bersamaan muncul gerakan yang menentang keberadaan

negara federal itu. Gerakan ini eksis bukan saja dari kalangan elit. Tetapi juga dikalangan masyarakat

bawah. Gerakan tersebut menghendaki diubahnya bentuk negara federal menjadi Negara Kesatuan.

Page 18: Sejarah

Dengan diratifikasinya hasil-hasil KMB oleh KNIP yang bersidang tanggal 6-15 Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara yang berbentuk federal ini terdiri dari 16 negara bagian yang masing-masing mempunyai luas daerah dan jumlah penduduk yang berbeda. Negara bagian yang terpenting, selain Republik Indonesia yang mempunyai daerah terluas dan penduduk yang terbanyak, ialah Negara Sumatra Timur, Negara Sumatra Selatan, Negara Pasundan, Dan Negara Indonesia Timur. Sebagian besar negara bagian yang tergabung dalam RIS mendukung untuk terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Page 19: Sejarah

• Bagian terpenting dari keputusan KMB adalah terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat.

• Dampak dari terbentuknya negara RIS adalah konstitusi yang digunakan bukan lagi UUD 1945, melainkan konstitusi RIS tahun 1949. Dalam pemerintahan RIS jabatan presiden dipegang oleh Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad hatta sebagai perdana menteri. Berdasarkan pandangan kaum nasionalis pembentukan RIS merupakan strategi pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah kekuatan bangsa indonesia sehingga belanda akan mudah mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya di Republik Indonesia.

• Reaksi rakyat atas terbentuknya RIS terjadinya demontrasi-demontrasi yang menghendaki pembubaran RIS dan penggabungan beberapa Negara bagian RIS.

Page 20: Sejarah

• Belanda membentuk federal sementara yang akan berfungsi sampai terbentuknya negara Indonesia Serikat. Dalam hal ini, RI baru akan diizinkan masuk dalam NIS jika permasalahan dengan Belanda sudah dapat teratasi. Selain itu, Belanda berusaha melenyapkan RI dengan melaksanakan Agresi Militer II. Belanda berharap jika RI dilenyapkan, Belanda dapat dengan mudah mengatur negara-negara bonekanya. Akan tetapi, perhitungan Belanda melesat. Agresi militer belanda II, menyebabkan Indonesia mendapatkan simpati dari negara Internasional. Akhirnya, Belanda harus mengakui Kedaulatan Indonesia berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar.

Page 21: Sejarah

Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan penandatanganan pengakuan kedaulatan. Dengan diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda, Indonesia berubah menjadi Negara Serikat. Akibatnya terbentuklah Republik Negara Serikat. Meskipun demikian, bangsa Indonesia bertekad untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang dari delapan bulan masa berlakunya, RIS berhasil dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa Indonesia.

Page 22: Sejarah

Proses kembalinya ke NKRI1. Beberapa negara bagian membubarkan diri dan bergabung dengan RI, Negara Jawa Timur, Negara Pasundan,Negara Sumatra Selatan, Negara Kaltim, Kalteng, Dayak, Bangka, Belitung dan Riau.2. Negara Padang bergabung dengan Sumatra Barat, Sabang bergabung dengan Aceh.3. Tanggal 5 April 1950 RIS hanya terdiri dari : Negara Sumatra Timur, Negara Indonesia Timur, Republik Indonesia.4. Ketiga negara ini (Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Sumatra Timur) kemudian bersama RIS sepakat untuk kembali ke negara kesatuan

Page 23: Sejarah

5. Pada tanggal 3 April 1950 dilangsungkan konferensi antara RIS- NIT-NST. Kedua negara bagian tersebut menyerahkan mendatnya kepada perdana Menteri RIS Moh. Hatta pada tanggal 12 Mei 1950.6. Pada 19 Mei 1950 diadakan kesepakatan dan persetujuan yang masing-masing diwakili oleh : RIS oleh Moh. Hatta, RI oleh dr. Abdul Halim.7. Hasil kesepakatan “ NKRI akan dibentuk di Jogjakarta, dan pembentukan panitia perancang UUD.8. Pada 15 Agustus 1950, setelah melalui berbagai proses, dilakukan pengesahan UUS RIS yang bersifat sementara sehingga dikenal dengan UUD’S 1950. Ini menunjukkan akan terjadi perubahan. UUD’s ini di sahkan oleh presiden RIS. UUD RIS terdiri dari campuran UUD 45 dan UUD RIS.9. Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan.